Dokumen membandingkan perbedaan kurikulum 2004, 2006, dan 2013. Kurikulum 2004 berbasis kompetensi, 2006 memberi otonomi ke sekolah untuk mengembangkan kurikulum, sedangkan 2013 menekankan pada pengembangan sikap spiritual dan sosial siswa.
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
KURKULUM
1. PERBANDINGAN KURIKULUM 2004, 2006, dan 2013
Oleh : Faura Dea Ayu Pinasti, NIM : 201610070311097, Kelas : Biologi IV B
No. Perbedaan Kurikulum 2004 Kurikulum 2006 Kurikulum 2013
1 Ide Pokok Pada kurikulum 2004
(KBK) ini merupakan
kurikulum berbasis
kompetensi yang mana
digunakan untuk meningatkan
kemampuan peserta didik. Ide
pokok tersebut berlandaskan
atas UU No. 2 tahun 1999
tentang pemerintah daerah
dan Peraturan Pemerintah No.
25 tahun 2000 tentang
otonomi daerah bidang
pendidikan dan kebudayaan
yaitu Pemerintah memiliki
wewewnang menetapkan:
1. Standart kompetensi
siswa dan warga
belajar serta peraturan
kurikulum nasional
dan penilaian hasil
belajar secara nasional
serta pedoman
pelaksanaannya
2. Standart materi
pelajaran pokok.
Pada kurikulum ini
kompetensi-kompetensi yang
disusun masih dikembangkan
Pada kurikulum 2006 (KTSP)
lahir berdasarkan otonomi daerah
sehingga bersifar desentralisatik.
Kemudian berdasarkan hal tersebut
maka KTSP ini lebih memberikan
kekuasaan atau hak kepada sekolah
untuk mengimprovisasi kurikulum
namun tetap berada pada rambu-
rambu operasional standart yang
telah ditetepkan pemerintah serta
SKL (Permen No. 23 T. 2006) dan
SI(Permen No. 22 Th. 2006).
Pengimprovisasian tersebut berupa :
1. indikator bisa dibuat oleh
sekolah sendiri, namun KD
tetap ditentukan oleh pusat.
2. Batasan SKL dapat
ditentukan sendiri oleh
masing-masing sekolah
3. Dll.
Menekankan pada
pengembangan sikap, hal
tersebut dibuktikan dengan
kriteria dalam SKL mengenai
kemampuan lulusan yang
mencakup salah satunya adalah
sikap. Selain itu pada kurikulum
ini juga telah ditetapkan adaanya
KI 1, dan KI 2 (Permendikbud
No. 24 Th. 2016) yang
merupakan bentuk
pengaplikasian sikap dalam
sekolah.
1. KI 1 merupakan
kompetensi sikap
spiritual
2. KI 2 merupakan sikap
sosial
2. atau dalam proses
pengembangan belum
pencapaian.
2. Dasar Hukum 1. UUD RI No. 20 Tahun
2003 tentang system
pendidikan nasional
2. UU No. 22 Th. 2009
tentang otonomi
daerah
3. Permen RI No. 19
Tahun 2005 tentang
standart nasional
pendidikan
4. Peraturan Mentri
Pendidikan Nasional
Republik Indonesia
No. 22 Th. 2006
tentang standart isi
untuk pendidikan
dasar dan menengah
5. Peraturan Mentri
Pendidikan Nasional
Republik Indonesia
No. 23 Th. 2006
tentang SKL untuk
pendidikan dasar dan
menengah
6. Peraturan Mentri
Pendidikan Nasional
No. 24 Th. 2006
tentang pelaksanaan
peraturan mentri No.
1. UU No. 20 Th. 2003 tentang
system pendidikan nasional
2. PP No. 19 Th. 2005 tentang
standart nasional pendidikan
3. Permen No. 22 Th. 2006
tentang standart isi untuk
pendidikan dasar dan
menengah
4. Peraturan Mentri Pendidikan
Nasional Republik
Indonesia No. 23 Th. 2006
tentang SKL untuk
pendidikan dasar dan
menengah
5. Permendiknas Ri No. 24 Th.
2006 tentang pelaksanaan
permendiknas RI No. 22 Th.
2006 dan No. 23 Th. 2006
6. Permendiknas RI Nomor 24
Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 dan
Permendinas RI Nomor 23
Tahun 2006.
7. Permendiknas RI Nomor 6
Tahun 2007 tentang
Perubahan Permendinas RI
Nomor 24 Tahun 2006.
1. Permendikbud Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
2. Permendikbud Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
3. Permendikbud Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar
Isi
4. Permendikbud Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar
Isi
5. Permendikbud Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian
6. Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian
7. Permendikbud Nomor 67
Tahun 2013 tentang Struktur
Kurikulum SD
8. Permendikbud Nomor 68
Tahun 2013 tentang Struktur
Kurikulum SMP
9. Permendikbud Nomor 69
Tahun 2013 tentang Struktur
Kurikulum SMA
10. Permendikbud Nomor 70
Tahun 2013 tentang Struktur
3. 22 Th. 2006 tentang
standart isi untuk
pendidikan dasar dan
menengah serta
Peraturan Mentri
Pendidikan Nasional
Republik Indonesia
No. 23 Th. 2006
tentang SKL untuk
pendidikan dasar dan
menengah
7. Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
Republik
Indonesia Nomor
6 tahun 2007
tentang perubahan
peraturan menteri
pendidikan nasional
nomor 24 tahun 2006
tentang
pelaksanaan peraturan
menteri pendidikan
nasional nomor 22
tahun 2006 tentang
standar isi untuk
satuan pendidikan
dasar dan menengah
dan peraturan menteri
pendidikan nasional
nomor 23 tahun
8. Permendiknas RI Nomor 12
Tahun 2007 tentang Standar
Pengawas
Sekolah/Madrasah.
