SlideShare a Scribd company logo
1 of 128
Download to read offline
PENGARUH PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MODEL
FLIPPED CLASSROOM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI (KELAS X IPS 1 MA’ARIF NU
5 SEKAMPUNG)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nur Azizah
NIM 1117015000001
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Studi Kasus Kelas X IPS 2
Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Nur Azizah
NIM 11170150000001
Yang mengesahkan,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd Syairul Bahar, M.Pd
NIP. 198312052011012012 NIP. 19890123 201903 1 011
PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Studi Kasus Kelas
X IPS 2 Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung) disusun oleh Nur Azizah, NIM
11170150000001, Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 06, Juli 202
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd Syairul Bahar, M.Pd
NIP. 198312052011012012 NIP. 19890123 201903 1 011
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped
Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Kelas
X IPS 1(Studi Kasus Madrasah Aliyah Ma’arif Nu 5 Sekampung, Lampung
Timur)” oleh Nur Azizah, NIM 11160150000001, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 11 Agustus 2022
dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
(S1) dalam bidang Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta, 11 Agustus 2022
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Sidang (Kepala Prodi Tadris IPS)
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd.
NIP. 19730424 2008011 012
Sekretaris Sidang (Sekprodi Tadris IPS)
Andri Noor Ardiansyah, M.Si.
NIP. 19840312 201503 1 002
Dosen Penguji I
Drs. Syaripulloh, M. Si
NIP. 196709092007011033
Dosen Penguji II
Drs. Rusli Iahaq, M.Pd
NIP. 196502192014111001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
i
ABSTRAK
Nur Azizah (11170150000001), Pengaruh Pembelajaran Blended
Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Geografi (Kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung). Skripsi
jurusan Pendiidkan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran
blended learning model flipped classroom terhadap motivasi siswa dalam mata
pelajaran geografi siswa kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan soal tes dan angket, tes terdiri dari pretest
dan posttest sebanyak 10 soal. Popuasi penelitian adalah seluruh peserta didik
kelas X IPS di Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung. Sampelnya adalah
peserta didik kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung. Data penelitian dianalisis
dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
diperoleh rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar 59,77%. Selain itu hasil uji
hipotesis menggunakan uji-t pada posttest diperoleh nilai t hitung adalah 3,386
dan nilai t tabel adalah 1.69726 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pada kelas
eksperimen diperoleh nilai rata- rata pretest sebesar 42.3, sedangkan setelah
dilakukanya treatment memperoleh hasil rata-rata sebesar 76 dengan ini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran blended learning model flipped classroom
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas
X IPS 1 di madrasah aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung.
Kata Kunci : pembelajaran, blended learning model flipped classroom,
motivasi siswa
ii
ABSTRAK
Nur Azizah (11170150000001), The Effect of Flipped Classroom Blended
Learning on Students' Learning Motivation in Geography Subjects (Class X IPS 1
Ma'arif NU 5 Sekampung). Thesis majoring in Social Science Education. Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2022.
This study aims to determine the effect of blended learning with the
flipped classroom model on student motivation in geography subjects for class X
IPS 1 Ma'arif NU 5 Sekampung students. The method used in this research is
quasi-experimental. Data collection techniques in this study used test questions
and questionnaires, the test consisted of 10 questions pretest and posttest. The
research population was all students of class X Social Studies at Madrasah Aliyah
Ma'arif NU 5 Sekampung. The sample is class X IPS 1 Ma'arif NU 5 Sekampung
students. The research data were analyzed using quantitative descriptive. The
results showed that the average N-gain of the experimental class was 59.77%. In
addition, the results of hypothesis testing using the t-test in the posttest obtained
the t-count value is 3.386 and the t-table value is 1.69726 meaning Ho is rejected
and Ha is accepted. In the experimental class, the average pretest score was 42.3,
while after the treatment, the average result was 76. It can be concluded that the
flipped classroom blended learning model has an effect on students' learning
motivation in geography subjects in class X IPS 1 at the madrasah. aliyah Ma'arif
NU 5 Sekampung.
Keywords: learning, blended learning model flipped classroom, student
motivation
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi ini dengan baik dan lancar. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah
limpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya
dan para pengikutnya.
Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan Proposal Skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis
sampaikan kepada:
Dalam proses penyusunan Proposal Skripsi ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu sabar
membimbing mahasiswa/i Pendidikan IPS.
3. Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
iv
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ceria dan sabar dalam
membimbing mahasiswa/i Pendidikan IPS.
4. Dosen pembimbing akademik, Didin Syafruddin M.A., Ph. yang sudah
membimbing penulis dengan sangat baik dengan penuh kesabaran.
5. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan skripsi
ini.
6. Tri Harjawati, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, dorongan, pengarahan, dan saran serta
do’a dalam pembuatan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kepala sekolah MAN 1 Metro dan bapak/ ibu guru yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di wilayahnya.
10. Bapak/Ibu dan siswa para informan yang telah bersedia menjadi
narasumber untuk penelitian ini.
Lampung, 19 Desember 2020
Penyusun
Nur Azizah
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...........................................................................................................................i
ABSTRAK ..........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................iii
DAFTAR ISI. .....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................v
DAFTAR TABLE .............................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................vii
BAB I1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah .........................................................................................5
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian ..............................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................5
BAB II .................................................................................................................................7
2. 1 Kajian Teori ......................................................................................................7
1. Pembelajaran ..............................................................................................7
2. Pembelajaran Online .................................................................................10
3. Model Pembelajaran Blended Learning ....................................................15
4. Motivasi Belajar ........................................................................................19
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................................29
2.3 Kerangka Berfikir . ...........................................................................................32
2.4 Hipotesis Tindakan ..........................................................................................33
BAB III ...............................................................................................................................34
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian .........................................................................34
3.2 Pendekatan Penelitian ......................................................................................35
3.3 Metode Penelitian ............................................................................................35
3.4 Variabel Penelitian ...........................................................................................36
3.5 Populasi Dan Sampel .......................................................................................39
1. Populasi .....................................................................................................39
2. Sampel .......................................................................................................39
3.6 Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data ...........................................40
1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................40
2. Pengolahan Data .......................................................................................44
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................45
1. Uji Prasyarat Analisis Data. ......................................................................45
2. Analisis Data .............................................................................................45
BAB IV ...............................................................................................................................49
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................49
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................................49
2. Latar Belakang Historis ...........................................................................51
3. Data Jumlah Siswa Per tahun ....................................................................52
4. Data Fisik (Sarana-Prasarana) ...................................................................53
4.2 Deskripsi Data ..................................................................................................54
4.3 Uji Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ......................................................54
1. Uji Prasyarat Analisis Data .......................................................................54
2. Analisis Data .............................................................................................56
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................................59
4.4 Keterbatasan Penelitian ....................................................................................63
BAB V ................................................................................................................................65
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................65
5.2 Implikasi ....................................................................................................................65
5.3 Saran ..........................................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 rumus quasi experimental design………………………………………………36
Gambar 3.2 Kerangka Variabel………………………………………………………….......39
Gambar 3.3 rumus uji hipotesis……………………………………………………………...46
Gambar 3.4 rumus uji-T……………………………………………………………………..46
Gambar 4.1 gedung ma’arif NU 5 Sekampung……………………………………………...49
DAFTAR TABLE
Tabel 2.1 Proses pembelajaran Flipped Classroom ………………………………………..18
Table 2.2 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………29
Table 2.3 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………30
Table 2.4 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………31
Table 2.5 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………31
Table 3.1 Uraian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian…………………………….34
Table 3.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel………………………....36
Table 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes…………………………………………………….41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X………………………………………………….42
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Variable Y…………………………………………………43
Tabel 3.5 Instruments indeks N-Gain………………………………………………………47
Table 4.1 tingkat Pendidikan guru………………………………………………………….52
Table 4.2 Data Jumlah Siswa Per Tahun…………………………………………………...52
Tabel 4.3 Data Fisik Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung………………………...53
Tabel 4.4 Uji Normalitas Motivasi Siswa…………………………………………………..54
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Motivasi Siswa………………………………………………..55
Tabel 4.6 Uji Perbedaan Hasil Post-Pre Test Siswa………………………………………..57
Tabel 4.7 Uji N-Gain pada hasil nilai Pre-Test dan Post-Test siswa………………………58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 lembar uji referensi ...................................................................................70
Lampiran 2 surat-surat .................................................................................................73
Lampiran 3 RPP ...........................................................................................................76
Lampiran 4 Angket Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom .......84
Lampiran 5 Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Blended
Learning Model Flipped Classroom . ........................................................89
Lamppiran 6 soal pre- tes dan post-test ......................................................................100
Lampiran 7 Hasil uji pre-test dan pos-test.................................................................. 106
Lampiran 8 Foto-foto kegiatan ...................................................................................108
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan-
pem dan akhiran-an. Menurut James O. Wittaker dalam jurnal Nidawati
belajar dalam perspektif psikologi dan agama, ”Learning may be defined as
the process by which behavior originates or is altered through training or
experience”. Pengertian belajar merupakan proses di mana tingkah laku
ditimbulkan melalui latihan atau pengalama.1
Sehingga belajar dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja baik secara formal maupun non-formal, dan
belajar merupakan proses kompleks yang terjadi pada setiap manusia
sepanjang hidup. Pembelajaran yang dilakukan secara formal seperti
pembelajaran yang dilakukan di lingkungan sekolah, proses belajar terjadi
akibat peserta didik memperoleh pengetahuan di dalam lingkungan sekolah.
Keberhasilan pembelajaran ini tidak lepas dari cara mengajar pendidik
dan cara belajar peserta didik. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila adanya
perubahan tingkah laku peserta didik, baik dari perubahan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan peserta didik.2
Selain itu pendidik membantu peserta didik
untuk mengembangkan potensi, kemampuan, sikap, dan keterampilan secara
optimal. Dengan begitu pendidik harus menciptakan proses pembelajaran
secara menarik, nyaman, aman, dan memudahkan peserta didik untuk
memahami apa yang diajarkan oleh pendidik.
Teknologi pendidikan memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran, yakni mengatasi masalah belajar, mempermudah proses
pembelajaran, dan menumbuhkan minat belajar.3
Hal tersebut sesuai dengan
1
Nidawati, Belajar Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama, Jurnal Pionir, Volume 1, Nomor 1,
Juli-Desember 2013
2
Luh Rika Sukayanti , I Komang Sudarma , I Nyoman Jampel, Pengembangan Blended Learning
Tipe Flipped Classroom Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas Xi, Jurnal Edutech Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol. 6 No. (1) Pp. 134-146
3
Ibid, Hlm. 134-146
2
definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational
Communication and Technology (AECT) dalam Mahadewi, konsep teknologi
pendidikan diartikan sebagai berikut. “Teknologi pendidikan merupakan
kajian dan praktik etika tentang memfasilitasi belajar dan meningkatkan
kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses dan sumber
teknologi yang tepat”. 4
Teknologi pendidikan membantu memecahkan
masalah pembelajaran pada manusia secara fleksibel.
Dengan berkembangnya teknologi pendidikan di zaman sekarang ini
pembelajaran blended learning ini sangat cocok untuk diterapkan
dilingkungan sekolah. Didalam jurnalnya Meyla Kurniawati dalam judul
Penerapan Blended Learning Menggunakan Model Flipped Classroom
Berbantuan Google Classroom Dalam Pembelajaran Matematika SMP,
Menurut Dwiyogo mengatakan bahwa Pembelajaran berbasis blended
learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan cara penyampaian
pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer
secara offline, dan online. 5
Kombinasi pembelajaran antara pembelajaran
tradisional dengan pembelajaran modern yang menggunakan laptop, tablet,
smartphone, dan alat teknologi lainya. Belajar dengan seperti ini membuat
peserta didik lebih semangat dan memotivasi siswa sehingga siswa tidak
merasa bosan dengan model pembelajaran yang hanya tatap muka saja atau
online saja.
Model flipped classroom menjadikan sesuatu yang biasa diselesaikan
dikelas kini dapat diselesaikan dirumah, dan begitupun sebaliknya yang biasa
diselesaikan dirumah kini diselesaikan dikelas. Didalam jurnalnya usmadi
dalam judul Penerapan Strategi Flipped Classroom dengan Pendekatan
Scientific dalam Pembelajaran Matematika pada Kelas XI SMKN 2 Padang
Panjang menurut Menurut O'Flaherty & Phillips Flipped Classroom adalah
strategi pembelajaran campuran yang membalikkan model pengajaran dan
4
Ibid
5
Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning
Menggunakan Model Flipped Classroom Berbantuan Google Classroom Dalam Pembelajaran
Matematika Smp, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, Hlm. 8 – 19
3
pembelajaran di dunia pendidikan secara tradisional.6
Ketika pembelajaran
dengan model Flipped Classroom, pembelajaran yang biasanya berlangsung
selama waktu tatap muka, sebelumnya direkam dan disediakan bagi peserta
didik untuk menonton sebelum kelas tatap muka, sementara kesempatan untuk
memperdalam, memperluas dan menerapkan pemahaman peserta didik
tentang materi yang direkam adalah dengan cara strategi pembelajaran aktif di
waktu pembelajaran di kelas.
Dengan menggunakan model flipped classroom ini membuat peserta
didik dapat lebih mudah memahami materi karena peserta didik dapat
memutar kembali video penjelasan materi pelajaran yang telah pendidik
bagikan, selain itu peserta didik dapat mencari sumber-sumber lain melalui
internet sehingga mereka dapat mencari informasi secara luas. Selanjutnya
mereka dapat memperdalam materi dan memecahkan masalah di dalam kelas
bersama guru dan teman-teman kelasnya. Dengan seperti ini pembelajaran
tidak lagi monoton dan peserta didik lebih semangat dalam belajarnya.
Dalam tercapainya tujuan pembelajaran dibutuhkannya motivasi
belajar, karena belajar adalah kegiatan pokok dalam prose pembelajaran di
sekolah. Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi
intrinsik (keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik
(keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar).7
Dengan menciptakan suasana baru pada saat
kegiatan pembelajaran juga dapat membantu membuat siswa menjadi
termotivasi ekstrinsik.
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, peserta didik masih
pasif dalam kegiatan belajar pembelajaran, hal ini diakibatkan model
pembelajaranya masih menggunakan metode ceramah satu arah sehingga
membuat siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran, ketika tanya
6
Usmadi, Ergusni , Penerapan Strategi Flipped Classroom Dengan Pendekatan Scientific Dalam
Pembelajaran Matematika Pada Kelas Xi Smkn 2 Padang Panjang, Jep | Vol 3, No. 2
7
Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal, Vol.
5, No. 2
4
jawab di dalam kelas hanya beberapa peserta didik saja yang menanggapi
pertanyaan dari guru.
Ketika peneliti melakukan wawancara kepada guru belum menerapkan
metode dan Teknik pembelajaran tertentu, beliau hanya melakukan kegiatan
pembelajaran semampu dan sebisa beliau tetapi mengusahakan memberikan
yang terbaik dan semaksimal mungkin untuk peserta didiknya agar tetap
mampu memahami materi. Selain kurangnya variasi dalam model
pembelajaran, kurangnya bahan ajar juga mempengaruhi motivasi belajar,
terutama pada mata pelajaran geografi yang mempelajari tentang lingkungan
alam dan fisik sehingga lebih membutuhkan contoh atau terjun langsung
kelapangan.
Namun masalah yang sampai saat ini mengemuka dalam pembelajaran
geografi adalah rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar geografi.
Belajar geografi cenderung membosankan dan tidak bermakna. Akibatnya,
tujuan pembelajaran geografi seringkali tidak tercapai.8
Hal ini terjadi akibat
guru hanya menggunakan model pembelajaran dengan satu arah dan siswa
hanya bisa membaca di buku paket saja, sehingga siswa hanya membayangkan
tanpa diberikan contohnya dan diajak observasi secara langsung. Padahal
menurut Preston E James ilmu Geografi dapat disebut sebagai induk dari
segala ilmu pengetahuan karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai
dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing. 9
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik meneliti tentang
“Pengaruh Metode Pembelajaran Blended Learning Metode Flipped
Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi
(Kelas X IPS 1 MAN 1 Metro, Lampung Tengah)”
8
Iwan Setiawan, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geografi Melalui Pengembangan Media
Pendidikan, Artikel, Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Fpips Upi.
9
Tim Geografi, Pengetahuan Dasar Geografi, Pp-Paud Dan Dikmas Jawa Barat 2017, Hlm. 3
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Peserta didik masih pasif dalam kegiatan belajar pembelajaran.
2. Guru belum menerapkan metode dan teknik pembelajaran.
3. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran dan kurangnya bahan ajar.
Rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar geografi.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka masalah dapat dibatasi
sebagai berikut:
Pembatasan umum:
Guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah, sehingga peserta
didik menjadi pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Pembatasan khusus:
Penelitian ini hanya memfokuskan pada Pengaruh Pembelajaran Blended
Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Geografi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah peneliti uraikan, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Pengaruh Pembelajaran
Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran Geografi?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah : untuk
mengetahui Bagaimana Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model
Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran
Geografi
6
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yaitu:
1. Manfaat teoritis
Untuk memberikan kontribusi ilmiah pada kajian tentang
kependidikan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk
kegiatan belajar pembelajaran.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam
menerapkan model pembelajaran.
b. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi bagi
penelitian-penelitian yang akan datang dalam konteks permasalahan
yang berkaitan dengan Pembelajaran Blended Learning Model Flipped
Classroom.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha untuk mempengaruhi
emosi, intelektual, dan spiritual agar seseorang berminat untuk belajar
dengan kemauan sendiri. Melalui proses pembelajaran moral
keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik akan terbentuk
dengan berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar yang sesuai dengan lingkungan belajar. 10
Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetah uan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. 11
Dengan begitu pembelajaran merupakan usaha pendidik dalam
membimbing peserta didik untuk menciptakan lingkungan belajar.
Melalui proses pembelajaran moral keagamaan, aktivitas, dan
kreativitas peserta didik akan terbentuk dengan berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar yang sesuai dengan lingkungan
belajar.12
dengan demikian pembelajaran merupakan usaha-usaha yang
direncanakan dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi
kegiatan proses belajar dalam diri peserta didik. pembelajaran
merupakan suatu proses, maka pembelajaran merupakan kegiatan
pendidik dalam rangka membuat siswa untuk belajar. Proses tersebut
meliputi :
10
Zainal Rafli, Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat), (Yogyakarta : Gurudhawaca,
2016), Hlm. 419
11
Ibid, Hlm
12
Ibid, Hlm.
8
a. Persiapan dari mulai merencanakan program pengajaran tahunan,
semester, dan penyusunan perencanaan mengajar dilengkapi
dengan persiapan media belajar, dan evaluasi.
b. Pelaksanaan kegiatan belajar dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola yang berbentuk
pengayaan atau penambahan jam pelajaran, dan remedial bagi
siswa yang mendapatkan kesulitan dalam belajar.
Dari semua pendapat mengenai pembelajaran menurut para ahli
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan sebuah interaksi
antara pendidik yang memberikan bahan ajar kepada peserta didik,
dan didalam proses pembelajaran terdapat kegiatan yang dirancang
agar peserta didik termotivasi untuk belajar dan menerima materi yang
diberikan oleh pendidik.
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku
atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik dalm buku perencanaan pembelajaranuntuk
kejuruan menyebutkan bahwa komponen-komponen yang harus
terkandung dalam tujuan pembelajaran adalah perilaku terminal,
kondisi-kondisi, dan standar ukuran. 13
Jadi para peserta didik
diharapkan mengalami perubahan setelah terjadinya kegiatan
pembelajaran. Sedangkan pembelajaran menurut Nana Syaodih
Sukmadinata mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan
pembelajaran, yaitu:14
13
Tuti Irian, Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejuruan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019),
Hlm, 81
14
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung; Pt Remaja Rosdakarya,
2002), Hlm. 46
9
a Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri;
b Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;
c Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan
media pembelajaran;
d Memudahkan guru mengadakan penilaian.
c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung dapat juga dapat diartikan sebagai
model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi
atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik, yang
pembelajarannya berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh
guru. Sedangkan menurut Killen dalam depdiknas, pembelajaran
langsung atau Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik
pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru
kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah,
demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.15
Dengan demikian kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, dan
guru harus menyusun kegiatan pembelajaran dari awal hingga
akhir dengan rapi.
2. Model Pembelajaran Online
Pembelajaran online membutuhkan sebuah media yang
dapat mendistribusikan ilmu pengetahuan dan sebagai wadah
proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Waller and Wilson
dalam artikel yang berjudul pembelajaran berbasis e-learning,
Konsep Pembelajaran Berbasis Komputer dan Jaringan adalah
suatu bentuk model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
web dan internet, konsep belajar dan mengajar ini sebenarnya
15
Eko Sudaranto, Model Pembelajaran Era Sociaty 5.0, ( Jl. Evakuasi, Cirebon: Grup Publikasi
Yayasan Insan Shodiqin Gunung Jati, 2002), Hlm.21
10
bukanlah barang baru, bukan juga ide ataupun pemikiran baru,
bahkan sudah berkembang sejak beberapa dasawarsa lalu. 16
Dengan demikian pembelajaran online merupakan pembelajaran
yang dilakukan secara virtual dan membutuhkan media
pembelajaran seperti alat teknologi dan internet. Dengan
menggunakan internet dapat mempermudah peserta didik dan
pengajar dalam mencari informasi yang diinginkan
2. Pembelajaran Online
a. Pengertian Pembelajaran Online
Pembelajaran online pada dasarnya adalah pembelajaran jarak jauh
(PJJ). Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan sistem yang sudah
ada sejak pertengahan abad 18. Sejak awal, pembelajaran jarak jauh
selalu menggunakan teknologi untuk pelaksanaan pembelajarannya,
mulai dari teknologi paling sederhana hingga yang terkini. 17
Pembelajaran learning tidak sekedar memberikan materi pembelajaran
dalam jaringan internet. Dalam online learning, selain ada materi
pembelajaran online juga ada proses kegiatan belajar mengajar secara
online. Jadi, perbedaan pokok antara pembelajaran online dengan
sekedar materi pembelajaran online adalah adanya interaksi yang
terjadi selama proses pembelajaran.
b. Karakteristik Pembelajaran Online
Karakteristik pembelajaran online menurut Soekartawati dalam
jurnal on-line learning sebagai motifasi pembelajaran, jurnal
Pendidikan matematika antara lain adalah18
:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat
memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan
16
Rabiah Adawiah, Dkk, Pembelajaran Berbasis E-Learning, Artikel
17
Tian Belawati, Pembelajaran Online, Universitas Terbuka, Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe,
Pamulang, Edisi Ke 2, Hal. 6
18
Nur Hadi Wiryanto, On-Line Learning Sebagai Motifasi Pembelajaran, Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 2, No. 1, 2006, Hlm. 10-23
11
mudah dan cepat, baik 1 antara pengajar dengan pembelajar,
atau pembelajar dengan pembelajar.
2. Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer
(computer networks) atau (digital media).
3. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara
mandiri (self learning materials).
4. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat
diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila
yang bersangkutan memerlukannya
5. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga
untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi
pendidikan serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari
berbagai sumber informasi.
c. Manfaat Pembelajaran Online
Manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari sudut
peserta didik dan guru19
:
1) Sudut peserta didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam
Siahaan) ini dapat mengatasi siswa yang:
a) Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin
untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh sekolahnya,
b) Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home
schoolers) untuk mempelajari materi yang tidak dapat
19
Ratna Tiharita Setiawardhani, Pembelajaran Elektronik (Elearning) Dan Internet Dalam Rangka
Mengoptimalkan Kreativitas Belajar Siswa, Jurnal Ilmiah Pend. Ekonomi, Volume 1 Nomor 2,
September 2013, Hal. 82-96
12
diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan
ketrampilan di bidang komputer,
c) Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di
rawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah
tapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta
didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang
berada di luar negeri, dan
d) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk
mendapatkan pendidikan.
2) Guru
Menurut soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang
diperoleh guru adalah bahwa guru dapat : 19
a) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi,
b) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna
peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki
relatif lebih banyak,
c) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru
juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik
apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari,
serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang,
d) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal
latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan
e) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan
hasilnya kepada peserta didik.
13
c. Jenis Pembelajaran Online
Dalam model pembelajaran online terdapat banyak jenis-jenis
model pembelajaran online salah satu model pembelajaran online
yaitu:20
1. Station Rotation Blended Learning
Station-Rotation blended learning adalah menggabungkan
ketiga stasiun atau spot dalam satu jam tatap muka dibagi menjadi
tiga. Misalkan satu tatap muka terdiri atas 90 menit, maka waktu
tatap muka 90 menit itu dibagi tiga waktu untuk masing-masing
tahapan dalam spot yang berbeda yaitu 30 menit. ketiga spot
tersebut terdiri atas online instruction, Teacher-led instruction, dan
Collaborative activities and stations.
2. Lab Rotation Blended Learning
Model Lab Rotation Blended Learning mirip dengan
Station Rotation, yaitu memungkinkan mahasiswa mempunyai
kesempatan untuk memutar stasiun melalui jadwal yang telah
ditetapkan namun dilakukan menggunakan laboratorium komputer
khusus yang memungkinkan dilakukan pengaturan jadwal yang
fleksibel dengan dosen. Dengan demikian diperlukan laboratorium
komputer.
3. Remote Blended Learning atau Enriched Virtual
Dalam pembelajaran Remote Blended Learning, fokus
mahasiswa adalah menyelesaikan pembelajaran online, mereka
melakukan pembelajaran tatap muka dengan dosen hanya sesekali
sesuai kebutuhan.
Pendekatan ini berbeda dari model Flipped Classroom
dalam keseimbangan waktu pengajaran tatap muka online. Dalam
20
Https://Sevima.Com/Jenis-Blended-Learning/
14
model pembelajaran Remote Blended Learning, mahasiswa tidak
akan belajar secara tatap muka dengan dosen setiap hari, tetapi
dalam pengaturan flipped. Siswa menyelesaikan tujuan
pembelajaran secara individu.
4. Flex Blended Learning
Flex termasuk dalam jenis model Blended Learning di
mana pembelajaran online adalah inti atau tulang punggung
pembelajaran mahasiswa, namun masih didukung oleh aktivitas
pembelajaran offline. Mahasiswa melanjutkan pembelajaran yang
dimulai di dalam kelas nyata dengan jadwal yang fleksibel yang
disesuaikan secara individual dalam berbagai modalitas
pembelajaran.
Sebagian besar mahasiswa masih belajar di kampus, kecuali
untuk pekerjaan rumah. Dosen memberikan dukungan
pembelajaran tatap muka secara fleksibel dan adaptif sesuai
kebutuhan melalui kegiatan seperti pengajaran kelompok kecil,
proyek kelompok, dan bimbingan pribadi.
5. The ‘Flipped Classroom’ Blended Learning
Blended learning versi Flipped Classroom ini merupakan
versi yang paling banyak dikenal, Flipped Classroom dimulai dari
pembelajaran mahasiswa yang dilakukan secara online di luar kelas
atau di rumah dengan konten-konten yang sudah disediakan
sebelumnya. Setelah melakukan proses pembelajaran online di luar
kampus mahasiswa kemudian memperdalam dan berlatih
memecahkan soal-soal di kampus bersama dosen dan / atau teman
kelas. Dengan demikian bisa dianggap peran pembelajaran
tradisional di kelas menjadi “terbalik”.
15
6. Individual Rotation Blended Learning
Model Individual Rotation memungkinkan mahasiswa
untuk memutar melalui stasiun-stasiun, tetapi sesuai jadwal
individu yang ditetapkan oleh dosen atau oleh algoritma perangkat
lunak. Tidak seperti model rotasi lainnya, mahasiswa tidak perlu
berputar ke setiap stasiun; mereka hanya berputar ke aktivitas yang
dijadwalkan pada daftar putar mereka.
3. Model Pembelajaran Blended Learning
a. Pengertian Blended Learning
Blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa
inggris, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu blended dan learning.
Blended learning ini pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan
pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual.
Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk
menggambarkan mata pelajaran yang mencoba menggabungkan
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Selain blended
learning ada istilah hybrid learning. Istilah tersebut mengandung arti
yang sama yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi
pembelajaran. Blended Learning merupakan pengembangan lebih
lanjut dari metode e-learning, yaitu metode pembelajaran yang
menggabungkan antara sistem e-learning dengan metode
konvensional atau tatap muka (face to face).21
Dalam Anis, Noord mendefinisikan bahwa pembelajaran blended
adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai metode pembelajaran
daring, luring dan tatap muka (in-person learning). Pembelajaran
blended dinilai lebih unggul dan terkenal dengan adanya beragamnya
pilihan kombinasi, baik pembelajaran sinkron maupun asinkron.
21
Ni’matul Khoiroh, Munoto, Dan Lilik Anifah, Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning
Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 10,
No. 2, September 2017
16
Dalam model desain sistem pembelajaran blended ini, Seting belajar
terdiri dari 3 jenis yaitu sebagai berikut:22
1) Sinkron Langsung (SL) yaitu kegiatan pembelajaran tatap muka
2) Sinkron Maya (SM) ; kegiatan belajar terjadi melalui teknologi
secara sinkron seperti video conference, audio-conference atau
web-based seminar (webinar).
3) Asinkron Mandiri (AM); adalah pembelajaran daring yang mana
tidak terjadi secara sinkron atau tidak online dalam waktu yang
bersamaan sehingga peserta didik dapat belajar dengan mandiri.
Dalam Anis, Noord mendefinisikan bahwa pembelajaran
blended adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai metode
pembelajaran daring, luring dan tatap muka (in-person learning).
Pembelajaran blended dinilai lebih unggul dan terkenal dengan adanya
beragamnya pilihan kombinasi, baik pembelajaran sinkron maupun
asinkron.23
Model pembelajaran Blended Learning ini ringkasnya adalah
penggabungan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran
dalam jaringan (daring), baik dari cara penyampaian hingga gaya
pembelajaran, sehingga kombinasi pengajaran yang tercipta tetap
menekankan interaksi sosial, tapi tidak meninggalkan aspek teknologi.
b. Pengertian Model pembelajaran Flipped Classroom
Model pembelajaran Flipped Classroom ini hakikatnya
merupakan salah satu model penerapan blended learning itu sendiri.
Dengan pendekatan Flipped Classroom, sebagian aktivitas
pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas, kini dapat
diselesaikan di rumah terlebih dahulu secara mandiri oleh siswa
sebelum akhirnya melakukan pembelajaran tatap muka lagi di kelas.
22
Uwes Anis Chaeruman, Panduan Memilih Dan Menentukan Seting Belajar Dalam
Merencanakan Pembelajaran Blended, Universitas Negri Jakarta, 2018, Hlm. 10-11
23
Uwes Anis Chaeruman, Panduan Memilih Dan Menentukan Seting Belajar Dalam
Merencanakan Pembelajaran Blended, Universitas Negri Jakarta, 2018, Hlm. 10-11
17
Johnson dari riset hasil tesisnya mengatakan, flipped classroom
merupakan suatu cara yang diberikan oleh pendidik dengan
meminimalkan instruksi pembelajaran dengan memaksimalkan
interaksi satu sama lain. Johnson dari riset hasil tesisnya mengatakan,
flipped classroom merupakan suatu cara yang diberikan oleh pendidik
dengan meminimalkan instruksi pembelajaran dengan
memaksimalkan interaksi satu sama lain.24
Hal ini dapat dilakukan
sebagai solusi apabila waktu pembelajaran di kelas tidak mencukupi.
Sehingga memanfaatkan pembelajaran online berbasis flipped
classroom.
Konsep model pembelajaran flipped classroom adalah ketika
pembelajaran yang seperti biasa dilakukan di kelas dilakukan oleh
siswa di rumah, dan pekerjaan rumah yang biasa di kerjakan di rumah
diselesaikan di sekolah. 25
Dengan demikian, pembelajaran flipped
classroom menghadirkan gaya belajar yang variatif dengan diskusi
ataupun individual ketika mempersiapkan materi di rumah ataupun
mengerjakan tugas di sekolah.
Model Pembelajaran berbasis flipped classroom adalah salah
satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran. Flipped classroom
memanfaatkan teknologi yang mendukung materi pembelajaran yang
dapat diakses kapanpun dan di manapun. Sedangkan waktu
pembelajaran di kelas digunakan siswa untuk berkolaborasi dengan
rekan-rekan proyek, keterampilan praktik, dan menerima umpan balik
tentang kemajuan mereka.
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Flipped Classroom
24
Made Delina Rusnawati, Implementasi Flipped Classroom Terhadap Hasil Dan Motivasi Belajar
Siswa, Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, Volume 4 Nomor 1 April 2020
25
Ayu Nur Laily Choiroh, Dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom
Menggunakan Metode Mind Mapping Terhadap Prestasi Dan Kemandirian Belajar Fisika”, Jurnal
Pendidikan Fisika, Vol.7 (2018), Hal.2.
18
Menurut Ulfa dalam buku higher order hinking skill, Langkah-
langkah yang digunakan dalam pembelajaran flipped classroom ada 3
langkah, yaitu :26
1. Siswa belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk pertemuan
berikutnya.
2. Di kelas, peserta didik dibentuk berkelompok secara acak.
3. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah
memfasilitasi berlangsungnya diskusi dengan metode kooperatif
learning. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa
pertanyaan (soal) dari materi tersebut.
4. Guru memberikan kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan
yang mereka lakukan bukan hanya permainan, tetapi merupakan
proses belajar, serta guru
5. berlaku sebagai fasilitator dalam membantu siswa dalam
pembelajaran serta menyelesaikan soal soal yang berhubungan
dengan materi.
Sehingga bisa dikatakan strategi pembelajaran flipped classroom
terdapat korelasi dengan strategi pembelajaran active learning dan
blended learning yang berbasis teknologi. Perbedaanya adalah
blended learning memiliki station rotation, sedangkan flipped
classroom membalik suasana kelas dengan sistem pembelajaran
online baik di luar kelas maupun di dalam kelas serta adanya strategi
strategi pembelajaran lainnya untuk menghidupkan suasana kelas
yang tidak konvensional.
26
Rustam Efendy Rasyid, Dkk, Higher Order Hinking Skill, Cv. Syntax Corporation Indonesia,
Hlm. 56
19
d. Sintak atau Proses Pembelajaran Flipped Classroom
Proses pembelajaran dengan model Flipped Classroom terbagi
menjadi dua bagian yaitu kegiatan pre-class (pembelajaran online)
dan in-class (pembelajaran pemahaman konsep). Proses pembelajaran
Flipped Classroom disajikan sesuai 27
table 2.1
Tabel 2.1 Proses pembelajaran Flipped Classroom
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu
1 Sebelum
Kelas
dimulai
(Pre Class)
Guru menyiapkan materi pembelajaran dan
diunggah ke website. Siswa mempelajari materi
yang di share oleh guru dan mencatat materi di
buku catatan, kemudian siswa menyiapkan
pertanyaan mengenai materi yang belum
dipahami siswa
1 jam
2 Saat dalam
kelas
Pendahulua
n
Siswa telah menyiapkan pertanyaan pertanyaan
tertentu setelah mempelajari materi yang
diberikan Guru menyiapkan beberapa jawaban
dari pertanyaan dan mempersiapkan ruang
diskusi untuk menyelesaikan pertanyaan yang
muncul
45
menit
3 Saat kelas
berlangsun
g
Siswa berdiskusi di kelas Guru membimbing
siswa selama proses diskusi dan memberikan
klarifikasi materi pembelajaran dari pertanyaan
pertanyaan yang muncul dari siswa
4 Saat kelas
berakhir
Guru dan siswa merefleksi hasil belajar Guru
memposting materi pelajaran tambahan di web
yang sudah disiapkan untuk meningkatkan
pengetahuan siswa
15
menit
5 Saat di luar
kelas
Siswa didorong untuk mengutarakan sesuatu hal
(materi) yang belum mereka pahami Guru selalu
membimbing siswa untuk memberi pemahaman
materi pada siswa
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Flipped Classroom
1) Kelebihan Model Flipped Classroom
Kelebihan model Flipped Classroom dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuan dalam belajar, mempermudah siswa
27
Wahyuyun Ndari Utaminingsih, Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom Terhadap
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Mipa Sma Negeri 1 Sumberpucung, Skripsi
20
untuk mem-pause dan mem rewind materi,meningkatkan interaksi
guru dan siswa,meningkatkan interaksi antar sesama
siswa,membuat kelas menjadi lebih transparan dan terbuka.
2) Kekurangan Model Flipped Classroom
Kekurangan model Flipped Classroom dalam pembelajaran
berupa kurang mendukungnya fasilitas siswa dalam mengakses
jaringan internet dan perangkat keras, siswa harus bekerja keras
memahami materi secara mandiri, dan sarana prasarana sekolah
yang belum mendukung.28
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik
akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu
motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh
jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Hamzah B. Uno
dalam jurnal teams games tournament (tgt): improve motivation of
studying social study elementary school students motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur-unsur yang mendukung. 29
Indikator-indikator
tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan
dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan,
penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.
Selain itu, menurut Winkel dalam jurnal Pengaruh Motivasi Dalam
Pembelajaran, Lantanida Journal, menyebutkan motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa yang
28
Ibid,
29
Dewi Rakhmawati, Teams Games Tournament (Tgt): Improve Motivation Of Studying Social
Study Elementary School Students, Jurnal Riset Pedagogik, 2 (2) (2018) 17-20
21
menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. 30
Sejalan dengan pendapat di atas, didalam jurnal yang berjudul
Hubungan Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi kasus
