Tugas akhir ini membahas simulasi pengontrolan elevator 3 lantai dengan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC). Penulis merancang dan membuat simulator elevator sederhana yang dilengkapi panel kontrol, kemudian memprogram PLC untuk mengontrol operasi elevator sesuai dengan fungsi-fungsinya seperti bergerak naik turun dan berhenti pada lantai yang dipilih. Pengujian dilakukan untuk mengevaluasi kinerja program PLC dalam mengontrol simulator elevator.
1. TUGAS AKHIR
SIMULASI PENGONTROLAN ELEVATOR 3 LANTAI DENGAN
MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Menyelesaikan Pendidikan Program Strata Satu
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Elektro
Oleh :
T. IRFAN ARDIANSYAH
NIM : 0140311-053
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2007
2. i
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul :
SIMULASI PENGONTROLAN ELEVATOR 3 LANTAI DENGAN
MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)
Telah disetujui
Pada Mei 2007
Oleh :
Pembimbing : Koordinator Tugas Akhir :
(Ir. Budi Yanto Husodo, M.Sc.) ( Ir. Yudhi Gunardi, M.T. )
Ka. Prodi :
(Ir. Budi Yanto Husodo, M.Sc.)
3. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
ii
Lembar Pernyataan
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama: T. Irfan Ardiansyah
NIM : 0140311-053
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknik Industri
Judul Skripsi : Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai Dengan
Menggunakan Programmable Logic Controller (PLC)
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah
saya buat merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya.
Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan
hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain maka saya bersedia
mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
tata tertib Universitas Mercu Buana.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis
T. Irfan Ardiansyah
4. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena hanya atas ijin dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan judul, “Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan
Menggunakan Programmable Logic Controller (PLC)”.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna
menyelesaikan pendidikan dan mencapai jenjang setara Sarjana Strata 1 (S1)
pada Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Univeristas Mercu
Buana.
Di dalam proses penyelesaian tugas akhir ini, dengan segala
keterbatasan penulis banyak sekali pihak-pihak yang telah membantu dan
mendorong sehinga akhirnya tugas akhir ini selesai. Untuk itu pada
kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ir. Budi Yanto Husodo, M.S.c selaku pembimbing yang telah
banyak sekali memabantu, meluangkan waktu, membimbing, dan
mengarahkan sampai tugas akhir ini dapat diselesaikan
2. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah
memberikan kemudahan dan toleransi dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Para segenap Dosen dan Staf Admisnistrasi pada Fakultas Teknik Industri
Jurusan Teknik elektro atas ilmu yang telah diberikan dan bantuan lainnya.
4. Istriku tersayang, Hani Handayani yang tak pernah berhenti memberikan
segala dorongan, pengertian, dan perhatiannya.
5. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
iv
5. Anak-anakku tercinta , Dimas dan Fachri , yang menjadi pemicu utama
semangatku untuk terus maju dan menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Almarhumah Ibuku tercinta dan Papaku yang tersayang untuk segala cinta,
kasih sayang, bimbingan dan dorongan yang telah kalian berikan.
7. Ibu dan Bapak mertuaku yang banyak sekali telah membantu dan
memberikan dorongan.
8. Pimpinan dan rekan kerjaku di Solaronics Bekaert, Bpk. Kusnady Agus
dan Ibu Elkhanita yang telah memberikan banyak toleransi dan
kelonggaran agar penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa PKSM UMB khususnya Jurusan Teknik Elektro
Angkatan III untuk bantuan dan dorongannya.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, tetapi telah
banyak memberikan bantuan baik materil maupun moril sehingga penulis
mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan-
kekurangan di dalam tugas akhir ini. Segala masukan-masukan yang
membangun dapat memperbaiki tugas akhir ini tentu sangat penulis harapkan.
Mudah-mudahan penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan
banyak manfaat kepada siapa saja terutama mahasiswa Teknik Elektro
Universitas Mercu Buana dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
khsusunya dibidan PLC.
Jakarta, April 2007
Penulis
(T. Irfan Ardiansyah)
6. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
v
ABSTRAKSI
Tak dapat disangkal lagi bahw PLC dewasa ini memegang peranan
penting pada sebagain besar sistem kontrol di dunia industri. Pemakain PLC
ini dapat kita jumpai dihampir seluruh bidang industri, bukan saja didunia
manufaktur, tetapi banyak hal lain seperti misalnya elevator digedung
perkantoran, hotel rumah sakit dan lain lain.
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuh alat kontrol
elektronik yang beroperasi secara logic yang pemogrammannya dapat
dimodifikasi dengan relatif mudah. Seperti halnya alat kontrol pada umumnya
PLC mengolah sinyal-sinyal masukan untuk selanjutnya mengelurakan output
sesuai dengan program yang diinginkan.
Pemakain PLC yang sangat luas ini dikarenakan tingkat
keandalannya yang tinggi, dapat diprogram ulang atau dimodifikasi dengan
relatif mudah, dan juga sangat membantu dalam pelacakan trouble shooting
(pemecahan masalah).
Untuk tugas akhir penulis akan membuat sebuah program PLC yang
akan didukung oleh sebuah alat simulator. Akan dijabarkan pengetahuan dasar
yang dibutuhkan, langkah-langkah pembuatan sebuah program, cara
pemograman, monitoring, dan modifikasi. Sehingga diharapkan kepada setiap
pembaca tugas akhir itu nantinya akan memahami prinsip dasar pengoperasian
dan pemograman PLC.
7. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
ABSTRAKSI .............................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN …………………………….. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
1.2. Tujuan Penulisan ............................................. 2
1.3. Pembatasan Masalah ............................................. 2
1.4. Metodologi Penulisan ............................................. 2
1.5. Sistematika Penulisan ............................................. 2
BAB II DASAR TEORI ........................................................................ 5
2.1. Sistem Kontrol ............................................. 5
2.1.1. Sistem Kontrol Loop Terbuka .................................. 5
2.1.2. Sistem Kontrol Loop Tertutup .................................. 6
2.2. Programmable Logic Controller (PLC) ...................... 7
2.2.1 Modul Catu Daya ............................................. 9
2.2.2. Modul CPU ............................................. 10
2.2.3 Modul Input Output ............................................. 11
2.2.4. Modul Alat Pemogram ............................................. 12
2.2.5. PLC Siemens S5 95U ............................................. 12
2.3. Bahasa Dasar Pemograman PLC STEP5 ..................... 14
2.3.1. Tipe-Tipe Blok pada STEP5 ..................... 15
8. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
vii
2.3.2. Operand-Operand pada STEP5 ..................... 15
2.3.3. Ladder Diagram (LAD) ..................... 16
2.3.4. Control System Flowchart (CSF) ..................... 17
2.3.5. Statement List (STL) ............................................. 18
2.4. PLC Siemens S5 ............................................. 18
2.4.1 Operasi AND ............................................. 19
2.4.2 Operasi OR ............................................. 20
2.4.3 Operasi AND sebelum OR ..................... 20
2.4.4. Operasi OR sebelum AND ..................... 21
2.4.5 Operasi Set-Reset ............................................. 21
2.4.6. Operasi Timer ............................................. 22
2.4.7. Operasi Counter ............................................. 25
2.5. Tentang Elevator ............................................. 26
2.5.1. Bagian yang bergerak ............................................. 26
2.5.2. Bagian yang tidak bergerak ..................... 27
2.6. Motor Elevator ............................................. 28
BAB III PERANCANGAN ............................................. 29
3.1. Pembuatan Alat Simulasi Elevator ..................... 29
3.1.1. Simulator Elevator ............................................. 31
3.1.2. Unit Catu Daya ............................................. 33
3.1.3. Panel Power Motor ............................................. 33
3.1.4. Panel CAR ............................................. 34
3.1.5. Panel Indikator CAR ............................................. 35
3.1.6. Panel Indikator Lantai ............................................. 36
3.1.7. Koneksi Sisi Panel ............................................. 38
3.1.8. Pemasangan Komponen Sisi Elevator ..................... 38
3.2. Perancangan Program Kontrol ..................... 40
3.3. Penentuan Jumlah Input/Output dan Pengalamatannya 45
3.4. Pembuatan Program Kontrol ............................................. 46
9. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
viii
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALSIA ............................................. 50
4.1. Pengujian Operasi Normal ............................................. 50
4.2. Pengujian Operasi Khusus dan Gangguan ..................... 50
4.3. Analisa Hasil Pengujian ............................................. 60
4.4. Kelemahan dan Kelebihan ............................................. 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 64
5.1. Kesimpulan ..................................................................... 64
2.2. Saran ..................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 66
LAMPIRAN ............................................................................................. 67
10. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
Gambar 2.1 Diagram blok sistem kontrol loop terbuka ..................... 5
Gambar 2.2 Diagram blok sistem kontrol loop tertutup ..................... 6
Gambar 2.3 Blok Diagram bagian-bagian dari PLC ..................... 9
Gambar 2.4 PLC Siemes S5 95U ............................................. 13
Gambar 2.5 Contoh Ladder Diagram ............................................. 17
Gambar 2.6 Contoh CSF Diagram ............................................. 18
Gambar 2.7 Contoh STL Diagram ............................................. 18
Gambar 2.8 Contoh Operasi AND ............................................. 19
Gambar 2.9 Contoh Operasi OR ............................................. 20
Gambar 2.10 Operasi AND sebelum OR ............................................. 21
Gambar 2.11 Contoh Operasi OR sebelum AND ..................... 21
Gambar 2.12 Contoh Operasi Set-Reset ............................................. 22
Gambar 2.13 Contoh Operasi Pulse Timer ............................................. 23
Gambar 2.14 Contoh Operasi Extended Pulse Timer ..................... 23
Gambar 2.15 Contoh Operasi ON Delay Timer ..................... 24
Gambar 2.16 Contoh Operasi Store ON Delay dan Reset Timer 24
Gambar 2.17 Contoh Operasi OFF Delay Timer ..................... 25
Gambar 2.18 Contoh Operasi Counter ............................................. 26
Gambar 3.1 Desain awal simulator ............................................. 31
Gambar 3.2 Simulator Elevator ............................................. 32
Gambar 3.3 Unit atu daya 12VDC ............................................. 33
Gambar 3.4 Panel power motor ............................................. 34
11. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
x
Gambar 3.5 Panel CAR ..................................................................... 35
Gambar 3.6 Panel Indikator CAR ............................................. 36
Gambar 3.7 Panel indikator lantai ............................................. 37
Gambar 3.8 Connector panel kontrol – elevator ..................... 38
Gambar 3.9 Komponen-komponen pada elevator ..................... 39
Gambar 3.10 Detail Pengawatan input dan output ..................... 40
12. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
xi
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
Tabel 2.1 Pengalamatan untuk Onboard I/O ............................................. 14
Tabel 2.2 Tipe-tipe blok pada STEP5 ............................................. 15
Tabel 2.3 Tabel operand-operand STEP5 ............................................. 16
Tabel 3.1 Daftar kebutuhan bahan ............................................. 30
Tabel 3.2 Kondisi-kondisi sambunagn pada IC TTL 7447 ..................... 32
Tabel 3.3 Penamaan dan Pengalamatan Input dan Output ..................... 46
Tabel 3.4 Daftar program block yang digunakan ..................... 47
Tabel 4.1 Pengujian buka – tutup pintu secara manual ..................... 51
Tabel 4.2 Pengujian Operasi Normal ............................................. 52
Tabel 4.3 Pengujian Operasi Khusus ............................................. 57
Tabel 4.4 Pengujian Gangguan ............................................. 58
13. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia industri saat ini sangatlah cepat baik dari
ragam mesin yang diciptakan dan juga dari segi teknologi yang digunakan.
Semua mesin industri saat ini hampir tidak terlepas dari proses automatisasi.
Automatisasi dilakukan untuk meningkatkan keandalan suatu sistem yang
meliputi kepresisian kerja, kecepatan, dan kemudahan pengoperasian. Salah
satu jenis auotomatisasi yang paling banyak digunakan adalah pemanfaatan
teknologi PLC (Programmable Logic Controller).
Pemanfaatan PLC ini tidak hanya banyak dipakai di dunia industri
manufaktur, tapi banyak bidang lain yang dapat menggunkan teknologi ini.
Salah satu contohnya adalah pemanfaatan PLC dalam mengontrol sebuah
elevator yang digunakan digedung-gedung bertingkat seperti hotel, mall,
rumah sakit dan lain-lain.
Keandalan kerja, efektifitas, efesiensi dan kemudahan
pengoperasian sebuah PLC menjadikannya pilihan utama dalam proses
otomatisasi. Massifnya pemakain PLC didunia industri saat ini, mengharuskan
seorang Electrical Engineer memiliki pengetahuan tentang PLC. Setidaknya
dia mengerti membaca program yang ditulis sehingga memahami proeses
kerja suatu sistem. Pada tingkatan yang lebih tinggi lagi, dia mampu
mengoperasikan dan menggunkan PLC dalam sebuah pemecahan masalah
(trouble shooting), memodifikasi, dan pada akhirnya mampu membuat
program dari suatu deskripsi kerja sistem.
14. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
2
Dengan membuat program PLC untuk sebuah deskripsi kerja suatu
alat, serta didukung oleh simulator / prototipe untuk pengujian program yang
dibuat, maka kita akan memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang prinsip
dasar pengoperasian dan pemograman PLC.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah membuat
sebuah program PLC untuk pengendalian suatu unit elevator yang beroperasi
pada 3 lantai. Diharapkan kita akan lebih mengerti dasar-dasar dan teknik
pemograman serta bahasa yang digunakan pada pemograman PLC.
1.3. Pembatasan Masalah
Masalah yang difokuskan untuk dibahas di sini adalah bagaimana
membuat sebuah program PLC untuk pengendalian sebuah elevator 3 lantai.
Untuk membatasi masalah yang diambil, pembatasan masalah dalam
penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Perancangan Program PLC dari deskripsi kerja sebuah elevator.
2. Pembuatan alat simulasi / prototipe sebuah elevator yang beroperasi pada
sebuah gedung berlantai 3 dilihat dari sisi operasionalnya.
3. Analisa kerja alat simulasi yang dikendalikan oleh PLC dibandingkan
dengan deskripsi kerjanya.
1.4. Metodologi Penulisan
Metoda yang diterapkan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini
adalah:
1. Studi Literatur
15. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
3
Untuk mencari informasi, mempelajari dan memahami hal – hal yang
dibutuhkan dalam menyusun sebuah deskripsi kerja sebuah lift dan cara
pemograman dengan menggunakan PLC Siemens S5.
2. Studi Kasus
Melakukan percobaan pada lift sesungguhnya, seperti mencoba beberapa
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.
3. Perancangan dan Percobaan
Membuat program pengendali lift 3 lantai dengan menggunakan PLC
Siemens S5, kemudian melakukan percobaan dengan bantuan alat simulasi
lift yang beroperasi pada gedung berlantai 3.
1.5. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab, dan berikut
ini adalah penjelasan untuk masing-masing bab:
1.5.1. BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan secara garis besar tentang latar belakang,
alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metodologi
dan sistematika penulisan.
1.5.2. BAB II Dasar Teori
Pada bab ini akan diuraikan dasar-dasar teori yang akan digunakan
dalam penyusunan tugas akhir ini. Di sini akan dikjelaskan tentang dasar
sistem kontrol secara umum, pengetahuan umum tentang PLC dan PLC
Siemens S5, bahasa dan perintah-perintah dasar pemograman, sekilas tentang
elevator, dan motor elevator.
16. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
4
1.5.3. BAB III Perancangan
Bab ini akan dimulai dengan penjelasan tentang pembuatan alat
simulasi elevator 3 lantai, kemudian penentuan Input dan Output PLC sebagai
interaksi antara PLC dengan alat simulasi tersebut. Selanjutnya adalah
penjelasan tentang deskripsi kerja sebuah elevator yang beroperasi pada 3
lantai, dan dari sini akan akan dibuat sebuah aliran diagram. Pada bagian akhir
akan dijelaskan proses pembuatan program PLC berdasarkan dekripsi kerja
alat / aliran diagram dan Input - Output yang sudah ditentukan.
1.5.4. BAB IV Pengujian dan Analisa
Pada bab empat akan dijelaskan langkah-langkah pengujian yang
dilakukan terhadap program PLC dan alat yang sudah dibuat, dalam kondisi
normal dan kondisi khusus serta ada gangguan. Dari pengujian tersebut
kemudian dianalisa apakah kerja lift sesuai dengan apa yang ditentukan dalam
deskripsi kerjanya. Dari pengujian itu juga akan dipaparkan kelemahan yang
ditemukan dan juga kelebihan dari alat dan program PLC yang dibuat.
1.5.5. BAB V Kesimpulan dan Saran
Dibab penutup ini akan dibuat kesimpulan dari hasil analisa
pengujian yang dilakukan. Selanjutnya dari masukan-masukan yang diperoleh
akan dibuat menjadi saran-saran untuk pengembangan ke depan.
17. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
5
BAB I I
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Kontrol
Perancangan yang dibuat dalam tugas akhir ini, adalah merupakan
suatu sistem kontrol. Sistem kontrol secara definisi adalah kombinasi dari
beberapa komponen yang bekerja bersama-sama dan melakukan pengontrolan
suatu proses tertentu. Secara Operasi, sistem kontrol terbagi atas 2 jenis, yaitu
sistem kontrol loop terbuka and sistem kontrol loop tertutup.
2.1.1 Sistem Kontrol Loop Terbuka
Sistem kontrol loop terbuka adalah sistem kontrol yang keluarannya
tidak mempengaruhi aksi pengontrolan, yang berarti pengontrol tidak
menerima informasi berkaitan status sekarang dari proses untuk keperluan aksi
pembetulan. Karen itu pada sistem kontrol jenis ini, keluaran tidak diukur atau
diumpan balikkan untuk dibandingkan dengan masukan acuan. Sehingga
untuk setiap masukan acuan terdapat suatu kondisi operasi yang tetap. Gambar
2.1 menunjukkan diagram blok sistem kontrol loop terbuka.
Gambar 2.1 Diagram blok sistem kontrol loop terbuka
Persamaan funsi alih sistem kontrol loop terbuka yaitu:
Y(s) = X(s) . G(s)
Dimana: Y(s) = fungsi alih dari keluaran (output)
X(s) = fungsi alih dari masukan (input)
G(s) = fungsi alih dari proses
Output C(s)Input R(s)
Proses
G(s)
18. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
6
2.1.2 Sistem Kontrol Loop Tertutup
Sistem kontrol loop tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal
keluarannya mempengaruhi langsung pada aksi pengontrolan. Karena itu
sistem kontrol jenis ini memeliki sistem umpan balik atau sering juga disebut
sistem kontrol berumpan balik.
Gambar 2.2 Diagram blok sistem kontrol loop tertutup
Jika keluaran diumpan balikkan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan
dengan masukan, maka perlu mengubah bentuk sinyal keluaran agar sama
dengan bentuk sinyal masukan. Pengubahan ini dilakukan oleh umpan balik
yang memiliki fungsi alih H(s), seperti ditunjukkan pada gambar 2.2. Pada
contoh ini, sinyal umpan balik yang diumpan balikkan ke titik penjumlahan
dengan sinyal masukan adalah B(s) = H(s).C(s). Untuk sistem di atas, keluran
C(s) dan masukan R(s) direalisasikan sebagai berikut:
C(s) = G(s).E(s)
E(s) = R(s) – B(s) = R(s) – H(s).C(s)
Eliminasi E(s) dari persamaan-persamaan ini memberikan
C(s) = G(s)[R(s) – H(s).C(s)], atau
C(s) = G(s)
R(s) 1 + G(s) . H(s)
Input R(s)
Output C(s)
Proses
G(s)
Umpan
Balik H(s)
B(s)
19. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
7
Fungsi alih yang merelasikan C(s) dan R(s) disebut fungsi alih loop tertutup.
Fungsi alih ini merelasikan dinamika sistem loop tertutup dengan dinamika
elemen umpan maju dan elemen umpan balik. Dari persamaan terakhir
didapat:
C(s) = G(s) . R(s)
1 + G(s) . H(s)
2.2. Programmable Logic Controller (PLC)
PLC yang merupakan singkatan dari Programmable Logic
Controller merupakan suatu alat kontrol otomatisasi berbasis digital. Definsi
yang dibuat oleh National Electric Manufacturer Association US (NEMA)
adalah “Suatu Peralatan elektronik yang bekerja secara digital, dimana ia
menggunakan memori yang bisa diprogram untuk menyimpan instruksi-
isntruksi dalam melaksanakan operasi tertentu seperti operasi logic,
sekuensial, pewaktuan, dan aritmatika untuk mengatur berbagai jenis mesin
dan proses melalui module Input/Output-nya. Pada perkembangan awalnya
PLC hanya memiliki Digital Input dan Output saja sebagai pengganti relai-
relai mekanis dengan tegangan deskrit 24VDC. Tetapi pada perkembangannya
sekarang PLC memliki analog input/output untuk sinyal masukan seperti
sensor temperatur atau tekanan yang sinyal masukannya berupa resistansi dan
arus /tegangan (4-20mA/0-10VDC).
PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi,
dan atau memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar
data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral.
PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik
untuk mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika
20. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
8
dan kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi
sinyal listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya.
Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang
sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir
yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses,
dimana subproses tertentu akan berjalan sesudah subproses sebelumnya
terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang berwatak demikian
ialah proses sekuensial (sequential process). Sebagai perbandingan, sistem
kontrol yang populer selain PLC adalah Distributed Control System (DCS),
mampu menangani proses-proses yang bersifat sekuensial dan juga
kontinyu (continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif
banyak.
Secara umum keunggulan dari PLC adalah sebagai berikut:
1. Keandalan kerja PLC yang tinggi karena menggunakan komponen
elektronik yang tidak menggunakan gerakan mekanis seperti relay-relay
magnetik.
2. Membuat dan memodifikasi suatu proses kerja lebih mudah karena tidak
perlu mengubah kabel-kabel rangkaian.
3. Sangat membantu dalam pelacakan sebuah masalah karena proses kerja
sistem dapat dimonitor secara on line.
4. Lebih tahan terhadap pengaruh medan elektromagnetik disekitarnya dan
kelembaban.
5. Dapat berantarmuka dengan komputer, touch screen. atau alat-alat kontrol
lainnya.
21. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
9
Secara garis besar PLC terdiri dari beberapa bagian, seperti sistem
catu daya, CPU (Prosesor dan Memori), dan modul input output, serta alat
pemogram. Bagian-bagian tersebut dapat dilihat pada diagram gambar 2.3
dibawah.
Gambar 2.3 Blok Diagram bagian-bagian dari PLC
2.2.1. Modul Catu Daya
Modul catu daya adalah pensuplai daya keseluruh bagian PLC
seperti CPU, Modul Input dan Output. Modul catu daya akan
mengkonversikan sumber tegangan eksternal menjadi tegangan operasi
internal. Pada umumnya sumber tegangan eksternal yang digunakan dapat
dipilih dari 115VAC atau 230VAC dan juga dapat dihubungkan dengan
sumber tegangan 24VDC. Dari sumber tegangan AC tersebut kemudian
dikonversikan ke tegangan operasi seperti +5VDC, dan +24VDC yang
digunakan oleh prosesor dan memori serta modul input output. Sebuah batere
tipe Lithium digunakan sebagai backup catu daya utnuk program memori,
flag, timer, dan counter jika terjadi kegagalan pada sumber tegangan eksternal.
konsul
Komputer
(PC)
Prosesor
Memori
CPU
Modul Output
Catu Daya
Alat Pemogram
atau
Modul Input
22. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
10
Sebuah LED sebagai indikator jika terjadi kerusakan/menurunnya daya pada
batere.
2.2.2. Modul CPU
CPU (Central Processing Unit) adalah otak dari sebuah PLC sebagai
pusat kendali yang melakukan eksekusi program kontrol. CPU bertugas
membaca status signal input, melakukan pengolahan sesuai program kontrol,
dan mengontrol sinyal output. Semakin tinggi tingkatan spesifikasi CPU yang
digunakan maka semakin cepat waktu eksekusi yang dilakukan dan semakin
besar kapasitas memori yang tersedia. Modul CPU terdiri dari beberapa bagian
seperti Prosesor dan Unit Aritmatika serta Unit Memori yang terdiri dari ROM
dan RAM.
Prosesor berfungsi mengeksekusi statement program didalam unit
memori secara berurutan dan sesuai dengan kontrol program. Dia akan
memproses informasi dari proses image dari input output yang tersimpan
didalam RAM. Unit Aritmatika terdiri dari akumulator dan kondisi-kondisi
pengkodean. Akumulator adalah tempat dilakukannya operasi-operasi
aritmatika, konversi, pewaktuan (timer) dan juga penghitungan (counter).
Kondisi-kondisi pengkodean menyediakan informasi untuk membaca sesuatu
kejadian yang tidak sesuai misalnya dalam proses opersi aritmatika, dan
kesalahan pada pemakaian nilai batas yang diijinkan (permissible value
range).
ROM (Read Only Memory) adalah tempat penyimpanan sistem
operasi dasar, yang tetap dan tak dapat diubah-ubah. Disini tersimpan opeasi
dasar logika, pengeditan, program monitor, komunikasi, dan lain-lain. RAM
(Random Access Memory) adalah memori tempat penyimpnan seluruh
23. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
11
variabel dinamis, seperti program STEP5 yang dibuat, timer, counter, status
semua input output (proses image), dan flag (intermediate output). Isi RAM
dapat dihapus dan diubah-ubah. Jika tidak terdapat batere sebagai backup
seandainya terjadi kegagalan pada sumber tegangan eksternal maka seluruh isi
RAM akan terhapus. Masalah ini dapat diatasi dengan menambah submodul
EPROM pada CPU. EPROM adalah tempat penyimpanan program kontrol
secara permanen yang tidak tergantung pada sumber tegangan. Jika terjadi
kehilangan sumber tegangan, maka secara otomatis isi dari EPROM akan di
transfer ke dalam RAM ketika PLC dinyalakan.
