Siklus menstruasi bagi kamu yang perempuan tentunya sudah ada yang mengalami menstruasi, tahukah kamu apa itu sebenarnya menstruasi? Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, lendir dan sel sel epitel yang menyusun dinding rahim. Apabila seorang perempuan mengalami menstruasu, maka akan keluar darah melaluo vaginanya. Menatruasi biasanya terjadi satu bulan sekali. Siklus menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma. Bagaimana proses lengkap siklus menstruasi?
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
bismillah seminar.pptx
1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
BERVISI SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA MATERI MINYAK BUMI KELAS XI MAN 2 MODEL
BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Januari 2021
2. Oleh:
Dwi Damayanti
NIM. A1C315046
Dosen Pembimbing:
Dra. Hj. Leny, M.Si.
Drs. H. Abdul Hamid, M.Si.
Dosen Penelaah:
Drs. H. Mahdian, M.Si
Dra. Hj. Rilia Iriani, M.Si
4. Kualitas Pendidikan
Peserta didik tidak didorong untuk berpikir
melainkan hanya menghafal pembelajaran.
Peserta didik pasif
Aspek sikap dan keterampilan kurang
diperhatikan
KTSP
Implementasi kurikulum
2013
Permendikbud No 21 Tahun 2016
Peserta didik harus menunjukkan
keterampilannya dalam menalar, mengolah,
dan menyajikan informasi secara kritis
5. Rendahnya Keterampilan
Berpikir Kritis
Luzywati (2015)
Banyaknya peserta
didik yang masih tidak
menggunakan KBK
dalam menanggapi
masalah-masalah yang
ada dilingkungan
sekitar, karena hal
itulah peserta didik
masih memiliki KBK
yang rendah.
Hidayati, Leny & Iriani
(2018) bahwa Peran aktif
peserta didik sangat
diharapkan tercipta pada
pembelajaran yaitu
ditekankan pada proses
pembelajaran, tidak hanya
berfokus pada penguasaan
materi.
6. Model pembelajaran
Problem Based Learning
(PBL)
PBL merupakan model pembelajaran yang
menggunakan permasalahan nyata di lingkungan
sebagai dasar dalam memperoleh pengetahuan
serta konsep melalui keterampilan berpikir kritis
dan memecahkan masalah (Diani, Saregar, & Ifana,
2016).
Langkah-langkah pada model pembelajaran PBL melibatkan
peserta didik agar dapat melakukan penyelidikan secara
langsung untuk memecahkan masalah sehingga dapat melatih
keterampilan berpikir kritisnya.
7. Permasalahannya pelajaran yang mengutamakan konsep
seperti materi minyak bumi yang kaitannya erat dengan
kehidupan sehari-hari sering diajarkan dengan metode
ceramah, tanya jawab dan diskusi. Pembelajaran dilakukan
sekilas karena menurut guru yang mengapu, materi minyak
bumi bersifat hafalan dan dapat dipelajari peserta didik
dengan membaca sendiri. Sampai saat ini minyak bumi
menjadi prioritas utama sebagai sumber energi global untuk
hampir semua aspek kehidupan dan tentunya dalam
pengolahan dan penggunaan minyak bumi banyak melibatkan
teknologi dan menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan
masyarakat.
8. 8
Nugraheni, Mulyani, & Ariani (2013) bahwa Meniadakan
keterkaitan unsur sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat menjadi tidak relevan dalam konteks
pendidikan masa sekarang, perlunya diterapkan pilihan
pembelajaran yang tepat misalnya pendidikan bervisi
SETS
Model Pembelajaran bervisi SETS bertujuan agar
pembelajaran kimia lebih kontekstual dan peserta
didik dapat menghubungkan konsep yang telah
dipelajari dengan fenomena dalam kehidupan sehari-
hari
Peserta didik mampu menjelaskan dan menyelesaikan
isu atau masalah-masalah yang berkaitan dengan
teknologi, serta pengaruhnya terhadap lingkungan
dan masyarakat.
9. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penelitian ini dibuat sebagai kajian guna
mengetahui perbedaan keterampilan berpikir
kritis dan hasil belajar peserta didik
menggunakan model pembelajaran PBL
bervisi SETS pada materi minyak bumi
10. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis peserta
didik yang signifikan antara penerapan model PBL bervisi
SETS dengan model pembelajaran ekspositori?
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang
signifikan antara penerapan model PBL bervisi SETS dengan
model pembelajaran ekspositori?
Bagaimana respon peserta didik terhadap model PBL bervisi
SETS pada materi minyak bumi?
1)
2)
3)
11. Tujuan Penelitian
Perbedaan keterampilan berpikir kritis peserta didik
antara penerapan model PBL bervisi SETS dengan model
pembelajaran ekspositori.
Perbedaan hasil belajar peserta didik antara penerapan
model PBL bervisi SETS dengan model pembelajaran
ekspositori.
Respon peserta didik yang belajar dengan model PBL
bervisi SETS pada materi minyak bumi.
1)
2)
3)
13. Definisi Operasional
Model Problem Based
Learning
Visi SETS
Keterampilan Berpikir
Kritis
1)
2)
3)
Hasil Belajar
4)
Minyak bumi
5)
Model Ekspositori
6)
15. Model
Problem
Based
Learning
Model PBL adalah model dengan
pendekatan pembelajaran peserta
didik pada masalah autentik sebagai
sesuatu yang harus dipelajari peserta
didik untuk melatih dan
meningkatkan keterampilan berpikir
16. Ciri-ciri model pembelajaran PBL menurut Rusman (2014), sebagai
berikut:
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari ahli tertentu.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar
mengajar dikelas.
4)Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
5) Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilih.
19. VISI SETS
Visi SETS merupakan cara pandang
ke depan yang membawa ke arah
pemahaman bahwa segala sesuatu
yang kita hadapi dalam kehidupan
ini mengandung aspek sains,
lingkungan, teknologi dan
masyarakat sebagai satu kesatuan
serta saling mempengaruhi secara
timbal balik (Binadja, Wardani, &
Nugroho, 2008).
SOCIETY
TECHNOLOGY
ENVIRONMENT
SCIENCE
20. Fisher (2007) yang menyatakan
berpikir kritis adalah pemikiran yang
masuk akal dan reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa
yang mesti dipercaya atau dilakukan
Keterampilan Berpikir Kritis
22. Hasil Belajar
Menurut Daryanto &
Raharjo (2012) bejar
merupakan perubahan
dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai
suatu pola respon yang
berupa keterampilan, sikap,
kebiasaan, kecakapan atau
pemahaman.
Menurut Sudjana (2014) hasil
belajar adalah kemampuan
yang dimiliki peserta didik
setelah menerima
pembelajaran.
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
24. Hubungan Model Pembelajaran PBL Bervisi SETS Dengan
Keterampilan Berpikir Kritis
PBL merupakan strategi
pembelajaran dengan
menghadapkan peserta didik pada
permasalahan-permasalahan praktis
sebagai pijakan dalam belajar atau
dengan kata lain peserta didik
belajar melalui permasalahan-
permasalahan (Wena, 2009).
Pembelajaran SETS merupakan
pembelajaran terpadu yang diharapkan
mampu membelajarkan peserta didik
untuk memiliki kemampuan
memandang sesuatu secara terintegratif
dengan memperhatikan keempat unsur,
yaitu sains (science), lingkungan
(environment), teknologi (technology),
dan masyarakat (society)
28. Penelitian yang Relevan
Wijaya, Feronika & Fairusi
(2018)
Penerapan model pembelajaran PBL
SETS memiliki pengaruh positif
terhadap keterampilan berpikir kritis
peserta didik.
Pusparini, Feronika, &
Bahriah (2018)
Dalam penelitiannya tentang
pengaruh model pembelajaran
problem based learning
terhadap kemampuan berpikir
kritis peserta didik pada
materi sistem koloid.
