SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Aspek Hukum Merek dan Waralaba
Emir Z. Pohan, SH
Partner di
Pohan & Goei Law Office
Kepala Departemen Hukum WALI
Materi Pembahasan
I. Organisasi Perusahaan
II. Aspek Hukum Merek
III. Aspek Hukum Waralaba
l. ORGANISASI PERUSAHAAN
Bentuk Organisasi Perusahaan
 Perusahaan Perseorangan
 Persekutuan Perdata
 Firma
 CV/Persekutuan Komanditer
 Perseroan Terbatas (PT)
Pengertian Subyek Hukum
Subyek hukum adalah pengemban hak
dan kewajiban.
Bentuk-bentuk Subyek Hukum
1. Manusia dengan syarat tertentu
2. Organisasi berbadan Hukum
Syarat Sahnya Subyek Hukum
1. Manusia
• Telah dewasa (diatas 21 tahun/BW atau diatas
18 tahun/Undang-Undang Perlindungan Anak);
atau
• Telah menikah
• Tidak dalam keadaan tidak mampu (tidak sakit
ingatan, tidak dalam pengampuan, dan tidak
dalam keadaan pailit)
Syarat Sahnya Subyek Hukum
2. Badan Hukum:
Adanya legalitas tertentu yang
dipersyaratkan oleh undang-
undang (mis: Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia)
Bentuk Organisasi Usaha Yang berbadan
Hukum dan Yang Tidak Berbadan Hukum
• Yang Tidak Berbadan Hukum, yaitu:
- Perusahaan Perseorangan
- Persekutuan Perdata
- Firma
- CV/Perusahaan Komanditer
• Yang Berbadan Hukum, yaitu:
- Perseroan Terbatas (PT)
Perihal Resiko
1. Yang tidak berbadan hukum maka resiko
akan ditanggung oleh pemilik secara
tanggung renteng terkecuali ditentukan lain
oleh Undang-undang. Contoh : CV.
2. Yang berbadan hukum maka resiko akan
ditanggung oleh Badan Hukum itu sendiri
dan pemegang saham/pemilik hanya
menanggung resiko sebesar modal/saham
yang ditanamkan.
Perihal Resiko
Pengecualian resiko dalam PT:
Azas Piercing The Corporate’s Vail.
ll. MEREK
Definisi Merek
Tanda yang berupa gambar, nama, kata,
huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut
yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa
Prosedur Pendaftaran Merek
1. Permohonan pendaftaran merek diajukan dengan
cara mengisi formulir yang telah disediakan untuk itu
dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4
(empat);
2. Surat pernyataan bahwa merek yang dimintakan
pendaftaran adalah merek miliknya;
3. Surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran
diajukan melalui kuasa;
4. Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau
fotokopinya yang dilegalisasi oleh notaris, apabila
pemohon badan hukum;
Prosedur Pendaftaran Merek
5. 24 (dua puluh empat) lembar etiket merek (4)
lembar dilekatkan pada formulir) yang dicetak
diatas kertas;
6. Fotokopi kartu tanda penduduk pemohon;
7. Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam
Bahasa Indonesia, apabila permohonan dilakukan
dengan hak prioritas; dan
8. Bukti pembayaran biaya permohonan pendaftaran
merek.
Jangka Waktu Perlindungan Merek
Terdaftar
Merek terdaftar mendapat perlindungan
hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun dan berlaku surut sejak tanggal
penerimaan permohonan merek
bersangkutan. Atas permohonan pemilik
merek jangka waktu perlindungan merek
terdaftar dapat diperpanjang setiap kali untuk
jangka waktu yang sama.
Prosedur Pengalihan Hak Atas
Merek
1. Permintaan pendaftaran pengalihan merek terdaftar diajukan secara tertulis
dalam bahasa Indonesia ke Kantor Merek.
2. Permintaan pendaftaran pengalihan merek diajukan dengan menyebutkan:
a) Nomor dan nama merek terdaftar yang dialihkan;
b) Nama, kewarganegaraan, dan alamat lengkap pemilik merek
terdaftar dan penerima hak atas merek terdaftar yang dimintakan
pencatatan pengalihannya;
c) Nama badan hukum dan negara tempat badan hukum tersebut
didirikan serta tunduk dan patuh terhadap hukum negara tersebut jika
pemilik merek atau penerima hak adalah badan hukum;