2.2.3. Modul Input Output
Modul Input dan Output adalah interface yang menghubungkan
PLC dengan sensor atau actuator dari sebuah sistem yang dikontrol. Input
modul akan melakukan sensing pada ada tidaknya sinyal masukan. Kemudian
dia akan mengkonversikan sinyal masukan ke dalam bentuk sinyal yang sesuai
dengan sinyal kerja input modul. Status sinyal tersebut disimpan di Process
Input Image (PII) yang terdapat di RAM. Output modul melakukan sensing
pada ada tidaknya sinyal masukan dari CPU, kemudian merubah sinyal dari
level sinyal internal ke dalam proses sinyal digital atau analog. Modul Input
Output memiliki dua tipe sinyal, yaitu Madul Digital dan Modul Analog. Pada
modul digital masukan dan keluaran umumnya berupa tegangan 24V atau 0V,
atau kondisi ON atau OFF. Pada input digital, masukan bisa datang dari
saklar, push button, limit switch, relay, atau sensor yang memiliki keluaran
digital 0/24V. Output digital umumnya menggunakan tegangan 24VDC atau
ada juga yang 220VAC. Output digital biasanya mengontrol relay-relay
magnetik yang selanjutnya auxilary contact relay-relay tersebut mengontrol
24. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
12
berbagai peralatan lain seperti lampu, solenoid valve, contactor, motor, dan
lain-lain. Modul analog umumnya menggunakan arus atau tegangan sebagai
sinyal masukan dan keluaran. Analog input umumnya menggunakan tegangan
(0-10VDC), arus (4-20mA), dan resistansi, sehingga kondisi sinyal keluaran
dan masukan tergantung pada besarnya teganan atau arus tau resistansi.
Sinyal-sinyal tersebut umumnya berasal sensor tekanan, sensor flow, sensor
panas (termokopel), encoder dan lain-lain.
2.2.4. Modul Alat Pemogram
Modul ini merupakan alat untuk melakukan pemograman,
pengeditan, pemonitoran secara on line, dan kontrol operasi. Saat ini alat
pemograman PLC hampir seluruhnya menggunakan komputer (seperti desktop
atau laptop) yang sudah dilengkapi dengan software pendukung untuk
pemograman PLC. Untuk PLC tipe kecil ada yang menggunakan konsul
sederhana, yang dilengkapi dengan tombol-tombol pemograman dan layar.
Pada PLC Siemens sendiri, dibuat suatu alat khsusus disebut Programmers
(PG), secara umum mirip seperti laptop, hanya PG didesain khusus untuk
pemograman PLC Siemens dengan rancangan fisik yang lebih kuat dan andal.
Alat pemograman dihubunkan dengan PLC melalui interface serial, LAN, dan
yang sekarang paling banyak dipakai adalah koneksi Profibus.
2.2.5. PLC Siemens S5 95U
PLC Siemens Step5 tipe 95U merupakan tipe PLC yang kompak
dan cepat yang dirancang untuk aplikasi-aplikasi yang kompleks, memiliki
input-output digital maupun analog dimana tempat (space) yang tersedia
terbatas. Keistimewaan dari PLC S5 95U ini, adalah sebagai berikut
25. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
13
- Input/Output Modul yang terintegrasi dengan CPU dan Power
supply, dan bisa ditambah dengan external I/O.
- Memiliki PID Controller
- Kemampuan berkomunikasi baik sebagai stasiun aktif maupun
pasif pada terminal Sinec L2 LAN (tambahan)
Gambar 2.4 PLC Siemes S5 95U
Fisik dari PLC S5 95U dapat dilihat pada gambar 2.4 di atas. Modul
Catu daya memiliki dua pilihan tegangan 115VAC dan 230VAC, dan
menyuplai arus 1A sampai 10A (pada tegangan 24V). Pada Modul CPU
terdapat Prosesor, ROM, dan RAM. Prosesor adalah pusat kendali PLC, yang
mengeksekusi program. ROM sebagai tempat penyimpanan sistem operasi
yang tidak dapat diubah-ubah, sedangkan RAM adalah tempat penyimpana
sementara dari variabel-variabel dinamis, yang dapat diprogram, dimodifikasi,
ataupun dihapus. Alat pemograman bisa berupa komputer biasa atau komputer
khusus yang dikeluarkan oleh Siemens, disebut PG Console. Alat
pemograman dan PLC dihubungkan dengan kabel koneksi serial.
Catu Daya
Digital Input
Output Modul
Batere Cadangan
Analaog Input
Output Modul
Alat Pemograman
Slot untuk EPROM
26. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
14
Modul Input-Output yang terintegrasi disebut dengan Onboard I/O.
Onboard I/O memiliki 16 digital input, 16 digital output, 8 analoh input, 1
analog output, 4 interupt input, dan 2 counter input. Pengalamatan untuk
Onboard I/O pada S5 95U sudah ditetapkan karena modul tersebut terintegrasi
dalam satu unit. Tabel 2.1 dibawah berikut menunjukkan alamat-alamat
onboard I/O.
Tabel 2.1 Pengalamatan untuk Onboard I/O
Tipe Input Alamat
Digital Input : I 32.0 – I 33.7
Output: Q 32.0 – Q 33.7
Analog Input : I W40 – I W54
Output: Q W40
Interrupt Interrupt Input : I 34.0 – I 34.3
Counter Counter A value : I W36
Counter B value : I W38
2.3. Bahasa Dasar Pemograman PLC STEP5
Sebuah program didefinisikan sebagai sebuah urutan dari staement-
statement dan deklarasi untuk melakukan proses dari sinyal-sinyal yang
terlibat dalam mempengaruhi proses kontrol. Dan untuk memudahkan dalam
memecahkan masalah yang kompleks, pada STEP5 dipakai beberapa tipe
program blok yang memiliki fungsi khusus masing-masing, seperti OB, PB,
FB, dan lain-lain. Blok-blok program itu secara garis besar terdiri dari blok-
blok untuk pemrosesan sinyal dan untuk penyimpnan data.
Bahasa pemograman STEP5 memakai operand-operand yang juga
umum digunakan pada PLC jenis lainnya, seperti I, Q, R dan lain-lain.
27. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
15
Sebuah program kontrol memuat serangkaian operasi-operasi yang
akan memerintahkan programmable controller bagaimana mengontrol suatu
sistem. Karen itu kita harus menulis program dengan menggunakan sebuah
bahasa yang sangat khusus dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sehingga
dapat dimengerti oleh programmable controller. Bahasa pemograman standard
yang dikembangkan untuk PLC Siemens S5 disebut STEP 5. Ada beberapa
jenis bahasa yang digunakan di sini yaitu Ladder Diagram(LAD), Statement
List (STL), dan Control System Flow Chart (CSF).
2.3.1. Tipe-Tipe Blok pada STEP5
Tipe-tipe blok yang digunakan sebagai blok pemograman dapat
dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Tipe-tipe blok pada STEP5
Simbol Arti Simbol Keterangan
OB Organization
Block
Sebagai koordinasi pengeksekusian program
kontrol
PB Program Block Merupakan tempat pemograman utama
disimpan
FB Function Block Merupakan pemograman fungsi kontrol yang
kompleks dan pemograman yang berulang
SB Sequence Block Merupakan program blok spesial untuk proses
sekuential. Pemakaiannya sama seperti PB
DB Data Block Mengandung data-data yang dibutuhkan di
dalam program
2.3.2. Operand-Operand pada STEP5
Pemograman STEP5 mengenal beberapa operand seperti
ditunjukkan oleh tabel 2.3 berikut.
28. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
16
Tabel 2.3 Tabel operand-operand STEP5
Simbol Arti Simbol Keterangan
I Input Merupakan interface dari proses ke
programmable controller
Q Output Merupakan interface dari programmable
controller ke proses
F Flag Penyimpanan hasil sementara dari operasi
biner
D Data Penyimpanan hasil sementara dari operasi
logika biner
T Timers Memori penggunaan fungsi waktu
C Counters Memori penggunaan fungsi counter
P Peripherals Proses peripheral (Input dan Output)
K Konstanta Merupakan nilai numerik tertentu
OB, PB, SB,
FB, DB
Blocks Bantuan struktur program
2.3.3. Ladder Diagram (LAD)
Ladder diagram atau juga sering disebut dengan diagram tangga
merepresentasikan fungsi kontrol dengan menggunakan simbol diagram
rangkaian/pengawatan. Ini merupakan bahasa yang paling banyak digunakan
terutama bagi pemula, karena sangat mirip dengan gambar diagram
rangkaian/pengawatan. Diagram ini ditampilkan seperti sebuah anak tangga.
Anak tangga terdiri dari serangkaian kontak-kontak baik NO dan NC yang
mengontrol anak tangga terkakhir berupa sebuah relay. Di sini kontak NO dan
NC merepresentasikan kontak-kontak input dengan relay sebagai kontak
output. Setiap anak tangga memiliki identitas berupa alamat input/output yang
diwakilinya. Kombinasi dari kontak NO, NC, dan output akan membentuk
29. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
17
network atau kadang juga disebut rung. Penulisan program dengan ladder
diagram ini memiliki ketentuan sebagai berikut:
- setiap network/rung harus mempunyai sinyal input atau tidak
oboleh hanya terdapat output tanpa ada inputan yang
mengoperasikannya
- setelah peralatan output tidak boleh ada lagi perlatan input atau
dalam suatu rung harus diakhiri dengan peralatan output
Pada pemograman yang lebih kompleks seperti operasi aritmatik dan
operasi konversi, diagram ladder tidak dapat dipakai. Contoh dari Ladder
Diagram adalah seperti gambar 2.4 di bawah.
Gambar 2.5 Contoh Ladder Diagram
2.3.4. Control System Flowchart (CSF)
Control system flowchart atau sistem diagram aliran
merepresantasikan diagram logika dengan grafik simbol-simbol logika.
Operasi ini sama seperti operasi binary yang terdiri dari AND,OR, NAND,
datau NOR atau lebih dikenal dengan nama Aljabar Boolean. Masing-masing
operasi di wakilkan oleh setiap blok, dimana setiap inputan dan keluaran
setiap operasi binary terhubung dengan sebuah garis ke blok tersebut. Sama
seperti sistem ladder diagram, CSF tidak dapat digunakan untuk operasi yang
lebih kompleks seperti operasi aritmatika dan konversi. Contoh dari
pemograman dengan CSF dapat dilihat pada gambar 2.5.
I 32.0 I 32.1
I 32.2
Q 32.0
30. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
18
Gambar 2.6 Contoh CSF Diagram
2.3.5. Statement List (STL)
Statement List merepresentasikan program sebagai sekuensial dari
operasi mnemonic. Operasi ini memerintahkan program apa yang harus
dilakukan terhadap operand. Pemograman ini terdiri dari baris-baris intruksi,
dari operasi yang diinginkan. Paramater merupakan indikasi dari address
sebuah operand. Pemograman dengan memakai STL ini merupakan
pemograman dengan wilayah terluas, dalam artian seluruh operasi baik operasi
dasar, operasi suplementari (operasi aritmatika dan konversi), dan juga operasi
sistem dapat ditulis dengan menggunakan sistem STL ini. Sebuah statement
memiliki format seperti contoh pada gambar 2.6 berikut.
Gambar 2.7 Contoh STL Diagram
2.4. Perintah-Perintah Dasar Pemograman PLC STEP5
Perintah perintah dasar pemograman dengan PLC didasarkan pada
beberapa operasi diantaranya operasi biner dan operasi digital. Pada operasi
biner misalnya terdapat operasi AND, OR, kombinasi AND dan OR, Timer,
Counter, dan Set-Reset. Pada operasi digital terdapat operasi Load, Transfer,
&
>=1
I 32.0
I 32.1
I 32.2 Q 32.0
A I 32.0
Operasi AND
A I 32.1
Identitas Operand sebagai Input
ON I 32.3
Parameter Operand sebagai Address
= Q 32.0
31. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
19
Perbandingan (Compare), Aritmatika (penambahan dan pengurangan). Disini
hanya akan dijelaskan operasi-operasi biner saja, karena operasi digital tidak
digunakan dalam pembuatan proram kontrol simulasi lift 3 lantai.
Operasi logika biner direpresentasikan secara berbeda dalam 3
bentuk oleh program STEP5. Ketiga bentuk itu adalah merupakan 3 model
bahasa yang sudah dikenal yaitu Ladder Diagram, Control Sistem Flowchar,
dan Statement List. Di sini hanya akan dijelaslkan operasi-operasi biner
tersebut dalam representasi ladder, selain karena ladder diagram akan dipilih
untuk pembuatan program kontrol elevator, juga karena ketiga bahasa tersebut
mengandung arti yang sama, hanya notasinya saja yang berbeda.
2.4.1. Operasi AND
Operasi logika operasi AND direpresentasikan pada ladder diagram
dengan kontak-kontak baik NO dan NC dalam hubungan seri. Identitas
operand dan parameter operand (address) tertulis di atas kontak-kontak
tersebut. Kontak NO discanning ketika bernilai “1”, dan ketika itu berarti
kontak NO sedang diaktifkan. Kontak NC discanning ketika bernilai “0”, dan
ketika itu berarti kontak NC sedang diaktifkan. Ketika semua kontak yang
terhubung seri tertutup, tegangan akan mengalir pada rung, dimana rung
tersebut mengontrol output. Contoh operasi AND terlihat pada gambar 2.8 di
bawah.