9. Permendiknas RI Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah.
10. Permendiknas RI Nomor
16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi
Guru.
11. Permendiknas RI Nomor
18 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan.
12. Permendinas RI Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan.
13. Permendiknas RI Nomor
20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian
Pendidikan.
14. Permendiknas RI Nomor 24
Tahun 2007 tentang Standar
Sarana Prasarana
Pendidikan
15. Permendiknas RI Nomor 41
Tahun 2007 tentang Standar
Proses.
16. Surat Edaran Menteri
Pendidikan Nasional
No.33/MPN/SE/2007
Kurikulum SMK
11. Permendikbud Nomor 57
Tahun 2014 tentang Struktur
Kurikulum SD
12. Permendikbud Nomor 58
Tahun 2014 tentang Struktur
Kurikulum SMP
13. Permendikbud Nomor 59
Tahun 2014 tentang Struktur
Kurikulum SMA
14. Permendikbud Nomor 60
Tahun 2014 tentang Struktur
Kurikulum SMK
15. Permendikbud Nomor 24
Tahun 2016 tentang Struktur
Kurikulum
16. Permendikbud Nomor 104
Tahun 2014 tentang
Pedoman Penilaian Hasil
Belajar Oleh Pendidik
17. Permendikbud Nomor 53
tahun 2015 tentang
Pedoman Penilaian Hasil
Belajar Oleh Pendidik
18. Permendikbud Nomor 81A
Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum
19. Permendikbud Nomor 103,
104, 105, 111, 160 Tahun
2014 tentang Implementasi
Kurikulum
4. 2006tentang standar
kompetensi lulusan
untuk satuan
pendidikan dasar dan
menengah.
8. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional
Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2007
tentang
Standar Pengelolaan
Pendidikan.
9. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional
Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2007
tentang
Standar Penilaian
Pendidikan.
10. Peraturan Menteri
Pendidikan
Nasional Republik
Indonesia Nomor
41 Tahun 2007
TentangStandar
Proses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan
Menengah
tanggal 13 Februari 2007
perihal Sosialisasi
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
2. Tujuan Nasional Kurikulum 2004 ini
merupakan
impementasi UU No.
20 Th. 2003 tentang
Tujuan kurikulum ini mencakup
komponen ketakwaan, akhlak,
pengetahuan, keterampilan,
kecakapan, kemandirian,
Karena Kurikulum 2013 ini
mengedepankan nilai sikap
maka untuk tujuan nasional
sendiri berdasarkan padaUU No.
5. system pendidikan
nasional (Membentuk
watak serta peradaban
bangsa yang
bermartabat dalam
rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa
bertujuan untuk
berkembangnya
potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertaqwa kepada
Tuhan YME,
berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara
yang demokratis serta
bertanggung jawab)
kreativitas, kesehatan, dan
kewarganegaraan, yang
berdasarkan pada pasal 3 UU No.
20 Th. 2003 dan PP RI No. 19 Th.
2005 tentang standar nasional
pendidikan. Yang bunyinya adalah
(Mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta
bertanggung jawab)
20 Tahun 2003 pasal 3 yang
digunakan untuk
mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan YME, berakhlak
mulia, berilmu cakap, kreatid,
mandiri dan menjadi warga
Negara yang berdemokratis
serta bertanggung jawab.
Institusional Tujuan institusional dari
kurikulum 2004 ini adalah
untuk dapat meningkatkan
kemampuan akademik dan
profesional serta
meningkatkan jaminan
kesejahteraan tenaga
kependidikan sehingga tenaga
pendidik dapat berfungsi
secara optimal terutama
dalam peningkatan
pendidikan watak dan budi
pekerti agar dapat
Tujuan institusional dari kurikulum
2006 ini adalah untuk dapat
meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut yang
diambil dari (UU No. 20 Tahun
2003 Pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional). Namun jika
dilihat secara rinci dari tingkatan
Dasar, Menengah, dan Atas adalah
sebagai berikut :
Tujuan institusional dari
kurikulum 2013 ini adalah untuk
dapat mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
(Permendikbud Nomor 69
6. mengembalikan wibawa
lembaga dan tenaga
kependidikan yang menurut
(UU Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Namun jika dilihat secara
rinci pada setiap tingkatan
Dasar, Menengah, dan Atas
dapat berupa:
1. Tujuanpendidikan dasar
adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia
serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut
2. Tujuan pendidikan
menengah adalah
meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut
3. Tujuan pendidikan
menengah kejuruan adalah
meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai
1. Pendidikan Menengah
Meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
(Permendiknas No. 23 Th. 2006
tentang SKL)
1. Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
a. Memupuk sikap ilmiah
b. Mengembangkan pengalaman
untuk dapat mengajukan dan
menguji hipotesis melalui
percoban, serta
mengkomunikasikan hasil
secara lisan dan tertulis
c. Mengembangkan kemampuan
berfikir analitis, induktif, dan
deduktif dengan menggunakan
konsep dan prinsip biologi
d. Mengembangkan penguasaan
konsep dan prinsip biologi dan
saling keterkaitan dengan IPA
lainnya serta mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan
sikap percaya diri
(BSNP tentang standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan
menengah)
2. Terbentuknya SKL pada
Tahun 2013 tentang Struktur
Kurikulum SMA).
Namun untuk lebih rinci baik
dalam tingkat pendidikan dasar
maupun menengah sendiri harus
dapat memenuhi kriteria pada
kompetensi tiga dimensi yaitu
sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Untuk jenjang
SMA/MA/ SMALB/Paket C
memiliki kompetensi dimensi :
1. Sikap : Memiliki
perilaku yang
mencerminkan sikap,
beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME,
berkarakter, jujur, dan
peduli,
bertanggungjawab,
pembelajar sejati
sepanjang hayat, dan
sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan
perkembangan anak di
lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan
regional, dan
internasional.
