SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
overview
PERAN STRATEGIS GUBERNUR
sebagai WAKIL PEMERINTAH PUSAT
CHAIRUL MAHSUL
RAKOR PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TUGAS WEWENANG GWPP
MATARAM, 24 AGUSTUS 2022
DASAR HUKUM GWPP :
1. UU NO. 32 TAHUN 2014 TENTANG PEMDA
2. PP NO. 33 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN
TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL
PEMERINTAH PUSAT
3. PP NO. 19 TAHUN 2022 TENTANG DEKONSENTRASI
DAN TUGAS PEMBANTUAN
4. PERMENDAGRI NOMOR 12 TAHUN 2021 TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN PP. 33 TAHUN 2018
5. PERATURAN TEKNIS KEMENTERIAN/LPNK
6. PERATURAN/KEPUTUSAN GUBERNUR DALAM
PELAKSANAAN GWPP
PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA
ANATOMI URUSAN
PEMERINTAHAN/EKSEKUTIF
ASAS PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
DESENTRALISASI DEKONSENTRASI TUGAS
PEMBANTUAN
penyerahan wewenang
Pusatkepada daerah
otonom untukmengatur
dan mengurus urusan
pemerintahannya sendiri,
pelimpahan wewenang Pusat
kepada gubernur sebagaiwakil
pemerintahataukepada
instansi vertikal di wilayah
tertentu,
penugasan dari Pusat kepada
Provinsi/Kab/Kota atau desa,
dari Pemprovkepada Kab/Kota
atau desa, dari Pemkab/Kota
kepada desa untuk
melaksanakan tugastertentu.
URUSAN PEMERINTAHAN BERSIFAT KONKUREN
(URUSAN BERSAMA SEMUA JENJANG PEMERINTAHAN)
URUSAN
PEMERINTAHAN
- ABSOLUT
- KONKUREN
- PEMERINTAHAN
UMUM
ABSOLUT
(sepenuhnya
menjadi
kewenangan
Pemerintah Pusat )
KONKUREN
(dibagi antara Pemerintah
Pusat, Provinsi dan
Kab/Kota)
PEMERINTAHAN
UMUM
(menjadi kewenangan
Presiden sebagai kepala
pemerintahan)
(a)Dilaksanakan sendiri
(b)Melimpahkan wewenang kepada
Instansi Vertikal yang ada di Daerah
atau GWPP berdasarkan asas
DEKONSENTRASI
(a)Dilaksanakan sendiri oleh
Pemerintah Pusat;
(b)Melimpahkan wewenang Gubernur
sebagai WPP atau kepada instansi
Vertikal yang ada di daerah dengan
asas DEKONSENTRASI; atau
(c)Menugasi Daerah berdasarkan asas
TUGAS PEMBANTUAN.
Dilaksanakan oleh gubernur dan
bupati/wali kota di wilayah kerja
masing-masing
Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah Pusat
melaksanakan binwas terhadap
penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah Kab/Kota,
Tugas Pembantuan oleh
Kab/Kota
Pendanaan GWPP dibebankan
pada APBN
BAGAIMANA DENGAN GWPP MENURUT UU 23 TAHUN 2014 ?
