Sidang terbuka gelar Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia dengan judul "KAJIAN STRUKTUR DAN FUNGSI PERTUNJUKAN TARI JAIPONGDI DESA TANJUNG MEKAR KABUPATEN KARAWANG SERTA PEMANFAATAN HASILNYA DALAM PERKULIAHAN DRAMA"
video pertunjukan, video langkah e-lerning untuk mahasiswa dan dosen dihapus karena tidak bisa diunduh terlalu berat.
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Struktur dan Tema Tari Jaipong
1. KAJIAN STRUKTUR DAN FUNGSI
PERTUNJUKAN TARI JAIPONG
DI DESA TANJUNG MEKAR KABUPATEN KARAWANG
SERTA PEMANFAATAN HASILNYA DALAM PERKULIAHAN DRAMA
Een Nurhasanah
NIM 1201217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
2. Latar
belakang
UUD 1945 pasal
32
UU bahasa
daerah no. 24
tahun 2009,
pasal 1 ayat (5)
sedikitnya
penelitian
Hilangnya
identitas
UU Pemajuan
Kebudayaan
No. 5 tahun
2017,
pasal 1 dan 3
4. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
Struktur
Pertunjukan
tari jaipong
Tema
teks nyanyian
pertunjukan
tari jaipong
5. LANDASAN TEORI
1) UU Pemajuan Kebudayaan no. 5 tahun 2017 pasal 3, 4 dan 5
2) UU fungsi bahasa daerah no. 57 tahun 2014 pasal 6 ayat (1)
3) Rusyana (1999, hlm. 2), tradisi lisan merupakan bagian dari kebudayaan
4) Pudentia (2015a, hlm. 3), segala wacana yang diucapkan yang lisan dan
yang beraksara atau dikatakan juga sebagai sistem wacana yang bukan
aksara.
5) Schechner (2007, hlm. 8), performance (pertunjukan) mencakup tujuh
bidang, yaitu ritus atau upacara, saman (perdukunan), resolusi krisis,
pertunjukan sehari-hari (olahraga dan hiburan), drama, proses pembuatan
seni, dan ritual.
6. Struktur
Pertunjukan:
1) Aristoteles : Struktur
pertunjukan
2) Finnegan (1992a: J 0
0-111) : Unsur-unsur
pertunjukan
Tema teks nyanyian:
I.A.Richard empat unsur
struktur batin puisi
Hasil penelitian:
1) Sibarani (2004, hlm. 30)
, revitalisasi kebudayaa
n adalah sebuah proses
dan usaha memvitalkan
kebudayaan
2) Prastowo (2012:17) Baha
n ajar
3) Richard, Palloff dan Keit
h Pratt, Porter dan Juwa
h, bahan ajar daring
10. HASIL ANALISIS
a. Struktur pertunjukan tari jaipong pada siang hari:
tahap awal
• tatalu
• nyanyian bubuka
(nyanyian
pembukaan sebagai
lagu wajib awal
pertunjukan tari
jaipong, terdiri dari
“kidung salamet ”,
“kembang gadung”
dan “tepang sono”)
tahap
pertengahan
• penyajian nyanyian-
nyanyian
tahap akhir
• penutup diiringi
suara gendang
11. b. Struktur pertunjukan tari jaipong pada malam hari:
:
Tahap awal
• tatalu
• nyanyian bubuka
(nyanyian pembukaan
sebagai lagu wajib
awal pertunjukan tari
jaipong, terdiri dari
“kidung salamet ”,
“kembang gadung”
dan “tepang sono”)
Tahap
pertengahan
• acara lelang
nyanyian, acara kaul
(permintaan lagu dari
penonton) dan
penyajian nyanyian-
nyanyian
Tahap akhir
• penutup diiringi
suara gendang
12. 2. Tema nyanyian tari jaipong
hiburan
pendidikan
ajaran agama
curahan hati
alam
kritikan
budi pekerti
patriotism
e
13. 3. Pemanfaatan hasil penelitian dalam perkuliahan mata kuliah drama
dengan menggunakan laman daring
Kajian teori
aristoteles
dan
Finnegan
laman
www.hasa
nah-
sastra.my.
id
bahan ajar
drama berbasis
tradisi lisan
dengan media
pembelajaran
elektronik
17. Saran
• Aristoteles: Struktur pertunjukan
• Finnegan: Unsur-unsur pertunjukan
teori
• Berbasis tradisi lisan kajian teks
• Berbasis tradisi lisan kajian pertunjukan
Drama
• Penyimpanan video dan foto
• Daring tatap muka, dual atau multipel bahasa
Laman
• Seminar dan pelatihan
• Kegiatan ekstrakulikuler wajib di sekolah
Pemerintah daerah
Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan”.
