SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
z
HUTAN, KEHUTANAN DAN ILMU KEHUTANAN
(Lanjutan)
z
KEADAAN TUMBUHAN HUTAN
• Hutan lebat atau hutan hutan rapat (closed forest)  total penutupan tajuk > 10%
dari total luas permukaan tanah (Bruenig 1996).
• Hutan terbuka atau hutan jarang (open forest)  total penutupan tajuk < 10% dari
total luas permukaan tanah (Bruenig 1996).
• Hutan primer (primary forest, premival forest, pristine forest, virgin forest, old
growth forest)  belum pernah mendapatkan gangguan manusia, atau telah
mendapatkan sedikit gangguan yang dampak kerusakannya tidak cukup berarti,
sehingga hutan tersebut, secara alami, mampu kembali kepada keadaan semula
(Bruenig 1996).
• Hutan sekunder (secondary forest)  tumbuh melalui suksesi sekunder alami pada
lahan hutan yang telah mengalami gangguan berat (Bruenig 1996).
z
ASAL HUTAN ATAU CARA HUTAN
TERBENTUK
 Hutan alam (natural forest) disusun oleh pohon asli, tumbuh secara alami di
tempat itu, dan memiliki struktur yang menyerupai atau identik dengan hutan
alam primer (Bruenig 1996).
 Hutan tanaman atau hutan buatan (planted forest)  dibangun dengan
cara penanaman atau dengan menyebarkan (biji) yang kemudian
dimodifikasi dan dimanipulasikan menjadi hutan (Bruenig 1996).
 Hutan terubusan (coppice forest)  berasal dari terubusan, tunas-tunas mekar,
atau keduanya, tumbuh melalui cara-cara vegetatif (Dephut 1990).
 Tegakan hutan tinggi (high forest)  berasal dari anakan yang tumbuh
secara normal dan memiliki tajuk yang tinggi dan tertutup (Dephut 1990).
z
TAHAPAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TEGAKAN
• Hutan klimaks (climax forest)  masyarakat tumbuhan yang telah berada pada
tahap puncak dalam suksesi alami untuk keadaan spesifik lokasi tertentu (Helms
1998).
• Tegakan (hutan) masak tebang (mature forest stand)  tegakan hutan seumur yang
pohonnya telah memenuhi standar ukuran dan kualitas perdagangan tertentu.
• Hutan normal (normal forest)  dibentuk oleh tegakan yang pertumbuhannya
normal, yaitu memenuhi syarat-syarat konsep ideal susunan umur tegakan,
besarnya volume tegakan persediaan, sebaran ukuran pohon dalam tegakan,dan
riap tegakan (Helms 1998).
• Hutan seumur (even-aged forest)  dibentuk oleh tegakan seumur, yaitu tegakan
yang mengandung pohon-pohon dengan kelas umur yang sama (Helms 1998).
• Hutan tidak seumur (uneven-aged forest)  dibentuk oleh tegakan tidak seumur,
yaitu tegakan yang mengandung pohon-pohon yang memiliki tiga atau lebih kelas
umur (Helms 1998).
z
KOMPOSISI JENIS POHON
• Hutan murni atau homogen (pure forest)  mengandung satu jenis pohon utama,
secara konvensional biasanya dicirikan oleh sekurang-kurangnya 80%berdasarkan
jumlah pohon, LBDS tegakan, atau volume tegakan (Helms1998).
• Hutan campuran atau heterogen (mixed forest)  mengandung dua atau lebih jenis
pohon pokok (Helms 1998).
• Hutan perdu (sclerophyllous forest)  terdiri atas jenis-jenis tumbuhan bersemak
yang teresbar merata, biasanya tumbuhan berdaun kecil, biasanya pada daerah
beriklim relatif panas dan musim kering (Helms 1998).
• Hutan savana (savana forest, savana woodland)  padang rumput dengan pohon atau
kelompok tumbuhan yang tumbuh secara terpencar, biasanya di daerah dataran
rendah, daerah tropika atau subtropika (Helms 1998).
z
• Hutan pantai (coastal forest)  di tepi pantai dan tidak terpengaruh iklim serta
berada di atas garis pasang tertinggi (Helms 1998).
• Hutan dataran rendah (low land forest)  di bawah ketinggian 700 mdpl (Departemen
Kehutanan 1989).
• Hutan dataran tinggi (high land forest)  ketinggian antara 700-1500 mdpl
(Departemen Kehutanan 1989).
• Hutan pegunungan (mountain forest)  ketinggian antara 1500-2500 mdpl
(Departemen Kehutanan 1989), biasanya didominir oleh jenis-jenis pohon
pegunungan (Helms 1998).
KETINGGIAN TEMPAT
z
GEOGRAFIS
• Hutan boreal (boreal forest)  berada pada belahan bumi bagian utara, berada di
sekitar kutub bumi; termasuk ke dalam tipe hutan tundra yang terutama terdiri
dari jenis pohon black spruce dan white spruce (Helms 1998).
• Hutan tropis (tropical forest) --- berada pada khatulistiwa
• Hutan musim (subtropical forest) ---- berada pada daerah subtropis yang memiliki
4 musim
z
IKLIM TEMPAT TUMBUH HUTAN/MUSIM
• Hutan hujan (rain forest)  selalu hijau (evergreen forest) biasanya berada pada
