1. Makalah ini membahas penanganan status dyinggasp pada perangkat ONT GPON di PT Telkom Kroya.
2. Teknologi GPON menggunakan akses kabel serat optik dan memungkinkan layanan suara, video, dan data menggunakan satu kabel.
3. Ketika terjadi gangguan pada ONT pelanggan, statusnya harus dicek dan jika mengalami dyinggasp, ONT mungkin perlu diganti.
1. Makalah Seminar Kerja Praktek
PENANGANAN STATUS DYINGGASP JARINGAN GIGABYTE PASSIVE OPTICAL
NETWORK (GPON) DI STO TELKOM KROYA
Yuni Intanmia Suryanto (21060111120005), Sukiswo, ST. MT. (196907141997021001)
Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055
Fax. (024) 746055
intanmiaa@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat. Untuk meningkatkan kualitas layanan, PT Telkom menyediakan
berbagai fasilitas komunikasi dengan memanfaatkan teknologi GPON. Teknologi GPON ialah teknologi yang
menggunakan akses kabel fibel optuik dari sentral menuju pelanggan. Dengan GPON, selain meningkatkan kapasitas
bandwidth dan kecepatan akses, teknologi ini juga dapat melayani 3 layanan dalan satu cakupan ialah berupa suara,
video, dan data.
Teknologi ini masih tergolong baru di era komunikasi Indonesia. Pada konfigurasi GPON sendiri disesuaikan
dengan teknologi FTTX, tetapi pada PT Telkom Purwokerto menggunakan jalur FTTH (fiber to the home). Konfigurasi
yang terdapat pada FTTH unuk GPON ialah dari OLT, ke ODF, ODC, ODP, OTP dan ONT. Ketika terjadi gangguan
pada bagian ONT yang terdapat di pelanggan, harus mengecek melalui telnet status apa yang beroperasi. Jika
mengalami dyinggasp, ada kemungkinan harus dengan mengganti perangkat ONT tersebut dengan tipe yang sama.
Ketika sudah dilakukan penggantian ONT, perlu dilakukan seting ulang perangkat tersebut untuk kembali didaftarkan
di OLT.
Kata Kunci : GPON, FTTH, Konfigurasi
.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah perkembangan telekomunikasi saat ini
semakin pesat. Terlebih dengan sistem jaringan
telekomunikasi yang saat ini lebih kompleks guna
memacu kemudahan pengguna jasa layanan
telekomunikasi dalam melakukan akses komunikasi
jarak jauh dan singkat. Kebutuhan tersebut menuntut
tiap operator untuk selalu menjaga perangkatnya agar
dapat selalu bekerja secara optimal demi
menciptakan kepuasan layanan pada pelanggan.
Untuk meningkatkan kualitas layanan, PT
Telkom ingin merombak jaringan akses dari kabel
tembaga menuju jaringan akses fiber optik.
Penggunaan kabel tembaga dinilai belum cukup dan
belum dapat menampung kapasitas bandwidth yang
besar serta memiliki kecepatan tinggi.
Oleh karena itu, PT Telkom menggunakan
teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network)
yang menggunakan fiber optic sebagai media
transmisinya. Gigabit Passive Optical Network
(GPON) adalah salah satu teknologi akses kecepatan
tinggi yang memiliki keunggulan multi services, dan
ketersediaan bandwidth besar untuk aplikasi triple
play (voice, data, video) dengan akses kabel fiber
optic. GPON bermula dari passive optical network
(PON) yang kemudian berevolusi dan berkembang
hingga sampai tahap sekarang.
Dengan penggunaan GPON sebagai teknologi
transmisinya, diharapkan adanya efisiensi dalam
pelayanan telekomunikasi dan transmisi serta
dapat memenuhi semua kebutuhan pelanggan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Kerja Praktek di PT
Telekomunikasi Tbk ialah :
1. Mempelajari mengenai teknologi GPON
sebagai teknologi terbaru PT Telkom
2. Mempelajari mengenai pemasangan
perangkat GPON secara umum
3. Mempelajari cara mencreate ulang
perangkat ONT
1.3 Pembatasan Masalah
1. Laporan ini hanya akan membahas
mengenai penanganan status dyingGasp
GPON pada PT Telkom Kroya.
2. Laporan ini hanya membahas teori umum
pada GPON dan konfigurasinya sesuai
dengan FTHH PT Telkom.
3. Laporan ini hanya membahas pemasangan
GPON secara virtual.
4. Laporan ini tidak membahas mengenai
pembuatan alamat IP.
5. Pada laporan ini hanya membahas
mengenai create ulang pada perangkat
GPON.
