2. PENGERTIAN
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan
adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.
Lingkungan sekolah sehat adalah
suatu kondisi sekolah yang dapat
mendukung tumbuh kembang peserta didik
secara optimal serta membentuk perilaku
hidup bersih dan sehat sehingga terhindar
dari pengaruh negatif. (Kementrian
3. LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT :
1. Bangunan Fisik
a.Atas : Atap, langit”/Dek/Platform
b.Tengah : Dinding, Ventilasi, Pencahayaan
c.Bawah : Lantai, Drainase/Selokan, Halaman
2. Fasilitas sanitasi
Air bersih, Jamban sehat, Fasilitas cuci tangan, Sistem
Pembungan Limbah Cair, Pengelolaan Sampah
3. Kantin Sehat
Bangunan Fisik, Penjamah Makanan, Pengolahan Makanan
4. Pengendalian Binatang Pembawa Penyakit
4. 1. BANGUNAN FISIK
A. Bagian Atas
1. Atap : Kuat, tidak ada kebocoran dan kerusakan sehingga
menyebabkan terjadinya kecelakaan
2. langit”/Dek/Platform : tinggi minimal 2,5m, tidak rusak, tidak
lembab, tidak ada kotoran/debu
5. 1. BANGUNAN FISIK
B. Bagian Tengah
1. Dinding : Kuat, Tidak Retak, Tidak Pecah,
Tidak Berjamur dan Tidak Dicat dengan Kapur
2. Ventilasi :
a) Jarak papan tulis dengan murid terdepan.
Ket : Minimal > 2,5 meter
b) Kepadatan Kelas. Ket : Minimal 1,75
m2/murid
c) Jendela dan Pintu kuat, tidak rusak, Tidak
ada kotoran/debu (terutama kipas angin
jika ada)
d) Udara dalam ruang sekolah tidak
pengap/terasa segar/terasa nyaman dan
tidak berbau.
6. 1. BANGUNAN FISIK
B. Bagian Tengah (Lanjutan..)
3) Pencahyaan
Pencahayaan ruang kelas dapat untuk membaca buku dengan jelas
tanpa bantuan penerangan pada siang hari (bisa membaca dengan
jelas dengan jarak 30 cm).
7. 1. BANGUNAN FISIK
C. Bagian Bawah
1. Lantai : kuat, kedap air, permukaan rata, tidak retak, tidak licin,
mudah dibersihkan
2. Drainase/Selokan : mengalir dengan lancar, tidak ada tumpukan
sampah
3. Halaman : tidak ada genangan air, tidak ada sampah
8. 2. FASILITAS SANITASI
A. Air bersih
1. Memenuhi syarat :
a) Kualitas fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh dan tidak berwarna
b) Kualitas bakteriologi dan Kimia : Pemeriksaan di Laboratorium
2. Tersedia Cukup untuk kebutuhan Sekolah
B. Jamban sehat :
a) Laki & Perempuan Terpisah
b) Jumlah sarana WC/urinoir Laki-laki. Ket : Minimal 1 : 40
Jumlah sarana WC/urinoir Perempuan. Ket : Minimal 1 : 25
a) Terhubung dengan septictank dan tidak bocor
b) tersedia air bersih dan sabun
c) Tersedia kotak sampah yang dilapisi plastic
9. 2. FASILITAS SANITASI
C. Fasilitas cuci tangan
Tersedia air bersih yang mengalir dan sabun cuci
tangan
D. Sistem Pembungan Limbah Cair
1) Air limbah mengalir dengan lancar
2) Tersedia penampungan air limbah yang tertutup
3) Saluran pembuangan air limbah kedap air dan
tertutup
E. Pengelolaan Sampah
Pemilahan sampah Organik dan non organic
Pengolahan sampah organic menjadi pupuk kompos
Pengelolaan sampah non organic yaitu Daur Ulang,
10. 3. KANTIN SEHAT
a) Bangunan : Aman, berjarak >20 m dari Tempat
pengumpulan sampah sementara/Sumber pencemar,
ada Akses CTPS, fasilitas mencuci dengan saluran
limbah cair tertutup
b) Penjamah Makanan :
1) Sehat (Dinyatakan dengan surat keterangan
Dokter)
2) Rutin cek kesehatan di Puskesmas minimal 1 tahun
sekali
3) Tidak menggunakan aksesoris/perhiasan saat
mengolah makanan dan berkuku pendek
4) Memakai APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker,
celemek dan penutup kepala, jika batuk
menerapkan etika batuk
11. 3. KANTIN SEHAT
Pengolahan Makanan :
a) Bahan Baku : Berasal dari bahan yang aman untuk
dikonsumsi, fisik masih segar/layak, kemasan tidak
penyok atau mengembung, tidak kadaluarsa, memiliki
izin edar (untuk makanan kemasan), memasak
langsung masakan beku yg sudah dicairkan/tidak
dibiarkan dalam suhu ruang terlalu lama.
a) Makanan Siap Saji : disimpan tertutup,
disimpan/disajikan diwadah aman pangan dan bersih,
tidak menyajikan makanan lebih dari 6 jam tanpa
dipanaskan terlebih dahulu, menggunakan sarung
tangan/penjepit/sendok untuk mengambil makanan
12. 4. PENGENDALIAN BINATANG
PEMBAWA PENYAKIT
Bertujuan untuk menurukan jumlah binatang pembawa penyakit,
mencegah kontak dengan binatang pembawa penyakit dan
meminimalkan gangguan yang disebabkan oleh binatang pembawa
penyakit, sehingga penularan penyakit dapat dicegah.
Contoh : Nyamuk Aedes aegypti (DBD)
Pencegahan Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti dengan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) yaitu 3M Plus : Menguras tempat
penampungan air minimal 1 minggu sekali, menutup tempat
penampungan air, mendaur ulang barang bekas, Plus menanam
tanaman pengusir nyamuk (serai, kemangi, dll), memelihara
binatang pemakan jentik, menaburkan bubuk abate ketempat
penampungan air yang sulit dibersihkan, memelihara binatang
pemakan jentik (Ikan Cupang dan Ikan Gupi).