2. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 1
Capaian
Pembelajaran
(CP)
Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami
konsep-konsep dasar manusia, ruang, waktu,
diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah,
sejarah dan teori sosial, metode penelitian sejarah,
serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi,
kunjungan langsung ke tempat bersejarah, dan
penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik;
mampu menganalisis serta mengevaluasi berbagai
peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia meliputi
konsep asal-usul nenek moyang dan jalur rempah di
Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan
Islam di Indonesia
Elemen
Pemahaman
Konsep Sejarah
Peserta didik mampu memahami konsep dasar
kerajaan Islam; menganalisis serta mengevaluasi
manusia dalam kerajaan Islam; menganalisis serta
mengevaluasi kerajaan Islam dalam ruang lingkup
lokal, nasional, dan global; menganalisis serta
mengevaluasi kerajaan Islamdalam dimensi masa lalu,
masa kini, dan masa depan; menganalisis serta
mengevaluasi kerajaan Islam dari pola perkembangan,
perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan;
menganalisis serta mengevaluasi
kerajaan Islam secara diakronis (kronologi) dan/atau
sinkronis
Sub Elemen Menganalisis serta mengevaluasi
kerajaan Islam secara diakronis (kronologi) dan/atau
sinkronis
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Kunci:
1. Menganalisis konsep diakronis dan sinkronis pada materi
kerajaan Islam di Indonesia
BAHAN AJAR
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
Nama Sekolah : SMAN 1 Kalidawir
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/ Fase : X / E
Alokasi Waktu : 4x 45 menit (2JP)
Penyusun : Eva Oktavia, S.Pd
3. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 2
2. Mengevaluasi konsep diakronis dan sinkronis pada materi
kerajaan Islam di Indonesia
Indikator Pengayaan :
Membuat laporan tertulis menggunakan aplikasi sederhana
tentang kerajaan Islam di Indonesia
Tujuan
Pembelajaran
1. Disajikan video interaktif tentang kerajaan Islam di Indonesia
peserta didik dapat menemukan permasalahan tentang
kerajaan Islam di Indonesia secara kritis
2. Melalui penyelidikan individu, peserta didik dapat menemukan
alternatif solusi pemecahan masalah tentang kerajaan Islam di
Indonesia secara kritis
3. Melalui pembelajaran kolaborasi (diskusi kelompok) peserta
didik dapat mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan kerajaan Islam di Indonesia
dengan anggota kelompoknya
4. Melalui diskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis
data yang diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan
tentang kerajaan Islam di Indonesia dengan kritis
5. Melalui pengembangan karya peserta didik dapat menghasilkan
solusi pemecahan masalah tentang kerajaan Islam di Indonesia
dengan kreatif
6. Melalui presentasi menggunakan powerpoint, peserta didik
dapat mengkomunika sikan hasil pemecahan masalah tentang
kerajaan Islam di Indonesia secara komunikatif
7. Melalui hasil presentasi yang telah disajikan, peserta didik
dapat menyusun karya tulis tentang kerajaan Islam di
Indonesia secara kritis
8. Melalui pembelajaran model problem based learning, peserta
didik dapat mengembangkan sikap beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, bernalar kritis,
kebhinekaan global, mandiri, kreatif dan Bergotong Royong
sesuai profil pelajar pancasila
Lingkup Materi:
Materi Pendukung Materi Kunci Materi Pengayaan (Advanced
Material)
Kerajaan Islam di
Indonesia
1. Analisis kerajaan Islam
di Indonesia secara
diakronis /sinkronis
2. Evaluasi kerajaan
Islam di Indonesia
secara
diakronis/sinkronis
Membuat laporan tertulis dengan
dengan aplikasi sederhana tentang
kerajaan Islam di Indonesia
4. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 3
Peta konsep Kerajaan Islam secara Sinkronis
Petunjuk Belajar
1. Peserta didik membaca dan memahami tujuan pembelajaran.
2. Peserta didik mencermati peta konsep yang ada.
3. Peserta didik mengaitkan pembelajaran sebelumnya yang relevan untuk
memahami alur pembelajaran pada bahan ajar ini.
4. Peserta didik melakukan kegiatan literasi dari berbagai sumber yang relevan
dengan tema dan tujuan pembelajaran.
5. Apabila ada materi yang tidak dimengerti dan kurang jelas segera bertanya
kepada guru.