RESUME
GWPP
01
06
05
04
03
02
Memperpendek rentang
kendali pemerintahan dari
pusat ke daerah Kab/Kota
GWPP perpanjangan tangan presiden,
bertindak selaku wakil pemerintah pusat
di provinsi dalam melakukan binwas
urusan pemerintahan Kab/Kota
memastikan Perencanaan
pembangunan, produk
hukum, dan penganggaran di
Kab/Kota tidak bertentangan
dengan peraturan yang lebih
tinggi → sinergitas pusat dan
daerah
fasilitator bagi Kab/Kota
dalam berkoordinasi/
konsultasi terkait
kebijakan/program dengan
K/LPNK
memastikan alokasi APBN ke Kab/Kota dan
instansi vertikal tepat, efektif, efisien dan
akuntabel
GWPP bertanggungjawab ke
Presiden melalui Mendagri
1.Presiden → penanggung jawab akhir penyelenggaraan
pemerintahan, melimpahkan kewenangan kepada
Gubernur (acting Wapres di daerah);
2.GWPP bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Pusat
melakukan binwas Daerah Kab/Kota → melaksanakan
otonomi sesuai NSPK ditetapkan Pemerintah Pusat;
PERAN STRATEGIS GWPP :
3. GWPP ditunjuk dalam binwas kab/kota, karena alasan :
- Kondisi geografis yang luas;
- Rentang kendali pemerintahan (span of control) yang Panjang;
- Menjamin efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan urusan
pemerintahan kewenangan daerah Kabupaten/Kota
4. Membangun sinergi, kolaborasi dan sebagai penghubung (bridging)
Pemerintah pusat dengan pemda Kab/Kota, sehingga terjamin
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih baik dalam
perencanaan, penyelenggaraan dan pengendalian pembangunan;
PERAN STRATEGIS GWPP :
5. GWPP melakukan binwas penyelenggaraan urusan
pemerintahan kabupaten/kota dan tugas
pembantuan oleh daerah kab/kota;
6. GWPP memperkuat hubungan antar-tingkatan
pemerintahan (kabupaten/kota – Provinsi - Pusat);
7. HUBUNGAN ANTARA GWPP DENGAN BUPATI/WALI
KOTA BERSIFAT BERTINGKAT (HIRARKIS);
PERAN STRATEGIS GWPP :
8. Mencermai kedudukan, tugas, fungsi dan wewenang GWPP,
maka dipastikan jika dijalankan secara semestinya dan efektif
maka rajutan harmonisasi dan sinkronisasi pembangunan
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara maksimal
9.IDEALNYA, GGWPP DITETAPKAN SECARA EKSPLISIT
KEDUDUKANNYA DENGAN SEBUTAN MENTERI DALAM
REGULASI YANG KUAT;
10.Mengambil contoh Malaysia, meskipun berbentuk negara
federal dan sistem pemerintahannya parlementer, Kepala
Daerah Provinsi (Negara Bagian) terpilih disebut Menteri Besar
PERAN STRATEGIS GWPP :
KEDUDUKAN, TUGAS DAN
WEWENANG GWPP
GUBERNUR
KEPALA DAERAH SBG WAKIL PEMERINTAH PUSAT
PRESIDEN
RAKYAT
TUGAS & WEWENANG:
▪ BINWAS PENYELENGGARAAN
URUSAN PEMERINTAHAN
KEWENANGAN KAB/KOTA
▪ BINWAS TP
TUGAS & WEWENANG:
▪ PENYELENGGARA URUSAN
OTONOMI DAERAH
▪ MELAKSANAKAN TP K/LPNK
PERANGKAT DAERAH PERANGKAT GUBERNUR
KEDUDUKAN
PRESIDEN
GWPP
Presiden melimpahkan 46 tugas dan wewenang kepada Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah Pusat, meliputi:
1. Binwas Penyelenggaraan Urusan Pemkab/Kota;
2. Binwas Penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Kab/Kota;
3. Tugas dan wewenang lainnya yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan
Tugas dan wewenang GWPP bersifat Atributif, melekat pada
jabatan Gubernur.
Pelimpahan Kewenangan memberikan konsekuensi pendanaan
melalui APBN melalui mekanisme DEKONSENTRASI.
Dalam melaksanakan binwas penyelenggaraan urusan pemerintahan kab/kota dan
Tugas Pembantuan oleh kab/kota, Presiden dibantu oleh Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat.
PRESIDEN
MENTERI TEKNIS
MENDAGRI
GWPP
BUPATI/
WALIKOTA
1. Menyusun NSPK;
2. Melaksanakan binwas;
3. Melaksanakan urusan
yang menjadi
kewenangannya.
1. Binwas teknis;
2. Dekon delegatif;
3. Tugas pembantuan.
1. Binwas teknis;
2. Dekon delegatif;
3. Binwas umum;
4. Dekon atributif GWPP;
5. Tugas pembantuan.
TUGAS PEMBANTUAN
TUGAS PEMBANTUAN
BINWAS
UMUM
BINWAS
TEKNIS
GWPP
BINWAS
URUSAN
PEMERINTAHAN
DAN TUGAS
PEMBANTUAN
KAB/KOTA
BERKOORDINASI
DENGAN
INSTANSI
VERTIKAL
TUGAS DAN WEWENANG GWPP
MELAKSANAKAN
46 TUGAS DAN
WEWENANG YANG
DILIMPAHKAN
PRESIDEN
1. Daerah provinsi selain berstatus sebagai daerah juga merupakan wilayah administratif yang menjadi wilayah
kerja GWPP dan wilayah kerja dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum
2. Binwas terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Kab/Kota
3. Pemerintah pusat dalam melaksanakan urusan absolut dapat melimpahkan kepada instansi vertikal di daerah
atau kepada GWPP dengan asas dekonsentrasi
4. Memberi persetujuan atas pembentukan instansi vertikal untuk melaksanakan urusan konkuren di daerah
kecuali urusan absolute dan triumvirat
5. Bertanggung jawab melaksanakan urusan pemerintahan umum kepada Presiden melalui Mendagri dan
pertanggungjawaban Bupati/Walikota kepada Mendagri melalui GWPP.