2. Pengetahuan : Memiliki
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural,
7. dengan kejuruannya Permendikbud No. 23 Th. 2006
tentang Standar Kompetensi
Lulusan. Isinya berupa
pemahaman terhadap setiap
kompetensi yang ditempuh
untuk dapat menuju jenjang
yang akan dating.
dan metakognitif pada
tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks
berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
humaniora yang mampu
mengaitkan pengetahuan
di atas dalam konteks
diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, serta
kawasan regional dan
internasional.
Keterampilan : Memiliki
keterampilan berpikir dan
bertindak, kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif melalui pendekatan
ilmiah sebagai pengembangan
dari yang dipelajari di satuan
pendidikan dan sumber lain
secara mandiri
Mata
Pelajaran
. Tujuan mata pelajaran
Biologi disajikan dalam
departemen pendidikan
nasional tahun 2003
mengenai:
Memahami konsep-konsep
biologi dan saling
keterkaitannya.
Mengembangkan
Tujuan pada mata pelajaran
Biologi dapat didapat pada
BSNP (Membentuk sikap positif
terhadap biologi dengan
menyadari keteraturan dan
keindahan alam serta
mengagungkan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa
Memupuk sikap ilmiah yaitu
Tujuan mata pelajaran biologi
tercermin dalam kompetensi
dasar pada kurikulum 2013 yang
berisi kemampuan dan materi
pembelajaran untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan yang
mengacu pada Kompetensi Inti,
dan Kompetensi Dasar, yang
8. keterampilan dasar Biologi
untuk menumbuhkan nilai
serta sikap ilmiah.
Menerapkan konsep dan
prinsip Biologi untuk
menghasilkan karya
teknologi sederhana ang
berkaitan dengan
kebutuhan manusia.
Mengembangkan kepekaan
nalar untuk memecahkan
masalah yang berkaitan
dengan proses kehidupan
dalam kejadian sehari-hari.
Meningkatkan kesadaran
akan kelestarian
lingkungan.
Memberikan bekal
pengetahuan dasar untuk
melanjutkan pendidikan.
jujur, objektif, terbuka, ulet,
kritis dan dapat bekerjasama
dengan orang lain
Mengembangkan pengalaman
untuk dapat mengajukan dan
menguji hipotesis melalui
percobaan, serta
mengkomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan
tertulis
Mengembangkan kemampuan
berpikir analitis, induktif, dan
deduktif dengan menggunakan
konsep dan prinsip biologi
Mengembangkan penguasaan
konsep dan prinsip biologi dan
saling keterkaitannya dengan
IPA lainnya serta
mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap percaya
diri
Menerapkan konsep dan prinsip
biologi untuk menghasilkan
karya teknologi sederhana yang
berkaitan dengan kebutuhan
manusia
Meningkatkan kesadaran dan
berperan serta dalam menjaga
kelestarian lingkungan). Itu
semua mencakup mengenai
standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah,
Contohnya :
kemudian pada tahun 2016
diubah menjadi Permendikbud
No. 24 Th. 2016. Kompetensi
inti dan kompetensi dasar
digunakan sebagai acuan untuk
perubahan buku teks pelajaran
pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah yang
mana acuannya nanti
menggunakan silabus. Silabus
sendiri merupakan rencana
pembelajaran pada suatu mata
pelajaran yang mencakup
Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.
( Kompetensi inti dan
kompetensi dasar biologi
terdapat pada Permendikbud No.
59 tahun 2013)
Selain itu urikulum 2013
memiliki tujuan untuk
mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada
9. Tujuan permateri Materi
Memahami
struktur dan
fungsi sel sebagai
unit terkecil
kehidupan
Struktur dan
fungsi sel
Memahami
keterkaitan
antara struktur
dan fungsi
jaringan
tumbuhan dan
hewan serta
penerapannya
dalam konteks
saingterms
Struktur dan
fungsi
jaringan
tumbuhan
dan hewan
Menjelaskan
struktur dan
fungsi organ
manusia dan
hewan tertentu,
kelainan/penyakit
yang mungkin
terjadi serta
implikasinya
pada salingterms
Struktur dan
fungsi organ
tumbuhan,
hewan dan
manusia
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
(Permendikbud Nomor 69
Tahun 2013 tentang Struktur
Kurikulum SMA).
4. Isi Isi dalam kurikulum 2004 ini
khusus pada mata pelajaran
Biologi adalah memuat
tentang isi materi yang dimuat
dalam jangka waktu catur
wulan yaitu:
Kelas X
Isi dalam kurikulum 2006 ini
khusus pada mata pelajaran Biologi
adalah memuat tentang isi materi
yang dilakukan atau didapatkan
dalam jangka tiap semester atau 6
bulan sekali yaitu :
Kelas X Semester I
Isi dalam kurikulum 2013 ini
khusus pada mata pelajaran
Biologi adalah memuat tentang
isi materi yang dilakukan atau
didapatkan dalam jangka tiap
semester atau 6 bulan sekali
dengan materi bahasan yang
10. Bekerja ilmiah, hakikat ilmu
Biologi, keanekaragaman
hayati dan pengelompokkan
makhluk hidup, hubungan
antara komponen ekosistem,
perubahan materi dan energi,
peranan manusia dalam
keseimbangan ekosistem.
