2. z
KEADAAN TUMBUHAN HUTAN
• Hutan lebat atau hutan hutan rapat (closed forest) total penutupan tajuk > 10%
dari total luas permukaan tanah (Bruenig 1996).
• Hutan terbuka atau hutan jarang (open forest) total penutupan tajuk < 10% dari
total luas permukaan tanah (Bruenig 1996).
• Hutan primer (primary forest, premival forest, pristine forest, virgin forest, old
growth forest) belum pernah mendapatkan gangguan manusia, atau telah
mendapatkan sedikit gangguan yang dampak kerusakannya tidak cukup berarti,
sehingga hutan tersebut, secara alami, mampu kembali kepada keadaan semula
(Bruenig 1996).
• Hutan sekunder (secondary forest) tumbuh melalui suksesi sekunder alami pada
lahan hutan yang telah mengalami gangguan berat (Bruenig 1996).
3. z
ASAL HUTAN ATAU CARA HUTAN
TERBENTUK
Hutan alam (natural forest) disusun oleh pohon asli, tumbuh secara alami di
tempat itu, dan memiliki struktur yang menyerupai atau identik dengan hutan
alam primer (Bruenig 1996).
Hutan tanaman atau hutan buatan (planted forest) dibangun dengan
cara penanaman atau dengan menyebarkan (biji) yang kemudian
dimodifikasi dan dimanipulasikan menjadi hutan (Bruenig 1996).
Hutan terubusan (coppice forest) berasal dari terubusan, tunas-tunas mekar,
atau keduanya, tumbuh melalui cara-cara vegetatif (Dephut 1990).
Tegakan hutan tinggi (high forest) berasal dari anakan yang tumbuh
secara normal dan memiliki tajuk yang tinggi dan tertutup (Dephut 1990).
4. z
TAHAPAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TEGAKAN
• Hutan klimaks (climax forest) masyarakat tumbuhan yang telah berada pada
tahap puncak dalam suksesi alami untuk keadaan spesifik lokasi tertentu (Helms
1998).
• Tegakan (hutan) masak tebang (mature forest stand) tegakan hutan seumur yang
pohonnya telah memenuhi standar ukuran dan kualitas perdagangan tertentu.
• Hutan normal (normal forest) dibentuk oleh tegakan yang pertumbuhannya
normal, yaitu memenuhi syarat-syarat konsep ideal susunan umur tegakan,
besarnya volume tegakan persediaan, sebaran ukuran pohon dalam tegakan,dan
riap tegakan (Helms 1998).
• Hutan seumur (even-aged forest) dibentuk oleh tegakan seumur, yaitu tegakan
yang mengandung pohon-pohon dengan kelas umur yang sama (Helms 1998).
• Hutan tidak seumur (uneven-aged forest) dibentuk oleh tegakan tidak seumur,
yaitu tegakan yang mengandung pohon-pohon yang memiliki tiga atau lebih kelas
umur (Helms 1998).
5. z
KOMPOSISI JENIS POHON
• Hutan murni atau homogen (pure forest) mengandung satu jenis pohon utama,
secara konvensional biasanya dicirikan oleh sekurang-kurangnya 80%berdasarkan
jumlah pohon, LBDS tegakan, atau volume tegakan (Helms1998).
• Hutan campuran atau heterogen (mixed forest) mengandung dua atau lebih jenis
pohon pokok (Helms 1998).
• Hutan perdu (sclerophyllous forest) terdiri atas jenis-jenis tumbuhan bersemak
yang teresbar merata, biasanya tumbuhan berdaun kecil, biasanya pada daerah
beriklim relatif panas dan musim kering (Helms 1998).
• Hutan savana (savana forest, savana woodland) padang rumput dengan pohon atau
kelompok tumbuhan yang tumbuh secara terpencar, biasanya di daerah dataran
rendah, daerah tropika atau subtropika (Helms 1998).
6. z
• Hutan pantai (coastal forest) di tepi pantai dan tidak terpengaruh iklim serta
berada di atas garis pasang tertinggi (Helms 1998).
• Hutan dataran rendah (low land forest) di bawah ketinggian 700 mdpl (Departemen
Kehutanan 1989).
• Hutan dataran tinggi (high land forest) ketinggian antara 700-1500 mdpl
(Departemen Kehutanan 1989).
• Hutan pegunungan (mountain forest) ketinggian antara 1500-2500 mdpl
(Departemen Kehutanan 1989), biasanya didominir oleh jenis-jenis pohon
pegunungan (Helms 1998).
KETINGGIAN TEMPAT
7. z
GEOGRAFIS
• Hutan boreal (boreal forest) berada pada belahan bumi bagian utara, berada di
sekitar kutub bumi; termasuk ke dalam tipe hutan tundra yang terutama terdiri
dari jenis pohon black spruce dan white spruce (Helms 1998).
• Hutan tropis (tropical forest) --- berada pada khatulistiwa
• Hutan musim (subtropical forest) ---- berada pada daerah subtropis yang memiliki
4 musim
8. z
IKLIM TEMPAT TUMBUH HUTAN/MUSIM
• Hutan hujan (rain forest) selalu hijau (evergreen forest) biasanya berada pada
daerah beriklim dengan ciri-ciri: kelembaban udara tinggi sepanjang tahun dan curah
hujan tahunan tinggi (> 1.524 mm/th) dan dengan musim kering yang pendek atau
tidak ada sama sekali (Helms 1998).
• Hutan musim atau hutan tropika menggugurkan daun (monsoon forest, tropical
deciduous forest) lahan terbuka bertumbuhan tumbuh-tumbuhan berkayu di
daerah tropika yang memiliki musim kering yang panjang dan diikuti musimhujan
dengancurah hujan tinggi (Helms 1998), atau hutan yang sifatnya mengikuti
perubahan dua musim (DepartemenKehutanan 1989).
• Hutan beriklim sedang (temperate forest) terletak pada daerah beriklim sedang,
yaitu daerah yang memiliki suhu rata-rata ± 10oC untuk dua atau empat bulan
dalam satu tahun (Helms 1998).
• Hutan tropika (tropical forest) berada pada daerah yang beriklim tropika: suhu
udara tinggi dengan rata-rata suhu 18oC untuk bulan yang paling dingin, kelembaban
tinggi, dan curah hujan dingin (Helms 1998). Terletak di sekitar daris khatulistiwa.
9. z KEADAAN TANAH TEMPAT TUMBUH
HUTAN/TAPAK
• Hutan tanah kering (dry land forest) hutan yang (tanahnya, lantai hutannya) tidak
pernah tergenang air sepanjang tahun (Departemen Kehutanan 1990).
• Hutan gambut (peat forest) tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut
gengan ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki
tipe iklim A atau Bmenurut klasifikasi tipe iklim Schmidth dan Ferguson
(Departemen Kehutanan 1989).
• Hutan rawa (swamp forest) tumbuh pada daerah yang selalu tergenang air tawar,
tidak dipengaruhi iklim. Umumnya terletak di belakang hutan payau dengan jenis
tanah aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon yang tingginya bisa
mencapai40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk (Dirjen Kehutanan 1976).
• Hutan mangrove atau hutan bakau (mangrove) berada di tepi pantai, didominir
oleh pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora, Laguncularia, danAvicennia
(Helms 1998)
• Hutan ripari (riparianforest) di pinggiran perairan rawa, danau, sumber air, atau
sungai (Departemen Kehutanan 1989).
10. z
FAKTOR DOMINAN YANG
MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN
VEGETASI
• Formasi klimatis (climatic formation) hutan yang dalam pembentukan
tumbuhannya sangat dipengaruhi oleh iklim (hutan hujan, hutan musim, dan
hutan gambut) (Dirjen Kehutanan 1976).
• Formasi edafis (edaphic formations) hutan yang dalam pembentukan
tumbuhannya sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah (hutan rawa, hutan
payau, dan hutan pantai) (Dirjen Kehutanan 1976).
11. z
KATEGORI HUTAN MENURUT FUNGSI
(Bruenig, 1996)
• Hutan yang berfungsi untuk perlindungan (protective forest) hutan yang secara
eksklusif, seluruhnya dilindungi, atau sebagian dari padanya dirancang untuk
memenuhi fungsi perlindungan terhadap tanah, air, iklim, fauna dan flora, alam,
lingkungan, warisan, nilai ilmu pengetahuan atau keindahan alam (Bruenig 1996).
• Hutan yang berfungsi untuk produksi (productive forest) hutan yang dirancang
untuk menghasilkan kayu atau hasil hutan lain, atau kombinasi dari keduanya,
secara lestari (Bruenig 1996).
• Hutan yang berfungsi serbaguna (multiple-purpose forest) hutan yang dirancang
untuk memenuhi kombinasi antara fungsi produksi dan fungsi perlindungan (Bruenig
1996).
12. z
STATUS HUKUM FUNGSI
PENGGUNAAN HUTAN (UU No 41
Th 1999)
• Hutan lindung (protection forest) mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah
(UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
• Hutan produksi (production forest) mempunyai fungsi pokok produksi hasil
hutan, yaitu: benda-benda hayati, non hayati, dan turunannya, serta jasa yang
berasal dari hutan (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
• Hutan konservasi (conservation forest) kawasan hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa,
serta ekosistemnya (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
13. z STATUS HUKUM LAHAN HUTAN
• Hutan negara (state forest) berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas
tanah UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
• Hutan hak (private forest) berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah (UU
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan) hutan milik
• Hutan adat (traditional law society forest) berada pada tanah dalam wilayah
masyarakat hukum adat. Dalam UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
termasuk ke dalam hutan negara.
• Hutan masyarakat (community forest) hutan yang dimiliki pada umumnya
dikelola oleh masyarakat (community), yang setiap anggotanya dapat berperan serta
dalam pengelolaan dan mendapatkan manfaat dari huhtan tersebut (Helms 1998).