d) Nama dan alamat lengkap kuasa di Indonesia, jika permintaan
pencatatan pengalihan hak diajukan oleh pemilik atau penerimaan hak
yang berkedudukan tetap di luar wilayah Republik Indonesia.
Prosedur Pengalihan Hak Atas
Merek
3. Surat Pernyataan tertulis dari penerima hak bahwa merek
tersebut akan digunakan untuk bagi perdagangan barang atau
jasa;
4. Bukti pengalihan hak atas merek;
5. Bukti kepemilikan merek terdaftar yang dialihkan haknya;
6. Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya
yang dilegalisasi oleh notaris, apabila pemohon badan hukum;
7. Surat Kuasa Khusus bagi permintaan pencatatan pengalihan
hak, apabila diajukan melalui kuasa;
8. Pembayaran biaya permintaan pencatatan pengalihan hak.
Prosedur Penyelesaian Sengketa Merek
1. Pemilik Merek terdaftar mengajukan gugatan ke
Pengadilan Niaga. Dapat berupa gugatan ganti rugi
dan/atau penghentian semua perbuatan yang
berkaitan dengan penggunaan merek tersebut.
2. Gugatan pembatalan pendaftaran Merek diajukan
kepada Ketua Pengadilan Niaga.
3. Panitera mendaftarkan gugatan pembatalan pada
tanggal gugatan yang bersangkutan diajukan dan
kepada penggugat diberi tanda terima tertulis yang
ditandatangani panitera dengan tanggal yang sama
dengan tanggal pendaftaran gugatan.
Penyelesaian Sengketa Merek
4. Panitera menyampaikan gugatan pembatalan
kepada Ketua Pengadilan Niaga paling lama 2
(dua) hari sejak gugatan didaftarkan.
5. Diadakannya sidang pemeriksaan atas gugatan
pembatalan dalam jangka waktu 60 (enam puluh)
hari setelah gugatan didaftarkan.
6. Pemanggilan para pihak yang dilakukan oleh juru
sita.
7. Putusan atas gugatan pembatalan paling lama 90
(sembilan puluh) hari setelah gugatan di daftarkan.
Pemilik Merek dan Pemegang Hak
Atas Merek
 Pemilik merek adalah merupakan pihak asli
pemilik merek yang namanya tercantum
dalam Sertifikat Merek
 Pemegang hak atas merek adalah
merupakan pihak pemilik merek atau pihak
lain yang diberikan hak oleh pemilik merek
untuk menggunakan merek dengan tujuan
tertentu.
III. Aspek Hukum Waralaba
Waralaba berdasarkan PP 42
Tahun 2007
“Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki
oleh orang perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas
usaha dalam rangka memasarkan barang
dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil
dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan
oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian
Waralaba”
Waralaba berdasarkan PP 16 /
1997
“Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak
diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak
lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan
yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka
penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa;”
Waralaba berdasarkan Black’s
Law Dictionary
“In its simple terms, a franchise is a license from
owner of a trademark or a trade name permitted
another to sell a product or service under that
name or mark.”
Kriteria Waralaba Berdasarkan
PP 42 Tahun 2007
• memiliki ciri khas usaha;
• terbukti sudah memberikan keuntungan;
• memiliki standar atas pelayanan dan barang
dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara
tertulis;
• mudah diajarkan dan diaplikasikan;
• adanya dukungan yang berkesinambungan; dan;
• Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar.
Prospektus Penawaran Waralaba
Pemberi Waralaba berkewajiban memberikan
prospektus kepada Penerima Waralaba dalam
jangka waktu minimal 2 (dua) minggu sebelum
penandatangan Perjanjian
Syarat Pendaftaran Prospektus
• Fotokopi prospektus penawaran waralaba;
• Fotokopi legalitas usaha (mengacu kepada
Permendag No. 31 Tahun 2008), ialah Surat