Penyajian Materi
Pada pembelajaran kali ini kita akan membahas analisis dan evaluasi manusia
dalam kerajaan Hindu dan Buddha. Muculnya banyak tokoh besar di era
kerajaan Hindu dan Buddha mewarnai lembar sejarah negeri ini.
5. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 4
a.Sejarah lahirnya kerajaan islam di indonesia
Proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung dalam beberapa tahap
yang dimulai pada abad VII Masehi. Kedatangan Islam ke
Nusantara mempunyai sejarah yang panjang. Lantas, bagaimana
sejarah awal kedatangan Islam di Indonesia? Teori apa saja yang
menjelaskan kedatangan Islam di Indonesia? Untuk mengetahui
jawabannya, pindailah Qr code disamping.
Gambar 1. Jalur awal Masuknya Islam Ke Nusantara (Indonesia)
Perkembangan Islam di Indonesia diikuti dengan berdirinya kerajaan Islam
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Setiap kerajaan memiliki corak
kehidupan politik, sosial dan ekonomi yang berbeda. Untuk informasi lebih
lanjut, silahkan kalian perhatikan penjelasan berikut.
b.Kerajaan islam di indonesia
1. Kerajaan Samudera Pasai
Samudera Pasai didirikan pada abad ke-11 oleh Meurah Khair.
Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan ini merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pendiri dan raja pertama Kerajaan
Samudera Pasai adalah Meurah Khair. Ia bergelar Maharaja Mahmud Syah
(1042-1078). Pengganti Meurah Khair adalah Maharaja Mansyur Syah (dari
6. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 5
tahun 1078-1133). Pengganti Maharaja Mansyur Syah adalah Maharaja
Ghiyasyuddin Syah (dari tahun 1133-1155).
Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri,
syahbandar dan kadi. Sementara anak-anak sultan baik lelaki maupun
perempuan digelari dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan.
Kesultanan Pasai memiliki beberapa kerajaan bawahan, dan penguasanya
juga bergelar sultan. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik
az-Zahir, Kerajaan Perlak telah menjadi bagian dari kedaulatan Pasai,
kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan
Mansur di Samudera. Namun pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir,
kawasan Samudera sudah menjadi satu kesatuan dengan nama Samudera
Pasai yang tetap berpusat di Pasai. Pada masa pemerintahan Sultan Zain
al-Abidin Malik az-Zahir, Lide (Kerajaan Pedir) disebutkan menjadi
kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga disebutkan
memiliki hubungan yang buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini
menyerang Pasai dan mengakibatkan Sultan Pasai terbunuh.
Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi
beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan perang
saudara. Sulalatus Salatin menceritakan Sultan Pasai meminta bantuan
kepada Sultan Melaka untuk meredam pemberontakan tersebut. Namun
Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan
oleh Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan Melaka
tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi
bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai
merupakan kota dagang,
mengandalkan lada sebagai
komoditas andalannya, dalam
catatan Ma Huan disebutkan 100 kati
lada dijual dengan
harga perak 1 tahil. Dalam
perdagangan Kesultanan Pasai
mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata
Gambar 2. Kerajaan Samudera Pasai
7. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 6
uang ini disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas murni dengan
berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat.
Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di
ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk
menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya memiliki tinggi rata-
rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat
dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan,
dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan.
Pada 1290- 1520 Masehi Samudera Pasai menjadi
kota dagang teramai dan terpenting di selat Malaka, banyak
pedagang asing yang singgah dan menetap di Samudera
Pasai. Selain itu, Samudera Pasai menjadi pusat
perkembangan Islam. Masyarakat Samudera Pasai merupakan pemeluk
Islam bermazhab Syafi’i. Sebagai pusat penyebaran Islam di Sumatera dan
Malaka, kehidupan sosial masyarakat Samudera Pasai diatur menurut
hukum Islam yang bersumber pada kitab suci al Qur’an dan hadits.
Selanjutnya untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang kerajaan
Samudera Pasai silahkan pindai QR Code disamping.
