1. Analisis sistem modulasi optik NRZ-DPSK pada sistem lightwave berkecepatan tinggi dengan melihat parameter BER.
2. Didapatkan BER sekitar 10−7 pada sistem NRZ-DPSK 40 Gbps.
3. Penelitian ini juga mengoptimasi sistem untuk mendapatkan BER maksimal 10−9.
1. ANALISIS SISTEM FORMAT MODULASI OPTIK NRZ-DPSK PADA SISTEM
LIGHTWAVE BERKECEPATAN TINGGI
James. Madison1, A. Hambali.2, Mamat. R3
Fakultas Elektro dan Komunikasi
Institut Teknologi Telkom, Bandung
1
xtwo_six@yahoo.com 2HBL@ittelkom.ac.id 3
MMR@ittelkom.ac.id
Abstrak - Saat ini, sistem komunikasi kabel tembaga tidak lagi menjadi satu-satunya sistem komunikasi wireline
yang tersedia dan dapat digunakan secara umum. Sekarang telah muncul sistem komunikasi optik sebagai
alternatif sistem komunikasi wireline, karena kelebihan- kelebihan yang dimilikinya dibandingkan sistem
komunikasi kabel tembaga.
Seiring perkembangan teknologi di bidang informasi, saat ini kebutuhan akan bitrate data yang tinggi diperlukan
untuk mendukung kebutuhan masyarakat akan transmisi data yang cepat dan handal. Bahkan pada
pengembangannya sekarang, sistem komunikasi optik telah mampu mencapai bit rate 40 Gbps.
Namun, selain bit rate yang tinggi diperlukan juga pemilihan format modulasi yang tepat agar didapatkan sistem
yang cepat sekaligus handal. Hasil yang dicapai pada tugas akhir ini adalah menganalisis suatu sistem dengan
format modulasi NRZ-DPSK, dengan BER sebagai parameter utamanya. Didapatkan BER sekitar 10−7 , selain itu
dianalisis juga optimasi sistem agar bisa diperoleh BER yang maksimal, yaitu sebesar 10−9
Kata kunci: Kata kunci : BER, NRZ-DPSK, 40 gbps.
Abstract – nowadays, copper wire communication system is not the only choice for the wire line communication
system that people commonly used. Recently, the progress of the communication technology has been emerged
optical communication system as the alternative for the wire line communication, and became the favourite one
because of its excess.
Along the technology growth, especially in information field, nowadays the needs for the high bit rate are totaly
required to support the people demands on fast and reliable data transmition. And even for now, the optical
communication system has advanced to reach the 40 gbps bit rate.
However, high bit rate is not the only advanced technology, choosing for the right modulation format also important
to get not only fast, but also reliable communication system. The aim of this project are, to analyze a system that has
been modeled before, with high bit rate, up to 40 gbps, using the NRZ-DPSK modulation format, BER as the main
parameter. This research has found that the system has 10−7 BER. Beside doing the analysis, this project also make
the optimization for the system for its BER so this system could reach better BER, which are 10−9 .
Keyword: BER, NRZ-DPSK, 40 gbps
1
2. I. PENDAHULUAN kehandalan tinggi. Dengan bandwidth transmisi yang
Seiring perkembangan jaman, teknologi mampu mencapai 25 THz, fiber optik sangat tepat
telekomunikasi semakin maju dengan pesat. Salah digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan akan
satu produk teknologi telekomunikasi adalah serat berbagai layanan informasi yang kian beragam dan
optik (lightwave system) yang memberikan kontribusi kompleks, serta memerlukan bandwidth tinggi.
penting bagi dunia telekomunikasi saat ini.