TUGAS DAN WEWENANG GWPP
6. Bupati/Walikota menyampaikan LPPD Kab/kota kepada Menteri melalui GWPP yang dilakukan 1 (satu) kali
dalam 1 tahun.
7. LPPD digunakan sebagai bahan evaluasi dan pembinaan penyelenggaraan Pemda oleh pemerintah Pusat.
8. GWPP memberi sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada Bupati/Walikota yang tidak
menyampaikan LPPD
9. Menerima laporan DPRD kab/kota atas penjelasan hak interpelasi DPRD Kab/Kota
10.Memberikan teguran dan sanksi tertulis kepada Bupati/Walikota atas laporan DPRD terkait interpelasi
11.Menerima usul pemberhentian Bupati/Walikota yang disampaikan DPRD Kab/Kota.
12.Mengusulkan pejabat Bupati/Walikota kepada Mendagri.
13.Membantu presiden dalam hal binwas terhadap urusan yang menjadi kewenangan kab/kota dan TP
oleh kabupaten/kota
14.Membatalkan PERKADA kab/kota dan peraturan bupati/walikota
15.Memberikan penghargaan dan sanksi kepada Bupati/Walikota terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan daerah
16.Menyelesaikan perselisihan antar kabupaten/kota
17.Memberikan persetujuan terhadap ranperda kab/kota tentang pembentukan SKPD
18.Menyelaraskan perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota dan antara provinsi dan kab/kota
19. Mengoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara provinsidan kab/kota dan antar
kab/kota
20. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat atas usulan DAK kab/kota
21. Melantik Bupati dan Walikota
22. Memberi persetujuan atas pembentukan instansi vertikal di wilayah provinsi
23. Melantik kepala instansi vertikal dari kementerian dan lembaga pemerintahan non kementerian yang
ditugaskan di wilayahnya
24.Menyampaikan usul pemberhentian anggota DPRD Provinsi dan memberhentikan anggota DPRD
Kab/Kota atas usul DPRD.
25.Menerima dan menetapkan PAW anggota DPRD kab/kota yang diusulkan oleh DPRD
26.Pembinaan terhadap perangkat daerah kab/kota
27.Menunjuk penjabat Sekda Provinsi apabila Sekda Provinsi berhalangan melaksanakan tugas
28.Menyetujui usul penjabat Sekda Kab/Kota yang diajukan oleh Bupati/Walikota
29.Mengajukan Perda Kab/Kota kepada Menteri untuk mendapat persetujuan
30.Membatalkan keputusan Bupati/Walikota tentang pengangkatan camat yang tidak sesuai persyaratan
menjadi camat
31.Melantik kepala perangkat daerah kab/kota yang ditolak bupati/walikota
32. Memberikan nomor registrasi terhadap Raperda yang diajukan Bupati/Walikota
33. Menyampaikan laporan perda kab/kota yang telah mendapat nomor registrasi secara berkala kepada
menteri
34. Melakukan evaluasi terhadap Raperda Kab/Kota tentang pajak dan retribusi daerah dan tata ruang
daerah sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota.
35. Membatalkan perda kab/kota yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi
36. Memberikan sanksi kepada bupati/walikota yang masih melaksanakan perda yang bermasalah
37. Memberi sanksi kepada bupati/walikota yang tidak menyebarluaskan perda dan
perkada.
38. Melaksanakan koordinasi teknis pembangunan antar kab/kota
39. Menerima Raperda tentang RPJPD dan RPJMD yang telah disetujui bersama oleh
Bupati/Walikota
40. Melakukan pengendalian terhadap defisit APBD dan batas maksimal defisit APBD,
maksimal jumlah kumulatif pinjaman daerah yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
41. Memberi sanksi administrasi berupa teguran tertulis bagi kepala daerah yang tidak
mengumumkan informasi tentang pelayanan publik
42. Melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah
kab/kota
43. Mengoordinasikan pembangunan kawasan perbatasan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
44. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kerjasama yang dilakukan daerah