2. II. DASAR TEORI
2.1 Fiber Optik
Fiber optik merupakan saluran transmisi
(pemindah informasi) yang digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Fiber Optik terbuat dari serat kaca dan
bentuknya panjang dan tipis serta berdiameter
sebesar rambut manusia. Serat kaca ini merupakan
serat yang dibuat secara khusus yang terbuat dari
bahan kaca murni dan kemudian diproses menjadi
sebentuk gulungan kabel agar dapat digunakan untuk
melewati data yang ingin dikirim atau diterima.
Fiber optik ini terdiri dari beberapa bagian yaitu
Cladding, Core, dan Buffer Coating. Core adalah
kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik
dan menjadi tempat berjalannya cahaya sehingga
pengiriman cahaya dapat dilakukan. Cladding adalah
lapisan luar yang membungkus Core dan
memantulkan kembali cahaya yang terpancar keluar
kembali ke dalam Core. Sedangkan Buffer Coating
merupakan lapisan plastik yang melindungi serat dari
kerusakan dan kelembaban. Core dan Cladding
terbuat dari kaca sedangkan Buffer atau Coating
terbuat dari plastik agar fleksibel.
Gambar 2.1 Struktur Fiber Optik
[2]
Terdapat dua jenis fiber optik yang umumnya
digunakan, yaitu Single Mode dan Multi Mode.
Kabel Single Mode mempunyai ukuran Core yang
kecil dan dapat menjangkau jarak yang lebih jauh
hingga ratusan kilometer serta hanya dapat mengirim
satu sinyal pada satu waktu (contoh: telepon dan TV
kabel). Sedangkan Multi Mode memiliki ukuran Core
yang lebih besar, dapat mengirim sinyal yang
berbeda pada saat yang bersamaan, namun hanya
mampu menjangkau kurang dari 550 meter.
Fiber optik memiliki banyak kelebihan di
antaranya adalah informasi yang ada ditransmisikan
dengan kapasitas (bandwidth) yang besar. Fiber optik
dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi,
hingga mencapai beberapa gigabit/detik. Karena
murni terbuat dari kaca dan plastik maka signal tidak
terpengaruh pada gelombang elektromagnetik
dan frekuensi radio. Ukurannya kecil dan
ringan sehingga sangat memudahkan
pengangkutan dan pemasangan di lokasi. Fiber
optik juga sangat aman dipasang di tempat-
tempat yang mudah terbakar karena tidak akan
terjadi hubungan api pada saat kontak atau
terputusnya fiber optik.
Fiber optik memerlukan daya listrik yang
relatif tidak terlalu besar. Karena fiber optik
tidak digunakan untuk melewatkan sinyal-
sinyal listrik, maka fiber optik tidak akan
mengalami kepanasan dan penipisan akibat
tegangan listrik yang lewat di dalamnya. Fiber
optik bisa ditanam di tanah jenis apapun atau
digantung di daerah manapun tanpa harus
cemas mengalami korosi/berkarat. Komunikasi
menggunakan fiber optik lebih aman karena
informasi yang lewat tidak mudah untuk
disadap atau dikacaukan dari luar.
Di antara begitu banyak kelebihan yang
dimilikinya, fiber optik juga memiliki
kekurangan di antaranya adalah harganya yang
cukup mahal serta fiber optik ini susah untuk
disambung dibandingkan kabel biasa karena
metode penyambungannya yang harus
menggunakan teknik dan alat khusus serta
ketelitian yang tinggi.
2.1.1 Perbandingan Fiber Optik dan
Tembaga
Gambar 2.2 Fiber Optik
[1]
Kelebihan Fiber Optik
1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam
membawa banyak data, dapat membuat
kapasitas informasi yang sangat besar
dengan kecepatan transmisi mencapai
giga-bit per detik dan menghantarkan
informasi jarak jauh tanpa pengulangan.
3. 2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang
rendah serta tingkat keamanan yang lebih tinggi
3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat
pemakaian ruang
4. Imun, kekebalan terhadap gangguan
elekromagnetik dan angguan gelombang radio
5. Non-Penghantar, tidak ada tenaga istrik dan
percikan api
6. Tidak berkarat
Kekurangan Fiber Optik
1. Sulit membuat terminal pada kabel serat
2. Penyambungan serat harus menggunakan teknik
dan ketelitian yang tinggi
Gambar 2.3 Kabel Tembaga[2]
Kabel tembaga adalah kabel dengan
penghantar tembaga dan biasanya dipakai dalam
instalasi tenaga listrik dan alat-alat control,
sehingga biasanya disebut kabel instalasi.
