SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
COST ACCOUNTING
MATERI-14
AKUNTANSI SISTEM
PERHITUNGAN BIAYA STANDAR
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
NOVERA KM
AKUNTANSI BIAYA STANDAR
 Dua metode dalam akuntansi sistem perhitungan
biaya standar, yaitu:
1. Metode Tunggal (Single Plan) :
 rekening Barang Dalam Proses di debit dan dikredit
dengan angka tunggal, yaitu angka standar
 Penyimpangan antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya dicatat dalam rekening ‘Selisih’ pada saat
terjadinya, sehingga setiap saat manajemen dapat
mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi.
2. Metode Ganda (Partial Plan) :
 Rekening Barang Dalam Proses dicatat angka ganda,
sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya dan
sebelah kredit diisi dengan biaya standar.
 Penyimpangan antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dihitung pada akhir periode akuntansi.
 Rekening Barang Dalam Proses pada metode tunggal:
 Rekening Barang Dalam Proses pada metode ganda:
Barang Dalam Proses
Kuantitas standar x harga
standar, atau
Kuantitas standar Barang Jadi x
Harga Pokok Produksi standar per
satuan
Jam standar x tarif upah standar,
atau
atau
Kapasitas standar x tarif standar Kuantitas standar Barang Dalam
Proses x Harga Pokok Produksi
standar per satuan
Barang Dalam Proses
Kuantitas sesungguhnya x harga
sesungguhnya per satuan, atau
Kuantitas standar Barang Jadi x
Harga Pokok Produksi standar per
satuan
Jam sesungguhnya x tarif upah
sesungguhnya, atau
atau
Biaya overhead pabrik Kuantitas standar Barang Dalam
METODE GANDA (PARTIAL
PLAN)
 Karakteristik metode ganda:
1. Rekening Barang Dalam Proses didebit dengan biaya
sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Dalam
metode ini, persediaan bahan baku dicatat pada biaya
sesungguhnya dan persediaan barang jadi dicatat pada
harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat
pada harga pokok standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung
pada akhir periode akuntansi, setelah harga pokok
persediaan barang dalam proses ditentukan dan harga
pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang dicatat
dalam rekening Barang Dalam Proses.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya
standarmerupakan jumlah total perbedaan antara biaya
standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap
selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi
yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
Aliran Biaya Standar dalam metode
ganda
 Contoh:
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut
standar sbb:
Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1.000 Rp 5.000
Biaya Tenaga kerja 20 jam @ Rp 500 Rp 10.000
Biaya overhead pabrik:
variabel 20 jam @ Rp 400 Rp 8.000
Tetap 20 jam @ Rp 300 Rp 6.000
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja
langsung.
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari:
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100
2. Jumlah barang yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan
Januari adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb:
a. Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp 1.100 = Rp 1.155.000
b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp 475 = Rp 2.422.500
c. Biaya overhead pabrik = Rp 3.650.000
 Berdasarkan contoh tersebut, jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya
produksi sesungguhnya, biaya produksi standar dan selisih dalam
metode ganda adalah sbb:
