1. ISLAM POLITIK
dalam perspektif
KETELADANAN NABI
Fuad Amsyari, PhD
Dewan Kehormatan ICMI Pusat
*)Disampaikan dalam Seminar Nasional
“Kepemimpinan Profetik Dalam Pilpres 2019”,
UII, Jogja 13 September 2018
2. MATERI PEMBAHASAN:
I. BASIS TAUHID
II. DEFINISI OPERASIONAL
III. KETAULADANAN NABI
IV. PROSES PEMENANGAN KEPEMIMPINAN
V. MEMPOSISIKAN DIRI
5. 1. ISLAM ITU SEMPURNA
(Qs05:03)
2. BERISLAM ITU HARUS UTUH
(Qs02:85, 208)
3. ISLAM MENDATANGKAN RAHMAT
BAGI UMAT MANUSIA & ALAM
(Qs07:96 & Qs21:107)
vs
(Qs02:11 & Qs34:15-16)
6. MISI ISLAM:
Membawa Rahmat bagi Umat Manusia
-Personal: Diri Selamat Dunia-Akherat
-Sosial: Masyarakat Plural termuliakan-
tersejahterakan, berkeadilan
7. SUNNATULLAH
UNTUK MEWUJUDKAN
MISI ISLAM :
1. Personal: Beriman & Bertaqwa
secara utuh dan benar
2. Secara Sosial: Tatanan sosial yang
plural Terkelola sesuai Tuntunan
Allah terkait poleksosbudhankam
8. PARADIGMA SALAH :
1. MEMBENAHI EHONOMI DULU BARULAH
MEMBAHAS KEHIDUPAN BERAGAMA
2. MAMPU MEMBUAT NEGERI JADI HEBAT
TANPA PENERAPAN TUNTUNAN ALLAH SWT
DALAM PENGELOLAAN BANGSA-NEGARA
9. SUKSES TATANAN SOSIAL AKAN
TERWUJUD JIKA:
1. KEPEMIMPINAN Tatanan Sosial yang
Plural oleh Figur Mukmin berkualitas
2. KEBIJAKAN yang dibuat & diterapkan
sesuai dengan Tuntunan Allah SWT
terkait masalah kemasyarakatan
10. INDIKATOR TATANAN SOSIAL
PLURAL YANG SUKSES
(BANGSA-NEGARA BERKAH):
a. Berkeadilan dlm Hukum yg Baik
b. Berkecukupan dan sejahtera
c. Berbudi/Berakhlaq mulia
d. Rukun, tertib, damai, maju
e. Menebar Kemanusiaan yg Beradab
(AXIOMA ISLAM)
12. 1. POLITICS/POLITIK:
The arts or science of government, of
guiding or influencing governmental
policies, or of winning and holding
control over a government
(Seni dan Ilmu terkait Pemerintahan
Nasional/Wilayah yang meliputi arahan &
bentuk kebijakan yang dibuat, serta upaya
pemenangan persaingan dan
pengendalian terhadap pemerintahan)
14. 2. IDEOLOGY/IDEOLOGI:
The integrated assertions, theories, and
aims that constitues political, social, and
economical program
(Integrasi dari nilai, teori, dan cita2
terkait dengan aktifitas kehidupan
bermasyarakat, khususnya dalam Politik,
Ekonomi, dan Sosial-Budaya)
15. 3. ISLAM POLITIK / POLITICS IN ISLAM:
Penerapan Tuntunan Islam dalam Politik
(APPLICATION of Islamic Teachings in
Politics)
17. 4. POLITIK ISLAM / ISLAMIC
POLITICKING
MEMANFAATKAN POLITIK UNTUK MEMBUAT
ISLAM DAN UMAT ISLAM TERSUBORDINASI/
TERKOOPTASI/TERKALAHKAN/TERJAJAH
18. KARENA KONTEK ISLAM POLITIK
adalah
MASYARAKAT-BANGSA-NEGARA
(Bukan Individu)
DIPERLUKAN
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
19. 5. LEADERSHIPS in POLITICS:
Capacity of a Government Leader,
and Ability to lead the Government.
