1. STUDI AL-QUR’AN
(PENGERTIAN, SEJARAH PERKEMBANGAN, RUANG
LINGKUP KAJIAN DAN CABANG-CABANG KAJIANNYA)
DOSEN PENGAMPU:
DR. MUHAMMAD FITRIYADI, MA / DR. ALI AKBAR,M.Pd
NAMA KELOMPOK:
AGUSSALIM (22290610090)
FEBRI MARLIS (22290610119)
M. FAISAL AKBAR (22290610053)
2. PENGERTIAN STUDI AL-QUR’AN
‘ULUMUL QUR’AN
(STUDI AL-
QUR’AN)
‘ULUM
AL-QUR’AN
Etimologi
(Bahasa)
Terminologi
(Istilah)
Etimologi
(Bahasa)
Terminologi
(Istilah)
Bentuk jamak dari kata ‘Alima – Yaklamu – ‘Ilmu yang
berarti kumpulan dari beberapa ilmu
Kumpulan dari sejumlah pengetahuan ilmiah yang
membahas sejumlah materi yang dibatasi kesatuan
tema atau tujuan.
Bentuk mashdar dan kata kerja qara’a- yaqra’u, yang
bermakna “Bacaan”
Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril, sampai kepada kita secara
mutawatir. Dimulai dengan Surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan Surah An-Nas, dan dinilai ibadah
(berpahala) bagi setiap orang yang membacanya
3. DEFINISI ‘ULUMUL QUR’AN (STUDI AL-QUR’AN)
1. Az-Zarqani: Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan
al-Qur’an dari segi turunnya, urut-urutannya, pengumpulannya,
penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemukjizatannya, nasikh
dan mansukh, penolakan terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan
keraguan terhadapnya, dan sebagainya.
2. Manna al-Qattan: mendefinisikannya sebagai berikut: ilmu yang
mmbahas hal-hal yang berhubungan dengan al-Qur’an dari segi
pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya, pengumpulan dan
urutan-urutannya, pengetahuan tentang makki dan madani, nasikh
dan mansukh, muhkam dan mutasyabih dan hal-hal lain yang ada
hubungannya dengan Al-Qur’an.
Dengan demikian, dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan,
‘ulumul Qur’an (Studi al-Qur’an) adalah sekumpulan ilmu yang
membahas mengenai al-Qur’an, baik apa yang ada didalam
al-Qur’an itu sendiri, maupun yang ada disekitarnya.
4. SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI AL-QUR’AN
1. Masa Rasulullah Saw
Embrio awal ‘ulumul Quran pada masa ini para sahabat mengenal
berbagai macam ilmu yang berkaitan dengan al-Qur’an, seperti
Asbabun Nuzul, Makki Madani, dan Nasikh-Mansukh. Segala
persoalan yang muncul berkenaan dengan al-Qur’an, langsung
dijawab oleh Nabi Muhammad Saw.
5. 2. Masa Khulafa’ al-Rasyidin
Pada masa Khulafa’ al-Rasyidin, tahapan perkembangan awal
(embrio) ulumul Quran mulai berkembang pesat, diantaranya
dengan kebijakan-kebijakan para khalifah sebagaimana berikut:
a. Khalifah Abu Bakar Dengan Kebijakan pengumpulan /penulisan
Al-Quran yang pertama diprakarsai oleh Umar bin Khathab dan
dipimpin oleh Zaid bin Tsabit.
b. Kekhalifahan Usman Ra Dengan kebijakan menyatukan Al-
Qur’an dalam satu mushaf, dan mushaf itu disebut mushaf
Usmani. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa
provinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rasmul
'Usmani yaitu dinisbahkan kepada Sahabat Usman, dan ini
dianggap sebagai permulaan dari ilmu Rasmil Qur'an.
c. Kekalifahan Ali Ra Dengan kebijakan perintahnya kepada Abu
'aswad Ad-Du'ali meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara
pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan
harakat pada qur'an. ini juga disebut sebagai permulaan Ilmu
I'rabil Qur'an.
6. 3. Masa Sahabat dan Tabi'in
Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam
menyampaikan makna makna al-qur'an dan penafsiran ayat-ayat
yang berbeda diantara mereka, sesuai dengan kemampuan mereka
yang berbeda-beda dalam memahami dan karena adanya
perbedaan lama dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah
SAW, hal demikian diteruskan oleh murid-murid mereka , yaitu para
tabi'in.