Kelas XI
Organisasi seluler, struktur
jaringan, struktur dan fungsi
organ tumbuhan, hewan dan
manusia dan penerapan dalam
konteks sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
Kelas XII
Proses yang terjadi pada
tumbuhan, proses
metabolisme, hereditas,
evolusi, bioteknologi dan
implikasinya pada sains,
lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
1. Hakikat biologi
2. Pengelompokan Makhluk Hidup
Kelas X Semester II
1. Keanekaragaman Hayati
2. Hubungan Antarkomponen
Ekosistem, Perubahan Materi
dan Energi, Peranan
Manusia dalam Keseimbangan
Ekosistem
Kelas XI Semester I
1. Struktur dan Fungsi Sel
2. Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan dan Hewan
3. Struktur dan Fungsi Organ
Tumbuhan, Hewan dan Manusia
Kelas XI Semester II
1. Struktur dan Fungsi Organ
Tumbuhan, Hewan dan Manusia
Kelas XII Semester I
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan
2. Proses Metabolisme pada
Organisme
3. Hereditas
Kelas XII Semester II
1. Evolusi
2. Bioteknologi
(Badan Standar Nasional
lebih banyak dari kurikulum
2006 yaitu :
Kelas X
1. Ruang Lingkup Biologi
2. Keanekaragaman Hayati
3. Klasifikasi Makhluk Hidup
4. Virus
5. Archaebacteria dan
Eubacteria (Monera)
6. Protista
7. Fungi
8. Plantae
9. Animalia
10. Ekologi
Kelas XI
1. Sel
2. Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan
3. Jaringan Hewan
4. Struktur dan Fungsi Tulang
dan Sendi
5. Sistem Peredaran Darah
6. Struktur dan Fungsi Sel pada
Sistem Pencernaan
7. Sistem Pernapasan
8. Sistem Ekskresi
9. Sistem Imun
Kelas XI Semester II
1. Pertumbuhan dan
Perkembangan
2. Metabolisme termasuk
Anabolisme dan Katabolisme
11. Pendidikan (BSNP) tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah)
3. Materi Genetik
4. Pembelahan Sel
5. Pola Hereditas
6. Mutasi
7. Evolusi
Bioteknologi
5. Organisai Struktur organisasi dalam
kurikulum 2004 ini berupa
struktur horizontal dan
vertical yang meliputi segala
hal yang berhubungan dengan
kurikulum , yang mencakup
didalamnya:
Struktur Horizontal
Kurikulum 2004 pada Mata
Pelajaran Biologi
menggunakan separate subject
curriculum. Yakni
menekankan penyajian bahan
pelajaran dalam bentuk
bidang studi atau mata
pelajaran. Isinya ialah
pengetahuan yang telah
tersusun secara logis dan
sistematis dari masing-masing
bidang keilmuan. Antarmata
merupakan unsur yang
terpisah-pisah. Tak ada
pengaitan antarsatu mata
pelajaran dengan mata
pelajaran lain.
Struktur organisasi dalam
kurikulum 2006 ini berupa struktur
horizontal berdasarkan ketentuan
system kelas dan vertical mengenai
substansi pembelajaran , yang
mencakup didalamnya:
Struktur Horizontal
Para siswa dikondisikan dalam
system semesteran dikondisikan
dalam tiap kelas. Satuan pendidikan
pada semua jenis dan jenjang
pendidikan menyelenggarakan
program pendidikan dengan
menggunakan sistem paket atau
sistem kredit semester. Kedua
sistem tersebut dipilih berdasarkan
jenjang dan kategori satuan
pendidikan yang bersangkutan.
Satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK
kategori mandiri menggunakan
sistem kredit semester.
Penyelesaian program pendidikan
dengan menggunakan sistem paket
adalah tiga tahun untuk
SMA/MA/SMALB dan tiga sampai
Pada kurikulum 2013 ini tidak
terdapat organisasi secara
horizontal maupun vertical
karena organisasi Kurikulum
yang terdapat dalam Kurikulum
2013 versi 2014 merupakan
mata pelajaran berkolerasi,
dimana organisasi isi kurikulum
2013 ini menghubungkan
pembahasan suatu mata
pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya atau satu pokok bahasan
dengan pokok bahasan yang
lain. Bentuk korelasi yang
mengaitkan antara fakta
pelajaran tertentu dengan
pelajaran yang lain,
menggunakan generalisasi pada
dua atau lebih mata pelajaran,
serta menekankan nilai moral
yang terdiri dari:
1. KI : Melalui kompetensi inti,
integrasi vertikal berbagai
kompetensi dasar pada kelas
yang berbeda dapat dijaga
2. MAPEL : Dikembangkan
12. Struktur Vertikal
SD kelas 1 - 6; SMP/MTs
kelas 1-3 atau 7-9; dan
SMA/MA atau SMK/MAK
kelas 1-3 atau kelas 10-12.
Sistem kelas, sistem tanpa
kelas, kombinasi sistem kelas
dan tanpa kelas (akselerasi),
sistem unit waktu {1 tahun
setiap kelas yang terdiri dari 2
semester (34-40 minggu
belajar efektif)}, dan
pengalokasian waktu 1 jam
pelajaran 45 menit. Sistem
unit waktu pada kurikulum
2004 adalah sistem semester.
dengan empat tahun untuk
SMK/MAK. Program percepatan
dapat diselenggarakan untuk
mengakomodasi peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa. Sistem kredit
semester adalah sistem
penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya
menentukan sendiri beban belajar
dan mata pelajaran yang diikuti
setiap semester pada satuan
pendidikan.
Struktur Vertikal
Struktur vertikal SMA/MA meliputi
substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang
pendidikan selama tiga tahun mulai
Kelas X sampai dengan Kelas XII.