-Who leads
-How, methods or ways, to lead
20. 6. KEPEMIMPINAN ISLAM:
1. Muslim memimpin dalam komunitas
muslim sendiri
2. Muslim memimpin dalam masyarakat
yang Plural / Majemuk
21. TARGET Islam Politik
dalam kehidupan
Bermasyarakat-Berbangsa-Bernegara :
1. Menjadi ‘Pemimpin Formal’ di Negara/Wilayah
yang berpenduduk Plural
2. Penerapan Syariat sosial-kenegaraan dlm
mengelola Negara/Wilayah yg plural setelah
memiliki Kewenangan Formal
(menjadi Pemimpin Formal Negara)
22. KRITERIA DASAR PEMIMPIN FORMAL DI
DUNIA PLURAL MENURUT AJARAN ISLAM:
1. Harus seorang Muslim Pejuang Islam,
Taat Syariat dalam Beritual, Berakhlaq,
Berkeluarga, Bermasyarakat
-Bukan Non-Muslim atau Kafiriin,
-Bukan pula Munafiqin, Dholimin
2. Kecerdasannya Tinggi
3. Berkemampuan dalam Ekonomi
23. PERSAINGAN BEREBUT
KEPEMIMPINAN DALAM DUNIA
PLURAL ADALAH KENISCAYAAN
Akan selalu ada Persaingan antara Islam dengan
kelompok Non-Islam yang mau mengelola negeri
dengan cara non-syariat, cara SEKULER, a.l.:
Kapitalisme,Komunisme, Sosialisme, dll, bahkan
menentang/menghalangi diterapkannya Syariat
Islam dalam pengelolaan negara
24. PERSAINGAN POLITIK
DALAM SUATU NEGARA
( MASYARAKATNYA PLURAL)
merupakan suatu keniscayaam
SIAPKAH UMAT ISLAM
SIAPKAN UMAT ISLAM
26. PERJALANAN HIDUP NABI:
1. Dari lahir sampai turunnya Wahyu pertama (40th)
2. Pengajaran Islam fase Mekah (13th)
3. Pengajaran Islam fase Madinah (10th)
27. TAHAPAN
PENGAJARAN dan PELAKSANAAN ISLAM
OLEH
NABI MUHAMMAD
1. Pengenalan Tauhid
(identitas tuhan yang harus diimani &
harus
ditaati tuntunanNya)
2. Pengajaran Akhlaq
3. Pengajaran Ritual Islam
4. Pengajaran Islam Politik
(menjadikan Islam untuk mengelola
negara)
29. 2. DAKWAH dan PERBAIKAN AKHLAQ
Wahyu ke 2, 3, dst
Pertolongan terhadap Dhuafa
Pembebasan Budak
Kebaikan2 lain
30. 3. RITUAL ISLAM
Mulai dengan perintah Shalat
(Saat Isra’ Mi’raj)
Ayat2 tentang Puasa, Zakat, Haji, Doa, dll
31. 4. MELAKSANAKAN ISLAM POLITIK
a. Diawali dengan Bai’at Aqobah
b. Hijrahnya Rasulullah ke Madinah
c. Piagam Madinah
(Rasulullah sebagai Kepala Negara)
d. Penerapan Syariat dalam mengelola
Negara yang berpenduduk plural
e. Diplomasi ke Negara lain
32. PERKEMBANGAN ISLAM DI ERA NABI
1. Fase Mekah, 13 tahun
a. Pengenalan Tauhid, Dakwah, Akhlaq
Karimah, dan Ritual Islam
b. Perjuangan melalui Dakwah dg model
orang ke orang, rumah ke rumah
c. Berhasil menyadarkan sekitar 300 orang
d. Tatanan Sosial Mekah tetap rusak dan
Islam dengan umatnya dihinakan, disiksa
33. 2. Fase Madinah, 10 tahun
a. Mulai dengan Hijrah Nabi ke Madinah
b. Nabi memimpin Partai Islam (Hizbullah)
dalam bentuk Bani ‘Aus
c. Kelompok Islam (Bani ‘Aus, Khajraj dll)
