Metode pembinaan pramuka efektif dan efisien melibatkan pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan karakter peserta didik, penataan bahan dan media latihan yang mudah dipahami, serta pembangunan komunikasi yang harmonis. Sistem among memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk bergerak secara kreatif sesuai minat mereka.
1. METODE PEMBINA PRAMUKA PENEGAK
OLEH:
RADJLAN
4 POKOK PEMBHASAN
1. Mengenal ragam metode membina
2. Mengidentifikasi cara belajar efektif dan efisien
3. Menerapkan system among dalam dunia penegak
4. Menentukan metode membina yang sesuai dengan tujuan
- MENGENAL RAGAM METODE MEMBINA
Membina Pramuka merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan
mengembangkan :
1. Kepribadian (kualitas Nilai)
2. Pengetahuan dan Keterampilan
3. Minat, keingnan, bakat serta kemampuan peserta didik sehingga menjadi manusia yang
kreatif, inovatif, pelopor, dan mandiri
Untuk dapat mebina dengan baik maka seseorang harus mengenal, mengerti dan memahami
dengan benar :
1. Siapa yang dibinanya, yakni sifat-sifat dasarnya, dan latar belakang kehidupanya
2. Jumlah orang yang akan dibina
Ada beberapa metode yang dapat diterpakan oleh Pembina dalam kegiatan pembinaan pramuka,
agar kegiatan tidak monotone dan lebih bervariasi, antara lain:
1. Metode Cerita. Agar peserta didik bersemangat melaksanakan kegiatan, maka kegiatan itu
harus dibungkus dengan cerita, Cerita yang disajikan jangan terlalu fantastis (khayal), cukup
masuk akal, berkaitan dengan cerita rakyat dan pahlawan
2. Metode pemecahan masal. Misalnya dengan pemberian surat sandi, teka teki.
3. Metode tak terduga (surprise) Yaitu : Memberikan kegiatan yang tidak dibertahukan sebelunya
misalnya pemberian hadia ulang tahun, menguji kecakapan melalui permainan sehingga yang
bersangkutan tidak tahu bahwa ia diuji.
4. Metode Lomba yakni sekali-kali mengadakan lomba antar peserta didik secara perorangan
untuk menggairahkan peserta didik.
5. Metode Kerja Kelompok yaitu memberikan tugas kepada tiap regu yang diawasi oleh
pembinanya.
6. Metode bermain peran yaitu peseta didik diminta untuk memerankan suatu peran dalam traksi
api unggun
2. 7. Metode pangkalan yaiut menggunakan pos/ pangkalan sebagai tempat untuk memberi latihan-
latihan tentang beberapa hal sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
8. Metode belajar sambil melakukan Yaitu peserrta didik diberi latihan sekaligus
memraktekannya. Misalnya tali temali, semaphore, LKBB dsb.
9. Metode diskusi yaitu mengakat suatu tema untuk dipecahkan bersama baik per regu ataupun
satu pasukan dengan dimpimpin oleh seorang Pembina.
Mengidentifikasi Cara Belajar Efektif dan Efisien
Efisiensi bermakna:
1. Tempat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang
waktu, tenaga, biaya);
2. Mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat; berdaya guna; bertepat guna.
Efektif bermakna :
1. Ada efeknya (akibatnya, pengaruh, kesannya);
2. Manjur atau mujarab; dapat membawa hasil; Berhasil guna (tt usaha, tindakan)
3 LANGKAH CARA BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN
1. MEMILIH METODE MENGAJAR SESUAI KEBUTHAN PESERTA DIDIK
Metode diartikan cara untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Oleh sebab itu cara
yang dipilih sesuai kebutuhan peserta didik.
Dalam hal ini adalah karakter dan kemampuan peserta didik. Setiap Pembina pasti mengerti
bagaimana cara menetapkan metode yang sesuai ataupun yang belum sesuai untuk diterapkan,
sesuai dengan pengalam Pembina.
2. PENATAAN BAHAN DAN MEDIA LATIHAN
Bahan-bahan dan media merupakan seperangkat alat yang siap diberikan kepada peserta didik
melalui proses pada saat latihan di gudep. Materi perlu ditata dan diatur sedemikian rupa
sehingga mudah dikuasai oleh penegak dimana menyangkut penggunaan bahas yang lebih
sederhana, dimulai dari materi yang paling muda ke materi yang paling tinggi kedulitannya.
3. MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG BAIK
Hal yang tak kalah penting dalam upaya mengajar pramuka yang efektif dan afisien adalah
membangun kominkasi yang baik antar Pembina dengan peserta didik.kominkasi yang baik
ditandai dengan adanya interaksi (hubungan timbal balik) yang harmonis selama kegiatan
berlangsung. Peserta didik bebas dari rasa tertekan oleh Pembina, tidak ada intimidasi atau
pemaksaan target tententu.