3) UUD 1945 Pasal 32 yaitu :
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
5) Dari adanya kebudayaan dan ciri khas itulah muncul berbagai macam bahasa daerah yang dalam UU nomor 25 tahun 2009 sebagai kekayaan budaya nasional.
Dewa Ruci Mulyana menulis tentang proses penciptaan tari jaipong oleh Gugum Gumira yang berjudul “Kreativitas Gugum Gumira dalam Penciptaan Jaipong”. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan fenomenologis. Dipaparkan alasan Gugum Gumira menciptakan tari jaipong dan sebab-sebab tari jaipong bertahan hingga kini.
Tari jaipong lahir melalui proses kreatif dan tangan dingin H. Suwanda sekitar tahun 1976 di kabupaten karawang. tari jaipong merupakan garapan yang menggabungkan beberapa elemen seni tradisi seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu, dan lain-lain. pertumbuhan pesat tari jaipong di kabupaten karawang dimulai tahun 1976 dengan ditandai munculnya rekaman nyanyian tari jaipong grup Suwanda yang terdiri dari instrumen sederhana: gendang, ketuk, kecrek, gong, rebab, dan sinden atau juru kawih oleh Hj. mimin (istri H. Suwanda)
) Isi Pasal 3 pemajuan kebudayaan berasaskan:
toleransi;
keberagaman;
kelokalan;
lintas wilayah;
partisipatif;
manfaat;
keberlanjutan;
kebebasan berekspresi;
keterpaduan;
kesederajatan; dan
gotong royong.
Sibarani menjelaskan berupa wujud dari tradisi lisan yang hidup di masyarakat. Adapun wujud tradisi lisan itu dapat berupa (1) tradisi berkesusastraan lisan, (2) tradisi pertunjukan dan permainan masyarakat, (3) tradisi teknologi tradisional, (4) tradisi pelambangan atau simbolisme, dan (5) tradisi musik rakyat. (Sibarani, 2013, hlm. 124). Apabila dilihat dari wujud tradisi lisan maka tari jaipong termasuk pada poin dua, yaitu tradisi pertunjukan dan permainan masyarakat. Seni pertunjukan tari Jaipong diciptakan oleh masyrakat dan dipentaskan untuk masyarakat.
Menurut Taum (2011, hlm. 65-67) tradisi lisan dapat dibagi tiga, yaitu:
Tradisi verbal.
Tradisi verbal mencakup lima kategori, yakni (1) ungkapan tradisional (termasuk pepatah, pribahasa, dan wasita adi, dan lain sebagainya); (2) teks nyanyian rakyat; (3) bahasa rakyat (misalnya dialek, julukan, sindiran, gelar-gelar, bahasa sandi dan lain sebagainya); (4) teka-teki; dan (5) cerita rakyat (dongeng, mitos, legenda, sage, cerita jenaka, cerita cabul dan lain sebagainya).
Tradisi setengah verbal.
Tradisi setengah verbal dibagi tujuh kategori, yakni (1) drama rakyat; (2) tarian rakyat; (3) kepercayaan dan takhayul; (4) upacara-upacara ritual; (5) permainan dan hiburan rakyat; (6) adat kebiasaan; dan (7) pesta-pesta rakyat.
Tradisi nonverbal.
Tradisi non-verbal mencakup dua tipologi, yakni (1) tradisi yang berciri material; (2) nonmaterial.
Tradisi lisan dibangun dari beberapa elemen atau unsur. Pertunjukan tari jaipong merupakan bentuk tradisi lisan yang dibangun oleh beberapa unsur.
“Pertunjukan sudah menjadi disiplin baru yang bersifat interdispliner. Sasaran kajiannya tidak terbatas pada tontonan yang dilakukan di atas panggung tetapi juga yang terjadi di luar panggung”. (1998, hal. 9),
Menurut Schechner (2007, hlm. 8) telah memperlihatan dalam bentuk gambar kipas bahwa performance mencakup tujuh bidang, yaitu ritus atau upacara, saman (perdukunan), resolusi krisis, pertunjukan sehari-hari (olahraga dan hiburan), drama, proses pembuatan seni, dan ritual.
struktur tari jaipong disederhankan menjadi tiga tahapan yaitu, pembukaan, acara permintaan lagu dan penutup. Hasil penelitian ini mendeskripsikan struktur pertunjukan tari jaipong sebagai pertunjukan yang setara kajiannya dengan drama.