Ciri-ciri kabel tembaga :
Bentuknya padat dan berurat banyak
Bahan dari aluminium murni dan campuran
Kelebihan kabel Tembaga
1. Dapat digunakan untuk menyalurkan informasi
sampai dengan 900 kanal telpon
2. Dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya
perawatan lebih rendah
3. Karena menggunakan penutup isolasi maka
kecil kemungkinan terjadi interferensi dengan
sistem lain.
Kekurangan kabel Tembaga
1. Mempunyai redaman yang relatif besar,
sehingga utuk hubungan jarak jauh harus
dipasang repeateer-repeater
2. Jika kabel dipasang diatas tanah, rawan terhadap
gangguan-gangguan fisik yang dapat berakibat
putusnya hubungan.
2.2 Gigabyte Passive Optical Network (GPON)
2.2.1 Passive Optical Network (PON)
Passive Optical Network (PON) merupakan
salah satu alternatif yang bisa menggantikan
teknologi tembaga untuk narrow-band dan
broadband. Berdasarkan definisinya
Passive Optical Network (PON) adalah
jaringan point-to-multipoint berbasis serat
optik yang memiliki elemen pembagi optik
(optical splitter) yang berfungsi sebagai
penyalur data pada beberapa tujuan.
Elemen pembagi tersebut bersifat pasif
artinya tidak melakukan manipulasi sinyal
seperti penguatan sinyal optik.
Gambar 2.4 jaringan Passive Optical
Network (PON)
[4]
Dengan teknologi serat optik
beberapa layanan hanya menggunakan
satu saluran kabel, seperti misalnya
telepon, data, dan video. Salah satu
teknologi Wavelength Division
Multiplexer (WDM) memungkinkan
terjadinya beberapa layanan yang
menggunakan satu jalur kabel. Sinyal
optik downstream dan upstream
merupakan dua buah sinyal yang berbeda
panjang gelombangnya dan dilewatkan
pada jalur yang sama. Sinyal tersebut
digabungkan dan dipisahkan pada ujung
jaringan, baik di sisi service provider
maupun di sisi pelanggan.
Sinyal downstream adalah berupa
paket-paket yang dikirimkan dengan cara
broadcast lewat sebuah serat, kemudian
optical splitter akan mengirimkan paket-
paket tersebut ke semua end-point. Jadi
setiap ujung (terminal) akan menerima
paket data yang sama untuk dibagikan
hanya data tertentu yang akan diproses.
Untuk menjaga keamanan data maka
4. setiap paket atau frame dapat dienkripsi terlebih
dahulu.
Karena kemampuan untuk mentransfer
dengan bandwith yang tinggi dan jarak yang
jauh (sekitar 20 sampai 30 km), PON biasa
digunakan untuk jaringan metro atau untuk
mobile backhaul, yaitu koneksi antara core
network satu dengan core network lainnya.
2.2.2 Perkembangan PON
1. ITU-T G.983
ITU-T G.983 merupakan teknologi PON
berbasis ATM, mendukung suara dan data,
efesiensi 70% dab memiliki bandwidth
622Mbps, diadopsi dari standar ITU tahun
1999.
2. ITU-T G.984
ITU-T G.984 merupakan standar yang
dikeluarkan oleh ITU-T untuk teknologi
GPON (Gigabit Passive optical network).
GPON merupakan evolusi dari standar
BPON. Teknologi ini mendukung kecepatan
yang besar, peningkatan dalam pengamanan
dan pilihan 2 layer protokol
(ATM,GEM,Ethernet).
3. IEEE 802.3ah
IEEE 802.3ah adalah suatu standar yang
dikeluarkan IEEE untuk EPON atau GEPON
(Ethernet PON) yang merupakan PON
berbasis ethernet, standar IEEE/EFM pada
penggunaan ethernet untuk paket data.
4. IEEE 8022.3av
IEEE 8022.3av merupakan standar yang
dikeluarkan oleh IEEE sebagai
pengembangan dari GEPON. Teknologi ini
biasa dikenal dengan 10GEPON (10 Gigabit
Ethernet PON). 10GEPON ini menggunakan
standar teknologi WDM.
2.2.3 Gigabit Passive Optical Network (GPON)
GPON merupakan teknologi FTTx yang
dapat mengirimkan informasi sampai
kepelanggan menggunakan serat optik. Prisip
kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal
dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang
bernama splitter yang berfungsi untuk
memungkinkan serat optik tunggal dapat
mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri
akan memberikan data – data dan sinyal yang
diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive
Optical Network adalah sistem point-to-
multipoint, dari fiber ke arsitektur
premise network dimana unpowered
optikal splitter (splitter fiber) serat optik
tunggal.