Gambar 2.8 Contoh Operasi AND
I 32.0 I 32.1 Q 32.0I 32.2
32. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
20
Jika semua input I 32.0, I 32.1 dan I 32.2 bernilai “1” maka Q 32.0
akan bernilai “1” atau ON. Output Q 32.0 bernilai “0” jika salah satu saja dari
ketiga input tersebut bernilai “0”.
2.4.2. Operasi OR
Operasi logika OR direpresentasikan pada ladder diagram dengan
kontak-kontak yang terhubung secara paralel. Contoh operasi OR terlihat pada
gambar 2.9 di bawah.
Gambar 2.9 Contoh Operasi OR
Output Q 32.0 akan bernilai “1” jika satu atau lebih dari ketiga
inputan tersebut bernilai “1”. Output Q 32.0 bernilai “0” jika keseluruhan dari
tiga input tersebut bernilai “0”.
2.4.3. Operasi AND sebelum OR
Dengan kombinasi dari rung-rung yang terhubung seri dan paralel
ini, kontak-kontak yang berada pada kedua cabang paralel dihubungkan secara
seri. Ketiga tegangan dapat mengalir dari salah satu cabang paralel, maka
output kan menjadi ON. Contoh operasi ini terlihat pada gambar 2.10 di
bawah.
I 32.0
I 32.1
Q 32.0
I 32.2
33. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
21
Gambar 2.10 Operasi AND sebelum OR
Jika hasil operasi AND dari I 32.0 dan F10.0 atau dari I 32.1 dan F
10.1 bernilai “1”, maka output Q 32.0 akan bernilai 1. Output Q 32.0 akan
bernilai “0” jika salah satu kontak dari dari kedua cabang paralel bernilai “0”.
2.4.4. Operasi OR sebelum AND
Kombinasi dari hubungan seri dan parelel ini terdiri dari hubungan
seri dari kontak-kontak yang dihubungkan secara paralel. Contoh operasi ini
terlihat pada gambar 2.11 di bawah.
Gambar 2.11 Contoh Operasi OR sebelum AND
Jika operasi AND dari salah satu cabang paralel bernilai “1” dan I
32.1 juga bernilai “1” maka Q 32.0 akan bernilai “1”. Jika salah satu saja dari I
32.1 atau cabang paralel bernilai “0” maka Q 32.0 juga akan bernilai “0”.
2.4.5. Operasi Set-Reset
Operasi Set Reset digunakan untuk menyimpan RLO (Result of
Logic Operation) yang dibangkitkan pada masukan S (set), dan berlaku selama
masukan pada R (reset) tetap “0” tidak bergantung apakah masukan S tetap
I 32.0
I 32.1
Q 32.0
F 10.0
F 10.1
I 32.0
I 32.1
Q 32.0F 10.0
F 10.1
I 32.1
34. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
22
“1” atau “0”. Pada STEP5, ada dua jenis operasi Set-Reset. Set Reset dengan
prioritas pada Set dan prioritas pada reset. Contoh operasi kedua jenis Set-
Reset ditunjukkan pada gambar 2.12. Pada RS dengan prioritas pada set, jika I
32.2 dan I 32.1 sama-sama bernilai “1” maka Q32.0 akan mengikuti set
menjadi “1”, sedangkan bila prioritas pada reset, Q 32.0 akan selalu “0”
mengikuti reset.
Gambar 2.12 Contoh Operasi Set-Reset
2.4.6. Operasi Timer
Operasi timer berfungsi untuk mengimplementasikan dan
memonitor perwaktuan. Secara praktis, timer digunakan untuk membuat
waktu tunggu, monitor, dan pembangkitan pulsa. Pada STEP5 dikenal lima
jenis operasi timer, seperti dijelaskan secara berturut-turut dibawah.
Operasi Pulse Timer
Pada gambar 2.13 di bawah digambarkan contoh operasi pulse timer
dilengkapi dengan diagram perwaktuannya. Jika masukan I 32.2 bernilai “1”
maka timer berkerja selama waktu (t) yang dideklarasikan pada TV (10 detik),
dan keluaran Q 32.0 menjadi “1”. Setelah t habis, output Q 32.0 menjadi “0”
kembali. Jika I 32.1 bernilai “1” operasi timer akan terhenti, dan keluaran Q
32.0 akan menjadi “0” tidak pengaruh apakah waktu sudah atau belum selesai.
I 32.1
Q 32.0I 32.2
S
R Q
I 32.1
Q 32.0I 32.2
R
S Q
RS Reset Priority RS Set Priority
35. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
23
Gambar 2.13 Contoh Operasi Pulse Timer
Operasi Extended Pulse Timer
Pada gambar 2.14 di bawah digambarkan contoh operasi extended
pulse timer dilengkapi dengan diagram perwaktuannya. Pada operasi timer ini,
jika masukan I 32.2 bernilai “1”maka output Q 32.0 akan “1” selama 10 detik
tidak tergantung apakah input tersebut berubah menjadi “0”, dan jika input
tersebut berubah lagi dari “0” menjadi “1” ketika timer belum selesai, maka
timer akan di triger kembali. Jika Jika input I 32.1 pada reset bernilai “1”
maka timer akan berhenti dan output Q 32.0 akan menjadi “0”.
Gambar 2.14 Contoh Operasi Extended Pulse Timer
Operasi ON Delay Timer
Pada gambar 2.15 di bawah digambarkan contoh operasi ON Delay
timer dilengkapi dengan diagram perwaktuannya. Jika input I 32.2 bernilai “1”
timer akan bekerja selama waktu yang diprogram (t). Ketika t selesai dan input
masih tetap “1”, output Q 32.0 akan bernilai “1” selama inputnya masih tetap
I 32.1
Q 32.0
I 32.1
I 32.2
Q
Q 32.0
TV
S
R
1
KT 10.2
t t t
I 32.2
I 32.1
Q 32.0
t t t
T
I 32.1
I 32.2
Q
Q 32.0
TV
S
R
1
KT 10.2
E
36. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
24
“1”. Jika input I 32.2 berubah dari “0” ke ‘1” sebelum waktu habis, output Q
32.2 akan tetap “0”. Masukan pada Reset menyebabkan timer berhenti
beroperasi, dan output akan menjadi “0”.
Gambar 2.15 Contoh Operasi ON Delay Timer
Operasi ON Delay dan Reset Timer
Pada gambar 2.16 di bawah digambarkan contoh operasi ON Delay
timer dan Reset dilengkapi dengan diagram perwaktuannya. Jika input I 32.2
bernilai “1”, timer akan bekerja selama waktu yang diprogram (t). Ketika t
selesai output Q 32.0 akan bernilai “1” tidak tergantung pada keaddan input.
Output Q 32.0 akan berubah menjadi “0” hanya jika inputan I 32.1 pada reset
bernilai “1”.
Gambar 2.16 Contoh Operasi Store ON Delay dan Reset Timer
I 32.1
Q 32.0
t t t
I 32.2
I 32.1
I 32.2
Q
Q 32.0
TV
S
R
1
KT 10.2
O
I 32.1
Q 32.0
t t t
I 32.2
I 32.1
I 32.2
Q
Q 32.0
TV
S
R
1
KT 10.2
S
37. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
25
Operasi OFF Delay Timer
Pada gambar 2.17 di bawah digambarkan contoh operasi OFF
Delay timer dilengkapi dengan diagram perwaktuannya. Jika masukan I 32.2
bernilai “1” maka timer langsung bekerja dan output Q 32.0 menjadi “1”
selama waktu yang diprogram (t). Setiap perubahan positif RLO pada input I
32.2 akan mentriger ulang timer dan output. Jika masukan I 32.1 pada reset
bernilai “1” maka timer berhenti beroperasi.
Gambar 2.17 Contoh Operasi OFF Delay Timer
2.4.7. Operasi Counter
Operasi Counter digunakan untuk melakukan operasi perhitungan,
baik penghitunagn maju maupun perhitungan mundur, sehingga dikenal 2
operasi counter yaitu Counter Up (CU) dan Counter Down (CD) Penghitungan
dapat dilakukan dari sampai tiga desimal dari 0 sampai 999. Pada gambar 2.18
di bawah digambarkan contoh operasi kedua counter. Kedua jenis counter
tersebut akan mulai melakukan operasi penghitungan jika ada postif RLO pada
masukan set F 10.1. Selanjutnya setiap ada postif RLO yang terjadi pada I
32.0 maka counter akan menghitung maju 1 unit untuk CU dan mundur 1 unit
untuk CD. Output Q 32.0 akan bernilai 1 jika pengitunagn counter sama
I 32.1
Q 32.0
t t t
I 32.2
I 32.1
I 32.2
Q
Q 32.0
TV
S
R
1
KT 10.2
T
38. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
26
dengan nilai yang dideklarasikan pdppada masukan CV (pada contoh adalah 7
unit). Counter akan berhenti melakukan perhitungan jika angka perhitungan
sudah sampai pada 999 untuk CU dan 0 untuk CD. Timer akan di reset jika
ada positid RLO pada Input I 32.1.
Gambar 2.18 Contoh Operasi Counter
2.5. Tentang Elevator
Elevator adalah suatu alat transportasi vertikal yang biasa
digunakan pada gedung-gedung bertingkat yang menghubungkan ruang antar
lantai pada gedung tersebut. Bagian-bagian pada elevator dikelompokkan
dalam 2 kelompok besar yaitu bagian yang bergerak dan bagian yang tidak
bergerak.
2.5.1. Bagian yang bergerak
Pada kelompok bagian yang bergerak terdapat beberapa bagian
utama seperti Kereta luncur (CAR), Bobot Penyeimbang (Counter Weight),
dan Tali (Rope).
CAR merupkan sebuah kabin atau ruangan tempat mengangkut
penumpang, sehingga kabin menjadi tempat yang paling penting sebagai
I 32.0
F 10.1
I 32.1 Q 32.0
S
R Q
Counter Down
CD
CU
CVKC 7
I 32.0
F 10.1
I 32.1 Q 32.0
S
R Q
Counter Up
CD
CU
CV
KC 7
39. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
27
indikator baik buruknya sebuah elevator. Oleh karena itu kabin didesain harus
aman dan nyaman. Aman berarti kuat serta dilengkapi peralatan keamanan
yang memadai seperti pintu otomatis dan motor penggeraknya, alarm
kebakaran dan kelebihan beban, interchome, lampu kabin, dan akses lubang
keluar darurat. Di dalam kabin juga akan ditempatkan tombol-tombol
pelayanan permintaan tujuan dan buka/tutup pintu.
Counter weight digunakan sebagai penyeimbang dari berat CAR.
Pemakain counter weight ini akan mengurangi kapasitas daya motor
penggerak kereta luncur yang digunakan, karena bobot yang dioperasikan
hampir berimbang.
Tali digunakan untuk menarik CAR turun dan naik. Tali terbuat dari
baja berkualitas baik sehingga kekuatannya benar-benar terjamin karena
semua beban dari CAR dan counter weight bergantung padanya. Biasanya
terdiri dari 4 sampai 8 tali baja yang dipasang paralel. Jumlah tali yang
dibutuhkan tergantung dari kapasitas muatan elevator dan kecepatan
motornya.
2.5.2. Bagian yang tidak bergerak
Pada bagian yang tidak bergerak terdapat bagian-bagian utama
seperti ruang luncur, lantai pada gedung, dan panel kontrol.
Ruang luncur merupakan tempat beroperasinya kereta luncur. Pada
ruang luncur ini ditempatkan rel untuk CAR dan counter weight. Rel ini
berfungsi agar CAR dan counter weight tidak mengalami goncangan ketika
sedang bergerak.
Lantai pada gedung bertingkat merupakan daerah yang dilayani
oleh elevator. Untuk layanan panggilan CAR, disetiap lantai akan ditempatkan
40. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
28
tombol-tombol panggil kereta luncur untuk naik dan turun serta sebuah layar
penunjuk posisi CAR. Pada tiap lantai juga dipasang pintu otomatis yang
menutup dan membuka bersamaan dengan pintu pada CAR.
Panel kontrol merupakan pusat kendali pengontrolan operasi
elevator. Didalamnya terdapat peralatan-peralatan kontrol seperti PLC,
kontaktor, dan relay-relay. Panel kontrol juga menjadi tempat terminasi kabel-
kabel baik kabel kontrol dan kabel tenaga untuk motor pengerak.
