SlideShare a Scribd company logo
1 of 116
PENGANTAR KULIAH 
EVALUASI CADANGAN 
A. DEFENISI EVALUASI CADANGAN 
B. SUMBEDAYA DAN CADANGAN 
C. PARAMETER CADANGAN 
D. METODA ESTIMASI CADANGAN 
A. Halawa, ST., MT
PENDAHULUAN 
Evaluasi cadangan adalah bagian 
penting dalam perencanaan tambang 
karena merupakan tahap untuk menilai 
dan memperkirakan kuantitas dan nilai 
ekonomis cadangan. 
Sedangkan aspek penting agar hasil 
eksplorasi yang telah dilakukan 
mempunyai nilai kuantitatif adalah 
analisis dan perhitungan cadangan.
 Analisis dan perhitungan cadangan ini 
dipengaruhi oleh system dan metoda 
eksplorasi yang telah/akan dilaksanakan. 
 Hasil yang diharapkan dari evaluasi mencakup 
kuantitas dan kualitas cadangan yang dapat 
ditambang serta dapat menentukan batas pit 
akhir. 
 Secara umum proses evaluasi cadangan 
mencakup persiapan pembuatan desain strip, 
perhitungan cadangan dan parameter 
ekonomis.
TUJUAN 
EVALUASI SUATU SUMBERDAYA DAN CADANGAN 
MINERAL DAN BATUBARA, SEPERTI; 
 PERILAKU STATISTIK DATA, 
 KONSEP KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY), 
 KONSEP KADAR BATAS DAN KADAR EQUIVALEN 
MULTI MINERAL, 
 PERKIRAAN BIAYA KAPITAL DAN OPERASI 
DALAM PENENTUAN BREAK EVEN CUT OFF GRADE 
DAN STRIPPING RATIO, 
 PENENTUAN BATAS AKHIR PENAMBANGAN DAN 
OPTIMATISASI CADANGAN.
PENGERTIAN DASAR 
 EVALUASI; (menilai, menaskir dan 
memperkirakan) yaitu suatu kajian teknis 
dan ekonomis untuk menilai dan 
memperkirakan sesuatu (endapan bahan 
galian) berdasarkan tujuan dan keperluan 
pada saat itu. 
 CADANGAN: Sebahagian dari sumberdaya 
yang memiliki minimum sifat fisika dan 
kimia yang berhubungan dengan ciri 
tambang dan produksi terutama kadar, 
kualitas, ketebalan, kedalaman, dan secara 
eknomis dapat diekstrak dan diproduksi 
pada jangka terbatas.
EVALUASI 
SUATU KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS 
UNTUK MENILAI KEBERADAAN SUATU 
ENDAPAN BAHAN GALIAN BERDASARKAN 
TUJUAN DAN KEPERLUAN PADA SAAT ITU. 
PARAMETER DASAR DALAM EVALUASI 
CADANGAN; 
 TONNAGE, 
 GRADE, 
 SIZE, 
 SHAPE 
 LOKASI ENDAPAN BAHAN GALIAN.
CADANGAN ? 
I. CADANGAN TERUKUR 
II. CADANGAN INDIKASI 
III.CADANGAN TERDUGA
SUMBERDAYA (RESOUCES) 
? 
 KONSENTRASI yang terjadi secara 
alami baik padat, cair maupun gas di 
dalam maupun di atas kerak bumi 
yang dapat diekstrak secara ekonomis 
dan menguntungkan.
SUMBERDAYA (RESOUCES 
I. Measured Resources (SDA terukur) 
Dimensi ini terlihat dan diketahui dari outcrops, 
trenches, pemboran, Grade, Kualitas – detail 
II. Indicated Resources (SDA terindikasi) 
Diketahui dari informasi kegiatan sampling, dan 
pemboran. Grade, kualitas – semi detail 
III. Inferred Resources (SDA terduga) 
Dari data peristiwa geologi, atau survey geologi, 
geokimia, geofisika dan lain sebagainya.
DEFINISI DASAR 
 Ore (Bijih): 
”Bijih” adalah mineral yang bersifat logam 
atau agregat mineral logam yang sedikit 
attau banyak bergabung dengan mineral 
“gangue” yang dapat di tambang dan 
menguntungkan. (USBM, 1967). 
 “Bijih” Agregat alami yang terdiri dari satu 
dua lebih mineral padat yang dapat di 
tamabng dan di ekstrak, di jual dan 
menguntungkan. (Benfield (1972).
DEFINISI DASAR 
Definisi bijih telah dipublikasikan oleh banyak 
pengarang buku maupun lembaga. Taylor (1986) 
mendefinisikan bijih sebagai mineral berharga 
yang dicari dan kemudian diekstrak dalam kegiatan 
pertambangan dengan harapan (meskipun tidak 
selalu tercapai) mendapatkan keuntungan untuk 
penambang maupun untuk komunitas masyarakat. 
Sedangkan menurut Kamus Pertambangan Umum 
(PPPTM, 1997) bijih diartikan sebagai mineral yang 
mengandung satu logam berharga atau lebih yang 
dapat diolah dan diambil logamnya secara 
menguntungkan sesuai dengan kondisi teknologi 
dan ekonomi pada saat itu.
DEFINISI DASAR 
Istilah bijih diaplikasikan pada mineralisasi 
batuan dalam tiga pemahaman yaitu 
pemahaman geologi dan keilmuan (sains), 
kontrol kualitas pada cadangan bijih, dan 
bagian termineralisasi pada front tambang. 
Dalam perhitungan cadangan, pemahaman 
kedua sangat penting dalam menunjukkan 
perbedaan yang jelas antara bijih dan waste 
(overburden).
KONSEP 
 ENDAPAN PRIMER 
 ENDAPAN SEKUNDER 
 ENDAPAN SEDIMEN 
AD. 1. Endapan yang langsung terjadi dari 
magma, mis; endapan magmatik, endapan 
hidrothermal, endapan kontak somatik; 
Endapan magmatik; terjadi langsung dari 
pembekuan magma setelah mengalami 
diffrensiasi (segresi), mis; besi, timbal, 
dsb.
KONSEP 
 ENDAPAN PRIMER 
 ENDAPAN SEKUNDER 
 ENDAPAN SEDIMEN 
AD. 1. Endapan yang langsung terjadi dari magma, mis; 
endapan magmatik, endapan hidrothermal, endapan kontak 
somatik; 
Endapan Hidrothermal; karena adanya larutan panas yang 
bersal dari magma, sehingga terjadi suatu pengayaan 
endapan bahan galian. Mis; PbS, zinc, Au, FeS2, CuFeS2, 
Cinabar (HgS) dsb. Keterdapat/bentuknya dibawah 
permukaan sebagai orok (dyke), urat (vein) atau urat-urat 
halus (rekahan) sebagai endapan sulfida ditandai dengan 
kehairan kwarsa. Contoh, emas di Jawa, Cikotok.
KONSEP 
 ENDAPAN PRIMER 
 ENDAPAN SEKUNDER 
 ENDAPAN SEDIMEN 
AD. 1. Endapan primer adalah endapan yang langsung 
terjadi dari magma, mis; endapan magmatik, endapan 
hidrothermal, endapan kontak somatik; 
Endapan Kontak somatik; endapan yang terjadi akibat 
adanya persentuhan (contact) antara batuan lama 
dengan larutan cair yang kaya mengandung mineral-mineral 
tertentu, mis; magnetik (Fe3O4), Au, CuFeS2, 
dll.
KONSEP 
 ENDAPAN PRIMER 
 ENDAPAN SEKUNDER 
 ENDAPAN SEDIMEN 
AD. 2. Endapan sekunder adalah endapan yang tidak 
langsung terjadi dari magma, tapi melalui 
pembentukan atau proses pengayaan atau pemisahan 
secara alami dari batuan asal, kemudian mengumpul 
disuatu tempat, mis; Au, kwarsa, kasiterit (di 
Bangka), pengayaan nikel setelah pelapukan setelah 
bersih dari unsur-unsur K, Fe, Ca dari batuan 
ultrabasa.
TARGET 
TANDA-TANDA 
MINERALISAS 