Tabel 2.1 Standar dari Teknologi GPON
Karakteristik GPON
Standardization ITU-T G.984
Frame ATM / GEM
Speed Upstream 1.2 G / 2.4 G
Speed Downstream 1.2 G / 2.4 G
Service Data, Voice,
Video
Transmission Distance 10 km / 20 km
Number of Branches 64
Wavelength Up 1310 nm
Wavelength Down 1490 nm
Splitter Passive
2.2.4 Komponen GPON
1. Sumber cahaya
2. Serat optik yang digunakan
3. Optical Line Termination (OLT)
Optikal Line Termination (OLT)
sebagai daerah pusat dari sistem
jaringan. OLT merupakan gabungan
dari CWDM, Gigabit-capable Ethernet
(GbE) dan SONET/SDH yang
dipergunakan untuk mentransmisikan
suara, data dan video yang melewati
Gigabit-capable Passive Optikal
Network (GPON). OLT mempunyai
fungsi untuk melakukan konversi dari
sinyal elektrik menjadi optik.
4. Optical Network Terminal (ONT)
Optikal Network Terminal (ONT)
berada di sisi pelanggan dari sistem
jaringan. ONT menyediakan
interface antara jaringan optik dengan
pelanggan. Sinyal optik yang
ditransmisikan melalui ODN diubah
oleh ONT menjadi sinyal elektrik yang
diperlukan untuk service pelanggan.
Pada arsitektur FTTH, ONT diletakkan
di sisi pelanggan. Perangkat ONT
5. yang digunakan PT.Telkom salah satunya
adalah ZTEG-F660 yang merupakan
pabrikan merek ZTE.
5. Optical Distribution Cabinet (ODC)
ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah
jaringan optik antara perangkat OLT sampai
perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah
terletak di rumah kabel.
6. Optical Distribution Pack (ODP)
Instalasi atau terminasi yang bagus dari serat
adalah persyaratan utama untuk menjamin
kemampuan transmisi pada kabel serat
optik, pada implementasi dari suatu jaringan
III. PEMBAHASAN
3.1 Topologi Umum dan Pemasangan Jaringan
GPON
Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT.
Telekomunikasi Indonesia, trasmisi jaringan pada
PT.Telkom menggunakan jaringan GPON yang
merupakan lanjutan dari akses FTTH yang akan
diterapkan PT.Telkom di seluruh Indonesia. FTTH
(Fiber To The home) sendiri merupakan suatu format
penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia
(provider) ke kawasan pengguna dengan
menggunakan serat optik sebagai medium
penghantaran. Perkembangan ini didorong oleh
keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal
dengan istilah triple play (video, suara dan data).
Adapun topologi umum jaringan GPON ialah :
Gambar 3.1 Topologi Jaringan GPON [7]
Keterangan gambar :
OLT : Optical Line Terminal, perangkat
ini dipasang di sentral pusat
Splitter : Sebagai penggada optical core
ODF : Optical Distribution Frame, perangkat
ini dipasang di sentral pusat bersama OLT
ODC : Optical Distribution Cabinet, sebagai
frame optical pembagi
ODP : Optical Distribution Point, merupakan
panel optik titik akses ke pelanggan
OTP : Optical Termination Panel,
merupakan panel optik terminasi di
pelanggan
ONT : Optical Network terminal,
merupakan perangkat yang dipasang
pada pelanggan
Gambar 3.2 Perangkat OLT
Pada OLT diatas, terdiri atas 10
modul. Setiap modulnya dapat di isi menjadi
beberapa slot, tetapi pada OLT diatas tidak
semuanya terpakai. Terlihat bahwa modul
yang digunakan hanya pada modul yang
kelima, dan modul kelima tersebut terdapat
empat slot yang terisi. Setiap slot pada OLT,
bisa dicatukan menuju splitter sehingga
mendapatkan jaringan yang lebih banyak. Hal
tersebut mempengaruhi pada penamaan OLT
pada pemasangan GPON. Misalnya, seperti
pada pelaksanaan kerja praktek di PT Telkom,
kantor STO kroya berada di 0/5/3:66.
Penomoran 0 menunjukan nomor OLT. 5
menunjukan modul kelima, 3:66 menunjukkan
bahwa berada di slot ke 3 pada OLT dan slot
66 pada splitter.
Fungsi utama dari OLT sendiri ialah
melakukan konversi antara sinyal listrik yang
digunakan oleh penyedia layanan dan sinyal
optik yang digunakan oleh jaringan optik
pasif., serta mengkoordinasikan multiplexing
pada perangkat lain di ujung jaringan, atau
biasa disebut dengan Optical Network
Terminal (ONT) atau Optical Network Unit
(ONU).
