Dokumen tersebut membahas tentang penerapan teknik pembelajaran berbasis digital dan internetrepreneurship. Metode cyber teaching dapat mengubah paradigma sistem pembelajaran dengan menjadikan guru sebagai produsen materi ajar yang dapat diakses secara global melalui internet. Hal ini diharapkan dapat menempatkan guru pada tingkat lokal, nasional bahkan internasional.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut
E school, suatu pembelajaran berbasis entrepeneurship.odt
1. Sebagai
SEBUAH PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN
BERBASIS DIGITAL INTREPRENEURSHIP^)
Oleh :
IR. JAROT M. DIGDO*)
^)Disampaikan pada ”Pendidikan dan Pelatihan ’E-School, Sebagai Revolusi Teknik Pembelajaran – Menuju Cyber Teaching’,
yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Manunggal Mandiri Mediatama, pada tanggal 7 Maret 2010 di Gedung DPRD
Kabupaten Demak.
*)-Direktur Lembaga Pendidikan Manunggal Mandiri Mediatama Surakarta
-Anggota PII
-Ahli "Cyber Teaching"
2. SEBAGAI
REVOLUSI TEKNOLOGI PENDIDIKAN TO CYBER TEACHING
SEBUAH PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN
BERBASIS DIGITAL INTREPRENEURSHIP
LATAR BELAKANG :
Meminjam kata bijak dari BILL GATE si raja Microsoft yang memperingat-kan
kepada kita :
“ Bahwa keberadaan Teknologi Internet ( CYBER ) adalah bagaikan
gelombang besar yang siap menggulung bagi siapa saja yang tidak
mau berenang di dalamnya ”.
Disadari ataupun tidak, peringatan di atas betul-betul menjadi kenyataan,
tinggal bagaimana kita menanggapinya. Yang jelas suka atau tidak suka, siap
ataupun tidak siap maka gelombang tersebut tetap menggelora dan terus akan
menuju ke segala arah kemana angin kecenderungan hidup itu mengarah, bahkan
kepada dunia pendidikanpun yang nota bene sebagai tempat penyemaian berikut
hidup dan berkembangnya IPTEK.
Pertanyaan yang sangat-sangat mendasar adalah :
- Bagaimana dengan kita sebagai Insan Pendidikan ?!!!,
- Sudahkah kita menyadarinya?!!!, dan
- Sudahkah kita siap untuk berenang (EKSIS) di dalamnya?!!!
Tentunya sebagai Insan Pendidikan tidak perlu gagap, gugup dan gagal
menghadapi semua itu. Dengan CYBER TEACHING kita bisa berselancar supaya
berada di punggung Gelombang TI untuk dapat melihat arah pengembangan
sekaligus mengikuti kemana gelombang mengarah.
Dunia Cyber dalam wujud sistem Internet bagaikan penari Bali yang tidak
henti-hentinya menebar pesona kepada semua orang yang sempat mendengar,
melihat bahkan mencoba menghayati hingga seakan tak mau kehilangan kesan
akan keseluruhannya. Tajam dan luasnya pancaran mata penari Bali bagaikan
betapa kaya dan beragamnya situs-situs maupun fasilitas aplikasi yang disajikan oleh
Teknologi Internet. Sedang lambaian dan liuk tangan-tangan sipenari yang ke
segala penjuru melambangkan betapa luasnya jaringan internet hingga kesegala
penjuru dunia dapat diakses dan mengakses internet. Terlepas dari macam
konsumen internet, yaitu sebagai Pengguna atau Penikmat internet, yang jelas
3. Internet bukan saja menjadi kebutuhan orang dewasa dan berpendidikan maupun
para professional, akan tetapi anak kecil usia SD-pun yang tinggal di perkotaan
hingga di pelosok desa sudah kenal bahkan tidak sedikit yang sudah maniak akan
internet.
Ini adalah kenyataan yang mana Internet benar-benar sudah menjadi
komplemen aktif daya hidup dalam kehidupan ini. Kata aktif yang ditambahkan pada
kata komplemen daya hidup mengandung maksud bahwa betapa internet akankah
dikuasai atau akan menguasai dalam kehidupan kita. Hal demikian akan sama
pada dialektika kehidupan kita masyarakat Pendidikan yaitu kehidupan kita akan
menguasai dalam artian kita dapat menggunakan dalam rangka optimalisasi
produktifitas dalam pengembangan IPTEK, atau dikuasai yang berarti kita akan
digulung oleh internet, dan ini adalah sebuah keniscayaan.
Era Pendidikan Berbasis Teknologi
Sejak ditemukannya pesawat audio (tape recorder) yang bisa merekam suara
dan kemudian audio visual berupa komputer multimedia dan DVD, teknik
pembelajaran di dunia pendidikan mulai dapat dikembangkan secara bervariatif.