2.6. Motor Elevator
Motor yang digunakan pada elevator sebagai penggerak kabin bisa
memakai motor DC ataupun motor AC 3 phasa. Motor AC banyak digunakan
karena lebih mudah untuk dipoerasikan secara forward reverse dengan
membalik urutan phasanya. Tetapi biasanya ini digunakan untuk elevator
dengan kecepatan konstan. Saat ini semakin banyak elevator yang memakai
pengaturan kecepatan. Artinya kecepatan diatur supaya selalu konstan
walaupun terjadi perbedaan beban yang dilayani. Biasanya digunakan pada
gedung-gedung bertingkat banyak (high rise building). Kecepatan motor disini
diatur sesuai dengan beban yang dilayani oleh CAR. Kenaikan atau penurunan
beban akan mempengaruhi besar kecilnya daya motor sehingga kecepatannya
tetap. Untuk kasus ini lebih banyak dipakai motor dc karena mudah mengatur
kecepatannya dengan mengatur tegangan armaturnya, sedangkan untuk motor
AC dengan menggunakan Variable frequence Drive (VFD) akan menjadi lebih
mahal.
41. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
29
BAB III
PERANCANGAN
Secara garis besar perancangan yang dilaksanakan untuk pembuatan
simulasi pengontrolan elevator 3 lantai ini terbagi menjadi dua bagian
1. Pembuatan alat simulasi elevator yang bekerja pada 3 lantai
2. Pembuatan program kontrol berbasis PLC menggunakan PLC Siemens S5
tipe S95U dengan bahasa pemograman STEP5.
3.1. Pembuatan Alat Simulasi Elevator
Pembuatan alat simulasi elevator 3 lantai ini direncanakan sebagai
berikut:
1. Simulator terdiri dari 2 bagian besar yaitu CAR/kereta luncur dan panel
kontrol
2. Ruang luncur dan CAR (sangkar) dibuat dari bahan tembus pandang agar
pergerakan dari CAR dapat dimonitor
3. Kerangka ruang luncur dibuat dari bahan yang kuat dan mudah dalam
perakitan (tanpa pengelasan)
4. Pemberat bobot penyeimbang terbuat dari besi
5. Rel kereta luncur dan rel bobot penyeimbang terbuat dari bahan
alumunium profil-L sehingga mudah dipasang dan permukaanya licin.
6. Penggerak CAR dan pintu menggunakan motor DC
7. Motor penggerak CAR diletakkan pada ruangan di atas lantai 3 supaya
sistem lebih sederhana
8. Motor penggerak pintu diletakkan di atas CAR
42. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
30
9. Untuk operasi pembalikan putaran motor (untuk CAR dan pintu)
digunakan 2 buah relay untuk membalik polaritas tegangan sumbernya.
10. Untuk menunjukkan posisi kereta luncur digunakan seven segment
11. Untuk pengoperasian digunakan dengan saklar-saklar tekan
12. Untuk sensor-sensor menggunakan limit switch
13. Simulator elevator dapat dioperasikan dari semua lantai
14. Simulator elevator dilengkapi dengan sensor peraba berat berupa limit
switch yang terdapat dibalik lantai CAR yang ditopang pegas sebagai
pendeteksi berat.
15. Simulator tidak dilengkapi dengan pengatur kecepatan dan pengereman
16. Untuk menghubungan pengawatan CAR dengan panel kontrol digunakan
konektor 40 pin.
Bahan yang dibutuhkan adalah seperti daftar berikut
Tabel 3.1 Daftar kebutuhan bahan
No BAHAN/KOMPONEN SPESIFIKASI BANYAK
1 Fiber/ Akrilik 3mm 100cmx30cm 2
2 Fiber/ Akrilik 3mm 100cmx25cm 3
3 Plat Aluminium Siku (sedang) 100cm 6
4 Plat Aluminium siku (kecil) 100cm 4
5 Plat Aluminium 3mm 30cmx30cm 6
6 Plat Aluminium (line) 100cm 2
7 RantaiPenarik 200cm 1
8 Motor DC12V 3A 1
9 Motor DC12V 0,5A 1
10 Relai DC 12V 8
11 Pilot Lamp DC 12V 10
12 Push Button - 10
13 Limit Switch - 6
14 Trafo 3A CT 1
15 Kabel (Kecil) - 50m
16 Seven Segmen (CA) - 3
17 Komponen Lainnya:
- IC TTL 7447
- Resistor
- Kapasitor
- IC Regulator
- -
43. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
31
3.1.1. Simulator Elevator
Simulator dibuat dengan dimensi 25cmx30cmx93cm (panjang x
lebar x tinggi) yang dindingnya terbuat dari bahan Fiber setebal 3mm. Motor
penggerak CAR diletakkan di atas lantai 3 untuk menyederhanakan
konstruksi. Motor ini dihubungkan ke CAR menggunakan sebuah rantai
dimana pada ujung lain rantai tersebut di pasang penyeimbang berat (counter
weight). Untuk membuka tutup pintu digunakan motor yang di hubungkan
dengan dua buah roda bergerigi pada sisi kanan dan kiri dari kerangka
elevator. Roda-roda tersebut diletakkan pada rel-rel yang menempel pada
kedua daun pintu. Gambar desain awal dari simulaor ini terlihat seperti
gambar 3.1 dibawah.
Gambar 3.1 Desain awal simulator
Motor Penggerark CAR
Rantai penarik
CAR
Indikator CAR turunIndikator CAR naik
Seven
segment
Tombol
Panggil
Motor Penggerak
Pintu
44. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
32
Pada setiap lantai bagian luar dari simulator dipasang sebuah
tombol panggil layanan, lampu indikasi turun dan naik serta sebuah 7 segment
penunjuk posisi CAR. Sensor-sensor limit switch diletakkan pada pada ujung
dan tengah pintu sebagai pendeteksi pintu membuka/menutup dan juga
dipasang pada setiap lantai untuk kontrol dan pendeteksi posisi CAR. Sensor-
sensor limit switch tersebut di atur posisinya sedemikian rupa sehingga pintu
dapat menutup/membuka dengan baik dan CAR dapat berhenti tepat pada
lantai layanan. Hasil jadi dari simulator yang dibuat adalah seperti gambar 3.2
dibawah ini.
Gambar 3.2 Simulator Elevator
45. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
33
3.1.2. Unit Catu Daya
Karena motor-motor dan pilot lamps yang digunakan memiliki
tegangan kerja 12VDC maka dibutuhkan sebuah unit catu daya untuk
mensuplai tegangan ke alat-alat tersebut. Unit catu daya ini menggunkan trafo
step down dan 2 buah dioda sebagai penyearah gelombang penuh. Kapasitor
dipasang sebagai filter terhadap komponen tegangan AC sehingga keluaran
lebih stabil. Pada sisi masukan dan keluaran dipasang masing-masing sebuah
saklar untuk memutuskan tegangan sumber 220VAC dan tegangan keluaran
12VDC. Gambar rangkaian unit catu daya 12 VDC adalah seperti gambar 3.3
di bawah.
AC 220
4700 uf
Fuse
SW1
SW1
+
+
12V
Gnd
12V
Gnd
CATU DAYA
Ke Panel Power Motor
Ke Panel Display Lantai
2200 uf
Gambar 3.3 Unit atu daya 12VDC
3.1.3. Panel Power Motor
Panel power motor merupakan panel pengontrolan kedua motor
baik motor Car dan motor pintu. Masing-masing motor dikontrol 2 buah relay
yang bekerja untuk merubah polaritas sumber tegangan DC sehingga motor
46. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
34
dapat bergerak forward dan reverse. Keempat relay yaitu CAR Naik, CAR
Turun, CAR Buka dan CAR tutup masing-masing terhubung ke empat buah
output PLC yang mengontrol kerja relay-relay tersebut. Masing-masing relay
diparalel dengan sebuah pilot lamp sebagai indikasi ketika CAR sedang naik,
turun, buka, maupun tutup. Gambar rangkaian Panel power motor seperti
ditunjukkan oleh gambar 3.4 di bawah.
12V
Gnd
CAR
Naik
CAR
Turun
CAR
Buka
CAR
Tutup
Motor CAR (+)
Motor CAR (-)
Motor Pintu (+)
Motor Pintu (-)
Ind (Naik)
Ind (Turun)
Ind (Buka)
Ind (Tutup)
PANELPOWER MOTOR
Ke
Conector Sisi Panel
Ke
Conector Sisi Panel
Ke Panel
Indikator CAR
Catu
Daya
PLC Output Q32.1
PLC Output Q32.2
PLC Output Q32.4
PLC Output Q32.5
PLC COM Output
Gambar 3.4 Panel power motor
3.1.4. Panel CAR
Panel CAR merupakan panel kontrol layanan yang terdapat di
dalam CAR. Pada panel ini terdapat tombol-tombol tekan untuk permintaan
layanan kesetiap lantai dan buka-tutup pintu secara manual. Panel kontrol
pada simulator ini ditempatkan diluar kabin CAR untuk memudahkan
47. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
35
pengontrolan dan pengujian. Gambar panel CAR dapat dilihat pada gambar
3.5 di bawah ini.
PANEL CAR
PLC (COM INPUT)
PLC (I33.0)
PLC (I 32.0)
PLC (I 33.1)
PLC (I 33.2)
PLC (I33.3)
PB. Tujuan LT 3
PB. Tujuan LT 2
PB. Tujuan LT 1
PB. Tutup ManualPB. Buka Manual
Ke PLC (Input)
Gambar 3.5 Panel CAR
3.1.5. Panel Indikator CAR
Panel ini merupakan panel indikator yang terdapat di dalam CAR
sebagai indikator bagi penumpang untuk menunjukkan posisi CAR (seven
segment), pergerakan naik-turun, dan buka-tutup dari pintu (pilot lamp).
Gambar rangkaian untuk panel ini terlihat pada gambar 3.6 di bawah ini.
48. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
36
a b c d e f g
Ca
a
b
c
d
e
f
g
5v
Gnd
Lampu Sangkar
Ind (Naik)
Ind (Turun)
Ind (Buka)
Ind (Tutup)
PANEL INDIKATOR CAR
a
b
c
d
e
f
g
5v
Gnd
Ind (Naik)
Ind (Turun)
Lampu CAR
1K
1K
1K
1K
1K
Ke
Conector Sisi
Panel
Ke
Conector Sisi
Panel
Ke
Panel Power
Motor
Ke
Panel Display
Lantai
PLC Output Q 33.5
Gambar 3.6 Panel Indikator CAR
3.1.6. Panel Indikator Lantai
Panel indikator lantai adalah berupa sebuah seven segment untuk
menunjukkan posisi dari CAR. Selain dipasang di panel, seven segment juga
dipasang disetiap lantai dan juga di dalam CAR. Seluruh seven segment
dipasang secara paralel. Di sini digunakan IC TTL 7447 (BCD to seven
segment display driver). Tabel 3.2 dibawah memperlihatkan kondisi-kondisi
sambungan pada kaki-kaki A-B-C-D dari IC TTL 7447 untuk mendapatkan
indikasi yang diinginkan pada display seven segment.
49. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
37
Tabel 3.2 Kondisi-kondisi sambunagn pada IC TTL 7447
Indikasi pada
display
D C B A
0 L L L L
1 L L L H
2 L L H L
3 L L H H
4 L H L L
5 L H L H
6 L H H L
7 L H H H
8 H L L L
9 H L L H
L = terhubung ke ground
H = tidak terhubung
Gambar rangkaian untuk panel display lantai seperti ditunjukkan
pada gambar 3.7 di bawah.
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7
a b c d e f g
Ca
7447
8
16 15 14 13 12 11 10 9
B C D A
Display Lantai 1
Display Lantai 2
Display Lantai 3
a
b
c
d
e
f
g
5v
Gnd
PLC (Q5)
PLC (Q6)
PLC (Q7)
PANEL DISPLAY LANTAI
12V
Gnd
Ke
Panel Sangkar
Ke
Output PLC
Output PLC (ON)
Q5
Q6
Q7
Seven Segment
1
2
3
Ke
Power Supply
All Dioda : IN4001
1K
330
1K
1K
1K
All Relay : 12 Vdc
Gambar 3.7 Panel indikator lantai
PLC Q33.1
PLC Q33.2
PLC Q33.3
Panel Indikasi CAR
Output PLC
Q 33.1
Q 33.2
Q 33.3
50. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
38
3.1.7. Koneksi Sisi Panel
Untuk menghubungkan semua komponen yang ada di elevator
dengan panel kontrol digunakan connector 40 pin. Gambar connector sisi
panel ditunjukkan pada gambar 3.8 di bawah ini.
1
2
4
3
5
6
8
7
10
12
11
9
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
23
25
26
28
27
30
32
31
29
33
34
35
36
37
38
39
40
Con A
(Sisi Panel)
Pin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Hubungan
Gnd
5V
g
f
e
d
c
b
a
x
x
x
x
x
Ind Naik
x
Lampu
Ind Turun
Motor CAR (-)
Motor CAR (+)
Motor Pintu
Motor Pintu
x
x
x
x
x
x
x
x
I33.4
I33.5
I32.5
I32.6
I32.3
I32.4
I32.1
I32.2
Com Input
Com Input
Gambar 3.8 Connector panel kontrol - elevator
3.1.8. Pemasangan Komponen Sisi Elevator
Pemasangan komponen-komponen pada simulator elevator
dapat dilihat pada gambar 3.8 di bawah ini. Disetiap lantai ditempatkan sebauh
saklar panggilan layanan (PB Lantai), sebuah seven segment yang diapit 2
51. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
39
buah pilot lamps yang mengindikasikan CAR sedang naik atau turun. Di
dalam CAR dipasang sebuah lampu penerangan. Motor CAR ditempatkan di
lantai paling atas sedangkan motor pintu diletakkan di atas CAR. Limit switch
lt 3 dipasang di atas atap lt 3, untuk lt 2 dipasang di sisi ruang luncur
sedangkan untuk lt 1 dipasang di lantai paling dasar.
