3. A. Pengertian Masyarakat PesisirMasyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompoktersebut.
Kata"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa
Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antarentitas-
entitas.
4. pengertian masyarakat menurutbeberapa ahli :
✓ John J. Macionis : Masyarakat adalah orang-orang yang
berinteraksi dalam sebuah wilayah tertentu dan memiliki
budaya bersama.
✓ Gillin & Gillin : masyarakat adalah kelompok manusia
yang mempunyai kebiasaan tradisi, sikap dan perasaan
persatuan yang diikat oleh bersamaan.
✓ Harton haunt : Masyarakat adalah suatu organisasi
manusia yang saling berhubungan.
✓ Selo Sumardjan : Masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
5. B. Karakteristik Wilayah Pesisir dan Kepulauan
✓ KARAKTERISTIK WILAYAH PESISIR
Ciri khas wilayah pesisir jika ditinjau dari aspek
biofisik wilayah, ruang pesisir dan laut serta sumber daya
yang terkandung di dalamnya bersifat khas sehingga
adanya intervensi manusia pada wilayah tersebut dapat
mengakibatkan perubahan yang signifikan. seperti
bentang alam yang sulit diubah, proses pertemuan air
tawar dan air laut yang menghasilkan ekosistem yang
khas. Ditinjau dari aspek kepemilikan, wilayah pesisir
danlaut serta sumberdaya yang terkandung di dalamnya
sering memiliki sifat terbuka.
7. ✓ Karakteristik Wilayah Kepulauan
Menurut Wikipedia (2007), wilayah kepulauan atau yang sering disebut
dengan archipelago, didefinisikan sebagai serangkaian atau sekelompok
daratan nonbenua yang yang muncul dan tersebar dipermukaan laut sebagai
akibat dari adanya proses geologi.
2.1 Ukuran Yang Relatif Kecil (Smallness)
Menurut Kusumastanto (2003), Ukurannya yang kecil, terkait
dengan terbatasnya ketersediaan sumberdaya alam dan jasa-jasa
lingkungan seperti airtawar, vegetasi, tanah, ekosistem pesisir dan
satwa liar, sehingga pada gilirannya akan berpengaruh terhadap
daya dukung pulau-pulau kecil tersebut didalam menopang
kehidupan manusia serta segenap kegiatan pembangunan yang
ada.
8. 2.2 Keterpencilan (Remoteness)
Menurut Purwadarminta (1976), kata keterpencilan
(remoteness) diartikansebagai suatu lokasi yang jaraknya relatif
jauh untuk dapat di jangkau, atau suatu lokasi yang karena tata
letak dan bentuk sebarannya, tidak mudah untuk di capaioleh
manusia dalamkehidupansehari-hari.
2.3 Ketergantungan (Dependence)
Menurut Fauzi (2005), selain smallness dan remoteness, terdapat
beberapa sifat khas dari pulau kecil yang juga harus dipertimbangkan
dalam melakukan penilaian ekonomi sumber daya pulau-pulau kecil.
Sifat-sifat tersebut adalah ketergantungan (dependence) dan
kerentanan (vulnerability). Sifat ketergantungan pulau-pulau kecil ini
pada dasarnya terbentuk sebagai tuntutan atas sifat-sifat dasar dari
pulau-pulau kecil seperti “smallness” dan“remoteness”.
9. 2.4 Kerentanan (Vulnerable)Pelling dan Uitto (2002)
mengemukakan bahwa kaidah dasar kerentanan pulau-pulau
kecil sangat dipengaruhi oleh karakteristik pulau itu sendiri
sepertihalnya smallness dan remoteness yang kemudian
memunculkan dependence. Dalam operasionalisasinya
karakteristik pulau- pulau kecil ini disatu sisimengekspose isu-isu
pengelolaan seperti permasalahan sosial, ekonomi danlingkungan
yang bersifat eksternal.
10. C. Pengelolaan Sumber Daya Alam Oleh Masyarakat
Pesisir
Beberapa ciri dari pengelolaan sumber daya alam secara
tradisional antara lain adalah:
1) Pengelolaan sumberdaya alam cenderung berkelanjutan
2) Struktur pihak yang terlibat masih sederhana
3) Bentuk pemanfaatannya terbatas dan termasuk skala kecil
4) Tipe masyarakat dan kegiatannya relatif homogen
5) Komponen pengelolaannya (manajemen) berasal dan berakar
pada masyarakat
6) Rasa kepemilikan dan ketergantungan terhadap sumberdaya
alam tinggi
7) Rasa untuk melindungi dan menjaga juga tinggi.