Berbeda dengan sistem komunikasi radio
Sistem lightwave atau sering disebut yang mempergunakan gelombang elektromagnet,
sistem optik merupakan suatu sistem yang pada fiber optik gelombang cahaya yang bertugas
menggunakan gelombang cahaya sebagai metode membawa sinyal informasi. Sebelum ditransmisikan,
komunikasi untuk menyalurkan suatu informasi dari sinyal yang masih berupa sinyal elektrik ini akan
sumber informasi melalui media transmisi ke suatu dimodulasi dan diubah menjadi gelombang cahaya
tujuan tertentu. Inti dari sistem lightwave itu sendiri pada transmitter, dan setibanya di receiver akan
adalah fiber optik. Fiber optik merupakan salah satu dikonversi kembali ke bentuk elektrik.
jenis media transmisi yang pada dewasa ini telah
menjadi alternatif utama dalam sistem komunikasi
karena kemampuannya untuk menyalurkan informasi
dengan kapasitas besar dan dengan kecepatan yang
sangat tinggi. Dengan bandwidth transmisi yang
besar, fiber optik sangat tepat digunakan untuk
mengakomodasi kebutuhan terhadap berbagai Gambar 2.1 skema komunikasi optik
layanan informasi yang semakin beragam dan
kompleks. 2.2 Sumber Cahaya
Kebutuhan teknologi pada kapasitas yang besar dapat Ada dua sumber cahaya yang dikenal dalam
teratasi dengan penerapan fiber optik dalam sistem komunikasi optik: Light Emitting Diode (LED) dan
komunikasi. Tetapi perlu diketahui bahwa sensitifitas Illuminating Laser Diode (ILD) yang lebih sering
yang tinggi pada fiber optik merupakan kendala disebut laser.
utama dalam menghasilkan suatu sistem optik yang
optimal. Untuk menghasilkan suatu sistem yang Perbandingan karakteristik LED dan LASER:
optimal maka diperlukan suatu format modulasi yang
memiliki kualitas sinyal yang baik sampai di Light Emitting Diode (LED):
penerima, terutama sistem dengan kecepatan tinggi.
1. Daya optik keluaran rendah.
Format yang umum digunakan pada saat ini adalah 2. Penguatan cahaya tidak ada.
format modulasi NRZ-DPSK dan RZ-DPSK, karena 3. Stabil terhadap suhu.
telah terbukti lebih andal dibanding dengan format 4. Disipasi panas kecil.
modulasi terdahulunya, yaitu NRZ-OOK. Format 5. Arus pacu kecil.
modulasi NRZ-DPSK dan RZ-DPSK sendiri 6. Lifetime lebih sedikit.
memiliki keandalan dan kekurangannya masing-
masing. Pada tugas akhir ini akan dibahas Light Amplification by Stimulated Emission of
karakteristik format modulasi NRZ-DPSK pada Radiation (LASER):
sistem optik dengan kecepatan tinggi, dengan (Bit
Error Rate) BER sebagai parameter utamanya. 1. Daya optik keluaran besar.
2. Terdapat penguatan cahaya.
3. Kurang stabil terhadap suhu.
II. LANDASAN TEORI
4. Disipasi panas besar.
5. Lifetime lebih lama.
2.1 Konsep Dasar Sistem Komunikasi Fiber
Optik
Dari perbandingan karakteristik di atas, maka
Secara umum, sistem komunikasi berfungsi
diperoleh bahwa LASER mempunyai kriteria yang
untuk menyalurkan sinyal dari sumber informasi
lebih baik dan lebih cocok untuk sistem yang
melalui media transmisi ke suatu tujuan. Sebagai
digunakan daripada LED sebagai sumber cahaya.
media transmisi, fiber optik telah menjadi alternatif
utama karena kemampuannya untuk menyalurkan
informasi dengan kapasitas besar dan dengan tingkat
2
3. 2.3 Media Transmisi tidak di tangani, pelebaran pulsa ini akan bertumpuk
sehingga pada akhirnya tidak dapat dibedakan mana
Serat optik adalah merupakan saluran yang bernilai satu ataupun bernilai nol.
transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca
atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari Pada umumnya terdapat dua penyebab
sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk terjadinya dispersi pada serat optik. Yaitu dispersi
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke intermodal dan dispersi intramodal. Namun pada
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya tugas akhir ini, yang digunakan adalah kabel optik
adalah laser atau LED. Cahaya yang ada di dalam jenis singlemode, jadi dispersi yang terjadi hanyalah
serat optik tidak diteruskan keluar kabel karena dispersi intramodal
indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias
dari udara. Kecepatan transmisi serat optik sangat 2.4.1 Dispersi intramodal
tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai
saluran komunikasi. Dispersi jenis ini terjadi karena pengaruh
dari panjang gelombang terhadap kecepatan rambat
cahaya di dalam fiber optik, dimana bahan penyusun
fiber optik ini juga mempengaruhi besarnya dispersi.
Dispersi ini biasanya diberikan dalam satuan
picoseconds per kilometer per nanometer line width
[ps/(km x nm)].
Gambar 2.2 susunan kabel optik Kecepatan cahaya dalam serat optik
tergantung pada besarnya λ. Jika line width 820
Dari gambar di atas dapat dilihat susunan sampai 850 nm (30 nm), energi pulsa pada bagian
kabel optik, terdiri dari tiga bagian utama, yaitu core, 820 nm bergerak lebih lambat dari pada energi pulsa
cladding,dan coating. Core adalah bagian dimana pada bagian panjang gelombang 850 nm. Sedangkan
cahaya akan dilewatkan. Cladding berfungsi untuk untuk sumber sinar dengan λ di atas 1,3 μm,
memantulkan kembali cahaya ke dalam kabel optik, keadaannya malah menjadi terbalik. Jika terdapat
sehingga cahaya tidak akan keluar dari core. sebuah line width 1320 – 1350, maka bagian λ=1320
Sedangkan coating berfungsi sebagai pelindung kabel nm bergerak lebih cepat dari pada bagian λ=1350 nm,
optik. Kita tahu bahwa kabel optik dibuat dari kaca, sehingga terjadi pelebaran pulsa seperti keadaan di
maka akan sangat rapuh, maka dibutuhkan coating atas.
sebagai pelindung serat optik ini.
Bit time Bit time
1 0 1 0
2.3.1 Fiber optik single mode (a)
(b)
Sesuai namanya, kabel optik jenis ini
hanya mampu melewatkan satu modus cahaya saja. (c)
Hal ini di karenakan rancangan geometrinya yang
memiliki diameter inti yang sangat kecil, yaitu sekitar (d)
8 – 12 μ Meter. Efek dari kecilnya diameter ini
adalah, kabel jenis ini hanya mampu melewatkan satu Gambar 2.3 ISI akibat dispersi
jenis modus optik. Namun hal ini membawa
keuntungan, yaitu lintasan tempuh oleh sinyal optik Dispersi sinyal akan membatasi nilai lebar
jadi minimum, dengan demikian bit rate data yang pita (bandwith) maksimum yang dapat dicapai.
dapat dilewatkan lebih tinggi daripada fiber jenis Hubungan antara bandwith dan bit rate pada sistem
multimode. NRZ adalah sebagai berikut, [3]
2.4 Dispersi
(max)=2× (2.1)
Serat optik memiliki beberapa
karakteristik penting dalam menyalurkan sinyal Persamaan di atas dipakai dengan
informasi diantaranya adalah dispersi. Sinyal menganggap tidak ada nilai ISI, namun pada
informasi dalam serat optik akan mengalami kenyataanya nilai ISI akan muncul. Sehingga
pelebaran pulsa pada proses transmisinya. Proses besarnya Bandwith kerja alat akan lebih besar
terjadinya pelebaran pulsa ini disebut dispersi. Bila
3
4. daripada hasil persamaan di atas. Hal ini untuk 4. Analisa dengan matlab 7
mengatasi gangguan akibat ISI.