Mahasiswa Tingkat I EKM A Semester I, Sardiman mengatakan dalam
kegiatan pembelajaran, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.31
Yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan
arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat dicapai.
b. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-29), peran penting motivasi
belajar dan pembelajaran, antara lain: 32
1) Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar.
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
menentukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat
bantuan hal-hal yang pernah dilalui.
2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi
dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan
kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika
yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya oleh anak.
30
Maryam Muhammad, Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2,
2016
31
Syardiansah, Hubungan Motivasi Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi Kasus Mahasiswa Tingkat I Ekm A
Semester I, Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol.5, No.1, Mei 2016
32
Kunah, Metode Berbicara Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Penguasaan Tata Bahasa
(Grammar) Dan Motivasi Belajar, (Jl. Jambal, Indramayu: Adab Cv Adanu Abimata, 2021), Hlm.
22-23
22
3) Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah
termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan
baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik.
Selain itu, Oemar Hamalik, menyebutkan fungsi motivasi itu
meliputi:33
1) Mendorong timbulnya kelakuan/ suatu perbuatan.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada
perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor
penggerak dalam kegiatan belajar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi
motivasi belajar adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi sehingga untuk mencapai prestasi tersebut peserta didik
dituntut untuk menentukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
c. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Belajar
Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar menurut
Sardiman A. M , yaitu:34
1) Tekun menghadapi tugas-tugas dan dapat bekerja terus-menerus
sampai pekerjaannya selesai.
2) Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan.
3) Memungkinkan memiliki minat terhadap bermacam-macam
masalah.
4) Lebih sering bekerja secara mandiri.
5) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
6) Jika sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya.
7) Tidak akan melepaskan sesuatu yang telah diyakini.
8) Sering mencari dan memecahkan masalah soal-soal
33
Ibid, Hlm. 20
34
Ibid, Hlm.
23
d. Macam-macam Motivasi Belajar
Menurut Sardiman A. M terdapat dua macam motivasi belajar,
yaitu:35
1) Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan
berfungsinya tanpa harus dirangsang dari luar karena didalam
seseorang individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan
sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka
secara sadar akan melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu
ingin maju sehingga tidak memerlukan motivasi dari luar
dirinya. Hal ini dilatarbelakangi keinginan positif, bahwa yang
akan dipelajari akan berguna di masa yang akan datang.
2) Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena ada perangsang dari luar. Motivasi
dikatakan ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan
belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Berbagai macam
cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar.
Sesuai dengan pendapat di atas, motivasi belajar yang ada pada diri
seseorang dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik (dalam
individu) dan motivasi ekstrinsik (luar individu).
e. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Enco Mulyasa menyebutkan bahwa prinsip yang dapat diterapkan
untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut: 36
1) Peserta didik akan lebih giat apabila topik yang akan dipelajari
menarik dan berguna bagi dirinya.
2) Tujuan pembelajaran disusun secara jelas dan diinformasikan
kepada peserta didik agar mereka mengetahui tujuan belajar
tersebut.
3) Peserta didik selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.
35
Ibid, Hlm.
36
Ibid, Hlm. 23-24
24
4) Pemberian pujian dan reward lebih baik daripada hukuman, tapi
sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.
5) Memanfaatkan sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik
6) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan setiap peserta didik,
misalnya perbedaan kemauan, latarbelakang dan sikap terhadap
sekolah atau subjek tertentu.
7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan selalu
memperhatikan mereka dan mengatur pengalaman belajar yang
baik agar siswa memiliki kepuasan dan penghargaan serta
mengarahkan pengalaman belajarnya ke arah keberhasilan,
sehingga memiliki kepercayaan diri dan tercapainya prestasi belajar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa prinsip-
prinsip untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu jika topik yang
akan dipelajari menarik dan berguna, tujuan pembelajaran pun disusun
secara jelas, hasil belajar peserta didik harus diberitahukan, pemberian
reward bagi yang berprestasi, memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan
rasa ingin tahu peserta didik, memperhatikan perbedaan mereka, dan
berusaha memenuhi kebutuhan peserta didik dengan memperhatikannya.
f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Slameto motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga komponen,
yaitu: 37
1) Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahui, mengerti,
dan memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses
interaksi antara siswa dengan tugas/ masalah.
2) Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan
melaksanakan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh
pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk memperoleh status dan
harga diri.
3) Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan
pelajaran/ belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari
37
Ibid, Hlm. 24-25
25
orang lain/ teman-teman. Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan
harga diri.
Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu Yusuf menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:38
1) Faktor Internal Faktor internal meliputi:
a. Faktor Fisik Faktor fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan
fungsi-fungsi fisik (terutama panca indera).
b. Faktor Psikologis Faktor psikologis berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas
belajar pada siswa.
2) Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan)
a. Faktor Non-Sosial Faktor non-sosial meliputi keadaan udara
(cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat
(sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan
prasarana atau fasilitas belajar.
b. Faktor Sosial Faktor sosial adalah faktor manusia (guru,
konselor, dan orang tua), baik yang hadir secara langsung
maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses belajar akan
berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara
menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian
pada semua siswa, serta selalu membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Pada saat di rumah siswa tetap
mendapat perhatian orang tua, baik material dengan
menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan
mempermudah siswa belajar di rumah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil usaha seseorang.
Bila usaha yang dilakukan peserta didik itu adalah hal-hal yang positif
dan menunjang serta berorientasi pada kegiatan belajar IPS, maka
motivasi belajar akan mempengaruhi hasil belajar IPS.
38
Ibid, Hlm. 25-26
26
g. Pengembangan Motivasi Belajar
Setiap motivasi belajar memiliki tujuan secara umum, motivasi
bertujuan menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu. Namun demikian menurut Oemar Hamalik
dalam jurnal Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran,
munculnya motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:39
1) Motivasi akan menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan
belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit
untuk berhasil.
2) Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan motif dan minat
pada peserta didik. Pembelajaran ini sesuai dengan tuntutan
demokrasi dalam pendidikan.
3) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinasi
guru untuk bersungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai
guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru
harus berusaha agar murid-muridnya memiliki self motivation yang
baik.
4) Berhasil atau tidaknya dalam membangkitkan dan menggunakan
motivasi dalam pengajaran erat hubungannya dengan pengaturan
disiplin dalam kelas. Jika gagal akan berdampak timbulnya
masalah disiplin di dalam kelas.
5) Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada
asas dalam mengajar, penggunaan motivasi dalam mengajar bukan
saja melengkapi prosedur mengajar tetapi akan menjadi faktor yang
menentukan pembelajaran yang lebih efektif, asas motivasi sangat
esensial dalam proses belajar mengajar.
39
Oem Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal,
Vol. 5 No. 2 (2017) 93-196 | 179
27
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
motivasi belajar mengandung nilai-nilai yaitu motivasi menentukan
tingkat keberhasilan, pembelajaran bermotivasi hakikatnya adalah
pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, pembelajaran
bermotivasi harus kreatif dan imajinatif, kegagalan menimbulkan
disiplin, dan asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral.
h. Cara-Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Menurut Sardiman A. M ada beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, antara lain:40
1) Memberi angka Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil
pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa
yang mendapat angkanya baik akan mendorong motivasi
belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat
angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga
menjadi pendorong agar belajar lebih baik. Dengan pemberian
angka-angka yang baik untuk siswa, bisa menjadikan hal tersebut
sebagai motivasi untuk siswa yang bersangkutan.
2) Hadiah Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas
tertentu misalnya pemberian hadiah kepada siswa yang mendapat
atau menunjukan hasil belajar yang baik. Hadiah dapat dikatakan
sebagai motivasi tetapi tidak selalu demikian, karena hadiah untuk
suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang
tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut,
sehingga hadiah tidak selalu bisa menimbulkan motivasi.
3) Saingan/ kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan
sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Hanya saja
persaingan individu akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik,
seperti rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan,
persaingan antar kelompok belajar.
40
Kunah, Metode Berbicara Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Penguasaan Tata Bahasa
(Grammar) Dan Motivasi Belajar, (Jl. Jambal, Indramayu: Adab Cv Adanu Abimata, 2021), Hlm.
27-28
28
4) Ego-involvement Sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting karena menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik
betapa pentingnya tugas-tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga mereka bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
Mereka akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai
prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya, karena
penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan
harga diri.
5) Memberi ulangan Peserta didik akan menjadi giat belajar apabila
mengetahui akan ada ulangan. Maka, memberi ulangan adalah
salah satu upaya sarana memotivasi siswa dalam belajar. Tetapi
yang harus diingat adalah guru jangan terlalu sering memberikan
ulangan karena dapat membuat siswa bosan karena terlalu sering
dan bersifat rutinitas. Guru juga harus terbuka, maksudnya jika
akan diadakan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
6) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika
mengalami kemajuan/ peningkatan, akan mendorong siswa untuk
terus belajar dan lebih giat lagi. semakin mengetahui bahwa hasil
belajar selalu mengalami kemajuan, maka aka nada motivasi pada
diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya selalu
meningkat.
7) Pujian Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah
dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong
belajar, dengan pemberian pujian akan menimbulkan rasa senang
dan puas.
8) Hukuman Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar siswa
adalah dengan memberikan hukuman. Hukuman sebagai
reinforcement yang negatif apabila diberikan secara tepat dan bijak
bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami
prinsip-prinsip pemberian hukuman.
29
9) Hasrat untuk belajar Adanya hasrat untuk belajar, berarti ada unsur
kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti
pada diri anak tersebut memang terdapat motivasi untuk belajar,
sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10) Minat Motivasi erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul
karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga tepatlah
kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.
11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima
dengan baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat
penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasa
sangat berguna dan menguntungkan bagi siswa, maka akan timbul
gairah untuk terus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara menumbuhkan
motivasi belajar yaitu dengan memberi angka, hadiah, saingan/
kompetisi, ego-involvement, memberikan ulangan, mengetahui hasil
pekerjaan, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang
diakui.
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian relevan adalah suatu penelitian yang memang sebelumnya
yang sudah pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai
keterkaitan dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk
menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok
permasalahan yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian ini
diantaranya:
30
Table 2.2 Penelitian Yang Relevan
Nama Peneliti Ni’matul Khoiroh, Munoto, dan Lilik Anifah
Judul
Penelitian
Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Tujuan
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan perbedaan
motivasi belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan
model pembelajaran blended learning dengan model
pembelajaran langsung tatap muka adanya interaksi
menggunakan model pembelajaran blended learning.
Jenis
Jenis instrumen yang digunakan yaitu pre-test dan post-test, tes
kinerja, angket motivasi belajar.
Lokasi SMPN 1 Gumukmas Jember.
Pengambilan
sampel
Pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling,
sehingga didapat sampel sebanyak 69 siswa.
Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan di Berdasarkan hasil analisis Penelitian
ini menyatakan bahwa hasil belajar siswa dan motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model
pembelajaran blended learning lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran langsung,
selain itu terdapat interaksi antara pembelajaran blended learning
dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat sebagai perangkat pembelajaran
yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran TIK; sebagai bahan masukan untuk peningkatan
mutu pendidikan di tingkat SMP/MTs dengan model
pembelajaran blended learning; dan sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya tentang pembelajaran blended learning.
Table 2.3 Penelitian Yang Relevan
Nama Peneliti Luh Rika Sukayanti , Komang Sudarma , Nyoman Jampe
Judul
Penelitian
Pengembangan Blended Learning Tipe Flipped Classroom Pada
Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas Xi.
Tujuan
untuk, mendeskripsikan rancang bangun pengembangan blended
learning, mendeskripsikan validitas hasil pengembangan blended
learning¸ dan mengetahui efektifitas penggunaan blended
learning.
Jenis
pengembangan menggunakan model ADDIE.. Data dikumpulkan
dengan menggunakan metode pencatatan dokumen, kuesioner,
dan tes.
31
Lokasi TKJ 1 SMK Negeri 3 Singaraja
Pengambilan
sampel
anak kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 3 Singaraja.
Hasil penelitian
penelitian menunjukkan bahwa (1) Rancangan pengembangan
blended learning melalui model ADDIE yang terdiri atas analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. (2) Hasil
validasi produk dinyatakan valid dari review para ahli dan
pengguna dengan (a) hasil review ahli isi mata pelajaran
menunjukkan blended learning berpredikat sangat baik (90,53%),
(b) hasil review ahli desain pembelajaran menunjukkan bahwa
blended learning berpredikat sangat baik (93%), (c) hasil review
ahli media menunjukkan bahwa blended learning berpredikat
sangat baik (95%), (d) hasil uji coba perorangan, uji coba
kelompok kecil, dan uji coba lapangan menunjukkan bahwa
blended learning berpredikat sangat baik (98,82%), baik
(87,84%), dan sangat baik (92,55%). (3) Uji efektivitas blended
learning menunjukkan bahwa hasil t-hitung (22,07) > t-tabel
(2,007). Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan blended
learning. Sehingga blended learning yang dikembangkan efektif
untuk meningkatkan hasil belajar Seni Budaya.
Table 2.4 Penelitian Yang Relevan
Nama Peneliti Maria Dissriany Vista Banggur, Robinson Situmorang, Rusmono
Judul
Penelitian
Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning Pada
Mata Pelajaran Etimologi Multimedia.
Tujuan
mengembangkan pembelajaran berbasis blended learning pada
Mata Pelajaran Etimologi Multimedia, penelitian ini
mengembangkan pembelajaran tatap muka yang digabungkan
dengan online/offline learning dan disusun menggunakan
platform Edmodo.
Jenis
menggunakan penelitian dan pengembangan, dengan pendekatan
sistem mengacu pada model Dick Carey and Carey.
Lokasi Sekolah SMK Fransiskus 1 Kampung Ambon – Jakarta Timur.
Pengambilan
sampel
Penelitian ini dilakukan di Teknik pemilihan sampel yang
digunakan yaitu kepada siswa kelas X MM, yakni ujicoba one to
one, kelompok kecil dan kelompok besar.
Hasil penelitian Hasil penilaian menunjukkan skor rata-rata ahli media 3,52 atau
baik, ahli materi 4,00 atau sangat baik dan ahli desain
32
pembelajaran 3,73 berarti baik. Dalam tahap uji coba kepada
siswa hasil skor rata-rata untuk tahap one to one sebesar 3,09,
pada tahap kelompok kecil sebesar 3,01 dan pada tahap
kelompok besar sebesar 3,40. Kesimpulan penelitian bahwa
pengembangan pembelajaran berbasis blended learning pada
mata pelajaran etimologi multimedia baik dan layak digunakan
Table 2.5 Penelitian Yang Relevan
Nama Peneliti Sulihin B. Sjukur
Judul
Penelitian
Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan
Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk.
Tujuan
1) mengetahui perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara
siswa yang diajarkan pembelajaran blended learning dibanding
siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional, 2) mengetahui
peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa akibat
penerapan pembelajaran blended learning.
Jenis quasi eksperiment.
Lokasi SMA Negeri 20 Medan.
Pengambilan
sampel
Sampel sebanyak 62 siswa dilakukan secara random assignment.
Hasil penelitian
Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang diajar
pembelajaran blended learning dibandingkan siswa yang diajar
pembelajaran konvensional dengan nilai sig. 0,012 dengan rata-
rata 4,74 dan terdapat perbedaan hasil belajar dengan nilai sig.
0,000 dengan rata-rata 13,39. 2) Ada peningkatan motivasi
belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended learning
dengan nilai sig. 0,000 rata-rata peningkatan 13,55 dan ada
peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai sig. 0,000 rata-rata
peningkatan 38,23.
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang bagus adalah kerangka berpikir yang mampu
menjelaskan hubungan antar variabel, selanjutnya dirumuskan kedalam
bentuk hubungan antar variabel penelitian. Menurut Sugianto, kerangka
berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan
33
berbagai factor yang lebih diidentifikasikan sebagai masalah penting.41
Jadi
kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan tersebut selanjutnya
dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sistem tentang
hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel
tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. Berikut adalah
kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Pengaruh
Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Kelas X IPS 1
Ma’arif NU 5 Sekampung):
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Pt Alfabet, 20016),
Hal.91
Pembelajaran Blended
Learning
Flipeedd Classroom
Model pembelajaran
Pengarug pembelajaran blended learning model flipped classroom
terhadap motifasi siswa
Pembelajaran onine
Factor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa:
Internal, Kesehatan jasmani dan rohani
External, lingkungan (waktu, tempat, sarana, dan prasarana),
factor social (guru, teman, dan keluarga)
Model pembelajaran cerama
Pembelajaran langsung
Motivasi dan hasil belajar
34
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat
dirumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:
1. Ha : Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom
berpengaruh secara signifikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS 1 (Studi kasus di Ma’arif NU 5
Sekampung).
2. H0 : Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom tidak
berpengaruh secara signifikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam
Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS 1 (Studi kasus di Ma’arif NU 5
Sekampung).
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Ma’arif NU 5 Sekampung Kelas XII IPS
4. Sekolah ini beralamat di Jl. Kampus Ma’arif Sumbergede No. 56 A, Kec.
Sekampung, Kab. Lampung Timur. Alasan melakukan penelitian di Ma’arif
NU 5 Sekampung adalah berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan
dan ditemukanya masalah yang terjadi. Masalah yang didapat peneliti
berdasarkan observasi dan wawancara dari guru dan siswa adalah kurangnya
kemampuan siswa dalam berargumentasi. Selain berdasarkan observasi dan
wawancara alasan yang lain adalah berdasarkan pengalaman peneliti yang
pernah bersekolah di Ma’arif NU 5 Sekampung.
Waktu penelitian akan dilakukan selama enam bulan yakni januari sampai
juli 2021.
Table 3.1
Uraian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian
No Tahap Penelitian
Waktu Penelitian
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 Membuat Proposal