Materi pembelajaran dapat dibuat mulai dari sekedar rekaman penjelasan berupa
suara hingga perpaduan antara suara, teks dengan berbagai model teknik
penampilan berikut disertai dengan berbagai model ilustrasi bahkan hingga dibuat
yang dapat Interaktif.
Semaraknya Teknologi Internet juga disambut secara pragmatis di dunia
pendidikan. Bahkan dalam hal ini DIKNAS meluncurkan program pembelajaran
berbasis Teknologi Informasi yang diberi nama E-BOOK. Dengan E-BOOK ini
DIKNAS memanfaatkan Website Pendidikan-nya, sehingga masyarakat dapat
memperoleh Materi Ajar dengan cara mendownload dari Website tersebut melalui
Internet. Dengan beberapa keterbatasannya yang ada pada E-BOOK namun sudah
menunjukkan kepada kita betapa DIKNAS sebagai pemegang kewenangan Dunia
Pendidikan di Tanah Air sudah menunjukan komitmentnya akan penerapan teknologi
untuk dunia pendidikan. Di samping E-BOOK tersebut dari masyarakat pemerhati
pendidikan juga muncul program penerapan Teknologi Pembelajaran yang berbasis
TI yang diberi nama E-LEARNING. Program E-LEARNING muncul sebagai reaksi
positif akan kenyataan sebuah kemampuan yang disajikan oleh TI utamanya Internet
dalam membekup yang diperlukan oleh dunia pendidikan. Namun hingga sekarang
ini belum ada perubahan paradigma di dunia pendidikan kususnya pada
mengoptimalkan nilai pemanfaatan TI dalam menunjang sistem pembelajaran.
Paradigma sistem Pembelajaran selama ini adalah “ MASIH MENEMPATKAN
INSTITUSI PENDIDIKAN BERIKUT PARA GURU SEBAGAI KONSUMEN
MATERI AJAR ”.
4. CYBER TEACHING MERUBAH PARADIKMA SISTEM
PEMBELAJARAN
Paradikma SIstem Pembelajaran sudah barang tentu akan selalu berubah
berdasarkan berbagai aspek dominan. Mulai dari anggapan bahwa ilmu diibaratkan
seperti air dan orang yang belajar bagaikan bejana yang akan diisi air harus diam
duduk dengan tangan terlipat rapat dimeja, kemudian berkembang sistem belajar
aktif hingga berlanjut pada sistem yang interaktif. Namun hingga sekarang pada sisi
pengajarnya berikut di tingkat institusi / sekolahnya masih saja diposisikan sebagai
konsumen materi ajar.
Hingga sekarang belum ada sebuah institusi / sekolah yang mampu mengajak
dan menjadikan para gurunya sebagai Produsen Materi Ajar. Kalau anak didik sudah
mengalami berbagai perubahan paradikma. Tentu, terasa kurang adil jika pada sisi
guru dan institusi sekolahnya tidak pernah mengalami perubahan paradikma, yaitu
dari yang selalu menjadi penerima dan pencari (konsumen) materi ajar, kepada
menjadi produsen materi ajar. Bahkan sangat terasa bombastis namun pragmatis,
yaitu semua kegiatan mengajar seorang guru di kelas dapat menjadi produk materi
pembelajaran yang dapat mengalirkan uang pada saat si guru sedang tidur malam di
rumahnya sekalipun. Betapa tidak, dengan penerapan System Cyber Teaching
menggunakan Teknologi Informasi ( TI ) berbasis Digital Entrepreneurship, kegiatan
mengajar di kelas secara lengkap dari kegiatan proses menulis, mengulas grafik,
menggambar berikut hingga narasi gurunya dapat terekam ke dalam bentuk File
yang dapat di-upload pada Website Pendidikan Interaktif, kemudian dapat di-
Download dengan menerapkan sistem member.
Website Pendidikan Interaktif dimaksud berada pada sistem Jaringan
Internet. Dengan demikian materi ajar yang diproduksi seperti proses tersebut di
atas akan dapat di-download oleh siapa saja dan dari mana saja (dapat di-akses
secara global). Tentunya kualitas produk berikut universalitas bahasa akan sangat
menentukan banyak dan luasnya pangsa pasar (member). Hal demikian lebih jauh
akan merangsang sekaligus menantang para guru untuk lebih menguasai berbagai
ketrampilan Komputer berikut teknik-teknik mengajar dengan bahasa dan penulisan
yang efektif. Dengan demikian sekaligus juga akan menempatkan guru menjadi guru
bertaraf nasional karena materinya diakses oleh member dari Sabang sampai
Meraoke dan bertaraf internasional karena materi ajarnya diakses secara global
internasional. Ini berarti akan muncul paradikma baru berupa munculnya strata baru
pada guru, yaitu adanya Guru Cyber bertaraf Lokal, Nasional maupun Internasional.