daerah beriklim dengan ciri-ciri: kelembaban udara tinggi sepanjang tahun dan curah
hujan tahunan tinggi (> 1.524 mm/th) dan dengan musim kering yang pendek atau
tidak ada sama sekali (Helms 1998).
• Hutan musim atau hutan tropika menggugurkan daun (monsoon forest, tropical
deciduous forest)  lahan terbuka bertumbuhan tumbuh-tumbuhan berkayu di
daerah tropika yang memiliki musim kering yang panjang dan diikuti musimhujan
dengancurah hujan tinggi (Helms 1998), atau hutan yang sifatnya mengikuti
perubahan dua musim (DepartemenKehutanan 1989).
• Hutan beriklim sedang (temperate forest)  terletak pada daerah beriklim sedang,
yaitu daerah yang memiliki suhu rata-rata ± 10oC untuk dua atau empat bulan
dalam satu tahun (Helms 1998).
• Hutan tropika (tropical forest)  berada pada daerah yang beriklim tropika: suhu
udara tinggi dengan rata-rata suhu 18oC untuk bulan yang paling dingin, kelembaban
tinggi, dan curah hujan dingin (Helms 1998). Terletak di sekitar daris khatulistiwa.
z KEADAAN TANAH TEMPAT TUMBUH
HUTAN/TAPAK
• Hutan tanah kering (dry land forest)  hutan yang (tanahnya, lantai hutannya) tidak
pernah tergenang air sepanjang tahun (Departemen Kehutanan 1990).
• Hutan gambut (peat forest)  tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut
gengan ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki
tipe iklim A atau Bmenurut klasifikasi tipe iklim Schmidth dan Ferguson
(Departemen Kehutanan 1989).
• Hutan rawa (swamp forest)  tumbuh pada daerah yang selalu tergenang air tawar,
tidak dipengaruhi iklim. Umumnya terletak di belakang hutan payau dengan jenis
tanah aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon yang tingginya bisa
mencapai40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk (Dirjen Kehutanan 1976).
• Hutan mangrove atau hutan bakau (mangrove)  berada di tepi pantai, didominir
oleh pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora, Laguncularia, danAvicennia
(Helms 1998)
• Hutan ripari (riparianforest)  di pinggiran perairan rawa, danau, sumber air, atau
sungai (Departemen Kehutanan 1989).
z
FAKTOR DOMINAN YANG
MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN
VEGETASI
• Formasi klimatis (climatic formation)  hutan yang dalam pembentukan
tumbuhannya sangat dipengaruhi oleh iklim (hutan hujan, hutan musim, dan
hutan gambut) (Dirjen Kehutanan 1976).
• Formasi edafis (edaphic formations)  hutan yang dalam pembentukan
tumbuhannya sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah (hutan rawa, hutan
payau, dan hutan pantai) (Dirjen Kehutanan 1976).
z
KATEGORI HUTAN MENURUT FUNGSI
(Bruenig, 1996)
• Hutan yang berfungsi untuk perlindungan (protective forest)  hutan yang secara
eksklusif, seluruhnya dilindungi, atau sebagian dari padanya dirancang untuk
memenuhi fungsi perlindungan terhadap tanah, air, iklim, fauna dan flora, alam,
lingkungan, warisan, nilai ilmu pengetahuan atau keindahan alam (Bruenig 1996).
• Hutan yang berfungsi untuk produksi (productive forest)  hutan yang dirancang
untuk menghasilkan kayu atau hasil hutan lain, atau kombinasi dari keduanya,
secara lestari (Bruenig 1996).
• Hutan yang berfungsi serbaguna (multiple-purpose forest)  hutan yang dirancang
untuk memenuhi kombinasi antara fungsi produksi dan fungsi perlindungan (Bruenig
1996).
z
STATUS HUKUM FUNGSI
PENGGUNAAN HUTAN (UU No 41
Th 1999)
• Hutan lindung (protection forest)  mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah
(UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
• Hutan produksi (production forest)  mempunyai fungsi pokok produksi hasil
hutan, yaitu: benda-benda hayati, non hayati, dan turunannya, serta jasa yang
berasal dari hutan (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
• Hutan konservasi (conservation forest)  kawasan hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa,
serta ekosistemnya (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
z STATUS HUKUM LAHAN HUTAN
• Hutan negara (state forest)  berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas
tanah UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
• Hutan hak (private forest)  berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah (UU
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan)  hutan milik
• Hutan adat (traditional law society forest)  berada pada tanah dalam wilayah