Izin teknis seperti Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), Izin Tetap Usaha
Pariwisata, Surat Izin Pendirian Satuan
Pendidikan atau izin usaha yang berlaku di
negara Pemberi Waralaba.
Jangka Waktu dan Tata Cara
Permohonan STPW
STPW Berlaku selama 5 (lima) tahun;
Tata Cara Permohonan STPW:
• Permohonan STPW untuk pemberi waralaba
berasal dari luar negeri dan pemberi waralaba
lanjutan berasal dari luar negeri, diajukan
kepada pejabat penerbit STPW di Direktorat
Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan,
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri, Departemen Perdagangan;
• Permohonan STPW untuk pemberi waralaba berasal dari dalam negeri
dan pemberi waralaba lanjutan berasal dari dalam negeri, diajukan
kepada pejabat penerbit STPW di kantor dinas yang
bertanggungjawab di bidang perdagangan Provinsi DKI Jakarta atau
kabupaten/kota setempat
• Permohonan STPW untuk penerima waralaba berasal dari waralaba
luar negeri, diajukan kepada pejabat penerbit STPW di Direktorat
Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan
• Permohonan STPW untuk penerima waralaba berasal dari waralaba
dalam negeri, penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba luar
negeri, dan penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba dalam
negeri, diajukan kepada pejabat penerbit STPW di kantor dinas yang
bertanggungjawab di bidang perdagangan Provinsi DKI Jakarta atau
kabupaten/kota setempat.
Kelemahan utama PP 42/2007
Menegasikan HKI dalam transaksi waralaba:
- Perubahan defenisi;
- Ketentuan mengenai HKI yang terdaftar
Perjanjian Waralaba
• Dasar hukum dan syarat Perjanjian pada umumnya:
a. Pasal 1338 KUHPerdata “Semua perjanjian yang dibuat secara
sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang
membuatnya
b. Syarat sahnya Perjanjian (Pasal 1320 KUHPerdata);
- Adanya kata sepakat;
- Masing-masing pihak cakap (memiliki kompetensi) untuk
membuat Perjanjian;
- Perjanjian adalah mengenai hal yang tertentu (harus jelas);
- Adanya causa/sebab yang halal (perjanjian tidak boleh
berisikan hal yang bertentangan dengan hukum dan norma).
Syarat Perjanjian Waralaba Berdasarkan PP No. 42
Tahun 2007:
a. Harus dibuat dalam bentuk tertulis dan dalam bahasa
Indonesia;
b. Apabila dibuat dalam bahasa asing, maka Perjanjian
Waralaba harus diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia;
c. Harus memuat setidaknya hal-hal sebagai berikut:
- Nama dan alamat Para Pihak;
- Jenis Hak Kekayaan Intelektual terkait:
- Kegiatan Usaha;
- Hak dan Kewajiban Para Pihak;
- Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatijan, dan
pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba kepada
Penerima Waralaba;
- Wilayah Usaha;
- Jangka Waktu Perjanjian;
- Tata Cara Pembayaran Imbalan;
- Kepemilikan,Perubahan Kepemilikan, dan hak
ahli waris;
- Penyelesaian Sengketa; dan
- Tata Cara Perpanjangan, Pengakhiran, dan
Pemutusan Perjanjian.
Important Clauses
 Prevailing Language
 IP Protection
 Exclusivity Clause
 Independent Entity Clause
 Non-Disclosure Clause
 Insurance
 Choice of Law
 Choice of Forum
 Dispute Settlement Procedure
 Force Majeure Clause
 Severability Clause
 Inseparability Clause
Unnecessary Clauses
 Post-Expiry Non Competition Clauses
 Supporting Professional Fees
 Detailed Operational Procedure Clauses
Dispute Settlement
Non-Adjudicative (win-win)
- Negosiasi;
- Mediasi.
Adjudicative (win-lose)
- Litigasi;
- Arbitrase.
Arbitrase Vs. Litigasi
Arbitrase:
- Bersifat tertutup dan rahasia;
- Cepat karena hanya 1 tingkat;
- Biaya mahal karena fee arbiter ditanggung para pihak.
Litigasi:
- Bersifat terbuka;
- Ada kemungkinan untuk banding dan kasasi.
- Biaya murah karena fee hakim ditanggung negara
Case Study