3) Undang-Undang Negara Indonesia dan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 57 tahun 2014, tentang fungsi bahasa Daerah, seperti pada pasal 6 ayat (1) bahasa daerah berfungsi sebagai ; (a) pembentuk kepribadian suku bangsa; (b) peneguh jati diri kedaerahan; dan (c) sarana pengungkapan serta pengembangan sastra dan budaya daerah dalam bingkai keindonesiaan. Ayat (2) selain berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bahasa daerah dapat berfungsi sebagai; (a) sarana komunikasi dalam keluarga dan masyarakat daerah; (b) bahasa media massa lokal; (c) sarana pendukung bahasa indonesia; dan (d) sumber pengembangan bahasa Indonesia.
Metode kualitatif diharapkan mampu menjelaskan struktur pertunjukan tari jaipong serta tema yang terkandung dalam teks nyanyian sinden secara menyeluruh yang berkaitan dengan bidang pendidikan bahasa Indonesia. Peneliti melakukan beberapa tahap metodologi penelitian, yaitu mengkumpulkan bahan, seperti buku,
tanggal 25 November 2012. Peneliti mendatangi tempat latihan tari jaipong dan sinden yang dipimpin oleh H. Suwanda di Desa Tanjung Mekar, Kabupaten Karawang. Peneliti mendapatkan data primer tentang persembahan tari jaipong dan kumpulan teks nyanyian sinden yang ditulis oleh istri beliau Hj. Mimin. Dengan izin ibu Hj. Mimin peneliti menyalin teks nyanyian sinden.
menonton persembahan tari jaipong secara langsung di Desa Langseb, Kabupaten Karawang pada 28 November 2012. Pada saat itu sedang diadakan pesta perkawinan.
Memeriksa, merinci dan memilah mana datang pendukung dan data bukan pendukung dari hasil menonton pertunjukan, wawacara, pencatatan, dan dokumen-dokumen lainnya di lapangan.
Mendeskripsikan struktur pertunjukan tari Jaipong. Sebelum menganalisis struktur pertunjukan dengan menggunakan teori Aristoteles, yaitu tahap awal, pertengahan dan akhir, peneliti menganalisis unsur-unsur pertunjukan tari jaipong dengan menggunakan teori Finnegan. Analisis unsur-unsur pertunjukan mendeskripsikan pelaku seni, tempat, alat-alat yang digunakan, organisasi seni, dan penonton.
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan teks lisan dari beberapa informan kunci dengan cara transkripsi dari teks lisan asli yang berbahasa daerah (Sunda) ke dalam bahasa Indonesia. Peneliti juga mendapatkan teks kumpulan teks nyanyian sinden yang ditulis langsung oleh Hj. Mimin. Jumlah teks nyanyian yang terdapat dalam buku kumpulan nyanyian tari jaipong diketahui sebanyak 295 buah.
Melakukan analisis struktur nyanyian. Berdasarkan teks inilah akan diambil beberapa nyanyian yang akan dianalisis tema teks nyanyian. Pemilihan nyanyian untuk dianalisis dilakukan secara purposive (populer) berdasarkan beberapa hal, yaitu:
Nyanyian wajib untuk membuka pertunjukan tari jaipong;
Nyanyian yang sering diminta atau disukai penonton;
Nyanyian berdasarkan daerah pertunjukan tari jaipong;
Dilihat berdasarkan respons penonton terhadap nyanyian yang dinyanyikan oleh sinden.
Berdasarkan poin keempat maka dipilih beberapa nyanyian yang akan dianalisis oleh peneliti untuk menemukan pesan apa yang terdapat dalam nyanyian tersebut serta mendeskripsikan isi pesan atau amanat yang terkandung dalam teks nyanyian tersebut.
Menganalisis tema yang terkandung dalam pertunjukan tari jaipong.
Mengembangkan metode analisis pertunjukan tari jaipong sebagai drama tradisional menjadi bahan ajar dalam kelas mata kuliah kajian drama dalam program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di tingkat sarjana.