berhasil bersaing denganYahudi-Nasrani
sehingga lahirlah Piagam Madinah
(Rasulullah sbg Kepala Negara Formal)
34. d. Perjuangan Islam utuh meliputi :
Dakwah dan Politik
e. Berdampak amat impresif dimana Seluruh
Jazirah Arab dan sekitarnya seketika
tercerahkan menjadi Muslim,
f. Tatanan Sosial dengan penduduknya yang
plural menjadi berkeadilan, mulia, dan
tersejahterakan
35. DI ERA SAHABAT UTAMA NABI, yi
KHULAFAUR ROSYIDIN
1. Islam terus dipraktekkan dalam semua
dimensi kehidupan: Pribadi, Keluarga,
dan Berbangsa-bernegara
2. Islam diajarkan & diperjuangkan dengan
metoda Dakwah dan Politik
36. 3. Islam dipeluk kian banyak manusia, dan
memimpin wilayah yang kian luas, dengan
penduduk pluralnya
4. Islam terus berlanjut menghadirkan
Keadilan, Kemuliaan, dan Kesejahteraan
Negeri pada Rakyat yang Plural
5. Tatanan Sosial dalam kepemimpinan Islam
menjadi percontohan Peradaban Maju & Mulia
di seantero dunia
37. KONSOLIDASI DALAM ISLAM POLITIK
di Era NABI & KHULAFAUR RASYIDIN
1. Dakwah berorientasi pendekatan Antar
individu & Antar negara
2. Materi Dakwah utuh: Tauhid, Ritual,
Akhlak, Islam Politik, sehingga Umat
bersatu dalam satu Kekuatan Politik
(Hizbullah=Partai Islam)
3. Umat Islam dari terhinakan menjadi
umat yang dihormati dan dibanggakan
(Surat al Kautsar)
38. Dari PERCONTOHAN
NABI DAN KHULAFAUR ROSYIDIN
SAAT MENERAPKAN ISLAM POLITIK
BISA DIFAHAMI
BAGAIMANA
“MODEL TATANAN NEGARA
MENURUT AJARAN ISLAM”
39. MODEL TATANAN NEGARA DALAM AJARAN ISLAM,
DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SISTEM,
DIURAI CIRI UNSUR-UNSUR POKOKNYA:
- Tujuan Sistem
- Komponen Sistem
- Kepemimpinan Sistem
- Sumberdaya Sistem
- Batas Sistem
- Lingkungan Sistem
40. TUJUAN SISTEM NEGARA DALAM KONSEP
ISLAM:
Adil, Makmur, Aman, Sejahtera
dalam Ridho Allah SWT
41. KOMPONEN SISTEM NEGARA DALAM KONSEP
ISLAM:
- Komponen Tanah-Air dg S.D.A nya
- Komponen Sosial dg Sub-Komponen:
‘PolEkSosBudKumHankam’
Keseluruhan komponen harus dikelola
sesuai Tuntunan Allah SWT agar Tujuan
Sistem tercapai
42. KEPEMIMPINAN SISTEM NEGARA DALAM
KONSEP ISLAM:
- Pemimpin Negara berkualitas Mukmin
- Penetapan Pemimpin dg prinsip dasar
kesepakatan rakyat melalui proses
pemilihan terhadap Figur-Figur Calon
yang memenuhi kriteria syariat
43. SUMBER-DAYA SISTEM NEGARA DALAM
KONSEP ISLAM:
Semua kebutuhan yang diperlukan untuk
Kelangsungan bernegara dan
Kemakmuran-kesejahteraan rakyat
HARUS TERJAGA dan selalu TERJAMIN
keberadaannya
44. BATAS SISTEM NEGARA DALAM KONSEP
ISLAM:
Wilayah Kedaulatan Negara, meliputi
Darat, Laut, dan Udara yang dari batas-
batasnya harus dijaga dari gangguan /
jarahan fihak luar
45. LINGKUNGAN SISTEM NEGARA DALAM