4. Masa Pembukuan/Tadwin
Perkembangan selanjutnya dalam ulumul quran adalah masa
pembukuan, yang juga melewati beberapa perkembangan sebagai
berikut:
a. Pembukuan Tafsir Al-Qur’an menurut riwayat dari Hadits,
Sahabat dan Tabi'in;
b. Pembukuan tafsir berdasarkan susunan ayat;
c. Munculnya pembahasan cabang-cabang ‘ulumul Quran selain
tafsir.
7. 5. Masa Kontemporer
Sebagaimana pada periode sebelumnya, perkembangan ulumul
Quran pada masa kontemporer ini juga berlanjut seputar penulisan
sebuah metode atau cabang ilmu Al-Quran secara khusus dan
terpisah, sebagaimana ada pula yang Kembali menyusun atau
menyatukan cabang-cabang ulumul quran dalam kitab tersendiri
dengan penulisan yang lebih sederhana dan sistematis dari kitab-
kitab klasik terdahulu.
8. RUANG LINGKUP STUDI AL-QUR’AN
1. Persoalan Turunnya Al-Qur’an (Nuzul Al-Qur’an)
2. Persoalan Sanad
3. Persoalan Qira’at (Cara Pembacaan Al-Qur’an)
4. Persoalan Kata-Kata A-Qur’an
5. Persoalan Makna-Makna Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Hukum
6. Persoalan Makna-Makna Al-Qur’an yang Berpautan dengan Kata-
kata Al-Qur’an
9. CABANG-CABANG KAJIAN STUDI AL-QUR’AN
T.M Hasibi al-Shiddiqie menjelaskan muatan-muatan yang dibahas di dalam Ulum Al-
Qur’an yang terpokok meliputi sebagai berikut:
1. Ilmu Mawathin al-Nuzul. Dengan llmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat,
masanya, awalnya, dan akhirnya. Di antara kitab yang membahas ilmu ini adalah Al-
Itqan fi 'Ulum al-Qur'an karya Al-Suyuthi.
2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul. Ilmu ini menjelaskan tentang sejarah turunnya ayat secara
mendetail, dengan ilmu ini diketahui masa turun ayat, tertib turunnya, satu demi satu
dari awal turunnya, tertib turun surah sampai sempurna.
3. Ilmu Asbab al-Nuzul. Ilmu ini menjelaskan tentang sebab-sebab turun ayat. Di antara
kitab yang penting dalam hal ini adalah kitab Lubab al-Nuqul karya Al-Suyuthi.
10. 4. Ilmu Qiraat. ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan al-Qur'an yang telah diterima
dari Rasul SAW. Ada sepuluh qiraat yang sah dengan beberapa macam pula yang
tidak sah. Tulisan Al-Qur'an yang beredar di Indonesia adalah menurut qiraat Hafsh,
salah satu qiraat yang tujuh. Kitab yang paling baik untuk mempelajari ilmu ini adalah
Al-Nasyr fi al-Qiraat al-'Asyr karangan Imam Ibn al-jazari.
5. Ilmu Tajwid. Ilmu ini menerangkan tentang cara membaca al-Qur'an dengan baik. Ilmu
ini menerangkan di mana tempat memulai, berhenti, bacaan yang panjang dan yang
pendek, dan sebagainya. Jadi, dengan ilmu ini seseorang akan mengetahui hukum
bacaan yang sebenarnya.
6. Ilmu Gharib al-Quran. Ilmu ini menerangkan tentang makna kata-kata yang ganjil dan
tidak terdapat dalam kamus-kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak terdapat dalam
percakapan sehari-hari. Ilmu ini berarti menjelaskan makna kata-kata yang pelik dan
tinggi, sehingga dibutuhkan kepekaan rasa bahasa seseorang. Diantara kitab penting
dalam ilmu ini adalah Al-Mufradat li Alfas al-Qur'an al-Karim karangan Al-Raghib al-
Ashfahani, dan al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an karya al-Suyuthi. Kitab seperti ini sangat
penting bagi seorang mufassir atau penerjemah al-Qur'an.