3. MENERAPKAN SISTEM AMONG DALAM DUNIA PENEGAK
Hubungan Pembina Pramua dengan peserta didik merupakan hubungan khas, yaitu setiap
Pembina pramuka wajib memperhatikan perkembangan mitra didiknya secara pribadi agar
perhatian terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan.
Penyelenggaraan pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara Pembina
dengan peserta didik menggunkana sistem among.
SISTEM AMONG ADALAH
Sistem Among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam gerakan pramuka.
Sistem Among merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan
kebebsan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan
sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah keharusan, paksaan, dengan maksud
untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai
dengnan aspirasi peserta didik.
Sistem Among mewajibkan Pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai
berikut :
1. “Ing ngarso sung tulodo”, maksudnya di depan menjadi teladan.
2. “Ing Madya mangun Karso”. maksudnya di tengah-tengah mereka Pembina membangun
kemauan
3. “Tut wuri handayani”. Maksudnya dari belakang Pembina memberikan daya/kekuatan atau
dorongan dan pengaruh yang baik daerah kemandiri.
Sistem Among dalam Gerakan Pramuka, Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan pribadi, bakatnya, kemampuanya, cita-citanya. Pembina Pramuka sebagai
Pamong hanyalah, menjaga, membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi tempat
berkonsultasi dan bertanya.
Peserta didik harus diperlakukan dan dihargai sebagai subjek pendidikan, bukan hanya sebagai
objke pendidikan belaka yang hanya bergiat kalau disuruh pembinanya, tetapi mereka diberi
kebebasan untuk bergerak dan bertindak dengan leluasa agar tumbuh rasa percaya diri, agar
berkembang kreativitasnya sesuai dengan aspirasi mereka.
SISTEM AMONG PADA PRAMUKA PENEGAK
Pramuka Penegak sudah mulai memamsuki masa sosial dan berusaha mencari identitas atau jati
diri. Mereka juga tingkat kestabilan emosinya belum mantap, mudah terprovokasi dan mudah
berubah
Pramuka Penegak juga menyukai kenyataan dan menjujung tinggi realitas, memiliki kemauan
yang kuat serta sulit dicegah, agresif, dan senang menyelesaikan persoalan dengan cepat yang
kadang-kadang menggunakan kekuatan fisik mereka.
4. Pada golongan Penegak, Pembina mengambil peran sebagai Pamong dengan sikap memberikan
keleluasaan dalam mengamalkan Satya dan Dharma untuk beraktivitas dan berkreasi (tut wuri
handayani)
MENENTUKAN METODE MEMBINA YANG SESUAI DENGAN TUJUAN
Peserta didik dibina sesuai dengan minatnya untuk bekal mengabdi dan berkarya, melalui
proses:
1. “Learning by doing”, belajar sambil bekerja
2. “Learning by teaching”, bekerja sambil mengajar
3. “Learning to live together”, belajar untuk hidup bersama
4. “Learning to earn”, belajar mencari penghasilan
5. “Earning to live”, penghasilan untuk hidup
6. “Living to serve”, kehidupan untuk bekal mengabdi
7. “Learning to be”, belajar untuk menjadi dirinya
Melalui Pendidikan kepramukaan peserta didik dispakan menjadi kader bangsa yang bermoral
Pancasila yang memiliki
a). Sikap dan moral Pancasila ; dengan jalan melatihkan = Penghayatan & Pengamalan Kode
Kehormatan Pramuka.
b). Keterampilan Manajerial ; dengan jalan melatihkan = Kepemimpinan, Manajemen Satuan,
Hubungan insani, Hubungan Masyarakat.
c). Keterampilan Kepramukaan ; dengan jalan melatihkan = Survival, Pengembaraan, Pengabdian
d). Keterampilan Teknologi ; dengan jalan melatihkan = Kewirausahaan.
KEGIATAN PEMBINAAN HENDAKNYA DISUSUN BERSAMA PESERTA DIDIK DENGAN PERHATIKAN 3
PILAR YANG MERUPAKAN SOSOK GURU KEPRAMUKAAN YAITU :
a. Azas Moderen
Kegiatan Kepramukaan Hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan jaman, selalu
bervariasi dan baru sehingga tidak membosankan.
b. Azas Manfaat
Kegiatan kepramukaan hendaknya disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik,
masyarakat dan lingkungannya.
c. Azas Taat
Kegiatan Kepramukaan hendaknya menjadi media untuk mendidikan pelaksana/ pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka.