Dokumen tersebut membahas tentang sabotase diri, yaitu tindakan seseorang yang secara tidak sadar menghambat diri sendiri untuk menyelesaikan tugas. Beberapa contoh sabotase diri adalah membuat terlalu banyak komitmen sehingga tugas tidak selesai tepat waktu, menunda-nunda pekerjaan hingga menit-menit terakhir, serta menginginkan hasil pekerjaan sempurna sehingga pekerjaan tidak pernah se
1. APA ITU SABOTASEDIRI …
Istilah Sabotase : tindakan terencana dan tersembunyi bertujuan pengrusakan pada
hal tertentu.
di era modern seperti sekarang, sabotase tidak hanya terjadi pada hal-hal umum
saja, tapi juga dapat menghampiri ke dalam diri seseorang.
Contoh -
Overcommitting
etrlalu banyak komitmen atau menebar banyak janji (overcommitting). Sudah tahu kalau ada tugas
banyak di kantor atau di sekolah, namun kita masih mau juga dipilih untuk menjadi suatu ketua atau
panitia dalam kegiatan tertentu. Atau menjanjikan untuk mendatangi acara, membuat paper
international journals, conferences, events yang kita tahu bahwa akan terjadi kepadatan dalam diri
kita, belum lagi terkait dengan kompromi acara buat keluarga bagi yang sudah berkeluarga
misalnya. Sebagai hasilnya, maka ketika pekerjaan kantor tidak selesai, atau deadline study tidak
sesuai dengan sasaran, maka akan muncul sebuah alibi; “mestinya saya bisa selesaikan pekerjaan
ini pada waktunya”, hanya saja karena saya tidak bisa meninggalkan hal-hal yang sudah dijanjikan
tersebut, maka resiko ini harus saya terima. Sebetulnya, yang terjadi adalah resiko yang “diciptakan”
bahkan bisa menjadi pattern kalau kita suka membuka peluang janji ini dan itu di tengah-tengah
kesibukan kita.
Kedua, suka menunda-nunda pekerjaan (procrastination) dengan menempatkan tugas utama
dikerjaan pada menit-menit akhir. Menunda pekerjaan, memang berkorelasi dengan banyaknya
komtimen yang dibuat. Dengan menempatkan pekerjaan utama di belakang hari (tidak sebagai
prioritas), maka siap-siap saja untuk menerima resiko bahwa apa yang dikerjaan tidaklah optimal.
Jika ada suara-suara seperti ini dalam diri kita, maka harus secepatnya di stop dengan mengingat
apa yang menjadi prioritas tugas utama kita. Terkadang tidak sekedar suara tapi
bersifat devian (pengalihan), yakni kegiatan-kegiatan yang berusaha mengalihkan tugas utama.
Betapa sering ketika kita mau menulis, maka kita beralasan untuk membuka email lebih dahulu,
mencicipi makanan atau bersih-bersih ruangan dulu yang pada hakekatnya adalah suatu upaya
nyata untuk menghindari tugas utama, menulis atau belajar.
Ketiga, suka pekerjaan sesempurna mungkin (perfectionism) yaitu kita membuat suatu standard
yang kita ciptakan sendiri dimana tidak realistis. Dampak yang nyata dari perfectionist adalah
pekerjaan yang kita lakukan menjadi tidak bisa selesai, karena kita anggap tidak atau belum
sempurna. Salah satu yang menjadi point penting dalam melakukan pekerjaan adalah adanya
tahapan dan terselesaikan. Kita harus ingat bahwa terkadang sikap perfectionist sebagaimana suka
menunda-nunda adalah upaya untuk mengalihkan terhadap terselesaikannya pekerjaan.
Keempat, salah satu tanda kita disabotase oleh diri kita adalah ketika kita merasa sibuk sekali
dengan berbagai kegiatan yang tidak ada kaintannya langsung dengan tugas utama kita, seperti
membuka facebook, cek emails dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan ini meskipun dalam banyak
hal bisa bermanfaat akan tetap kesibukannya tetap bisa menyelesaikan tugas utama.
2. Dampak dari ketidakmampuan untuk mengendalikan sabotase dalam diri sendiri adalah self
doubt, yakni keraguan akan kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan. Meskipun bisa
terbantu dengan alibi yang dibangun, akan tetapi tetap saja pekerjaan utama menjadi tersisihkan.
Jika keadaan ini tidak tertolong, maka akan mengurangi rasa kepercayaan diri (self-confidence)
serta bisa berujung kepada hilangnya kesempatan atau peluang yang ada.
Untuk itu segera lakukan tindakan mengenali penyakit self sabotage, ini dengan selalu waspada
bahwa dengan terlalu banyak komitmen, perfectionist dan penyakita yang disebutkan diatas, diikuti
dengan action nyata. Misalnya jika kita suka sekali menunda-nunda pekerjaan, maka
buatlah deadlines bagi diri anda sendiri. Jika kita terlalu banyak komitment yang telah dibuat, maka
kurangi dan hindari adanya komitment baru yang bisa menjerat. Terakhir latihlah fikiran anda
(challenge your thinking), karena pikiran kita menentukan sikap dan perilaku (behaviour) yakni
dengan membuat dua peta; apa yang Anda fikirkan (what you might be thinking) dan apa yang
sebaiknya dilakukan, (what is accurate that should be done). Contoh latihan kecilnya adalah jika
Anda tidak bisa mengatakan tidak terhadap tawaran-tawaran kegiatan yang ada, maka kalimat
akurat yang tepat adalah saya akan cek time schedule saya dan nanti akan saya kabari. Selamat
mencoba ! (Adib, gja)