Struktur vertikal disusun
berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran. Pengorganisasian
kelas-kelas pada SMA/MA dibagi
ke dalam dua kelompok, yaitu kelas
X merupakan program umum yang
diikuti oleh seluruh peserta didik,
dan kelas XI dan XII merupakan
program penjurusan yang terdiri
atas empat program: (1) Program
Ilmu Pengetahuan Alam, (2)
Program Ilmu Pengetahuan Sosial,
(3) Program Bahasa, dan (4)
struktur kurikulum
pendidikan menengah, terdiri
atas kelompok mata
pelajaran wajib dan mata
pelajaran pilihan
3. Bahan Belajar : Beban
belajar merupakan
keseluruhan kegiatan yang
harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu
semester, dan satu tahun
pembelajaran
4. KD : Kompetensi dasar
dirumuskan untuk mencapai
kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar
dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu
mata pelajaran
5. Materi : Subjek yang akan
dipelajari yang mrupakan
hasil dari korelasi
Kompetensi Dasar
13. Program Keagamaan, khusus untuk
MA. Kurikulum SMA/MA Kelas X
terdiri atas 16 mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan
diri. Sedangkan Kurikulum
SMA/MA Kelas XI dan XII
Program IPA, Program IPS,
Program Bahasa, dan Program
Keagamaan terdiri atas 13 mata
pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri (Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi)
6. Strategi Strategi yang digunakan
dalam pembelajaran
kurikulum 2004 ini adalah:
1. Menggunakan sistem
belajar dengan modul
2. Menggunakan keseluruhan
sumber belajar
3. Menekankan pengalaman
belajar
4. Menggunakan strategi
belajar individual personal
5. Mengutamakan
kemudahan belajar
6. Menggunakan strategi
belajar tuntas
7. Menggunakan
pembelajaran kontekstual
8. Terdapat pula kegiatan
evaluasi dalam
Strategi yang digunakan dalam
kurikulum 2006 ini dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia yang
berasa pada dokumen standart
proses. Kemudian juga
menggunakan sumber belajar dan
teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar, dengan
prinsip alam takambang jadi guru
(semua yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumber
belajar, contoh dan teladan (Prinsip
Pelaksanaan Kurikulum
Permendiknas No. 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi pada poin e).
Strategi yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran pada
Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses
keilmuan. Pendekatan saintifik
dapat menggunakan beberapa
strategi seperti pembelajaran
kontekstual. Kemudian model
pembelajaran yang digunakan
merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, sintak, pengaturan,
dan budaya misalnya; discovery
learning, project-based learning,
problem-based learning, inquiry
learning.
Konsep pendekatan scientific
yang Memilki kriteria :
14. pembelajaran Selain itu dalam proses
pembelajaran kurikulum ini
dilakukan kegiatan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik, yang
tertuang dalam BAB I Pendahuluan
Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 diperlukan untuk mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Proses
pembelajaran yang dimaksud di atas
dilaksanakan pada saat kegiatan inti
dalam rangkaian pelaksanaan
pembelajaran (kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup). Kegiatan inti
menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran,
yang dapat meliputi proses
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
(Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standart Proses).
Tidak lupa juga terdapat suatu
kegiatan evaluasi dalam
pembelajaran
Mengamati
Menanya
Menalar
Mencoba
Membentuk jejaring untuk
semua mata pelajaran
Yang mana itu semua
digunakan untuk memenuhi
tujuan kurikulum 2013.
10. Evaluasi 1. Mengembangkan Evaluasi proses pembelajaran Evaluasi hasil pembelajaran
15. kompetensi-kompetensi
siswa pada setiap aspek
mata pelajaran dan bukan
pada penekanan
penguasaan konten mata
pelajaran itu sendiri
2. Mengembangkan
pembelajaran yang
berpusat pada siswa
(student oriented).
3. Guru diberi kewenangan
untuk menyusun silabus
yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di
sekolah.
4. Bentuk pelaporan hasil
belajar yang memaparkan
setiap aspek dari suatu
mata pelajaran
memudahkan evaluasi dan
perbaikan terhadap
kekurangan peserta didik
5. Penilaian yang
menekankan pada proses
memungkinkan siswa
untuk mengeksplorasi
kemampuannya secara
optimal, dibandingkan
dengan penilaian yang
terfokus pada konten
6. Penilaian Sains dapat
dilakukan dengan berbagai
cara seperti tes perbuatan,
dilakukan untuk menentukan
kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran,
dan penilaian hasil pembelajaran
(Permendiknas Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standart Proses).
Penilaian hasil belajar merupakan
salah satu tahap atau bentuk
evaluasi pembelajaran,
sebagaimana yang telah disebutkan
dalam Permendiknas No. 41 tahun
2007 tentang Standar Proses.
Berdasarkan Permendiknas Nomor
20 Tahun 2007 tentang Standart
Penilaian, penilaian hasil belajar
pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah.
1. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan secara
berkesinambungan,
bertujuan untuk memantau proses
dan kemajuan belajar peserta didik
serta
untuk meningkatkan efektivitas
kegiatan pembelajaran. Penilaian
hasil belajar oleh pendidik
menggunakan berbagai teknik
penilaian berupa tes, observasi,
dilakukan saat proses
pembelajaran dan di akhir
satuan pelajaran dengan
menggunakan metode dan alat:
tes lisan/perbuatan, dan tes tulis.
Hasil evaluasi akhir diperoleh
dari gabungan evaluasi proses
dan evaluasi hasil pembelajaran.
Salah satu bentuk dari evaluasi
adalah penilaian. Penilaian
pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta
didik mencakup: penilaian
otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan
ujian sekolah/madrasah.
Penilaian hasil belajar dilakukan
oleh pendidik dengan
menggunakan bentuk penilaian
Autentik dan non atutentik.