KONSEP ISLAM:
Keseluruhan aspek yang berada di luar
batas Negara, yang menjadi bagian
kehidupan bersama di dunia, harus
dicermati dan dijaga perilakunya agar
tidak bersifat merugikan kepentingan
negara
48. 1. UMAT ISLAM DIKONSOLIDASI DALAM WADAH
KEKUATAN POLITIK ISLAM:
HIZBULLAH
(Partai Allah: kelompok politik bermisi
menerapkan syariat Allah dalam
mengelola bangsa-negara)
Al Qur’an: 5-56
49. 2. Membesarkan Kekuatan Politik Hizbullah
(Partai Islam) dalam hal :
a. Memahamkan Islam sebagai Ideologi,
tidak sekedar sebagai Ritual dan Amal
Sosial, kepada pemeluk agama Islam
b. Meningkatkan Kemampuan Fisik umat
sebagai kekuatan Politik
50. 3. Perjuangan menghadapi kekuatan politik
Non-Islam dari Nasrani, Yahudi, Majusi,
kaum Munafik Islam, dll :
Unjuk Kekuatan Politik bahwa Kemampuan
Hizbullah lebih dominan dari yang lain, baik
terkait Konsep pemikiran pembangunan maupun
kemampuan Fisiknya sebagai Partai.
Dilakukan Loby, Musyawarah, dll, melahirkan:
PIAGAM MADINAH,
Rasulullah yang Memimpin Madinah
52. I. HARUS DIHADIRKAN HIZBULLAH / PARTAI ISLAM
YANG BERKARAKTER SYAR’I DENGAN CIRI SBB:
a. Kepemimpinan tertinggi Partai Islam harus di
tangan Tim Ulama yg tafaqquh fi dien dan
berwawasan Iptek (Ahlul Halli Wal Aqdi/AHWA)
b. Pemimpin Eksekutif dipilih/diberhentikan AHWA
c. Seluruh Kepemimpinan Partai di semua tingkatan
dipegang Muslim berkualitas, tdak satupun
diserahkan ke Kafirin, Munafiqin, Dholimin
53. d. HARUS DIKELOLA ISLAMI (Sdm, Uang, dll)
e. Calon Pejabat Publik yang diusung harus Muslim
berkualitas.
F. Kerjasama dg Parpol lain hanya jika Partai itu
mau mengusung Calon dari Partai Islam
f. Program2nya Proaktif menyosialisasikan
SYARIAT KENEGARAAN ISLAM,
g. Aktifitasnya Nyata memberi Solusi Islami untuk
permasalahan umat & bangsa
54. II. MOBILISASI MASIF PADA UMAT ISLAM
AGAR MAU BERISLAM POLITIK, TIDAK SEKEDAR
BERITUAL & BERAMAL SOSIAL ISLAM SAJA
a. Umat harus dibina secara intensif oleh
Ulama, Ustad, Guru ngaji sejak mereka masih
kecil sampai akhir hayatnya untuk memahami
bahwa Islam Politik itu adalah kewajiban
syar’i sebagai muslim
55. b. Gerakan Nasional Bela Islam dari Hujatan
pada al Qur’an, Nabi, dan Simbol2 Islam
lainnya, serta dari Kriminalisasi pada Ulama,
Ustads, Mubaligh, dan Pengajar Islam
c. Penyadaran intensif pada Ormas-LSM
Islam untuk tegas mengarahkan anggautanya
memilih Partai Islam (manifestasi Hizbullah),
haram jika memilih Partai Sekuler
(MUARA SEMUA AKTIFITAS SOSIAL
ISLAM HARUS KE PARTAI ISLAM)
56. PEDOMAN UNTUK DAPAT BERHASIL
MEMENANGKAN KEPEMIMPINAN DALAM
DUNIA PLURAL:
1. Ketegasan Aspek Ideologi yang diusung
2. Kepemimpinan Kelompok yang tangguh
3. Soliditas & Daya Dukung Kelompok kuat
