Realisme politik didasarkan pada 6 prinsip dasar, yaitu: (1) teori politik harus tunduk pada uji fakta dan pengalaman, (2) kepentingan suatu negara diartikan sebagai kekuasaan, (3) kepentingan merupakan kategori obyektif yang berlaku universal, (4) moralitas politik tidak terlepas dari kebijaksanaan, (5) perbedaan antara kebenaran dan opini, dan (6) realisme berdasarkan pada sifat
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinamb...
Enam prinsip dasar realisme politik
1. Benjamin Magal
372014045
Enam Prinsip Dasar Realisme Politik
1. Prinsip dasar pertama :
Realisme politik itu seperti masyarakat umumnya dikendalikan oleh
hukum-hukum yang obyektif yang berakar pada hakikat dasar manusia.
Lalu realisme itu juga percaya pula kepada kemungkinan dalam politik
untuk membedakan antara kebenaran dan pendapat antara yang
benar dan secara rasional dan obyektif kemudian didukung oleh bukti
bukti yang di perjelas dengan alasan, dimana penilaian subyektif
terpisah dari fakta menurut adanya dan dilihat praduga atau khayalan.
Dalam pemahaman realisme menyatakan bahwa teori politik harus
tunduk pada uji ganda atas cara berpikir dan pengalaman
Teori relisme sendiri terdiri atas pemastian fakta dan pemberian arti
melalui kemampuan berpikir
Ketika kita mau mencari tahu apa yang sebenarnya di lakukan para
negarawan dan apa sebenarnya tujuan mereka, maka kita dapat
menggunaka konsep realisme yaitu memeriksa tindakan – tindakan
politik yang di lakukan para negarawan dan akibat dari apa yang di duga
dari tindakan tindakan itu. Namun pemeriksaan fakta tidak cukup kita
harus mendekati realitas politik yaitu dengan terlibat langsung menjadi
aktor dalam kedudukan kenegarawan.Sehingga kita tahu apa pilihan
yang rasional dan bagaimana negarawan memilih pilihan tersebut serta
apa tindakannya.
2. 2. Prinsip dasar kedua :
Realisme berpikir bahwa hal terbesar yang terdapat dalam politik
internasional adalah konsep kepentingan yang diartikan sebagai
suatu Kekuasaan. Mengapa dikatakan kekuasaan? Secara realita
dan perspektif politik internasional, kekuasaan akan menjadi
bagian utama dan tujuan suatu negara.
Mengapa politik luar negri Amerika, Inggris, ataupun Rusia begitu
terlihat konsisten pada batas-batasnya sendiri tanpa
memperhatikan perbedaan motif, prefrensi, kuantitas intelektual
dan moral negara negara. Ketiga negara ini memakai konsep
bahwa kepentingan di artikan sebagai kekuasaan, memaksa
displin intelektual kepada pengamat, memasukan keteratuaran
rasional ke dalam pokok masalah politik sehingga konsep
memungkin pemahaman politik secara teoritis.
Kita tidak daat mengetauhi motif suatu negara bahkan akan
menyesatkan kita. Dengan menilai motifnya kita tidak dapat
menyatakan bahwa ia tidak sengaja akan meneruskan politik yang
secara moral salah namun kemungkinan keberhasilan mereka
besar dan kita tidak dapat berbuat apa apa. Ketika kita ingin
mengetauhi kualitas moral dan politik dari tindakan suatu negara
maka yang pertama kita harus mengerti kualitas suatu negara
bukan dari motifnya.
Realisme menganggap bahwa politik luar negri yang rasional
sebagai politik luar negri yang rasional dapat memperkecil risiko
dan meningkatkan keuntungan sebanyak mungkin dan oleh sebab
itu memenuhi aturan moral dari kebijaksanaan maupun syarat
politik agar mencapai keberhasilan.
3. 3. Prinsip dasar ketiga :
Pada konsep ini relisme menganggap bahwa konsep utama
tentang kepentingan yang ditegaskan sebagai kekuasan
merupakan kategori obyektif yang berlaku secara universal.
Kepentingan merupakan inti sari dari ilmu politik yang tidak
dapat dipengaruhi oleh waktu ataupun tempat.
Berdasarkan pengalaman seorang yunani kuno Thucydides
mengatakan bahwa “ identitas kepentingan merupakan ikatan
yang paling kuat apakah antara negara atau perorangan. Lalu di
ikuti oleh Lord Salisburih yang berpendapat bahwa “satu satu
ikatan perserikatan yang bertahan lama di antara bangsa bangsa
ialah kepentingan yang tidak berbenturan. Kemudian di
simpulkan oleh Max Weber bahwa “ kepentingan (material &
ideal) bukan ide – ide langsung menguasai tindakan manusia
namun “citra dunia” yang diciptakan oleh ide ide inilah yang
bertindak sebagai tombol yang menentukan jalur untuk
ditempuh oleh dinamis kepentingan supaya terus bergerak.