MODEL 
GEOLOGI 
MODEL 
CEBAKAN 
SUMBERDAYA 
TERUKUR 
TIDAK ADA 
BERHENTI
EKSLPLORASI 
DETAIL 
SAMPLING 
DETAIL 
PEMBORAN 
DETAIL 
PEMODELAN EVALUASI 
CADANGAN
METODOLOGI 
PERKIRAAN CADANGAN
METODOLOGI PERKIRAAN CADANGAN DAPAT 
DILAKUKAN BERDASARKAN PERKIRAAN 
KARAKTERISTIK FISIK ENDAPAN MINERAL MELALUI 
PEMILIHAN DATA, ANALISIS DATA, MODELING THE 
SIZE, SHAPE DAN GRADE ENDAPAN. 
ADAPUN KARAKTERISTIK FISIK YANG SANGAT 
PENTING, ANTARA LAIN; 
 SIZE, SHAPE 
 KEMENERUSAN ZONA BIJIH 
 FREKUENSI DISTRIBUSI GRADE MINERAL 
 SPATIAL VARIASI GRADE MINERAL
SEMUA KARATERISTIK FISIK DI ATAS 
DAPAT DIPEROLEH DARI; 
1. SAMPEL FISIK, DAPAT DIPEROLEH DARI ; 
 PEMBORAN (DRILLING) 
 TRENCHING 
 TEST PITTING 
 CHANNEL SAMPLING 
2. SEDANGKAN UNTUK KUANTITAS MINERAL DALAM 
SAMPEL MELALUI; 
 PERHITUNGAN 
 PROSEDUR 
 OBESERVASI LANGSUNG MELALUI; 
 PEMETAAN 
 CORING LOGGING
3. Obeservasi langsung melalui; 
 Pemetaan 
 Coring logging 
Perkiraan sumberdaya mineral 
membutuhkan analisis dan sintesa 
data untuk mengembangkan model 
sumberdaya mineral.
METODA YANG DIGUNAKAN UNTUK 
MENGEMBANGKAN MODEL SUMBERDAYA 
ADALAH; 
 Kompilasi data geologi dan perhitungan data 
a) Peta, 
b) laporan, 
c) database computer. 
 Deliniasi batasan fisik endapan berdasarkan interpretasi 
geologidan control meneralisasi pada range of mining 
cutoff grades. 
 Komposisi sampel dalam satuan-satuan luas seperti,; 
a) mining bench height 
b) seam thickness 
c) Mineable vein width (lebar vein yang dapat ditambang)
 Pemodelan penyebaran Kadar 
berdasarkan metoda histograms and 
plotting frekuensi kadar kumulatif 
(Geostatistika). 
 Evaluasi variasi spatial grade 
(kadar) dengan menggunakan metoda 
Variograms (Geostatistika). 
 Memilih metoda estimasi 
sumberdaya mineral dan estimasi 
kuantitas dan kadar sumberdaya 
mineral.
 Faktor Pertimbangan Yang Paling Penting 
Dalam Evaluasi Cadangan Dan 
Sumberdaya adalah; 
a) Range (nilai) cut off grades 
b) Degree of selectivity 
c) Degree of size selective mining units, 
misalnya metoda penambangan, 
d) Variasi endapan, yang mempengaruhi 
kemampuan penambangan/atau proses 
ore.
Faktor-faktor ini bahkan sering menentukan 
tingkat detail yang dibutuhkan dalam pemodelan 
sumberdaya dan merupakan tingkat yang cukup 
sulit untuk mengembangkan model cadangan dan 
dalam memperkirakan cadangan bijih. Misalnya; 
a) Untuk bijih emas yang menerus dan 
bentuknya regular, dapat dilakukan metoda 
open pit. 
a) Sedangkan bila tidak menerus dan sulit 
untuk ditentukan maka dapat diterapkan 
salah satu metoda tambang bawah tanah, 
khusunya pada cutoff grade yang tertinggi. 
Sedangkan untuk cadangan cut off grade 
rendah dapat diterapkan metoda lain.
PENGUMPULAN DATA DAN 
INTERPRETASI GEOLOGI 
DATA-DATA YANG HARUS DIKUMPULKAN DAN PERLU 
DIKOMPILASI UNTUK MEMPERKIRAKAN SUMBERDAYA, 
ADALAH SBB; 
1. Perhitungan kadar dari serangkaian sampel yang 
representative. 
2. Koordinat lokasi data sampel. 
3. Rekaman data geologi yang menggambarkan control 
meneralisasi. 
4. Cross-section atau peta rencana dengan interpretasi 
geologi control meneralisasi. 
5. Tonnage Factor atau specific gravity untuk masing-masing 
bijih dan kategori waste rock. 
6. Peta topografi permukaan, khususnya endapan yang 
menerapkan metoda tambang terbuka.
Secara manual endapan bijih dalam skala kecil dapat di 
evaluasi dengan menggunakan data yang ada pada peta dan di 
dalam laporan-laporan, tapi bila data-data dalam jumlah 
besar, maka dalam analisis data dibutuhkan metoda evaluasi 
yang lebih canggih yaitu data-data tersebut harus dientry 
dalam bentuk database computer. 
 Program computer dapat digunakan bahkan lebih baik lagi 
untuk menghemat waktu. Database yang termasuk dalam, 
misalnya database pemboran, adalah; 
a) Nomor lubang bor 
b) Hole length, koordinat collar dan down-hole surveys 
c) Interval data dan hasil data 
d) Data Geologi, misalnya; 
 Litologi 
 Alterasi 
 Oksidasi, dll 
 Data Geoteknik, misalnnya ROD (rock quality 
designation)
 Entry data dalam database computer adalah sebuah proses 
yang yang kesalahannya berada pada ketidak telitian, 
kurang hati-hati memeriksa. 
Beberapa prosedur yang bisa digunakan untuk mengoreksi 
data yang sudah dientry ke dalam database computer, 
yaitu; 
a) Verifikasi data entry menggunakan dua atau lebih orang. 
b) Perbandingan Manual sampel random lembar data asli 
diprint out. 
c) Scan data untuk bahan perbandingan, misalnya untuk data 
pemboran; 
 luar proyek lokasi pemboran, 
 high and low assay, 
 interval sampel yang overlapping, atau tidak menerus. 
 Perbandingan data plot manual dengan computer-plotted 
data yang sama.
ORE RESERVE 
PARAMETERS 
 Kadar (cutoff grade, average grade) 
 Kedalaman 
 Ketebalan 
 Tonase 
 Size 
 Shape
NEXT…..
SATUAN (UNIT) YANG DIGUNAKAN 
PADA PEMODELAN DAN EVALUASI 
CADANGAN 
 Satuan Luas 
 Pada umumnya dinyatakan berdasarkan 
satuan-satuan panjang. 
 Satuan Volume 
 Loose cubic metre (lcm) adalah pernyataan 
volume pada material “not in situ” setelah 
pemberaian (penambangan) 
 Volume disposal, stockpile (ROM), stockyard. 
 Bank cubic metre (BCM) adalah untuk 
menyatakan material “in situ” sebelum 
pemberaian.
 Satuan Massa (Berat) 
 Metric tonne 
 Ounce (disingkat “oz”) ; 1 ounce = 28,35 
g. 
 One troy ounce = 31,103 g. 
 Pound (disingkat “lb” atau “lbs”) ; 
 One pound = 0,4536 kg.
FAKTOR PENGEMBANGAN 
(SWELL FACTOR) 
DENSITAS BCM = BERAT/VOLUME BCM 
DENSITAS LCM = BERAT/VOLUME LCM 
MAKA; 
VOLUME (BCM) X DENSITAS BANK = VOLUME LCM X DENSITAS LOOSE 
LCM? 
Volume LCM = Volume BCM x Densitas BCM 
Densitas Loose
DENSITAS (DENSITY) 
 Densitas didefinisikan sebagai massa per 
unit volume. 
 Salah satu karakteristik fisik batuan dan 
bijih yang dipergunakan untuk konversi 
ukuran dari volume menjadi tonase. 
 Densitas efektif merupakan massa per unit 
volume pada material tanpa porositas atau 
material solid. 
