4. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Tiga Tradisi
Pemikiran Politik
Demokrasi
Aristotelian Theory
demokrasi merupakan salah satu bentuk
pemerintahan, yakni pemerintahan oleh
seluruh warganegara yang memenuhi
syarat kewarganegaraan
Medieval Theory
suatu landasan pelaksanaan
kekuasaan tertinggi di tangan rakyat
Contemporary Doctrine
konsep republik sebagai bentuk
pemerintahan rakyat yang murni
(Torres,1998)
5. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
10 Pilar Demokrasi Konstitusional
Menurut UUD 1945 (Sanusi, 2006)
Demokrasi yang BerKetuhanan Yang Maha Esa
Demokrasi Dengan Kecerdasan
Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat
Demokrasi dengan “Rule of Law”
Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara
Demokrasi dengan Hak Azasi Manusia
Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka
Demokrasi dengan Otonomi Daerah
Demokrasi Dengan Kemakmuran
Demokrasi yang Berkeadilan Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
7. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
3 Sumber Nilai Demokrasi
Bangsa Indonesia
Sumber nilai yang berasal dari demokrasi desa
Sumber nilai yang berasal dari islam
Sumber nilai yang berasal dari barat
8. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Demokrasi Desa
Pada abad XIV sampai XV, terdapat istilah yang
terkenal di kultur Minangkabau
"Rakyat ber-raja pada Penghulu, Penghulu ber-raja
pada Mufakat, dan Mufakat ber-raja pada alur dan
patut”
Tanah sebagai faktor produksi yang penting tidaklah
dikuasai oleh raja, melainkan dimiliki bersama oleh
masyarakat desa.
Hasrat setiap orang untuk memanfaatkannya harus
melalui persetujuan. Adat hidup seperti itu
membawa kebiasaan bermusyawarah menyangkut
kepentingan umum yang diputuskan secara mufakat
Rapat parbaringin (para tetua adat) untuk menentukan hari baik bagi perayaan
"manden horbo bius" (penggarapan sawah), Samosir.
sumber: https://commons.wikimedia.org/
9. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Dalam melakukan protes, biasanya rakyat secara
bergerombol berkumpul di alun-alun dan duduk di
situ beberapa lama tanpa berbuat apa-apa, yang
mengekspresikan suatu bentuk demonstrasi damai.
Adapun hak rakyat untuk menyingkir dari daerah
kekuasaan raja, apabila ia merasa tidak senang lagi
hidup di sana dapat dianggap sebagai hak seseorang
untuk menentukan nasib sendiri.
Kelima anasir demokrasi asli itu:
rapat, mufakat, gotong royong, hak
mengadakan protes bersama dan
hak menyingkir dari daerah
kekuasaan raja, dipuja dalam
lingkungan pergerakan nasional
sebagai pokok yang kuat bagi
demokrasi sosial, yang akan
dijadikan dasar pemerintahan
Indonesia merdeka di masa datang
(Latif, 2011).
10. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Sumber Nilai yang Berasal dari Islam
Nilai demokratis yang berasal dari Islam bersumber
dari prinsip tauhid. Sikap pasrah kepada Tuhan,
yang memutlakkan Tuhan dan tidak pada sesuatu
yang lain, menghendaki tatanan sosial terbuka, adil,
dan demokratis (Madjid, 1992)
Kelanjutan logis dari prinsip Tauhid adalah paham
persamaan (kesederajatan) manusia di hadapan
Tuhan. Dengan prinsip itu, tiap-tiap manusia
dimuliakan kehidupan, kehormatan, hak-hak, dan
kebebasannya.
Piagam Madinah, perjanjian yang berisi penyatuan seluruh kekuatan
masyarakat menjadi bangsa yang satu tanpa membeda-bedakan kelompok
keagamaan sebagai contoh awal nasionalisme modern mewujud dalam sistem
masyarakat Madinah masa Nabi dan para khalifah
11. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Sumber Nilai yang Berasal dari Barat
Kehadiran kolonialisme Eropa
di Indonesia, membawa dua
sisi dari koin peradaban
Barat: sisi represi
imperialisme-kapitalisme dan
sisi humanisme-demokratis.
Penindasan politik dan penghisapan
ekonomi oleh imperialisme dan
kapitalis memenumbuhkan sikap
anti-penindasan, anti-penjajahan,
dan anti-feodalisme di kalangan para
perintis kemerdekaan bangsa.