Selanjutnya, setelah dipasang pada
port OLT, dilakukan penarikan kabel menuju
perangkat ODF. Perangkat ODF terdiri dari
ratusan bahkan ribuan core yang berlokasi
pada sentral bersama dengan OLT. Core yang
terdiri dari ribuan itu bagi menjadi beberapa
6. ODC lokasi lain yang lebih dekat dengan pelanggan.
Penomoran pada OLT, ODF dan ODC
biasanya memiliki urutan yang sama. Kabel yang
menghubungkan antara ODF, ODC, ODP dan
perangkat lainnya merupakan kabel tanah. Sehingga
urutan pada jaringan tersebut sudah terekam didata
teknologi PT Telkom. Setelah kabel dipasang pada
core ODF, selanjutnya dipasang ke perangkat ODC
yang letaknya di luar sentral STO. Bentuk dari ODC
hampir sama dengan ODF, hanya saja ODF memiliki
jumlah core yang lebih banyak ketimbang ODC.
Untuk pemasangan selanjutnya dipasang di
ODP dan OTP. ODP dan OTP merupakan perangkat
yang sudah dimiliki oleh pelanggan. Jadi hanya
diambil masing-masing sesuai dengan kebutuhan
pelanggan, berapa port yang dibutuhkan. Untuk
pelanggan corporate sendiri, biasanya ODP yang
dibutuhkan hanya 1 core yang diambil dari sisi ODC.
Tetapi untuk pemasangan GPON pada BTS biasanya
mengambil 12 core. Setelah semua perangkat
terpasang secara fisik,kemudian dilakukan create
(pendaftaran baru) di OLT.
Perangkat ujung dari jaringan GPON
biasanya disebut ONU/ONT. ONT yang disediakan
di PT Telkom biasanya disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan. Untuk pelanggan corporate
menggunakan ONT tipe ZTEG-F660, atau ZTEG-
F600 sedangkan pemasangan di BTS biasanya
menggunakan tipe ZTEG-F821.
3.2 ONT Merk ZTEG-F660
ONT merupakan perangkat berada di sisi
pelanggan dari sistem jaringan. Optimate 1000NT
(ONT) mempunyai tugas utama yaitu dipergunakan
untuk mentransmisikan suara, data dan video yang
melewati jaringan Gigabit-capable Passive Optikal
Network (GPON) kepada para pelanggan dan OLT.
Pada laporan kerja praktek kali ini, akan dibahas
mengenai ONT dengan merek ZTE tipe F660.
Gambar 3.3 ZTEG-F660
3.2.1 Lampu Indikator
Pada perangkat ONT, terlihat lampu
indikator yang terdapat pada bagian atas. Ada
Power, PON, LOS, alarm, LAN1, LAN2,
LAN3, LAN4, POTS1, POTS2, WLAN, WPS,
dan USB.
Lampu indikator Power menunjukkan
bahwa ONT tersebut sedang beroperasi
beroperasi jika menyala. Lampu ini akan
menyala jika terdapat masukan dari power
supply. Lampu indikator PON akan menyala
otomatis jika power dihidupkan. Jika ONT
tersebut sudah didaftarkan ke OLT, nyala akan
berwarna hijau, tetapi jika belum terdaftar,
nyala akan blinking hijau.
Untuk indikator alarm dan LOS akan
menyala apabila terdapat gangguan pada
jaringan maupun perangkat. LOS lebih
menunjukkan gangguan berupa kerusakan fisik
pada perangkat, tetapi jika alarm lebih pada
jaringan. LAN1, LAN2, LAN3, LAN4
menujukkan pada port yang sedang digunakan.
Jika pada port menggunakan LAN1, indikator
yang akan menyala hanya pada port 1. Sama
seperti LAN1-LAN4, pada indicator POTS1,
POTS2 menyala sesuai dengan port yang
digunakan pada sambungan telepon. WLAN
dan WPS menujukkan bahwa koneksi WLAN
dan WPS sedang digunakan. Tetapi jika tidak,
lampu tidak akan menyala.
3.2.2 Port ONT ZTEG-F660
Bagian lain dari lampu indikator yang
terdapat pada ONT ialah port yang berada di
belakang perangkat.
Gambar 3.4 Port ONT ZTEG-F660
Dilihat pada gambar terdapat tombol
on/off, power, PON, Phone1, Phone2, AN4,
LAN3, LAN2, LAN1. Masing-masing port
digunakan untuk kebutuhan masing-masing.