 Densitas relatif (specific gravity),; berat 
material ekivalen dengan berat air dengan 
volume sama .
DENSITAS (DENSITY) 
 Densitas ruah (bulk density); densitas 
yang mempertimbangkan porositas (non 
solid). 
 Mineralogi 
 Spesific Gravity 
 Pertambangan (bijih & waste) 
 Bulk Density
DENSITAS (DENSITY) 
ADA TIGA CARA MENENTUKAN DENSITY 
MATERIAL; 
 Percobaan density sampel di 
laboratorium 
 Penggalian dan pembobotan dari 
volume besar. 
 Menghitung density berdasarkan 
komposisi mineral dengan menggunakan 
tabel baku yang ada.
CONTOH 
Contoh 1: 
Membandingkan dengan contoh berat material di udara (Wa), 
dan berat setelah dibasahkan dengan air (Ww). 
SG = Wa : (Wa – Ww) 
Contoh 2: 
Membandingkan sebelum immersion dan sesudah immersion: 
d = W/V 
Contoh 3: 
Emas terdiri dari 94% Kuarsa dan 6% besi. 
Tentukan density meterial; 
SG = (2.65x0.94) + (5.2x0.06) = 2.80
density
Sebagai contoh, massive sulfide ore is 
10% galena, 35% sphalerite, and 55% 
pyrite, the specific gravity would be:
KADAR 
 Kadar : menyatakan kuantitas suatu 
mineral/logam per unit volume atau berat. 
 Satuan : kg/m3, % (persen), ppm (part per 
million), ppb (part per billion). 
 Dalam kasus diamond (intan) dinyatakan 
dalam karat (carats), dimana 1 carrat = 
0.2 g.
TONAGE FACTOR 
Di dalam kegiatan pertambangan, walaupun volume 
material dipindahkan, pembayaran tetap diterima 
berdasarkan berat isi material yang berharga. Ini 
berbeda dengan pekerjaan sipil yang 
memperhitungkan pembayaran berdasarkan voulme 
material yang dipindahkan. 
Dalam hal ini konversi dari volume ke berat. Konversi 
volume, V ke berat, W dilakukan pada sistem english 
units dengan;
TONAGE FACTOR 
V = TF/W 
TF = tonage Factor 
Dalam satuan system english, berat suatu material 
adalah berat dari satu cubic air. Densitas air, Wd, 
adalah; 
Wd (H2O) = 62.4 lb/ft 3 
------- Dan spesifik gravity adalah satu (1). Jika 
material memiliki spesific gravity 2.5. Maka berat 
density; 
Wd = SG x Wd (H2O) = 2.5 x 62.4 lb/ft3 = 156 lb/ft3
TONAGE FACTOR 
Tonage factor (TF) untuk material (diasumsi menggunakan short 
ton), maka; 
TF = 200 lb/st :156 lb/ft3 = 12.82 ft3/st 
Dalam system metric, densitas air adalah; 
Wd (H2O) = 1 g/cm3 = 1000/kg/m3 = 1 t/m3 
Sejauh SG dari meterial tertambang 2.5, maka density is 2.5 t/m3. 
Tonage factor adalah; 
TF =1/2.5 = 0.4 m3/t 
Inverse: TF* = W/V
HUBUNGAN DENSITY DENGAN 
TONAGE FACTOR 
Pada contoh 3 di atas; 
TF dalam sistem english adalah; 
TF = 2000 : (2.80 x 62.4) = 11.45 ft/st 
Illustrasi konversi volume ke weight; 
Sebuah perusahaan memiliki kontrak penjualan 5000 ton logam X 
per tahun. Material tertambang terdiri dari 1 % logam dan 
pengolahan menghasil 50 %. Berapa total tonase TA yang harus 
di tambang dan pengolahan setiap tahunnya? 
TA = 5000 short ton : (0.01x0.50) = 1,000,000 st
HUBUNGAN DENSITY DENGAN 
TONAGE FACTOR 
Sebagai contoh diketahui ketebalan, t 20 ft, maka pertanyaan, 
berapa luas A yang direncanakan untuk menghasilkan tonase yang 
dibutuhkan?, volume tahunan adalah VA 
V A = t A 
Untuk memecahkan problem di atas, hubungan antara VA dan tA . 
Maka jika diasumsikan spesific gravity SG material yang ditambang 
2.5, dan factor tonase 12.82 ft3/st, maka volume yang dipindahkan 
pertahunnya adalah; 
VA = 12.82 ft3/st x 1,000,000 st = 12,820,000 ft3
HUBUNGAN DENSITY DENGAN 
TONAGE FACTOR 
VA = 12.82 ft3/st x 1,000,000 st = 12,820,000 ft3/st 
A = 12,820,000 ft3/st /20 ft = 641,000 ft2 
Biasanya untuk satuan luas tanah adalah satuan Acre, 
dimana 1 acre = 43,560 ft2 
Sehingga luasnya 14.72 Acres.
HUBUNGAN DENSITY 
DENGAN TONAGE FACTOR 
 SISTEM METRIK 
Diasumsikan 4537 ton mineral dihasilkan dari seam ketebalan 
6.1 meter. Nilai angka density 2.5 m3/t dan spesific gravity 2.5; 
dalam hal ini sama, 2.5 untuk memudahkan perhitungan; 
Berapa TF? 
Berapa annual volumenya? 
Berapa Luas, A? 
Bila 1 hectar = 100 m x 100 m = 10,000 m2, 
Berapa hectar luasnya?
JAWAB…….?
Untuk volume , Va = Ta : SG
BAGAIMANA CARA MENENTUKAN COG……?
Faktor – Faktor Yang 
Menentukan COG 
 Harga ore (bijih) yang diproduksi 
 Break even striping ratio (BESR) 
 Kemajuan teknologi 
 Peralatan tambang/efesiensi alat yang 
digunakan 
 RUMUS : ( + So + A+P+B) : (PsxR) 
 Dimana……
 = Ongkos penambangan perton 
So = Faktor Penyusutan alat mekanis 
B = Ongkos angkut/pengolahan/pemurnian 
P = Keuntungan yang diinginkan 
Ps = Nilai/harga per ton ore (bijih) 
R = Recovery 
Catatan: 
Hubungan antar COG dan cadangan…………..;
 Bila harga logam naik, keuntungan 
tetap, cog dapat diturunkan 
 Turunnya COG berarti Stripping Ratio 
turun. 
 Bila produksi pertahun tetap maka 
umur tambang bertambah.
BAGAIMANA CARA MENENTUKAN SR……?
STRIPPING RATIO 
NET VALUE = GROSS VALUE – TOTAL COST PER TON 
GROSS VALUE= RECOVERY BY REFINERY – 
REFINERY LOSS 
BAGAIMANA MENENTUKAN BESR…………..lihat 
contoh?
MINIMUM STOPPING 
WIDTH 
Adalah lebar stope minimum yang 
diperbolehkan sehingga pada saat 
pembongkaran tidak terjadi dilution atau 
penurunan kadar pada ore (bijih). 
Lihat contoh berikut;
NEXT…..
GRID DENSITY 
Derajat kerapatan (jarak) interval antar titik observasi di dalam 
eksplorasi disebut dengan Grid Density. 
Peningkatan grid density ini perlu dilakukan untuk antisipasi 
adanya struktur dan perbedaan keadaan mineralisasi. 
Peningkatan tahapan eksplorasi, maka grid density juga akan 
bertambah besar. 
Grid density besar, maka tingkat derajad kepercayaan dan 
ketelitian semakin baik. 
Jika grid density rendah, berarti interval/jarak antara titik 
observasi besar, berarti mineralisasi bersifat homogen. 
Jika grid density tinggi, berarti interval/jarak antara titik observasi 
kecil, berarti mineralisasi bersifat non-homogen
NEXT…..
NEXT LEVEL
GEOMETRI PENDUKUNG 
DAN VARIABEL 
TEREGIONAL 
 SAMPLING DATA 
 SUPPORT GEOMETRI 
 KOMPOSIT 
 STATISTIK DATA 
 PENAKSIRAN/ESTIMASI
JAWAB…….?
NEXT……………………. 
PERENCAANAAN 
TAMBANG…