29. Penelitian yang Relevan
Nugraha, Binadja, &
Supartono (2013)
Dalam penelitian yang dilakukan 2
bulan dengan sampel 30 peserta
didik mengatakan penerapan
bervisi SETS pada pembelajaran
kimia mampu menciptakan
pembelajaran dari segala arah di
kehidupan sehari-hari.
Darmini, Kamaluddin, &
Lamba (2014)
Dalam penelitian yang dilakukan
selama 1 bulan dengan sampel
24 peserta didik menyatakan
penerapan model pembelajaran
SETS dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik.
31. Hipotesis penelitian
H0 (1) : Tidak terdapat perbedaan
keterampilan berpikir kritis yang
signifikan antara pembelajaran yang
menerapkan model PBL bervisi SETS
dengan pembelajaran yang
menerapkan model ekspositori pada
materi minyak bumi di kelas XI MAN
2 Model Banjarmasin.
H1 (1) : Terdapat perbedaan
keterampilan berpikir kritis yang
signifikan antara pembelajaran yang
menerapkan model pembelajaran
PBL bervisi SETS dengan
pembelajaran yang menerapkan
model ekspositori pada materi
minyak bumi di kelas XI MAN 2 Model
Banjarmasin.
32. Hipotesis penelitian
H0 (2) :Tidak terdapat perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran yang menerapkan
model PBL bervisi SETS dengan
pembelajaran yang menerapkan
model ekspositori pada materi minyak
bumi di kelas XI MAN 2 Model
Banjarmasin.
H1 (2) : Terdapat perbedaan hasil
belajar yang signifikan antara
pembelajaran yang menerapkan model
PBL bervisi SETS dengan pembelajaran
yang menerapkan model ekspositori
pada materi minyak bumi di kelas XI
MAN 2 Model Banjarmasin.
35. • Quasi Experimental
• Pre-posttest Equivalent control group design
Rancangan Penelitian
• Agustus – September 2019
• MAN 2 Model Banjarmasin
Waktu dan Tempat
• Peserta didik kelas XI MIPA
• Kelas XI MIPA 5 dan kelas XI MIPA 6
Populasi dan Sampel
• Variabel bebas: Model pembelajaran problem based
learning berbasis SETS dan model ekspositori
• Variabel terikat: KBK dan hasil belajar
Variabel Penelitian
• RPP dan LKPD
• Lembar penilaian
Perangkat Penelitian
• Instrumen tes
• Instrumen nontes
Instrumen Penelitian
• Instrumen tes
• Instrumen nontes
Teknik pengumpulan
data
• Analisis Deskriptif
• Analisis Inferensial
Teknik Analisis Data
36. 36
Reliabilitas
Validitas
Semua butir
instrumen tes dan
nontes memiliki
nilai Aiken’s V di
atas nilai Aiken’s
V minimum
Instrumen tes KBK
mempunyai
koefisien
reliabilitas
sebesar 0,59 dan
hasil belajar
ranah
pengetahuan
sebesar 0,76.
Instrumen tes KBK
dari 6 soal uraian
terdapat 4 soal
sedang dan 2 soal
sukar dan untuk
instrument tes
hasil belajar dari
10 soal terdapat 7
soal sedang, 2 soal
sukar dan 1 soal
mudah
Instrumen tes KBK
dari 6 soal terdapat 5
soal kategori cukup
dan 1 soal kategori
baik sedangkan
instrument tes hasil
belajar ranah
pengetahuan dari 10
soal terdapat 9 soal
kategori baik dan 1
soal kategori baik
sekali.