Penilaian proses pembelajaran
yang menggunakan pendekatan
penilaian otentik (authentic
assesment) akan menilai
kesiapan peserta didik, proses,
dan hasil belajar secara utuh.
16. tes tertulis, pengamatan,
kuesioner, skala sikap,
portofolio, hasil proyek.
Dengan demikian, lingkup
penilaian Sains dapat
dilakukan baik pada hasil
belajar (akhir kegiatan)
maupun pada proses
perolehan hasil belajar
(selama kegiatan belajar).
Hasil penilaian dapat
diwujudkan dalam bentuk
nilai dengan ukuran
kuantitatif ataupun dalam
bentuk komentar deskriptif
kualitatif
penugasan perseorangan atau
kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
2. Penilaian oleh Satuan
Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta
didik pada semua mata pelajaran.
Instrumen penilaian yang
digunakan oleh satuan pendidikan
dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah memenuhi
persyaratan substansi, konstruksi,
dan bahasa, serta memiliki bukti
validitas empirik
3. Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh
pemerintah dilakukan dalam bentuk
UN yang bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi. Instrumen penilaian yang
digunakan oleh pemerintah dalam
bentuk UN memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, bahasa, dan
memiliki bukti validitas empirik
serta menghasilkan skor yang dapat
Keterpaduan penilaian ketiga
komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas,
gaya, dan perolehan belajar
peserta didik yang mampu
menghasilkan dampak
instruksional (instructional
effect) pada aspek pengetahuan
dan dampak pengiring
(nurturant effect) pada aspek
sikap (Permendikbud No 104
Tahun 2014 tentang Penilaian
hasil belajar oleh pendidik
Sekolah dasar dan pendidik
Menengah)
17. diperbandingkan antarsekolah,
antardaerah, dan antartahun.
(Permendiknas Nomor 20 Tahun
2007 tentang Standart Penilaian)
8 Temuan Khusus 1. Buku Pedoman-Pedoman
2. Tidak ada materi standar,
karena materi ini
disesuaikan dengan
kebutuhan
3. Penetapan standart
kompetensi peserta didik
dan warga belajar
4. Pengaturan kurikulum
nasional
5. Penilaian hasil belajar
secara nasional
6. Penyusunan pedoman
pelaksanaan
7. Penetapan standart materi
pelajaran pokok,
penetapan kalender
pendidikan dan jumlah
jam belajar afektif setiap
tahun bagi pendidikan
dasar, menengah, dan luar
sekolah
8. Dalam kurikulum ini
tidak ada materi standar,
karena materi
disesuaikan dengan
kebutuhan dan minat
anak
1. Menekankan pada
ketercapaiannya kompetensi
siswa baik secara individual
maupun klasikal. Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan peserta didik
dibentuk untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan
minat yang pada akhirnya akan
membentuk pribadi yang trampil
dan mandiri.
2. Berorientasi pada hasil belajar
(learning outcomes) dan
keberagamaan.
3. Penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang
bervariasi.
4. Guru bukan satu-satunya sumber
belajar tetapi sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
5. Penilaian menekankan pada
proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi,
1. Nama Kurikulum tidak
berubah menjadi kurikulum
Nasional tetapi
menggunakan nama
Kurikulum 2013 Edisi Revisi
yang berlaku secara
Nasional.
2. Penilaian Hasil Belajar
Kurikulum versi 2013 pada
jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan
berdasarkan standar
penilaian pendidikan yang
berlaku secara rasional
(Permendikbud No 66 Tahun
2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan Pasal 1
ayat 1).
3. Penilaian Hasil Belajar
dilakukan oleh pendidik
dengan menggunakan bentuk
penialaian Autentik dan non
atutentik (Permendikbud No
104 Tahun 2014 tentang
Penilaian hasil belajar oleh
pendidik Sekolah dasar dan
pendidik Menengah).
18. dan ciri-ciri tersebut harus
tercermin dalam praktik
pembelajaran.
4. Tidak menggunakan Standar
Kompetensi (SK) lagi
melainkan menggunakan
Kompetensi Inti (KI).
5. Penilaian sikap KI 1 dan KI
2 sudah ditiadakan disetiap
mata pelajaran hanya agama
dan PPKn namun
Kompetensi Inti (KI) tetap
dicantumkan dalam
penulisan RPP.
6. Pendekatan scientific 5M
bukanlah satu-satunya
metode saat mengajar dan
apabila digunakan maka
susunannya tidak berurutan.
9. Model konsep Model konsep kurikulum
2004 ini menggunakan Model
Subjek Akademik yang
artinya berusaha dalam
menguasai ilmu sebanyak-
banyaknya, yang mana dalam
prinsip pengembangan
kurikulum 2004 sendiri
menekankan pada keimanan,
budi pekerti luhur, nilai-nilai
budaya, etika, logika ,
estetika, dan kinestika.
Kemudian dalam model
subjek akademis ini sangat
berkenaan dengan materi
Model konsep kurikulum 2006 ini
menggunakan Model Konsep
Kurikulum Subek Akademik,
Rekonstruksi Sosial, dan
Teknologis, teknologi disini
digunakan untuk mengembangkan
pembelajaran.
• Model Konsep Kurikulum
Akademik
Pelaksanaan kurikulum didasarkan
pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang
berguna bagi dirinya. Dalam hal ini
Model konsep kurikulum 2013
menggunakan Kurikulum
humanistik yaitu kurikulum
yang dirancang untuk
menyiapkan peserta didik
dengan berbagai pengalaman
naluriah yang sangat berperan
dalam perkembangan individu.
