Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk menilai kewajaran atau kelayakan penyajian laporan keuangan perusahaan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku. Audit membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisis, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksa. Bukti audit adalah bukti yang dikumpulkan dan diuji oleh auditor untuk menentukan kesesuaian laporan ke
2. • Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk menilai
kewajaran atau kelayakan penyajian laporan keuangan
yang dibuat oleh perusahaan. Adapun kelayakan dan
kewajaran ini mengacu pada prinsip akuntansi yang
berterima umum dan selanjutnya atas penilaian tersebut
akan tercermin pada opini audit.
• Menurut Agoes dalam karya ilmiah Yunita (2017:98)
adalah membantu semua pimpinan perusahaan
(manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya
dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan
komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
3. 1. Memastikan Kelengkapan
2. Memastikan Ketepatan
3. Memastikan Eksistensi
4. Membuat Penilaian
5. Membuat Klasifikasi
6. Membuat Cut-off
4. Bukti audit (Audit
Evidence) adalah bukti yang dikumpulkan
dan diuji oleh auditor untuk menentukan
apakah laporan keuangan disajikan sesuai
dengan standar pelaporan keuangan yang
berlaku (sesuai dengan SAK/sesuai dengan
framework pelaporan keuangan – financial
reporting framework).
5. 1. Bukti pembukuan (accounting records), seperti
jurnal, buku pembantu, dan buku besar, atau file
transaksi dan file induk (master file).
2. Bukti pendukung (corraborating information),
seperti bukti transaksi dan bukti-bukti pendukung
pembukuan yang lain.
6. Prosedur audit adalah langkah-langkah
yang ditempuh oleh auditor untuk
mengumpulkan dan menguji bukti audit.
Kategori prosedur audit:
1. Prosedur pemahaman SPI (Sistem
Pengendalian Internal)
2. Prosedur pengujian SPI
3. Prosedur pengujian substantif
7. 1. Prosedur analitis, adalah prosedur pengujian
yang dilakukan dengan cara membandingkan
angka objek audit dengan angka pembanding,
seperti: angka periode sebelumnya, angka
anggaran, dan angka rata-rata industri.
2. Prosedur tracing, adalah prosedur pengujian
dengan cara menelusur dari bukti transaksi ke
bukti pembukuan.
3. Prosedur vouching, adalah prosedur pengujian
dengan cara menelusur dari bukti pembukuan ke
bukti transaksi.
8. 4. Prosedur inspeksi, adalah prosedur
pengujian/pemeriksaan langsung terhadap bukti
audit, misalnya pemeriksaan fisik aset dan
pemeriksaan fisik dokumen.
5. Prosedur matematis, adalah prosedur pengujian
kebenaran perhitungan matematis, seperti
penjumlahan, perkalian, dan pembagian.
6. Prosedur penghitungan, adalah prosedur
pengujian dengan cara melakukan penghitungan
ulang objek audit, seperti penghitungan fisik aset
tetap dan penghitungan fisik persediaan.
7. Prosedur konfirmasi, adalah prosedur pengujian
dengan cara mempertanyakan secara tertulis
kepada pihak ketiga tentang kebenaran objek audit,
misalnya konfirmasi piutang dan konfirmasi
persediaan yang disimpan di gudang umum.
9. 8. Prosedur observasi, adalah prosedur pengujian
dengan cara menyaksikan suatu proses pelaksanaan
kegiatan untuk menghasilkan bukti audit tertentu,
misalnya proses perhitungan fisik persediaan.
9. Prosedur pengerjaan ulang, adalah prosedur
pengujian dengan cara mengerjakan oleh suatu proses
yang biasa dilakukan untuk menghasilkan bukti audit
tertentu.
10.Prosedur wawancara, adalah prosedur pengujian bukti
audit yang dilakukan dengan melakukan wawancara
dengan petugas/perjabat yang terkait. Untuk bisa
menjadi bukti audit, wawancara harus dilakukan secara
tertulis.
11.Prosedur audit berbantuan komputer (computer
assisted audit techniques/CAAT), adalah prosedur
pengujian yang dilakukan dengan bantuan komputer