More Related Content

What's hot

Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihRomi Fadli
 
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi PertambanganMata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambanganfridolin bin stefanus
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Bayu Laoli
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambangramaldini
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Sylvester Saragih
 
Ta 5212-materi-03-konsep sampling
Ta 5212-materi-03-konsep samplingTa 5212-materi-03-konsep sampling
Ta 5212-materi-03-konsep samplingosmainisutra
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanseed3d
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakanUDIN MUHRUDIN
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusAling Syahril
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-feronika purba
 

What's hot (20)

Pola peledakan
Pola peledakanPola peledakan
Pola peledakan
 
Deskripsi core
Deskripsi coreDeskripsi core
Deskripsi core
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
 
Metoda Penambangan
Metoda PenambanganMetoda Penambangan
Metoda Penambangan
 
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi PertambanganMata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
 
Tahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasiTahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasi
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Perencanaan tambang
Perencanaan tambangPerencanaan tambang
Perencanaan tambang
 
Eksplorasi Emas
Eksplorasi EmasEksplorasi Emas
Eksplorasi Emas
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan GalianPengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan Galian
 
Ta 5212-materi-03-konsep sampling
Ta 5212-materi-03-konsep samplingTa 5212-materi-03-konsep sampling
Ta 5212-materi-03-konsep sampling
 