masyarakat hukum adat. Dalam UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
termasuk ke dalam hutan negara.
• Hutan masyarakat (community forest)  hutan yang dimiliki pada umumnya
dikelola oleh masyarakat (community), yang setiap anggotanya dapat berperan serta
dalam pengelolaan dan mendapatkan manfaat dari huhtan tersebut (Helms 1998).
• Hutan komunal (communal forest)  hutan yang dimiliki dan umumnya dikelola
oleh pemegang kekuasaan di desa, kota, masyarakat adat, atau pemerintah
setempat, yang setiap anggotanya dapat ikut mendapatkan manfaatnya dan
berperan serta dalam pengelolaan, baik melalui penyertaan modal berupa uang
atau barang lain yang diperlukan (Helms 1998).
• Hutan rakyat (social forest)  lahan milik rakyat atau milik adat atau ulayat yang
secara terus menerus diusahakan untuk usaha perhutanan, yaitu jenis kayu- kayuan,
baik yang tumbuh secara alami ataupun buatan (Departemen Kehutanan 1990).
z KEHUTANAN SEBAGAI ILMU
Ilmu yang membahas berbagai hal yang berkenaan dengan praktek
pembangunan, pengelolaan, dan pengkonservasian hutan secara
berkelanjutan.
Pengelolaan hutan (forest management): praktek penerapan prinsip-
prinsip dalam bidang ilmu biologi, fisika dan kimia, analisis
kuantitatif, manajemen, ekonomi, sosial, dan analisis kebijakan dalam
membangun, membina, memanfaatkan, dan mengonservasikan hutan
untuk mendapatkan tujuan atau tujuan-tujuan serta sasaran atau
sasaran-sasaran tertentu dengan tetap mempertahankan kualitas dan
produktivitasnya (Helms 1998)
PENGELOLAAN/ MANAJEMEN KEHUTANAN
z
KEHUTANAN SEBAGAI KEGIATAN, ILMU, PROFESI,
DAN SISTEM
• Kehutanan
Bruenig (1996) forestry  forestris silva (Latin Kuno): pohon-pohon di luar dinding
taman  ilmu, seni, dan praktek untuk mengkonservasikan, membangun, dan
mengelola hutan secara berkelanjutan, melalui pembangunan atau pembangunan
kembali, membina dan memanen pohon dan hasil hutan lainnya, serta mengelola
komponen lain yang terdapat di dalam hutan.
• Kehutanan sebagai kegiatan
Kegiatan yang bersangkutan dengan hutan dan pengurusannya, serta pengelolaan
hutan secara ilmiah, untuk kelangsungan hasil berupa benda dan jasa (Shadily
tanpa tahun).
z
Profesi yang berenaan dengan ilmu, seni, dan praktek
dalam mengelola, menggunakan, dan mengkonservasikan
hutan dan sumberdaya lain yang berhubungan, untuk
mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu guna
memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap
mempertahankan kelestariannya (Helms 1998).
Kehutanan sebagai sistem
Sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara
terpadu (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
Kehutanan sebagai profesi
MANUSIA
HUTAN
FLORA & FAUNA
DI LUAR HUTAN
LAHAN SELAIN
HUTAN
LINGKUNGAN SISTEM KEHUTANAN: POLITIK, EKONOMI, SOSIAL-
BUDAYA, DAN KEAMANAN MASYARAKAT PADA TINGKAT LOKAL,
NASIONAL, DAN GLOBAL
Sistem Kehutanan disusun menurut interaksi antar komponen biofisik dan
komponen sosial pembentuknya
Sistem Kehutanan disusun menurut interaksi antar komponen kegiatan
dalam Pengurusan Hutan
PERENCANAAN
KEHUTANAN
MONITORINGDAN
PENGAWASAN
PENGELOLAAN
HUTAN
PENELITIAN DANPENGEMBANGAN,
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN
PENYULUHANKEHUTANAN
LINGKUNGAN SISTEM KEHUTANAN: POLITIK, EKONOMI, SOSIAL-
BUDAYA, DAN KEAMANAN MASYARAKAT PADA TINGKAT LOKAL,
NASIONAL, DAN GLOBAL
z
RUANG LINGKUP ILMU KEHUTANAN
Bidang Ilmu-Ilmu Pemanfaatan dan
Pengelolaan Hasil Hutan
Bidang Ilmu-Ilmu Pengelolaan dan
Konservasi Sumberdaya Hutan
Bidang Ilmu-Ilmu Komponen Dasar
Pendukung
Bidang Ilmu-Ilmu Komponen Dasar
Bidang Ilmu-Ilmu Administrasi,
Komunikasi, dan Kebijakan
Kehutanan
Bidang Ilmu-Ilmu Pengukuran
SumberdayaHutan
Hirarki Bidang Ilmu-Ilmu Pokok dalam Ilmu Kehutanan
z
POSISI PENGANTAR ILMU KEHUTANAN
DALAM ILMU KEHUTANAN
 Ilmu Terapan (Pengintegrasian)
 ..…. - manajemen hutan –konservasisumberdayahutan……
 …. - silvikultur - ekonomi kehutanan –perlindungan hutan ….
 ….…. - ekologi hutan – ekologi satwa – hidrologihutan-KTA……..
 .. – ilmu tanah hutan – inventarisasi hutan –sifat-sifat kayu - ..
 …. – dendrologi – PIK – ilmu ukur hutan - ….
 …. – biologi – kimia – fisika - ….
 matematika
Posisi Relatif PIK dalam Ilmu Kehutanan, disusun dalam hirarki abstrak ilmu-
ilmu dasar dan terapan
Ilmu Dasar (Sebab Akibat)

