Dokumen tersebut membahas tentang prosa dan unsur-unsur intrinsik serta ekstrinsik dalam prosa seperti cerpen dan novel. Dibahas pula perbedaan antara cerpen dan novel, jenis-jenis alur dalam prosa, serta penokohan dan sudut pandang yang digunakan pengarang. [ringkasan selesai]
2. PROSA
PROSA ADALAH SUATU KARYA SASTRA YANG
BERBENTUK TULISAN DAN BERSIPAT BEBAS BEBAS
YANG TIDAK TERIKAT OLEH BARIS, BAIT, LARIK DAN
SAJAK ( RIMA )
3. JENIS PROSA
1. Prosa Lama, Misalnya hikayat, tambo,
kisah, dan dongeng
2. Prosa Baru, misalnya roman, novel ,
cerpen, riwayat. Esai, resensi dan kritik.
5. Cerpen
Cerpen singkatan cerita pendek.
- Selesai dalam sekali baca.
- Biasanya antara 1500 – 3000 kata (6 – 10
halaman)
- Hanya berisi satu tema dan satu konflik
- Bercerita tentang sepenggal peristiwa dalam
kehidupan tokoh.
6. Perbedaan cerpen dan novel
cerpen novel
1 Temanya sederhana Temanya lebih
kompleks, ditandai
dengan tema – tema
bawahan.
7. 2 Alur atau plotnya
tunggal / sederhana
Memiliki lebih dari
satu alur / plot
3 Latar yang dilukiskan
hanya sesaat dan dalam
lingkungan terbatas
Mengandung latar
geografi atau tempat
para tokohnya
bermain secara luas
8. 4 Pemusatan perhatian
hanya pada satu tokoh,
tokohnya sedikit
Umumnya memiliki
banyak tokoh cerita
dengan berbagai
karakter
3 Terdiri 2 – 10 halaman Berbentuk buku
9. Pengertian
Unsur intrinsik adalah unsur yang
membangun sebuah karya sastra dari
dalam karya sastra itu sendiri.
Sedangkan unsur yang membangun
karya sastra dari luar karya sastra
tersebut dinamakan unsur ekstrinsik.
10. Macam-macam unsur intrinsik
Tema
Amanat
Latar/Setting
Sudut Pandang
Tokoh dan Penokohan
Alur
Gaya bahasa
11. Tema
Adalah Ide utama yang menjiwai seluruh
cerita/karangan. Tema dapat ditemukan dengan
mengidentifikasi konflik yang terdapat dalam cerita
tersebut. Tema biasanya dirumuskan dalam
kalimat/pernyataan yang singkat & padat.
Misalnya :
Tema : percintaan, kehidupan sosial, lingkungan
hidup, agama, dsb.
12. Amanat
Adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada pembaca.
Amanat dalam cerita bisa berupa nasihat, anjuran,
atau larangan untuk melakukan/tidak melakukan
sesuatu. Yang jelas, amanat dalam sebuah cerita
pasti bersifat positif.
Misalnya :
Hendaknya kita selalu berbakti kepada orang tua.
Janganlah kita senang berbohong.
13. Latar/Setting
Adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang,
dan suasana terjadinya lakuan/peristiwa dalam
cerita.
Latar terbagi menjadi tiga yaitu :
Latar waktu
Latar tempat
Latar suasana
14. Sudut Pandang
Adalah posisi pengarang dalam ceritanya. Bisa jadi
ia menjadi tokoh dalam ceritanya tersebut
(pengarang berada di dalam cerita).
Namun, bisa juga dia hanya menjadi pencerita saja
(pengarang berada di luar cerita).
Sudut pandang dibagi menjadi dua yaitu :
Sudut pandang orang pertama
Sudut pandang orang ketiga
Sudut pandang campuran
15. Sudut pandang orang pertama
Pada sudut pandang orang pertama, posisi
pengarang berada di dalam cerita. Ia terlibat dalam
cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita
(bisa tokoh utama atau tokoh pembantu).
Salah satu ciri sudut pandang orang pertama adalah
penggunaan kata ganti ‘aku’ dalam cerita. Oleh
karena itu, sudut pandang orang pertama sering
disebut juga sudut pandang akuan.
16. Sudut pandang orang pertama
Sudut pandang orang pertama terbagi
lagi menjadi dua yaitu :
sudut pandang orang pertama pelaku
utama (Tokoh ‘aku’ menjadi tokoh
utama dalam cerita.
Sudut pandang orang pertama pelaku
sampingan (Tokoh ‘aku’ hanya
berperan sebagai tokoh
pendamping/pembantu saja.