Mengembangkan materi bahan ajar untuk mata kuliah drama pada program sarjana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan kajian tradisi lisan struktur pertunjukan tari jaipong dengan menggunakan laman.
Berikut langkah-langkah pengolahan data secara garis besar dalam mengolah data hasil penelitian.
Memeriksa, merinci, dan memilah data pendukung dan data bukan pendukung dari hasil menonton pertunjukan, wawacara, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain di lapangan.
Mendeskripsikan struktur pertunjukan tari Jaipong. Sebelum menganalisis struktur pertunjukan dengan menggunakan teori Aristoteles, yaitu tahap awal, pertengahan, dan akhir, peneliti menganalisis unsur-unsur pertunjukan tari jaipong dengan menggunakan teori Finnegan. Analisis unsur-unsur pertunjukan mendeskripsikan pelaku seni, tempat, alat-alat yang digunakan, organisasi seni, dan penonton.
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan teks lisan dari beberapa informan kunci dengan cara mentranskripsi teks lisan asli yang berbahasa daerah (Sunda) ke dalam bahasa Indonesia. Peneliti juga mendapatkan teks kumpulan teks nyanyian sinden yang ditulis langsung oleh Hj. Mimin. Teks nyanyian yang terdapat dalam buku kumpulan nyanyian tari jaipong berjumlah 295.
Melakukan analisis struktur nyanyian. Berdasarkan teks inilah akan diambil beberapa nyanyian yang kemudian dianalisis berdasarkan tema. Pemilihan nyanyian untuk dianalisis dilakukan secara purposive (populer) berdasarkan beberapa hal, yaitu:
nyanyian wajib untuk membuka pertunjukan tari jaipong;
nyanyian yang sering diminta atau disukai penonton;
nyanyian berdasarkan daerah pertunjukan tari jaipong; dan
dilihat berdasarkan respons penonton terhadap nyanyian yang dinyanyikan sinden.
Berdasarkan poin keempat maka dipilih beberapa nyanyian yang akan dianalisis untuk menemukan pesan yang terdapat dalam nyanyian serta mendeskripsikan isi pesan atau amanat yang terkandung dalam teks nyanyian.
Menganalisis tema yang terkandung dalam pertunjukan tari jaipong.
Mengembangkan metode analisis pertunjukan tari jaipong sebagai drama tradisional menjadi bahan ajar mata kuliah drama dalam program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di tingkat sarjana.
Mengembangkan materi bahan ajar untuk mata kuliah drama pada program sarjana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan kajian tradisi lisan struktur pertunjukan tari jaipong dengan menggunakan laman daring.
Tari jaipong lahir melalui proses kreatif dan tangan dingin H. Suwanda sekitar tahun 1976 di kabupaten karawang. tari jaipong merupakan garapan yang menggabungkan beberapa elemen seni tradisi seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu, dan lain-lain. pertumbuhan pesat tari jaipong di kabupaten karawang dimulai tahun 1976 dengan ditandai munculnya rekaman nyanyian tari jaipong grup Suwanda yang terdiri dari instrumen sederhana: gendang, ketuk, kecrek, gong, rebab, dan sinden atau juru kawih oleh Hj. mimin (istri H. Suwanda)
tahap awal, berisikan: tatalu (alunan suara alat musik, tanda sebagai pertunjukan tari jaipong dimulai) dan lagu bubuka (lagu pembukaan sebagai lagu wajib awal pertunjukan tari jaipong, terdiri dari “kidung salamet”, “kembang gadung” dan “tepang sono”).
tahap pertengahan, berisikan: penyajian nyanyian-nyanyian.
tahap akhir, berisikan: penutup diiringi suara gendang.
Berdasarkan intruksi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof. Mohamad Nasir di Bali 2 Februari 2018 Tentang “Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri” bahwa sistem serta program Pendidikan Tinggi perlu disesuaikan agar relevan dengan Revolusi Industri 4.0., antara lain rekonstruksi kurikulum yang dapat memberikan mahasiswa :
a. Keterampilan/kompetensi yang lebih luas dan baru (al. coding, big data, artificial intelligence),
b. Menggunakan format baru proses pembelajaran (face to face, blended learning, full online learning).
“one professor thousands students”
Adapun nilai
Nilai Keagamaan
Nilai ini terkandung pada aturan pertunjukan bahwa sebelum pertunjukan dimulai, seluruh penyaji harus berdoa terlebih dahulu kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar sebagaimana mestinya.