Dengan alas an adalah untuk
memberikan tempat utama
kepada siswa yang mana pada
permen ini mengemukakan
bahwa Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk
19. pembelajaran yang hubungan
kurikulum, dan berkonsentrasi
pada kuriulum.
peserta didik harus mendapatkan
pelayanan pendidikan yang
bermutu, serta memperoleh
kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan
menyenangkan.
• Model Konsep Kurikulum
Rekonstruksi Sosial
Kurikulum dilaksanakan dengan
mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya serta kekayaan
daerah untuk keberhasilan
pendidikan dengan muatan seluruh
bahan kajian secara optimal
• Model Konsep Kurikulum
Humanistik
Pelaksanaan kurikulum
memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau
percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi
peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik
yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral
Model Konsep Kurikulum
Teknologis
Kurikulum dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan
multistrategi dan multimedia,
mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.
Model konsep kurikulum k13
revisi 2014 ini lebih tertuju pada
model kurikulum teknologis,
dimana model konsep ini
memiliki ciri tujuan,metode,
bahan ajar dan evaluasi
diantranya sebagai :
1. Tujuan diarahkan pada
penguasaan kompetensi,
yang dirumuskan dalam
bentuk perilaku hasil belajar
yang dapat diukur. Pada
kurikulum k13 revisi 2014
ini dalam Permen Nomor 57
tahun 2014 poin tujuan k13
yaitu mempersiapkan pribadi
dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan
20. sumber belajar dan teknologi yang
memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, dengan prinsip
alam takambang jadi guru (semua
yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumber
belajar, contoh dan teladan) (Prinsip
Pelaksanaan Kurikulum
Permendiknas No. 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi poin a, f, c, dan
e).
peradaban dunia.
2. Metode pengajaran yang
bersifat individual. Pada
kurikulum k13 revisi 2014
tertera penguatan pola
pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik. Peserta
didik harus memiliki pilihan-
pilihn terhadap materi yang
dipelajari dan gaya
belajarnya (learning style)
untukmemiliki kompetensi
yang sama
3. Bahan ajar atau isi kurikulum
banyak diambil dari disiplin
ilmu. Tetapi telah diramu
sedemikian rupa sehingga
mendukung penguasaan
suatu kompetensi. Bahan ajar
yang digunakan dalam
kurikulum dengan
permasalahan yang dijumpai
di sekitar yang teramu
menjadi suatu tema tertentu
dalam pembelajaran
sebagaimana tentang dalam
Permendikbud Nomor 57
tahun 2014 poin muatan
pembelajaran.
Kemudian kurikulum
Rekonstruksional social juga
mewarnai kurikulum 2013 ini
21. yang mana digunakan daam
memperhatikan hubungan
soaial, sehingga peserta didik
dapat menyelesaikan
permasalahan masyarakat atau
kemanusiaan.
10 Prinsip
pengembangan
Prinsip pada kurikulum 2004
ini adalah :
1) Keimanan, nilai dan budi
pekerti luhur
2) Penguatan identitas
nasional
3) Keseimbangan etika
4) Adaptasi terhadap abad
pengetahuan dan teknologi
5) Mengembangkan
keterampilan hidup
6) Berpusat pada anak
dengan penilaian yang
berkelanjutan dan
komprehensif
7) Kesamaan memperoleh
kesempatan
8) Belajar sepanjang hayat
Prinsip pada kurikulum 2006 ini
adalah :
1.) Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
2.) Beragam dan terpadu
3.) Tanggap terhadap
perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan
seni
4.) Relevan dengan kebutuhan
kehidupan
5.) Menyeluruh dan
berkesinambungan
6.) Belajar sepanjang hayat
7.) Seimbang antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah
(Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standart Isi
Prinsip pada kurikulum 2013 ini
adalah :
1. Berpusat pada peserta didik
2. Mengembangkan kreativitas
peserta didik,
3. Menciptakan kondisi
menyenangkan dan
menantang,
4. Bermuatan nilai, etika,
estetika, logika, dan
kinestetika, dan
5. Menyediakan pengalaman
belajar yang beragam
melalui penerapan berbagai
strategi dan metode
pembelajaran yang
menyenangkan, kontekstual,
efektif, efisien, dan
bermakna
(Permendikbud Nomor 81a
Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum
Pedoman Umum Pembelajaran)
Untuk mencapai kualitas yang
22. telah dirancang dalam dokumen
kurikulum, kegiatan
pembelajaran perlu
menggunakan prinsip sebagai
berikut:
1. peserta didik difasilitasi
untuk mencari tahu;
2. peserta didik belajar dari
berbagai sumber belajar;
3. proses pembelajaran
menggunakan pendekatan
ilmiah;
4. pembelajaran berbasis
kompetensi;
5. pembelajaran berbasis
keterampilan aplikatif;
6. peningkatan keseimbangan,
kesinambungan, dan
keterkaitan antara hard-skills
dan soft-skills;
7. pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran;
(Permendikbud Nomor 103
Tahun 2014)
11 Kekurangan dan
Kelebihan
Kekurangan: Kekurangan: Kekurangan :
23. a. Paradigma guru dalam
pembelajaran KBK masih
seperti kurikulum-
kurikulum sebelumnya
yang lebih pada teacher
oriented.
b. Konsep KBK sering
mengalami perubahan
termasuk pada urutan
standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga
menyulitkan guru untuk
merancang pembelajaran
secara berkelanjutan.
c. Tidak dapat
mengembangkan
indikator.