2. Kerajaan Aceh
Kehidupan politik Kerajaan Aceh sebelum dan sesudah
pemerintahan Sultan Iskandar Muda sangat berbeda. Pada periode awal,
konsentrasi politik lebih tercurah untuk pembentukan kekuatan militer
dalam upaya mempertahankan keberadaannya dari ancaman yang datang
dari dalam ataupun luar. Di samping itu, kekuatan militernya diperlukan
untuk ekspansi ke daerah sekitar guna menambah wilayah kekuasaan.
Ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, ia tidak hanya melanjutkan
kegiatan ekspansi wilayah seperti para pendahulunya. Sultan Iskandar
Muda juga berusaha menata rapi sistem politik dalam kerajaan, terutama
yang berkaitan dengan konsolidasi dan peletakan pengawasan terhadap
wilayah-wilayah yang dikuasainya
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada
tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan
8. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 7
Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah
kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada
tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan
Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
Pada segi perekonomian, Aceh banyak memiliki komoditas yang
diperdagangkan diantaranya sebagai berikut.
a. Minyak tanah dari Deli
b. Belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah,
c. Kapur dari Singkil,
d. Kapur Barus dan menyan dari Barus.
e. Emas di pantai barat,
f. Sutera di Banda Aceh.
Selain itu di ibu kota juga banyak terdapat pandai emas, tembaga,
dan suasa yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi.
Sedang Pidie merupakan lumbung beras bagi kesultanan. Namun di antara
semua yang menjadi komoditas unggulan untuk diekspor adalah lada.
Kehidupan sosial budaya dapat dilihat landasan hukum yang
berlaku yang didasari dari ajaran Islam. Hukum adat ini
disebut hukum adat Makuta Alam. Berdasarkan hukum
ini, pengangkatan seorang sultan diatur dengan
sedemikian rupa dengan melibatkan ulama dan perdana
menteri. Selanjutnya untuk mengetahui informasi lebih
lanjut tentang kerajaan Aceh, silahkan pindai QR Code
disamping.
9. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 8
Gambar 3. Linimasa Kerajaan Demak
3. Kerajaan Demak
Kesultanan
Demak atau Kerajaan
Demak adalah kerajaan
Islam Jawa yang berdiri
pada perempat akhir abad
ke-15 di Demak. Demak
sebelumnya
merupakan kadipaten yang
tunduk
pada Majapahit yang telah
melemah saat itu untuk
beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Menurut cerita tradisional Jawa,
kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, anak raja Majapahit terakhir dan
putri raja dari negeri Tiongkok.
Kerajaan Demak mendapat dukungan penuh dari para Wali Songo,
yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam masyarakat. Dalam waktu
singkat Demak berhasil menjadi kerajaan Besar. Faktor-faktor
perkembangan Demak menjadi kerajaan besar, antaralain:
a. Letaknya strategis karena di tengah-tengah jalur pelayaran nasional
dan dekat dengan muara sungai
b. Demak merupakan produsen beras terbesar di Pulau Jawa
c. Mundurnya Kerajaan Majapahit
Sistem perekonomian Demak juga didukung dengan penggunaan
mata uang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sebuah Berita
Tiongkok dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa mata
uang tembaga dari Tiongkok umum digunakan sebagai mata uang di Jawa.
Pires juga mencatat demikian, dan selain itu mencatat bahwa mata uang
Portugis juga dikenal dan disukai oleh orang Jawa. Terdapat juga mata
uang lokal Jawa, yang disebut Pires sebagai tumdaya atau tael.
Salah satu peninggalan berharga kerajaan Demak adalah bangunan
Masjid Agung Demak yang terletak di alun-alun Demak. Beberapa ciri khas
10. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 9
dari Masjid Agung Demak yaitu salah satu tiang
utamanya terbuat dari potongan kayu, atap tumpang,
dan di belakangnya terdapat makam raja-raja Demak.
Selanjutnya untuk mengetahui informasi lebih lanjut
tentang kerajaan Demak, silahkan pindai QR Code
disamping.
4. Kerajaan Banten
Kerajaan Banten
atau disebut juga
Kesultanan Banten
adalah sebuah kerajaan
Islam yang pernah
berdiri di tanah Sunda,
tepatnya di Provinsi
Banten pada abad ke-
16. Pada masa itu,
Kesultanan Banten menjadi salah satu kerajaan yang punya peranan
penting dalam perdagangan rempah sekaligus penyebaran agama Islam di
Pulau Jawa.