More Related Content

Similar to Hutan, Kehutanan dan Ilmu Kehutanan.pptx

Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanKearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanAnisa Salma
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5necromotion
 
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfHutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfvitodery
 
5. POTENSI SDA dan Sumber daya alam HUTAN.pptx
5. POTENSI SDA dan Sumber daya alam HUTAN.pptx5. POTENSI SDA dan Sumber daya alam HUTAN.pptx
5. POTENSI SDA dan Sumber daya alam HUTAN.pptxTuryadi3
 
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 UngaranBioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 UngaranAlzena Vashti
 
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIASIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIAEDIS BLOG
 
Persebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaPersebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaNonik Setyanik
 
Penyebaran Flora dan Fauna
Penyebaran Flora dan FaunaPenyebaran Flora dan Fauna
Penyebaran Flora dan FaunaYesica Adicondro
 
Penyebaran Flora dan Fauna
Penyebaran Flora dan FaunaPenyebaran Flora dan Fauna
Penyebaran Flora dan FaunaYesica Adicondro
 
Persebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaPersebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaNonik Setyanik
 

Similar to Hutan, Kehutanan dan Ilmu Kehutanan.pptx (20)

Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang KehutanKearifan lokal dalam Bidang Kehutan
Kearifan lokal dalam Bidang Kehutan
 
Hutan Musim Tropis
Hutan Musim TropisHutan Musim Tropis
Hutan Musim Tropis
 
Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropisHutan hujan tropis
Hutan hujan tropis
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5
 