1. Pencatatan biaya bahan baku (pemakaian bahan baku sesungguhnya = Rp 1.155.000)
Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku 1.155.000
Persediaan Bahan Baku 1.155.000
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung (BTKL sesungguhnya = Rp 2.422.500)
Barang Dalam Proses-BTK langsung 2.422.500
Gaji dan Upah 2.422.500
3. Pencatatan biaya overhead pabrik: menggunakan salah satu dari metode
berikut:
Metode 1:
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yg dikredit 3.650.000
Pada akhir periode:
Barang Dalam Proses-BOP 3.650.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
3.650.000
Metode 2:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yang dikredit 3.650.000
Pencatatan pembebanan BOP kpd produk atas dasar tarif standar (5.100 jam x Rp 700 = Rp
3.570.000)
Barang Dalam Proses-BOP 3.570.000
BOP yang dibebankan 3.570.000
Pada akhir periode akuntansi:
BOP yang dibebankan 3.570.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.570.000
4. Pencatatan harga pokok barang jadi:
Harga Pokok Barang Jadi = kuantitas barang jadi x biaya standar per satuan
(250 satuan x Rp 29.000 = Rp 7.250.000)
Persediaan Barang Jadi 7.250.000
Barang Dalam Proses- BBB (250 x Rp 5.000) 1.250.000
Barang Dalam Proses -BTK (250 x Rp10.000) 2.500.000 Barang Dalam
Proses –BOP (250 x Rp 14.000) 3.500.000
5. Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses
Dihitung dengan cara: unit ekuivalensi kuantitas barang dalam proses pada akhir periode x
biaya standar per satuan.
Karena dalam contoh tidak tersedia data persediaan barang dalam proses, maka contoh jurnal
tidak menggunakan angka:
Persediaan Barang Dalam Proses xx
Barang Dalam Proses-BBB xx
Barang Dalam Proses-BTK xx
Barang Dalam Proses-BOP xx
6. Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dihitung dengan cara: kuantitas barang yang dijual x biaya standar per satuan:
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang Jadi xx
7. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar:
a. Selisih biaya bahan baku:
Dari contoh diatas dengan model dua selisih diketahui selisih harga = Rp 105.000R dan
selisih kuantitas = Rp 200.000L, jurnal:
Selisih harga bahan baku 105.000
Barang Dalam Proses-BBB 95.000
Selisih kuantitas bahan baku 200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung:
Dari contoh sebelumnya diketahui selisih tarif upah = Rp 127.500L dan selisih
efisiensi upah = Rp 50.000R, jurnal:
Selisih efisiensi upah 50.000
Barang Dalam Proses -BTK 77.500
Selisih tarif upah 127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik:
dari contoh sebelumnya diketahui selisih pengeluaran = Rp 50.000R, selisih
kapasitas = Rp 30.000R, selisih efisensi = Rp 70.000R, jurnal:
metode 1 :
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
Selisih efisiensi 70.000
Barang Dalam Proses-BOP 150.000
Metode 2:
Selisih efisiensi 70.000
Barang dalam Proses 70.000
(BDP-BOP didebit sebesar Rp 3.570.000 dan dikredit sebesar Rp
3.500.000, selisih = Rp 70.000)
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
BOP sesungguhnya 80.000
(BOP sesungguhnya didebit sebesar Rp 3.650.000 dan dikredit
sebesar Rp 3.570.000, selisih = Rp 80.000)
METODE TUNGGAL (SINGLE
PLAN)
 PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU
Pencatatan biaya bahan baku dalam metode
tunggal dibagi menjadi tiga:
1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dibeli.
2. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dipakai.
3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dibeli dan dipakai.
Pada contoh sebelumnya diketahui:
Kuantitas bahan baku standar 5kg @Rp 1.000
Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100
Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses adalah 250 satuan
dengan biaya bahan baku 1.050 kg.
Maka dengan metode dua selisih dapat dihitung sebagai berikut:
Selisih harga pembelian bahan baku:
= (Hstd-HS) x Kuantitas pembelian sesungguhnya
= (Rp 1.000 – Rp 1.100) x 1.500kg = Rp 150.000 R
Selisih kuantitas pemakaian bahan baku:
=(KSt-KS) x HStd
= ((5kg x 250 satuan)-1.050 kg) x Rp 1.000=Rp 200.000L
Selisih harga pemakaian bahan baku;
= (HSt-HS) x Kuantitas pemakaian sesungguhnya
= (Rp 1.000-Rp 1.100) x 1.050 = Rp 105.000 R
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dibeli
 Rekening persediaan bahan baku didebit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga standar bahan
baku per satuan.
= 1.500 kg x Rp 1.000 = Rp 1.500.000
 Rekening utang dagang dikredit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga sesungguhnya
bahan baku per satuan.
= 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000
 Selisih antara pendebitan rekening persediaan bahan baku dengan
pengkreditan rekening utang dagang dicatat dalam rekening ‘Selisih harga
pembelian bahan baku’.
 Jurnal:
Persediaan bahan baku 1.500.000
Selisih harga pembelian BB 150.000
Utang dagang 1.650.000
 Pada saat bahan baku dipakai:
 rekening Barang Dalam Proses didebit:
kuantitas standar bahan baku yang dipakai x harga standar
= (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000
 Rekening Persediaan Bahan Baku dikredit:
kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai x harga standar
= 1.050 kg x Rp 1.000 = Rp 1.050.000
 Selisih pendebitan rekening Barang Dalam Proses dengan pengkreditan
rekening Persediaan Bahan Baku dicatat dalam rekening ‘Selisih
Pemakaian Bahan Baku’.
 Jurnal:
Barang Dalam Proses-BB 1.250.000
Persediaan Bahan Baku 1.050.000
Selisih pemakaian bahan baku 200.000
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dipakai
 Pada saat bahan baku dibeli:
 Rekening persediaan bahan baku didebit:
kuantitas bahan baku yang dibeli x harga
sesungguhnya.
= 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000
 Rekening Utang dagang dikredit: dengan jumlah
yang sama.
 Tidak terdapat selisih harga.
 Jurnal:
Persediaan bahan baku1.650.000
Utang dagang 1.650.000
 Pada saat bahan baku dipakai:
 Rekening Barang Dalam Proses didebit:
kuantitas standar bahan baku x harga standar bahan baku per satuan
= (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000
 Rekening persediaan bahan baku dikredit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai x harga sesungguhnya
per satuan bahan baku
= 1.050 kg x Rp 1.100 = Rp 1.155.000
 Selisih yang timbul adalah selisih harga yang dicatat dalam rekening
‘Selisih harga bahan baku yang dipakai’ dan selisih kuantitas yang dicatat
dalam rekening ‘Selisih pemakaian bahan baku’.
 Jurnal:
Barang Dalam Proses 1.250.000
Selisih harga BB yang dipakai 105.000
Persediaan Bahan Baku 1.155.000
Selisih pemakaian BB 200.000
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dibeli dan dipakai
 Merupakan kombinasi metode 1 dan 2.
 Pada saat bahan baku dibeli: selisih harga
yang terjadi dicatat dalam rekening ‘Selisih
harga pembelian bahan baku’
 Pada saat bahan baku dipakai: sebagian dari
selisih harga pembelian yang melekat pada
bahan baku yang dipakai ditransfer ke
rekening ‘Selisih harga bahan baku yang
dipakai’
 Rekening persediaan bahan baku didebit dan