Gambar 3.9 Komponen-komponen pada elevator
Pin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Hubungan ke
Gnd
5V
g
f
e
d
c
b
a
x
x
x
x
x
Ind Naik
x
Lampu
Ind Turun
MotorCAR (-)
Motor CAR (+)
Motor Pintu (-)
Motor Pintu (+)
x
x
x
x
x
x
x
x
I33.4
I33.5
I32.5
I32.6
I32.3
I32.4
I32.1
I32.2
Com Input (PLC)
Com Input (PLC)
1
40
Con B
(Sisi Elevator)
C
NO
Con B
(Sisi Lift)
PB LT1
PB LT2
PB LT3
IND Naik 1 IND Turun 1
S.Seg 1
IND Naik 2 IND Turun 2
S.Seg 2
IND Naik 3 IND Turun 3
S.Seg 3
LS LT1
LS LT2
LS LT3
CAR
C
NO
C
NO
LS Buka LS Tutup
+ -M
12Vdc
Motor CAR
+ -M
12Vdc
Motor Pintu
Lampu
CAR
12Vdc
20 19
22 21
52. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
40
Untuk detail pengawatan sensor-sensor limit switch dan push button
ditunjukkan oleh gambar 3.10 berikut.
PB
LT1
PB
LT2
PB
LT3
LS
LT1
LS
LT2
LS
LT3
LS
Tutu
LS
Buk
Com
I32.1
(37)
I32.2
(38)
I32.3
(35)
I32.4
(36)
I32.5
(33)
I32.6
(34)
I33.4
(31)
I33.5
(32)
Pengawatan Push On & Limit Switch
IND
Naik 1
IND
Naik 2
IND
Naik 3
IND
Turun1
IND
Turun2
IND
Turun3
Gnd (1)
(15) (18)
Pengawatan Lampu Indikator & Lampu
Lp
CAR
(17)
Gambar 3.10 Detail Pengawatan input dan output
3.2. Perancangan Program Kontrol
Dalam perancangan program kontrol untuk simulasi elevator ini
pertama-tama yang dibuat adalah deskripsi kerja dari sebuah elevator. Dari
deskripsi kerja ini nanti akan dibuat sebuah diagram alir dari kerja elevator.
Setelah itu baru kita dapat membuat program kontrol dengan terlebih dahulu
menentukan jumlah, nama, dan pengalamatan Input-Output program.
Deskripsi kerja sistem ini merupakan spesifikasi dari perancangan
kontrol yang diinginkan adalah sebagai berikut:
53. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
41
1. Jika ada panggilan pd suatu lantai (tombol panggilan dioperasikan),
a. DAN CAR berada di lantai tersebut, maka pintu akan membuka.
b. DAN CAR berada pada lantai lain, maka CAR akan naik/turun kelantai
panggilan. Ini menyebabkan CAR akan berpolaritas (naik atau turun)
2. Bila CAR sdh berada di lantai panggilan, maka periode layanan dimulai
dan pintu akan membuka selama 10 detik (T5), dihitung dari tersentuhnya
pintu dg LS pintu terbuka.
3. Sesaat setelah pintu membuka (LS pintu tetutup OFF) T6 aktif (30 detik)
sebagai durasi normal maksimum pintu terbuka.
4. Setelah T5 berakhir, maka pintu akan menutup.
5. Jika terjadi kelebihan beban, maka alarm akan menyala, pintu terbuka dan
layanan tidak bekerja sampai beban berkurang ke batas normal.
6. Jika pintu tidak menutup sempurna setelah 3 detik dari perintah tutup pintu
maka pintu akan membuka kembali.
7. Setelah pintu menutup dan menyentuh LS pintu tertutup, lift akan
menunggu 2 detik (T7) utk verifikasi tdk ada panggilan lagi (tombol
panggilan dilantai yang sama ditekan atau tombol buka pintu) di lantai
tersebut.
8. Jika sebelum T7 berakhir ada perintah buka pintu atau panggilan layanan
dilantai tersebut maka pintu akan membuka kembali.
9. Jika pintu belum menutup sampai T6 berakhir maka akan ada alarm bahwa
pintu terbuka terlalu lama. Untuk alasan keamanan, alarm tidak
menyebabkan pintu tertutup secara otomatis.
10. Setelah T7 berakhir, maka CAR akan:
a. Naik jika PB lantai yg ditekan >> dr posisi sekarang
54. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
42
b. Turun jika PB lantai yg ditekan << dr posisi sekarang
11. Car akan berhenti dilantai permintaan (reset permintaan layanan) yg
terdekat dr posisi awalnya. Maka akan dimulai lg prosedur dr step 1 di atas
sampai step 10.
12. Jika pada saat bergerak naik/turun ada permintaan dua layanan secara
bersamaan maka yang memiliki arah polaritas yg sama akan menjadi
prioritas.
13. Jika tidak ada permintaan layanan selama 1 menit dan CAR berada pada
lantai 2 atau 3 maka CAR akan bergerak ke lantai 1 untuk stand by
14. Jika tidak ada satupun dari limit switch pada ketiga lantai yang aktif
selama 10 detik (T8), maka CAR akan turun ke lantai terdekat.
Jika deskripsi kerja elevator di atas digambarkan dalam sebuah
diagram alur maka kita akan peroleh diagram alur seperti berikut ini.
55. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
43
Diagram alir dimulai dengan mengasumsikan CAR dalam keadaan
berhenti
sudah
Sudah
Belum
Belum
Ya
Mulai
Lift dalam
keadaan diam
Ada panggilan dari
tombol lantai
Apakah CAR
berada pada
lantai tempat
panggilan
Tidak
CAR bergerak ke lantai
tempat panggilan
Elevator berpolaritas
naik/turun sesuai arah
geraknya
Apakah CAR
sudah sampai?
CAR berhenti
Periode layanan
dilantai panggilan
Apakah periode
layanan sudah
berakhir
A
56. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
44
Ya
Tidak
Sudah
Belum
Belum
Sudah
Sudah
Belum
Tidak
Ya
Sudah
Belum
Ya
Tidak
CAR bergerak ke lantai
tujuan
A
Apakah ada
panggilan
sebelum sampai
tujuan
CAR tetap bergerak
kelantai tujuan
Apakah CAR
sudah sampai?
Periode layanan
Apakah sama
polaritas
arahnya
CAR berhenti
dilantai terdekat
Pesanan di simpan
sampai polaritas
netral
Apakah
polaritas
sudah netral
CAR bergerak
kelantai tujuan
Apakah CAR
sudah sampai?
Apakah periode
layanan sudah
berakhir
Masih ada
permintaan
layanan
Stand by
A
57. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
45
Diagram alir untuk Periode layanan
3.3. Penentuan Jumlah Input/Output dan Pengalamatannya
Di sini kita akan menggunakan sebanyak 19 buah input dan 9 buah
output. Semua input output tersebut merupakan digital input output dengan
tegangan deskrit 24VDC. Nama dan pengalamatan input output tersebut
ditunjukkan oleh tabel 3.3 di bawah ini.
Motor pintu padam dan
tunggu sampai 10 detik
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Apakah tombol
tutup pintu
manual ditekan
Pintu Menutup
Periode layanan
mulai
Pintu membuka
Apakah CAR
overload
Apakah tombol
buka pintu
ditekan
Selesai
58. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
46
Tabel 3.3 Penamaan dan Pengalamatan Input dan Output
INPUT OUTPUTNo
Nama PLC
Input
Flag
No
Nama PLC
Output
Flag No
1 PB Lantait 1 I 32.1 F 32.1 Car Naik Q 32.1 F 132.1
2 PB Lantait 2 I 32.2 F 32.2 Car Turun Q 32.2 F 132.2
3 PB Lantait 3 I 32.3 F 32.3 Buka Pintu Q 32.4 F 132.4
4 Ls Lantai 1 I 32.4 F 32.4 Tutup pintu Q 32.5 F 132.5
5 Ls Lantai 2 I 32.5 F 32.5 Display Lt1 Q 33.1 F 133.1
6 LS Lantai 3 I 32.6 F 32.6 Display Lt2 Q 33.2 F 133.2
7 Ls Pintu tertutup I 33.4 F 33.4 Display Lt3 Q 33.3 F 133.3
8 Ls Pintu terbuka I 33.5 F 33.5 Lampu CAR Q 33.5 F 133.5
9 PB tujuan Lt3 I 33.3 F 33.3 Buzzer Q 33.6 F 133.6
10 PB tujuan Lt2 I 33.2 F 33.2
11 PB tujuan Lt1 I 33.1 F 33.1
12 PB tutup pintu I 32.0 F 32.0
13 PB buka pintu I 33.0 F 33.0
14 Sensor Berat I 32.7 F 32.7
3.4. Pembuatan Program Kontrol
Program kontrol yang akan dibuat menggunakan bahasa
pemograman Siemens STEP 5. Selain deskripsi kerja maupun diagram alir
dari sebuah elevator, ada beberapa hal penting dan khusus yang juga harus
dipertimbangkan dalam pembuatan program kontrol ini. Hal-hal penting dan
khusus tersebut adalah sebagai berikut
1. Permintaan layanan yang paling duluan direkam oleh program akan
dilayani terlabih dahulu.
2. Kesesuaian polaritas permintaan layanan dengan arah yang sama dengan
pergerakan CAR, juga menjadi prioritas.
3. Selama CAR naik atau turun, pintu lift sangat terlarang untuk bisa dibuka.
4. Selama CAR berhenti, membuka pintu berprioritas lebih tinggi dari
menutup pintu
59. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
47
5. Pintu Lift akan mulai membuka sesaat setelah CAR berhenti sempurna
disuatu lantai.
Disini kita hanya akan menggunakan 2 jenis programming block
saja yaitu OB (Organization Block) dan Program Block (PB). Ada 1 buah OB
sebagai koordinasi dari pengeksekusian program dan 6 buah PB sebagai
tempat dimana kita memasukan program-program utama. Keenam PB tersebut
dibagi masing-masing atas fungsi yang berbeda-beda. Tabel 3.4 di bawah
menunjukkan jumlah dan nama masing-masing blok yang digunakan.
Tabel 3.4 Daftar program block yang digunakan
Tipe Blok No Blok Nama / Fungsi Blok
Organization Block OB1 CALL program blok
Program Blok PB1 PLC Input-Output
PB2 Permintaan Layanan dan reset permintan
PB3 Layanan Naik – Turun
PB4 Periode layanan
PB5 Posisi CAR dan Indikasi
PB6 Alarm/Gangguan
Organization block (OB1) yang merupakan koordinasi dari eksekusi
program-program yang ditulis pada program block. Di sini semua Program
block yang mau dijalankan (PB1 sampai PB6) harus dideklarasikan atau
dipanggil, jika ada PB yang tidak dipanggil pada OB maka PB tersebut tidak
akan dieksekusi oleh PLC.
Sesuai dengan karakter pemograman STEP5, dimana disediakan
berbagai jenis programming block untuk memudahkan pengelompokkan
program. Di sini dibuat program kontrol untuk elevator 3 lantai dibagi
kedalam 6 program block. PB1 berisi semua Input dan Output PLC. Semua
I/O tersebut akan diubah identifikasinya ke dalam internal memori (flag). Hal
60. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
48
ini untuk memudahkan pelacakan jika terjadi gangguan pada I/O, sehingga
untuk melihat apakah sebuah input menirimkan sinyal atau apakah sebuah
output mengeluarkan sinyal kita hanya perlu masuk ke PB1. PB 2 berisi
program untuk permintaan pelayanan dan reset permintaan layanan ketika
layanan sudah selesai. PB 3 berisi kondisi dimana layanan permintaan naik
atau turun, polaritas naik atau turun dari CAR, dan perintah naik dan turun
untuk Motor CAR. Pada PB 4 ditulis program Periode Layanan. Periode
layanan ini adalah periode dimana CAR berhenti pada suatu lantai,
mengeluarkan/mengisi penumpang yang termasuk salah satunya adalah
layanan buka dan tutup pintu. PB 5 berisi program untuk indikasi-indikasi
pergerakan naik dan tutun dari CAR, buka dan tutup pintu, seven segment
pada lantai dan CAR. Pada PB 6 ditulis program untuk gangguan-gangguan
yang mungkin terjadi yang bisa mengeluarkan alarm.
Penulisan program dilakukan dengan menggunakan bahasa Ladder
Diagram. Tetapi dengan PLC STEP5 ini kita tetap bisa menampilkan program
yang kita buat di dalam ladder dalam bentuk CSF ataupun STL. Semua input-
output, internal memory (Flag), dan Timer diberi komentar di dalam program
sehingga memudahkan untuk megidentifikasi setiap objek.
Setelah semua program kita buat dan masukan ke dalam setiap blok
maka selanjutnya kita harus mentransfer programnya ke dalam CPU PLC.
Kita sudah menentukan bahwa CPU yang kita gunakan adalah tipe S595U.