kab/kota
45. Melakukan pengawasan umum dan pengawasan teknis terhadap penyelenggaraan
pemerintahan kab/kota
46. Memfasilitasi kab/kota yang telah dibina namun tidak menunjukkan perbaikan kinerja.
PERANGKAT GWPP
GUBERNUR SEBAGAIWAKIL PEMERINTAH PUSAT
(GUBERNUR NTB)
SEKRETARIS GUBERNUR SEBAGAI
WAKIL PEMERINTAH PUSAT
(SEKRETARIS DAERAH PROV.NTB) PERANGKAT GUBERNUR
SEKRETARIAT
BIRO PEM/OD
UNIT KERJA
BIDANG
PEMERINTAHAN
UNIT KERJA
BIDANG HUKUM DAN
ORGANISASI
UNIT KERJA
BIDANG KEUANGAN
UNIT KERJA
BIDANG PERENCANAAN
UNIT KERJA
BIDANG PENGAWASAN
STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT GWPP
GUBERNUR
PRESIDEN MENDAGRI
PERANGKAT GUBERNUR PERANGKAT DAERAH
Biro Pemerintahan
Biro Hukum dan Organisasi
BPKAD
BAPPEDA
INSPEKTORAT
SEKRETARIS
GUBERNUR
UNIT KERJA BIDANG
PEMERINTAHAN
UNIT KERJA BIDANG HUKUM
ORGANISASI
UNIT KERJA BIDANG KEUANGAN
UNIT KERJA BIDANNG
PERENCANAAN
UNIT KERJA BIDANG PENGAWASAN
Perangkat Daerah Yang
Memiliki Tusi bersesuaian
melaksanakan tusi sebagai
perangkat gubernur
SEKRETARIAT
Melaporkan
pelaksanaan tugas
dan wewenang
KEMENTERIAN DALAMNEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
MEKANISME PELAKSANAAN TUGAS DAN
FUNGSI PERANGKAT GUBERNUR
Monitoring dan evaluasi kerjasama yang dilaksanakan daerah
kab/kota
TUGAS DAN WEWENANG GWPP DAN PEMBINA
TUGAS DAN WEWENANG
Evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ELPPD)
daerah kab/kota;
Memberi rekomendasi atas usulan DAK kab/kota
Pengawasan Perda kab/kota;
Koordinasi binwas penyelenggaraan tugas pembantuan Kab/Kota
Koordinasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan antar daerah provinsi
dan daerah kab/kota dan antar daerah kab/kota (Pembinaan Penerapan SPM);
Monev dan supervisi penyelenggaraan pemerintahan kab/kota
(Pengawasan Capaian SPM);
Evaluasi kinerja pelayanan publik kab/kota terkait penyelenggaraan
perizinan dan nonperizinan.
DitjenBina
ADWIL
DITJEN OTDA
DITJEN BINA
BANGDA
DITJEN OTDA
DITJEN BINA
ADWIL
DITJEN BINA
BANGDA
ITJEN
DITJEN BINA
ADWIL
PELAKSANA PEMBINA
BIRO PEMERINTAHAN/
BIRO KERJASAMA
BIRO
PEMERINTAHAN
BAPPEDA
BIROHUKUM
BAPPEDA
BIRO
PEMERINTAHAN
INSPEKTORAT
DPMPTSP
TUGAS
mendukung pelayanan
administrasi, keuangan,
perencanaan, dan umum.
FUNGSI:
a. pengoordinasian penyusunan rencana,program dan anggaran
perangkat gubernur;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat gubernur;
c. pelayanan administrasikeuangan dan pengelolaan tata usaha;
d. pengelolaan data dan informasi;
e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas perangkat gubernur;
f. koordinasi pelaksanaan tugas dan pertanggungjawabanserta
pelaporan kegiatan;
g. penyusunan laporan kinerja dan keuangan;dan
h. pelaksanaan fungsi lain dari Gubernur.
1. Sekretaris daerah provinsi karena jabatannya ditetapkan sebagai sekretaris
gubernur;
2. Asisten yang melaksanakan fungsi di bidang pemerintahan melaksanakan tugas
sehari-hari mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan wewenang unit kerja
perangkat gubernur.
SEKRETARIAT
Unit kerja bidang pemerintahan dipimpin dan dikoordinasikan oleh
Biro yang melaksanakan fungsi di bidang pemerintahan
Unit kerja bidang pemerintahan memiliki anggota dari organisasi
perangkat provinsi daerah yang mempunyai tugas dan fungsi
bersesuaian.