dikredit dengan harga standar bahan baku.
 Jurnal:
 Pada saat pembelian bahan baku:
Persediaan bahan baku 1.500.000
Selisih harga pembelian BB 150.000
Utang dagang 1.650.000
 Pada saat pemakaian bahan baku:
Barang Dalam Proses-BB 1.250.000
Persediaan Bahan Baku
1.050.000
Selisih pemakaian bahan baku
200.000
 Transfer selisih harga pembelian bahan baku yang melekat
pada bahan baku yang dipakai dalam produksi:
Selisih harga BB yang dipakai 105.000
selisih harga pembelian BB 105.000
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
 Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu:
 Pencatatan upah langsung, jurnal:
Gaji dan upah xx
Utang gaji & upah xx
 Pencatatan distribusi upah langsung, jurnal:
Barang Dalam Proses-BTKL xx
Selisih tarif upah xx
Selisih efisiensi upah xx
Gaji dan upah xx
 Pencatatan pembayaran upah langsung:
Utang gaji & upah xx
Kas xx
 Dari contoh sebelumnya diketahui:
Biaya tenaga kerja standar = 20 jam x Rp 500 x 250 satuan =
Rp 2.500.000
Biaya tenaga kerja sesungguhnya = 5.100 jam x Rp 475 = Rp
2.422.500
selisih tarif upah = Rp 127.500 L
selisih efisiensi upah = Rp 50.000 R
Total selisih = Rp 127.500-50.000 = Rp 77.500 L
 Maka jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung adalah
sbb:
Barang dalam proses 2.500.000
Selisih efisiensi upah 50.000
gaji dan upah 2.422.500
selisih tarif upah 127.500
Pencatatan Biaya Overhead
Pabrik
 Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal (single
plan) dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya overhead yang
digunakan.
 Contoh sebelumnya:
Biaya overhead pabrik per satuan:
Variabel = 20jam @Rp 400 =Rp 8.000
Tetap = 20 jam @ Rp 300 =Rp 6.000
Jumlah produk yang diproduksi = 250 satuan
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja
langsung. Kapasitas sesungguhnya = 5.100 jam
Biaya overhead pabrik sesungguhnya= Rp 3.650.000,
Biaya overhead pabrik dibebankan (BOP pada kapasitas standar
dengan tarif standar) = 20 jam x 250 satuan x Rp 700 =
Rp3.500.000
 Metode Dua Selisih:
Selisih terkendalikan = Rp 90.000R, Selisih volume = Rp 60.000R
 Jurnal pembebanan BOP kepada produk:
Barang Dalam Proses 3.500.000
BOP yg dibebankan 3.500.000
 Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:
BOP sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000
 Jurnal untuk mencatat penutupan rek.BOP yg dibebankan:
BOP yang dibebankan 3.500.000
BOP sesungguhnya 3.500.000
 Jurnal untuk mencatat selisih BOP:
Selisih terkendalikan 90.000
Selisih volume 60.000
BOP sesungguhnya 150.000
 Metode tiga selisih
Dari contoh sebelumnya: Selisih pengeluaran = Rp 50.000R, selisih
kapasitas Rp 30.000R, selisih efisiensi Rp 70.000R.
BOP yg dibebankan (kapasitas sesungguhnya x tarif standar)= 5.100 jam
x Rp 700 = 3.570.000
 Jurnal pembebanan bioya overhead pabrik kepada produk:
Barang Dalam Proses Rp 3.500.000
Selisih efisiensi 70.000
BOP yang dibebankan 3.570.000
 Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:
BOP sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000
 Jurnal untuk mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan:
BOP yang dibebankan 3.570.000
BOP sesungguhnya 3.570.000
 Jurnal untuk mencatat selisih BOP:
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
BOP sesungguhnya 80.000
 Metode empat selisih, jurnal:
Barang Dalam Proses 3.500.000
Selisih efisiensi variabel 40.000
Selisih efisiensi tetap 30.000
BOP yg dibebankan 3.570.000
 Pencatatan harga pokok barang jadi:
Persediaan barang jadi 7.250.000
Barang Dlm Proses 7.250.000
(250 unit x Rp 29.000)