Dampak konversi hutan
Dampak konversi hutanDampak konversi hutan
Dampak konversi hutan
 
Restorasi 021109
Restorasi 021109Restorasi 021109
Restorasi 021109
 
Sda hutan maturidi
Sda hutan maturidiSda hutan maturidi
Sda hutan maturidi
 
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdfHutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
Hutan Lindung_ Pengertian, Fungsi, dan Lokasinya di Indonesia.pdf
 
5. POTENSI SDA dan Sumber daya alam HUTAN.pptx
5. POTENSI SDA dan Sumber daya alam HUTAN.pptx5. POTENSI SDA dan Sumber daya alam HUTAN.pptx
5. POTENSI SDA dan Sumber daya alam HUTAN.pptx
 
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 UngaranBioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
 
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIASIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
SIFAT DAN CIRI TANAH PADA KAWASAN HUTAN TROPIS DI DUNIA
 
Persebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaPersebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesia
 
Hutan
HutanHutan
Hutan
 
Macam-Macam ekosistem
Macam-Macam ekosistemMacam-Macam ekosistem
Macam-Macam ekosistem
 
Penyebaran Flora dan Fauna
Penyebaran Flora dan FaunaPenyebaran Flora dan Fauna
Penyebaran Flora dan Fauna
 
Penyebaran Flora dan Fauna
Penyebaran Flora dan FaunaPenyebaran Flora dan Fauna
Penyebaran Flora dan Fauna
 
Kelompok 4 'fisiografis'
Kelompok 4 'fisiografis'Kelompok 4 'fisiografis'
Kelompok 4 'fisiografis'
 
Persebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesiaPersebaran flora di indonesia
Persebaran flora di indonesia
 
Sumber daya hutan
Sumber daya hutanSumber daya hutan
Sumber daya hutan
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Hutan, Kehutanan dan Ilmu Kehutanan.pptx