2 Seminar Proposal dan
Revisi
3 Revisi Proposal
4 Penyusunan Instrumen
Penelitian
5 Pengujian Instrumen
6. Pengambilan Data
penelitian
Pengolahan Data
penelitian
Penyusunan Bab 4 & 5
Kelengkapan Lampiran
Sidang Munaqosah
Revisi Skripsi
Wisuda
36
3.2 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang
digunakan untuk meneliti pada proposal atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistic, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 42
dengan menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif akan diperoleh signifikansi hubungan antar
variabel yang diteliti. Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini
yaitu penelitian quasi eksperimental. Seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono mendefinisikan bahwa penelitian eksperimen yaitu penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi terkendali.43
3.3 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono quasi experimental terdapat dua bentuk yaitu time
series design dan non-equivalent control group design. Desain yang
digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design
dan menggunakan model non-equivalent control group design.44
Sebelum
diberi treatment, kelompok eksperimen diberi test yaitu pretest, dengan
maksud untuk mengetahui keadaan kelompok sebelum treatment. Kemudian
setelah diberikan treatment, kelompok eksperimen diberikan tes yaitu post-test,
untuk mengetahui keadaan kelompok setelah treatment.
Pada penelitian ini kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode pembelajaran blended learning metode flipped
classroom. Dalam hal ini, peneliti memilih metode tes untuk digunakan
sebagai pembanding dari penggunaan metode pembelajaran blended learning
42
Ika Oktavia Alfy Nizami, Pengaruh Legalitas Usaha Dan Labelisasi Halal Terhadap Volume
Penjualan Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Binaan Dinas Koperasi Kabupaten Tulungagung,
24 0ktober 2017
43
Sugiyanto, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Pt Alfabet,
20016), Hal. 73
44
Novita Rizka Yulaekha, Efektivitas Permainan Bingo dalam Pembelajaran Program
Aplikasi Kelas VII SMP Negeri 25 Purworejo, Edu Komputika Journal, 4, 1, 2017
37
model flipped classroom. Berikut gambaran quasi experimental design model
non-equivalent group design menurut Sugiyono.45
Gambar 3.1 rumus quasi experimental design
Keterangan :
01 = kelompok eksperimen sebelum diberikan treatment
02 = kelompok eksperimen setelah diberikan treatment
03 = kelompok kontrol sebelum diberikan treatment
04 = kelompok kontrol setelah diberikan treatment
X = treatment (penggunaan metode pembelajaran blended learning model
flipped classroom)
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.46
Table 3.2.
Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel
No Variable Definisi Definisi Indikator
45
Ibid,…
46
Muhammad Rukmana, Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga Dan
Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Convenience Goods Pada Konsumen
Swalayan Kud Pakis, Jurnal Riset Manajemenprodi Manajemen
38
konseptual oprasional
1 Pembelajaran
blended
learning
model flipped
classroom (X)
Blended
learning ini pada
dasarnya
merupakan
gabungan
keunggulan
pembelajaran
yang dilakukan
secara tatap
muka dan secara
virtual.
Blended
learning versi
Flipped
Classroom ini
merupakan versi
yang paling
banyak dikenal,
Flipped
Classroom
dimulai dari
pembelajaran
peserta didik
yang dilakukan
secara online di
luar kelas atau di
rumah dengan
konten-konten
yang sudah
disediakan
sebelumnya
Model
pembelajaran
Flipped
Classroom ini
hakikatnya
merupakan
salah satu
model
penerapan
blended
learning itu
sendiri. Dengan
pendekatan
Flipped
Classroom,
sebagian
aktivitas
pembelajaran
yang biasanya
diselesaikan di
kelas, kini
dapat
diselesaikan di
rumah terlebih
dahulu secara
mandiri oleh
siswa sebelum
akhirnya
melakukan
pembelajaran
tatap muka lagi
di kelas.
1. Adanya
kegiatan dan
keinginan belajar
2. prinsip-prinsip
pembelajaran
3. factor-faktor
yang
mempengaruhi
pembelajaran
4. tujuan
pembelajaran
5. jenis-jenis
model
pembelajaran
6.pengertian
pembelajaran
online
7. jenis
pembelajaran
online
8. pengertian
pembelajaran
blended learning
model flipped
classroom
9.Tujuan dan
fungsi
pembelajaran
blended learning
model flipped
classroom
10. kekurangan
dan kelebihan
pembelajaran
blended learning
model flipped
classroom
2 Motivasi
belajar peserta
didik mata
pelajaran
geografi di
Ma’arif NU 5
Sekampung
(Y)
Motivasi belajar
adalah
keseluruhan
daya penggerak
psikis didalam
siswa yang
menimbulkan
kegiatan belajar
itu demi
mencapai suatu
tujuan..
motivasi belajar
Motivasi
belajar
merupakan
salah satu
faktor yang
turut
menentukan
keefektifan
dalam
pembelajaran.
Seorang peserta
didik akan
1. adanya
kebutuhan
2. harga diri dan
pengetahuan
3. cita-cita masa
depan
4. keinginan
untuk
menjadikan
dirinya lebih
baik
5. kompetisi
39
adalah seluruh
daya penggerak
di dalam diri
siswa yang
menimbulkan
kegiatan belajar
yang menjamin
kelangsungan
dari kegiatan
belajar yang
memberikan
arah pada
kegiatan belajar
sehingga tujuan
yang
dikehendaki
oleh subjek
belajar itu dapat
dicapai.
belajar dengan
baik apabila ada
faktor
pendorongnya
yaitu motivasi
belajar.
dengan teman
dalam hal
pembelajaran
6. minat
7. memberikan
ulangan harian
8. mengetahui
nilai hasil ujian
9. memberikan
pujian
10. memberikan
hadiah
11. memberikan
kompensasi
12. lingkungan
dan media
pembelajaran
13. mempunyai
target atau tujuan
yang akan
dicapai
Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variable Independen
dan Variabel Dependen:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain (variabel dependen atau terikat).47
Variabel
bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran blended learning model
flipped classroom.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.48
Motivasi belajar siswa mata pelajaran geografi di Ma’arif NU 5
Sekampung.
47
Ibid,
48
Ibid,
40
Gambar 3.2
Kerangka Variabel
Keterangan :
X : Pembelajaran blended learning model flipped classroom
Y : Motivasi Belajar Siswa
: Pengaruh
Jadi Pembelajaran blended learning model flipped classroom
mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa.
3.5 Populasi Dan Sampel
A. Populasi
Populasi yaitu keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada
populasi itu hasil penelitian diberlakukan. Menurut Hadari Nawawi (1983),
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia,
hewan, benda-benda, tumbuh, peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai
sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian
yang dilakukan.49
Populasi dalam penelitian ini yang diambil adalah siswa
siswa kelas X IPS di Ma’arif NU 5 Sekampung yang berjumlah 160 siswa,
jumlah tersebut terdiri dari kelas 1 IPS 1, IPS 2, IPS 3, IPS 4. Pemilihan
tempat berdasarkan pengalaman dan pengamatan.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara
mendalam. Syarat utama sampel adalah harus mewakili populasi. Oleh
49
https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html
Pembelajaran blended
learning model flipped
classroom
(X)
Motivasi Belajar
Siawa
(Y)
41
karena itu semua ciri-ciri populasi harus diwakili dalam sampel. Menurut
srikunto sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan
diteliti.50
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive
sample yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan.
Pada cara ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan
pada pertimbangan pengumpul data yang berdasarkan atas
pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel diperoleh sebanyak dua kelas
yaitu Kelas X IPS 2 dengan jumlah 30 peserta didik, sebagai kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran ceramah tatap muka.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data
A. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Nasution dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan
bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang
sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang
angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. 51
Lembar observasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat
melihat aktifitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan
lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa dan guru yang diamati
ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator pembelajaran
model debat aktif.
2. Tes
50
Ibid
51
Masrukhin, Metodologi Penelitian Kualitatif,( Jl. Conge Ngembalrejo Depan Kampus
Stain Kudus: Media Ilmu Press, 2014), Hlm. 103
42
Tes yang dilakukan berupa pre-test dan Post-Test. Pre-Test
dilakukan sebelum pembelajaran menggunakan blended learning
model flipped classroom untuk melihat kemampuan anak.
Kemudian setelah dilakukanya treatment kelas eksperimen kembali
diberikan tes berupa post-test untuk melihat seberapa besar perubahan
yang terjadi. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini berupa
tes objektif pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur aspek
kognitif (dengan taksonomi Bloom), yakni C1 (mengingat), C2
(memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis). Berikut
kisi-kisi instrumen soal tes disajikan dalam Tabel 3.2
Table 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes
3. Angket
Angket atau kuesioner menurut Sugiyono merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
No
Standar
Kompeten
si
Indikator
Pembelajaran
Materi Pokok
Aspek Kognitif
Dan Nomor Item Juml
ah
C1 C2 C3 C4
1. Memahami
pengetahua
n dasar
geografi
dan
terapannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
Menjelaskan
ruang lingkup
pengetahuan
geografi.
Ruang lingkup
pengetahuan
geografi.
1,2 2
Menganalisis
objek studi dan
aspek geografi.
Objek studi dan
aspek
geografi.
3,4
,5
3
Menjelaskan
konsep esensial
geografi dan
contoh
terapannya.
Konsep esensial
geografi dan
contoh
terapannya.
6,7 2
Menjelaskan
prinsip geografi
dan contoh
Prinsip geografi
dan
contoh
terapannya.
8,9
,10
3
Jumlah 10
43
dijawabnya.52
Angket tersebut digunakan untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan respon peserta didik terhadap pembelajaran blended
learning model flipped classroom. Pengisian angket ini dilakukan
secara jujur dan objektif tanpa tekanan dari pihak manapun.
Angket ini diberikan setelah peneliti selesai melakukan penelitian
dengan menerapkan pembelajaran blended learning model flipped
classroom. Penelitian ini menggunakan angket yang berkaitan dengan
variabel penelitian, yakni variable X pembelajaran blended learning
model flipped classroom dan variabel Y motivasi belajar
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Variabel X
Variabel
Penelitian
pembelajaran
blended
learning
metode
flipped
classroom.
Dimensi
Teori
Pembelajaran
Indikator Butir/Item Jumlah1
Item
1.Adanya kegiatan
dan keinginan
belajar
1,2 2
1. Prinsip-Prinsip
pembelajaran
3,4 2
2. Factor-faktor
yang
mempengaruhi
pembelajaran
5,6,7 3
Pembelajaran
Berbasis
Teknologi
3. Adanya
dorongan dalam
model
pembelajaran
8,9 2
4. Perkembangan
model
pembelajaran
10.11 2
5. Pengertian
pembelajaran
blended
learning model
flipped
12,13 2
52
Rusdiana,Kesispan Manajemen Akriditasi Institusi Perguruan Tinggi, (Jl. H. A. Nasution,
Bandung: Pusat Penelitian UIN Sunan Gunung Djati, 2002), Hlm. 61
44
classroom
6. Tujuan
pembelajaran
blended
learning model
flipped
classroom
14,15 2
7. Fungsi
pembelajaran
blended
learning model
flipped
classroom
16,17 2
8. Kelebihan
pembelajaran
blended
learning model
flipped
classroom
18,19,20 3
9. Kekurangan
pembelajaran
blended
learning model
flipped
classroom
21,22,23 3
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrument Variable Y
Variabel
penelitian
Dimensi Indicator Butit/Item Jumlah Item
Motivasi
belajar
Motivasi
Internal
Adanya kebutuhan 1,2 2
Persepsi individu
mengenai diri sendiri
3,4 2
Harga diri dan
Prestasi
5,6 2
Cita-cita dan harapan
masa depan
7,8 2
Keinginan tentang
kemajuan dirinya
9,10 2
Minat 11,12 2
Kepuasan Kinerja 13,14 2
Motivasi
Eksternal
Pemberian Hadiah 15,16 2
Kompetensi 17,18 2
45
Hukuman 19,20 2
Pujian/ apresiasi dari
guru
21,22 2
Situasi lingkungan
pada umumnya
23,24 2
Sistem imbalan yang
diterima
25,26 2
Angket menggunakan Skala Likert: , SS, S, KS, TS, STS.
Jawaban tersebut diberikan nilai skor Skala Likert: 5, 4, 3, 2, dan
1.
Pernyataan atau indikator:
SS = Sangat Setuju (5)
S = Setuju (4)
KS = Kurang Setuju (3)
TS = Tidak Setuju (2)
STS = Sangat Tidak Setuju (1)
b) Dokumentasi
Kegiatan pembelajaran, sedangkan nilai hasil tes berfungsi
untuk mengetahui daya serap dan penguasaan materi yang telah
diajarkan penelitian. Dokumentasi berupa nilai tes siswa dan profil
sekolah guna untuk memberikan gambaran partisipasi siswa dalam
mengikutinya.
B. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh kemudian data diolah dengan cara editing,
pada tahap ini data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan atau
wawancara dan hasil nilai yang diperoleh oleh siswa perlu dibaca kembali
untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban
responden atau kurang tepat dengan realita kenyataan yang ada. Setelah
dilakukanya editing kemudian masuk ke tahap koding, di tahap ini data-
data yang berupa jawaban-jawaban responden dan hasil nilai siswa perlu
diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisis data. Setelah
pengkodingan selesai selanjutnya masuk ke tahap tabulasi data, tabulasi
data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara
memasukan data kedalam table. Atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data
46
adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan
dalam mengamati dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi
gambaran hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari lapangan
sudah tersusun dan terangkum dalam table yang mudah dipahami
maknanya
3.7 Teknik Analisis Data
A. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui seberapa besar digunakan
untuk memeriksa apakah data yang diperoleh dari masing-masing
variabel distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan uji normalitas data Kolmogorov-smirov
yang dihitung dengan bantuan SPSS for windows release 16.
b. Homogenitas
Uji homogenitas varian sebagaimana yang dikemukakan oleh
singgih santoso bahwa uji homogenitas yaitu untuk mengetahui apakah
kedua kelompok mempunyai rata-rata yang homogen atau tidak.53
yaitu
untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai rata-rata yang
sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu uji anova dengan bantuan SPSS for windows release . Asumsi
yang digunakan dalam pengujian ini yaitu jika data bertipe kuantitatif,
baik itu interval atau rasio, data berdistribusi normal, dan data
berjumlah sedikit.
B. Analisis Data
a. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji untuk membuktikan
kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam
pengujian hipotesis ini peneliti menggunakan uji independent sample t
test dengan bantuan SPSS for windows release. Singgih Santosa
53
https://text-id.123dok.com/document/myj52vk5q-uji-normalitas-data-uji-homogenitas-varians-
penguji
47
menyatakan bahwa uji independent sample t test adalah uji hipotesis
ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak
berhubungan satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah kedua grup
tersebut mempunyai rata-rata yang sama atau tidak. 54
Seperti rumus
sebagai berikut:55
Gambar 3.3 rumus uji hipotesis
b. Uji-T
Uji T digunakan untuk menguji tingkat signifikansi masing-
masing koefisien variabel bebas secara individu terhadap variabel tidak
bebas. Uji T adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa
diantara dua buah mean sampel yang diambil
secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan.56
Rumus yang digunakan untuk uji t untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut: 57
Gambar 3.4 rumus uji-T
54
file:///C:/Users/User/Downloads/Reverensi/4.%20bab%20iii%20sumber%201.Pdf
55
https://fatkhan.web.id/uji-t-sat u-sampel-dan-dua-sampel/
56
https://accounting.binus.ac.id/2021/08/12/memahami-uji-t-dalam-regresi-
linear/
57
Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang: Umm Press,
2006), Hal. 100
48
𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑥
1
𝑥
2
√(
𝑆𝐷1
2
𝑁1
1
) (
𝑆𝐷2
2
𝑁2
1
)
X1 Mean pada distribusi sampel 1
X2 Mean pada distribusi sampel 2
𝑆𝐷1
2
: Nilai varian pada distribusi sampel 1
𝑆𝐷2
2
: Nilai varian pada distribusi sampel 2
N1 : Jumlah individu pada sampel 1
N2 : Jumlah individu pada sampel 2
c) Gain Ternormalisasi (N-Gain)
Uji gain ternormalisasi (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan perlakuan.
Peningkatan ini diambil dari nilai pretest dan posttest yang didapatkan
oleh siswa. Gain ternormalisasi atau yang disingkat dengan N-Gain
merupakan perbandingan skor gain aktual dengan skor gain maksimum.
Richard R. Hake. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh
siswa sedangkan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang
mungkin diperoleh siswa. Perhitungan skor gain ternormalisasi (N-
Gain) dapat dinyatakan dalam rumus berikut:
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑔
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
49
Sedangkan untuk kategorinya kita bisa menggunakan interpretasi
indeks Gain ternormalisasi (g) menurut Hake yang sudah dimodifikasi :
58
Tabel 3.5
Instruments indeks N-Gain
N-GainScore (g) Interpretasi
-1.00 < g < 0,0 Terjadi penurunan
g = 0,0 Tidak terjadi penurunan
0,0 < g < 0,30 rendah
0,30 < g < 0.70 sedang
0.70 < g < 1.00 tinggi
58
Orenta Ayu Retnani, Pengaruh Media Berbasis Lectora Inspire Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas Iv Sdn Kampungdalem 1 Tulungagung, Jpgsd
Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.Gambaran Umum Tempat Penelitian
Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur
berdiri sejak tanggal 25 juli 1983. Didirikan oleh Lembaga pendidikan
Ma’arif NU Majelis Wakil Cabang (MWC) Kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur, dengan kepala Madrasah Bapak Drs.
Zaidun SW. Madrasah ini terletak di Jalan Kampus Ma’arif
Sumbergede No.56 A Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung
Timur Provinsi Lampung, Kode Pos 34182, No. Telepon/Fax
(0725)7850794.
Gambar 4.1
Gedung Ma’arif NU 5 Sekampung
51
A. Data Umum Madrasah
Nama Madrasah : MA Ma’arif NU 5
Sekampung Lam-Tim
Tahun Berdiri : 26 Mei 1983
NSM/NPSN : 131218070009/10816318
Alamat : Jalan Kampus Ma’arif
Desa : Sumbergede 56 A
Kecamatan : Sekampung
Kabupaten /Kodya : Lampung Timur
Propinsi : Lampung
No. Telepon/Fax : (0725) 7850794
Kode Pos : 34182
Status Sekolah : Swasta
B. Visi, Misi, Tujuan, Dan Strategi
a. Visi :
Sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan
seni yang Islami Populis, berkualitas, bermanfaat bagi
masyarakat bagi kemaslahatan umat
b. Misi :
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dan
pengabdian kepada masyarakat yang berbasis sains dan
teknologi.
2. Membentuk insan Akademik yang beretika dan berakhlak
mulia dan memelihara tradisi ilmu-ilmu islam
3. Memperbaiki mutu sarana dan Prasarana serta management
secara berkesinambungan.
52
4. Menjaga keharmonisan hubungan yang sinergis dengan
lembaga-lembaga lain
5. Meningkatkan kualitas input, proses dan output.
c. Tujuan :
Menghasilkan lulusan Madrasah Aliyah yang berkualitas,
Profesional dan mampu berkompetisi berakhlakul karimah
dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat melanjutkan ke
Perguruan Tinggi
d. Strategi :
1. Menciptakan Manajemen Pendidikan yang demokratis dan
transparan Menciptakan Efektivitas pembelajaran
2. Membina ketaqwaan dan Akhlakul Karimah
3. Melaksanakan Pendidikan yang Berbasis Sains Dan
Teknologi
4. Membina dan mengembangkan bakat dan minat siswa
5. Menciptakan hubungan antar Sekolah dengan Masyarakat
yang baik (Community Support)
2. Latar Belakang Historis
Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur
berdiri sejak tanggal 25 Juli 1983. Didirikan oleh Lembaga Pendidikan
Ma’arif NU Majelis Wakil Cabang (MWC) Kecamatan Sekampung
Kabupaten Lampung Timur, dengan kepala Madrasah Bapak Drs.
Zaidun SW. Madrasah ini terletak di Jalan Kampus Ma’arif
Sumbergede No. 56 A Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung
Timur Provinsi Lampung, Kode Pos 34182, No. Telepon/Fax (0725)
7850794.
Madrasah Aliyah didirikan dengan latar belakang kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan, belum adanya Madrasah Aliyah di
tempat ini serta ada 10 SLTP/MTs sebagai sekolah pendukung tersebut
adalah : SLTP PGRI 1 Sekampung, SLTP PGRI 2 Sekampung, SLTP
PGRI 3 Sekampung, SLTP PGRI 4 Sekampung, SLTP Negeri 1
53
Sekampung, SLTP Negeri 2 Sekampung, SLTP Muhammadiyah
Sekampung, SLTP Pertiwi Sekampung, MTs Ma’arif NU 5
Sekampung, MTs Ma’arif 13 Hargomulyo, MTs Muhammadiyah
Sekampung. Para tamatan/lulusan SLTP/MTS tersebut jika akan
melanjutkan ke jenjang SLTA (Khususnya Madrasah Aliyah) mereka
harus ke Metro dengan jarak tempuh kurang lebih 20 Km. Hingga saat
ini sudah 7 kali pergantian Kepala Madrasah, Sebagai berikut Drs. H.
Zaidun, SW (1983 - 1984), Drs. H. Mulyono Herlambang (1984 -
1990), Drs. H. Ahmad Mudjab Kh, M.Pd.I (1990 - 1992), Drs.
Muhammad Rodjan (1992 - 1998), Drs. Mahmud Yunus. M.Pd.I
(1998 - 2006), Drs. Rudi Ahmad Fauzi (2006 - 2010), Fitriyanto,
S.Ag (2010 - Sekarang). Di antara Kepala–kepala Madrasah tersebut
hanya satu yang tenaga definitif yaitu Drs. Muhammad Rodjan,
selainnya adalah tenaga yang diangkat oleh yayasan.
Tabel 4.1
Tingkat Pendidikan Guru
Sumber Data Diperoleh Dari Profil Sekolah Ma’arif NU 5 Sekampung
54
3. Data Jumlah Siswa Per tahun
Setiap tahunnya jumlah siswa per tahun berbeda, data dibawah ini
merupakan jumlah siswa di setiap tahunya dari 2002 sampai 2021.
Seperti pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Data Jumlah Siswa Per Tahun
Tahun
Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
2002/2003 167 154 137 458
2003/2004 151 144 147 442
2004/2005 152 152 148 452
2005/2006 200 164 137 501
2006/2007 201 202 151 524
2007/2008 164 181 200 545
2008/2009 232 217 144 593
2009/2010 231 213 143 587
2010/2011 239 217 212 668
2011/1012 313 219 216 748
2012/2013 277 294 216 787
2013/2014 201 272 289 762
2014/2015 269 189 252 710
2015/2016 331 279 189 799
2016/2017 260 303 265 828
2017/2018 268 278 299 845
2018/2019 309 263 241 813
2019/2020 284 291 230 805
2020/2021 224 286 299 809
Sumber Data Diperoleh Dari Profil Sekolah Ma’arif NU 5 Sekampung
4. Data Fisik (Sarana-Prasarana)
Setiap sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mampu
mendukung keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Dengan begitu di
Ma’arif NU 5 Sekampung juga memiliki sarana dan prasarana yang
dapat membantu keberlangsungan kegiatan pembelajaran, baik itu yg
sering digunakan atau jarang digunakan. Berikut data fisik yang
dimiliki Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung pada tabel 4.3.
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf
RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf

More Related Content

What's hot

Lkpd kd 3. 14 rumus trigonometri sinus jumlah dan selisih
Lkpd kd 3. 14 rumus trigonometri sinus jumlah dan selisihLkpd kd 3. 14 rumus trigonometri sinus jumlah dan selisih
Lkpd kd 3. 14 rumus trigonometri sinus jumlah dan selisihEko Agus Triswanto
 
SEGIEMPAT & SEGITIGA (Keliling & Luas) - P3
SEGIEMPAT & SEGITIGA (Keliling & Luas) - P3SEGIEMPAT & SEGITIGA (Keliling & Luas) - P3
SEGIEMPAT & SEGITIGA (Keliling & Luas) - P3Shinta Novianti
 
Persamaan Kuadrat Kelas 9
Persamaan Kuadrat Kelas 9Persamaan Kuadrat Kelas 9
Persamaan Kuadrat Kelas 9Erni Susanti
 
Soal diagnosis materi aljabar smp
Soal diagnosis materi aljabar smpSoal diagnosis materi aljabar smp
Soal diagnosis materi aljabar smpTri Yulianto
 
RPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARRPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARNety24
 
Bangun ruang sisi datar kelas VIII
Bangun ruang sisi datar kelas VIIIBangun ruang sisi datar kelas VIII
Bangun ruang sisi datar kelas VIIISahida Widaswari
 
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013Zulyy Zelyytta
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema PythagorasRahma Siska Utari
 
Instrumen soal.anti antika.06081181520009
Instrumen soal.anti antika.06081181520009Instrumen soal.anti antika.06081181520009
Instrumen soal.anti antika.06081181520009antiantika
 
AKM Koordinat Kartesius (TryOut) - Pertemuan 4
AKM Koordinat Kartesius (TryOut) - Pertemuan 4AKM Koordinat Kartesius (TryOut) - Pertemuan 4
AKM Koordinat Kartesius (TryOut) - Pertemuan 4Shinta Novianti
 
PPT Teorema Pythagoras
PPT Teorema PythagorasPPT Teorema Pythagoras
PPT Teorema PythagorasRyaAgustini
 
Materi Perbandingan Kelas 7 SMP/Mts
Materi Perbandingan Kelas 7 SMP/MtsMateri Perbandingan Kelas 7 SMP/Mts
Materi Perbandingan Kelas 7 SMP/MtsIrma Agustin
 
Rpp problem solving
Rpp problem solvingRpp problem solving
Rpp problem solvinggiani149
 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)Yoshiie Srinita
 
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)Dini H Nupus
 
AKM STATISTIKA & PELUANG
AKM STATISTIKA & PELUANGAKM STATISTIKA & PELUANG
AKM STATISTIKA & PELUANGShinta Novianti
 
PPT pembelajaran SPLDV
PPT pembelajaran SPLDVPPT pembelajaran SPLDV
PPT pembelajaran SPLDVontetmoli
 

What's hot (20)

Lkpd kd 3. 14 rumus trigonometri sinus jumlah dan selisih
Lkpd kd 3. 14 rumus trigonometri sinus jumlah dan selisihLkpd kd 3. 14 rumus trigonometri sinus jumlah dan selisih
Lkpd kd 3. 14 rumus trigonometri sinus jumlah dan selisih
 
SEGIEMPAT & SEGITIGA (Keliling & Luas) - P3
SEGIEMPAT & SEGITIGA (Keliling & Luas) - P3SEGIEMPAT & SEGITIGA (Keliling & Luas) - P3
SEGIEMPAT & SEGITIGA (Keliling & Luas) - P3
 
Persamaan Kuadrat Kelas 9
Persamaan Kuadrat Kelas 9Persamaan Kuadrat Kelas 9
Persamaan Kuadrat Kelas 9
 
Soal diagnosis materi aljabar smp
Soal diagnosis materi aljabar smpSoal diagnosis materi aljabar smp
Soal diagnosis materi aljabar smp
 
LKPD SEGIEMPAT
LKPD SEGIEMPATLKPD SEGIEMPAT
LKPD SEGIEMPAT
 
PLSV Kelas VII.pptx
PLSV Kelas VII.pptxPLSV Kelas VII.pptx
PLSV Kelas VII.pptx
 
RPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARRPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATAR
 
Bangun ruang sisi datar kelas VIII
Bangun ruang sisi datar kelas VIIIBangun ruang sisi datar kelas VIII
Bangun ruang sisi datar kelas VIII
 
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
LKPD Statistika Kelas XI kurikulum 2013
 
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
23 Cara Pembuktian Teorema Pythagoras
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Instrumen soal.anti antika.06081181520009
Instrumen soal.anti antika.06081181520009Instrumen soal.anti antika.06081181520009
Instrumen soal.anti antika.06081181520009
 
AKM Koordinat Kartesius (TryOut) - Pertemuan 4
AKM Koordinat Kartesius (TryOut) - Pertemuan 4AKM Koordinat Kartesius (TryOut) - Pertemuan 4
AKM Koordinat Kartesius (TryOut) - Pertemuan 4
 
PPT Teorema Pythagoras
PPT Teorema PythagorasPPT Teorema Pythagoras
PPT Teorema Pythagoras
 
Materi Perbandingan Kelas 7 SMP/Mts
Materi Perbandingan Kelas 7 SMP/MtsMateri Perbandingan Kelas 7 SMP/Mts
Materi Perbandingan Kelas 7 SMP/Mts
 
Rpp problem solving
Rpp problem solvingRpp problem solving
Rpp problem solving
 
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
LAS/LKS Statistik Kelas X Kurikulum 2013 (Matematika)
 
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)
MATERI TRIGONOMETRI (kelas X)
 
AKM STATISTIKA & PELUANG
AKM STATISTIKA & PELUANGAKM STATISTIKA & PELUANG
AKM STATISTIKA & PELUANG
 
PPT pembelajaran SPLDV
PPT pembelajaran SPLDVPPT pembelajaran SPLDV
PPT pembelajaran SPLDV
 

Similar to RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahmiftahasan
 
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaHubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaIslamuddin Syam
 
mathildaXclint_(3).docx
mathildaXclint_(3).docxmathildaXclint_(3).docx
mathildaXclint_(3).docxherlinguru
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakasupritria
 
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236Momonea Amrie
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Fppi Unila
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Fppi Unila
 
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...FitriLoVeIMyuecth
 
RPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM_PAI2023.docx
RPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM_PAI2023.docxRPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM_PAI2023.docx
RPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM_PAI2023.docxSyarifatul Marwiyah
 
10676-22070-1-SM.pdf
10676-22070-1-SM.pdf10676-22070-1-SM.pdf
10676-22070-1-SM.pdfAmiruddinSPd
 
PRINT DRAF NOVI YULI.docx
PRINT DRAF NOVI YULI.docxPRINT DRAF NOVI YULI.docx
PRINT DRAF NOVI YULI.docxELCOM2
 

Similar to RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf (20)

Ptk sd
Ptk sdPtk sd
Ptk sd
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
 
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaHubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
 
Tugas seminar proposal 1
Tugas seminar proposal 1Tugas seminar proposal 1
Tugas seminar proposal 1
 
Tugas seminar proposal 1
Tugas seminar proposal 1Tugas seminar proposal 1
Tugas seminar proposal 1
 
Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)
 
mathildaXclint_(3).docx
mathildaXclint_(3).docxmathildaXclint_(3).docx
mathildaXclint_(3).docx
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustaka
 
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
Skripsi cahyono wijayanto 08601247236
 
1401409017
14014090171401409017
1401409017
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
 
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe stad berbantua media gambar terha...
 
RPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM_PAI2023.docx
RPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM_PAI2023.docxRPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM_PAI2023.docx
RPS ILMU PENDIDIKAN ISLAM_PAI2023.docx
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
10676-22070-1-SM.pdf
10676-22070-1-SM.pdf10676-22070-1-SM.pdf
10676-22070-1-SM.pdf
 