More Related Content

Similar to HUKUM MEREK DAN WARALABA

Mekanisme persetujuan & lisensi investasi
Mekanisme persetujuan & lisensi investasiMekanisme persetujuan & lisensi investasi
Mekanisme persetujuan & lisensi investasiIskandar シギット
 
Harta intelek 1
Harta intelek 1Harta intelek 1
Harta intelek 1adnan62
 
Pengelolaan usaha kelompok 4
Pengelolaan usaha kelompok 4Pengelolaan usaha kelompok 4
Pengelolaan usaha kelompok 4reny septiany
 
Pengelolaan usaha kelompok 4
Pengelolaan usaha kelompok 4Pengelolaan usaha kelompok 4
Pengelolaan usaha kelompok 4reny septiany
 
Menangkan gugatan dari aspek formil
Menangkan gugatan dari aspek formilMenangkan gugatan dari aspek formil
Menangkan gugatan dari aspek formilBimo Prasetio
 
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamUji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamLeks&Co
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utanganthonius karianga
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUFERI S SAMAD
 
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...GLC
 
Mendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasMendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasDua Dunia
 
Makalah Waralaba Di Indonesia
Makalah Waralaba Di IndonesiaMakalah Waralaba Di Indonesia
Makalah Waralaba Di IndonesiaRahmanzie Share
 

Similar to HUKUM MEREK DAN WARALABA (20)

Mekanisme persetujuan & lisensi investasi
Mekanisme persetujuan & lisensi investasiMekanisme persetujuan & lisensi investasi
Mekanisme persetujuan & lisensi investasi
 
Powerpoint 5
Powerpoint 5Powerpoint 5
Powerpoint 5
 
Powerpoint 5
Powerpoint 5Powerpoint 5
Powerpoint 5
 
Harta intelek 1
Harta intelek 1Harta intelek 1
Harta intelek 1
 
Pengelolaan usaha kelompok 4
Pengelolaan usaha kelompok 4Pengelolaan usaha kelompok 4
Pengelolaan usaha kelompok 4
 
Pengelolaan usaha kelompok 4
Pengelolaan usaha kelompok 4Pengelolaan usaha kelompok 4
Pengelolaan usaha kelompok 4
 
Menangkan gugatan dari aspek formil
Menangkan gugatan dari aspek formilMenangkan gugatan dari aspek formil
Menangkan gugatan dari aspek formil
 
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
WAJIB DAFTAR PERUSAHAANWAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
 
10 waralaba
10 waralaba10 waralaba
10 waralaba
 
Hukum merek
Hukum merekHukum merek
Hukum merek
 
Kewirausahaan
KewirausahaanKewirausahaan
Kewirausahaan
 
Uu 15 2001
Uu 15 2001Uu 15 2001
Uu 15 2001
 
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi SahamUji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
Uji Tuntas Hukum Akuisisi Saham
 
6 skb-aspek-hukum
6 skb-aspek-hukum6 skb-aspek-hukum
6 skb-aspek-hukum
 
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
 
Mela
MelaMela
Mela
 
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
Contoh Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham Terbaru (Beli Perjanjian, Hub: 0...
 
Mendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasMendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatas
 
Makalah Waralaba Di Indonesia
Makalah Waralaba Di IndonesiaMakalah Waralaba Di Indonesia
Makalah Waralaba Di Indonesia
 

Recently uploaded

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxkhairunnizamRahman1
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (6)

pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

HUKUM MEREK DAN WARALABA

  • 1. Aspek Hukum Merek dan Waralaba Emir Z. Pohan, SH Partner di Pohan & Goei Law Office Kepala Departemen Hukum WALI
  • 2. Materi Pembahasan I. Organisasi Perusahaan II. Aspek Hukum Merek III. Aspek Hukum Waralaba
  • 4. Bentuk Organisasi Perusahaan  Perusahaan Perseorangan  Persekutuan Perdata  Firma  CV/Persekutuan Komanditer  Perseroan Terbatas (PT)
  • 5. Pengertian Subyek Hukum Subyek hukum adalah pengemban hak dan kewajiban.
  • 6. Bentuk-bentuk Subyek Hukum 1. Manusia dengan syarat tertentu 2. Organisasi berbadan Hukum
  • 7. Syarat Sahnya Subyek Hukum 1. Manusia • Telah dewasa (diatas 21 tahun/BW atau diatas 18 tahun/Undang-Undang Perlindungan Anak); atau • Telah menikah • Tidak dalam keadaan tidak mampu (tidak sakit ingatan, tidak dalam pengampuan, dan tidak dalam keadaan pailit)
  • 8. Syarat Sahnya Subyek Hukum 2. Badan Hukum: Adanya legalitas tertentu yang dipersyaratkan oleh undang- undang (mis: Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia)
  • 9. Bentuk Organisasi Usaha Yang berbadan Hukum dan Yang Tidak Berbadan Hukum • Yang Tidak Berbadan Hukum, yaitu: - Perusahaan Perseorangan - Persekutuan Perdata - Firma - CV/Perusahaan Komanditer • Yang Berbadan Hukum, yaitu: - Perseroan Terbatas (PT)
  • 10. Perihal Resiko 1. Yang tidak berbadan hukum maka resiko akan ditanggung oleh pemilik secara tanggung renteng terkecuali ditentukan lain oleh Undang-undang. Contoh : CV. 2. Yang berbadan hukum maka resiko akan ditanggung oleh Badan Hukum itu sendiri dan pemegang saham/pemilik hanya menanggung resiko sebesar modal/saham yang ditanamkan.
  • 11. Perihal Resiko Pengecualian resiko dalam PT: Azas Piercing The Corporate’s Vail.
  • 13. Definisi Merek Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa
  • 14. Prosedur Pendaftaran Merek 1. Permohonan pendaftaran merek diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat); 2. Surat pernyataan bahwa merek yang dimintakan pendaftaran adalah merek miliknya; 3. Surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa; 4. Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisasi oleh notaris, apabila pemohon badan hukum;
  • 15. Prosedur Pendaftaran Merek 5. 24 (dua puluh empat) lembar etiket merek (4) lembar dilekatkan pada formulir) yang dicetak diatas kertas; 6. Fotokopi kartu tanda penduduk pemohon; 7. Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, apabila permohonan dilakukan dengan hak prioritas; dan 8. Bukti pembayaran biaya permohonan pendaftaran merek.
  • 16. Jangka Waktu Perlindungan Merek Terdaftar Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan berlaku surut sejak tanggal penerimaan permohonan merek bersangkutan. Atas permohonan pemilik merek jangka waktu perlindungan merek terdaftar dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama.