TUGAS:
membantu melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat di bidang pemerintahan
01
02
03
UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN
FUNGSI:
1. Penyiapan rekomendasi persetujuan pembentukan instansi vertikal di
provinsi, kecuali untuk urusan pemerintahan absolut dan pembentukan
instansi vertikal oleh kementerian/LPNK yang secara tegas disebutkan
dalam UUD 1945;
2. penyiapan dan koordinasi kegiatan pelantikan kepala instansi vertikal
yang ditugaskan di provinsi, kecuali untuk kepala instansi vertikal
urusan pemerintahan absolut dan kepala instansi vertikal yang secara
tegas disebutkan dalam UUD1945;
3. penyiapan pelaksanaan pelantikan bupati/walikota;
04
4. penyiapan dan fasilitasi koordinasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara
provinsi dan kab/kota dan antar kab/kota;
5. penyiapan fasilitasi penyelesaian perselisihan antar kab/kota.
6. Fasilitasi penerimaan pertanggungjawaban bupati/walikota dalam melaksanakan
urusan pemerintahan umum untuk diteruskan kepada Mendagri;
7. penyiapan rekomendasi pemberhentian bupati/walikota kepada Mendagri atas laporan
DPRD kab/kota;
8. penyiapan rekomendasi penjabat bupati/wali kota kepada Mendagri apabila
bupati/walikota diberhentikan sementara dan tidak ada wakil bupati/wali kota;
9. penyiapan rekomendasi pemberhentian anggota DPRD provinsi kepada Mendagri dan
pemberhentian anggota DPRD kab/kota atas usul pimpinan DPRD kab/kota;
10. penyiapan penyampaian nama anggota DPRD provinsi yang diberhentikan dan nama
calon PAW kepada Menteri, serta rekomendasi pengangkatan PAW anggota DPRD
kab/kota;
11. penyiapan rekomendasi peresmian ketua, wakil ketua dan keanggotaan DPRD
kab/kota;
12. penyiapan rekomendasi penunjukan penjabat sekda provinsi untuk persetujuan
Mendagri dan persetujuan penjabat sekda kabupaten/kota yang ditunjuk
bupati/wali kota;
13. penyiapan rekomendasi pengangkatan dan/atau pelantikan kepala OPD kab/kota
yang ditolak diangkat dan/atau dilantik oleh bupati/walikota;
14. penyiapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kerjasama antar
kab/kota; dan
15. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan ELPPD kab/kota dengan melibatkan
perangkat daerah dan instansi vertikal terkait untuk menilai kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah kab/kota.
Unit kerja bidang Hukum dan organisasi dipimpin dan
dikoordinasikan oleh Biro yang melaksanakan fungsi di bidang
hukum
Unit kerja bidang pemerintahan memiliki anggota dari organisasi
perangkat provinsi daerah yang mempunyai tugas dan fungsi
bersesuaian.
TUGAS:
membantu melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat di bidang hukum dan organisasi
01
02
03
UNIT KERJA BIDANG HUKUM
DAN ORGANISASI
FUNGSI:
1. Penyiapan rekomendasi pembatalan peraturan bupati/walikota;
2. penyiapan rekomendasi persetujuan terhadap ranperda kab/kota
tentang pembentukan dan susunan OPD kab/kota;
3. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan terhadap perda
kab/kota;
4. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap raperda
kab/kota tentang pajak dan retribusi daerah sesuai peraturan
perundang-undangan;
5. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan pembinaan dan pengendalian
penataan OPD kab/kota.
04
6. Penyiapan rekomendasi perda kab/kota tentang pembentukan kecamatan
kepada Mendagri untuk mendapat persetujuan;
7. Penyiapan rekomendasi pembatalan keputusan bupati/walikota tentang
pengangkatan camat yang tidak sesuai ketentuan;
8. Penyiapan pemberian nomor register terhadap raperda kab/kota yang
diajukan oleh bupati/walikota;
9. penyiapan dan fasilitasi penyampaian laporan perda kabupaten/kota yang
telah mendapat nomor register secara berkala kepada Mendagri; dan
10. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi kinerja pelayanan publik yang
dilaksanakan oleh Kab/kota.
Unit kerja bidang keuangan dipimpin dan dikoordinasikan oleh
BPKAD
Beranggotakan dari organisasi perangkat provinsi daerah yang
mempunyai tugas dan fungsi bersesuaian.