4. Program2nya harus selalu sejalan dengan
ideologi yang diperjuangkan,
5. Menolak setiap upaya melemahkan ideologi
yang diperjuangkan dengan harga berapapun
58. PERLU PEMBEDAAN ANTARA:
1. Mau Menjadi Pemimpin
(To Be the King)
2. Mau Membuat seseorang bisa menjadi
Pemimpin
(To Be a King Maker)
3. Mau Memilih seseorang jadi Pemimpin
(To Choose a King)
59. I. TO BE A KING
1. Siapkan diri untuk bisa berkualitas
sebagai Pemimpin Ideologis:
a. Memahami Islam secara utuh: pribadi,
keluarga, dan berbangsa-bernegara
b. Mendalami syariat terkait masalah pokok
poleksosbudkumhankam
c. Berperilaku menjadi teladan dalam
kehidupan sosialnya
60. 2. Memasuki dan aktif dalam Hizbullah/
Partai Islam, walau partai tersebut belum
sempurna. Lakukan langkah2 di dalam
nya sehingga Hizbullah tersebut kian
baik dan besar.
3. Berdoalah pada Allah SWT supaya
memperoleh kemudahan untuk mencapai
cita2
61. II. TO BE A KING MAKER
1. Fahami pentingnya masalah
Pemimpin dan Kepemimpinan dalam
kehidupan
2. Dalami ciri2 Pemimpin yang bisa
membawa masyarakat ke arah ideal
3. Cari & Telusuri Figur yang dinilai
sebagai sosok Pemimpin Ideal
62. 4. Beri Bimbingan dan Dukungan
rasional sehingga yang bersangkutan
terus bisa menapak ke arah sukses
berhasil menjadi Pemimpin di dunia
plural.
5. Terus lanjutkan komukasi yang baik
selama yang bersangkutan bertugas
melaksanakan kepemimpinannya
63. III. TO CHOOSE A KING
Tatkala seseorang pada suatu momen
tidak memiliki kapasitas sebagai Calon
Pemimpin, maupun sebagai Pengusung
seseorang menjadi Pemimpin, maka
sebetulnya masih punya kapasitas
menentukan SIAPA YANG
DICITAKANNYA untuk menjadi
Pemimpin di Wilayah/Daerahnya
64. AGAMA ISLAM MEMBERI PETUNUJUK JELAS
SIAPA YANG WAJIB DIPILIH UNTUK MENJADI
PEMIMPIN FORMAL DI WILAYAH/DAERAHNYA
65. SETIAP MUSLIM WAJIB
BERISLAM POLITIK MELALUI
2 KEWAJIBAN:
1. Memposisikan diri menjadi bagian dari
kekuatan politik yang berfihak pada misi
Islam, yakni kelompok HIZBULLAH
2. Secara individual dia harus mampu
memilih dengan benar Figur Pemimpin
sesuai dengan Syariat Islam
66. ASAS YANG HARUS DIPEGANG
(Kaidah Ushul) SAAT MEMILIH PEMIMPIN:
- Fokuslah pada Figur Utama, bukan pada
figur yang berperan menjadi Pengganti/
Wakil / Pembantu Figur Utama
67. - Penilaian harus didasarkan pada
Kualitas riel si calon dilihat dari
perbuatan / perilaku nyata yang telah /
pernah dilakukannya, bukan pada janji /
rencana yang akan diperbuat nanti
68. - Perbuatan Merusak Islam dan Umat
Islam harus diutamakan untuk dipakai
membuat keputusan ‘MEMILIH atau
MENOLAKNYA’ dibanding dengan sisi
Kebaikan2 umum manusiawi yang telah
dikerjakan oleh yang bersangkutan.