  • 17. Prosedur Pengalihan Hak Atas Merek 1. Permintaan pendaftaran pengalihan merek terdaftar diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia ke Kantor Merek. 2. Permintaan pendaftaran pengalihan merek diajukan dengan menyebutkan: a) Nomor dan nama merek terdaftar yang dialihkan; b) Nama, kewarganegaraan, dan alamat lengkap pemilik merek terdaftar dan penerima hak atas merek terdaftar yang dimintakan pencatatan pengalihannya; c) Nama badan hukum dan negara tempat badan hukum tersebut didirikan serta tunduk dan patuh terhadap hukum negara tersebut jika pemilik merek atau penerima hak adalah badan hukum; d) Nama dan alamat lengkap kuasa di Indonesia, jika permintaan pencatatan pengalihan hak diajukan oleh pemilik atau penerimaan hak yang berkedudukan tetap di luar wilayah Republik Indonesia.
  • 18. Prosedur Pengalihan Hak Atas Merek 3. Surat Pernyataan tertulis dari penerima hak bahwa merek tersebut akan digunakan untuk bagi perdagangan barang atau jasa; 4. Bukti pengalihan hak atas merek; 5. Bukti kepemilikan merek terdaftar yang dialihkan haknya; 6. Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisasi oleh notaris, apabila pemohon badan hukum; 7. Surat Kuasa Khusus bagi permintaan pencatatan pengalihan hak, apabila diajukan melalui kuasa; 8. Pembayaran biaya permintaan pencatatan pengalihan hak.
  • 19. Prosedur Penyelesaian Sengketa Merek 1. Pemilik Merek terdaftar mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga. Dapat berupa gugatan ganti rugi dan/atau penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. 2. Gugatan pembatalan pendaftaran Merek diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga. 3. Panitera mendaftarkan gugatan pembatalan pada tanggal gugatan yang bersangkutan diajukan dan kepada penggugat diberi tanda terima tertulis yang ditandatangani panitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal pendaftaran gugatan.
  • 20. Penyelesaian Sengketa Merek 4. Panitera menyampaikan gugatan pembatalan kepada Ketua Pengadilan Niaga paling lama 2 (dua) hari sejak gugatan didaftarkan. 5. Diadakannya sidang pemeriksaan atas gugatan pembatalan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah gugatan didaftarkan. 6. Pemanggilan para pihak yang dilakukan oleh juru sita. 7. Putusan atas gugatan pembatalan paling lama 90 (sembilan puluh) hari setelah gugatan di daftarkan.
  • 21. Pemilik Merek dan Pemegang Hak Atas Merek  Pemilik merek adalah merupakan pihak asli pemilik merek yang namanya tercantum dalam Sertifikat Merek  Pemegang hak atas merek adalah merupakan pihak pemilik merek atau pihak lain yang diberikan hak oleh pemilik merek untuk menggunakan merek dengan tujuan tertentu.
  • 22. III. Aspek Hukum Waralaba
  • 23. Waralaba berdasarkan PP 42 Tahun 2007 “Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian Waralaba”
  • 24. Waralaba berdasarkan PP 16 / 1997 “Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa;”
  • 25. Waralaba berdasarkan Black’s Law Dictionary “In its simple terms, a franchise is a license from owner of a trademark or a trade name permitted another to sell a product or service under that name or mark.”
  • 26. Kriteria Waralaba Berdasarkan PP 42 Tahun 2007 • memiliki ciri khas usaha; • terbukti sudah memberikan keuntungan; • memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis; • mudah diajarkan dan diaplikasikan; • adanya dukungan yang berkesinambungan; dan; • Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar.
  • 27. Prospektus Penawaran Waralaba Pemberi Waralaba berkewajiban memberikan prospektus kepada Penerima Waralaba dalam jangka waktu minimal 2 (dua) minggu sebelum penandatangan Perjanjian
  • 28. Syarat Pendaftaran Prospektus • Fotokopi prospektus penawaran waralaba; • Fotokopi legalitas usaha (mengacu kepada Permendag No. 31 Tahun 2008), ialah Surat Izin teknis seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Tetap Usaha Pariwisata, Surat Izin Pendirian Satuan Pendidikan atau izin usaha yang berlaku di negara Pemberi Waralaba.