More Related Content

Similar to pert 12.pptx

Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
jhumanangshare
 
Harga pokok standar
Harga pokok standarHarga pokok standar
Harga pokok standar
Epry Shine
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
Lia Ivvana
 
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.pptPertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
NURMELISA4
 

Similar to pert 12.pptx (20)

Akuntansi Biaya 7.pdf
Akuntansi Biaya 7.pdfAkuntansi Biaya 7.pdf
Akuntansi Biaya 7.pdf
 
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
 
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdf
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdfMETODE HARGA POKOK PESANAN.pdf
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdf
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
 
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
 
Harga pokok standar
Harga pokok standarHarga pokok standar
Harga pokok standar
 
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptxPPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
 
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptx
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptxBIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptx
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptx
 
PA_2.3_inuk.pptx
PA_2.3_inuk.pptxPA_2.3_inuk.pptx
PA_2.3_inuk.pptx
 
akb 2
akb 2akb 2
akb 2
 
Harga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.pptHarga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.ppt
 
9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.ppt9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.ppt
 
Hpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampinganHpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampingan
 
Hpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampinganHpp bersama & sampingan
Hpp bersama & sampingan
 
Akuntansi biaya bab 3 metode harga pokok proses 1 departemen
Akuntansi biaya bab 3 metode harga pokok proses 1 departemenAkuntansi biaya bab 3 metode harga pokok proses 1 departemen
Akuntansi biaya bab 3 metode harga pokok proses 1 departemen
 
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptxAkuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Pesanan Full Costing.pptx
 
Akuntansi biaya bab 7.pptx
Akuntansi biaya bab 7.pptxAkuntansi biaya bab 7.pptx
Akuntansi biaya bab 7.pptx
 
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptx
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptxRwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptx
Rwd_E2_07_Perhitungan_HP_Pesanan_Revisi.pptx
 
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.pptPertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