Kaum realis berpikir tidak sama dengan kaum yang lain. Kaum
realis meyakinkan bahwa perubahan hanya dapat dilakukan
melalui manipulasi yang rapi dari kekuatan kekuatan yang dapat
bertahan lama yang telah membentuk masa lampau
sebagaimana pula akan membantu masa depan.
Kaum realis tidak dapat di pengaruhi dengan menantang realitas
politik yang mempunyai hukum sendiri dengan cita cita yang
abstrak menolak memperhitungkan hukum tersebut.
4. 4. Prinsip dasar ke-empat :
Realisme politik menganggap bahwa pentingnya moral dan
tindakan politik. Realisme mempertahankan bahwa prinsip moral
yang universal (kemerdekaan). Tidak akan moralitas politik tanpa
kebijaksanaan yaitu tanpa pertimbangan konsekuensi politik dari
tindakan yang tampak moral.
Realisme menganggap bahwa kebijaksanaan perimbangan atas
konsekuensi alternate tindakan politis sebagai kebajikan tertinggi
dalam politik.
Etika secara abstrak menilai tindakan menurut kecocokannya
dengan hukum moral. Etika secara politik menilai tindakan
menurut konsekuensi politik.
5. Prinsip dasar Ke lima :
Dalam realisme ini terdapat pembedaan antara kebenaran dan
opini. Terdapat permasalahan yaitu kepercayaan bahwa semua
bangsa tunduk pada keputusan Tuhan. Realisme berpikir bahwa
sangat sukar di mengerti oleh pikiran manusia apabila Tuhan selalu
ada di sisi seseorang dan keputusan seseorang di putuskan oleh
Tuhan.
Realisme mengatakan secara moral tidak dapat dipertahankan
apabila penyamaan nasionalisme tanpa ada rasa cemas.
Penyamaan secara politis akan membahayakan karena denga
mudah menyebabkan penyimpangan dalam penilaian, merusak
bangsa dan peradaban atas dasar prinsip moral, cita cita atau
Tuhan sendiri.
5. 6. Prinsip dasar ke enam :
Perbedaan antara realisme politik dengan mazhab pemikiran
lain adalah Nyata dan Menyeluruh. Namun masih ada begitu
banyak kesalahan dalam penafsiran.
Secara intelektual, kaum realis ini atas dasar otonomi dunia
politiknya terhadap sebversinya dengan cara pemikiran lainnya
tidak mengandung arti bahwa diabaikan exsistensi dan
pentingnya cara pemikiran yang lain, namun menunjukan bahwa
masing masing pada dunianya dan fungsinya.
Realisme politik di dasarkan pada manusi sejati
Manusia ekonomi,manusia politik manusia susila dan manusia
religius.
6. KRITIK
Saya setuju dengan cara cara berpikir REALISME:
Realisme politik itu seperti masyarakat umumnya dikendalikan oleh
hukum-hukum yang obyektif yang berakar pada hakikat dasar manusia
Kita harus memahami hukum mengatur kehidupan masyarakat ketika berbicara
politik karena masyarakat merupakan suatu fundamental dalam berpolitik.
Ketika kita berbicara, apa yang kita bicara sesuai denga aturan (Rasional).
Artinya apa kita paparkan ke depan publik merupakan fakta dan sudah di uji
kebenarannya secara ganda.
Namun ketika kita mau lebih mengetahui lebih dalam tentang apa yang
sebenarnya dilakukan negarawan kita harus terlibat dalam kedudukan negara .
Yang terakhir adalah dimana Konsep kepentingan ( kekuasan ) di pakai dalam
Perspektif Realisme. Saya sangat setuju dengan prinsip ini karena :
Siapa saja mempunyai kepentingan masing masing, baik individu/ aktor politik
atapun para negawaran tidak dapat di pisahkan dari ilmu politik
Ketika konsep kepentingan diartikan sebagai kekuasan yang menyelamatkan
kita, dari ekses moral maupun kebodohan politik itu. Sebab kita melihat semua
bangsa, termasuk bangsa kita sendiri, sebagai wujud politik yang mengajarkan
tentang kepentingan mereka masing masing yang ditegaskan dalam arti
kekuasaan, kita mampu memperlakukan semua itu dengan adil. Dan kita
sanggup memperlakukan semua itu dengan adil dalam arti ganda :
Kita mampu melihat bangsa lain sebagaimana kita melihat bangsa kita
sendiri dan sesudah menilai dengan cara ini, maka kita akan mampu
meneruskan politik yang menghormati kepentingan bangsa lainnya,
sementara itu melindungi dan memajukan kepentingan kita sendiri.