  • 1. z HUTAN, KEHUTANAN DAN ILMU KEHUTANAN (Lanjutan)
  • 2. z KEADAAN TUMBUHAN HUTAN • Hutan lebat atau hutan hutan rapat (closed forest)  total penutupan tajuk > 10% dari total luas permukaan tanah (Bruenig 1996). • Hutan terbuka atau hutan jarang (open forest)  total penutupan tajuk < 10% dari total luas permukaan tanah (Bruenig 1996). • Hutan primer (primary forest, premival forest, pristine forest, virgin forest, old growth forest)  belum pernah mendapatkan gangguan manusia, atau telah mendapatkan sedikit gangguan yang dampak kerusakannya tidak cukup berarti, sehingga hutan tersebut, secara alami, mampu kembali kepada keadaan semula (Bruenig 1996). • Hutan sekunder (secondary forest)  tumbuh melalui suksesi sekunder alami pada lahan hutan yang telah mengalami gangguan berat (Bruenig 1996).
  • 3. z ASAL HUTAN ATAU CARA HUTAN TERBENTUK  Hutan alam (natural forest) disusun oleh pohon asli, tumbuh secara alami di tempat itu, dan memiliki struktur yang menyerupai atau identik dengan hutan alam primer (Bruenig 1996).  Hutan tanaman atau hutan buatan (planted forest)  dibangun dengan cara penanaman atau dengan menyebarkan (biji) yang kemudian dimodifikasi dan dimanipulasikan menjadi hutan (Bruenig 1996).  Hutan terubusan (coppice forest)  berasal dari terubusan, tunas-tunas mekar, atau keduanya, tumbuh melalui cara-cara vegetatif (Dephut 1990).  Tegakan hutan tinggi (high forest)  berasal dari anakan yang tumbuh secara normal dan memiliki tajuk yang tinggi dan tertutup (Dephut 1990).
  • 4. z TAHAPAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TEGAKAN • Hutan klimaks (climax forest)  masyarakat tumbuhan yang telah berada pada tahap puncak dalam suksesi alami untuk keadaan spesifik lokasi tertentu (Helms 1998). • Tegakan (hutan) masak tebang (mature forest stand)  tegakan hutan seumur yang pohonnya telah memenuhi standar ukuran dan kualitas perdagangan tertentu. • Hutan normal (normal forest)  dibentuk oleh tegakan yang pertumbuhannya normal, yaitu memenuhi syarat-syarat konsep ideal susunan umur tegakan, besarnya volume tegakan persediaan, sebaran ukuran pohon dalam tegakan,dan riap tegakan (Helms 1998). • Hutan seumur (even-aged forest)  dibentuk oleh tegakan seumur, yaitu tegakan yang mengandung pohon-pohon dengan kelas umur yang sama (Helms 1998). • Hutan tidak seumur (uneven-aged forest)  dibentuk oleh tegakan tidak seumur, yaitu tegakan yang mengandung pohon-pohon yang memiliki tiga atau lebih kelas umur (Helms 1998).
  • 5. z KOMPOSISI JENIS POHON • Hutan murni atau homogen (pure forest)  mengandung satu jenis pohon utama, secara konvensional biasanya dicirikan oleh sekurang-kurangnya 80%berdasarkan jumlah pohon, LBDS tegakan, atau volume tegakan (Helms1998). • Hutan campuran atau heterogen (mixed forest)  mengandung dua atau lebih jenis pohon pokok (Helms 1998). • Hutan perdu (sclerophyllous forest)  terdiri atas jenis-jenis tumbuhan bersemak yang teresbar merata, biasanya tumbuhan berdaun kecil, biasanya pada daerah beriklim relatif panas dan musim kering (Helms 1998). • Hutan savana (savana forest, savana woodland)  padang rumput dengan pohon atau kelompok tumbuhan yang tumbuh secara terpencar, biasanya di daerah dataran rendah, daerah tropika atau subtropika (Helms 1998).
  • 6. z • Hutan pantai (coastal forest)  di tepi pantai dan tidak terpengaruh iklim serta berada di atas garis pasang tertinggi (Helms 1998). • Hutan dataran rendah (low land forest)  di bawah ketinggian 700 mdpl (Departemen Kehutanan 1989). • Hutan dataran tinggi (high land forest)  ketinggian antara 700-1500 mdpl (Departemen Kehutanan 1989). • Hutan pegunungan (mountain forest)  ketinggian antara 1500-2500 mdpl (Departemen Kehutanan 1989), biasanya didominir oleh jenis-jenis pohon pegunungan (Helms 1998). KETINGGIAN TEMPAT
  • 7. z GEOGRAFIS • Hutan boreal (boreal forest)  berada pada belahan bumi bagian utara, berada di sekitar kutub bumi; termasuk ke dalam tipe hutan tundra yang terutama terdiri dari jenis pohon black spruce dan white spruce (Helms 1998). • Hutan tropis (tropical forest) --- berada pada khatulistiwa • Hutan musim (subtropical forest) ---- berada pada daerah subtropis yang memiliki 4 musim