pert 12.pptx

  • 1. COST ACCOUNTING MATERI-14 AKUNTANSI SISTEM PERHITUNGAN BIAYA STANDAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA NOVERA KM
  • 2. AKUNTANSI BIAYA STANDAR  Dua metode dalam akuntansi sistem perhitungan biaya standar, yaitu: 1. Metode Tunggal (Single Plan) :  rekening Barang Dalam Proses di debit dan dikredit dengan angka tunggal, yaitu angka standar  Penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dicatat dalam rekening ‘Selisih’ pada saat terjadinya, sehingga setiap saat manajemen dapat mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi. 2. Metode Ganda (Partial Plan) :  Rekening Barang Dalam Proses dicatat angka ganda, sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya dan sebelah kredit diisi dengan biaya standar.  Penyimpangan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi.
  • 3.  Rekening Barang Dalam Proses pada metode tunggal:  Rekening Barang Dalam Proses pada metode ganda: Barang Dalam Proses Kuantitas standar x harga standar, atau Kuantitas standar Barang Jadi x Harga Pokok Produksi standar per satuan Jam standar x tarif upah standar, atau atau Kapasitas standar x tarif standar Kuantitas standar Barang Dalam Proses x Harga Pokok Produksi standar per satuan Barang Dalam Proses Kuantitas sesungguhnya x harga sesungguhnya per satuan, atau Kuantitas standar Barang Jadi x Harga Pokok Produksi standar per satuan Jam sesungguhnya x tarif upah sesungguhnya, atau atau Biaya overhead pabrik Kuantitas standar Barang Dalam
  • 4. METODE GANDA (PARTIAL PLAN)  Karakteristik metode ganda: 1. Rekening Barang Dalam Proses didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Dalam metode ini, persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya dan persediaan barang jadi dicatat pada harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat pada harga pokok standar. 2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi, setelah harga pokok persediaan barang dalam proses ditentukan dan harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang Dalam Proses. 3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standarmerupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
  • 5. Aliran Biaya Standar dalam metode ganda  Contoh: Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar sbb: Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1.000 Rp 5.000 Biaya Tenaga kerja 20 jam @ Rp 500 Rp 10.000 Biaya overhead pabrik: variabel 20 jam @ Rp 400 Rp 8.000 Tetap 20 jam @ Rp 300 Rp 6.000 Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung. Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari: 1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100 2. Jumlah barang yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb: a. Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp 1.100 = Rp 1.155.000 b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp 475 = Rp 2.422.500 c. Biaya overhead pabrik = Rp 3.650.000
  • 6.  Berdasarkan contoh tersebut, jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya produksi sesungguhnya, biaya produksi standar dan selisih dalam metode ganda adalah sbb: 1. Pencatatan biaya bahan baku (pemakaian bahan baku sesungguhnya = Rp 1.155.000) Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku 1.155.000 Persediaan Bahan Baku 1.155.000 2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung (BTKL sesungguhnya = Rp 2.422.500) Barang Dalam Proses-BTK langsung 2.422.500 Gaji dan Upah 2.422.500 3. Pencatatan biaya overhead pabrik: menggunakan salah satu dari metode berikut: Metode 1: Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya 3.650.000 Berbagai rekening yg dikredit 3.650.000 Pada akhir periode: Barang Dalam Proses-BOP 3.650.000 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 3.650.000
  • 7. Metode 2: Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.650.000 Berbagai rekening yang dikredit 3.650.000 Pencatatan pembebanan BOP kpd produk atas dasar tarif standar (5.100 jam x Rp 700 = Rp 3.570.000) Barang Dalam Proses-BOP 3.570.000 BOP yang dibebankan 3.570.000 Pada akhir periode akuntansi: BOP yang dibebankan 3.570.000 Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.570.000 4. Pencatatan harga pokok barang jadi: Harga Pokok Barang Jadi = kuantitas barang jadi x biaya standar per satuan (250 satuan x Rp 29.000 = Rp 7.250.000) Persediaan Barang Jadi 7.250.000 Barang Dalam Proses- BBB (250 x Rp 5.000) 1.250.000 Barang Dalam Proses -BTK (250 x Rp10.000) 2.500.000 Barang Dalam Proses –BOP (250 x Rp 14.000) 3.500.000