Seperti port Phone dan LAN, port ini
digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing pelanggan saja. Jika menginginkan
sambungan telepon ganda, dapat digunakan
7. kedua-duanya. Begitupun dengan LAN, jika ingin
menggunakan jaringan LAN 4, dapat menggunakan
port seluruhnya.
Tombol on/off sama seperti on/off
kebanyakan. Ia digunakan untuk menyalakan
perangkat ONT ketika port power pada power supply
sudah terpasang. Dan port PON sendiri digunakan
untuk sambungan PON. Kabel yang digunakan untuk
memasukkan pada masing-masing port sudah
terdapat dalam satu paket perangkat ini.sehingga
memudahkan pemasangan bagi pelanggan-
pelanggan.
3.3 Status GPON
Pada jaringan GPON yang sudah beroperasi,
kita dapat mengecek status apa yang sedang terjadi
pada perangkat. Pengecekan tersebut menggunakan
operasi telnet. Lewat telnet, kita dapat memonitoring
apakah GPON berjalan baik atau buruk, merubah
koneksi, memperbaiki gangguan, serta lainnya.
Tetapi pada laporan kerja praktik kali ini hanya
membahas mengenai status GPON saja. Dan status
pada GPON sendiri dapat berupa working, LOS,
Offline serta dyingGasp.
Status working pada GPON ialah jaringan
yang berjalan dari pusat menuju pelanggan berjalan
dengan baik tanpa terjadi gangguan (normal). Jika
keadaan pada jaringan pelanggan tersebut normal,
selain dapat ditunjukan pada status telnet kita juga
dapat mengecek keadaan pada lampu perangkat
ONT. Jika status beroperasi working, ditandai dengan
lampu power pada ONT menyala hijau kekuningan,
serta lampu pada port yang digunakan.
Status LOS pada GPON bisa diakibatkan
karena kerusakan jaringan seperti pengaruh geografis
dari suatu wilayah yang menyebabkan jaringan
terganggu. Dalam kondisi seperti ini, pengaruh
gangguan murni dibawah kendali dari pihak Telkom.
Sehingga harus menunggu kondisi membaik, barulah
diperbaiki. Selain itu dapat juga diakibatkan adanya
kerusakan pada keadaan fisik jaringan, seperti
putusnya kabel, tidak menancapnya konektor,
rusaknya sambungan kabel, ataupun lainnya.
Keadaan seperti ini ditunjukan pada perangkat
dengan adanya nyala merah pada indicator LOS.
Gangguan seperi ini bisa ditangani oleh pihak
consumer dengan melakukan pengecekan dan
troubleshooting, tetapi jika kerusakan parah, pihak
Telkom akan segera memperbaiki dan mengecek
GPON secara langsung.
Status offline menunjukkan bahwa kondisi
jaringan GPON sedang tidak beroperasi. Matinya
koneksi jaringan dapat disebabkan oleh
matinya catu daya listrik. Selain itu, dapat juga
sengaja diputuskan oleh pihak Telkom karena
alasan tertentu, misalnya terjadinya eror
sehingga perlu dilakukan proses shut dan
noshut seperti perintah restart pada komputer.
Untuk yang terakhir ialah status
DyingGasp. Status ini merupakan status
dimana indicator power perangkat GPON
menyala tidak stabil (blinking) sehingga
menyebabkan tidak mampu beroperasi seperti
biasanya. Hal ini dapat dikarenakan adanya
power supply yang mati, ataupun perangkat
ONUT dipelanggan rusak. Jika terjadi
keadaan seperti ini, ketika pihak Telkom
melakukan pengecekan menggunakan telnet.
3.4 Penanganan Status DyingGasp
Pada makalah ini, kita hanya menangani
gangguan DyingGasp pada lokasi kantor
Telkom Kroya. Ketika terjadi gangguan
dengan status dyinggasp, hal-hal yang perlu
kita lakukan adalah mengecek status terlebih
dahulu menggunakan telnet sebagai berikut :
1. Klik start, pilih command promp akan
muncul tampilan cmd. Untuk area
Purwokerto, masuk menggunakan IP
Purwokerto. Dengan mengeklik telnet
10.92.30.254, lalu akan muncul tampilan
seperti berikut :
Gambar 3.5 Tampilan Telnet IP 10.92.30.254
2. Lalu masukan Username dan password
yang dimiliki oleh PT Telkom Purwokerto
3. Setelah itu, muncul perintah ROUTER-
NMS_PWT yang berarti langkash
selanjutnya kita memasukan Telnel ke
alamat IP lokasi OLT yang dituju. Karena
pada laporan ini hanya membahas
gangguan yang terjadi di Kroya, kita
masukan alamat IP Kroya. Yaitu tulis
telnet 172.22.203.141
4. Memasukan kembali username dan
passwordnya
5. Sebelum kita memperbaiki gangguan, kita
harus mengecek status apa yang dimiliki
oleh jaringan GPON pada STO Telkom
Kroya. Caranya ialah menulis perintah
8. GPON01-D4-KRY#sho gpon onu state gpon-
olt_0/5/3
7. Melalui perintah tersebut, kita dapat
mengetahui bahwa status OLT beroperasi
dyingGasp yang berarti mengalami
gangguan.
