SIM, FADLI, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Implementasi Sistem Infirmasi PT...
Pengembangan Sistem Kerangka Kerja Konseptual Akuntansi
1. Nama : FADLI
Dosen Pengamp : Prof. Dr. Hapzi, MM
Rabu, 15 November 2017
“Pengembangan Sistem”
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan
dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang
konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah
pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada
pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan
pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir
dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan,
menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan
keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan
perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka
teori yang telah ada
Elemen Kerangka Konseptual
Menurut Belkaoui (2000: 142) kerangka konseptual memiliki empat tingkatan, yaitu:
1. Tingkat Pertama
Pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai rumusan tujuan pelaporan keuangan suatu kesatuan
bisnis (organisasi bisnis) SFAC nomor 1.
SFAC nomor 4 tujuan pelaporan keuangan perusahaan nonbisnis organisasi nirlaba.
2. Tingkat Kedua
Pernyataan tentang Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi SFAC nomor 2.
Unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan bisnis, SFAC nomor 3, kemudian diganti SFAC nomor 6,
yang mengatur tentang unsure-unsur laporan keuangan baik untuk perusahaan bisnis maupun organisasi
nirlaba (sektor publik).
3. Tingkat Ketiga
Rumusan tentang pengakuan dan pengukuran laporan dan pelaporan keuangan SFAC nomor 5.
2. SFAC nomor 33, mengatur tentang pelaporan keuangan dengan penyesuaian tingkat harga (tingkat
inflasi).
4. Tingkat Keempat
Pelaporan posisi keuangan, pelaporan arus kas dan likuiditas, pelaporan earnings (dalam hal ini adalah
laporan laba rugi).
Kekurangan sistem gojek ada dua :
1. Karena tidak adanya Undang-Undang yang mengatur praktik per-ojekan, maka tidak ada pajak yang
harus dibayarkan. Pajak yang dimaksud berupa pajak mendirikan usaha. Dengan tidak adanya pajak
tersebut, biaya masuk industri menjadi cost-less sehingga dapat merangsang para pesaing untuk masuk
kedalam bisnis yang sama. Bisa dikatakan barriers of entry nya kecil. Pemain baru yang menyadari hal ini
pun sudah mulai berdatangan, sebut saja Blu-Ojek dan yang lainnya.
2. Kekurangan kedua adalah masalah privasi. Di portal berita online disebutkan ada konsumen Go-Jek
yang diteror oleh Driver karena konsumen tersebut memberikan review atau testimoni yang buruk kepada
driver yang bersangkutan. Teror tersebut bisa saja berubah menjadi kenyataan karena driver Go-Jek yang
bersangkutan sudah mengetahui nomor handphone serta alamat rumah konsumen yang memesan tadi.
Namun kecurangan tersebut akan di hindari jika system registrasi ojek online sudah mampu menditeksi
sifat unik dri pendata, misal melalui kode perangkat/devices handphone yang di gunakan atau juga
dengan kombinasi identitas lainnya
DAFTAR PUSTAKA :
Leonardo, https://leonardogustav.wordpress.com/2015/11/17/kerangka-konseptual-akuntansi/, 18 Oktober
2017, 16.50 WIB