Sarana dan pra sarana
pendukung pembelajaran
yang belum merata di setiap
sekolah, sehingga KBK tidak
bisa diimplementasikan secara
komprehensif
Kelebihan :
1.Mengembangkan
kompetensi-kompetensi
peserta didk pada setiap
aspek mata pelajaran dan
bukan pada penekanan
a. ketersediaan sarana dan
prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelakanaan
KTSP
b. Masih banyaknya guru yang
belum memahami KTSP baik
penyusunannya, maupun praktek
pelaksanaan di lapangan.
c. Menekankan pada aspek kognitif
dan belum ada implementasi
langsung pada diri peserta didik
dari materi-materi yang
diajarkan,
d. Hanya membutuhkan beban
belajar hanya 2 jam
pembelajaran dalam satu
minggu.
Kelebihan :
a. Mendorong terwujudnya
otonomi sekolah dalam
pendidikan
b. Mendorong guru, pihak
sekolah, dan manajemen untuk
semakin meningkatkan
kreatifitasnya dalam
penyelenggaraan program
pendidikan
c. KTSP memberikan peluang
yang lebih luas kepada sekolah
a. Banyak sekali guru-guru
yang belum siap secara
mental
b. Beban belajar siswa dan
termasuk guru terlalu berat,
sehingga waktu belajar
disekolah terlalu lama
c. Kurangnya pemahaman guru
dengan konsep pendekatan
scientific
d. Kurangnya ketrampilan guru
dalam menyususn RPP
Kelebihan:
a. Siswa lebih aktif, kreatif, dan
inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang
mereka hadapi disekolah
b. Adanya penilaian dari semua
aspek
c. Munculnya pendidikan
karakter dan pendidikan budi
pekerti
d. Kompetensi yang sesuai
dengan tuntutan fungsi dan
pendidikan nasional
kurikulum ini sangat tanggap
dengan fenomena dan
perubahan sosial sifat
24. penguasaan konten mata
pelajaran itu sendiri.
2. KBK bersifat alamiah
(konstekstual), karena
berangkat berfokus dan
bermuara pada hakekat
peserta didik untuk
mengembangkan berbagai
kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing.
Dalam hal ini peserta didik
merupakan subjek belajar dan
proses belajar berlangsung
secara alamiah dalam bentuk
bekerja dan mengalami
berdasarkan standar
kompetensi tertentu, bukan
transfer pengetahuan (transfer
of knowledge).
3. Kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) boleh jadi
mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan
lain. Penguasaan ilmu
pengetahuan dan keahlian
tertentu dalam suatu
pekerjaan, kemampuan
memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, serta
aspek-aspek kepribadian
dapat dilakukan secara
optimal berdasarkan standar
kompetensi tertentu.
untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan
kebutuhannya
d. Materi yang diajarkan sudah
terbagi dalam Standar
Kompetensi dan Kompetensi
Dasar.
e. Guru sebagai pengajar,
pembimbing, pelatih dan
pengembang kurikulum.
f. Kurikulum sangat humanis,
yaitu memberikan kesempatan
kepada guru untuk
mengembangkan isi/konten
kurikulum sesuai dengan kondisi
sekolah, kemampuan peserta
didik dan kondisi daerahnya
masing-masing.
g. Standar kompetensi yang
memperhatikan kemampuan
individu, baik kemampuan,
kecakapan belajar, maupun
konteks social budaya.
h. Berbasis kompetensi sehingga
peserta didik berada dalam
proses perkembangan yang
berkelanjutan dari seluruh aspek
kepribadian, sebagai pemekaran
terhadap potensi-potensi bawaan
sesuai dengan kesempatan
belajar yang ada dan diberikan
oleh lingkungan.
i. Guru sebagai fasilitator yang
pembelajaran sangat
kontekstual
25. 4. Mengembangakan
pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik /siswa
(student oriented). Peserta
didik dapat bergerak aktif
secara fisik ketika belajar
dengan memanfaatkan indra
seoptimal mungkin dan
membuat seluruh tubuh serta
pikiran terlibat dalam proses
belajar. Dengan demikian,
peserta dapat belajar dengan
bergerak dan berbuat, belajar
dengan berbicara dan
mendengar, belajar dengan
mengamati dan
menggambarkan, serta belajar
dengan memecahkan masalah
dan berpikir. Pengalaman-
pengalaman itu dapat
diperoleh melalui kegiatan
mengindra, mengingat,
berpikir, merasa,
berimajinasi, menyimpulkan,
dan menguraikan sesuatu.
Kegiatan tersebut dijabarkan
melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
5. Guru diberikan
kewenangan untuk menyusun
silabus yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di
bertugas mengkondisikan
lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar peserta didik
j. Mengembangkan ranah
pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan berdasarkan
pemahaman yang akan
membentuk kompetensi
individual.
k. Pembelajaran yang dilakukan
mendorong terjadinya kerjasama
antar sekolah, masyarakat, dan
dunia kerja yang membentuk
kompetensi peserta didik.
l. kegiatan pembelajaran lebih
bervariasi, dinamis dan
menyenangkan
m.Menggunakan berbagai sumber
belajar.
n. Evaluasi berbasis kelas yang
menekankan pada proses dan
hasil belajar.
o. Guru sebagai fasilitator yang
bertugas mengkondisikan
lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar siswa.
26. sekolah/daerah masing-
masing sesuai mata pelajaran
yang diajarkan.
6. Bentuk pelaporan hasil
belajar yang memaparkan
setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan
evaluasi dan perbaikan
terhadap kekurangan peserta
didik dalam kegiatan
pembelajaran.
7. Penilaian yang
menekankan pada proses
memungkinkan peserta didik
untuk mengeksplorasi
kemampuannya secara
optimal, dibandingkan
dengan penilaian yang
terfokus pada konten.
8. Ada bidang-bidang
studi atau mata pelajaran
tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat
menggunakan pendekatan
kompetensi, terutama yang
berkaitan dengan
ketrampilan.