11. 7. Ilmu I'rab al-Quran. Ilmu ini menerangan tentang baris kata-kata al-Qur'an dan
kedudukannya dalam susunan kalimat, apakah sesuatu lafaz menempati posisi
sebagai subjek atau objek. Kekeliruan dalam menentukan posisi sesuatu kalimat akan
berpengaruh pada pemahaman kandungan bacaan. Diantara kitab penting dalam ilmu
ini adalah Imla al-Rahman karangan Abd al-Baqa al-Ukbari.
8. Ilmu Wujuh wa al-Nazair. Ilmu ini menerangkan tentang kata-kata Al-Qur'an yang
mengandung banyak arti dan menerangkan makna yang dimaksud pada tempat
tertentu. Ilmu ini dapat dipelajari dalam kitab Mu'tarak al-Aqran karangan al-
Suyuthi.
9. Ilmu Ma'rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih. Ilmu ini menjelaskan tentang ayat-ayat
yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang mutasyabih (samar maknanya,
perlu ditakwil). Salah satu kitab menyangkut ilmu ini ialah al-Manzumah al-
Sakhawiah karangan Imam al-Sakhawi.
12. 10. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh. Ilmu ini menerangkan tentang ayat-ayat yang dianggap
mansukh (yang dihapuskan) oleh sebagian para mufassir. Di antara kitab-kitab yang
membahas hal ini ialah Al-Nasikh wa al-Mansukh karangan abu Ja'faral al-Nahhas, Al-
Itqan karangan Al-suyuthi, Tarikh Tasyri dan Ushul al-Fiqh karangan Al-Khudhari.
11. Ilmu Badai' al-Qur'an, ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-keindahan al-Qur'an,
dari sudut kesusastraan, keanehan-keanehan dan ketinggian balaghahnya. As-Suyuthi
mengungkapkan yang demikian dalam kitabnya al-itqan;
12. Ilmu I'jaz al-Qur'an, ilmu yang menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-
ayat al-Qur’an sehingga dapat membungkamkan para sastrawan Arab itu. Diantara
kitab yang membahas ilmu ini adalah ilmu I'jaz al-Qur'an karangan al-Bagillani;
13. Ilmu tanasub ayat Al-Qur'an. ilmu yang menerangkan persesuaian dan keserasian
antara suatu ayat dan ayat didepannya dan yang dibelakangnya. Kitab yang
menerangkan ilmu ini adalah Nazm Al-Durar karangan Ibrahim al-Biqa’i;
13. 14. Ilmu Aqsam al-Qur'an. Ilmu yang menerangkan tentang arti dan maksud - maksud
sumpah tuhan yang terdapat dalam al-Qur'an. ilmu ini terdapat dalam kitab al-Tibyan
karangan Ibnu Al-Qayyim;
15. Ilmu Amtsal al-Qur'an. ilmu yang menerangkan tentang mengetahui perumpamaan-
perumpamaan al-Qur'an yang dikemukakan al-Qur'an. Baik perumpamaan dengan
perkataan yang nyata dengan kata dasar ‘umpama’ mapun dengan kalimat yang
mengindikasikan adanya perumpamaan di dalamnya. ilmu ini diterangkan dalam kitan
Amtsal al-Qur'an karangan Al-Mawardi;
16. Ilmu Jidal al-Qur'an. Ilmu yang membahas tentang bentuk-bentuk dan cara-cara debat
dan bantahan al-Qur’an yang dihadapkan kepada kaum musyrik yang tidak mau
menerima kebenaran dari Tuhan. Dengan ilmu ini diketahui tentang perdebatan-
perdebatan yang terjadi di dalam al-Qur’an. Perbedaan yang terjadi antara orang-
orang arab yang kepala batu, sering diungkapkan di dalam al-Qur’an. Ayat-ayat yang
berkaitan dengan ini telah dikumpulkan oleh Najim al-Din karya al-Din al-Thusi
17. Ilmu adab Tilawah Al-Qur'an. ilmu yang memaparkan tentang tata cara kesopanan
yang harus diikuti ketika membaca al-Qur’an. Salah satu kitab yang membicarakan
tentang moralitas membaca al-Qur’an adalah Kitab al-Tibyan karya an-Nawawi;