Pertama-tama sebelum memasukkan program adalah dengan melakukan
overall reset pada CPU untuk memastikan tidak ada memori program lain
yang tersimpan didalamnya. Cara melakukan over all reset adalah dengan
melepas catu daya, back up batere dan EPROM. Setelah itu baru kita dapat
61. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
49
mentransfer program kontrol yang kita buat dengan menghubungkan PC/PG
ke koneksi programmer interface pada CPU PLC. Setelah program kontrol
berhasil ditrasnfer maka kita siap untuk melakukan pengujian dengan
menghubungkan PLC ke Input dan Output-nya. Hasil jadi program yang
dibuat dapat dilihat pada lampiran bagian Listing Program.
62. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
50
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada dasarnya pengujian ini dilakukan terhadap program kontrol
yang telah dibuat. Program kontrol akan diuji apakah sesuai dengan deskripsi
kerja yang telah ditentukan pada bab 3. Dari sini kita juga sekaligus akan
melihat kerja alat simulator apakah bekerja dengan baik dan benar. Pengujian-
pengujian yang akan dilakukan dibagi kedalam 2 kelompok besar, yaitu
pengujian operasi normal dan pengujian operasi khusus dan gangguan. Untuk
operasi-operasi normal dan juga operasi-operasi untuk hal-hal khusus dan jika
terjadi gangguan. Setelah disajikan hasil-hasil pengujian maka hasil tersebut
akan dianalisa dan akan dilihat apakah sesuai dengan deskripsi kerjanya dan
jika ada kesalahan atau kelemahan akan dipaparkan beserta alasannya.
4.1. Pengujian Operasi Normal
Pengujian untuk operasi-operasi normal adalah merupakan operasi
dasar sebuah elevator seperti buka dan tutup pintu secara manual serta
permintaan layanan tunggal ke suatu lantai. Di sini akan dilakukan pengujian
panggilan layanan dari masing-masing lantai untuk tujuan lantai yang lain
ketika CAR berada pada lantai 1, lantai 2, maupun lantai 3. Hasil pengujian
buka dan tutup pintu secara manual dapat dilihat pada tabel 4.1 dan untuk
operasi normal disajikan pada tabel 4.2.
4.2. Pengujian Operasi Khusus dan Gangguan
Pengujian operasi khusus merupakan pengujian permintaan layanan
ganda, permintaan layanan ketika CAR sedang bergerak naik/turun, dan ketika
tidak ada permintaan layanan selama satu menit. Disini akan diuji kerja
63. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
51
elevator ketika ada dua permintaan layanan sekaligus di dua lantai yang
berbeda dan ketika ada permintaan saat CAR bergerak. Pada pengujian ini kita
sekaligus akan menguji permintaan layanan yang berpolaritas sama dan
berpolaritas berbeda dari pergerakan CAR serta reaksi elevator ketika tidak
ada permintaan layanan selama satu menit. Hasil pengujian untuk operasi
khusus di tunjukkan oleh tabel 4.3.
Pengujian pada saat gangguan meliputi gangguan periode layanan
yang terlalu lama, kelebihan beban, dan pintu gagal menutup. Tabel pengujian
pada saat ada gangguan adalah tabel 4.4.
Tabel 4.1 Pengujian buka – tutup pintu secara manual
Operasi pintu yang diuji Lampu Indikator
PB Buka
manual
PB Tutup
Manual
Status
Pintu
Status CAR
Reaksi Pintu
Buka Tutup
Aktif Tidak Aktif Tutup Diam di Lt tertentu Membuka ON OFF
Tidak Aktif Aktif Buka Diam di Lt tertentu Menutup OFF ON
Aktif Tidak Aktif Tutup Bergerak Tdk ada reaksi OFF OFF
64. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
52
Tabel 4.2 Pengujian Operasi Normal
Reaksi Pintu
Pergerakan
CAR
Display 7 segmen
NO
Operasi yang
diuji
Posisi
awal
CAR Posisi Awal
Di Lt
Panggilan
Di Lt Tujuan
Posisi
Awal
Pra
Periode
layanan
Pos awal -
perjalanan - tujuan
Lampu Indikator
1
Panggilan di
Lt1 untuk
layanan ke Lt2
Lt1
Membuka
10det
kemudian
menutup
_
Membuka
10det
kemudian
menutup
Diam
Naik Ke
Lt 2
Di Lt1="1" ; Di
Lt2="2"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Pintu Terbuka ON saat
"Buka Pintu", Pintu Tertutup
ON saat "Tutup Pintu"
2
Panggilan di
Lt1 untuk
layanan ke Lt3
Lt1
Membuka
10det
kemudian
menutup
_
Membuka
10det
kemudian
menutup
Diam
Naik ke
Lt3
Di Lt1="1" ; Di
Lt2="2" ; Di Lt3="3"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Pintu Terbuka ON saat
"Buka Pintu", Pintu Tertutup
ON saat "Tutup Pintu"
3
Panggilan di
Lt2 untuk
layanan ke Lt
3
Lt1 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Naik ke
Lt 2
Naik ke
Lt3
Di Lt1="1" ; Di
Lt2="2" ; Di Lt3="3"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Pintu Terbuka ON saat
"Buka Pintu", Pintu Tertutup
ON saat "Tutup Pintu"
4
Panggilan di
Lt2 untuk
layanan ke Lt
1
Lt1 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Naik ke
Lt 2
Turun ke
Lt1
Di Lt1="1" ; Di
Lt2="2" ; Di Lt1="1"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON
saat "CAR Turun"Pintu
Terbuka ON saat "Buka
Pintu", Pintu Tertutup ON
saat "Tutup Pintu
65. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
53
5
Panggilan di
Lt3 untuk
layanan ke Lt2
Lt1 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Naik ke
Lt 3
Turun ke
Lt2
Di Lt1="1" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt3="3" ; Di
Lt2="2"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON saat
"CAR Turun"Pintu Terbuka ON
saat "Buka Pintu", Pintu Tertutup
ON saat "Tutup Pintu"
6
Panggilan di
Lt3 untuk
layanan ke Lt1
Lt1 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Naik ke
Lt 3
Turun ke
Lt1
Di Lt1="1" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt3="3" ; Di
Lt2="2" ;Di Lt1="1"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON saat
"CAR Turun"Pintu Terbuka ON
saat "Buka Pintu", Pintu Tertutup
ON saat "Tutup Pintu"
7
Panggilan di
Lt1 untuk
layanan ke Lt2
Lt2 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Turun
ke Lt1
Naik Ke
Lt 2
Di Lt2="2" ; Di
Lt1="1" ; Di
Lt2="2"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON saat
"CAR Turun"Pintu Terbuka ON
saat "Buka Pintu", Pintu Tertutup
ON saat "Tutup Pintu"
8
Panggilan di
Lt1 untuk
layanan ke Lt3
Lt2 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Turun
ke Lt1
Naik ke
Lt3
Di Lt2="2" ; Di
Lt1="1" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt3="3"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON saat
"CAR Turun"Pintu Terbuka ON
saat "Buka Pintu", Pintu Tertutup
ON saat "Tutup Pintu"
66. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
54
9
Panggilan di
Lt2 untuk
layanan ke Lt1
Lt2
Membuka
10det
kemudian
menutup
_
Membuka
10det
kemudian
menutup
Diam
Turun ke
Lt1
Di Lt2="2" ; Di
Lt1="1"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON
saat "CAR Turun"Pintu
Terbuka ON saat "Buka
Pintu", Pintu Tertutup ON
saat "Tutup Pintu"
10
Panggilan di
Lt2 untuk
layanan ke Lt3
Lt2
Membuka
10det
kemudian
menutup
_
Membuka
10det
kemudian
menutup
Diam
Naik ke
Lt3
Di Lt2="2" ; Di
Lt3="3"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON
saat "CAR Turun"Pintu
Terbuka ON saat "Buka
Pintu", Pintu Tertutup ON
saat "Tutup Pintu"
11
Panggilan di
Lt3 untuk
layanan ke Lt1
Lt2 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Naik ke
Lt3
Turun ke
Lt1
Di Lt2="2" ; Di
Lt3="3" ; Di Lt2="2"
; Di Lt1="1"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON
saat "CAR Turun"Pintu
Terbuka ON saat "Buka
Pintu", Pintu Tertutup ON
saat "Tutup Pintu"
12
Panggilan di
Lt3 untuk
layanan ke Lt2
Lt2 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Naik ke
Lt3
Turun ke
Lt2
Di Lt2="2" ; Di
Lt3="3" ; Di Lt2="2"
Indikator naik ON saat "CAR
naik", Indikator turun ON
saat "CAR Turun"Pintu
Terbuka ON saat "Buka
Pintu", Pintu Tertutup ON
saat "Tutup Pintu"
67. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
55
13
Panggilan di
Lt1 untuk
layanan ke
Lt2
Lt3 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Turun ke
Lt1
Naik ke
Lt2
Di Lt3="3" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt1="1" ; Di
Lt2="2"
Indikator naik ON saat
"CAR naik", Indikator turun
ON saat "CAR Turun"Pintu
Terbuka ON saat "Buka
Pintu", Pintu Tertutup ON
saat "Tutup Pintu"
14
Panggilan di
Lt1 untuk
layanan ke
Lt3
Lt3 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Turun ke
Lt1
Naik ke
Lt3
Di Lt3="3" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt1="1" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt3="3"
Indikator naik ON saat
"CAR naik", Indikator turun
ON saat "CAR Turun"Pintu
Terbuka ON saat "Buka
Pintu", Pintu Tertutup ON
saat "Tutup Pintu"
15
Panggilan di
Lt2 untuk
layanan ke
Lt1
Lt3 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
_
Turun ke
Lt2
Turun ke
Lt1
Di Lt3="3" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt1="1"
Indikator turun ON saat
"CAR Turun"Pintu Terbuka
ON saat "Buka Pintu", Pintu
Tertutup ON saat "Tutup
Pintu"
16
Panggilan di
Lt2 untuk
layanan ke
Lt3
Lt3 Menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Membuka
10det
kemudian
menutup
Turun ke
Lt2
Naik ke
Lt3
Di Lt3="3" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt3="3"
Indikator turun ON saat
"CAR Turun"Pintu Terbuka
ON saat "Buka Pintu", Pintu
Tertutup ON saat "Tutup
Pintu"
68. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
56
17
Panggilan di
Lt3 untuk
layanan ke Lt1
Lt3
Membuka
10det
kemudian
menutup
_
Membuka
10det
kemudian
menutup
Diam
Turun ke
Lt1
Di Lt3="3" ; Di
Lt2="2" ; Di
Lt1="1"
Indikator turun ON saat
"CAR Turun"Pintu Terbuka
ON saat "Buka Pintu", Pintu
Tertutup ON saat "Tutup
Pintu"
18
Panggilan di
Lt3 untuk
layanan ke Lt2
Lt3
Membuka
10det
kemudian
menutup
_
Membuka
10det
kemudian
menutup
Diam
Turun ke
Lt2
Di Lt3="3" ; Di
Lt2="2"
Indikator turun ON saat
"CAR Turun" Pintu Terbuka
ON saat "Buka Pintu", Pintu
Tertutup ON saat "Tutup
Pintu"
69. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
57
Tabel 4.3 Pengujian Operasi Khusus
No Operasi yang diuji
Posisi
awal
CAR
Pergerakan CAR Keterangan
1
Panggilan di Lt 2 tujuan ke
Lt3 & panggilan di Lt3 untuk
tujuan ke Lt2
Lantai 1
Dari Lt1 naik ke Lt2 -->
naik lagi ke Lt3 --> turun
ke Lt2 --> Stop
2
Panggilan di Lt 2 tujuan ke Lt
1 & panggilan di Lt3 untuk
tujuan ke Lt2
Lantai 1
Dari Lt1 naik ke Lt2 -->
naik lagi ke Lt3 --> turun
ke Lt2 --> turun ke Lt1 -->
Stop
3
Panggilan di Lt2 tujuan ke Lt1
& panggilan di Lt 1 tujuan ke
Lt2 & panggilan di Lt3 tujuan
ke Lt2
Lantai 1
Dari Lt1 naik ke Lt2 -->
naik lagi ke Lt3 --> turun
ke Lt2 --> turun ke Lt1 -->
naik ke Lt2 --> Stop
Panggilan di Lt1
terjadi sesaat
setelah CAR naik
dr Lt1 le Lt3
4
Panggilan di Lt1 tujuan ke Lt2
& panggilan di Lt 3 tujuan ke
Lt1
Lantai 2
Dari Lt2 turun ke Lt1 -->
naik lagi ke Lt2 --> naik
ke Lt3 --> turun ke Lt1 -->
Stop
Panggilan Lt1
lebih dahulu dari
panggilan Lt3
5
Panggilan di Lt3 tujuan ke Lt2
& panggilan di Lt 1 tujuan ke
Lt2
Lantai 2
Dari Lt2 naik ke Lt3 -->
tutun ke Lt2 --> turun ke
Lt1 --> naik ke Lt2 -->
Stop
Panggilan Lt3
lebih dahulu dari
panggilan Lt1
6
Panggilan di Lt1 tujuan ke Lt2
& panggilan di Lt 2 tujuan ke
Lt3
Lantai 3
Dari Lt3 turun ke Lt2 -->
turun lagi ke Lt1 --> naik
ke Lt2 --> naik ke Lt3 -->
Stop
7
Panggilan di Lt2 tujuan ke Lt3
& panggilan di Lt 3 tujuan ke
Lt1
Lantai 3
Dari Lt3 turun ke Lt2 -->
turun lagi ke Lt1 --> naik
ke Lt3 --> Stop
Panggilan di Lt3
terjadi sesaat
setelah CAR turun
dr Lt3 le Lt2
8
Panggilan di Lt2 tujuan ke Lt1
& panggilan di Lt 3 tujuan ke
Lt2 & panggilan di Lt1 tujuan
ke Lt3
Lantai 3
Dari Lt3 turun ke Lt2 -->
turun lagi ke Lt1 --> naik
ke Lt3 --> turun ke Lt2 -->
Stop
Panggilan di Lt3
terjadi sesaat
setelah CAR turun
dr Lt3 le Lt2
9
Tidak Ada panggilan layanan
selama 60 detik
Lt 2 atau
Lt3
Dari Lt3 atau Lt2 turun ke
Lt1 --> Standby
10
Tidak Ada panggilan layanan
selama 60 detik
Lt1 Diam
Lampu Car mati
sampai ada
panggilan
layanan/pintu
terbuka
70. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
58
Tabel 4.4 Pengujian Gangguan
Jenis Gangguan Reaksi CAR Reaksi Pintu Alarm Keterangan
Periode layanan lebih
dari 30 detik
Tidak bergerak
Normal, dapat dibuak -tutup secara
manual, selalu menutup secara
otomatis setelah terbuka selama 10
detik
ON
Pintu tidak menutup
sempurna
Tidak bergerak
Membuka jika pintu tidak menutup
sempurna setelah 5 detik dari perintah
penutupan. Setelah 10 detik membuka
akan menutup secara otomatis
_
Limit switch pintu tertutup
tidak aktif
Kelebihan beban Tidak bergerak Membuka ON
Pintu membuka dan
alarm menyala sampai
beban berkurang
dibawah nilai max
Kesalahan Posisi
CAR
Turun ke lantai
terdekat
Menutup selama CAR bergerak.