Nilai Kedisiplinan
Nilai disiplin terlihat pada pembukaan acara, ada nyanyian wajib saat pembukaan pertunjukan tari jaipong. Semua penyaji mematuhi aturan bahwa tiga nyanyian pembuka tersebut harus dimainkan terlebih dahulu.
Nilai Kesetaraan Gender
Nilai tersebut terlihat pada pertunjukan tari jaipong. Laki-laki dan perempuan berada pada satu tempat dan berada di posisi masing-masing. Perempuan dilihat dari keterampilan menari dan menyanyi, sementara laki-laki keterampilan bermain musik. Hak perempuan untuk mengekspresikan diri dan bakat terpenuhi.
Nilai Saling Berbagi Antarsesama
Pertunjukan tari jaipong mencerminkan nilai saling berbagi antar-sesama. Pertunjukan jaipong biasanya diadakan saat pesta pernikahan atau khitanan. Masyarakat yang memiliki taraf ekonomi menengah ke atas berbagi kebahagiaan dengan tetangga, saudara, dan masyarakat sekitar dengan mengundang grup tari jaipong sebagai acara puncak hiburan. Tetangga dan saudara saling membantu untuk mempersiapkan pesta tersebut.
Fungsi tari jaipong Masyarakat:
Hiburan
Media silaturrahmi
Menaikan taraf perekonomian
Pendidikan
Pelaku seni:
Sumber penghasilan
Media kreativitas
Tempat mencurahkan ide
Kearifan lokal
Penonton menunjukan budaya tertentu.
Pertunjukan tari jaipong menjadi media silaturrahmi, bersedekah, dan berbagi rezeki.
Pertunjukan tari jaipong menjadi alat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menciptakan rasa empati, simpati, saling menghormati, serta kasih sayang.
Sebagai wadah atau tempat menyalurkan bakat seni masyarakat.
Menjadi identitas atau ciri khas suatu masyarakat.
Sebagai media alternatif pendidikan yang efisien karena lebih dekat dengan masyarakat.
pengkajian teori struktur Aristoteles serta teori unsur-unsur pertunjukan Finnegan yang bisa dimanfaatkan dalam pengkajian pertunjukan drama yang berbasis tradisi lisan. Unsur-unsur pertunjukan yang terdapat dalam teori Finnegan sesuai dengan unsur-unsur pertunjukan drama. Oleh karena itu, teori Finnegan bisa menjadi alternatif teori pengkajian drama berupa teks dan pertunjukan drama yang berbasis tradisi lisan.
Unsur yang membentuk performansi, terdiri dari:
Waktu, Tempat dan Jarak Yang Digunakan dalam Pertunjukan;
Pengorganisasian;
Tingkah Laku Partisipan;
Tanggapan Masyarakat Terhadap Pertunjukan;
Susunan Organisasi Pertunjukan;
Susunan organisasi pertunjukan, yaitu: penari, sinden dan pemusik.
Unsur Media yang Digunakan dalam Pertunjukan, terdiri dari:
Aspek bunyi dan bahasa, yaitu: teks nyanyian jaipong
Aspek visual
a) Tata Rias;
b) Tata busana;
c) Properti;
d) Ligthing/tata lampu;
e). Stage/tata panggung;
f) Alat musik;
g) Kinesik yaitu : gerakan dan formasi tari jaipong;
h) Proxemik yaitu: penyajian dengan penonton,
peny ajian dengan penyajian dan penonton dengan peno nton.
Keterampilan pertunjukan terdiri dari:
a) Keterampilan menari;
b) Keterampilan komunikasi.
Pertunjukan sebagai interaksi dari beberapa pertisipan.
Pengembangan teori struktural Aristoteles.
Pengembangan teori unsur-unsur pertunjukan Finnegan.
Pengembangan pengajaran drama bisa dipadukan dengan tradisi lisan.
Pengembangan laman.
Konservasi Pertunjukan tari jaipong hendaknya melibatkan berbagai pihak, seperti sekolah, universitas, LSM, media masa, komunitas budaya, tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi kepemudaan, dan lain-lain.
Pemerintah daerah Karawang dalam mendukung pelestarian budaya daerah sebaiknya mewajibkan pelatihan tari jaipong dalam kegiatan ektrakulikuler sekolah.