Manajemen tambang materi 1
Manajemen tambang materi 1Manajemen tambang materi 1
Manajemen tambang materi 1
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
 
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampusIstilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
Istilah dalam-pengolahan-bahan-galian referensi kuliah di kampus
 
Komponen dan fungsi alatbor
Komponen dan fungsi alatborKomponen dan fungsi alatbor
Komponen dan fungsi alatbor
 
Definisi tereka, terukur dll
Definisi tereka, terukur dllDefinisi tereka, terukur dll
Definisi tereka, terukur dll
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
 

Similar to Evaluasi cadangan itm

Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdfLaporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdfKumalagaluh
 
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganSylvester Saragih
 
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT__REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_Prahara Iqbal
 
Lap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotekLap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotektyodan
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Sylvester Saragih
 
Perhitungan Sumber Daya.pptx
Perhitungan Sumber Daya.pptxPerhitungan Sumber Daya.pptx
Perhitungan Sumber Daya.pptxMbahKwung
 
Kelompok 2 esdb
Kelompok 2 esdbKelompok 2 esdb
Kelompok 2 esdbandifebby2
 
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxTEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxAkilaZaalan
 
Evaluasi dan optimasi cadangan batubara
Evaluasi dan optimasi cadangan batubaraEvaluasi dan optimasi cadangan batubara
Evaluasi dan optimasi cadangan batubaraAndi Ilham
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3KamalFarobi
 

Similar to Evaluasi cadangan itm (20)

Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdfLaporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
 
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
 
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT__REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
_REVISI - 4_ _Final - TI ,BIT_
 
Lap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotekLap awal analisis_geotek
Lap awal analisis_geotek
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
Evaluasi cadangn
Evaluasi cadangnEvaluasi cadangn
Evaluasi cadangn
 
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
 
Perhitungan Sumber Daya.pptx
Perhitungan Sumber Daya.pptxPerhitungan Sumber Daya.pptx
Perhitungan Sumber Daya.pptx
 
Kelompok 2 esdb
Kelompok 2 esdbKelompok 2 esdb
Kelompok 2 esdb
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
 
Bahan kuliah 1
Bahan kuliah 1 Bahan kuliah 1
Bahan kuliah 1
 
Hitung cadangan
Hitung cadanganHitung cadangan
Hitung cadangan
 
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxTEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
 
Evaluasi dan optimasi cadangan batubara
Evaluasi dan optimasi cadangan batubaraEvaluasi dan optimasi cadangan batubara
Evaluasi dan optimasi cadangan batubara
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
 
operasional tambang.ppt
operasional tambang.pptoperasional tambang.ppt
operasional tambang.ppt
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
 