• Hutan komunal (communal forest) hutan yang dimiliki dan umumnya dikelola
oleh pemegang kekuasaan di desa, kota, masyarakat adat, atau pemerintah
setempat, yang setiap anggotanya dapat ikut mendapatkan manfaatnya dan
berperan serta dalam pengelolaan, baik melalui penyertaan modal berupa uang
atau barang lain yang diperlukan (Helms 1998).
• Hutan rakyat (social forest) lahan milik rakyat atau milik adat atau ulayat yang
secara terus menerus diusahakan untuk usaha perhutanan, yaitu jenis kayu- kayuan,
baik yang tumbuh secara alami ataupun buatan (Departemen Kehutanan 1990).
14. z KEHUTANAN SEBAGAI ILMU
Ilmu yang membahas berbagai hal yang berkenaan dengan praktek
pembangunan, pengelolaan, dan pengkonservasian hutan secara
berkelanjutan.
Pengelolaan hutan (forest management): praktek penerapan prinsip-
prinsip dalam bidang ilmu biologi, fisika dan kimia, analisis
kuantitatif, manajemen, ekonomi, sosial, dan analisis kebijakan dalam
membangun, membina, memanfaatkan, dan mengonservasikan hutan
untuk mendapatkan tujuan atau tujuan-tujuan serta sasaran atau
sasaran-sasaran tertentu dengan tetap mempertahankan kualitas dan
produktivitasnya (Helms 1998)
PENGELOLAAN/ MANAJEMEN KEHUTANAN
15. z
KEHUTANAN SEBAGAI KEGIATAN, ILMU, PROFESI,
DAN SISTEM
• Kehutanan
Bruenig (1996) forestry forestris silva (Latin Kuno): pohon-pohon di luar dinding
taman ilmu, seni, dan praktek untuk mengkonservasikan, membangun, dan
mengelola hutan secara berkelanjutan, melalui pembangunan atau pembangunan
kembali, membina dan memanen pohon dan hasil hutan lainnya, serta mengelola
komponen lain yang terdapat di dalam hutan.
• Kehutanan sebagai kegiatan
Kegiatan yang bersangkutan dengan hutan dan pengurusannya, serta pengelolaan
hutan secara ilmiah, untuk kelangsungan hasil berupa benda dan jasa (Shadily
tanpa tahun).
16. z
Profesi yang berenaan dengan ilmu, seni, dan praktek
dalam mengelola, menggunakan, dan mengkonservasikan
hutan dan sumberdaya lain yang berhubungan, untuk
mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu guna
memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap
mempertahankan kelestariannya (Helms 1998).
Kehutanan sebagai sistem
Sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
Kehutanan sebagai profesi
17. MANUSIA
HUTAN
FLORA & FAUNA
DI LUAR HUTAN
LAHAN SELAIN
HUTAN
LINGKUNGAN SISTEM KEHUTANAN: POLITIK, EKONOMI, SOSIAL-
BUDAYA, DAN KEAMANAN MASYARAKAT PADA TINGKAT LOKAL,
NASIONAL, DAN GLOBAL
Sistem Kehutanan disusun menurut interaksi antar komponen biofisik dan
komponen sosial pembentuknya
18. Sistem Kehutanan disusun menurut interaksi antar komponen kegiatan
dalam Pengurusan Hutan
PERENCANAAN
KEHUTANAN
MONITORINGDAN
PENGAWASAN
PENGELOLAAN
HUTAN
PENELITIAN DANPENGEMBANGAN,
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN
PENYULUHANKEHUTANAN
LINGKUNGAN SISTEM KEHUTANAN: POLITIK, EKONOMI, SOSIAL-
BUDAYA, DAN KEAMANAN MASYARAKAT PADA TINGKAT LOKAL,
NASIONAL, DAN GLOBAL
19. z
RUANG LINGKUP ILMU KEHUTANAN
Bidang Ilmu-Ilmu Pemanfaatan dan
Pengelolaan Hasil Hutan
Bidang Ilmu-Ilmu Pengelolaan dan
Konservasi Sumberdaya Hutan
Bidang Ilmu-Ilmu Komponen Dasar
Pendukung
Bidang Ilmu-Ilmu Komponen Dasar
Bidang Ilmu-Ilmu Administrasi,
Komunikasi, dan Kebijakan
Kehutanan
Bidang Ilmu-Ilmu Pengukuran
SumberdayaHutan
Hirarki Bidang Ilmu-Ilmu Pokok dalam Ilmu Kehutanan
20. z
POSISI PENGANTAR ILMU KEHUTANAN
DALAM ILMU KEHUTANAN
Ilmu Terapan (Pengintegrasian)
..…. - manajemen hutan –konservasisumberdayahutan……
…. - silvikultur - ekonomi kehutanan –perlindungan hutan ….
….…. - ekologi hutan – ekologi satwa – hidrologihutan-KTA……..
.. – ilmu tanah hutan – inventarisasi hutan –sifat-sifat kayu - ..
…. – dendrologi – PIK – ilmu ukur hutan - ….
…. – biologi – kimia – fisika - ….
matematika
Posisi Relatif PIK dalam Ilmu Kehutanan, disusun dalam hirarki abstrak ilmu-
ilmu dasar dan terapan
Ilmu Dasar (Sebab Akibat)