Dokumen tersebut membahas tentang prosedur standar untuk pengambilan sampel kontinu (MIL STD 1235C), yang mencakup 5 metode yaitu CSP-1, CSP-F, CSP-2, CSP-T, dan CSP-V. Setiap metode menjelaskan cara penentuan nilai-nilai i dan S, serta prosedur pengambilan sampelnya berdasarkan nilai AOQL yang ditetapkan.
2. ANGGOTA
MUHAMMAD FADHIL (2113008)
ALVIN ADITYA RAHMAN (2113019)
TSANIA LUTFIA SALSABILA ALI T (2113033)
GILBERTUS JHON PAUL IVAN (2113054)
SEFRIL LIA NUR ANGGRAINI (2113057)
3. PROSES TERUS
MENERUS (MIL STD 1235C)
Mil STD 1235 C merupakan prosedur standar
untuk pemilihan dan implementasi rencana
pengambilan sampel kontinu tingkat tunggal dan
banyak, seperti CSP-1 , CSP-F , CSP-2 , CSP-T ,
dan CSP-V.
3
4. 1. CSP-1, prosedur sampling kontinyu tunggal yang
memberikan alternatif inspeksi 100% dan inspeksi sampling
2. CSP-F, variasi dari CSP-1 yang digunakan short run
production, sehingga memungkinkan jumlah clearance (i)
yang lebih kecil
3. CSP-2, modifikasi rencana CSP-1 dimana inspeksi 100%
dilakukan hanya jika ditemukan item cacat kedua pada unit
sampel ke-i atau sebelumnya
4. CSP-T, prosedur sampel kontinyu multi level untuk mereduksi
frekuensi sampling untuk unjuk kualitas yang superior
5. CSP-V, prosedur sampling kontinyu tunggal sebagai alternatif
CSP-T yang digunakan untuk mereduksi jumlah clearance
untuk kondisi kualitas yang baik, dimana reduksi frekuensi
4
5. PROSES TERUS
MENERUS (MIL STD 1235C)
Tujuan standar ini untuk menetapkan rencana dan prosedur
pengambilan sampel berkelanjutan untuk inspeksi berdasarkan atribut.
Jika standar ini dirujuk pada kontrak, spesifikasi, standar inspeksi atau
dokumen serupa, ketentuan standar ini akan mengatur penerapan
semua rencana dan prosedur pengambilan sampel kontinu tipe atribut.
Kecuali disebutkan lain disini, ketentuan standar ini harus dilakukan
oleh pemasok.
Selain itu standar ini memberikan kurva fungsional dari rencana
pengambilan sampel kontinu (dengan pengecualian rencana CSP-F)
serta deskripsi penggunaannya dan pedoman untuk interpretasi.
5
7. 7
CSP-1:Rencana CSP-1 digunakan dengan AOQL=1,22%.
Inspektur sampling mempunyai cukup waktu & menentukan
frekuensi sampling f = 1/5. Tentukan & jelaskan prosedur kerja
yang tepat untuk CSP-1 tersebut.
Caranya :
1. Tentukan i dari Tabel-1: f = 1/5, AOQL=1,22% --> i = 58.
2. Tentukan S dari Tabel 2 : f=1/5, AOQL=1,22% --> S = 165
(Bata cacat)
3. Prosedur sampling:
a. Mulai dengan inspeksi-100%;
b. Jika pada 58 sampling, seluruh unit baik,maka dilakukan
inspeksi-sampling denganpemilihan secara random 1 dari
setiap 5 unityang diproduksi;
c. Jika dalam inspeksi-sampling ditemukan 1unit cacat, maka
kembali dilakukan inspeksi-100.
d. Jika selama inspeksi-100% didapat sigma unit cacat > 165,
maka minta perbaikan proses produksi. Proses suplai dapat
dihentikan hingga perbaikan dilakukan. Setelah proses
perbaikan dilakukan, suplaidapat dilakukan, kembali dengan
sampling-100%, selanjutnya ikuti prosedur kerja b-d.
8. TABEL-1: NILAI JUMLAH CLEARANCE (I) UNTUK RENCANA CSP-1 8
AQL disediakan sebagai indeks untuk menyederhanakan penggunaan tabel ini, tetapi tidak memiliki
arti lain sehubungan dengan rencana
S = 165
9. TABEL-2: NILAI S CSP-1 9
AQL disediakan sebagai indeks untuk menyederhanakan penggunaan tabel ini, tetapi tidak memiliki
arti lain sehubungan dengan rencana
S = 165
10. 10
CSP-F : Rencana CSP-F digunakan dengan AOQL =
0,198% untuk volume produksi 1.200 dalam interval
waktu tertentu. Tentukan rencana CSP-F & jelaskan
prosedur kerjanya.
1. Tentukan huruf kode frekuensi sampling dari
Tabel-A: Volume produksi = 1.200 → Kode: A-F .
2. Tentukan i dari Tabel-1 : dipilih f = 1/5,
AOQL=0,198 % →i = 360.