Setelah gangguan hilang, akan
kembali Normal, dapat dibuka tutup
secara manual dan otomatis pada saat
periode layanan.
ON
71.
72. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
60
4.3. Analisa Hasil Pengujian
Pada pengujian untuk operasi buka-tutup pintu secara manual,
terlihat pada tabel 4.1 bahwa pintu hanya dapat membuka pada saat CAR diam
pada suatu lantai tertentu. Periode yang memungkinkan membuka dan
menutup pintu ini adalah selama periode layanan. Dengan alasan keamanan
pintu tidak dapat membuka ketika CAR bergerak melayani panggilan. Lampu-
lampu indikator pintu terbuka dan tertutup juga bekerja dengan baik,
ditunjukkan dengan lampu indikator buka ON sedangkan lampu indikator
tutup OFF saat pintu membuka dan sebaliknya.
Elevator juga dapat melayani dengan baik semua panggilan-panggilan
layanan tunggal seperti hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 4.2.
Elevator bergerak naik dan turun sesuai arah panggilan, kemudian berhenti
dengan baik pada lantai panggilan. Sesaat setelah tiba di lantai panggilan pintu
akan membuka dan dimulailah periode layanan. Setelah 10 detik membuka
pintu akan menutup secara otomatis sebagai peride normal buka pintu. Setelah
pintu menutup, CAR bergerak naik atau turun sesuai lantai tujuan. Sampai
tujuan dimulai lagi periode layanan. Seven segment menunjukkan secara tepat
setiap nomor lantai dimana CAR sedang berada. Semua lampu indikasi untuk
buka-tutup pintu dan CAR naik-turun menyala dengan tepat sesuai operasi
yang sedang berlangsung.
Untuk pengujian operasi khusus yang merupakan operasi
permintaan layanan yang lebih kompleks, juga dapat dilayani dengan baik
oleh elevator. Disini elevator dapat melayani setiap permintaan ganda dengan
memperhatikan prioritas, baik prioritas untuk permintaan layanan yang
terlebih dahulu maupun prioritas akibat dari kesesusian polaritas anatara
73. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
61
permintaan layanan dan pergerakan CAR yang sedang berlangsung. Pada tabel
4.3 pengujian nomor 4 dan 5 terlihat ketika CAR berada pada lantai 2 dan ada
permintaan pada lantai 1 dan lantai 3, maka CAR akan melayani terlebih
dahulu permintaan yang lebih dahulu di terima dan menyimpan memori untuk
layanan yang lebih belakangan dietrima untuk dilayani kemudian. Elevator
juga melayani panggilan-panggilan dengan tetap memperhatikan polaritas
permintaan. Pada pengujian no 3,4,5, dan 8 dimana permintaan layanan ada
yang berbeda polaritasnya dengan gerakan CAR, maka CAR pertama akan
melihat apakah ada permintaan layanan yang memiliki polaritas yang sama.
Jika ada maka CAR akan melayani terlebih dahulu yang berpolaritas sama.
Jika tidak ada permintaan layanan yang sepolaritas seperti pengujian nomor 7
barulah CAR melayani permintaan yang berpolaritas berbeda. Pada pengujian
no 9 CAR akan standby di lantai 1 jika tidak ada permintaan layanan selama
periode waktu 60 detik ketika CAR berada pada lantai 2 dan 3. Tetapi jika
berada pada lantai 1 maka secara otomatis lampu CAR akan padam untuk
penghematan energi.
Pengujian ketika terjadi gangguan seperti ditunjukkan pada tabel 4.4
adalah untuk menjamin kemanan dan kenyamanan dalam pelayanan sebuah
elevator. Pengujian no 1 bertujuan untuk mengingatkan bahwa periode
layanan pada suatu lantai sudah melebihi periode maksimum. Ini bisa terjadi
jika dalam periode layanan, PB buka pintu manual selalu ditekan sebelum T7
di dalam program berakhir. Jika ini terjadi maka alarm akan menyala tetapi
pintu tetap bekerja secar normal, tidak boleh secara otomatis menutup. Pada
pengujian no 2 jika pintu tidak menutup secara penuh setelah 5 detik dari
perintah tutup pintu, maka pintu akan membuka kembali. Tidak ada alarm di
74. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
62
sini karena fungsi ini sebenarnya untuk menggantikan fungsi photo sensor
yang pada beberapa elevator dipasang untuk mendeteksi jika ada orang atau
objek lain yang menyeberangi pintu ketika pintu menutup. Jika terjadi
kelebihan beban maka CAR tidak akan melayani panggilan layanan dan pintu
akan membuka agar beban bisa dikurangi sampai dibawah batas maksimum
beban. Selama kelebihan beban alarm akan menyala. Pengujian kesalah posisi
CAR adalah untuk mengantisipasi jika karena suatu alasan CAR berhenti tidak
tepat pada suatu lantai. Sehingga jika tidak ada satupun dari ketiga limit
switch yang ada pada ketiga lantai yang aktif, maka CAR akan bergerak turun
ke lantai terdekat. Pintu beroparasi normal dalam arti dapat membuka dan
menutup jika hanya dalam periode layanan (berhenti pada suatu lantai). Alarm
akan menyala untuk mengingatkan calon penumpang bahwa CAR mengalami
gangguan.
Secara keseluruhan, kontrol elevator 3 lantai dengan PLC yang
dibuat dapat berfungsi sebagaimana perancangan dan deskripsi kerja yang
sudah ditentukan sebelumnya.
4.4. Kelemahan dan Kelebihan
Program kontrol dan alat simulator yang sudah dibuat memiliki
beberapa kelebihan dan juga kelemahan. Beberapa kelebihan dari perancangan
yang sudah dibuat adalah sebagai berikut:
1. Simulator dan program kontrol yang dibuat secara umum dapat
merepresentasikan kerja dari elevator sesungguhnya.
2. Pemilihan program kontrol dengan menggunakan PLC memberikan
keleluasaan dalam membuat program tanpa menggunakan banyak relay
75. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
63
magnetik dan pengkabelan. Kita juga dapat melakukan monitoring
terhadap proses pengontrolan dan dengan mudah dapat dimodifikasi.
3. Program kontrol yang dibuat dapat dikembangkan dengan relatif mudah
untuk misalnya dibuat penambahan jumlah lantai pada alat simulator.
4. Ketiadaan photo sensor dapat disiasati dengan membuat program kontrol
untuk gangguan pada pintu ketika tidak dapat menutup secara sempurna.
Beberapa kelemahan dari perancangan yang sudah dibuat dan dari
pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pergerakan pintu kurang mulus terutama pintu sebelah kiri yang terkadang
bergerak terlambat dari yang sebelah kanan sehingga tidak menutup rapat.
2. Simulator tidak dilengkapi dengan photo sensor yang sebenarnya.
3. Simulator tidak menggunakan sistem pengereman.
4. Terlalu banyak menggunakan relay yang seharusnya tidak perlu karena
keterbatasan persediaan jenis PLC yang bisa digunakan.
76. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari keseluruhan perancangan yang telah dibuat dan diuji maka
dapat kita simpulkan bahwa:
1. Program kontrol yang dibuat telah sesuai dengan deskripsi kerja alat yang
telah ditentukan. Program kontrol mampu melakukan operasi-operasi dari
sebuah elevator baik operasi normal, khusus, dan jika ada gangguan.
2. Dari sisi operaisonal, alat simulator elevator yang dibuat dapat
merepresentasikan kerja dari sebuah elevator yang sesungguhnya. Elevator
mampu melakukan pergerakan CAR untuk layanan nauk dan turun,
indikasi-indikasi CAR bekerja dengan baik , buka tutup pintu, display
seven segment, maupun reaksi yang tepat ketika ada gangguan.
3. Terdapat beberapa kelemahan terutama pada alat simulator yang dibuat
seperti
a. Pergerakan pintu yang kurang sempurna, akibat gerigi roda sebelah
kiri sudah aus dan kurang presisinya letak roda gerigi dengan rel
untuk kedua pintu kiri dan kanan sehingga pergerakannya kurang
serentak
b. Pemakaian relay yang tidak perlu, karena motor-motor, lampu
indikator, dan relay-relay yang digunakan memiliki tegangan kerja
12VDC dan awalnya PLC yang akan digunakan tipe S5 90U
dengan tipe output berupa kontak-kontak relay. Pada kenyataannya
PLC yang dipakai adalah tipe S5 95U dengan output keluaran
77. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
65
24VDC sehingga perlu dimodifikasi dengan penambahan relay-
relay 24VDC.
c. Tidak adanya sistem pengereman dan photo sensor pada pintu.
Untuk photo sensor dapat disiasati dengan dengan membuat
program kontrol untuk gangguan pada pintu ketika tidak dapat
menutup secara sempurna. Tapi tentu efektifitasnya tidak sebaik
jika menggunakan photo sensor.
5.2. Saran
Berkaitan dengan pembuatan tugas akhir ini ada beberapa masukan
atau saran yang mungkin dapat diberikan, yaitu
1. Alat simulator ini dapat dipakai oleh rekan-rekan mahasiswa yang ingin
mengerjakan tugas akhir dengan menambah atau memperbaiki kekurangan
dan kelemahan yang ada serta menggunakan jenis pengontrolan yang
berbeda. Jika memakai PLC agar digunakan jenis PLC yang berbeda
sehingga menambah ragam wawasan tentang berbagai jenis PLC.
2. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam tahap pernacangan, maka
harus diusahakan perencanaan yang matang sehingga alat/simulator yang
dibuat cocok dengan alat kontrol yang akan dipakai.
3. Mengingat luasnya pemakaian PLC Siemens di dunia industri disarankan
untuk membuat/melengkapi modul PLC jenis Siemens. Walaupun
sekarang yang banyak digunakan adalah tipe Siemens S7, sesungguhnya
dasarnya tetaplah sama dengan S5, hanya berbeda terutama di cara
pengoperasian dan sistem operasinya. Jika S5 bekerja dengan sistem DOS
maka S7 bekerja dengan sistem windows.
78. TUGAS AKHIR
Simulasi Pengontrolan Elevator 3 Lantai dengan Menggunakan PLC
66
DAFTAR PUSTAKA
1. Berger Hans, Automating with the Simatic S5 115U, Siemens-
Aktiengesellschaft, Berlin-Munich, 1989
2. Bolton William, Programmable Logic Controller (PLC)-Sebuah
Pengantar, Erlangga, Edisi III, Jakarta, 2004
3. Kadir Abdul, Ir, Mesin Arus Searah, Djambatan, Jakarta, 1990.
4. Setiawan Iwan, Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik
Perancangan Sistem Kontrol, Andi, Edisi I, Jogjakarta,2006
5. Siemens AG, Simatic S5-90U/S5-95U Programmable Controller -
System Manual, Siemens AG, Edisi II, 1994
6. Siemens AG, Simatic S5 Step5 - Manual, Siemens AG, Numberg, 1996