  • 8. z IKLIM TEMPAT TUMBUH HUTAN/MUSIM • Hutan hujan (rain forest)  selalu hijau (evergreen forest) biasanya berada pada daerah beriklim dengan ciri-ciri: kelembaban udara tinggi sepanjang tahun dan curah hujan tahunan tinggi (> 1.524 mm/th) dan dengan musim kering yang pendek atau tidak ada sama sekali (Helms 1998). • Hutan musim atau hutan tropika menggugurkan daun (monsoon forest, tropical deciduous forest)  lahan terbuka bertumbuhan tumbuh-tumbuhan berkayu di daerah tropika yang memiliki musim kering yang panjang dan diikuti musimhujan dengancurah hujan tinggi (Helms 1998), atau hutan yang sifatnya mengikuti perubahan dua musim (DepartemenKehutanan 1989). • Hutan beriklim sedang (temperate forest)  terletak pada daerah beriklim sedang, yaitu daerah yang memiliki suhu rata-rata ± 10oC untuk dua atau empat bulan dalam satu tahun (Helms 1998). • Hutan tropika (tropical forest)  berada pada daerah yang beriklim tropika: suhu udara tinggi dengan rata-rata suhu 18oC untuk bulan yang paling dingin, kelembaban tinggi, dan curah hujan dingin (Helms 1998). Terletak di sekitar daris khatulistiwa.
  • 9. z KEADAAN TANAH TEMPAT TUMBUH HUTAN/TAPAK • Hutan tanah kering (dry land forest)  hutan yang (tanahnya, lantai hutannya) tidak pernah tergenang air sepanjang tahun (Departemen Kehutanan 1990). • Hutan gambut (peat forest)  tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut gengan ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau Bmenurut klasifikasi tipe iklim Schmidth dan Ferguson (Departemen Kehutanan 1989). • Hutan rawa (swamp forest)  tumbuh pada daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak dipengaruhi iklim. Umumnya terletak di belakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon yang tingginya bisa mencapai40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk (Dirjen Kehutanan 1976). • Hutan mangrove atau hutan bakau (mangrove)  berada di tepi pantai, didominir oleh pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora, Laguncularia, danAvicennia (Helms 1998) • Hutan ripari (riparianforest)  di pinggiran perairan rawa, danau, sumber air, atau sungai (Departemen Kehutanan 1989).
  • 10. z FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN VEGETASI • Formasi klimatis (climatic formation)  hutan yang dalam pembentukan tumbuhannya sangat dipengaruhi oleh iklim (hutan hujan, hutan musim, dan hutan gambut) (Dirjen Kehutanan 1976). • Formasi edafis (edaphic formations)  hutan yang dalam pembentukan tumbuhannya sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah (hutan rawa, hutan payau, dan hutan pantai) (Dirjen Kehutanan 1976).
  • 11. z KATEGORI HUTAN MENURUT FUNGSI (Bruenig, 1996) • Hutan yang berfungsi untuk perlindungan (protective forest)  hutan yang secara eksklusif, seluruhnya dilindungi, atau sebagian dari padanya dirancang untuk memenuhi fungsi perlindungan terhadap tanah, air, iklim, fauna dan flora, alam, lingkungan, warisan, nilai ilmu pengetahuan atau keindahan alam (Bruenig 1996). • Hutan yang berfungsi untuk produksi (productive forest)  hutan yang dirancang untuk menghasilkan kayu atau hasil hutan lain, atau kombinasi dari keduanya, secara lestari (Bruenig 1996). • Hutan yang berfungsi serbaguna (multiple-purpose forest)  hutan yang dirancang untuk memenuhi kombinasi antara fungsi produksi dan fungsi perlindungan (Bruenig 1996).
  • 12. z STATUS HUKUM FUNGSI PENGGUNAAN HUTAN (UU No 41 Th 1999) • Hutan lindung (protection forest)  mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan). • Hutan produksi (production forest)  mempunyai fungsi pokok produksi hasil hutan, yaitu: benda-benda hayati, non hayati, dan turunannya, serta jasa yang berasal dari hutan (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan). • Hutan konservasi (conservation forest)  kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa, serta ekosistemnya (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
