1. DESAIN ULANG DERMAGA JETTY BATUBARA
PELABUHAN BENGKULU
Oleh :
Ihsan Rabbani
07 172 040
Pembimbing :
Prof. Ir. Zaidir Dr.Eng
bismillahirrahmanirrahim
2. Data Proyek
PEMBERI TUGAS : PT. PELABUHAN INDONESIA II
(Persero) CABANG BENGKULU
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN JETTY BATU BARA
DI CABANG PELABUHAN BENGKULU
LOKASI : PELABUHAN PULAU BAAI
BENGKULU
NOMOR KONTRAK : PR.102/1/6/C.Bkl-12
HARGA BORONGAN : Rp.22.642.952.000,- termasuk PPN
10%
KONTRAKTOR PELAKSANA : PT. PUTRA HARI MANDIRI
3. Latar Belakang
• Peningkatan produksi pertambangan batubara
di provinsi Bengkulu
• Meningkatnya aktivitas ekspor batubara
dengan menggunakan moda transportasi laut
4. Peraturan-peraturan Yang Dipakai :
1. Standard Design For Ports In Indonesia tahun 1984
2. Technical Standards And Commentaries For Port And
Harbour Facilities In Japan 2009
3. SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Beton 03-2847-
2002
4. SNI Beban Gempa 2012
5. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan oleh Bina
Marga 1992
6. RSNI T-02-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk
Jembatan.
5. Data-data Yang Diperlukan :
• Peta Topografi dan Situasi
• Data Tanah
• Kecepatan Arus, dan Tinggi Gelombang
• Tipe Kapal
9. Kriteria Desain
• kapal dengan kapasitas 5000 DWT
• pengangkutan batubara di desain seefektif
dan seefisien mungkin
• bangunan dermaga harus kuat, efisien dan
ekonomis
10. Sumber : OCDI edisi tahun 2009 halaman 291
Tabel Mengenai Syarat Draft Sesuai Dengan DWT Kapal
23. GEMPA
• Dimodelkan dengan respon spectra menggunakan
software Spektra_Indonesia.exe
• Tanah dianggap tipe tanah lunak dikarenakan kadar
air 23,08 – 83,44 %
• Faktor keutamaan adalah 1
• Koefisien modifikasi gempa (Ra) adalah 8
24. Modulus Perlawanan Tanah
(dari buku Foundation Analysis and Design oleh J.E Bowles halaman 266 dan 503 )
qult = 5 + 0,34 (qc) (kg/cm2)
qa = qult/SF (kg/cm2)
ks = 40.SF.qa (KN/m3)
25.
26. Desain Kedalaman Pemancangan
Pa = daya dukung ijin tekan tiang
qc = tahanan ujung kosinus sondir, dari lapangan
Ap = luas penampang tiang,
Tf = total friksi/ jumlah hambatan pelekat
Ast = keliling penampang
Fk1 = faktor keamanan tahanan ujung pile diambil 3
Fk2 = faktor keamanan tahanan sisi pile, diambil 5
34. Pemilihan Fender
• Asumsi bahwa beban tumbukan ditanggung oleh hanya satu
buah fender.
• Hasil perhitungan gaya berthing yang bekerja adalah senilai
1,574 ton-m
Maka dipilih fender type H 250 V 1500 dengan besar beban
yang disalurkan ke struktur sebesar 21,4 t
35.
36. Pemilihan Jenis Tambatan
Gaya Yang Bekerja adalah sebesar
49050,89 kg + 19372 kg = 68423,45 kg
atau sebesar 70 ton.