11. D. Aspek Budaya
Dalam kajian budaya atau masyarakat terdapat satuan yang
disebut sebagai sistembudaya, serta beragam konsep yang
mendasari perilaku dan hasil perilaku. Sistem budaya inilah yang
mendasari seluruh kehidupan manusia. Melakukan pengkajian
terhadap perilaku dan karya suatu komunitas masyarakat perlu
dilakukan untuk memahami sistem budaya yang dianut (Tairid,
2012). Kajian perilaku meliputi pengenalan terhadap semua
komponen budaya, baik berupa peralatan dan hal lain yang
dipercaya membawa kebaikan untuk kelangsungan hidup.
12. •PARADIGMA PEMBERDAYAAN SOSIAL EKONOMI
Program pemberdayaan masyarakat telah menjadi
mainstream upaya peningkatan kesejahteraan serta
pengengentasan kemiskinan. Dengan pemberdayaan
masyarakat maka pembangunan tidak mulai dari titik nadir,
tetapi berawal dari sesuatu yang sudah ada pada masyarakat
Pemberdayaan berarti apa yang telah dimiliki oleh masyarakat
adalah sumber daya pembangunan yang perlu dikembangkan
sehingga makin nyata kegunaannyabagi masyarakat sendiri.
13. •KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN
Kondisi kesejahteraan sosial yang memburuk di kalangan nelayan
sangat dirasakan didesa-desa pesisir yang perairannya mengalami
overfishing (tangkap lebih) sehingga hasil tangkap atau pendapatan
yang diperoleh nelayan bersifat fluktuatif, tidak pasti, dan semakin
menurun dari waktu ke waktu. Dalam situasi demikian, rumah
tangga nelayanakan senantiasa berhadapan dengan tiga persoalan
yang sangat krusial dalam kehidupan mereka, yaitu (1) pergulatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, (2) tersendat
sendatnya pemenuhan kebutuhan pendidikan anak-anaknya, dan
(3) terbatasnya akses mereka terhadap jaminan kesehatan.
14. • Karakteristik Budaya Masyarakat Pesisir
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah
kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnyastruktur
sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat Perubahan sosial
budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa
dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan
hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia
sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan Ada tiga faktor
yang dapatmempengaruhi perubahan sosial yakni: (a) tekanan
kerja dalam masyarakat; (b)keefektifan komunikasi; (e) perubahan
lingkungan alam
15. Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu
kebudayaan kekebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan
dapat terjadi dengan dua cara yakni:
a. Penetrasi damai (penetration pasifique)Penetrasi damai
(penetration pasifique) adalah Masuknya sebuah kebudayaan
dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh
kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua
macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik,
tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat.
Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan
hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran
kebudayaan secara damaiakan menghasilkan Akulturasi,
Asimilasi, atau Sintesis.
16. b. Penetrasi Kekerasan (penetration violante)
Penetrasi Kekerasan (penetration
violante) adalah Masuknya sebuah
kebudayaan dengan cara memaksa dan
merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan
Barat keindonesiaan pada zaman penjajahan
disertai dengan kekerasan sehingga
menimbulkan goncangan-goncangan yang
merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah
budaya dari Belanda yang menjajah selama
350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda
masih melekat di Indonesia antara lain pada
sistem pemerintahanIndonesia.
17. c. Gambaran Sosial Budaya dan Tradisi
Masyarakat Pesisir
Masyarakat Pesisir meyakini bahwa
lautan yang dimiliki oleh mereka berdasarkan
pembagian kawasan laut yang disahkan oleh
Raja Desa itu merupakan suatu sumber daya
alam yang dijadikan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan lebihnya dijual untuk
keuntungannya.
18. Adat istiadat suku yang bermukim di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil sangatlah beragam pula. Di beberapa
tempat sering dijumpai adanya budaya pengaturan
lahan laut atau sering disebut Hak ulavat laut. Aturan-
aturan semacam inimerupakan satu kearifan local yang
perlu dihargai sesuai dengan UUD 1945 Pasal 18 B
ayat 2 yang disebutkan bahwa Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang hidup
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur denganUndang-Undang.
19. • STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT PESISIR
Pola hidup masyarakat pesisir layaknya dalam masyarakat pedesaan
pada umumnya memiliki struktur yang mencermikan status stratafikasi
dan peran mereka dalam kehidupan masyarakat pesisir tersebut.
Terdapat kelas-kelas dalam masyarakat pesisir yang diukurdari
kemampuan memiliki modal khususnya dalam bentuk materi.
Sehingga menyebabkan terdapatnya kesenjangan yang sangat
tampak dalam kehidupan.
20. KESIMPULAN
Masyarakat pesisir juga dapat didefinisikan sebagai
masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial
ekonomi yang terkait dengan sumberdaya wilayah pesisir
dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat
pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan
potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.
Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir dapat
pula didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara
spasial di wilayah pesisir tanpa mempertimbangkan
apakah mereka memiliki aktifitas sosial ekonomi yang
terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir
dan lautan.