  • 29. Jangka Waktu dan Tata Cara Permohonan STPW STPW Berlaku selama 5 (lima) tahun; Tata Cara Permohonan STPW: • Permohonan STPW untuk pemberi waralaba berasal dari luar negeri dan pemberi waralaba lanjutan berasal dari luar negeri, diajukan kepada pejabat penerbit STPW di Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan;
  • 30. • Permohonan STPW untuk pemberi waralaba berasal dari dalam negeri dan pemberi waralaba lanjutan berasal dari dalam negeri, diajukan kepada pejabat penerbit STPW di kantor dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan Provinsi DKI Jakarta atau kabupaten/kota setempat • Permohonan STPW untuk penerima waralaba berasal dari waralaba luar negeri, diajukan kepada pejabat penerbit STPW di Direktorat Bina Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan • Permohonan STPW untuk penerima waralaba berasal dari waralaba dalam negeri, penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba luar negeri, dan penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba dalam negeri, diajukan kepada pejabat penerbit STPW di kantor dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan Provinsi DKI Jakarta atau kabupaten/kota setempat.
  • 31. Kelemahan utama PP 42/2007 Menegasikan HKI dalam transaksi waralaba: - Perubahan defenisi; - Ketentuan mengenai HKI yang terdaftar
  • 32. Perjanjian Waralaba • Dasar hukum dan syarat Perjanjian pada umumnya: a. Pasal 1338 KUHPerdata “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya b. Syarat sahnya Perjanjian (Pasal 1320 KUHPerdata); - Adanya kata sepakat; - Masing-masing pihak cakap (memiliki kompetensi) untuk membuat Perjanjian; - Perjanjian adalah mengenai hal yang tertentu (harus jelas); - Adanya causa/sebab yang halal (perjanjian tidak boleh berisikan hal yang bertentangan dengan hukum dan norma).
  • 33. Syarat Perjanjian Waralaba Berdasarkan PP No. 42 Tahun 2007: a. Harus dibuat dalam bentuk tertulis dan dalam bahasa Indonesia; b. Apabila dibuat dalam bahasa asing, maka Perjanjian Waralaba harus diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia; c. Harus memuat setidaknya hal-hal sebagai berikut: - Nama dan alamat Para Pihak; - Jenis Hak Kekayaan Intelektual terkait: - Kegiatan Usaha; - Hak dan Kewajiban Para Pihak; - Bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatijan, dan pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba;
  • 34. - Wilayah Usaha; - Jangka Waktu Perjanjian; - Tata Cara Pembayaran Imbalan; - Kepemilikan,Perubahan Kepemilikan, dan hak ahli waris; - Penyelesaian Sengketa; dan - Tata Cara Perpanjangan, Pengakhiran, dan Pemutusan Perjanjian.
  • 35. Important Clauses  Prevailing Language  IP Protection  Exclusivity Clause  Independent Entity Clause  Non-Disclosure Clause  Insurance  Choice of Law  Choice of Forum  Dispute Settlement Procedure  Force Majeure Clause  Severability Clause  Inseparability Clause
  • 36. Unnecessary Clauses  Post-Expiry Non Competition Clauses  Supporting Professional Fees  Detailed Operational Procedure Clauses
  • 37. Dispute Settlement Non-Adjudicative (win-win) - Negosiasi; - Mediasi. Adjudicative (win-lose) - Litigasi; - Arbitrase.
  • 38. Arbitrase Vs. Litigasi Arbitrase: - Bersifat tertutup dan rahasia; - Cepat karena hanya 1 tingkat; - Biaya mahal karena fee arbiter ditanggung para pihak. Litigasi: - Bersifat terbuka; - Ada kemungkinan untuk banding dan kasasi. - Biaya murah karena fee hakim ditanggung negara