17. Sudut pandang orang ketiga
Pada sudut pandang orang ketiga, pengarang
berada di luar cerita. Artinya dia tidak terlibat
dalam cerita. Pengarang berposisi tak
ubahnya seperti dalang atau pencerita saja.
Ciri utama sudut pandang orang ketiga
adalah penggunaan kata ganti ‘dia’ atau
‘nama-nama tokoh’. Oleh sebab itu, sudut
pandang ini disebut pula sudut pandang
diaan.
18. Sudut pandang orang ketiga terbagi menjadi
dua yaitu :
Sudut pandang orang ketiga serba tahu
(pengarang mengetahui segala tingkah laku,
perilaku, keadaan lahir dan batin tokoh
cerita).
Sudut pandang orang ketiga terarah
(pengarang hanya sebatas mengetahui
kondisi lahiriah dari para tokohnya).
19. Tokoh
Adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau
berkelakuan (memiliki sifat/watak) di dalam berbagai
peristiwa dalam cerita.
Berdasarkan peranannya dalam cerita, tokoh
dibedakan menjadi tiga yaitu tokoh utama, tokoh
pembantu, dan figuran.
Sedangkan berdasarkan wataknya, tokoh dibagi
menjadi tiga yaitu tokoh protagonis (tokoh baik),
tokoh antagonis (tokoh jahat), dan tokoh tritagonis
(tokoh penengah)
20. Penokohan
Adalah cara pengarang dalam
menyajikan/menggambarkan watak tokoh
dan penciptaan citra tokoh.
Penokohan secara umum dibedakan menjadi
dua yaitu :
Penokohan secara langsung (analitik)
Penokohan secara tidak langsung
(dramatik)
21. Penokohan langsung
Artinya pengarang secara langsung
menjelaskan watak/citra dari tokoh tersebut
dengan kata-kata.
Misalnya bahwa tokoh A adalah orang yang
cerewet dan suka mengadu domba.
Atau bahwa fisik tokoh B adalah cantik,
rambutnya hitam tergerai, dsb.
22. Penokohan tidak langsung
Artinya penggambaran `watak/citra tokoh dilakukan
secara tersamar.
Pada penokohan jenis ini, pembaca bisa menyimpulkan
watak seorang tokoh dari :
pikiran tokoh
dialog/ucapan tokoh
tingkah laku/tindakan tokoh
lingkungan sekitar tokoh
reaksi/tanggapan dari tokoh lain
keadaan fisik tokoh
23. Alur/Plot
Adalah rangkaian/jalinan antar peristiwa/
lakuan dalam cerita.
Sebuah cerita sebenarnya terdiri dari berbagai
peristiwa yang memiliki hubungan sebab -
akibat.
Misalnya karena ada peristiwa 1 (pacarnya lari)
maka akibatnya terjadilah peristiwa 2 (tokoh A
frustasi). Jalinan itu yang dinamakan alur/plot.
24. Jenis-jenis alur
Alur maju (alur lurus)
Rangkaian peristiwanya bergerak maju dari awal
ke akhir (kronologis)
Alur mundur (alur flashback)
Rangkaian peristiwanya bergerak mundur dari
akhir ke awal (set back)
Alur campuran (maju-mundur)
Rangkaian peristiwa bergerak secara acak.
26. Gaya Bahasa Pengarang
Adalah cara pengarang mengungkapkan ceritanya
melalui bahasa yang digunakan.
Setiap pengarang memiliki gaya masing-masing.
Ahmad Tohari, misalnya, dia banyak menggunakan
kalimat-kalimat yang indah dan kuat untuk
mendeskripsikan latar dalam ceritanya.
Kuntowijoyo banyak menggunakan idiom-idiom
Jawa dalam ceritanya.
29. Jika tidak ada, baguus !
Sekarang giliranmu
untuk mengerjakan
tugas.
30. Jawablah pertanyaan berikut!
Apakah tema cerpen tersebut?
Apakah pesan moral yang terkandung
dalam cerita tersebut?
Apakah sudut pandang yang digunakan
dalam cerpen tersebut? Jelaskan!
Apakah alur yang digunakan dalam cerpen
tersebut? Jelaskan!
Jelaskan watak tokoh ‘ibu’ dan ‘tukang
jahit’?
31. Jawablah pertanyaan berikut!
Tema : kehidupan sosial masyarakat yang
mengalami pergeseran tradisi menjelang
lebaran.
Amanat : Hendaknya kita menghargai
profesi/pekerjaan orang lain.