3.2 Penentuan Hardware yang digunakan
2.5 Detektor optik
3.2.1 Transmitter
Detektor optik / fotodetektor, atau lebih
khusus photo diode berfungsi mengubah sinyal optik Sumber cahaya yang digunakan pada tugas
menjadi sinyal elektrik. Proses ini digambarkan akhir ini adalah Light Amplification by Stimulated
dengan sistematis pada gambar 2.6. Foton diserap Emision of Radiation (LASER). LASER dipilih
atom dan menyebabkan elektron berpindah dari pita karena merupakan sumber gelombang
valensi ke pita konduksi. Perubahan energi pada elektromagnetik koheren yang memancarkan
elektron adalah Eg; yang berarti foton harus memiliki gelombang pada frekuensi infra merah dan cahaya
level energi yang-minimal-sama dengan Eg. Dengan tampak. Koheren dalam hal ini adalah berfrekuensi
demikian, keadaan ini bisa dinyatakan dengan tunggal, sefase, terarah dan terpolarisasi dan
persamaan berikut. memiliki lifetime yang panjang.
E p Eg
(2.2) Tabel 3.1: Parameter Transmitter
h f Eg
Nama Lambang Nilai Satuan
Level energi elektron
power P 5 dBm
pita konduksi
output
Eg
foton
Level
hole muatan q 1,6 x C
energi
-19
valensi
elektron 10
Gambar 2.6: proses pembentukan elektron-hole wavelength λ 1550 nm
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Rise/fall tr/tf 9 ps
fotodetektor tidak akan merespon frekuensi di bawah time
fc Eg / h (2.3) lebar 8 pm
spektral
Atau panjang gelombang yang melebihi :
Threshold Ith 35 mA
c c h / E g (2.4)
current
3.2.2 Kanal Transmisi
III. SPESIFIKASI SISTEM
Kabel serat optik merupakan media
3.1 Pendahuluan propagasi sinyal informasi yang dikirim oleh
transmitter ke receiver. Serat optik yang digunakan
Dalam proses menuju pembuatan, penulis melakukan di sini adalah jenis singel-mode yaitu jenis NZDSF
terlebih dahulu suatu perancangan tahapan untuk Pemilihan jenis fiber NZDSF dikarenakan pemakaian
mendapatkan hasil desain yang optimal untuk di transmitter yang bekerja pada panjang gelombang
implementasikan. Adapun tahapan yang dilakukan 1550 nm. Dimana pada panjang gelombang 1550 nm
adalah sebagai berikut: NZDSF memiliki dispersi yang paling minimum.
Sedangkan pada NDSF, dispersi minimumnya terjadi
1. Penentuan hardware yang digunakan
pada panjang gelombang 1310 nm.
2. Mencari datasheet hardware
3. Perhitungan berdasarkan spesifikasi
hardware
4
5. Tabel 3.2: Parameter Serat Optik IV. ANALISA SISTEM DAN MODULASI
4.1 Pendahuluan
Nama Lambang Nilai Satuan
Analisa sistem dapat dilakukan setelah perancangan,
dan pemilihan harddwarw mencukupi. Hasil ukur
Sensitifitas -34 dBm yang diperoleh akan dijadikan perbandingan dengan
minimum Rx PRx hasil simulasi, untuk kemudian dilakukan analisis
terhadap penyimpangan dari hasil simulasi yang
Margin Sistem Ms 6 dB dilakukan.
Redaman c 1 dB 4.2 Analisa Format Modulasi Keluaran Modulator
konektor Mach Zehnder
Redaman splice s 0,1 dB Proses pembentukan bit informasi adalah
dengan menerapkan operasi xor. Bit informasi
pertama yang masuk di delay selama satu periode bit,
Redaman fiber f 0,22 dB/km
untuk kemudian di xor kan dengan bit setelahnya.
Jadi bisa dikatakan, pada DPSK bit informasi adalah
Panjang fiber Lkab 20 km hasil operasi xor bit sekarang dengan bit sebelumnya.
per roll
Dispersi fiber Dfiber 8 ps/nm.km
3.2.3 Receiver
Receiver merupakan bagian sistem yang
berfungsi menerima sinyal yang dipropagasikan
untuk kemudian diolah dalam proses selanjutnya.
