Modul fiber optik untuk mahasiswa tingkat universitas
Tugas kelompok komunikasi data
1. TUGAS KELOMPOK KOMUNIKASI DATA
SISTEM KOMUNIKASI KABEL LAUT (SKKL)
Disusun oleh:
Indriani Septinia (3332090833)
Rensi Salsabilla (3332090894)
Taufiqurrahman (3332092950)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGUNG TIRTAYASA
2012
2. 1. Pendahuluan
Pada saat ini komunikasi adalah hal yang sangat penting. Banyak
jenisnya salah satunya komunikasi data. Apa itu komunikasi data?
Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang
secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan
informasi diantara komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam
bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data
berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital.
Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu masyarakat
informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang
memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.
Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat maka tersedia
sangat banyak bentuk komunikasi bahkan untuk berkomunikasi pada jarak
jauh, misalnya antar kota, antar pulau, antar negara, bahkan antar benua.
Tetapi sistem komunikasi apakah yang baik digunakan untuk
telekomunikasi tersebut? Jawabannya adalah dengan Sistem Komunikasi
Kabel Laut (SKKL).
2. Pengertian SKKL
System komunikasi kabel laut (SKKL) adalah suatu system
komunikasi melalui laut dengan menggunakan media transmisi kabel
koaksial yang diletakkan terbaring diatas dasar laut pada bagian air yang
dalam atau dalam parit di dasar laut pada bagian air yang dangkal. Kabel
koaksial yang dipergunakan mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu
terutama mengenai perlindungan terhadap tegangan tarik dan gangguan
luar. Kabel ini dirancang agar mampu beroperasi bebas dari gangguan
dalam masa yang cukup lama yakni sekitar dua puluh taun atau lebih.
Kondisi dasar laut Indonesia sangat baik untuk system komunikasi
kabel laut karena tidak ada hal-hal yang luar biasa yang dapat menganggu
pemasangan maupun pengoperasiannya sehingga akan menambah
keuntungan dari segi keamanannya dan pemeliharaannya.
Dalam operasinya, system komunikasi kabel laut ditunjang oleh
peralatan-peralatan baik yang berada di laut maupun yang berada di darat.
Peralatan yang berada di laut adalah pengulang (repeater ) dan perata
(equalizer) dan yang didarat adalah terminal.
3. Repeater berfungsi sebagai pengatasi kehilangan daya yang terjadi
karena adanya redaman. Sedangkan equalizer berfungsi untuk
memperbaiki penyimpanan-penyimpangan yang timbul akibat redaman
tersebut. Stasiun terminal digunakan untuk memonitor, memelihara
system, menyalurkan informasi dan memberikan daya yang diperlukan.
Sejak 2003, kabel bawah laut telah menghubungkan seluruh benua
dunia kecuali Antarktika. Kabel laut juga Merupakan Jaringan/sambungan
backbone dari satelite, jadi selain telekomunikasi ke luar nagara tidak
hanya menggunakan satelite tapi juga dengan teknologi kabel laut. Kabel
yang di gunakan itu sendiri tidak seperti pada kabel umumnya. Tapi yang
di gunakan adalah kabel khusus yg terdiri dari komponen2 tertentu.
contohnya: memiliki armor/pelindung agar tahan terhadap
benturan/gesekan yang ada pada bawah laut. dan jenis kabel yang di
gunakan adalah kabel cahaya / kabel optik.
Pemasangan kabel laut juga menggunakan cableship (kapal laut
yang sangat besar dan di khususkan untuk menggelar / laying cable di laut)
tapi sebelum di mulai menggelar kabel di laut sebelumnya di adakan
survei d dasar laut dengan menggunakan alat atau pun manusia.
4. Beberapa contoh penerapan SKKL di dunia,
a. SEA-ME-WE yang berjarak 13.500 KM menggunakan kabel koaksial
yang menghubungkan Singapore dan Perancis dengan landing points di
Indonesia, Sri Lanka, Djibouti, Saudi Arabia, Mesir and Italy. Secara
resmi dibuka pada tanggal 8 September 1986.
b. SEA-ME-WE 2 yang berjarak 18.000 KM menggunakan kabel serat
optik yang menghubungkan Singapore dan Perancis dengan landing
points di Indonesia, Sri Lanka, India, Djibouti, Saudi Arabia, Mesir,
Cyprus, Turkey, Tunisia, Algeria and Italy. Di Indonesia mulai
dioperasikan pada tahun 1993/94.