PRINT DRAF NOVI YULI.docx
PRINT DRAF NOVI YULI.docxPRINT DRAF NOVI YULI.docx
PRINT DRAF NOVI YULI.docx
 

RIVIU SKRIPSI BAB 1-5.pdf

  • 1. PENGARUH PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MODEL FLIPPED CLASSROOM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI (KELAS X IPS 1 MA’ARIF NU 5 SEKAMPUNG) SKRIPSI Diajukan Untuk Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nur Azizah NIM 1117015000001 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Studi Kasus Kelas X IPS 2 Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Nur Azizah NIM 11170150000001 Yang mengesahkan, Pembimbing 1 Pembimbing 2 Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd Syairul Bahar, M.Pd NIP. 198312052011012012 NIP. 19890123 201903 1 011 PRODI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Studi Kasus Kelas X IPS 2 Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung) disusun oleh Nur Azizah, NIM 11170150000001, Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Jakarta, 06, Juli 202 Yang Mengesahkan, Pembimbing I Pembimbing II Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd Syairul Bahar, M.Pd NIP. 198312052011012012 NIP. 19890123 201903 1 011
  • 4. LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS 1(Studi Kasus Madrasah Aliyah Ma’arif Nu 5 Sekampung, Lampung Timur)” oleh Nur Azizah, NIM 11160150000001, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 11 Agustus 2022 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam bidang Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta, 11 Agustus 2022 Panitia Ujian Munaqosah Tanggal Tanda Tangan Ketua Sidang (Kepala Prodi Tadris IPS) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. NIP. 19730424 2008011 012 Sekretaris Sidang (Sekprodi Tadris IPS) Andri Noor Ardiansyah, M.Si. NIP. 19840312 201503 1 002 Dosen Penguji I Drs. Syaripulloh, M. Si NIP. 196709092007011033 Dosen Penguji II Drs. Rusli Iahaq, M.Pd NIP. 196502192014111001 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
  • 5.
  • 6. i ABSTRAK Nur Azizah (11170150000001), Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung). Skripsi jurusan Pendiidkan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran blended learning model flipped classroom terhadap motivasi siswa dalam mata pelajaran geografi siswa kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan soal tes dan angket, tes terdiri dari pretest dan posttest sebanyak 10 soal. Popuasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X IPS di Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung. Sampelnya adalah peserta didik kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa diperoleh rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar 59,77%. Selain itu hasil uji hipotesis menggunakan uji-t pada posttest diperoleh nilai t hitung adalah 3,386 dan nilai t tabel adalah 1.69726 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata- rata pretest sebesar 42.3, sedangkan setelah dilakukanya treatment memperoleh hasil rata-rata sebesar 76 dengan ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran blended learning model flipped classroom berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X IPS 1 di madrasah aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung. Kata Kunci : pembelajaran, blended learning model flipped classroom, motivasi siswa
  • 7. ii ABSTRAK Nur Azizah (11170150000001), The Effect of Flipped Classroom Blended Learning on Students' Learning Motivation in Geography Subjects (Class X IPS 1 Ma'arif NU 5 Sekampung). Thesis majoring in Social Science Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2022. This study aims to determine the effect of blended learning with the flipped classroom model on student motivation in geography subjects for class X IPS 1 Ma'arif NU 5 Sekampung students. The method used in this research is quasi-experimental. Data collection techniques in this study used test questions and questionnaires, the test consisted of 10 questions pretest and posttest. The research population was all students of class X Social Studies at Madrasah Aliyah Ma'arif NU 5 Sekampung. The sample is class X IPS 1 Ma'arif NU 5 Sekampung students. The research data were analyzed using quantitative descriptive. The results showed that the average N-gain of the experimental class was 59.77%. In addition, the results of hypothesis testing using the t-test in the posttest obtained the t-count value is 3.386 and the t-table value is 1.69726 meaning Ho is rejected and Ha is accepted. In the experimental class, the average pretest score was 42.3, while after the treatment, the average result was 76. It can be concluded that the flipped classroom blended learning model has an effect on students' learning motivation in geography subjects in class X IPS 1 at the madrasah. aliyah Ma'arif NU 5 Sekampung. Keywords: learning, blended learning model flipped classroom, student motivation
  • 8. iii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum, Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan baik dan lancar. Tak lupa shalawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya. Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan Proposal Skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada: Dalam proses penyusunan Proposal Skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu sabar membimbing mahasiswa/i Pendidikan IPS. 3. Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
  • 9. iv Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ceria dan sabar dalam membimbing mahasiswa/i Pendidikan IPS. 4. Dosen pembimbing akademik, Didin Syafruddin M.A., Ph. yang sudah membimbing penulis dengan sangat baik dengan penuh kesabaran. 5. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan skripsi ini. 6. Tri Harjawati, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah memberikan motivasi, bimbingan, dorongan, pengarahan, dan saran serta do’a dalam pembuatan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 8. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Kepala sekolah MAN 1 Metro dan bapak/ ibu guru yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di wilayahnya. 10. Bapak/Ibu dan siswa para informan yang telah bersedia menjadi narasumber untuk penelitian ini. Lampung, 19 Desember 2020 Penyusun Nur Azizah
  • 10. DAFTAR ISI ABSTRAK ...........................................................................................................................i ABSTRAK ..........................................................................................................................ii KATA PENGANTAR .......................................................................................................iii DAFTAR ISI. .....................................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................v DAFTAR TABLE .............................................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................vii BAB I1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................................4 1.3 Pembatasan Masalah .........................................................................................5 1.4 Rumusan Masalah .............................................................................................5 1.5 Tujuan Penelitian ..............................................................................................5 1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................5 BAB II .................................................................................................................................7 2. 1 Kajian Teori ......................................................................................................7 1. Pembelajaran ..............................................................................................7 2. Pembelajaran Online .................................................................................10 3. Model Pembelajaran Blended Learning ....................................................15 4. Motivasi Belajar ........................................................................................19 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................................29 2.3 Kerangka Berfikir . ...........................................................................................32 2.4 Hipotesis Tindakan ..........................................................................................33 BAB III ...............................................................................................................................34 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian .........................................................................34 3.2 Pendekatan Penelitian ......................................................................................35 3.3 Metode Penelitian ............................................................................................35 3.4 Variabel Penelitian ...........................................................................................36
  • 11. 3.5 Populasi Dan Sampel .......................................................................................39 1. Populasi .....................................................................................................39 2. Sampel .......................................................................................................39 3.6 Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data ...........................................40 1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................40 2. Pengolahan Data .......................................................................................44 3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................................45 1. Uji Prasyarat Analisis Data. ......................................................................45 2. Analisis Data .............................................................................................45 BAB IV ...............................................................................................................................49 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................49 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................................49 2. Latar Belakang Historis ...........................................................................51 3. Data Jumlah Siswa Per tahun ....................................................................52 4. Data Fisik (Sarana-Prasarana) ...................................................................53 4.2 Deskripsi Data ..................................................................................................54 4.3 Uji Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ......................................................54 1. Uji Prasyarat Analisis Data .......................................................................54 2. Analisis Data .............................................................................................56 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................................59 4.4 Keterbatasan Penelitian ....................................................................................63 BAB V ................................................................................................................................65 5.1 Kesimpulan ................................................................................................................65 5.2 Implikasi ....................................................................................................................65 5.3 Saran ..........................................................................................................................66 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 67
  • 12. DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 rumus quasi experimental design………………………………………………36 Gambar 3.2 Kerangka Variabel………………………………………………………….......39 Gambar 3.3 rumus uji hipotesis……………………………………………………………...46 Gambar 3.4 rumus uji-T……………………………………………………………………..46 Gambar 4.1 gedung ma’arif NU 5 Sekampung……………………………………………...49
  • 13. DAFTAR TABLE Tabel 2.1 Proses pembelajaran Flipped Classroom ………………………………………..18 Table 2.2 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………29 Table 2.3 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………30 Table 2.4 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………31 Table 2.5 Penelitian Yang Relevan…………………………………………………………31 Table 3.1 Uraian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian…………………………….34 Table 3.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel………………………....36 Table 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes…………………………………………………….41 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X………………………………………………….42 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Variable Y…………………………………………………43 Tabel 3.5 Instruments indeks N-Gain………………………………………………………47 Table 4.1 tingkat Pendidikan guru………………………………………………………….52 Table 4.2 Data Jumlah Siswa Per Tahun…………………………………………………...52 Tabel 4.3 Data Fisik Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung………………………...53 Tabel 4.4 Uji Normalitas Motivasi Siswa…………………………………………………..54 Tabel 4.5 Uji Homogenitas Motivasi Siswa………………………………………………..55 Tabel 4.6 Uji Perbedaan Hasil Post-Pre Test Siswa………………………………………..57 Tabel 4.7 Uji N-Gain pada hasil nilai Pre-Test dan Post-Test siswa………………………58
  • 14. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 lembar uji referensi ...................................................................................70 Lampiran 2 surat-surat .................................................................................................73 Lampiran 3 RPP ...........................................................................................................76 Lampiran 4 Angket Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom .......84 Lampiran 5 Pengamatan Keterlaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom . ........................................................89 Lamppiran 6 soal pre- tes dan post-test ......................................................................100 Lampiran 7 Hasil uji pre-test dan pos-test.................................................................. 106 Lampiran 8 Foto-foto kegiatan ...................................................................................108
  • 15. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan- pem dan akhiran-an. Menurut James O. Wittaker dalam jurnal Nidawati belajar dalam perspektif psikologi dan agama, ”Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience”. Pengertian belajar merupakan proses di mana tingkah laku ditimbulkan melalui latihan atau pengalama.1 Sehingga belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja baik secara formal maupun non-formal, dan belajar merupakan proses kompleks yang terjadi pada setiap manusia sepanjang hidup. Pembelajaran yang dilakukan secara formal seperti pembelajaran yang dilakukan di lingkungan sekolah, proses belajar terjadi akibat peserta didik memperoleh pengetahuan di dalam lingkungan sekolah. Keberhasilan pembelajaran ini tidak lepas dari cara mengajar pendidik dan cara belajar peserta didik. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila adanya perubahan tingkah laku peserta didik, baik dari perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik.2 Selain itu pendidik membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi, kemampuan, sikap, dan keterampilan secara optimal. Dengan begitu pendidik harus menciptakan proses pembelajaran secara menarik, nyaman, aman, dan memudahkan peserta didik untuk memahami apa yang diajarkan oleh pendidik. Teknologi pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, yakni mengatasi masalah belajar, mempermudah proses pembelajaran, dan menumbuhkan minat belajar.3 Hal tersebut sesuai dengan 1 Nidawati, Belajar Dalam Perspektif Psikologi Dan Agama, Jurnal Pionir, Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013 2 Luh Rika Sukayanti , I Komang Sudarma , I Nyoman Jampel, Pengembangan Blended Learning Tipe Flipped Classroom Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas Xi, Jurnal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 6 No. (1) Pp. 134-146 3 Ibid, Hlm. 134-146
  • 16. 2 definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) dalam Mahadewi, konsep teknologi pendidikan diartikan sebagai berikut. “Teknologi pendidikan merupakan kajian dan praktik etika tentang memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat”. 4 Teknologi pendidikan membantu memecahkan masalah pembelajaran pada manusia secara fleksibel. Dengan berkembangnya teknologi pendidikan di zaman sekarang ini pembelajaran blended learning ini sangat cocok untuk diterapkan dilingkungan sekolah. Didalam jurnalnya Meyla Kurniawati dalam judul Penerapan Blended Learning Menggunakan Model Flipped Classroom Berbantuan Google Classroom Dalam Pembelajaran Matematika SMP, Menurut Dwiyogo mengatakan bahwa Pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan cara penyampaian pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer secara offline, dan online. 5 Kombinasi pembelajaran antara pembelajaran tradisional dengan pembelajaran modern yang menggunakan laptop, tablet, smartphone, dan alat teknologi lainya. Belajar dengan seperti ini membuat peserta didik lebih semangat dan memotivasi siswa sehingga siswa tidak merasa bosan dengan model pembelajaran yang hanya tatap muka saja atau online saja. Model flipped classroom menjadikan sesuatu yang biasa diselesaikan dikelas kini dapat diselesaikan dirumah, dan begitupun sebaliknya yang biasa diselesaikan dirumah kini diselesaikan dikelas. Didalam jurnalnya usmadi dalam judul Penerapan Strategi Flipped Classroom dengan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika pada Kelas XI SMKN 2 Padang Panjang menurut Menurut O'Flaherty & Phillips Flipped Classroom adalah strategi pembelajaran campuran yang membalikkan model pengajaran dan 4 Ibid 5 Meyla Kurniawati, Harja Santanapurba, Elli Kusumawati, Penerapan Blended Learning Menggunakan Model Flipped Classroom Berbantuan Google Classroom Dalam Pembelajaran Matematika Smp, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 7, Nomor 1, April 2019, Hlm. 8 – 19
  • 17. 3 pembelajaran di dunia pendidikan secara tradisional.6 Ketika pembelajaran dengan model Flipped Classroom, pembelajaran yang biasanya berlangsung selama waktu tatap muka, sebelumnya direkam dan disediakan bagi peserta didik untuk menonton sebelum kelas tatap muka, sementara kesempatan untuk memperdalam, memperluas dan menerapkan pemahaman peserta didik tentang materi yang direkam adalah dengan cara strategi pembelajaran aktif di waktu pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan model flipped classroom ini membuat peserta didik dapat lebih mudah memahami materi karena peserta didik dapat memutar kembali video penjelasan materi pelajaran yang telah pendidik bagikan, selain itu peserta didik dapat mencari sumber-sumber lain melalui internet sehingga mereka dapat mencari informasi secara luas. Selanjutnya mereka dapat memperdalam materi dan memecahkan masalah di dalam kelas bersama guru dan teman-teman kelasnya. Dengan seperti ini pembelajaran tidak lagi monoton dan peserta didik lebih semangat dalam belajarnya. Dalam tercapainya tujuan pembelajaran dibutuhkannya motivasi belajar, karena belajar adalah kegiatan pokok dalam prose pembelajaran di sekolah. Motivasi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik (keadaan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik (keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar).7 Dengan menciptakan suasana baru pada saat kegiatan pembelajaran juga dapat membantu membuat siswa menjadi termotivasi ekstrinsik. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, peserta didik masih pasif dalam kegiatan belajar pembelajaran, hal ini diakibatkan model pembelajaranya masih menggunakan metode ceramah satu arah sehingga membuat siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran, ketika tanya 6 Usmadi, Ergusni , Penerapan Strategi Flipped Classroom Dengan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas Xi Smkn 2 Padang Panjang, Jep | Vol 3, No. 2 7 Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal, Vol. 5, No. 2
  • 18. 4 jawab di dalam kelas hanya beberapa peserta didik saja yang menanggapi pertanyaan dari guru. Ketika peneliti melakukan wawancara kepada guru belum menerapkan metode dan Teknik pembelajaran tertentu, beliau hanya melakukan kegiatan pembelajaran semampu dan sebisa beliau tetapi mengusahakan memberikan yang terbaik dan semaksimal mungkin untuk peserta didiknya agar tetap mampu memahami materi. Selain kurangnya variasi dalam model pembelajaran, kurangnya bahan ajar juga mempengaruhi motivasi belajar, terutama pada mata pelajaran geografi yang mempelajari tentang lingkungan alam dan fisik sehingga lebih membutuhkan contoh atau terjun langsung kelapangan. Namun masalah yang sampai saat ini mengemuka dalam pembelajaran geografi adalah rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar geografi. Belajar geografi cenderung membosankan dan tidak bermakna. Akibatnya, tujuan pembelajaran geografi seringkali tidak tercapai.8 Hal ini terjadi akibat guru hanya menggunakan model pembelajaran dengan satu arah dan siswa hanya bisa membaca di buku paket saja, sehingga siswa hanya membayangkan tanpa diberikan contohnya dan diajak observasi secara langsung. Padahal menurut Preston E James ilmu Geografi dapat disebut sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing. 9 Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik meneliti tentang “Pengaruh Metode Pembelajaran Blended Learning Metode Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Kelas X IPS 1 MAN 1 Metro, Lampung Tengah)” 8 Iwan Setiawan, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Geografi Melalui Pengembangan Media Pendidikan, Artikel, Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Fpips Upi. 9 Tim Geografi, Pengetahuan Dasar Geografi, Pp-Paud Dan Dikmas Jawa Barat 2017, Hlm. 3
  • 19. 5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Peserta didik masih pasif dalam kegiatan belajar pembelajaran. 2. Guru belum menerapkan metode dan teknik pembelajaran. 3. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran dan kurangnya bahan ajar. Rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar geografi. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka masalah dapat dibatasi sebagai berikut: Pembatasan umum: Guru hanya menggunakan model pembelajaran ceramah, sehingga peserta didik menjadi pasif dalam kegiatan pembelajaran. Pembatasan khusus: Penelitian ini hanya memfokuskan pada Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah peneliti uraikan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi?” 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah : untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi
  • 20. 6 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yaitu: 1. Manfaat teoritis Untuk memberikan kontribusi ilmiah pada kajian tentang kependidikan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk kegiatan belajar pembelajaran. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan model pembelajaran. b. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang akan datang dalam konteks permasalahan yang berkaitan dengan Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom.
  • 21. 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 1. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha untuk mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual agar seseorang berminat untuk belajar dengan kemauan sendiri. Melalui proses pembelajaran moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik akan terbentuk dengan berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang sesuai dengan lingkungan belajar. 10 Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetah uan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. 11 Dengan begitu pembelajaran merupakan usaha pendidik dalam membimbing peserta didik untuk menciptakan lingkungan belajar. Melalui proses pembelajaran moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik akan terbentuk dengan berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang sesuai dengan lingkungan belajar.12 dengan demikian pembelajaran merupakan usaha-usaha yang direncanakan dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi kegiatan proses belajar dalam diri peserta didik. pembelajaran merupakan suatu proses, maka pembelajaran merupakan kegiatan pendidik dalam rangka membuat siswa untuk belajar. Proses tersebut meliputi : 10 Zainal Rafli, Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat), (Yogyakarta : Gurudhawaca, 2016), Hlm. 419 11 Ibid, Hlm 12 Ibid, Hlm.
  • 22. 8 a. Persiapan dari mulai merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan perencanaan mengajar dilengkapi dengan persiapan media belajar, dan evaluasi. b. Pelaksanaan kegiatan belajar dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya. c. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola yang berbentuk pengayaan atau penambahan jam pelajaran, dan remedial bagi siswa yang mendapatkan kesulitan dalam belajar. Dari semua pendapat mengenai pembelajaran menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan sebuah interaksi antara pendidik yang memberikan bahan ajar kepada peserta didik, dan didalam proses pembelajaran terdapat kegiatan yang dirancang agar peserta didik termotivasi untuk belajar dan menerima materi yang diberikan oleh pendidik. b. Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik dalm buku perencanaan pembelajaranuntuk kejuruan menyebutkan bahwa komponen-komponen yang harus terkandung dalam tujuan pembelajaran adalah perilaku terminal, kondisi-kondisi, dan standar ukuran. 13 Jadi para peserta didik diharapkan mengalami perubahan setelah terjadinya kegiatan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran menurut Nana Syaodih Sukmadinata mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:14 13 Tuti Irian, Perencanaan Pembelajaran Untuk Kejuruan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), Hlm, 81 14 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung; Pt Remaja Rosdakarya, 2002), Hlm. 46
  • 23. 9 a Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; b Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; c Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; d Memudahkan guru mengadakan penilaian. c. Jenis-Jenis Model Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Langsung Pembelajaran langsung dapat juga dapat diartikan sebagai model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik, yang pembelajarannya berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Sedangkan menurut Killen dalam depdiknas, pembelajaran langsung atau Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.15 Dengan demikian kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, dan guru harus menyusun kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir dengan rapi. 2. Model Pembelajaran Online Pembelajaran online membutuhkan sebuah media yang dapat mendistribusikan ilmu pengetahuan dan sebagai wadah proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Waller and Wilson dalam artikel yang berjudul pembelajaran berbasis e-learning, Konsep Pembelajaran Berbasis Komputer dan Jaringan adalah suatu bentuk model pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi web dan internet, konsep belajar dan mengajar ini sebenarnya 15 Eko Sudaranto, Model Pembelajaran Era Sociaty 5.0, ( Jl. Evakuasi, Cirebon: Grup Publikasi Yayasan Insan Shodiqin Gunung Jati, 2002), Hlm.21