Pengujian instrumen
Penelitian
Tingkat
Kesukaran
Daya
Pembeda
38. Keterangan:
Validator I : Drs. H. Muhammad Kusasi,
M.Pd
Validator II : Drs. Parham Saadi, M.Si
Validator III : Drs. H. Bambang Suharto,
M.Si
Validator IV : Dra. Hj. Sunarti, M.Pd
Validator V : Dr. Syahmani, M.Si
40. Keterampilan
Berpikir Kritis
Nilai Kualifikasi
Frekuensi
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
Pre Post Pre Post
81-100 Sangat kritis - 14 - 1
61-80 Kritis - 14 - 11
41-60 Cukup kritis - 2 - 17
21-40 Kurang kritis 10 - 5 -
0-20 Tidak kritis 20 - 24 -
Jumlah
Siswa
30 30 29 29
Tabel 4. 1 Hasil tes KBK peserta didik
Tabel 4. 2 Rata-rata nilai KBK
peserta didik
Nilai
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre-test Post-test Pre-test
Post-
test
Terendah 6,67 53,33 6,67 43,33
Tertinggi 26,67 90,00 26,67 83,33
Rata-Rata 17,33 76,56 15,40 60,34
41. Indikator
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pra Post Pra Post
%
Kualifikas
i
% Kualifikasi % Kualifikasi % Kualifikasi
Memfokuskan
pertanyaan
27,67
Kurang
kritis
78,33 Kritis 24,14 Kurang kritis 62,41 Kritis
Membuat
suatu definisi
6,33
Tidak
kritis
67,33 Kritis 4,83 Tidak kritis 53,20 Cukup kritis
Menentukan
suatu
tindakan
18,00
Tidak
kritis
84,00
Sangat
kritis
17,24 Tidak kritis 65,52 Kritis
Rata-rata 17,33
Tidak
kritis
76,55 15,40 Tidak kritis 60,37 Cukup kritis
Tabel 4.3 Rata-rata tingkat pencapaian KBK tiap indikator
43. Hasil inferensial KBK
Hasil Kelas N L0 Ltabel kesimpulan
Pra Eksperimen 30 0,140 0,161 Normal
Kontrol 29 0,140 0,163 Normal
Post Eksperimen 30 0,113 0,161 Normal
Kontrol 29 0,122 0,163 Normal
Tabel 4.7 Hasil uji normalitas
Tabel 4.8 Hasil uji homogenitas
Hasil Kelas N SD2 Fhitung
Ftabel
5%
Kesimpulan
Pre-test
Eksperimen 30 43,22
0,74 1,88 Homogen
Kontrol 29 32,07
Post-
test
Eksperimen 30 97,69
0,69 1,88 Homogen
Kontrol 29 66,94
l0 < ltabel
sehingga dapat
dikatakan bahwa
data pre-test KBK
peserta didik
berdistribusi
normal.
44. Tabel 4.8 Hasil uji-t
Hasil inferensial KBK
Hasil Kelas N Mean SD2 thitung ttable 5% Kesimpulan
Pre-
test
Eksperimen 30 17,33 43,22
1,19 2,00
Tidak signifikan
Kontrol 29 15,40 32,07
Post-
test
Eksperimen 30 76,56 97,69
6,75 2,00
Signifikan
Kontrol 29 60,35 66,94
45. Pembahasan
45
Kegiatan pembelajaran dikelas eksperimen
dirancang berdasarkan karakteristik model PBL
bervisi SETS, dengan pemberian masalah yang ada
dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan
masyarakat, lingkungan dan teknologi.
Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
tersebut dapat membuat peserta didik termotivasi
dan antusias belajar serta menggali pengetahuan
secara mandiri dan kelompok untuk menyelesaikan
permasalahan.
46. Amanda, Muharrami, Rosidi, & Ahied (2018) kelas yang
menerapkan PBL bervisi SETS memiliki peningkatan
keterampilan berpikir kritis yang lebih baik dikarenakan
pembelajaran ini mengaitkan secara langsung dengan
permasalahan sehari-hari di lingkungan membuat
peserta didik dapat memecahkan masalah pada tes yang
diberikan dengan bukti ketuntasan KBK peserta didik
dalam pembelajaran kimia.