Evaluasi cadangan itm

  • 1. PENGANTAR KULIAH EVALUASI CADANGAN A. DEFENISI EVALUASI CADANGAN B. SUMBEDAYA DAN CADANGAN C. PARAMETER CADANGAN D. METODA ESTIMASI CADANGAN A. Halawa, ST., MT
  • 2. PENDAHULUAN Evaluasi cadangan adalah bagian penting dalam perencanaan tambang karena merupakan tahap untuk menilai dan memperkirakan kuantitas dan nilai ekonomis cadangan. Sedangkan aspek penting agar hasil eksplorasi yang telah dilakukan mempunyai nilai kuantitatif adalah analisis dan perhitungan cadangan.
  • 3.  Analisis dan perhitungan cadangan ini dipengaruhi oleh system dan metoda eksplorasi yang telah/akan dilaksanakan.  Hasil yang diharapkan dari evaluasi mencakup kuantitas dan kualitas cadangan yang dapat ditambang serta dapat menentukan batas pit akhir.  Secara umum proses evaluasi cadangan mencakup persiapan pembuatan desain strip, perhitungan cadangan dan parameter ekonomis.
  • 4. TUJUAN EVALUASI SUATU SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL DAN BATUBARA, SEPERTI;  PERILAKU STATISTIK DATA,  KONSEP KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY),  KONSEP KADAR BATAS DAN KADAR EQUIVALEN MULTI MINERAL,  PERKIRAAN BIAYA KAPITAL DAN OPERASI DALAM PENENTUAN BREAK EVEN CUT OFF GRADE DAN STRIPPING RATIO,  PENENTUAN BATAS AKHIR PENAMBANGAN DAN OPTIMATISASI CADANGAN.
  • 5. PENGERTIAN DASAR  EVALUASI; (menilai, menaskir dan memperkirakan) yaitu suatu kajian teknis dan ekonomis untuk menilai dan memperkirakan sesuatu (endapan bahan galian) berdasarkan tujuan dan keperluan pada saat itu.  CADANGAN: Sebahagian dari sumberdaya yang memiliki minimum sifat fisika dan kimia yang berhubungan dengan ciri tambang dan produksi terutama kadar, kualitas, ketebalan, kedalaman, dan secara eknomis dapat diekstrak dan diproduksi pada jangka terbatas.
  • 6. EVALUASI SUATU KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS UNTUK MENILAI KEBERADAAN SUATU ENDAPAN BAHAN GALIAN BERDASARKAN TUJUAN DAN KEPERLUAN PADA SAAT ITU. PARAMETER DASAR DALAM EVALUASI CADANGAN;  TONNAGE,  GRADE,  SIZE,  SHAPE  LOKASI ENDAPAN BAHAN GALIAN.
  • 7. CADANGAN ? I. CADANGAN TERUKUR II. CADANGAN INDIKASI III.CADANGAN TERDUGA
  • 8. SUMBERDAYA (RESOUCES) ?  KONSENTRASI yang terjadi secara alami baik padat, cair maupun gas di dalam maupun di atas kerak bumi yang dapat diekstrak secara ekonomis dan menguntungkan.
  • 9. SUMBERDAYA (RESOUCES I. Measured Resources (SDA terukur) Dimensi ini terlihat dan diketahui dari outcrops, trenches, pemboran, Grade, Kualitas – detail II. Indicated Resources (SDA terindikasi) Diketahui dari informasi kegiatan sampling, dan pemboran. Grade, kualitas – semi detail III. Inferred Resources (SDA terduga) Dari data peristiwa geologi, atau survey geologi, geokimia, geofisika dan lain sebagainya.
  • 10. DEFINISI DASAR  Ore (Bijih): ”Bijih” adalah mineral yang bersifat logam atau agregat mineral logam yang sedikit attau banyak bergabung dengan mineral “gangue” yang dapat di tambang dan menguntungkan. (USBM, 1967).  “Bijih” Agregat alami yang terdiri dari satu dua lebih mineral padat yang dapat di tamabng dan di ekstrak, di jual dan menguntungkan. (Benfield (1972).
  • 11. DEFINISI DASAR Definisi bijih telah dipublikasikan oleh banyak pengarang buku maupun lembaga. Taylor (1986) mendefinisikan bijih sebagai mineral berharga yang dicari dan kemudian diekstrak dalam kegiatan pertambangan dengan harapan (meskipun tidak selalu tercapai) mendapatkan keuntungan untuk penambang maupun untuk komunitas masyarakat. Sedangkan menurut Kamus Pertambangan Umum (PPPTM, 1997) bijih diartikan sebagai mineral yang mengandung satu logam berharga atau lebih yang dapat diolah dan diambil logamnya secara menguntungkan sesuai dengan kondisi teknologi dan ekonomi pada saat itu.
  • 12. DEFINISI DASAR Istilah bijih diaplikasikan pada mineralisasi batuan dalam tiga pemahaman yaitu pemahaman geologi dan keilmuan (sains), kontrol kualitas pada cadangan bijih, dan bagian termineralisasi pada front tambang. Dalam perhitungan cadangan, pemahaman kedua sangat penting dalam menunjukkan perbedaan yang jelas antara bijih dan waste (overburden).
  • 13. KONSEP  ENDAPAN PRIMER  ENDAPAN SEKUNDER  ENDAPAN SEDIMEN AD. 1. Endapan yang langsung terjadi dari magma, mis; endapan magmatik, endapan hidrothermal, endapan kontak somatik; Endapan magmatik; terjadi langsung dari pembekuan magma setelah mengalami diffrensiasi (segresi), mis; besi, timbal, dsb.
  • 14. KONSEP  ENDAPAN PRIMER  ENDAPAN SEKUNDER  ENDAPAN SEDIMEN AD. 1. Endapan yang langsung terjadi dari magma, mis; endapan magmatik, endapan hidrothermal, endapan kontak somatik; Endapan Hidrothermal; karena adanya larutan panas yang bersal dari magma, sehingga terjadi suatu pengayaan endapan bahan galian. Mis; PbS, zinc, Au, FeS2, CuFeS2, Cinabar (HgS) dsb. Keterdapat/bentuknya dibawah permukaan sebagai orok (dyke), urat (vein) atau urat-urat halus (rekahan) sebagai endapan sulfida ditandai dengan kehairan kwarsa. Contoh, emas di Jawa, Cikotok.
  • 15. KONSEP  ENDAPAN PRIMER  ENDAPAN SEKUNDER  ENDAPAN SEDIMEN AD. 1. Endapan primer adalah endapan yang langsung terjadi dari magma, mis; endapan magmatik, endapan hidrothermal, endapan kontak somatik; Endapan Kontak somatik; endapan yang terjadi akibat adanya persentuhan (contact) antara batuan lama dengan larutan cair yang kaya mengandung mineral-mineral tertentu, mis; magnetik (Fe3O4), Au, CuFeS2, dll.
  • 16. KONSEP  ENDAPAN PRIMER  ENDAPAN SEKUNDER  ENDAPAN SEDIMEN AD. 2. Endapan sekunder adalah endapan yang tidak langsung terjadi dari magma, tapi melalui pembentukan atau proses pengayaan atau pemisahan secara alami dari batuan asal, kemudian mengumpul disuatu tempat, mis; Au, kwarsa, kasiterit (di Bangka), pengayaan nikel setelah pelapukan setelah bersih dari unsur-unsur K, Fe, Ca dari batuan ultrabasa.
  • 17.
  • 18. TARGET TANDA-TANDA MINERALISAS MODEL GEOLOGI MODEL CEBAKAN SUMBERDAYA TERUKUR TIDAK ADA BERHENTI