Gambar 3.6 Satus DyingGasp OLT Telkom
Kroya
Setelah memastikan bahwa terjadi gangguan
pada perangkat, hal pertama yang perlu kita lakukan
ialah menjalankan perintah shut (merefresh) pada
OLT yang mengalami gangguan. Karena bisa saja
gangguan tersebut dikarenakan adanya eror jaringan
GPON, sehingga perlu dilakukan shut pada OLT.
Perintah shut sama seperti perintah shutdown pada
computer. Caranya ialah sebagai berikut :
1. Setelah masuk ke telnet OLT seperti diatas, kita
tulis pada cmd perintah
#configure t
Perintah tersebut ialah perintah yang harus
dilakukan sebelum menggunakan perintah lain di
telnet. Setelah itu barulah kita menulis perintah
#interface gpon-onu_0/5/3:66
Perintah ini menunjukan bahwa lokasi
perangkat ONT kantor STO Kroya terletak di
OLT port 3:66. Ini merupakan identitas yang
dimiliki setiap pelanggan sehingga
penomorannya berbeda-beda.
2. Barulah kita melakukan perintah shut pada lokasi
yang sudah dipilih melalui perintah diatas.
#shut
#exit
Setelah itu, kita mengecek status yang
dimiliki oleh perangkat. Dengan menulis perintah
#sho gpon onu state gpon-olt_0/5/3
Pada hasil menunjukkan bahwa status
berubah dari dyinggasp menjadi offline. Offline
disini menjukkan bahwa perangkat telah berhasil
dilakukan perintah shut (mati). Dan selanjutnya
harus diaktifkan kembali dengan perintah no
shut. Jika menggunakan cara ini berhasil, maka
status akan berubah menjadi working.
Tetapi jika tidak, berarti kesalahan tidak
disebabkan karena jaringan.
2. Lalu dengan menjalankan perintah shut
dan noshut
Setelah melakukan perintah shut dan
no shut, ternyata status menunjukkan
offline. Hal ini berarti bahwa perintah
yang dilakukan tidak berhasil. Atau
dengan kata lain, kesalahan tidak
dikarenakan oleh gangguan jaringan.
Untuk mengatasi hal tersebut, satu-satunya
cara ialah dengan mengganti perangkat
ONT yang terpasang pada pelanggan,
karena dimungkinkan adanya kerusakan
perangkat ONT dipelanggan.
Kerusakan pada ONT di pelanggan
diharuskan mengganti perangkat ONT tersebut
dengan tipe yang sama. Setelah diganti
perangkat tersebut, perlu dilakukan setting
ulang. Caranya ialah sebagai berikut :
1. Kita harus masuk ke telnet
Purwokerto, lalu masuk ke routing
Kroya. Caranya sama seperti cara
diatas.
2. Setelah masuk ke router Kroya, tulis
show run pada perintah selanjutnya.
Perintah ini digunakan untuk
mengetahui port yang terdapat pada
perangkat STO Telkom Kroya.
3. Dari perintah show run tersebut, kita
menekan tombol spasi pada papan
keyboard hingga menemukan lokasi
port STO Kroya. Sebelumnya kita
tahu, bahwa pada saat pemasangan
pertama, STO Kroya pada telnet diberi
nama ONU-3:66 sehingga kita harus
mencari nama yang sesuai pada
pemasangan sebelumnya. Lalu salin
interface gpon-onu_0/5/3:66 sampai
dengan baris terakhir yaitu enable
vport 1.
4. Setelah kita mengetahui letak portnya,
selanjutnya kita menuliskan perintah
GPON00-D4-KRY#sho onu running c
gpon-onu_0/5/3:66
Port pada perintah disesuaikan dengan
port yang akan kita tuju untuk
melakukkan setting ulang. Perintah ini
menunjukkan alokasi IP perangkat
serta konfigurasinya lalu salin.
5. Lalu tulis
GPON00-D4-KRY(config-if)#sho gp
onu uncfg gpon-olt_0/5/3
9. Perintah ini digunakan untuk menampilkan
perangkat ONT yang belum teregister.