Dengan asumsi bahwa kapal ditahan minimal oleh dua
buah tali tambatan, maka dipilih bolder dengan
kapasitas 35 ton
37. Beban Lalu Lintas
GVWR : 26 ton
Distribusi beban, 25 % gardan
depan dan 75 % gardan belakang
Dengan faktor beban dinamis adalah 1,3 (berdasarkan RSNI T-02-2005)
Beban yang sudah ada dikalikan faktor dinamis untuk kemudian
dijadikan beban merata pada plat lantai
38. Beban-beban Yang Bekerja
1. Beban Mati
2. Beban Hidup
3. Beban Air Hujan
4. Beban Angin, Gelombang dan Arus
5. Beban Tumbukan Kapal
6. Beban Tambatan Kapal
7. Beban Gempa
39. Kombinasi Beban
1) 1,4 D
2) 1,2 D + 1,6 L + 0,5 R
3) 1,2 D + 1,5 R + 1 L
4) 1,2 D + 1,0 W + 1 L + 0,5 R
5) 1,2 D + 1,0 E + L
6) 0,9 D + 1,0 W
7) 0,9 D + 1,0 E
8) 1,4 D + 1,4 G
9) 1,2 D + 0,3 E
10) 1,2 D + 1,2 L + 1,2 G + 1,2 M
40. trestle
data preliminery design :
ukuran : 100 m x 11 m dan 90 x 11 m dilatasi 3 cm
tebal plat : 25 cm
balok : 35 cm x 60 cm
Grid : memanjang 6 m, melintang 4 m
poer : poer tiang pancang tunggal ukuran 120 cm x 120 cm x 100 cm
tiang : D 60 cm tebal 10 cm
41. platform
data preliminery design :
ukuran : 11 m x 16 m
tebal plat : 35 cm
balok : 40 cm x 70 cm
grid : memanjang 4 m, melintang 4 m
poer : - poer tiang pancang tunggal ukuran 120 cm x 120 cm x 110 cm
- poer tiang pancang ganda ukuran 110 cm x 225 cm x 110 cm
42. breasting
data preliminery design :
ukuran : 5 m x 5 m
tebal plat : 120 cm
grid pile : memanjang 0,65 m, melintang 0,75 m
tiang : D 609,6 mm tebal 14 cm
balok lp : 80 cm x 200 cm
43. mooring
data preliminery design :
ukuran : 3 m x 3 m
tebal plat : 200 cm
grid pile : memanjang 1 m, melintang 1 m
tiang : D 609,6 mm tebal 14 cm
44. Hasil Perhitungan
Trestle
• Tulangan Balok
• Lentur Tumpuan : 3D22 di atas, 2D13 di tengah, 2D22 di
bawah
• Lentur Lapangan : 2D22 di atas, 2D13 di tengah dan 3D22 di
bawah
• Geser Tumpuan : D13-125
• Geser Lapangan : D13-250
• Tulangan Plat : D19-250
• Tulangan Poer : D22-150
45. Hasil Perhitungan
Platform
• Tulangan Balok
• Lentur : 3D25 di atas, 2D13 di tengah, 3D25
• di bawah
• Geser : D13-150
• Tulangan Plat : D16-200
• Tulangan Poer : D19-100
Breasting
• Tulangan Plat : D22-100
Mooring
• Tulangan Plat : D22-100
46. Pengecekan Kekuatan Pancang Beton
( Berdasarkan PBI 1971)
Data Material Tiang Pancang Beton
D = 60 cm, t = 10 cm
Kekuatan beton K-600
Gaya Yang Bekerja :
M = 19,66 ton-m
P = 134,54 ton
Cek Ketahanan Terhadap Momen Kerja :
σ’ = (M.y)/I
σ’ = 121,71 kg/cm2
σ'b = 0,33 σ'bk = 0,33 . 600 = 198 kg/cm2
σ’ < σ'b …ok
Menghitung Nilai Moment Crack:
Mcr = σ'b . I/yt
Mcr = 33,67 Ton-m
φMcr = 33,67 . 0,8 = 27 Ton-m
47.
48. Data Material Tiang Pancang Baja
D = 609,6 mm, t = 14 mm, fy = 240 MPa
Gaya Yang Bekerja :
Mn = 13,96 ton-m
Pn = 103,1 ton
Tn = 1,50 kg-m
Cek Kapasitas Aksial
P = fy.A = 640 T
P > Pn…ok
Cek Terhadap Geser
(dari buku Mekanika Bahan Jilid 1, Oleh Gere dan Timeshenko hal. 300)
Pengecekan Kekuatan Pancang Baja
52. Analisa Bentuk Dermaga
Draft berada pada jarak 190 m dari tepi,
maka dipilih tipe dermaga jetty
Untuk penghematan, maka pier
dicukupkan dengan kombinasi dolphin dan
catwalk.
54. Analisa Geoteknik
Gaya Horizontal akan dilawan oleh
modulus perlawanan tanah sehingga bisa
mereduksi akibat benturan tersebut.
Kedalaman rencana didapatkan sebelum
kedalam tanah keras, akan tetapi ada baiknya
pemancangan dilakukan hingga kedalaman
tanah keras.