  • 19. EKSLPLORASI DETAIL SAMPLING DETAIL PEMBORAN DETAIL PEMODELAN EVALUASI CADANGAN
  • 21. METODOLOGI PERKIRAAN CADANGAN DAPAT DILAKUKAN BERDASARKAN PERKIRAAN KARAKTERISTIK FISIK ENDAPAN MINERAL MELALUI PEMILIHAN DATA, ANALISIS DATA, MODELING THE SIZE, SHAPE DAN GRADE ENDAPAN. ADAPUN KARAKTERISTIK FISIK YANG SANGAT PENTING, ANTARA LAIN;  SIZE, SHAPE  KEMENERUSAN ZONA BIJIH  FREKUENSI DISTRIBUSI GRADE MINERAL  SPATIAL VARIASI GRADE MINERAL
  • 22. SEMUA KARATERISTIK FISIK DI ATAS DAPAT DIPEROLEH DARI; 1. SAMPEL FISIK, DAPAT DIPEROLEH DARI ;  PEMBORAN (DRILLING)  TRENCHING  TEST PITTING  CHANNEL SAMPLING 2. SEDANGKAN UNTUK KUANTITAS MINERAL DALAM SAMPEL MELALUI;  PERHITUNGAN  PROSEDUR  OBESERVASI LANGSUNG MELALUI;  PEMETAAN  CORING LOGGING
  • 23. 3. Obeservasi langsung melalui;  Pemetaan  Coring logging Perkiraan sumberdaya mineral membutuhkan analisis dan sintesa data untuk mengembangkan model sumberdaya mineral.
  • 24. METODA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGEMBANGKAN MODEL SUMBERDAYA ADALAH;  Kompilasi data geologi dan perhitungan data a) Peta, b) laporan, c) database computer.  Deliniasi batasan fisik endapan berdasarkan interpretasi geologidan control meneralisasi pada range of mining cutoff grades.  Komposisi sampel dalam satuan-satuan luas seperti,; a) mining bench height b) seam thickness c) Mineable vein width (lebar vein yang dapat ditambang)
  • 25.  Pemodelan penyebaran Kadar berdasarkan metoda histograms and plotting frekuensi kadar kumulatif (Geostatistika).  Evaluasi variasi spatial grade (kadar) dengan menggunakan metoda Variograms (Geostatistika).  Memilih metoda estimasi sumberdaya mineral dan estimasi kuantitas dan kadar sumberdaya mineral.
  • 26.  Faktor Pertimbangan Yang Paling Penting Dalam Evaluasi Cadangan Dan Sumberdaya adalah; a) Range (nilai) cut off grades b) Degree of selectivity c) Degree of size selective mining units, misalnya metoda penambangan, d) Variasi endapan, yang mempengaruhi kemampuan penambangan/atau proses ore.
  • 27. Faktor-faktor ini bahkan sering menentukan tingkat detail yang dibutuhkan dalam pemodelan sumberdaya dan merupakan tingkat yang cukup sulit untuk mengembangkan model cadangan dan dalam memperkirakan cadangan bijih. Misalnya; a) Untuk bijih emas yang menerus dan bentuknya regular, dapat dilakukan metoda open pit. a) Sedangkan bila tidak menerus dan sulit untuk ditentukan maka dapat diterapkan salah satu metoda tambang bawah tanah, khusunya pada cutoff grade yang tertinggi. Sedangkan untuk cadangan cut off grade rendah dapat diterapkan metoda lain.
  • 28. PENGUMPULAN DATA DAN INTERPRETASI GEOLOGI DATA-DATA YANG HARUS DIKUMPULKAN DAN PERLU DIKOMPILASI UNTUK MEMPERKIRAKAN SUMBERDAYA, ADALAH SBB; 1. Perhitungan kadar dari serangkaian sampel yang representative. 2. Koordinat lokasi data sampel. 3. Rekaman data geologi yang menggambarkan control meneralisasi. 4. Cross-section atau peta rencana dengan interpretasi geologi control meneralisasi. 5. Tonnage Factor atau specific gravity untuk masing-masing bijih dan kategori waste rock. 6. Peta topografi permukaan, khususnya endapan yang menerapkan metoda tambang terbuka.
  • 29. Secara manual endapan bijih dalam skala kecil dapat di evaluasi dengan menggunakan data yang ada pada peta dan di dalam laporan-laporan, tapi bila data-data dalam jumlah besar, maka dalam analisis data dibutuhkan metoda evaluasi yang lebih canggih yaitu data-data tersebut harus dientry dalam bentuk database computer.  Program computer dapat digunakan bahkan lebih baik lagi untuk menghemat waktu. Database yang termasuk dalam, misalnya database pemboran, adalah; a) Nomor lubang bor b) Hole length, koordinat collar dan down-hole surveys c) Interval data dan hasil data d) Data Geologi, misalnya;  Litologi  Alterasi  Oksidasi, dll  Data Geoteknik, misalnnya ROD (rock quality designation)
  • 30.  Entry data dalam database computer adalah sebuah proses yang yang kesalahannya berada pada ketidak telitian, kurang hati-hati memeriksa. Beberapa prosedur yang bisa digunakan untuk mengoreksi data yang sudah dientry ke dalam database computer, yaitu; a) Verifikasi data entry menggunakan dua atau lebih orang. b) Perbandingan Manual sampel random lembar data asli diprint out. c) Scan data untuk bahan perbandingan, misalnya untuk data pemboran;  luar proyek lokasi pemboran,  high and low assay,  interval sampel yang overlapping, atau tidak menerus.  Perbandingan data plot manual dengan computer-plotted data yang sama.
  • 31. ORE RESERVE PARAMETERS  Kadar (cutoff grade, average grade)  Kedalaman  Ketebalan  Tonase  Size  Shape
  • 33. SATUAN (UNIT) YANG DIGUNAKAN PADA PEMODELAN DAN EVALUASI CADANGAN  Satuan Luas  Pada umumnya dinyatakan berdasarkan satuan-satuan panjang.  Satuan Volume  Loose cubic metre (lcm) adalah pernyataan volume pada material “not in situ” setelah pemberaian (penambangan)  Volume disposal, stockpile (ROM), stockyard.  Bank cubic metre (BCM) adalah untuk menyatakan material “in situ” sebelum pemberaian.
  • 34.  Satuan Massa (Berat)  Metric tonne  Ounce (disingkat “oz”) ; 1 ounce = 28,35 g.  One troy ounce = 31,103 g.  Pound (disingkat “lb” atau “lbs”) ;  One pound = 0,4536 kg.
  • 35. FAKTOR PENGEMBANGAN (SWELL FACTOR) DENSITAS BCM = BERAT/VOLUME BCM DENSITAS LCM = BERAT/VOLUME LCM MAKA; VOLUME (BCM) X DENSITAS BANK = VOLUME LCM X DENSITAS LOOSE LCM? Volume LCM = Volume BCM x Densitas BCM Densitas Loose
  • 36. DENSITAS (DENSITY)  Densitas didefinisikan sebagai massa per unit volume.  Salah satu karakteristik fisik batuan dan bijih yang dipergunakan untuk konversi ukuran dari volume menjadi tonase.  Densitas efektif merupakan massa per unit volume pada material tanpa porositas atau material solid.  Densitas relatif (specific gravity),; berat material ekivalen dengan berat air dengan volume sama .
  • 37. DENSITAS (DENSITY)  Densitas ruah (bulk density); densitas yang mempertimbangkan porositas (non solid).  Mineralogi  Spesific Gravity  Pertambangan (bijih & waste)  Bulk Density