c. SEA-ME-WE 3 yang berjarak 40.000 KM menggunakan kabel serat
optik yang menghubungkan Australia, Belgium, Brunei, PR China,
Cyprus, Djibouti, Mesi, Perancis, Yunani, Hong Kong, India,
Indonesia, Italy, Jepang, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Morocco,
Myanmar, Oman, Pakistan, Filipina, Portugal, Saudi Arabia, Singapore,
Sri Lanka, Thailand, Turkey, Uni Emirat Arab, Inggris, Vietnam. Mulai
beroperasi tanggal 30 Agustus 1999, Pembuat kabelnya adalah Alcatel
Submarine Networks, AT&T - SSI, KDD-SCS and Pirelli.
d. SEA-ME-WE 4 yang juga menggunakan kabel serat optik merupakan
proyek terakhir yang saat ini digunakan, dengan panjang mencapai
20.000 KM dan kapasitas hingga 1.2 Terabyte Per Second, sistem ini
mulai bisa dioperasikan sejak tahun 2004. Juga digunakan untuk
menghubungkan Singapore dan Perancis dengan landing points di
Malaysia, Thailand, Bangladesh, India, Sri Lanka, Pakistan, United
Arab Emirates, Saudi Arabia, Egypt, Italy, Tunisia, dan Algeria.
Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang sudah terinstalasi di
berbagai belahan dunia.
5. 3. Komponen – Komponen Kabel Optic
Komponen-komponen serat optik diperlukan untuk membangun
suatu sistem jaringan serat optik. Beberapa komponen dasar serat optik
adalah sebagai berikut:
1. Optical Transmitters/Receivers
Parameter yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan
transmitter antara lain adalah daya keluaran, rise/fall time, extinction
ratio, jenis modulasi, side-mode supression ratio dan kestabilan panjang
gelombang serta temperatur. Daya keluaran tergantung pada jenis
transmitter yang digunakan, dengan DFB laser kira-kira 1mWatt sampai
10 mWatt (10dBm). Laser secara fisik biasanya dibatasi oleh peak
transmit power, dari segi keselamatan laser dibatasi oleh peraturan yang
berkenaan dengan keamanan sinar terhadap mata. Ketidaklinearan serat
yang sebanding dengan daya keluaran optik juga menjadi pertimbangan
khusus. Nilai rise time/fall time haruslah sekecil mungkin (dibatasi oleh
kemampuan komponen) untuk meningkatkan optical bandwidth. Laser
pada transmitter dapat dimodulasikan secara langsung (direct
modulation) atau secara terpisah dengan menggunakan external
modulator. Direct modulation lebih murah, namun dapat menyebabkan
lebar spectral menjadi lebih besar akibat adanya chirp. Hal ini
menyebabkan adanya penambahan power penalty akibat dispersi
kromatik. Penalty ini dapat dikurangi dengan extinction ratio. Untuk
sistem komunikasi yang lebih murah dan relatif berkecepatan rendah,
dapat digunakan Light Emitting Diodes sebagai transmitter.
2. Fiber Optic
Pemilihan serat optik merupakan hal yang penting dalam
menentukan dispersion-limited distance yang dapat ditempuh suatu
sinyal tanpa regeneration. Serat pertama yang diproduksi adalah
multi-mode fiber yang memiliki diameter inti sebesar 62 um Multi-
mode fiber terdiri dari beragam jalur yang dapat dilintasi sinar.
Dalam satu kabel terdapat beberapa ratus lapisan kaca yang indeks
biasnya semakin rendah jika semakin jauh dari inti. Serat ini masih
umum digunakan pada local area network, karena dapat
menggunakan LED yang haganya relatif murah sebagai transmitter-
nya. Untuk aplikasi medium haul dan long haul, dapat digunakan
single mode fiber yang memiliki diameter inti yang kecil (sekitar
10um) karena bandwidth-nya lebih tinggi. Pada single mode fiber,
hanya satu jenis cahaya yang dapat dikirimkan pada satu waktu.
6. Karena adanya efek mekanika quantum, cahaya yang melintas pada
inti yang sangat sempit cenderung untuk tetap menyatu. Dispersi
kromatik merupakan kendala tersendiri yang membatasi
pengembangan jaringan optik. Dispersi kromatik merupakan
penghamburan pulsa data yang terjadi secara alami saat cahaya
melintasi saluran serat optik.