47. Hasil Belajar Pengetahuan
Nilai
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Terendah 20,00 60,00 20,00 60,00
Tertinggi 50,00 100,00 50,00 100,00
Rata-Rata 36,67 89,00 36,21 82,76
Tabel 4.9 Rata-rata nilai pre-test dan post-test hasil belajar pengetahuan
Kelas Rata-Rata N-gain Kualifikasi
Kelas Eksperimen 0,85 Tinggi
Kelas Kontrol 0,75 Tinggi
Tabel 4.12 Interpretasi N-gain hasil belajar pengetahuan
48. Hasil Inferensial Hasil belajar Pengetahuan
Hasil Kelas N L0 Ltabel kesimpulan
Pre-test Eksperimen 30 0,153 0,161 Normal
Kontrol 29 0,122 0,163 Normal
Post-test Eksperimen 30 0,160 0,161 Normal
Kontrol 29 0,153 0,163 Normal
Tabel 4.13 Hasil uji normalitas
Hasil Kelas N SD SD2 Fhitung Ftabel 5% Kesimpulan
Pre-test Eksperimen 30 11,84 140,23
1,55 1,88 Homogen
Kontrol 29 14,73 216,99
Post-test Eksperimen 30 9,95 98,97
1,22 1,88 Homogen
Kontrol 29 10,99 120,69
Tabel 4.14 Hasil uji homogenitas
49. Tabel 38 Hasil uji-t
Hasil Kelas N Mean SD SD2 Thitung Ttable
5%
Kesimpulan
Pre-test
Eksperimen 30 36,67 12,67 140,23
1,26 2,00
Tidak
signifikan
Kontrol 29 32,07 15,61 243,79
Post-
test
Eksperimen 30 89,00 7,08 98,97 2,24 2,00 Signifikan
Kontrol 29 82,76 6,88 120,69
51. PEMBAHASAN
Menurut Nuryanto & Binadja
(2010) Penggunaan
pembelajaran bervisi SETS
dapat memudahkan peserta
didik memahami pengetahuan
sains, perkembangannya dan
bagaimana perkembangan
sains dapat mempengaruhi
lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
Penggunaan Model PBL dapat
meningkatkan prestasi belajar,
mentransfer pengetahuan untuk
menghadapi masalah dalam
kehidupan nyata, mendorong
peserta didik untuk dapat
melakukan evaluasi sendiri baik
terhadap hasil maupun proses
belajarnya mengaplikasikan
pengetahuan yang di dapat dala
kehidupan sehari-hari (Lasmawan
& Wayan, 2010)
52. Hasil Belajar ranah Keterampilan
No. Aspek yang diamati
Ekperimen
Rata-rata
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1
Diskusi kelompok 72,67 84,00 78,34
Kategori Baik Baik Baik
2
Persentasi 75,33 86,00 80,67
Kategori Baik Sangat baik Baik
Rata-rata 74,00 85,00 79.50
Kategori Baik Sangat baik Baik
Tabel 4. 18 Hasil penilaian keterampilan kelas eksperimen
53. No. Aspek yang diamati
Ekperimen
Rata-rata
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1
Diskusi kelompok 68,28 80,69 74,48
Kategori Cukup baik Baik Baik
2
Persentasi 72,41 78,62 78,62
Kategori Baik Baik Baik
Rata-rata 70,34 82,76 76,55
Kategori Baik Baik Baik
Tabel 4. 19 Hasil penilaian keterampilan kelas kontrol
54. Keberhasilan pengembangan ranah
pengetahuan juga akan berdampak positif
terhadap perkembangan ranah keterampilan.
Selain berhubungan dengan ranah
pengetahuan, perkembangan ranah
keterampilan juga berkaitan dengan
perkembangan ranah sikap.