  • 38. DENSITAS (DENSITY) ADA TIGA CARA MENENTUKAN DENSITY MATERIAL;  Percobaan density sampel di laboratorium  Penggalian dan pembobotan dari volume besar.  Menghitung density berdasarkan komposisi mineral dengan menggunakan tabel baku yang ada.
  • 39. CONTOH Contoh 1: Membandingkan dengan contoh berat material di udara (Wa), dan berat setelah dibasahkan dengan air (Ww). SG = Wa : (Wa – Ww) Contoh 2: Membandingkan sebelum immersion dan sesudah immersion: d = W/V Contoh 3: Emas terdiri dari 94% Kuarsa dan 6% besi. Tentukan density meterial; SG = (2.65x0.94) + (5.2x0.06) = 2.80
  • 41.
  • 42. Sebagai contoh, massive sulfide ore is 10% galena, 35% sphalerite, and 55% pyrite, the specific gravity would be:
  • 43. KADAR  Kadar : menyatakan kuantitas suatu mineral/logam per unit volume atau berat.  Satuan : kg/m3, % (persen), ppm (part per million), ppb (part per billion).  Dalam kasus diamond (intan) dinyatakan dalam karat (carats), dimana 1 carrat = 0.2 g.
  • 44. TONAGE FACTOR Di dalam kegiatan pertambangan, walaupun volume material dipindahkan, pembayaran tetap diterima berdasarkan berat isi material yang berharga. Ini berbeda dengan pekerjaan sipil yang memperhitungkan pembayaran berdasarkan voulme material yang dipindahkan. Dalam hal ini konversi dari volume ke berat. Konversi volume, V ke berat, W dilakukan pada sistem english units dengan;
  • 45. TONAGE FACTOR V = TF/W TF = tonage Factor Dalam satuan system english, berat suatu material adalah berat dari satu cubic air. Densitas air, Wd, adalah; Wd (H2O) = 62.4 lb/ft 3 ------- Dan spesifik gravity adalah satu (1). Jika material memiliki spesific gravity 2.5. Maka berat density; Wd = SG x Wd (H2O) = 2.5 x 62.4 lb/ft3 = 156 lb/ft3
  • 46. TONAGE FACTOR Tonage factor (TF) untuk material (diasumsi menggunakan short ton), maka; TF = 200 lb/st :156 lb/ft3 = 12.82 ft3/st Dalam system metric, densitas air adalah; Wd (H2O) = 1 g/cm3 = 1000/kg/m3 = 1 t/m3 Sejauh SG dari meterial tertambang 2.5, maka density is 2.5 t/m3. Tonage factor adalah; TF =1/2.5 = 0.4 m3/t Inverse: TF* = W/V
  • 47. HUBUNGAN DENSITY DENGAN TONAGE FACTOR Pada contoh 3 di atas; TF dalam sistem english adalah; TF = 2000 : (2.80 x 62.4) = 11.45 ft/st Illustrasi konversi volume ke weight; Sebuah perusahaan memiliki kontrak penjualan 5000 ton logam X per tahun. Material tertambang terdiri dari 1 % logam dan pengolahan menghasil 50 %. Berapa total tonase TA yang harus di tambang dan pengolahan setiap tahunnya? TA = 5000 short ton : (0.01x0.50) = 1,000,000 st
  • 48. HUBUNGAN DENSITY DENGAN TONAGE FACTOR Sebagai contoh diketahui ketebalan, t 20 ft, maka pertanyaan, berapa luas A yang direncanakan untuk menghasilkan tonase yang dibutuhkan?, volume tahunan adalah VA V A = t A Untuk memecahkan problem di atas, hubungan antara VA dan tA . Maka jika diasumsikan spesific gravity SG material yang ditambang 2.5, dan factor tonase 12.82 ft3/st, maka volume yang dipindahkan pertahunnya adalah; VA = 12.82 ft3/st x 1,000,000 st = 12,820,000 ft3
  • 49. HUBUNGAN DENSITY DENGAN TONAGE FACTOR VA = 12.82 ft3/st x 1,000,000 st = 12,820,000 ft3/st A = 12,820,000 ft3/st /20 ft = 641,000 ft2 Biasanya untuk satuan luas tanah adalah satuan Acre, dimana 1 acre = 43,560 ft2 Sehingga luasnya 14.72 Acres.
  • 50. HUBUNGAN DENSITY DENGAN TONAGE FACTOR  SISTEM METRIK Diasumsikan 4537 ton mineral dihasilkan dari seam ketebalan 6.1 meter. Nilai angka density 2.5 m3/t dan spesific gravity 2.5; dalam hal ini sama, 2.5 untuk memudahkan perhitungan; Berapa TF? Berapa annual volumenya? Berapa Luas, A? Bila 1 hectar = 100 m x 100 m = 10,000 m2, Berapa hectar luasnya?
  • 51.
  • 53. Untuk volume , Va = Ta : SG
  • 54.
  • 56. Faktor – Faktor Yang Menentukan COG  Harga ore (bijih) yang diproduksi  Break even striping ratio (BESR)  Kemajuan teknologi  Peralatan tambang/efesiensi alat yang digunakan  RUMUS : ( + So + A+P+B) : (PsxR)  Dimana……
  • 57.  = Ongkos penambangan perton So = Faktor Penyusutan alat mekanis B = Ongkos angkut/pengolahan/pemurnian P = Keuntungan yang diinginkan Ps = Nilai/harga per ton ore (bijih) R = Recovery Catatan: Hubungan antar COG dan cadangan…………..;
  • 58.  Bila harga logam naik, keuntungan tetap, cog dapat diturunkan  Turunnya COG berarti Stripping Ratio turun.  Bila produksi pertahun tetap maka umur tambang bertambah.
  • 60. STRIPPING RATIO NET VALUE = GROSS VALUE – TOTAL COST PER TON GROSS VALUE= RECOVERY BY REFINERY – REFINERY LOSS BAGAIMANA MENENTUKAN BESR…………..lihat contoh?
  • 61. MINIMUM STOPPING WIDTH Adalah lebar stope minimum yang diperbolehkan sehingga pada saat pembongkaran tidak terjadi dilution atau penurunan kadar pada ore (bijih). Lihat contoh berikut;
  • 62.
  • 64. GRID DENSITY Derajat kerapatan (jarak) interval antar titik observasi di dalam eksplorasi disebut dengan Grid Density. Peningkatan grid density ini perlu dilakukan untuk antisipasi adanya struktur dan perbedaan keadaan mineralisasi. Peningkatan tahapan eksplorasi, maka grid density juga akan bertambah besar. Grid density besar, maka tingkat derajad kepercayaan dan ketelitian semakin baik. Jika grid density rendah, berarti interval/jarak antara titik observasi besar, berarti mineralisasi bersifat homogen. Jika grid density tinggi, berarti interval/jarak antara titik observasi kecil, berarti mineralisasi bersifat non-homogen
  • 65.
  • 66.
  • 67.
  • 69.
  • 70.
  • 71.
  • 72.
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77.
  • 78.
  • 79.
  • 81. GEOMETRI PENDUKUNG DAN VARIABEL TEREGIONAL  SAMPLING DATA  SUPPORT GEOMETRI  KOMPOSIT  STATISTIK DATA  PENAKSIRAN/ESTIMASI
  • 82.
  • 83.
  • 84.
  • 85.
  • 86.
  • 87.
  • 88.
  • 89.
  • 90.
  • 91.
  • 92.
  • 93.
  • 94.
  • 95.
  • 96.
  • 97.
  • 98.
  • 99.
  • 100.
  • 101.
  • 102.
  • 103.
  • 104.
  • 105.
  • 106.
  • 107.
  • 108.
  • 109.
  • 110.
  • 111.
  • 112.
  • 114.
  • 115.