Secara umum, fungsi utama receiver adalah Gambar 4.2 pembentukan format modulasi NRZ-
memisahkan sinyal info dari gangguan noise untuk DPSK
kemudian direkonstruksi kembali sehingga sesuai
dengan info yang dikirim.[10] Gambar yang pertama, menunjukan bit-bit
informasi yang akan dikirimkan. Kemudian gambar
Tabel 3.3: Parameter photo detector APD kedua menunjukan gambar yang dikeluarkan oleh
dpsk modulator, yang tentu saja sudah dalam format
modulasi DPSK. Perlu diingat disini, bit satu dan nol
tidaklah mempresentasikan level daya dari bit
Nama Lambang Nilai Satuan
informasi. Melainkan suatu perubahan fasa sinyal.
Karena seperti telah dijelaskan diawal, NRZ-DPSK
tidak menggunakan perubahan level daya dalam
Wavelength λ 1550 nm sistem representasi bit informasi.
4.3 Perhitungan dan Analisa Sistem
Optikal
Pmin -34 dBm
sensitivity 4.3.1 Analisa Rise Time Budget
Pada awalnya sistem ini direncanakan untuk
APD transmisi data sejauh 800 Km. Namun pada
R 0,4 A/W
responsivity kenyataannya sistem tidak mampu mencapai jarak
tersebut dikarenakan dibatasi oleh risetime budget.
5
6. Margin daya 6 dB
Daya terkecil yang dapat
-34 dBm
diterima receiver
Dengan menggunakan parameter-parameter
di atas maka power budget dapat di hitung
menggunakan persamaan di BAB III. Hasil
perhitungan didapatkan bahwa jarak terjauh yang
Gambar 4.3 risetime membatasi jarak transmisi bisa ditempuh adalah 171,36 Km. Jarak tempuh ini
masih dalam batasan risetime NRZ-DPSK.
Pada grafik diatas digambarkan bagaimana
hubungan risetime dengan jarak transmisi data. 4.3.3 ANALISA DISPERSI
Dimana garis merah menyatakan risetime total
sistem, dan garis hijau adalah total risetime yang Estimasi konservatif yang biasa digunakan untuk
diperbolehkan dalam format modulasi NRZ-DPSK memprediksi batasan dispersi adalah sebagai berikut
pada bit rate 40 Gbps. [3]
Sistem akan bekerja dengan baik jika masih =
dibawah batasan risetime, atau dari grafik di atas bisa
dikatakan, selama risetime sistem masih dibawah
nilai 17,5 ps. Dari grafik di atas juga dapat dilihat, dengan = bandwith perangkat
sebelum data di transmisikan, sistem sudah memiliki = besarnya dispersi
risetime sebesar hampir 13 ps. Nilai ini muncul dari
risetime receiver dan transmitter yang nilainya dapat Dari persamaan di atas dapat di tentukan
dilihat di BAB III bagian daftar spesifikasi hardware. batasan dispersi untuk sistem ini adalah sebesar 11.1
Ini berarti sistem ini hanya memiliki sisa kira-kira ps. Namun dispersi sekarang sudah bisa diatasi
hanya 4 ps untuk masih bisa berjalan maksimal. dengan penggunaan kabel optik jenis DCF(
dispersion compensate fiber). Yaitu kabel optik yang
4.3.2 ANALISA POWER BUDGET dibuat sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan
nilai dispersi negatif. Merujuk pada penelitian
Pada tabel berikut akan di tampilkan sebelumnya, masalah dispersi akan diatasi dengan
parameter-parameter yang berkaitan erat dengan penggunaan kabel optik single mode triple cladding,
perhitugan power link budget sistem. Nilai-nilai pada yang memiliki nilai dispersi sebesar -196.5 ps/nm.km
tabel ini diambil dari dari datasheet hardware yang [5]. Panjangnya DCF yang dibutuhkan dapat di
digunakan. Dari data-data berikut akan dilakukan tentukan dengan persamaan berikut :
perhitungan power link budget
L= ×L
Tabel 4.1 Parameter power budget
dengan,
+Nama Nilai Satuan L =panjang DCF
D = nilai dispersi fiber optik
Daya kirim 5 dBm L= panjang link transmisi
= nilai dispersi DCF
Redaman Maka didapat untuk jarak transmisi sebesar
0,1 dB
sambungan(fusion splice) 171.36 Km dibutuhkan kabel DCF sepanjang 6.97
km. Kabel ini nantinya akan disisipkan di bagian-
Redaman kabel optik 0,22 dB/km bagian dimana dispersinya sudah melewati ambang
batas dispersi sistem.