Kerajaan atau Kesultanan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah
atau dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Ia mengangkat anaknya, Sultan
Maulana Hasanuddin sebagai raja pertama Kesultanan Banten. Pada masa
kepemimpinan Maulana Hasanuddin (1552-1570), perdagangan Kerajaan
Banten berkembang pesat yang didukung dengan adanya pelabuhan
sebagai gerbang perdagangan antarnegara.
Lokasinya yang strategis, menjadikan Kerajaan Banten sangat
mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya. Lada
menjadi komoditas yang paling diunggulkan dan berkembang pesat pada
masa itu. Bahkan monopoli perdagangan lada di Lampung dikuasai oleh
Banten. Belum lagi didukung oleh niaga melalui jalur laut yang membuat
Banten berkembang tak hanya di Nusantara, melainkan sampai pada
pedagang Persia, India, Arab, Portugis, hingga Tiongkok.
11. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 10
Masa keemasan Kerajaan Banten disebut berlangsung ketika
pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683 M). Di bawah kekuasaan
Sultan Ageng Tirtayasa, ia banyak memimpin perlawanan terhadap
Belanda lantaran VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang
merugikan Kesultanan Banten. Di sisi lain, Sultan Ageng Tirtayasa juga
menginginkan Banten menjadi kerajaan Islam terbesar. Tak heran jika
Islam telah menjadi pilar dalam Kerajaan Banten maupun pada kehidupan
masyarakatnya.
Pada aspek perekonomian Banten di bawah pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa dapat berkembang menjadi bandar perdagangan dan
pusat penyebaran agama Islam. Adapun faktor-faktornya antaralain:
a. Letaknya strategis dalam lalu lintas perdagangan
b. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang Islam
tidak lagi singgah di Malaka namun langsung menuju Banten
c. Banten mempunyai bahan ekspor penting yakni lada.
Banten yang menjadi maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang
dari Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina dan sebagainya. Di kota dagang
Banten segera terbentuk perkampungan-perkampungan menurut asal
bangsa itu, seperti orang-orang Arab mendirikan Kampung Pakojan, orang
Cina mendirikan Kampung Pacinan, orang-orang Indonesia mendirikan
Kampung Banda, Kampung Jawa dan sebagainya.
Sejak Banten di-Islamkan oleh Fatahilah (Faletehan) tahun 1527,
kehidupan sosial masyarakat secara berangsur- angsur mulai
berlandaskan ajaran-ajaran Islam. Setelah Banten berhasil mengalahkan
Pajajaran, pengaruh Islam makin kuat di daerah pedalaman. Pendukung
kerajaan Pajajaran menyingkir ke pedalaman, yakni ke daerah Banten
Selatan, mereka dikenal sebagai Suku Badui. Kepercayaan mereka disebut
Pasundan Kawitan yang artinya Pasundan yang pertama. Mereka
mempertahankan tradisi-tradisi lama dan menolak pengaruh Islam.
Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa
cukup baik, karena sultan memerhatikan kehidupan dan kesejahteran
rakyatnya. Namun setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, dan adanya
campur tangan Belanda dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat
12. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 11
Wilayah Kesultanan Mataram
berubah merosot tajam. Seni budaya masyarakat ditemukan pada
bangunan Masjid Agung Banten (tumpang lima), dan bangunan gapura-
gapura di Kaibon Banten. Di samping itu juga bangunan istana yang
dibangun oleh Jan Lukas Cardeel, orang Belanda, pelarian dari Batavia
yang telah menganut agama Islam. Susunan istananya menyerupai istana
raja di Eropa.
Kegigihan Sultan Ageng Tirtayasa dalam melawan VOC mendorong
Belanda melakukan politik adu domba. Politik adu domba ditujukan
kepada Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya, Sultan Haji, yang kala itu
sedang terlibat konflik. Siasat VOC pun berhasil, hingga Sultan Haji mau
bekerjasama dengan Belanda demi meruntuhkan
kekuasaan ayahnya. Pada 1683, Sultan Ageng Tirtayasa
ditangkap dan dipenjara sehingga harus menyerahkan
kekuasaannya kepada putranya. Selanjutnya untuk
mengetahui informasi lebih lanjut tentang kerajaan
Banten, silahkan pindai QR Code berikut.
