Dokumen tersebut memberikan tips untuk mengoptimalisasi ibadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, antara lain dengan melakukan i'tikaf, memperbanyak shalat sunnah dan membaca Al-Quran, serta meningkatkan dzikir, doa dan istighfar. Ibadah-ibadah tersebut dianjurkan karena malam Lailatul Qadar yang berharga terdapat pada 10 hari terakhir Ramadhan.
2. Kita Perlu Waspada terhadap menurunnya
amal ibadah Ramadhan menjelang 10 akhir
ramadan, oleh karena itu ada beberapa cara :
3. Pertama, memahami keutamaan amal.
Pengetahuan tentang keutamaan sebuah amal
akan menjadikan seseorang lebih bersemangat
untuk menunaikannya
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari
shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu
keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan
mendatanginya walau sambil merangkak.” (Hr. Bukhari no. 657).
4. “Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh
secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir
pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia
melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti
memperoleh pahala haji dan umrah.” Beliau pun
bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna, dan
sempurna.” (Hr. Tirmidzi),
5. Yang Kedua, berkumpul dengan orang-orang
yang bersemangat untuk menjaga amal salih.
Dr. Muhammad bin Hasan bin ‘Aqil Musa menerangkan,
“Sesungguhnya di antara sarana keteguhan terbaik adalah hubungan
yang baik dengan orang-orang salih dan bersahabat dengan mereka.”
Beramal bareng-bareng akan lebih memiliki dorongan kuat. Itulah
sebabnya, saling menguatkan di antara jamaah masjid sangat diperlukan
dalam menjaga amal-amal kita selama Ramadhan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman.
يِقِداَّصال َعَم واُنوُك َو َ َّ
اَّلل واُقَّتا واُنَمآ َِينذَّال اَهُّيَأ اَي
َن
“Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah kamu bersama dengan orang-orang yang benar.” (Qs.
at-Taubah: 119).
6. Ketiga : selalu berharap agar setiap amal yang
tertunaikan di Ramadhan ini diterima Allah ta’ala.
Hal yang dikhawatirkan para salih adalah diterimanya amal. Dari Fudholah bin
‘Ubaid, beliau mengatakan, “Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima
dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih kusukai daripada
dunia dan seisinya,
Abdul Aziz bin Abi Rowwad berkata, “Saya menemukan para salaf begitu
semangat untuk melakukan amalan salih. Apabila telah melakukannya, mereka
merasa khawatir apakah amalan mereka diterima ataukah tidak.”
Oleh karena itu sebagian ulama sampai-sampai mengatakan, “Para salaf biasa
memohon kepada Allah selama enam bulan agar dapat berjumpa dengan bulan
Ramadhan. Kemudian enam bulan sisanya, mereka memohon kepada Allah agar
amalan mereka diterima.”
7. Optimalisasi Ibadah Ramadhan
Satu hari lagi atau tepatnya hari Ahad 2 Mei 2021
akan bertepatan dengan tanggal 20 Ramadhan 1442
H sehingga malam harinya sudah masuk tanggal 21
Ramadhan. Itu artinya, sebentar lagi, tidak sampai
dua pekan lagi Ramadhan akan meninggalkan kita
8. Ada amalan yang sudah kita ketahui bersama, yaitu ibadah
yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW,
khususnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan yaitu
I’tikaf. Riwayat dari Sayyidati ‘Aisyah RA, menyebutkan
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya pada 10 malam
terakhir bulan Ramadan untuk senantiasa bermunajat,
berdzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Mengapa, karena Allah akan menghadirkan sebuah malam
kemuliaan (Lailatul Qadar) di dalamnya, yaitu malam yang
nilai/pahalanya lebih baik 1.000 bulan (lebih dari 83 tahun).
9. Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang ingin beri’tikaf
bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir." (HR
Ibnu Hibban).
Ibadah I’tikaf termasuk ibadah dalam rangka menghidupkan
bulan Ramadhan dan akan mendapatkan ampunan dari
Allah SWT atas dosa-dosanya yang telah lalu. Rasulullah
SAW bersabda;
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan
mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan
diampuni.” (HR. Bukhari).
10. Selain ibadah wajib, banyak ibadah sunnah yang
dapat dilakukan selama I’tikaf, antara lain :
11. Pertama, memperbanyak shalat sunnah.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada
seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya
baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak,
sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat
wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku
memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari
shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR.
Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no.
413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan
bahwa hadits ini shahih.]
12. Kedua, Memperbanyak bacaan Alqur’an.
Nabi SAW bersabda :
“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat
memberi syafaat kepada pembacanya” (HR. Muslim)
“Kelak di hari kiamat Al-Qur’an akan datang, seraya memohon
kepada Tuhannya: ‘Wahai Tuhan, pakaikanlah kepadanya (pembaca
Al-Qur’an)!’ Kemudian ia dipakaikan mahkota kemuliaan.
Kemudian ia memohon kembali, ‘Wahai Tuhan, tambahkanlah!’
Kemudian dipakaikan pakaian kemuliaan. Kemudian ia memohon
lagi, ‘ Wahai Tuhan, ridhailah dia!’ Kemudian Allah pun
meridhainya. Maka ia berkata: bacalah dan naiklah. Sebab setiap
satu ayat akan dilipatkan satu kebaikan.” (HR. Turmudzi).
13. Ketiga, memperbanyak dzikir, doa, dan istighfar.
“Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan
melapangkan kesusahannya, mengeluarkannya dari
kesempitan dan memberinya rizki dari jalan yang tidak
disangka-sangka.” (Hadis Riwayat Muslim).
14. Keempat, amalan ibadah lainnya seperti
mengkaji kitab atau mengadakan majelis
ilmu, baik secara offline maupun online.