Panjang kabel per roll 20 km
Redaman konektor 1 dB
6
7. 4.3.4 Analisa BER (Bit error rate)
Analisa BER dilakukan berdasarkan perhitungan S/N
sistem. S/N adalah perbandingan antara level daya Dari hasil kalkulasi, didapatkan nilai x
sinyal dengan level daya noise. Semakin besar nilai adalah 3.5395 saat perangkat receiver bekerja pada
S/N maka sistem akan menandakan sistem tersebut suhu 10 C , dan 3,5386 saat suhu kerja alat adalah 35
bekerja baik. C.
Tabel 4.2 Noise terhadap temperatur alat
TEMPERATUR NOISE TOTAL SNR
C (283 K)
C (308 K)
Gambar 4.7 erf(x) pada suhu 283 K
Tabel diatas menunjukan besarnya noise
total sistem yang dipengaruhi oleh temperatur kerja
alat. Kemudian setelah nilai SNR didapatkan, dapat
dilakukan perhitungan BERnya dengan
menggunakan persamaan berikut
= - erf (0.354 )
dan didapatkanlah hasil perhitungan sebagai berikut,
pada suhu kerja perangkat
Tabel 4.3 nilai BER pada suhu kerja tertinggi dan
terendah Gambar 4.8 erf(x) pada suhu 308 K
4.4 Optimasi Sistem
Hasil analisa didapatkan bahwa BER sistem
TEMPERATUR KERJA ALAT BER adalah pada kondisi terbaiknya. Hal
ini tidak terlalu baik, karena ini berarti sistem
berpeluang terjadi kesalahan sebesar 5,589 bit dalam
C (283 K) setiap data rate. Ini berarti dalam sistem yang
menerapkan 40 X bit per sekon, akan terjadi
sekitar 715 bit error setiap detiknya.
C (308 K)
Sedangkan nilai erf(x) kita tentukan dengan
persamaan berikut :
7
8. Sebab, tanpa penggunaan DCF, jarak
transmisi yang bisa terjadi hanya sejauh
11,1 Km saja
4. Agar BER bisa mencapai
maka dapat dilakukan pemilihan
receiver dengan responsivitas yang lebih
tinggi atau dengan cara memperbesar
preamplification di sisi receiver, namun
harus juga tetap memperhatikan
kemungkinan penambahan noise yang
terjadi. Baik itu shot noise ataupun thermal
noise
Gambar 4.9 Optimasi BER
Pada grafik optimasi di atas, tampak bahwa 5.2 Saran
untuk mendapatkan BER 1 x , dibutuhkan nilai
erf(x) sebesar 4.202 . Kemudian kita kalkulasi Saran untuk penelitian dan pengembangan
dengan persamaan 4.X didapat SNR yang dibutuhkan selanjutnya yang berhubungan dengan topik tugas
adalah sebesar 140.89dB, bandingkan dengan sistem akhir ini adalah:
ini yang memiliki SNR sebesar 99,98 dB.