Ketika menulis perintah ini, telnet akan
menampilakan nomer seri perangkat ONT
yang sudah terpasang dan belum terdaftar.
Nomer seri tersebut yang digunakan untuk
mendaftarkan ke OLT. Dapat diketahui
bahwa nomer seri ONT tersebut ialah
ZTEGC03895B1
6. Langkah selanjutnya ialah mendaftarkan
perangkat ONT ke OLT.
GPON00-D4-KRY(config-if)#onu 66 type
ZTEG-F660 sn ZTEGC03895B1 v g
GPON00-D4-KRY(config-if)#ex
7. Setelah itu, kita tempelkan salinan pada
langkah ketiga dan keempat
8. Kemudian #exit dan otomatis telnet akan
menyimpan data-data yang telah didaftarkan.
Hal tersebut telah menunjukkan bahwa kita
telah mendaftarkan ulang perangkat ONT.
Selanjutnya jaringan GPON langsung dapat
beroperasi secara normal. Atau dapat juga
kita mengeceknya kembali dengan cara yang
sama seperti diatas. Jika setting ulang ini
berhasil, maka status pada GPON akan
beroperasi working.
Gambar 3.7 Status Working Setelah Diperbaiki
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. GPON adalah teknologi FTTx yang bisa
mendeliver services sampai ke premise
pelanggan yang memakai kabel fiber optic.
2. Teknologi GPON dapat melakukan layanan
Triple Play Service yang merupakan layanan
akses internet yang cepat, video, dan suara
dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan.
3. Topologi jaringan GPON yang sesuai dengan
FTTH pada PT Telkom ialah OLT, ODF,
ODC, ODP, OTP, dan ONT. Untuk
pemasangan GPON tidak harus
memenuhi seluruh topologinya,
melainkan melihat jarak dari lokasi
pelanggan dengan STO.
4. Status yang pada jaringan GPON yang
dimonitoring menggunakan telnet
dapat berupa status working, LOS,
offline, serta dyinggasp
5. Status working menunjukkan bahwa
jaringan berjalan dengan baik, status
LOS diakibatkan oleh gangguan cuaca
maupun rusaknya keadaan fisik
jaringan, offline menunjukkan bahwa
GPON tidak beroperasi, dan dyinggasp
dikarenakan oleh matinya power
supply ataupun rusaknya perangkat
ONT.
6. Gangguan dyinggasp dapat diatasi
dengan perintah shut maupun noshut.
Tetapi jika gangguan diakibatkan
karena perangkat ONT yang rusak
maka harus dengan mengganti
perangkat ONT tersebut dan
melakukan setting ulang pada
perangkat.
4.2 Saran
1. Sebaiknya perlu mempelajari cara
mencreate awal pada saat pemasangan
GPON perangkat ONT
2. Pada laporan ini hanya membahas
mengenai gangguan dyinggasp saja,
Sebaiknya gangguan lain yang terjadi
pada GPON bisa dipelajari lebih
mendalam
3. Mempelajari lebih mendalam mengenai
topologi GPON secaraspesifik, seperti
keterkaitan antara IP TV, LAN, serta
keperluan komunikasi.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Raclien (2003). Perbandingan Fiber
Optik dengan Kabel Tembaga.
http://racliencame.blogspot.com/2013/
01/kabel-fiber-optic-kabel-fiber-
optic.html
2. Fakultas Teknik UI. Apa itu Fiber
Optik.
10. http://engineeringtown.com/kids/index.php/te
knologi-komunikasi/147-apa-itu-fiber-optik
3. Ependi, Eep (2012). Passive Optical
Network(PON).
http://eependi.blogspot.com/2012/07/passive-
optical-network-pon.html
4. ERN.Jaringan akses GPONGEPON. From
http://Fern.blog.ittelkom.ac.id
5. http://wwwen.zte.com.cn/
6. Muhamad Ramadhan. Jurnal TA “Perancangan
Jaringan Akses Fiber To The Home (Ftth)
Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical
Network (Gpon) Di Perumahan Setraduta
Bandung” Maret 2012.
7. “Materi Sosialisasi Telkom Akses” PT.
TELKOM
8. “Presentasi GPON” PT.TELKOM
BIODATA
Yuni Intanmia Suryanto
(21060111120005), lahir di
Cilacap, 27 Juni 1993.
Menempuh pendidikan di SD
Negeri 05 Kroya, SMP Negeri
1 Kroya, SMA Negeri
Banyumas, dan saat ini
sedang menempuh S1 di
Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Konsentrasi
Telekomunikasi.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Sukiswo, ST. MT.
NIP. 196907141997021001