  • 13. z STATUS HUKUM LAHAN HUTAN • Hutan negara (state forest)  berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. • Hutan hak (private forest)  berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan)  hutan milik • Hutan adat (traditional law society forest)  berada pada tanah dalam wilayah masyarakat hukum adat. Dalam UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan termasuk ke dalam hutan negara. • Hutan masyarakat (community forest)  hutan yang dimiliki pada umumnya dikelola oleh masyarakat (community), yang setiap anggotanya dapat berperan serta dalam pengelolaan dan mendapatkan manfaat dari huhtan tersebut (Helms 1998). • Hutan komunal (communal forest)  hutan yang dimiliki dan umumnya dikelola oleh pemegang kekuasaan di desa, kota, masyarakat adat, atau pemerintah setempat, yang setiap anggotanya dapat ikut mendapatkan manfaatnya dan berperan serta dalam pengelolaan, baik melalui penyertaan modal berupa uang atau barang lain yang diperlukan (Helms 1998). • Hutan rakyat (social forest)  lahan milik rakyat atau milik adat atau ulayat yang secara terus menerus diusahakan untuk usaha perhutanan, yaitu jenis kayu- kayuan, baik yang tumbuh secara alami ataupun buatan (Departemen Kehutanan 1990).
  • 14. z KEHUTANAN SEBAGAI ILMU Ilmu yang membahas berbagai hal yang berkenaan dengan praktek pembangunan, pengelolaan, dan pengkonservasian hutan secara berkelanjutan. Pengelolaan hutan (forest management): praktek penerapan prinsip- prinsip dalam bidang ilmu biologi, fisika dan kimia, analisis kuantitatif, manajemen, ekonomi, sosial, dan analisis kebijakan dalam membangun, membina, memanfaatkan, dan mengonservasikan hutan untuk mendapatkan tujuan atau tujuan-tujuan serta sasaran atau sasaran-sasaran tertentu dengan tetap mempertahankan kualitas dan produktivitasnya (Helms 1998) PENGELOLAAN/ MANAJEMEN KEHUTANAN
  • 15. z KEHUTANAN SEBAGAI KEGIATAN, ILMU, PROFESI, DAN SISTEM • Kehutanan Bruenig (1996) forestry  forestris silva (Latin Kuno): pohon-pohon di luar dinding taman  ilmu, seni, dan praktek untuk mengkonservasikan, membangun, dan mengelola hutan secara berkelanjutan, melalui pembangunan atau pembangunan kembali, membina dan memanen pohon dan hasil hutan lainnya, serta mengelola komponen lain yang terdapat di dalam hutan. • Kehutanan sebagai kegiatan Kegiatan yang bersangkutan dengan hutan dan pengurusannya, serta pengelolaan hutan secara ilmiah, untuk kelangsungan hasil berupa benda dan jasa (Shadily tanpa tahun).
  • 16. z Profesi yang berenaan dengan ilmu, seni, dan praktek dalam mengelola, menggunakan, dan mengkonservasikan hutan dan sumberdaya lain yang berhubungan, untuk mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu guna memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap mempertahankan kelestariannya (Helms 1998). Kehutanan sebagai sistem Sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu (UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan). Kehutanan sebagai profesi
  • 17. MANUSIA HUTAN FLORA & FAUNA DI LUAR HUTAN LAHAN SELAIN HUTAN LINGKUNGAN SISTEM KEHUTANAN: POLITIK, EKONOMI, SOSIAL- BUDAYA, DAN KEAMANAN MASYARAKAT PADA TINGKAT LOKAL, NASIONAL, DAN GLOBAL Sistem Kehutanan disusun menurut interaksi antar komponen biofisik dan komponen sosial pembentuknya
  • 18. Sistem Kehutanan disusun menurut interaksi antar komponen kegiatan dalam Pengurusan Hutan PERENCANAAN KEHUTANAN MONITORINGDAN PENGAWASAN PENGELOLAAN HUTAN PENELITIAN DANPENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN PENYULUHANKEHUTANAN LINGKUNGAN SISTEM KEHUTANAN: POLITIK, EKONOMI, SOSIAL- BUDAYA, DAN KEAMANAN MASYARAKAT PADA TINGKAT LOKAL, NASIONAL, DAN GLOBAL
  • 19. z RUANG LINGKUP ILMU KEHUTANAN Bidang Ilmu-Ilmu Pemanfaatan dan Pengelolaan Hasil Hutan Bidang Ilmu-Ilmu Pengelolaan dan Konservasi Sumberdaya Hutan Bidang Ilmu-Ilmu Komponen Dasar Pendukung Bidang Ilmu-Ilmu Komponen Dasar Bidang Ilmu-Ilmu Administrasi, Komunikasi, dan Kebijakan Kehutanan Bidang Ilmu-Ilmu Pengukuran SumberdayaHutan Hirarki Bidang Ilmu-Ilmu Pokok dalam Ilmu Kehutanan
  • 20. z POSISI PENGANTAR ILMU KEHUTANAN DALAM ILMU KEHUTANAN  Ilmu Terapan (Pengintegrasian)  ..…. - manajemen hutan –konservasisumberdayahutan……  …. - silvikultur - ekonomi kehutanan –perlindungan hutan ….  ….…. - ekologi hutan – ekologi satwa – hidrologihutan-KTA……..  .. – ilmu tanah hutan – inventarisasi hutan –sifat-sifat kayu - ..  …. – dendrologi – PIK – ilmu ukur hutan - ….  …. – biologi – kimia – fisika - ….  matematika Posisi Relatif PIK dalam Ilmu Kehutanan, disusun dalam hirarki abstrak ilmu- ilmu dasar dan terapan Ilmu Dasar (Sebab Akibat)