3. Tentukan S dari Tabel-2 f=1/5, AOQL=0,198 % S
= 975
11. 11
4. Prosedur sampling:
a. Mulai dengan inspeksi-100%;
b. Jika pada 360 sampling, seluruh unit baik, maka dilakukan inspeksi-
sampling dengan pemilihan secara random 1 dari setiap 5 unit yang
diproduksi;
c. Jika dalam inspeksi-sampling ditemukan 1 unit cacat, maka kembali
dilakukan inspeksi 100.
d. Jika selama inspeksi-100% didapat Σ unit cacat ≥ 975, maka minta
perbaikan proses produksi. Proses suplai dapat dihentikan hingga
perbaikan dilakukan.
Setelah proses perbaikan dilakukan, suplai dapat dilakukan, kembali
dengan sampling 100%, selanjutnya ikuti prosedur kerja b-d.
15. 15
CSP-2: Rencana CSP-2 digunakan dengan AOQL=1,22% dan biaya
inspeksi cukup rendah sehingga dimungkinkan untuk menggunakan
fraksi sampling f cukup tinggi untuk melakukan inspeksi. Tentukan
rencana CSP-2 & jelaskan prosedur kerjanya.
1.Tentukan i dari Tabel-B: biaya inspeksi rendah →→ pilih f
maksimum yang mungkin → f = 1/2, AOQL = 1,22% →i = 35.
2.Tentukan S dari Tabel-C : f = 1/2, AOQL = 1,22% → S = 68
3. Prosedur sampling:
a. Mulai dengan inspeksi-100%;
b. Jika pada 35 sampling, seluruh unit baik, maka dilakukan
inspeksi-sampling dengan pemilihan secara random 1 dari setiap
5 unit yang diproduksi;
c. Jika dalam inspeksi-sampling ditemukan 1 unit cacat, maka
kembali dilakukan inspeksi-100.
d. Jika selama inspeksi-100% didapat Σ unit cacat ≥ 68, maka
minta perbaikan proses produksi. Suplai produk dapat
dihentikan hingga perbaikan dilakukan. Setelah perbaikan
proses dilakukan, suplai dapat dilakukan kembali, dan mulai
lagi dengan sampling-100%, selanjutnya ikuti prosedur kerja b-
d.
18. 18
CSP-T: Tentukan rencana CSP-T untuk AOQL = 2,90%. Asumsikan
dapat dilakukan inspeksi untuk
f = ¼. Jelaskan prosedur kerja CSP-T tersebut.
1.Tentukan i dari Tabel - D : f = ¼, AOQL = 2,90% → i = 26
2.Tentukan S dariTabel - E : f = ¼, AOQL=2,90% → S = 78
3.Prosedur sampling:
a. Mulai dengan inspeksi-100%;
b. Jika pada 26 inspeksi berturut-turut seluruh unit baik, lakukan inspeksi-
sampling dengan frekuensi sampling f =1/4. Jika pada inspeksi-sampling tsb. 26
unit yang diinspeksi berturut-turur seluruhnya baik,kurangi frekuensi sampling
menjadi f=1/8.
Jika pada inspeksi-sampling tsb. 26 unit yang diinspeksi berturut-turur
seluruhnya baik, kurangi frekuensi sampling menjadi f =1/16.
Jika 26 unit yang diinspeksi secara berturut-turut baik, lanjutkan inspeksi-
samplingdengan f=1/16, hingga ditemukan unit cacat & kembali inspeksi-100%.
c. Jika selama inspeksi-100% ditemukan sigma unit cacat > 78, maka minta
perbaikan proses produksi. Suplai produk dapat dihentikan hingga perbaikan
dilakukan. Setelah perbaikan proses dilakukan, suplai dapat dilakukan kembali,
& mulai lagi dengan inspeksi-100%.
21. 21
CSP-V: Tentukan rencana CSP-V untuk AOQL = 2,90%. Asumsikan dapat
dilakukan inspeksi untuk
f = ¼. Jelaskan prosedur kerja CSP-T tersebut.
1. Tentukan i dari Tabel - F : f = ¼, AOQL = 2,90%→ i = 24
2. Tentukan S dari Tabel-G :f = ¼, AOQL=2,90%→ S = 66
3. Prosedur sampling:
a. Mulai dengan inspeksi-100%.
b. Jika pada 24 inspeksi berturut-turut seluruh unit baik, lakukan inspeksi-sampling dengan
f=1/4.Jika pada inspeksi sampling tsb. 24 unit yang diinspeksi berturut-turut seluruhnya
baik, lanjutkan inspeksi-sampling.
Jika pada inspeksi-sampling tsb. di temukan1 unit cacat, kembali lakukan inspeksi-100%
dengan i’ = (1/3) i = 18. Jika pada inspeksi-100% dengan i = 18, 18 unit yang diinspeksi
berturut-turut baik, kembali ke skema sampling semula dengan f = ¼ dan i = 24.
c. Jika pada inspeksi-100% pada skema I (i=24) ditemukan sigma unit cacat > 66, maka
minta perbaikan proses produksi. Suplai produk dapat dihentikan hingga perbaikan
dilakukan.Setelah perbaikan proses dilakukan, suplai dapat dilakukan kembali, & mulai
lagi dengan inspeksi-100%.