2. “Tidaklah dua orang muslim berjumpa,
lalu keduanya berjabat tangan, kecuali
keduanya diampuni sebelum keduanya
berpisah.”
(H.R. Abu Daud)
3. Makna Ukhuwah Islamiyah
Etimologi
◦ Berasal dari bahasa Arab “Akhun” = Saudara, dan “Islam”
= tunduk, patuh, berserah diri kepada Allah SWT
Terminologi
◦ “Persaudaraan antar sesama muslim”
Makna
◦ Keterikatan hati dan jiwa (persaudaraan) sesama muslim
atas dasar akidah
Bedanya dengan “Persaudaraan” yang selainnya:
◦ Motifnya ⇒ karena iman
◦ Daya ikatnya ⇒ lebih kuat dari ikatan sedarah, (mengikat
seseorang dari berbagai golongan atas dasar iman)
◦ Nilainya ⇒ dunia akhirat
4. Nilai penting
Nikmat Allah (Q.S. 3:103)
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya ...”
Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)
“dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman).
walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi
Maha Bijaksana.”
5. Nilai penting
Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10)
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Syarat sempurnanya iman
Dari Anas bin Malik radliyallahu „anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda: Tidak sempurna keimanan salah seorang dari
kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk
dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan tidak akan
sempurna iman kalian sampai kalian saling mencintai. Maukah aku
tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling
mencintai ? Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
6. Ukhuwah di Masa Rasulullah
SAW
Saat
Hijrah
Proble
m
Tempat
tinggal
Makanan
Pakaian
Distribusi
kekayaa
n
Keluarga
Terselesaikan
dengan
mempersaudarak
an
★Rasulullah SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar
7. Ketika dalam suatu perang, salah seorang sahabat sangat
kehausan. Ia hanya tinggal mempunyai satu kali jatah air
untuk minum. Saat akan meminumnya, terdengar rintihan
sahabat lain yang kehausan. Maka air tersebut ia berikan
kepada sahabat yang kehausan itu. Saat mau meminumnya,
terdengar sahabat lain lagi yang merintih kehausan.
Kemudian ia berikan air tersebut kepada sahabat itu. Begitu
seterusnya sampai air tersebut kembali kepada si pemilik air
pertama tadi. Akhirnya semua syahid.Juga ketika para
sahabat Muhajirin, yang berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Maka, para sahabat Anshar menyediakan apa yang
dimilikinya untuk saudaranya.
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan
telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka
(Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka TIADA MENARUH KEINGINAN dalam
hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(orang Muhajirin); dan mereka MENGUTAMAKAN (ORANG-
ORANG MUHAJIRIN), atas diri mereka sendiri. Sekalipun
mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan
9. Tingkatan Ukhuwah
1. Ta’aruf
◦ Saling mengenal (Q.S. Al Hujurat/49: 13)
2. Tafahum
◦ Saling memahami
“Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah
akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa
menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba
selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim)
3. Ta’awun
◦ Saling membantu dalam kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran (Q.S. Al-Maidah/5 :
2)
”Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan,
dan janganlah saling membantu dalam perbuatan dosa dan
permusuhan. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat
keras dalam hukuman-Nya.”
10. 4. Takaful
• (Saling Menanggung) Inilah ketinggian ukhuwah Islamiyah,
rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Ketika ada
saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut
menanggung dan menyelesaikan masalahnya
tersebut.Bukan sekedar simpati, tapi lebuh ke empati.
Bukan semata prihatin dan ikut mendoakan, tapi bergerak
mengulurkan tangan, memberi bantuan, memudahkan dan
melapangkan urusan. Artinya: “Barangsiapa yang
melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin,
maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari
Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang
kesulitan, maka Allah Azza wa Jalla memudahkan baginya
(dari kesulitan) di dunia dan akhirat.” (HR Muslim).
5. Itsar
• (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri) “Tidak
beriman seseorang di antaramu hingga kamu mencintainya
seperti kamu mencintai dirimu sendiri.” (HR Bukhari dan
11. Hal-hal yang menguatkan
ukhuwah
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai
2. Memohon didoakan bila berpisah
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila
berjumpa
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non
muhrim)
5. Sering bersilaturrahim (mengunjungi saudara)
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
12. Hak Muslim terhadap
saudaranya
1. Apabila engkau menjumpainya engkau berikan
salam kepadanya.
2. Apabila ia mengundangmu engkau
memperkenankan undangannya.
3. Apabila ia meminta nasehat, engkau
menasehatinya.
4. Apabila ia bersin dan memuji Allah, hendaklah
engkau mentasymitkannya (berdoa untuknya).
5. Apabila ia sakit hendaklah engkau menjenguknya.
6. Apabila ia mati hendaklah engkau antarkan
jenazahnya. (HR.Muslim dan Tirmizi).
13. Keutamaan menjalin
silaturrahim
◦ Mempererat tali persaudaraan
◦ Membangun Ukhuwah Islamiya
◦ Mendapatkan pahala yang besar dari
Allah SWT.
◦ Memperpanjang umur dan melapangkan
rizki
Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan
dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan
tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
14. “Perumpamaan orang-orang beriman dalam
hal berkasih sayang dan saling mencintai
adalah laksana satu tubuh. Jika satu bagian
merasa kesakitan, maka bagian yang lain
akan merasakan sakit pula.” HR. Bukhari
Muslim
15. TERIMAKASIH
Tidak ada kemenangan tanpa
kekuatan; tidak ada kekuatan
tanpa kebersamaan; tidak ada
kebersamaan tanpa persaudaraan
islam (ukhuwah islamiyah)