  • 8. 5. Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses Dihitung dengan cara: unit ekuivalensi kuantitas barang dalam proses pada akhir periode x biaya standar per satuan. Karena dalam contoh tidak tersedia data persediaan barang dalam proses, maka contoh jurnal tidak menggunakan angka: Persediaan Barang Dalam Proses xx Barang Dalam Proses-BBB xx Barang Dalam Proses-BTK xx Barang Dalam Proses-BOP xx 6. Pencatatan Harga Pokok Penjualan Dihitung dengan cara: kuantitas barang yang dijual x biaya standar per satuan: Harga Pokok Penjualan xx Persediaan Barang Jadi xx 7. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar: a. Selisih biaya bahan baku: Dari contoh diatas dengan model dua selisih diketahui selisih harga = Rp 105.000R dan selisih kuantitas = Rp 200.000L, jurnal: Selisih harga bahan baku 105.000 Barang Dalam Proses-BBB 95.000 Selisih kuantitas bahan baku 200.000
  • 9. b. Selisih biaya tenaga kerja langsung: Dari contoh sebelumnya diketahui selisih tarif upah = Rp 127.500L dan selisih efisiensi upah = Rp 50.000R, jurnal: Selisih efisiensi upah 50.000 Barang Dalam Proses -BTK 77.500 Selisih tarif upah 127.500 c. Selisih biaya overhead pabrik: dari contoh sebelumnya diketahui selisih pengeluaran = Rp 50.000R, selisih kapasitas = Rp 30.000R, selisih efisensi = Rp 70.000R, jurnal: metode 1 : Selisih pengeluaran 50.000 Selisih kapasitas 30.000 Selisih efisiensi 70.000 Barang Dalam Proses-BOP 150.000
  • 10. Metode 2: Selisih efisiensi 70.000 Barang dalam Proses 70.000 (BDP-BOP didebit sebesar Rp 3.570.000 dan dikredit sebesar Rp 3.500.000, selisih = Rp 70.000) Selisih pengeluaran 50.000 Selisih kapasitas 30.000 BOP sesungguhnya 80.000 (BOP sesungguhnya didebit sebesar Rp 3.650.000 dan dikredit sebesar Rp 3.570.000, selisih = Rp 80.000)
  • 11. METODE TUNGGAL (SINGLE PLAN)  PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi menjadi tiga: 1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli. 2. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai. 3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai.
  • 12. Pada contoh sebelumnya diketahui: Kuantitas bahan baku standar 5kg @Rp 1.000 Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100 Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses adalah 250 satuan dengan biaya bahan baku 1.050 kg. Maka dengan metode dua selisih dapat dihitung sebagai berikut: Selisih harga pembelian bahan baku: = (Hstd-HS) x Kuantitas pembelian sesungguhnya = (Rp 1.000 – Rp 1.100) x 1.500kg = Rp 150.000 R Selisih kuantitas pemakaian bahan baku: =(KSt-KS) x HStd = ((5kg x 250 satuan)-1.050 kg) x Rp 1.000=Rp 200.000L Selisih harga pemakaian bahan baku; = (HSt-HS) x Kuantitas pemakaian sesungguhnya = (Rp 1.000-Rp 1.100) x 1.050 = Rp 105.000 R
  • 13. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli  Rekening persediaan bahan baku didebit: kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga standar bahan baku per satuan. = 1.500 kg x Rp 1.000 = Rp 1.500.000  Rekening utang dagang dikredit: kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga sesungguhnya bahan baku per satuan. = 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000  Selisih antara pendebitan rekening persediaan bahan baku dengan pengkreditan rekening utang dagang dicatat dalam rekening ‘Selisih harga pembelian bahan baku’.  Jurnal: Persediaan bahan baku 1.500.000 Selisih harga pembelian BB 150.000 Utang dagang 1.650.000
  • 14.  Pada saat bahan baku dipakai:  rekening Barang Dalam Proses didebit: kuantitas standar bahan baku yang dipakai x harga standar = (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000  Rekening Persediaan Bahan Baku dikredit: kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai x harga standar = 1.050 kg x Rp 1.000 = Rp 1.050.000  Selisih pendebitan rekening Barang Dalam Proses dengan pengkreditan rekening Persediaan Bahan Baku dicatat dalam rekening ‘Selisih Pemakaian Bahan Baku’.  Jurnal: Barang Dalam Proses-BB 1.250.000 Persediaan Bahan Baku 1.050.000 Selisih pemakaian bahan baku 200.000
  • 15. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai  Pada saat bahan baku dibeli:  Rekening persediaan bahan baku didebit: kuantitas bahan baku yang dibeli x harga sesungguhnya. = 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000  Rekening Utang dagang dikredit: dengan jumlah yang sama.  Tidak terdapat selisih harga.  Jurnal: Persediaan bahan baku1.650.000 Utang dagang 1.650.000