Dibutuhkan sekitar 40 dB lagi. 1. Analisa terhadap bitrate yang lebih
tinggi (80 Gbps) dan juga penggunaan pada
V. KESIMPULAN DAN SARAN sistem multi kanal.
2. Analisa dan perbandingan dalam
5.1 PENDAHULUAN bitrate yang sama terhadap format modulasi
Dari pengujian dan analisa yang dilakukan, yang lain, misalnya NRZ mark, Return to
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : bias, Biphase (Manchester).
1. Sistem berjalan cukup baik, batasan 3. Analisa efek Penggunaan EDFA
rise time oleh format modulasi NRZ cukup pada sistem jarak yang lebih jauh.
untuk mendukung transmisi jarak jauh.
Dengan format modulasi DPSK, sistem jadi DAFTAR PUSTAKA
lebih tahan terhadap error dimana hasil
analisis menunjukan BER sistem adalah [1] . Powers, John, “Fiber Optic
Systems”, Second Edition,
sebesar .
Singapore, 1999
2. Parameter yang berpengaruh pada
BER sistem adalah temperatur kerja
[2]. Palais, J.C., “Fiber Optic
perangkat, responsivitas receiver, dan
Communications”, Prentice-Hall
bandwith sistem. Dimana kinerja sistem
International, Inc.,
akan sebanding terhadap tingkat
Second Edition, London, United
responsivitas receiver dan juga besaran
Kingdom, 1988
bandwith sistem, namun akan berbanding
terbalik terhadap besarnya temperatur
[3]. Zanger, H & Zanger, C, ”Fiber
perangkat. Semakin besar bandwith kerja
Optics: Communication and Other
sistem, maka bitrate akan makin tinggi,
Applications”,
namun bit rate yang makin tinggi itu juga
Collier McMillan Canada, Inc.,
akan mengakibatkan noise yang timbul
Toronto, Canada, 1991
akan makin besar.
3. Sistem memiliki keterbatasan dari
[4]. S. Ramachandran, B. Mikkelsen, L.
sisi perangkat. Risetime total perangkat
C. Cowsar, M. F. Yan, G. Raybon,
yang digunakan masih cukup besar untuk
L. Boivin, M. Fishteyn, W.
bisa mencapai jarak tempuh yang
A. Reed, P. Wisk, D. Brownlow, R.
diinginkan di awal, yaitu 800 km. Selain
G. Huff, and L. Gruner-
itu, diperlukan juga penggunaan serat
Nielsen,”All-Fiber Grating-Based
DCF(Dispersion Compensate Fiber) untuk
Higher Order Mode Dispersion
mengatasi masalah dispersi yang timbul.
8
9. Compensator for Broad-Band
Compensation and 1000-km
Transmission at 40 Gb/s ”. IEEE
PHOTONICS TECHNOLOGY
LETTERS, VOL. 13, NO. 6, JUNE
2001
[5]. Wicaksono, Prima., ” Perancangan
dispersion compensating fiber pada
fiber singel mode dengan
panjang gelombang 1550 nm” TA.
IT Telkom. Bandung, 2009
[6]. S.Q.Mawlud and M.I.Azawi ,
“Influence of Laser Diode
Parameters on the
Performance of Mach Zehnder
Modulator”. Physics Dept., College
of Education, University of
Salahaddin, Erbil, Iraq ,2006
[7]. Dr. Ilya Lyubomirsky., “ Advanced
Modulation Formats for Ultra-
Dense Wavelength Division
Multiplexing”. University of
California, California, USA,
2007
[8]. Zaenol Rachman,A “Analisa
Perbandingan Sistem Format
Modulasi Optik NRZ- DPSK &
RZ-DPSK Terhadap NRZ-OOK
Pada Sistem Ligthwave
Berkecepatan Tinggi” TA. IT
Telkom. Bandung, 2009
[9]. Agus Salim, D , “ Perencanaan
Jaringan Serat Optik DWDM PT
Bakrie Tbk,link Bogor-Bandung”,
TA FT.UI. Depok, 2008
[10]. Selvarajan, A., “Optical Fiber
Communication Principles and
Systems”, Mc. Graw - Hill,
Comp., International edition,
Singapore, 2002
9