Konfigurasi umum SKSO
Penghamburan pulsa ini terjadi karena setiap panjang gelombang yang
membentuk pulsa optik melintas dengan kecepatan yang sedikit
berbeda. Dispersi kromatik menjadi suatu masalah jika pulsa yang
dipancarkan mulai mengalami overlap dan penerima tidak bisa lagi
membedakan bit “satu” dan “nol”. Pengaruh dispersi kromatik adalah
peningkatan bit error rate (BER) yang tidak dapat ditoleransi, yang
memmbatasi jarak yang dapat ditempuh sinyal tanpa regenerasi.
Dispersi kromatik
7. Kabel Fiber Optic
3. Polarization Mode Dispersion pada Serat Optik
Ketergantungan indeks bias pada panjang gelombang menyebabkan
dispersi kromatik pada single mode optical fibre. Sama halnya pada
serat optik yang sesungguhnya, indeks bias yang dialami oleh suatu
sinyal optik ditentukan oleh bidang polarisasi cahaya pada serat. Hal
ini disebut birefringence dan menyebabkan polarization mode
dispersion pada serat.
4. Filter Optik
Agar WDM dapat dimanfaatkan dengan baik untuk komunikasi,
maka harus ada suatu cara untuk memilih kanal yang membawa
informasi tertentu. Secara khusus, akan menguntungkan apabila
pemilihan tersebut dapat dilakukan pada optical domain. Filter optik
menawarkan berbagai keuntungan seperti insertion loss yang kecil,
polarization insensitivity, stabilitas terhadap perubahan lingkungan,
dan hanya terjadi sedikit atau bahkan tidak terdapat crosstalk. Filter
juga berperan dalam switching sistem optik. Filter Fabry-Perot
digunakan untuk memfilter noise dan melakukan
selection/deselection pada sisi receiver. Filter ini berdasar pada celah
(cavity) resonans yang dibentuk oleh dua cermin yang sangat
refraktif yang diletakkan secara parallel satu sama lain.
Transmittance filter Fabry-Perot merupakan fungsi frekuensi. Fungsi
transmittance bisa saja benar-benar sempit, tergantung pada
rancangan cavity (celah). Parameter yang digunakan untuk
8. mengkarakterisasi filter tersebut antara lain finesse (kehalusan), yang
antara lain menyangkut rasio FSR (Free Spectral Range) dan
bandwidth. Filter ini biasanya memiliki finesse sekitar 100, dengan
bandwidth 1 nm atau kurang dan insertion loss 2 dB. Filter Fabry-
Perot banyak tersedia di pasaran dan keuntungan utamanya adalah
dapat disetel untuk memilih kanal yang berbeda pada sistem WDM.
5. Penguat optik
Beberapa faktor menyebabkan penguat EDFA menjadi pilihan utama
pada sistem komunikasi masa kini. Hal ini menyangkut ketersediaan
semiconductor pump laser yang ringkas dan andal, yang kenyataanya
membuat semua komponen fiber bebas polarisasi dan mudah dalam
mengkopel cahaya masuk dan keluar, kesederhanaan dari peralatan
ini, dan fakta bahwa tidak terjadi crosstalk pada saat memperkuat
sinyal WDM. EDFA juga dapat dibuat untuk masa pakai 25 tahun,
sehingga sangat cocok untuk dipakai pada komunikasi kabel laut.
Cara termudah dalam menganalisis serangkaian penguat optik adalah
dengan mengasumsikan bahwa semua penguat memiliki gain yang
sama dan loss antar penguat tepat sama dengan gain penguat.
Perancangan rangkaian penguat harus dapat menyediakan
pengendalian optical power level, pengendalian akumulasi noise,
harus menyediakan bandwidth optik yang memadai untuk kanal data,
dan harus meminimalisir distorsi pulsa yang disebabkan dispersi
kromatis dan pengaruh non-linear.
6. Optical Add/Drop Multiplexer
Optical Add/Drop multiplexers (OADM) dapat beroperasi pada
domain optik sehingga node yang terdiri dari OADM dapat
melakukan add/drop sebuah kanal optik dengan perbedaan data rate,
protokol, dan format sinyal yang digunakan. OADM menyediakan
alokasi panjang gelombang secara fleksibel. OADM memungkinkan
carrier untuk melakukan reconfigure terhadap network traffic untuk
menoptimalisasi data transport dan memperoleh restorasi yang cepat
pada saat terjadi kegagalan jaringan.