  • 16.  Pada saat bahan baku dipakai:  Rekening Barang Dalam Proses didebit: kuantitas standar bahan baku x harga standar bahan baku per satuan = (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000  Rekening persediaan bahan baku dikredit: kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai x harga sesungguhnya per satuan bahan baku = 1.050 kg x Rp 1.100 = Rp 1.155.000  Selisih yang timbul adalah selisih harga yang dicatat dalam rekening ‘Selisih harga bahan baku yang dipakai’ dan selisih kuantitas yang dicatat dalam rekening ‘Selisih pemakaian bahan baku’.  Jurnal: Barang Dalam Proses 1.250.000 Selisih harga BB yang dipakai 105.000 Persediaan Bahan Baku 1.155.000 Selisih pemakaian BB 200.000
  • 17. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai  Merupakan kombinasi metode 1 dan 2.  Pada saat bahan baku dibeli: selisih harga yang terjadi dicatat dalam rekening ‘Selisih harga pembelian bahan baku’  Pada saat bahan baku dipakai: sebagian dari selisih harga pembelian yang melekat pada bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening ‘Selisih harga bahan baku yang dipakai’  Rekening persediaan bahan baku didebit dan dikredit dengan harga standar bahan baku.
  • 18.  Jurnal:  Pada saat pembelian bahan baku: Persediaan bahan baku 1.500.000 Selisih harga pembelian BB 150.000 Utang dagang 1.650.000  Pada saat pemakaian bahan baku: Barang Dalam Proses-BB 1.250.000 Persediaan Bahan Baku 1.050.000 Selisih pemakaian bahan baku 200.000  Transfer selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada bahan baku yang dipakai dalam produksi: Selisih harga BB yang dipakai 105.000 selisih harga pembelian BB 105.000
  • 19. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung  Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:  Pencatatan upah langsung, jurnal: Gaji dan upah xx Utang gaji & upah xx  Pencatatan distribusi upah langsung, jurnal: Barang Dalam Proses-BTKL xx Selisih tarif upah xx Selisih efisiensi upah xx Gaji dan upah xx  Pencatatan pembayaran upah langsung: Utang gaji & upah xx Kas xx
  • 20.  Dari contoh sebelumnya diketahui: Biaya tenaga kerja standar = 20 jam x Rp 500 x 250 satuan = Rp 2.500.000 Biaya tenaga kerja sesungguhnya = 5.100 jam x Rp 475 = Rp 2.422.500 selisih tarif upah = Rp 127.500 L selisih efisiensi upah = Rp 50.000 R Total selisih = Rp 127.500-50.000 = Rp 77.500 L  Maka jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung adalah sbb: Barang dalam proses 2.500.000 Selisih efisiensi upah 50.000 gaji dan upah 2.422.500 selisih tarif upah 127.500
  • 21. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik  Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal (single plan) dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya overhead yang digunakan.  Contoh sebelumnya: Biaya overhead pabrik per satuan: Variabel = 20jam @Rp 400 =Rp 8.000 Tetap = 20 jam @ Rp 300 =Rp 6.000 Jumlah produk yang diproduksi = 250 satuan Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung. Kapasitas sesungguhnya = 5.100 jam Biaya overhead pabrik sesungguhnya= Rp 3.650.000, Biaya overhead pabrik dibebankan (BOP pada kapasitas standar dengan tarif standar) = 20 jam x 250 satuan x Rp 700 = Rp3.500.000
  • 22.  Metode Dua Selisih: Selisih terkendalikan = Rp 90.000R, Selisih volume = Rp 60.000R  Jurnal pembebanan BOP kepada produk: Barang Dalam Proses 3.500.000 BOP yg dibebankan 3.500.000  Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya: BOP sesungguhnya 3.650.000 Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000  Jurnal untuk mencatat penutupan rek.BOP yg dibebankan: BOP yang dibebankan 3.500.000 BOP sesungguhnya 3.500.000  Jurnal untuk mencatat selisih BOP: Selisih terkendalikan 90.000 Selisih volume 60.000 BOP sesungguhnya 150.000
  • 23.  Metode tiga selisih Dari contoh sebelumnya: Selisih pengeluaran = Rp 50.000R, selisih kapasitas Rp 30.000R, selisih efisiensi Rp 70.000R. BOP yg dibebankan (kapasitas sesungguhnya x tarif standar)= 5.100 jam x Rp 700 = 3.570.000  Jurnal pembebanan bioya overhead pabrik kepada produk: Barang Dalam Proses Rp 3.500.000 Selisih efisiensi 70.000 BOP yang dibebankan 3.570.000  Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya: BOP sesungguhnya 3.650.000 Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000  Jurnal untuk mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan: BOP yang dibebankan 3.570.000 BOP sesungguhnya 3.570.000
  • 24.  Jurnal untuk mencatat selisih BOP: Selisih pengeluaran 50.000 Selisih kapasitas 30.000 BOP sesungguhnya 80.000  Metode empat selisih, jurnal: Barang Dalam Proses 3.500.000 Selisih efisiensi variabel 40.000 Selisih efisiensi tetap 30.000 BOP yg dibebankan 3.570.000  Pencatatan harga pokok barang jadi: Persediaan barang jadi 7.250.000 Barang Dlm Proses 7.250.000 (250 unit x Rp 29.000)