55. Analisa Fender dan Bolder
Fender yang dipakai cukup hanya dengan
tipe H 250 tidak perlu hingga H 400.
Bolder yang ada dalam perencanaan
dengan hasil perhitungan memiliki nilai yang
sama yaitu dengan kekuatan 35 ton.
56. Dimensi Struktur
Dimensi struktur yang ada di dalam
preliminery design telah kuat untuk menahan
beban, sedangkan untuk perhitungan
tulangan, maka didapatkan nilai hampir persis
sama kecuali pada tulangan platform yang
lebih sedikit. Hal ini dikarenakan desain
tulangan kebanyakan telah cukup dengan
rasio tulangan minimum.
57. Analisa Biaya Proyek
Sebagian material memiliki syarat
kekuatan yang berada dibawah spesifikasi RKS,
akan tetapi dikarenakan sulitnya untuk
mendapatkan gambaran harganya dipasaran,
maka tetap digunakan harga satuan yang
dipakai untuk penawaran.
58. KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan
Hasil perhitungan tugas akhir yang dilakukan terhadap desain
struktur pada Proyek Pembangunan Jetty Batubara ini memiliki nilai
yang hampir sama dengan yang disajikan oleh PELINDO dari segi
kuantitas, akan tetapi dari segi kualitas, maka hasil yang didapatkan
dari perhitungan untuk beberapa item berada di bawah kaulifikasi
yang diajukan oleh PELINDO di dalam RKS proyek tersebut. Akan
tetapi secara umum perbedaan tersebut tidaklah terlalu jauh.
• Saran
Diharapkan kedepannya akan ada peraturan khusus terkait
desain dermaga yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk
kajian ini yang akan menjadi standar yang akan bisa dipakai oleh
para engineer.
59. DAFTAR PUSTAKA
Akhir, Birhami dan Mas Mera. 2011. Lintasan Gelombang Laut Menuju Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. (jurnal)
Asiyanto. 2008. Metode Konstruksi Bangunan Pelabuhan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
B, Adityo N. 2006. Perancangan Detail Pengembangan Dermaga Jamrud Utara Di Pelabuhan Tanjung Perak, Tugas Akhir : ITS.
Bowles, Joseph E. 1996. Foundation Analysis and Design, Singapore : The McGraw-Hill Companies,Inc
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Program Jalan. 1992. Peraturan Perencanaan Teknik
Jembatan.
Gere, M James dan Timeshenko, Stephen P. 2004. Mekanika Bahan Jilid I, Jakarta : Erlangga.
Hakam Abdul. 2008. Rekayasa Pondasi Untuk Mahasiswa dan Praktisi. Padang: CV.Bintang Grafika.
Kartikasari, Yualita. 2008. Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile Di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi
Selatan, Tugas Akhir : ITB.
Kramadibrata, Soedjono. 2002. Perencanaan Pelabuhan. Bandung: Penerbit ITB.
Maritime Sector Development Programme Directorate General Of Sea Communications.1984. Standard Design Criteria For Ports
In Indonesia.
Marpaung, Herliska Iskandar. 2011. Perancangan Struktur Jetty Dan Perkerasan Terminal Multipurpose Makrokembangan,
Surabaya, Tugas Akhir : ITS.
McCormac, Jack C.. 2004. Desain Beton Bertulang, Jakarta : Erlangga
Pamungkas, Anugrah dkk. 2013. Desain Pondasi Tahan Gempa. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Primandani, Enggar Rindu. 2008. Perancangan Dermaga Dan Trestle Tipe Deck On Pile Di Pelabuhan Garongkong, Propinsi
Sulawesi Selatan, Tugas Akhir : ITB.
RSNI T-02-2005. Standar Pembebanan Untuk Jembatan.
SNI 1726 -2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
SNI 03-2847-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
Supiyati. 2005. Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu. (jurnal)
Triatmojo, Bambang. 2010. Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta : Beta Offset.
The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan. 2009. Technical Standards And Commentaries For Port And Harbour
Facilities In Japan.
http://berthing.wordpress.com/2013/11/11/jenis-jenis-fender/
http://rekayasadermaga.wordpress.com/2011/02/23/menghitung-energi-berthing/
http://rekayasadermaga.wordpress.com/2011/02/13/analisis-kebutuhan-fender/
http://sanggapramana.wordpress.com/2010/07/30/belajar-tentang-balok-dan-pelat-beton-bertulang-untuk-pemula/