5. Kerajaan Mataram
Sejarah Kerajaan Mataram Islam
dimulai ketika Ki Ageng Pemanahan
membantu Raja Pajang, Sultan
Hadiwijaya, mengalahkan Arya
Penangsang dari Jipang. Atas jasanya,
Ki Ageng Pemanahan dianugerahi
wilayah tanah di hutan Mentaok
(sekarang Kotagede, Yogyakarta). Ki
Ageng Pemanahan membangun tanah
tersebut menjadi desa yang makmur
dan setelah ia meninggal, perannya
diteruskan oleh putranya, Danang Sutawijaya (Raden Ngabehi Loring
Pasar). Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang
masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Pertempuran antara Pajang dan
13. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 12
Mataram berhasil dimenangkan oleh Sutawijaya. Setelah Sultan
Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat, Sutawijaya mendirikan Kesultanan
Mataram.
Sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Mataram Islam,
Sutawijaya menghadapi banyak rintangan, terutama dari bupati di pantai
utara Jawa yang dulunya tunduk kepada Pajang. Mereka terus melakukan
pemberontakan karena ingin melepaskan diri dari Pajang dan menjadi
kerajaan yang merdeka. Kendati demikian, Sutawijaya tetap berhasil
melakukan perluasan
wilayah hingga
berhasil menduduki
seluruh wilayah Jawa
Tengah dan Jawa
Timur. Kesultanan
Mataram mencapai
puncak kejayaan
pada masa
pemerintahan Sultan Agung (1613-1645 M). Di bawah kekuasaannya,
Mataram sempat beberapa kali melakukan penyerangan ke Batavia untuk
memerangi VOC. Selain itu, wilayah kekuasaan Mataram hampir meliputi
seluruh Pulau Jawa.
Letak Kerajaan Mataram Islam berpusat di Kota Gede, Yogyakarta.
Karena posisinya berada di pedalaman, kerajaan ini menggantungkan
perekonomiannya pada hasil pertanian. Sedangkan daerah pesisir pantai
di wilayah yang dikuasai tidak dimanfaatkan. Dengan mengandalkan
pertanian, Mataram melakukan penaklukan ke beberapa kerajaan di Jawa
Timur dan Jawa Barat. Penarikan upeti dari wilayah-wilayah kekuasaan
penghasil beras membuat perekonomiannya berkembang dengan cepat.
Keruntuhan Mataram dimulai setelah Sultan Agung wafat dan
takhta kerajaan jatuh ke tangan Amangkurat I. Amangkurat I memiliki
sifat yang bertolak belakang dengan sang ayah, bahkan disebut sebagai
raja yang bengis. Setelah tragedi demi tragedi terjadi, rakyat mulai takut
dan terbentuk sikap antipati. Akibatnya, rakyat bersatu menyerang
14. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 13
kerajaan di bawah pimpinan Pangeran Trunojoyo dari Madura. Dalam
serangan itu, Amangkurat I wafat dan putra mahkota meminta dukungan
VOC untuk membubarkan pasukan Trunojoyo. Dengan bantuan VOC,
putra mahkota pun berhasil menyingkirkan Trunojoyo. Putra mahkota
kemudian naik takhta dengan gelar Amangkurat II dan memindahkan ibu
kota Mataram ke Kartasura. Pada masa pemerintahan raja-raja
berikutnya, Kesultanan Mataram terus mengalami pergolakan besar.
Pergolakan di kerajaan kemudian resmi diakhiri melalui Perjanjian Giyanti
yang ditandatangani pada 13 Februari 1755. Dalam kesepakatan tersebut,
Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan,
yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari
Kasunanan Surakarta. Kasultanan Ngayogyakarta
diserahkan kepada Hamengku Buwono I, sementara
Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III.
Selanjutnya untuk mengetahui informasi lebih lanjut
tentang kerajaan Mataram, silahkan pindai QR Code berikut.
6. Kerajaan Ternate
Kesultanan Ternate atau juga
dikenal dengan Kerajaan
Gapi adalah salah satu dari 4
kerajaan Islam di Kepulauan
Maluku dan merupakan salah satu
kerajaan Islam tertua di Nusantara.
Didirikan oleh Baab Mashur
Malamo pada tahun 1257.
Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur
nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-19. Kesultanan Ternate
menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat
perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya
kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian
utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga
sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.
15. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 14
Sejarah berdirinya Kerajaan Ternate bermula dari keberadaan empat
kampung yang masing-masing
dikepalai oleh seorang kepala
marga atau disebut Momole.