Dalam melakukan perlawanan
terhadap represi politik-ekonomi
kolonial itu, mereka juga
mendapatkan stimulus dari
gagasan-gagasan humanisme-
demokratis Eropa
Penyebaran nilai-nilai humanisme-demokratis itu menemukan ruang aktualisasinya dalam kemunculan ruang
publik modern di Indonesia sejak akhir abad ke-19. Ruang publik berkembang menjadi berbagai gerakan
sosial (seperti Boedi Oetomo, Syarekat Islam dan lan-lain) yang berujung pada pendrian partai-partai politik
(sejak 1920-an), dan kehadiran Dewan Rakyat (Volksraad) sejak 1918
12. Praktik
Demokrasi
di Indonesia
Masa Republik Indonesia I
(1945-1959)
Masa Republik Indonesia II
(1959-1965)
Masa Republik Indonesia III
(1965-1998)
Masa Republik Indonesia IV
(1998-sekarang)
dinamakan masa demokrasi
konstitusional yang menonjolkan
peranan parlemen dan partai-
partai, karena itu dinamakan
Demokrasi Parlementer
masa Demokrasi Terpimpin yang
banyak penyimpangan dari
demokrasi konstitusional yang
secara formal merupakan landasan
dan penunjukan beberapa aspek
demokrasi rakyat
masa Demokrasi Pancasila.
Demokrasi ini merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan
sistem presidensiil
masa reformasi yang
menginginkan tegaknya
demokrasi di Indonesia sebagai
koreksi terhadap praktik-praktik
politik yang terjadi pada masa
Republik Indonesia III.
Farah Aulia Anisa
200253611299
14. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Majelis Permusyawaratan Rakat (MPR)
Kedudukan
[Pasal 1 ayat (2)
UUD 1945]
MPR adalah lembaga negara yang
punya kedudukan yang sama denga
lembaga negara lainnya
MPR adalah lembaga negara tertinggi
Kewenangan
[Pasal 2 dan 6 ayat
(2) UUD 1945]
MPR punya kewenangan untuk
mengubah, menetapkan UUD, GBHN,
memilih presiden dan wakil presiden,
dan memberhentikan presiden dan
wakil presiden
Kewenangan MPR adalah mengubah
dan menetapkan UUD, melantik
preisiden dan wakil presiden,
memberhentikan presiden dan wakil
presiden setelah adanya proses hukum
di Mahkamah Konstitusi
Anggota MPR terdiri dari seluruh
anggota DPR, utusan daerah, utusan
golongan
Anggota MPR terdiri dari anggota DPR
dan anggota DPD hasil Pemilu
Susunan
(Pasal 3 ayat (3) , Pasal 7A UUD 1945)
SEBELUM SESUDAH
15. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Dewan Perwakilan Rakat (DPR)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih
melalui pemilihan umum.
Keanggotaan DPR tidak disebutkan secara
jelas di dalam UUD.
kekuasaan membentuk Undang-Undang
berada di tangan Presiden
Kekuasaan membentuk Undang-Undang berada
di tangan DPR. Presiden hanya mengesahkan
rancangan undang-undang yang telah dibahas
bersama dengan DPR
UUD 1945 tidak menyebutkan dengan
jelas bahwa DPR memiliki fungsi legislasi,
fungsi anggaran dan pengawasan
DPR memiliki fungsi legislasi , fungsi anggaran
dan pengawasan [pasal 20A (1)
SEBELUM SESUDAH
[Pasal 19]
[Pasal 20]
[Pasal 20 A]
16. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
keanggotaannya dipilih dari setiap provinsi
dengan jumlah yang sama, dipilih langsung
oleh rakyat, lebih legitimate
sebagai lembaga legislatif DPD RI
mempunyai fungsi legislasi, pengawasan
dan penganggaran yang dijalankan dalam
kerangka fungsi representasi
Dalam struktur kekuasaan
legislatif yang baru di
Indonesia, DPD lahir
sebagai konsekuensi dari
proses reformasi
[Pasal 22 C]
[Pasal 22 D]
18. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Pentingnya Demokrasi
sebagai Sistem Politik Kenegaraan Modern
Menjamin hak-hak dasar
Adanya kesetaraan setiap warga negara
Pemenuhan kebutuhan umum
Kebebasan untuk berpendapat
Mencegah pemerintahan yang diktaktor
Menciptakan pemerintah yang
bertanggung jawab
Meningkatkan kerja sama antar warga
negara.
19. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Demokrasi Indonesia adalah demokrasi
yang berdasar Pancasila. Artinya,
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
menurut hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Demokrasi Indonesia adalah demokrasi
konstitusional, selain karena dirumuskan nilai
dan normanya dalam UUD 1945, konstitusi
Indonesia juga bersifat membatasi kekuasaan
pemerintahan dan menjamin hak-hak dasar
warga negara
Praktik demokrasi Pancasila berjalan
sesuai dengan dinamika perkembangan
kehidupan kenegaraan Indonesia.
Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila
secara ideal telah terrumuskan, sedang
dalam tataran empirik mengalami
pasang surut
Sebagai pilihan akan pola kehidupan
bernegara, sistem demokrasi dianggap penting
dan bisa diterima banyak negara sebagai jalan
mencapai tujuan hidup bernegara yakni
kesejahteraaan dan keadilan
1
3
2 4
Rangkuman