Syah (2003)
Pembahasan
55. Hasil Belajar Ranah Sikap
No. Aspek yang diamati
Ekperimen
Rata-rata
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1
Rasa ingin tahu 82,67 96,00 89,34
Kategori Baik Sangat baik Sangat baik
2
Tanggung jawab 84,00 97,33 90,67
Kategori Baik Sangat baik Sangat baik
3
Kerja sama 78,67 92,00 85,34
Kategori Baik Sangat baik Sangat baik
Rata-rata 81,78 95,11 88,45
Kategori Baik Sangat baik Sangat baik
Tabel 4. 20 Rata-rata hasil observasi sikap peserta didik kelas eskperimen
56. No. Aspek yang diamati Ekperimen Rata-rata
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Rasa ingin tahu 64,84 76.55 70,69
Kategori Cukup baik Baik Baik
2 Tanggung jawab 73,10 83,45 78,28
Kategori Baik Baik Baik
3 Kerja sama 72,41 80,00 76,21
Kategori Baik Baik Baik
Rata-rata 70,11 80,00 75,05
Kategori Baik Baik Baik
Tabel 4. 21 Rata-rata hasil observasi sikap peserta didik kelas kontrol
57. 57
Warsonowati, Redjeki, & Ariani (2014) mengatakan bahwa
hasil belajar peserta didik pada ranah pengetahuan, sikap
dan keterampilan dengan menggunakan model PBL
dilengkapi dengan LKPD dikategorikan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan
model problem based learning bervisi SETS ini memberikan
hasil yang baik terhadap sikap peserta didik. Hasil temuan
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astyana,
Leny, & Saadi (2017) menunjukkan bahwa pembelajaran
bervisi SETS memberikan hasil yang positif pada sikap
peserta didik.
Pembahasan
58. Hasil Respon Pesertaa Didik
26.67%
67.33%
6.33%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu
Persentase
(%)
respon
peserta
didik
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu
Penelitian Winarti,
Indriyanti & Rahayu
(2016) menunjukkan
bahwa pembelajaran
dengan
menggunakan model
PBL bermuatan SETS
memperoleh respon
positif dari peserta
didik.
59. Peranan penerapan model PBL
bervisi SETS dalam peningkatan
KBK
Orientasi Masalah
Pada tahap orientasi ini peserta didik
diharapkan memahami masalah yang diberikan
kemudian merumuskan masalah dengan
bimbingan guru dan peserta didik melatih
keterampilan berpikir kritis dengan
merumuskan pertanyaan dan memberikan
penjelasan sederhana. Permasalahan yang
diberikan kepada peserta didik dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan.
Memecahkan
masalah Pada tahap memecahkan masalah dari permasalahan
yang diberikan dalam LKPD. Peserta didik dilatih
untuk mengidentifikasi permasalahan yang diberikan
kemudian menuliskan rumusan masalah yang sudah
dibuat. Pemberian masalah disajikan melalui LKPD.
Indikator yang dikembangkan adalah memfokuskan
pertanyaan.
60. Peranan penerapan model PBL
bervisi SETS dalam peningkatan
KBK
Mengorganisir
belajar
Pada tahap ini guru membimbing dan memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk berdiskusi
dalam mengajukan hipotesis yang relevan dengan
permasalahan. Meskipun hipotesis tersebut hanya
berupa jawaban sementara dari rumusan masalah,
akan tetapi kesimpulan yang dibuat tentu harus
logis. Sebelum merumuskan hipotesis, peserta
didik dibimbing untuk menganalisis masalah yang
telah disajikan.
Membimbing
investigasi kelompok
Pada fase ini peserta didik tidak hanya
melakukan penyelidikan tetapi juga
mengumpulkan informasi dari buku-buku atau
bisa dengan mencari literatur dari internet yang
berkaitan dengan materi yang diangkat dalam
permasalahan, misalnya dalam materi minyak
bumi permasalahan yang di angkat yakni efek
rumah kaca.
61. Peranan penerapan model PBL
bervisi SETS dalam peningkatan
KBK
Mempersentasikan
hasil Karya
Indikator KBK yang dilatih pada fase ini
yaitu mengidentifikasi asumsi, bukti dan
alasan dari pernyataan yang terkait. Fase ini,
peserta didik diminta untuk menganalisis
permasalahan yang tersedia dalam LKPD
kemudian peserta didik juga diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok
mereka. Guru juga memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk mengajukan
pertanyaan atau pendapat.