Empat kampung tersebut
kemudian sepakat membentuk
kerajaan, tetapi kala itu raja dan
rakyatnya belum diketahui
agamanya. Sejak zaman dahulu,
Ternate dikenal sebagai penghasil
rempah-rempah, sehingga
penduduknya telah berhubungan
dengan para pedagang dari Arab,
Melayu, ataupun China. Seiring
ramainya aktivitas perdagangan,
ancaman dari para perompak
pun semakin meresahkan.
Setelah dilakukan musyawarah,
para Momole sepakat menunjuk
Momole Ciko sebagai kolano atau
raja mereka. Sejak 1257 M,
Momole Ciko resmi menjadi raja pertama Kerajaan Ternate dengan gelar
Baab Mashur Malamo. Kerajaan ini terletak di Pulau Ternate, Provinsi
Maluku Utara.
Pada aspek perekonomian, kerajaan Ternate merupakan kerajaan
maritim yang menggantungkan sektor perekonomian kegiatan
perdagangan rempah- rempah. Kerajaan ini berkembang menjadi
pelabuhan dagang yang ramai. Banyak kapal asing yang singgah di
pelabuhan tersebut. Bangsa asing ini seringkali singgah untuk membeli
rempah, diantara rempah-rempah yang diekspor cengking dan pala dari
Maluku merupakan komoditas berharga. Oleh karena itu, bangsa- bangsa
barat bersaing menjalin hubungan dagang dengan Ternate dan Tidore.
bagaimana pengaruh eksistensi jalur rempah bagi perkembangan
16. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 15
perekonomian wilayah- wilayah sekitar?, untuk
mengetahui informasi lebih lanjut pindailah Qr code
disamping.
Pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin
(1486-1500 M) islamisasi di Maluku berkembang pesat.
Sultan Zainal Abidin menjadikan Islam sebagai agama
resmi kerajaan. Masyarakat memiliki toleransi yang tinggi dalam bidang
agama. Sejak kedatangan bangsa Portugis di Maluku pada 1522, banyak
penduduk Ternate dan Tidore memeluk agama nasrani, namun kehidupan
sosial masyarakat di kedua kerajaan tersebut teatp berlangsung harmonis.
7. Kerajaan Tidore
Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di
wilayah Kota Tidore, Maluku Utara, Indonesia sekarang. Pada masa
kejayaannya (sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18), kerajaan ini
menguasai sebagian besar Pulau Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau
Seram, dan banyak pulau-pulau di
pesisir Papua barat. Pada
tahun 1521, Sultan Mansur dari
Tidore menerima Spanyol sebagai
sekutu untuk mengimbangi
kekuatan Kesultanan Ternate
saingannya yang bersekutu dengan
Portugal.
Setelah mundurnya Spanyol
dari wilayah tersebut pada tahun 1663 karena protes dari pihak Portugal
sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas 1494, Tidore menjadi
salah satu kerajaan paling merdeka di wilayah Maluku. Terutama di bawah
kepemimpinan Sultan Saifuddin (memerintah 1657-1689), Tidore berhasil
menolak pengusaan VOC terhadap wilayahnya dan tetap menjadi daerah
merdeka hingga akhir abad ke-18.
Kesultanan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat
17. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 16
menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama
melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari
Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali
hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan
waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik
oleh Portugal, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran
rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas,
meliputi Pulau Seram, sebagian Halmahera, Raja Ampat, dan
sebagian Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Sultan Zainal
Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali
Kepulauan Maluku.
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam
kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam. Hal itu
dapat dilihat pada saat Sultan Nuku dari Tidore dengan De
Mesquita dari Portugal melakukan perdamaian dengan mengangkat
sumpah di bawah kitab suci Al-Qur’an. Kesultanan Tidore terkenal dengan
rempah-rempahnya, seperti di daerah Maluku. Sebagai penghasil rempah-
rempah, Tidore banyak didatangi oleh Bangsa-bangsa Eropa. Bangsa
Eropa yang datang ke Maluku, antara lain bangsa Portugis, Spanyol,
dan Belanda.
