Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kecerdasan emosional bagi seorang pemimpin. Pemimpin perlu memiliki kemampuan intelektual namun juga harus didukung oleh kecerdasan emosional, komitmen pribadi dan integritas. Kegagalan pemimpin sering disebabkan oleh kekurangan dalam memahami diri sendiri dan orang lain secara emosional.
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
Pemimpin yang Tepat
1. Oleh Johanes Papu
Team e-psikologi
Jakarta, 19 Oktober 2002
Pada masa era reformasi sekarang ini mencari seorang pemimpin yang tepat memang tidak gampang. Hal
tersebut disebabkan kebanyakan suplay tenaga profesional yang tersedia cenderung kurang siap untuk
menjadi pemimpin yang matang. Kebanyakan para profesional kita, kalau pun punya pendidikan sangat
tinggi sayangnya tidak didukung oleh pengalaman yang cukup. Atau banyak pengalaman namun kurang
didukung oleh pendidikan dan wawasan yang luas. Ketimpangan-ketimpangan tersebut bagi seorang
pemimpin perusahaan / organisasi memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap keharmonisan dan
kinerja dari perusahaan / organisasi.
Banyak pemimpin instant hasil kolusi dan nepotisme di perusahaan-perusahaan Indonesia yang sangat
minim kesiapan namun tetap saja dipakai demi kepentingan politik perusahaan. Akibatnya, seperti
banyak terlihat di negara ini, banyak pemimpin yang malah membawa perusahaannya ke arah keruntuhan
dan kebangkrutan dengan menelan banyak korban material bahkan jiwa. Meskipun demikian, tetap saja
mereka memperkaya diri (tanpa merasa bersalah) dengan aset-aset perusahaan bahkan pinjaman bank
yang seharusnya dipakai untuk menyehatkan perusahaan.
Fenomena apakah yang terjadi atas para pemimpin atau pun profesional kita? Apa yang kurang atau
belum dimiliki oleh para pemimpin perusahaan atau pun organisasi kita sekarang ini? Apa rahasia
keberhasilan para pemimpin yang sukses dalam arti sebenarnya?
Kecerdasan Emosional
Ada kalimat yang sangat menarik yang dikemukakan oleh Patricia Patton, seorang konsultan profesional
sekaligus penulis buku, sebagai berikut:
It took a heart, soul and brains to lead a people…..
Dari kalimat tersebut di atas terlihat dengan jelas bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki perasaan,
keutuhan jiwa dan kemampuan intelektual. Dengan perkataan lain, “modal” yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin tidak hanya intektualitas semata, namun harus didukung oleh kecerdasan emosional
(emotional intelligence), komitmen pribadi dan integritas yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi
berbagai tantangan. Seringkali kegagalan dialami karena secara emosional seorang pemimpin tidak mau
atau tidak dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga keputusan yang diambil bukanlah a
heartfelt decision, yang mempertimbangkan martabat manusia dan menguntungkan perusahaan,
2. melainkan cenderung egois, self-centered yang berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok /
golongannya sehingga akibatnya adalah seperti yang dialami oleh kebanyakan perusahaan di Indonesia
yang high profile but low profit !
Patton sekali lagi mengemukakan pendapatnya bahwa di masa kini perusahaan tidak hanya membutuhkan
pemimpin yang punya kapasitas intelektual. Sebab, yang membuat sukses perusahaan atau organisasi
adalah pemimpin yang bisa mendapatkan komitmen dari karyawan, konsumen serta manajemennya.
Pemimpin seperti itu adalah mereka yang memahami karyawannya sepenuh hati dan sanggup memacu
karyawannya memenuhi persaingan global. Singkatnya, pemimpin yang memiliki kecerdasan intelektual
dan emosional.
Tipe Kepemimpinan
Daniel Goleman, ahli di bidang EQ, melakukan penelitian tentang tipe-tipe kepemimpinan dan
menemukan ada 6 (enam) tipe kepemimpinan. Penelitian itu membuktikan pengaruh dari masing-masing
tipe terhadap iklim kerja perusahaan, kelompok, divisi serta prestasi keuangan perusahaan. Namun hasil
penelitian itu juga menunjukkan, hasil kepemimpinan yang terbaik tidak dihasilkan dari satu macam tipe.
Yang paling baik justru jika seorang pemimpin dapat mengkombinasikan beberapa tipe tersebut secara
fleksibel dalam suatu waktu tertentu dan yang sesuai dengan bisnis yang sedang dijalankan
Memang, hanya sedikit jumlah pemimpin yang memiliki enam tipe tersebut dalam diri mereka. Pada
umumnya hanya memiliki 2 (dua) atau beberapa saja. Penelitian yang dilakukan terhadap para pemimpin
tersebut juga menghasilkan data, bahwa pemimpin yang paling berprestasi ternyata menilai diri mereka
memiliki kecerdasan emosional yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Pada umumnya mereka menilai
bahwa dirinya hanya memiliki satu atau dua kemampuan kecerdasan emosional. Namun yang paling ironi
adalah pemimpin yang payah justru menilai diri mereka secara “lebih” berlebihan dengan menganggap
bahwa mereka punya 4 (empat) atau lebih kemampuan kecerdasan emosional.
Apa yang Harus Dilakukan?
Oleh karena itu, saran bagi anda yang saat ini menjadi pemimpin atau minimal memiliki bawahan cobalah
untuk mempelajari seperti apa tipe kepemimpinan anda. Selain itu cobalah untuk membuka diri untuk
mau mempelajari tipe-tipe kepemimpinan yang lain. Namun sebelum itu, Anda harus terlebih dahulu
memahami kelebihan dan kekurangan anda sehubungan dengan gaya atau tipe kepemimpinan yang akan
anda terapkan.
3. Jangan menyombongkan diri dahulu bahwa Anda seorang pemimpin yang baik. Bukalah mata hati anda
lebar-lebar untuk mendengarkan ide, saran, keluhan atau pun pujian dari karyawan, konsumen dan pihak
manajemen, sehingga apapun keputusan yang akan anda ambil dapat dipahami oleh semua pihak dan
bersifat obyektif. Lakukan juga penilaian terhadap kinerja anda sendiri, apakah penilaian terhadap diri
Anda itu benar-benar obyektif ? Untuk lebih mengetahui obyektivitasnya, bertanyalah pula pada anak
buah yang bukan “anak emas” anda. Ok... (jp)
==Tokoh dan pemikir ilmu politik==
===Tokoh-tokoh politik===
===Pemikir-pemikir politik===
====Mancanegara====
Tokoh tokoh pemikir Ilmu Politik dari kalangan teoris klasik, modern maupun
kontempoter antara lain adalah:
[[Aristoteles]], [[Adam Smith]], [[Cicero]], [[Friedrich Engels]], [[Immanuel Kant]],
[[John Locke]], [[Karl Marx]], [[Lenin]], [[Martin Luther]], [[Max Weber]], [[Nicolo
Machiavelli]], [[Rousseau]], [[Samuel P Huntington]], [[Thomas Hobbes]], [[Antonio
Gramsci]], [[Harold Crouch]], [[Douglas E Ramage]].
====Indonesia====
Beberapa tokoh pemikir dan penulis materi Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari
Indonesia antara lain: [[Miriam Budiharjo]], [[Salim Said]] dan [[Ramlan Surbakti]].
Ini baru bacaan
http://www.e-psikologi.com/manajemen/index.htm