  • 24. 10 bukanlah barang baru, bukan juga ide ataupun pemikiran baru, bahkan sudah berkembang sejak beberapa dasawarsa lalu. 16 Dengan demikian pembelajaran online merupakan pembelajaran yang dilakukan secara virtual dan membutuhkan media pembelajaran seperti alat teknologi dan internet. Dengan menggunakan internet dapat mempermudah peserta didik dan pengajar dalam mencari informasi yang diinginkan 2. Pembelajaran Online a. Pengertian Pembelajaran Online Pembelajaran online pada dasarnya adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan sistem yang sudah ada sejak pertengahan abad 18. Sejak awal, pembelajaran jarak jauh selalu menggunakan teknologi untuk pelaksanaan pembelajarannya, mulai dari teknologi paling sederhana hingga yang terkini. 17 Pembelajaran learning tidak sekedar memberikan materi pembelajaran dalam jaringan internet. Dalam online learning, selain ada materi pembelajaran online juga ada proses kegiatan belajar mengajar secara online. Jadi, perbedaan pokok antara pembelajaran online dengan sekedar materi pembelajaran online adalah adanya interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran. b. Karakteristik Pembelajaran Online Karakteristik pembelajaran online menurut Soekartawati dalam jurnal on-line learning sebagai motifasi pembelajaran, jurnal Pendidikan matematika antara lain adalah18 : 1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat memperoleh informasi dan melakukan komunikasi dengan 16 Rabiah Adawiah, Dkk, Pembelajaran Berbasis E-Learning, Artikel 17 Tian Belawati, Pembelajaran Online, Universitas Terbuka, Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Edisi Ke 2, Hal. 6 18 Nur Hadi Wiryanto, On-Line Learning Sebagai Motifasi Pembelajaran, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2, No. 1, 2006, Hlm. 10-23
  • 25. 11 mudah dan cepat, baik 1 antara pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar dengan pembelajar. 2. Memanfaatkan media komputer, seperti jaringan komputer (computer networks) atau (digital media). 3. Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning materials). 4. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya 5. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan serta untuk memperoleh informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi. c. Manfaat Pembelajaran Online Manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru19 : 1) Sudut peserta didik Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam Siahaan) ini dapat mengatasi siswa yang: a) Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, b) Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi yang tidak dapat 19 Ratna Tiharita Setiawardhani, Pembelajaran Elektronik (Elearning) Dan Internet Dalam Rangka Mengoptimalkan Kreativitas Belajar Siswa, Jurnal Ilmiah Pend. Ekonomi, Volume 1 Nomor 2, September 2013, Hal. 82-96
  • 26. 12 diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan di bidang komputer, c) Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan d) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan. 2) Guru Menurut soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang diperoleh guru adalah bahwa guru dapat : 19 a) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, b) Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, c) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, d) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan e) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
  • 27. 13 c. Jenis Pembelajaran Online Dalam model pembelajaran online terdapat banyak jenis-jenis model pembelajaran online salah satu model pembelajaran online yaitu:20 1. Station Rotation Blended Learning Station-Rotation blended learning adalah menggabungkan ketiga stasiun atau spot dalam satu jam tatap muka dibagi menjadi tiga. Misalkan satu tatap muka terdiri atas 90 menit, maka waktu tatap muka 90 menit itu dibagi tiga waktu untuk masing-masing tahapan dalam spot yang berbeda yaitu 30 menit. ketiga spot tersebut terdiri atas online instruction, Teacher-led instruction, dan Collaborative activities and stations. 2. Lab Rotation Blended Learning Model Lab Rotation Blended Learning mirip dengan Station Rotation, yaitu memungkinkan mahasiswa mempunyai kesempatan untuk memutar stasiun melalui jadwal yang telah ditetapkan namun dilakukan menggunakan laboratorium komputer khusus yang memungkinkan dilakukan pengaturan jadwal yang fleksibel dengan dosen. Dengan demikian diperlukan laboratorium komputer. 3. Remote Blended Learning atau Enriched Virtual Dalam pembelajaran Remote Blended Learning, fokus mahasiswa adalah menyelesaikan pembelajaran online, mereka melakukan pembelajaran tatap muka dengan dosen hanya sesekali sesuai kebutuhan. Pendekatan ini berbeda dari model Flipped Classroom dalam keseimbangan waktu pengajaran tatap muka online. Dalam 20 Https://Sevima.Com/Jenis-Blended-Learning/
  • 28. 14 model pembelajaran Remote Blended Learning, mahasiswa tidak akan belajar secara tatap muka dengan dosen setiap hari, tetapi dalam pengaturan flipped. Siswa menyelesaikan tujuan pembelajaran secara individu. 4. Flex Blended Learning Flex termasuk dalam jenis model Blended Learning di mana pembelajaran online adalah inti atau tulang punggung pembelajaran mahasiswa, namun masih didukung oleh aktivitas pembelajaran offline. Mahasiswa melanjutkan pembelajaran yang dimulai di dalam kelas nyata dengan jadwal yang fleksibel yang disesuaikan secara individual dalam berbagai modalitas pembelajaran. Sebagian besar mahasiswa masih belajar di kampus, kecuali untuk pekerjaan rumah. Dosen memberikan dukungan pembelajaran tatap muka secara fleksibel dan adaptif sesuai kebutuhan melalui kegiatan seperti pengajaran kelompok kecil, proyek kelompok, dan bimbingan pribadi. 5. The ‘Flipped Classroom’ Blended Learning Blended learning versi Flipped Classroom ini merupakan versi yang paling banyak dikenal, Flipped Classroom dimulai dari pembelajaran mahasiswa yang dilakukan secara online di luar kelas atau di rumah dengan konten-konten yang sudah disediakan sebelumnya. Setelah melakukan proses pembelajaran online di luar kampus mahasiswa kemudian memperdalam dan berlatih memecahkan soal-soal di kampus bersama dosen dan / atau teman kelas. Dengan demikian bisa dianggap peran pembelajaran tradisional di kelas menjadi “terbalik”.
  • 29. 15 6. Individual Rotation Blended Learning Model Individual Rotation memungkinkan mahasiswa untuk memutar melalui stasiun-stasiun, tetapi sesuai jadwal individu yang ditetapkan oleh dosen atau oleh algoritma perangkat lunak. Tidak seperti model rotasi lainnya, mahasiswa tidak perlu berputar ke setiap stasiun; mereka hanya berputar ke aktivitas yang dijadwalkan pada daftar putar mereka. 3. Model Pembelajaran Blended Learning a. Pengertian Blended Learning Blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris, yang terdiri dari dua suku kata, yaitu blended dan learning. Blended learning ini pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual. Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata pelajaran yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Selain blended learning ada istilah hybrid learning. Istilah tersebut mengandung arti yang sama yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi pembelajaran. Blended Learning merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode e-learning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara sistem e-learning dengan metode konvensional atau tatap muka (face to face).21 Dalam Anis, Noord mendefinisikan bahwa pembelajaran blended adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai metode pembelajaran daring, luring dan tatap muka (in-person learning). Pembelajaran blended dinilai lebih unggul dan terkenal dengan adanya beragamnya pilihan kombinasi, baik pembelajaran sinkron maupun asinkron. 21 Ni’matul Khoiroh, Munoto, Dan Lilik Anifah, Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Vol. 10, No. 2, September 2017
  • 30. 16 Dalam model desain sistem pembelajaran blended ini, Seting belajar terdiri dari 3 jenis yaitu sebagai berikut:22 1) Sinkron Langsung (SL) yaitu kegiatan pembelajaran tatap muka 2) Sinkron Maya (SM) ; kegiatan belajar terjadi melalui teknologi secara sinkron seperti video conference, audio-conference atau web-based seminar (webinar). 3) Asinkron Mandiri (AM); adalah pembelajaran daring yang mana tidak terjadi secara sinkron atau tidak online dalam waktu yang bersamaan sehingga peserta didik dapat belajar dengan mandiri. Dalam Anis, Noord mendefinisikan bahwa pembelajaran blended adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai metode pembelajaran daring, luring dan tatap muka (in-person learning). Pembelajaran blended dinilai lebih unggul dan terkenal dengan adanya beragamnya pilihan kombinasi, baik pembelajaran sinkron maupun asinkron.23 Model pembelajaran Blended Learning ini ringkasnya adalah penggabungan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam jaringan (daring), baik dari cara penyampaian hingga gaya pembelajaran, sehingga kombinasi pengajaran yang tercipta tetap menekankan interaksi sosial, tapi tidak meninggalkan aspek teknologi. b. Pengertian Model pembelajaran Flipped Classroom Model pembelajaran Flipped Classroom ini hakikatnya merupakan salah satu model penerapan blended learning itu sendiri. Dengan pendekatan Flipped Classroom, sebagian aktivitas pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas, kini dapat diselesaikan di rumah terlebih dahulu secara mandiri oleh siswa sebelum akhirnya melakukan pembelajaran tatap muka lagi di kelas. 22 Uwes Anis Chaeruman, Panduan Memilih Dan Menentukan Seting Belajar Dalam Merencanakan Pembelajaran Blended, Universitas Negri Jakarta, 2018, Hlm. 10-11 23 Uwes Anis Chaeruman, Panduan Memilih Dan Menentukan Seting Belajar Dalam Merencanakan Pembelajaran Blended, Universitas Negri Jakarta, 2018, Hlm. 10-11
  • 31. 17 Johnson dari riset hasil tesisnya mengatakan, flipped classroom merupakan suatu cara yang diberikan oleh pendidik dengan meminimalkan instruksi pembelajaran dengan memaksimalkan interaksi satu sama lain. Johnson dari riset hasil tesisnya mengatakan, flipped classroom merupakan suatu cara yang diberikan oleh pendidik dengan meminimalkan instruksi pembelajaran dengan memaksimalkan interaksi satu sama lain.24 Hal ini dapat dilakukan sebagai solusi apabila waktu pembelajaran di kelas tidak mencukupi. Sehingga memanfaatkan pembelajaran online berbasis flipped classroom. Konsep model pembelajaran flipped classroom adalah ketika pembelajaran yang seperti biasa dilakukan di kelas dilakukan oleh siswa di rumah, dan pekerjaan rumah yang biasa di kerjakan di rumah diselesaikan di sekolah. 25 Dengan demikian, pembelajaran flipped classroom menghadirkan gaya belajar yang variatif dengan diskusi ataupun individual ketika mempersiapkan materi di rumah ataupun mengerjakan tugas di sekolah. Model Pembelajaran berbasis flipped classroom adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Flipped classroom memanfaatkan teknologi yang mendukung materi pembelajaran yang dapat diakses kapanpun dan di manapun. Sedangkan waktu pembelajaran di kelas digunakan siswa untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan proyek, keterampilan praktik, dan menerima umpan balik tentang kemajuan mereka. c. Langkah-Langkah Pembelajaran Flipped Classroom 24 Made Delina Rusnawati, Implementasi Flipped Classroom Terhadap Hasil Dan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, Volume 4 Nomor 1 April 2020 25 Ayu Nur Laily Choiroh, Dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom Menggunakan Metode Mind Mapping Terhadap Prestasi Dan Kemandirian Belajar Fisika”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.7 (2018), Hal.2.
  • 32. 18 Menurut Ulfa dalam buku higher order hinking skill, Langkah- langkah yang digunakan dalam pembelajaran flipped classroom ada 3 langkah, yaitu :26 1. Siswa belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk pertemuan berikutnya. 2. Di kelas, peserta didik dibentuk berkelompok secara acak. 3. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi dengan metode kooperatif learning. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) dari materi tersebut. 4. Guru memberikan kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan yang mereka lakukan bukan hanya permainan, tetapi merupakan proses belajar, serta guru 5. berlaku sebagai fasilitator dalam membantu siswa dalam pembelajaran serta menyelesaikan soal soal yang berhubungan dengan materi. Sehingga bisa dikatakan strategi pembelajaran flipped classroom terdapat korelasi dengan strategi pembelajaran active learning dan blended learning yang berbasis teknologi. Perbedaanya adalah blended learning memiliki station rotation, sedangkan flipped classroom membalik suasana kelas dengan sistem pembelajaran online baik di luar kelas maupun di dalam kelas serta adanya strategi strategi pembelajaran lainnya untuk menghidupkan suasana kelas yang tidak konvensional. 26 Rustam Efendy Rasyid, Dkk, Higher Order Hinking Skill, Cv. Syntax Corporation Indonesia, Hlm. 56
  • 33. 19 d. Sintak atau Proses Pembelajaran Flipped Classroom Proses pembelajaran dengan model Flipped Classroom terbagi menjadi dua bagian yaitu kegiatan pre-class (pembelajaran online) dan in-class (pembelajaran pemahaman konsep). Proses pembelajaran Flipped Classroom disajikan sesuai 27 table 2.1 Tabel 2.1 Proses pembelajaran Flipped Classroom No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu 1 Sebelum Kelas dimulai (Pre Class) Guru menyiapkan materi pembelajaran dan diunggah ke website. Siswa mempelajari materi yang di share oleh guru dan mencatat materi di buku catatan, kemudian siswa menyiapkan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami siswa 1 jam 2 Saat dalam kelas Pendahulua n Siswa telah menyiapkan pertanyaan pertanyaan tertentu setelah mempelajari materi yang diberikan Guru menyiapkan beberapa jawaban dari pertanyaan dan mempersiapkan ruang diskusi untuk menyelesaikan pertanyaan yang muncul 45 menit 3 Saat kelas berlangsun g Siswa berdiskusi di kelas Guru membimbing siswa selama proses diskusi dan memberikan klarifikasi materi pembelajaran dari pertanyaan pertanyaan yang muncul dari siswa 4 Saat kelas berakhir Guru dan siswa merefleksi hasil belajar Guru memposting materi pelajaran tambahan di web yang sudah disiapkan untuk meningkatkan pengetahuan siswa 15 menit 5 Saat di luar kelas Siswa didorong untuk mengutarakan sesuatu hal (materi) yang belum mereka pahami Guru selalu membimbing siswa untuk memberi pemahaman materi pada siswa e. Kelebihan dan Kekurangan Model Flipped Classroom 1) Kelebihan Model Flipped Classroom Kelebihan model Flipped Classroom dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam belajar, mempermudah siswa 27 Wahyuyun Ndari Utaminingsih, Pengaruh Model Pembelajaran Flipped Classroom Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Mipa Sma Negeri 1 Sumberpucung, Skripsi
  • 34. 20 untuk mem-pause dan mem rewind materi,meningkatkan interaksi guru dan siswa,meningkatkan interaksi antar sesama siswa,membuat kelas menjadi lebih transparan dan terbuka. 2) Kekurangan Model Flipped Classroom Kekurangan model Flipped Classroom dalam pembelajaran berupa kurang mendukungnya fasilitas siswa dalam mengakses jaringan internet dan perangkat keras, siswa harus bekerja keras memahami materi secara mandiri, dan sarana prasarana sekolah yang belum mendukung.28 4. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Menurut Hamzah B. Uno dalam jurnal teams games tournament (tgt): improve motivation of studying social study elementary school students motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung. 29 Indikator-indikator tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, menurut Winkel dalam jurnal Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal, menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa yang 28 Ibid, 29 Dewi Rakhmawati, Teams Games Tournament (Tgt): Improve Motivation Of Studying Social Study Elementary School Students, Jurnal Riset Pedagogik, 2 (2) (2018) 17-20
  • 35. 21 menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. 30 Sejalan dengan pendapat di atas, didalam jurnal yang berjudul Hubungan Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi kasus Mahasiswa Tingkat I EKM A Semester I, Sardiman mengatakan dalam kegiatan pembelajaran, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.31 Yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai. b. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar Menurut Hamzah B. Uno (2011: 27-29), peran penting motivasi belajar dan pembelajaran, antara lain: 32 1) Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang menentukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilalui. 2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya oleh anak. 30 Maryam Muhammad, Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2, 2016 31 Syardiansah, Hubungan Motivasi Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi Kasus Mahasiswa Tingkat I Ekm A Semester I, Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol.5, No.1, Mei 2016 32 Kunah, Metode Berbicara Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Penguasaan Tata Bahasa (Grammar) Dan Motivasi Belajar, (Jl. Jambal, Indramayu: Adab Cv Adanu Abimata, 2021), Hlm. 22-23
  • 36. 22 3) Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik. Selain itu, Oemar Hamalik, menyebutkan fungsi motivasi itu meliputi:33 1) Mendorong timbulnya kelakuan/ suatu perbuatan. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor penggerak dalam kegiatan belajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi motivasi belajar adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi sehingga untuk mencapai prestasi tersebut peserta didik dituntut untuk menentukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya. c. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Belajar Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar menurut Sardiman A. M , yaitu:34 1) Tekun menghadapi tugas-tugas dan dapat bekerja terus-menerus sampai pekerjaannya selesai. 2) Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan. 3) Memungkinkan memiliki minat terhadap bermacam-macam masalah. 4) Lebih sering bekerja secara mandiri. 5) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. 6) Jika sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya. 7) Tidak akan melepaskan sesuatu yang telah diyakini. 8) Sering mencari dan memecahkan masalah soal-soal 33 Ibid, Hlm. 20 34 Ibid, Hlm.
  • 37. 23 d. Macam-macam Motivasi Belajar Menurut Sardiman A. M terdapat dua macam motivasi belajar, yaitu:35 1) Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tanpa harus dirangsang dari luar karena didalam seseorang individu sudah ada dorongan untuk melaksanakan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik maka secara sadar akan melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu ingin maju sehingga tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Hal ini dilatarbelakangi keinginan positif, bahwa yang akan dipelajari akan berguna di masa yang akan datang. 2) Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsang dari luar. Motivasi dikatakan ekstrinsik bila peserta didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Sesuai dengan pendapat di atas, motivasi belajar yang ada pada diri seseorang dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik (dalam individu) dan motivasi ekstrinsik (luar individu). e. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar Enco Mulyasa menyebutkan bahwa prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut: 36 1) Peserta didik akan lebih giat apabila topik yang akan dipelajari menarik dan berguna bagi dirinya. 2) Tujuan pembelajaran disusun secara jelas dan diinformasikan kepada peserta didik agar mereka mengetahui tujuan belajar tersebut. 3) Peserta didik selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya. 35 Ibid, Hlm. 36 Ibid, Hlm. 23-24
  • 38. 24 4) Pemberian pujian dan reward lebih baik daripada hukuman, tapi sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan. 5) Memanfaatkan sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik 6) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan setiap peserta didik, misalnya perbedaan kemauan, latarbelakang dan sikap terhadap sekolah atau subjek tertentu. 7) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan selalu memperhatikan mereka dan mengatur pengalaman belajar yang baik agar siswa memiliki kepuasan dan penghargaan serta mengarahkan pengalaman belajarnya ke arah keberhasilan, sehingga memiliki kepercayaan diri dan tercapainya prestasi belajar. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa prinsip- prinsip untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu jika topik yang akan dipelajari menarik dan berguna, tujuan pembelajaran pun disusun secara jelas, hasil belajar peserta didik harus diberitahukan, pemberian reward bagi yang berprestasi, memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik, memperhatikan perbedaan mereka, dan berusaha memenuhi kebutuhan peserta didik dengan memperhatikannya. f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Slameto motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu: 37 1) Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahui, mengerti, dan memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi antara siswa dengan tugas/ masalah. 2) Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk memperoleh status dan harga diri. 3) Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan pelajaran/ belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari 37 Ibid, Hlm. 24-25
  • 39. 25 orang lain/ teman-teman. Kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan harga diri. Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu Yusuf menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:38 1) Faktor Internal Faktor internal meliputi: a. Faktor Fisik Faktor fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik (terutama panca indera). b. Faktor Psikologis Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. 2) Faktor Eksternal (yang berasal dari lingkungan) a. Faktor Non-Sosial Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar. b. Faktor Sosial Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik yang hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau suara). Proses belajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar dengan cara menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa, serta selalu membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat di rumah siswa tetap mendapat perhatian orang tua, baik material dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu dan mempermudah siswa belajar di rumah. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap hasil usaha seseorang. Bila usaha yang dilakukan peserta didik itu adalah hal-hal yang positif dan menunjang serta berorientasi pada kegiatan belajar IPS, maka motivasi belajar akan mempengaruhi hasil belajar IPS. 38 Ibid, Hlm. 25-26
  • 40. 26 g. Pengembangan Motivasi Belajar Setiap motivasi belajar memiliki tujuan secara umum, motivasi bertujuan menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Namun demikian menurut Oemar Hamalik dalam jurnal Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, munculnya motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:39 1) Motivasi akan menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil. 2) Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan motif dan minat pada peserta didik. Pembelajaran ini sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan. 3) Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk bersungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru harus berusaha agar murid-muridnya memiliki self motivation yang baik. 4) Berhasil atau tidaknya dalam membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaran erat hubungannya dengan pengaturan disiplin dalam kelas. Jika gagal akan berdampak timbulnya masalah disiplin di dalam kelas. 5) Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada asas dalam mengajar, penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar tetapi akan menjadi faktor yang menentukan pembelajaran yang lebih efektif, asas motivasi sangat esensial dalam proses belajar mengajar. 39 Oem Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, Lantanida Journal, Vol. 5 No. 2 (2017) 93-196 | 179
  • 41. 27 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan motivasi belajar mengandung nilai-nilai yaitu motivasi menentukan tingkat keberhasilan, pembelajaran bermotivasi hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, pembelajaran bermotivasi harus kreatif dan imajinatif, kegagalan menimbulkan disiplin, dan asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral. h. Cara-Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Menurut Sardiman A. M ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, antara lain:40 1) Memberi angka Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapat angkanya baik akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik. Dengan pemberian angka-angka yang baik untuk siswa, bisa menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk siswa yang bersangkutan. 2) Hadiah Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu misalnya pemberian hadiah kepada siswa yang mendapat atau menunjukan hasil belajar yang baik. Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut, sehingga hadiah tidak selalu bisa menimbulkan motivasi. 3) Saingan/ kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Hanya saja persaingan individu akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok belajar. 40 Kunah, Metode Berbicara Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Penguasaan Tata Bahasa (Grammar) Dan Motivasi Belajar, (Jl. Jambal, Indramayu: Adab Cv Adanu Abimata, 2021), Hlm. 27-28
  • 42. 28 4) Ego-involvement Sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting karena menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik betapa pentingnya tugas-tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga mereka bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri. Mereka akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya, karena penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. 5) Memberi ulangan Peserta didik akan menjadi giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan. Maka, memberi ulangan adalah salah satu upaya sarana memotivasi siswa dalam belajar. Tetapi yang harus diingat adalah guru jangan terlalu sering memberikan ulangan karena dapat membuat siswa bosan karena terlalu sering dan bersifat rutinitas. Guru juga harus terbuka, maksudnya jika akan diadakan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya. 6) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika mengalami kemajuan/ peningkatan, akan mendorong siswa untuk terus belajar dan lebih giat lagi. semakin mengetahui bahwa hasil belajar selalu mengalami kemajuan, maka aka nada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya selalu meningkat. 7) Pujian Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar, dengan pemberian pujian akan menimbulkan rasa senang dan puas. 8) Hukuman Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif apabila diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
  • 43. 29 9) Hasrat untuk belajar Adanya hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak tersebut memang terdapat motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. 10) Minat Motivasi erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. 11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasa sangat berguna dan menguntungkan bagi siswa, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara menumbuhkan motivasi belajar yaitu dengan memberi angka, hadiah, saingan/ kompetisi, ego-involvement, memberikan ulangan, mengetahui hasil pekerjaan, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui. 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian relevan adalah suatu penelitian yang memang sebelumnya yang sudah pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama. Penelitian relevan dalam penelitian ini diantaranya:
  • 44. 30 Table 2.2 Penelitian Yang Relevan Nama Peneliti Ni’matul Khoiroh, Munoto, dan Lilik Anifah Judul Penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan perbedaan motivasi belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran blended learning dengan model pembelajaran langsung tatap muka adanya interaksi menggunakan model pembelajaran blended learning. Jenis Jenis instrumen yang digunakan yaitu pre-test dan post-test, tes kinerja, angket motivasi belajar. Lokasi SMPN 1 Gumukmas Jember. Pengambilan sampel Pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling, sehingga didapat sampel sebanyak 69 siswa. Hasil penelitian Penelitian ini dilakukan di Berdasarkan hasil analisis Penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar siswa dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran blended learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran langsung, selain itu terdapat interaksi antara pembelajaran blended learning dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai perangkat pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran TIK; sebagai bahan masukan untuk peningkatan mutu pendidikan di tingkat SMP/MTs dengan model pembelajaran blended learning; dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya tentang pembelajaran blended learning. Table 2.3 Penelitian Yang Relevan Nama Peneliti Luh Rika Sukayanti , Komang Sudarma , Nyoman Jampe Judul Penelitian Pengembangan Blended Learning Tipe Flipped Classroom Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas Xi. Tujuan untuk, mendeskripsikan rancang bangun pengembangan blended learning, mendeskripsikan validitas hasil pengembangan blended learning¸ dan mengetahui efektifitas penggunaan blended learning. Jenis pengembangan menggunakan model ADDIE.. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode pencatatan dokumen, kuesioner, dan tes.
  • 45. 31 Lokasi TKJ 1 SMK Negeri 3 Singaraja Pengambilan sampel anak kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 3 Singaraja. Hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa (1) Rancangan pengembangan blended learning melalui model ADDIE yang terdiri atas analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. (2) Hasil validasi produk dinyatakan valid dari review para ahli dan pengguna dengan (a) hasil review ahli isi mata pelajaran menunjukkan blended learning berpredikat sangat baik (90,53%), (b) hasil review ahli desain pembelajaran menunjukkan bahwa blended learning berpredikat sangat baik (93%), (c) hasil review ahli media menunjukkan bahwa blended learning berpredikat sangat baik (95%), (d) hasil uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan menunjukkan bahwa blended learning berpredikat sangat baik (98,82%), baik (87,84%), dan sangat baik (92,55%). (3) Uji efektivitas blended learning menunjukkan bahwa hasil t-hitung (22,07) > t-tabel (2,007). Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan blended learning. Sehingga blended learning yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan hasil belajar Seni Budaya. Table 2.4 Penelitian Yang Relevan Nama Peneliti Maria Dissriany Vista Banggur, Robinson Situmorang, Rusmono Judul Penelitian Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning Pada Mata Pelajaran Etimologi Multimedia. Tujuan mengembangkan pembelajaran berbasis blended learning pada Mata Pelajaran Etimologi Multimedia, penelitian ini mengembangkan pembelajaran tatap muka yang digabungkan dengan online/offline learning dan disusun menggunakan platform Edmodo. Jenis menggunakan penelitian dan pengembangan, dengan pendekatan sistem mengacu pada model Dick Carey and Carey. Lokasi Sekolah SMK Fransiskus 1 Kampung Ambon – Jakarta Timur. Pengambilan sampel Penelitian ini dilakukan di Teknik pemilihan sampel yang digunakan yaitu kepada siswa kelas X MM, yakni ujicoba one to one, kelompok kecil dan kelompok besar. Hasil penelitian Hasil penilaian menunjukkan skor rata-rata ahli media 3,52 atau baik, ahli materi 4,00 atau sangat baik dan ahli desain
  • 46. 32 pembelajaran 3,73 berarti baik. Dalam tahap uji coba kepada siswa hasil skor rata-rata untuk tahap one to one sebesar 3,09, pada tahap kelompok kecil sebesar 3,01 dan pada tahap kelompok besar sebesar 3,40. Kesimpulan penelitian bahwa pengembangan pembelajaran berbasis blended learning pada mata pelajaran etimologi multimedia baik dan layak digunakan Table 2.5 Penelitian Yang Relevan Nama Peneliti Sulihin B. Sjukur Judul Penelitian Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk. Tujuan 1) mengetahui perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara siswa yang diajarkan pembelajaran blended learning dibanding siswa yang diajarkan pembelajaran konvensional, 2) mengetahui peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended learning. Jenis quasi eksperiment. Lokasi SMA Negeri 20 Medan. Pengambilan sampel Sampel sebanyak 62 siswa dilakukan secara random assignment. Hasil penelitian Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang diajar pembelajaran blended learning dibandingkan siswa yang diajar pembelajaran konvensional dengan nilai sig. 0,012 dengan rata- rata 4,74 dan terdapat perbedaan hasil belajar dengan nilai sig. 0,000 dengan rata-rata 13,39. 2) Ada peningkatan motivasi belajar siswa akibat penerapan pembelajaran blended learning dengan nilai sig. 0,000 rata-rata peningkatan 13,55 dan ada peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai sig. 0,000 rata-rata peningkatan 38,23. 2.3 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir yang bagus adalah kerangka berpikir yang mampu menjelaskan hubungan antar variabel, selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk hubungan antar variabel penelitian. Menurut Sugianto, kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan
  • 47. 33 berbagai factor yang lebih diidentifikasikan sebagai masalah penting.41 Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan tersebut selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sistem tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. Berikut adalah kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi (Kelas X IPS 1 Ma’arif NU 5 Sekampung): 41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Pt Alfabet, 20016), Hal.91 Pembelajaran Blended Learning Flipeedd Classroom Model pembelajaran Pengarug pembelajaran blended learning model flipped classroom terhadap motifasi siswa Pembelajaran onine Factor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa: Internal, Kesehatan jasmani dan rohani External, lingkungan (waktu, tempat, sarana, dan prasarana), factor social (guru, teman, dan keluarga) Model pembelajaran cerama Pembelajaran langsung Motivasi dan hasil belajar
  • 48. 34 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis alternative sebagai berikut: 1. Ha : Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom berpengaruh secara signifikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS 1 (Studi kasus di Ma’arif NU 5 Sekampung). 2. H0 : Pembelajaran Blended Learning Model Flipped Classroom tidak berpengaruh secara signifikan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS 1 (Studi kasus di Ma’arif NU 5 Sekampung).
  • 49. 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Ma’arif NU 5 Sekampung Kelas XII IPS 4. Sekolah ini beralamat di Jl. Kampus Ma’arif Sumbergede No. 56 A, Kec. Sekampung, Kab. Lampung Timur. Alasan melakukan penelitian di Ma’arif NU 5 Sekampung adalah berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan dan ditemukanya masalah yang terjadi. Masalah yang didapat peneliti berdasarkan observasi dan wawancara dari guru dan siswa adalah kurangnya kemampuan siswa dalam berargumentasi. Selain berdasarkan observasi dan wawancara alasan yang lain adalah berdasarkan pengalaman peneliti yang pernah bersekolah di Ma’arif NU 5 Sekampung. Waktu penelitian akan dilakukan selama enam bulan yakni januari sampai juli 2021. Table 3.1 Uraian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian No Tahap Penelitian Waktu Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 1 Membuat Proposal 2 Seminar Proposal dan Revisi 3 Revisi Proposal 4 Penyusunan Instrumen Penelitian 5 Pengujian Instrumen 6. Pengambilan Data penelitian Pengolahan Data penelitian Penyusunan Bab 4 & 5 Kelengkapan Lampiran Sidang Munaqosah Revisi Skripsi Wisuda
  • 50. 36 3.2 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk meneliti pada proposal atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 42 dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian quasi eksperimental. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono mendefinisikan bahwa penelitian eksperimen yaitu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendali.43 3.3 Metode Penelitian Menurut Sugiyono quasi experimental terdapat dua bentuk yaitu time series design dan non-equivalent control group design. Desain yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design dan menggunakan model non-equivalent control group design.44 Sebelum diberi treatment, kelompok eksperimen diberi test yaitu pretest, dengan maksud untuk mengetahui keadaan kelompok sebelum treatment. Kemudian setelah diberikan treatment, kelompok eksperimen diberikan tes yaitu post-test, untuk mengetahui keadaan kelompok setelah treatment. Pada penelitian ini kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran blended learning metode flipped classroom. Dalam hal ini, peneliti memilih metode tes untuk digunakan sebagai pembanding dari penggunaan metode pembelajaran blended learning 42 Ika Oktavia Alfy Nizami, Pengaruh Legalitas Usaha Dan Labelisasi Halal Terhadap Volume Penjualan Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Binaan Dinas Koperasi Kabupaten Tulungagung, 24 0ktober 2017 43 Sugiyanto, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Pt Alfabet, 20016), Hal. 73 44 Novita Rizka Yulaekha, Efektivitas Permainan Bingo dalam Pembelajaran Program Aplikasi Kelas VII SMP Negeri 25 Purworejo, Edu Komputika Journal, 4, 1, 2017
  • 51. 37 model flipped classroom. Berikut gambaran quasi experimental design model non-equivalent group design menurut Sugiyono.45 Gambar 3.1 rumus quasi experimental design Keterangan : 01 = kelompok eksperimen sebelum diberikan treatment 02 = kelompok eksperimen setelah diberikan treatment 03 = kelompok kontrol sebelum diberikan treatment 04 = kelompok kontrol setelah diberikan treatment X = treatment (penggunaan metode pembelajaran blended learning model flipped classroom) 3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.46 Table 3.2. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel No Variable Definisi Definisi Indikator 45 Ibid,… 46 Muhammad Rukmana, Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Convenience Goods Pada Konsumen Swalayan Kud Pakis, Jurnal Riset Manajemenprodi Manajemen
  • 52. 38 konseptual oprasional 1 Pembelajaran blended learning model flipped classroom (X) Blended learning ini pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual. Blended learning versi Flipped Classroom ini merupakan versi yang paling banyak dikenal, Flipped Classroom dimulai dari pembelajaran peserta didik yang dilakukan secara online di luar kelas atau di rumah dengan konten-konten yang sudah disediakan sebelumnya Model pembelajaran Flipped Classroom ini hakikatnya merupakan salah satu model penerapan blended learning itu sendiri. Dengan pendekatan Flipped Classroom, sebagian aktivitas pembelajaran yang biasanya diselesaikan di kelas, kini dapat diselesaikan di rumah terlebih dahulu secara mandiri oleh siswa sebelum akhirnya melakukan pembelajaran tatap muka lagi di kelas. 1. Adanya kegiatan dan keinginan belajar 2. prinsip-prinsip pembelajaran 3. factor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran 4. tujuan pembelajaran 5. jenis-jenis model pembelajaran 6.pengertian pembelajaran online 7. jenis pembelajaran online 8. pengertian pembelajaran blended learning model flipped classroom 9.Tujuan dan fungsi pembelajaran blended learning model flipped classroom 10. kekurangan dan kelebihan pembelajaran blended learning model flipped classroom 2 Motivasi belajar peserta didik mata pelajaran geografi di Ma’arif NU 5 Sekampung (Y) Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.. motivasi belajar Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan 1. adanya kebutuhan 2. harga diri dan pengetahuan 3. cita-cita masa depan 4. keinginan untuk menjadikan dirinya lebih baik 5. kompetisi
  • 53. 39 adalah seluruh daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai. belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. dengan teman dalam hal pembelajaran 6. minat 7. memberikan ulangan harian 8. mengetahui nilai hasil ujian 9. memberikan pujian 10. memberikan hadiah 11. memberikan kompensasi 12. lingkungan dan media pembelajaran 13. mempunyai target atau tujuan yang akan dicapai Pada penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variable Independen dan Variabel Dependen: 1. Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain (variabel dependen atau terikat).47 Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran blended learning model flipped classroom. 2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.48 Motivasi belajar siswa mata pelajaran geografi di Ma’arif NU 5 Sekampung. 47 Ibid, 48 Ibid,
  • 54. 40 Gambar 3.2 Kerangka Variabel Keterangan : X : Pembelajaran blended learning model flipped classroom Y : Motivasi Belajar Siswa : Pengaruh Jadi Pembelajaran blended learning model flipped classroom mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa. 3.5 Populasi Dan Sampel A. Populasi Populasi yaitu keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan. Menurut Hadari Nawawi (1983), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan, benda-benda, tumbuh, peristiwa, gejala, ataupun nilai tes sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang dilakukan.49 Populasi dalam penelitian ini yang diambil adalah siswa siswa kelas X IPS di Ma’arif NU 5 Sekampung yang berjumlah 160 siswa, jumlah tersebut terdiri dari kelas 1 IPS 1, IPS 2, IPS 3, IPS 4. Pemilihan tempat berdasarkan pengalaman dan pengamatan. B. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara mendalam. Syarat utama sampel adalah harus mewakili populasi. Oleh 49 https://www.statistikian.com/2012/10/pengertian-populasi-dan-sampel.html Pembelajaran blended learning model flipped classroom (X) Motivasi Belajar Siawa (Y)
  • 55. 41 karena itu semua ciri-ciri populasi harus diwakili dalam sampel. Menurut srikunto sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan diteliti.50 Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sample yang merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan. Pada cara ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang berdasarkan atas pertimbangannya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Berdasarkan teknik pengambilan sampel diperoleh sebanyak dua kelas yaitu Kelas X IPS 2 dengan jumlah 30 peserta didik, sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran ceramah tatap muka. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data A. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Menurut Nasution dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. 51 Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat melihat aktifitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru. Aktivitas siswa dan guru yang diamati ketika proses pembelajaran disesuaikan dengan indikator pembelajaran model debat aktif. 2. Tes 50 Ibid 51 Masrukhin, Metodologi Penelitian Kualitatif,( Jl. Conge Ngembalrejo Depan Kampus Stain Kudus: Media Ilmu Press, 2014), Hlm. 103
  • 56. 42 Tes yang dilakukan berupa pre-test dan Post-Test. Pre-Test dilakukan sebelum pembelajaran menggunakan blended learning model flipped classroom untuk melihat kemampuan anak. Kemudian setelah dilakukanya treatment kelas eksperimen kembali diberikan tes berupa post-test untuk melihat seberapa besar perubahan yang terjadi. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif (dengan taksonomi Bloom), yakni C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis). Berikut kisi-kisi instrumen soal tes disajikan dalam Tabel 3.2 Table 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes 3. Angket Angket atau kuesioner menurut Sugiyono merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk No Standar Kompeten si Indikator Pembelajaran Materi Pokok Aspek Kognitif Dan Nomor Item Juml ah C1 C2 C3 C4 1. Memahami pengetahua n dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan ruang lingkup pengetahuan geografi. Ruang lingkup pengetahuan geografi. 1,2 2 Menganalisis objek studi dan aspek geografi. Objek studi dan aspek geografi. 3,4 ,5 3 Menjelaskan konsep esensial geografi dan contoh terapannya. Konsep esensial geografi dan contoh terapannya. 6,7 2 Menjelaskan prinsip geografi dan contoh Prinsip geografi dan contoh terapannya. 8,9 ,10 3 Jumlah 10
  • 57. 43 dijawabnya.52 Angket tersebut digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan respon peserta didik terhadap pembelajaran blended learning model flipped classroom. Pengisian angket ini dilakukan secara jujur dan objektif tanpa tekanan dari pihak manapun. Angket ini diberikan setelah peneliti selesai melakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran blended learning model flipped classroom. Penelitian ini menggunakan angket yang berkaitan dengan variabel penelitian, yakni variable X pembelajaran blended learning model flipped classroom dan variabel Y motivasi belajar Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X Variabel Penelitian pembelajaran blended learning metode flipped classroom. Dimensi Teori Pembelajaran Indikator Butir/Item Jumlah1 Item 1.Adanya kegiatan dan keinginan belajar 1,2 2 1. Prinsip-Prinsip pembelajaran 3,4 2 2. Factor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran 5,6,7 3 Pembelajaran Berbasis Teknologi 3. Adanya dorongan dalam model pembelajaran 8,9 2 4. Perkembangan model pembelajaran 10.11 2 5. Pengertian pembelajaran blended learning model flipped 12,13 2 52 Rusdiana,Kesispan Manajemen Akriditasi Institusi Perguruan Tinggi, (Jl. H. A. Nasution, Bandung: Pusat Penelitian UIN Sunan Gunung Djati, 2002), Hlm. 61
  • 58. 44 classroom 6. Tujuan pembelajaran blended learning model flipped classroom 14,15 2 7. Fungsi pembelajaran blended learning model flipped classroom 16,17 2 8. Kelebihan pembelajaran blended learning model flipped classroom 18,19,20 3 9. Kekurangan pembelajaran blended learning model flipped classroom 21,22,23 3 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Variable Y Variabel penelitian Dimensi Indicator Butit/Item Jumlah Item Motivasi belajar Motivasi Internal Adanya kebutuhan 1,2 2 Persepsi individu mengenai diri sendiri 3,4 2 Harga diri dan Prestasi 5,6 2 Cita-cita dan harapan masa depan 7,8 2 Keinginan tentang kemajuan dirinya 9,10 2 Minat 11,12 2 Kepuasan Kinerja 13,14 2 Motivasi Eksternal Pemberian Hadiah 15,16 2 Kompetensi 17,18 2
  • 59. 45 Hukuman 19,20 2 Pujian/ apresiasi dari guru 21,22 2 Situasi lingkungan pada umumnya 23,24 2 Sistem imbalan yang diterima 25,26 2 Angket menggunakan Skala Likert: , SS, S, KS, TS, STS. Jawaban tersebut diberikan nilai skor Skala Likert: 5, 4, 3, 2, dan 1. Pernyataan atau indikator: SS = Sangat Setuju (5) S = Setuju (4) KS = Kurang Setuju (3) TS = Tidak Setuju (2) STS = Sangat Tidak Setuju (1) b) Dokumentasi Kegiatan pembelajaran, sedangkan nilai hasil tes berfungsi untuk mengetahui daya serap dan penguasaan materi yang telah diajarkan penelitian. Dokumentasi berupa nilai tes siswa dan profil sekolah guna untuk memberikan gambaran partisipasi siswa dalam mengikutinya. B. Pengolahan Data Setelah data diperoleh kemudian data diolah dengan cara editing, pada tahap ini data yang telah terkumpul melalui daftar pertanyaan atau wawancara dan hasil nilai yang diperoleh oleh siswa perlu dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih meragukan dari jawaban responden atau kurang tepat dengan realita kenyataan yang ada. Setelah dilakukanya editing kemudian masuk ke tahap koding, di tahap ini data- data yang berupa jawaban-jawaban responden dan hasil nilai siswa perlu diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisis data. Setelah pengkodingan selesai selanjutnya masuk ke tahap tabulasi data, tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukan data kedalam table. Atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data
  • 60. 46 adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam mengamati dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam table yang mudah dipahami maknanya 3.7 Teknik Analisis Data A. Uji Prasyarat Analisis Data a. Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui seberapa besar digunakan untuk memeriksa apakah data yang diperoleh dari masing-masing variabel distribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji normalitas data Kolmogorov-smirov yang dihitung dengan bantuan SPSS for windows release 16. b. Homogenitas Uji homogenitas varian sebagaimana yang dikemukakan oleh singgih santoso bahwa uji homogenitas yaitu untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai rata-rata yang homogen atau tidak.53 yaitu untuk mengetahui apakah kedua kelompok mempunyai rata-rata yang sama atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji anova dengan bantuan SPSS for windows release . Asumsi yang digunakan dalam pengujian ini yaitu jika data bertipe kuantitatif, baik itu interval atau rasio, data berdistribusi normal, dan data berjumlah sedikit. B. Analisis Data a. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam pengujian hipotesis ini peneliti menggunakan uji independent sample t test dengan bantuan SPSS for windows release. Singgih Santosa 53 https://text-id.123dok.com/document/myj52vk5q-uji-normalitas-data-uji-homogenitas-varians- penguji
  • 61. 47 menyatakan bahwa uji independent sample t test adalah uji hipotesis ini digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama atau tidak. 54 Seperti rumus sebagai berikut:55 Gambar 3.3 rumus uji hipotesis b. Uji-T Uji T digunakan untuk menguji tingkat signifikansi masing- masing koefisien variabel bebas secara individu terhadap variabel tidak bebas. Uji T adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan.56 Rumus yang digunakan untuk uji t untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 57 Gambar 3.4 rumus uji-T 54 file:///C:/Users/User/Downloads/Reverensi/4.%20bab%20iii%20sumber%201.Pdf 55 https://fatkhan.web.id/uji-t-sat u-sampel-dan-dua-sampel/ 56 https://accounting.binus.ac.id/2021/08/12/memahami-uji-t-dalam-regresi- linear/ 57 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang: Umm Press, 2006), Hal. 100
  • 62. 48 𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 1 𝑥 2 √( 𝑆𝐷1 2 𝑁1 1 ) ( 𝑆𝐷2 2 𝑁2 1 ) X1 Mean pada distribusi sampel 1 X2 Mean pada distribusi sampel 2 𝑆𝐷1 2 : Nilai varian pada distribusi sampel 1 𝑆𝐷2 2 : Nilai varian pada distribusi sampel 2 N1 : Jumlah individu pada sampel 1 N2 : Jumlah individu pada sampel 2 c) Gain Ternormalisasi (N-Gain) Uji gain ternormalisasi (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan perlakuan. Peningkatan ini diambil dari nilai pretest dan posttest yang didapatkan oleh siswa. Gain ternormalisasi atau yang disingkat dengan N-Gain merupakan perbandingan skor gain aktual dengan skor gain maksimum. Richard R. Hake. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa sedangkan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Perhitungan skor gain ternormalisasi (N- Gain) dapat dinyatakan dalam rumus berikut: 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝐺𝑎𝑖𝑛 𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
  • 63. 49 Sedangkan untuk kategorinya kita bisa menggunakan interpretasi indeks Gain ternormalisasi (g) menurut Hake yang sudah dimodifikasi : 58 Tabel 3.5 Instruments indeks N-Gain N-GainScore (g) Interpretasi -1.00 < g < 0,0 Terjadi penurunan g = 0,0 Tidak terjadi penurunan 0,0 < g < 0,30 rendah 0,30 < g < 0.70 sedang 0.70 < g < 1.00 tinggi 58 Orenta Ayu Retnani, Pengaruh Media Berbasis Lectora Inspire Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas Iv Sdn Kampungdalem 1 Tulungagung, Jpgsd Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019
  • 64. 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.Gambaran Umum Tempat Penelitian Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur berdiri sejak tanggal 25 juli 1983. Didirikan oleh Lembaga pendidikan Ma’arif NU Majelis Wakil Cabang (MWC) Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur, dengan kepala Madrasah Bapak Drs. Zaidun SW. Madrasah ini terletak di Jalan Kampus Ma’arif Sumbergede No.56 A Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung, Kode Pos 34182, No. Telepon/Fax (0725)7850794. Gambar 4.1 Gedung Ma’arif NU 5 Sekampung
  • 65. 51 A. Data Umum Madrasah Nama Madrasah : MA Ma’arif NU 5 Sekampung Lam-Tim Tahun Berdiri : 26 Mei 1983 NSM/NPSN : 131218070009/10816318 Alamat : Jalan Kampus Ma’arif Desa : Sumbergede 56 A Kecamatan : Sekampung Kabupaten /Kodya : Lampung Timur Propinsi : Lampung No. Telepon/Fax : (0725) 7850794 Kode Pos : 34182 Status Sekolah : Swasta B. Visi, Misi, Tujuan, Dan Strategi a. Visi : Sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan seni yang Islami Populis, berkualitas, bermanfaat bagi masyarakat bagi kemaslahatan umat b. Misi : 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis sains dan teknologi. 2. Membentuk insan Akademik yang beretika dan berakhlak mulia dan memelihara tradisi ilmu-ilmu islam 3. Memperbaiki mutu sarana dan Prasarana serta management secara berkesinambungan.
  • 66. 52 4. Menjaga keharmonisan hubungan yang sinergis dengan lembaga-lembaga lain 5. Meningkatkan kualitas input, proses dan output. c. Tujuan : Menghasilkan lulusan Madrasah Aliyah yang berkualitas, Profesional dan mampu berkompetisi berakhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi d. Strategi : 1. Menciptakan Manajemen Pendidikan yang demokratis dan transparan Menciptakan Efektivitas pembelajaran 2. Membina ketaqwaan dan Akhlakul Karimah 3. Melaksanakan Pendidikan yang Berbasis Sains Dan Teknologi 4. Membina dan mengembangkan bakat dan minat siswa 5. Menciptakan hubungan antar Sekolah dengan Masyarakat yang baik (Community Support) 2. Latar Belakang Historis Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung Lampung Timur berdiri sejak tanggal 25 Juli 1983. Didirikan oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Majelis Wakil Cabang (MWC) Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur, dengan kepala Madrasah Bapak Drs. Zaidun SW. Madrasah ini terletak di Jalan Kampus Ma’arif Sumbergede No. 56 A Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung, Kode Pos 34182, No. Telepon/Fax (0725) 7850794. Madrasah Aliyah didirikan dengan latar belakang kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan, belum adanya Madrasah Aliyah di tempat ini serta ada 10 SLTP/MTs sebagai sekolah pendukung tersebut adalah : SLTP PGRI 1 Sekampung, SLTP PGRI 2 Sekampung, SLTP PGRI 3 Sekampung, SLTP PGRI 4 Sekampung, SLTP Negeri 1
  • 67. 53 Sekampung, SLTP Negeri 2 Sekampung, SLTP Muhammadiyah Sekampung, SLTP Pertiwi Sekampung, MTs Ma’arif NU 5 Sekampung, MTs Ma’arif 13 Hargomulyo, MTs Muhammadiyah Sekampung. Para tamatan/lulusan SLTP/MTS tersebut jika akan melanjutkan ke jenjang SLTA (Khususnya Madrasah Aliyah) mereka harus ke Metro dengan jarak tempuh kurang lebih 20 Km. Hingga saat ini sudah 7 kali pergantian Kepala Madrasah, Sebagai berikut Drs. H. Zaidun, SW (1983 - 1984), Drs. H. Mulyono Herlambang (1984 - 1990), Drs. H. Ahmad Mudjab Kh, M.Pd.I (1990 - 1992), Drs. Muhammad Rodjan (1992 - 1998), Drs. Mahmud Yunus. M.Pd.I (1998 - 2006), Drs. Rudi Ahmad Fauzi (2006 - 2010), Fitriyanto, S.Ag (2010 - Sekarang). Di antara Kepala–kepala Madrasah tersebut hanya satu yang tenaga definitif yaitu Drs. Muhammad Rodjan, selainnya adalah tenaga yang diangkat oleh yayasan. Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Guru Sumber Data Diperoleh Dari Profil Sekolah Ma’arif NU 5 Sekampung
  • 68. 54 3. Data Jumlah Siswa Per tahun Setiap tahunnya jumlah siswa per tahun berbeda, data dibawah ini merupakan jumlah siswa di setiap tahunya dari 2002 sampai 2021. Seperti pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa Per Tahun Tahun Pelajaran Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah 2002/2003 167 154 137 458 2003/2004 151 144 147 442 2004/2005 152 152 148 452 2005/2006 200 164 137 501 2006/2007 201 202 151 524 2007/2008 164 181 200 545 2008/2009 232 217 144 593 2009/2010 231 213 143 587 2010/2011 239 217 212 668 2011/1012 313 219 216 748 2012/2013 277 294 216 787 2013/2014 201 272 289 762 2014/2015 269 189 252 710 2015/2016 331 279 189 799 2016/2017 260 303 265 828 2017/2018 268 278 299 845 2018/2019 309 263 241 813 2019/2020 284 291 230 805 2020/2021 224 286 299 809 Sumber Data Diperoleh Dari Profil Sekolah Ma’arif NU 5 Sekampung 4. Data Fisik (Sarana-Prasarana) Setiap sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mampu mendukung keberlangsungan kegiatan pembelajaran. Dengan begitu di Ma’arif NU 5 Sekampung juga memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu keberlangsungan kegiatan pembelajaran, baik itu yg sering digunakan atau jarang digunakan. Berikut data fisik yang dimiliki Madrasah Aliyah Ma’arif NU 5 Sekampung pada tabel 4.3.