Kemunduran Kesultanan Tidore disebabkan karena diadu domba
dengan Kesultanan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing
(Spanyol dan Portugis) yang bertujuan untuk memonopoli daerah
penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan
Ternate sadar bahwa mereka telah diadu Domba
oleh Portugal dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil
mengusir Portugal dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun
kemenangan tersebut tidak bertahan lama
sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil
menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja
yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk
18. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 17
organisasi yang kuat. Selanjutnya untuk mengetahui informasi lebih lanjut
tentang kerajaan Tidore, silahkan pindai QR Code berikut.
Berdasar semua penjelasan tersebut, selanjutnya informasi lebih
lanjut dapat di baca buku referensi pada link:
a. https://repositori.kemdikbud.go.id/21608/1/X_Sejarah-
Indonesia_KD-3.7_Final.pdf
b. https://drive.google.com/file/d/1_YnXDlNyR-
sjCOJgQveJUVfQauX00Jmp/view?usp=share_link
C.Pengaruh keberadaan kerajaan islam di indonesia
1. Bidang Politik
a. Konsep Raja Sebagai Utusan Tuhan
Pada masa Hindu-Buddha, kerajaan menganut konsep dinasti,
sebuah sistem pemerintahan berdasarkan garis keturunan. Raja
memiliki kuasa agung yang kerap diasosiasikan dengan dewa, atau
yang disebut dengan konsep Devaraja. Raja dalam konsep ini akan
dianggap sebagai titisan dewa di bumi. Raja biasanya dibuatkan
candi, arca, atau prasasti lainnya yang menyerupai dewa. Contohnya
adalah Raja Airlangga, pemimpin Kerajaan Kahuripan yang
dicandikan serupa dengan Dewa Wisnu.
Masuknya Islam mengubah sistem Devaraja. Hal ini karena
Tuhan dalam agama Islam tak dapat menyerupai ciptaan-Nya. Akan
tetapi, Tuhan mengirimkan khalifah (pemimpin) di bumi yang
bertanggung jawab terhadap keselarasan dan keteraturan dunia. Oleh
karena itu, konsep Devaraja pada masa Hindu-Buddha berganti
menjadi raja atau pemimpin sebagai khalifah (wakil Tuhan sebagai
pemimpin) di bumi.
b. Penyebarluasan Islam oleh Raja
Para ulama yang menyebarkan syiar Islam di Nusantara pada
masa awal memiliki strategi jitu dalam menjalankan dakwahnya.
Pertama-tama, mereka akan terlebih dahulu melakukan pendekatan
secara politis terhadap raja-raja di Nusantara agar memeluk Islam.
Dalam modul Islam Nusantara yang diterbitkan Kemendikbud (2017:
19. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 18
12), para ulama tersebut menyebarkan ajaran Islam kepada raja-raja
di Nusantara melalui beberapa pendekatan, yaitu menunjukkan
peran pedagang Islam dalam memajukan perekonomian sebuah
wilayah.
1) Menunjukkan keberhasilan ulama dalam menyebarluaskan agama
Islam hingga ke pelosok daerah tanpa adanya perang atau
pertumpahan darah. Hal ini menunjukkan bahwa Islam
mempunyai paham yang sama dengan kepercayaan masyarakat
yang telah ada sebelumnya.
2) Menunjukkan kesuksesan Islam sebagai landasan ideologis dan
sistem kepercayaan yang mampu menjaga perdamaian dalam
masyarakat.
Setelah seorang
raja bisa diajak memeluk
agama Islam, sebagian
besar rakyatnya pun
akan mengikuti sang raja
dengan melakukan hal
yang sama. Kepentingan
politik muncul lagi ketika
raja ingin menambah
wilayah kekuasaan
sekaligus
menyebarluaskan ajaran
Islam. Contoh
penyebarluasan Islam
oleh raja terjadi pada
masa Kesultanan Demak.
Kala itu, Sultan Demak
mengirimkan pasukan
untuk menaklukkan
wilayah Jawa bagian barat dan menyebarkan Islam di wilayah
tersebut.
20. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 19
2. Pengaruh Islam di Nusantara dalam Bidang Ekonomi
Nusantara dikenal memiliki beragam julukan tentang kekayaan
alamnya. Contohnya, Yawadwipa yang berarti Pulau Jelai, istilah untuk
menyebut Pulau Jawa dengan kekayaan hasil buminya. Nusantara juga
populer dengan julukan kepulauan emas atau perak (Argyre) karena
menjadi salah satu penghasil logam mulia. Kekayaan alam yang melimpah
dan wilayah yang luas mendorong sejumlah pedagang Islam dari Cina,
India, Arab, dan berbagai belahan dunia lainnya melakukan transaksi
dagang di pelabuhan-pelabuhan Nusantara. Penyebarluasan Islam melalui
jalur perdagangan menyebabkan munculnya kota-kota pelabuhan di
pantai timur dan barat Sumatera serta pantai utara Jawa.
Kota pelabuhan perlahan menjadi makin besar dan berubah
menjadi perkampungan. Akibatnya, komoditas yang diperlukan untuk
menghidupi populasi pun bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sejumlah daerah di Pulau Jawa yang mengekspor hasil bumi
dari pedalaman ke wilayah lain di Nusantara. Di antara berbagai kota
pelabuhan tersebut, ada pula yang berkembang menjadi wilayah kerajaan
seperti yang terjadi di kawasan Banten, Cirebon, Demak, Aceh, Ternate.
Kerajaan-kerajaan ini muncul sebagai efek atas tingginya aktivitas ekspor
dan penguasaan sumber daya di wilayah daratan.
3. Pengaruh Keberadaan Kerajaan Bercorak Islam dalam Bidang Sosial
Agama Islam tidak mengenal sistem kasta. Akan tetapi, akulturasi
antara ajaran Islam dan budaya Jawa memunculkan perbedaan status
sosial di antara penganut Islam. Menurut Clifford Geertz, masyarakat
Jawa dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu santri, abangan dan
priyayi. Kelompok santri merupakan kelompok muslim yang
mengamalkan ajaran agama sesuai syariat Islam. Kelompok abangan
merupakan golongan muslim yang mempraktikkan ajaran Islam
bercampur dengan kepercayaan lokal. Adapun golongan priyayi
merupakan istilah bagi orang yang memiliki status sosial lebih tinggi dari
rakyat biasa.
21. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 20
Berdasarkan segi tata kota, sebagian besar kota di kerajaan Islam
berfungsi sebagai tempat peribadatan (masjid), pasar, tempat tinggal
penguasa (keraton), serta perkampungan penduduk.
Perkampungan penduduk tersebut dibagi
berdasarkan status sosial, ekonomi, agama dan
kekuasaan dalam pemerintahan. Selanjutnya untuk
mengetahui informasi lebih lanjut tentang kerajaan
Tidore, silahkan pindai QR Code berikut.
22. BUKU AJAR_EVA OKTAVIA_PPG SEJ_UNEJ 2022_K1 GL. 02 21
Daftar pustaka
Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia.
Yogyakarta: Relasi Inti Media.
Srinansy dan Rachadian, Harry. (2010). Ensiklopedia Kerajaan-Kerajaan
Nusantara. Bandung: Multi Kreasi Satu Delapan.
T. Ibrahim Alfian, (1979), Mata Uang Emas Kerajaan-kerajaan di Aceh, Proyek
Rehabilitasi dan Perluasan Museum, Aceh.
Lombard, Denys. 2008. Kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-
1636). Jakarta:Gramedia.
Poesponegoro., M. D. & Notosusanto., N. 1993. Sejarah Nasional Indonesia III.
Jakarta : Balai Pustaka.
Rujukan literasi digital:
https://repositori.kemdikbud.go.id/21599/1/X_Sejarah-Indonesia_KD
3.8_Final.pdf
https://drive.google.com/file/d/1_YnXDlNyRsjCOJgQveJUVfQauX00Jmp/view?usp=sh
are_link
https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/11/kehidupan-politik-ekonomi-
sosial-budaya-dan-agama-kerajaan-aceh.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samudera_Pasai
https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/artikel/jalur-rempah-nusantara-
interaksi-budaya-ekonomi-politik-dan-agama
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/24/174636169/kehidupan-
kerajaan-demak-di-berbagai-bidang?page=all
https://bantenhariini.id/sejarah-kerajaan-banten-kehidupan-politik-ekonomi-
sosial-budaya/
https://123dok.com/document/4yr666jy-sejarah-kelas-imtam-rus-ernawati-
nur-siwi-ismawati.html
https://tirto.id/sejarah-pengaruh-islam-di-nusantara-bidang-politik-dan-
ekonomi-gkqw