62. Peranan penerapan model PBL
bervisi SETS dalam peningkatan
KBK
Menganalisi dan
Mengevaluasi
Guru merekomendasikan pemecahan
masalah sesuai rumusan hasil pengujian
hipotesis agar peserta didik lebih memahami
proses pembelajaran. Pemecahan masalah
memberikan penguatan konsep agar peserta
didik lebih memahami konsep yang telah
ditemukan dan juga memahami cara
pemecahan masalah yang telah ditemukan.
63. 26.00
6.33
18.00
24.14
4.83
17.25
0
5
10
15
20
25
30
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
Nilai
rata-rata
KBK
Nilai rata-rata pre-test KBK per
Indikator
Pre-test eksperimen Pre-test kontrol
78.33.00
67.33
84.00
62.41
53.1
17.25
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
nilai-
rata-rata
KBK
Nilai rata-rata post-test KBK per Indikator
Pre-test eksperimen Pre-test kontrol
64. 28.33
35.56
18.33
55.56
27.58 28.73 27.59
49.42
0
10
20
30
40
50
60
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Pre-test eksperimen Pre-test kontrol
95
83.33
88.33
91.11
86.21
79.31
81.03
85.06
70
75
80
85
90
95
100
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
Pre-test eksperimen Pre-test kontrol
Tingkat pemahaman hasil belajar pre-test
ranah pengetahuan peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Tingkat pemahaman hasil belajar post-test
ranah pengetahuan peserta didik kelas
eksperimen dan kelas kontrol
65. Rata-rata nilai hasil
belajar sikap
89.34 90.67
85.34 87
70.69
78.28
76.21 75.05
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Rasa ingin tahu Tanggung jawab Kerja sama Rata-rata
NILAI
RATA-RATA
SIKAP
Eksperimen Kontrol
66. Rata-rata nilai hasil belajar
ketera,pilan
78.34
80.67
79.5
74.48
78.62
76.55
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
Diskusi kelompok Persentasi Rata-rata
AXIS
TITLE
AXIS TITLE
Eksperimen Kontrol
67. TEMUAN PENELITIAN
Penerapan model PBL bervisi SETS pada pembelajaran minyak bumi
sebagai sumber belajar kimia memberikan pengaruh terhadap
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik karena
peserta didik dapat menggunakan masalah yang ada di dunia nyata,
memperoleh kemampuan memecahkan masalah, dan konsep yang
esensi dari materi pelajaran dengan mengaitkan sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat, sehingga peserta didik dapat
membangun pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
68. Penerapan model PBL bervisi SETS sebagai sumber belajar kimia
membuat peserta didik lebih banyak berinteraksi dengan peserta
didik lain terutama pada saat diskusi kelompok dan persentasi,
karena peserta didik bekerjasama dalam kelompoknya sehingga
terjadi pertukaran pikiran untuk menyelesaikan masalah yang
diberikan.
70. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis yang
signifikan antara peserta didik yang belajar menggunakan
model problem based learning bervisi SETS dan peserta didik
yang belajar menggunakan model ekspositori pada materi
minyak bumi.
2. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
peserta didik yang belajar menggunakan model problem based
learning bervisi SETS dan peserta didik yang belajar
menggunakan model ekspositori pada materi minyak bumi.
3. Peserta didik memberikan respon yang sangat baik terhadap
pembelajaran dengan menggunakan model problem based
learning bervisi SETS.
71. 71
Saran
1. Bagi guru mata pelajaran kimia bisa menjadikan
bahan pertimbangan untuk menerapkan model
pembelajaran problem based learning bervisi
SETS yang berpotensi untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan
mengoptimalkan hasil belajar peserta didik
selain menggunakan pembelajaran yang biasa
diterapkan di sekolah.
2. Kepada calon peneliti lain untuk dapat melakukan
penelitian dengan menggunakan model problem
based learning bervisi SETS pada materi yang
berbeda seperti materi koloid dan penelitian ini
dapat digunakan sebagai perbandingan hasil
penelitian.