TUGAS:
membantu melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat di bidang keuangan
01
02
03
UNIT KERJA BIDANG KEUANGAN
FUNGSI:
1. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap Raperda APBD
kab/kota, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
2. penyiapan pelaksanaan pemberdayaan dan fasilitasi kab/kota;
3. Penyiapan pelaksanaan fasilitasi khusus kepada penyelenggaraan
Pemerintah Daerah kab/kota yang telah dibina namun tidak
menunjukkan perbaikan kinerja; dan
4. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan pengendalian defisit APBD
kab/kota dengan berdasarkan batas maksimal defisit APBD dan batas
maksimal jumlah kumulatif pinjaman Daerah.
04
Unit kerja bidang Perencanaan dipimpin dan dikoordinasikan oleh
Bappeda
Beranggotakan dari organisasi perangkat provinsi daerah yang
mempunyai tugas dan fungsi bersesuaian.
TUGAS:
membantu melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat di bidang perencanaan
01
02
03
UNIT KERJA BIDANG PERENCANAAN
FUNGSI:
1. penyiapan dan koordinasi penyelarasan renbang antar kab/kota dan antara
provinsi dan kab/kota;
2. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap ranperda RPJPD
dan RPJMD kab/kota;
3. penyiapan pemberian rekomendasi atas usulan DAK kab/kota;
4. penyiapan dan koordinasi binwas penyelenggaraan tugas pembantuan di
Kab/Kota;
5. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap ranperda tata ruang
kab/kota;
6. penyiapan dan koordinasi pelaksanaan pembangunan kawasan perbatasan
berdasar pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat; dan
7. penyiapan dan koordinasi teknis pembangunan antara Provinsi dan kab/kota
dan antar kab/kota
04
Unit kerja bidang Pengawasan dipimpin dan dikoordinasikan oleh
Inspektorat Daerah Provinsi
Beranggotakan dari organisasi perangkat provinsi daerah yang
mempunyai tugas dan fungsi bersesuaian.
TUGAS:
membantu melaksanakan tugas dan wewenang GWPP di bidang
pengawasan
01
02
03
UNIT KERJA BIDANG PENGAWASAN
FUNGSI:
1. Penyiapan pemberian penghargaan atau sanksi kepada
bupati/walikota terkait penyelenggaraan pemda;
2. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan monev dan supervisi
penyelenggaraan pemerintahan kab/kota (pengawasan capaian SPM);
3. penyiapan pemberian sanksi administrasi berupa teguran tertulis
kepada bupati/walikota yang tidak menyampaikan LPPD;
4. penyiapan pemberian teguran dan sanksi tertulis kepada
bupati/walikota atas laporan DPRD terkait tidak diterimanya penjelasan
KDH terhadap penggunaan hak interpelasi;
5. penyiapan pemberian sanksi kepada penyelenggara pemerintahan
kab/kota yang masih memberlakukan perda yang telah dibatalkan;
04
6. penyiapan pemberian sanksi kepada bupati/walikota yang tidak
menyebarluaskan perda dan perkada yang telah diundangkan;
7. penyiapan pemberian sanksi administratif berupa teguran tertulis kepada
bupati/walikota yang tidak mengumumkan informasi pelayanan publik;
8. penyiapan pemberian sanksi administratif kepada bupati/walikota yang
tidak memberikan pelayanan perizinan;
9. penyiapan pemberian sanksi administratif kepada bupati/walikota yang
tidak melaksanakan program strategis nasional; dan
10. penyiapan pemberian sanksi administratif kepada bupati/walikota yang
tidak mengumumkan informasi pembangunan daerah dan informasi
keuangan daerah.
PEMBIAYAAN GWPP
dibebankan pada APBN dengan
memperhatikan kemampuan
keuangan negara
pendanaan GWPP baru dialokasikan untuk
membiayai 8 (Delapan) dari 46 tugas dan
wewenang GWPP yang dianggap prioritas;
Pelimpahan kewenangan dan
pendanaan merupakan satu paket
yang harus dilaksanakan oleh
Gubernur dibantu oleh perangkat
gubernur.
Pendanaan GWPP merupakan bentuk
konsekuensi dari pelimpahan tugas dan
kewenangan presiden kepada Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah Pusat;
PELAPORAN DAN EVALUASI
Laporan disusun berdasarkan format
dan instrumen yang telah ditetapkan
oleh Menteri.
Laporan GWPP disampaikan
paling lambat 2 (dua) bulan
setelah tahun anggaran
berakhir,
Laporan GWPP meliputi
aspek manajerial (kinerja)
serta aspek akuntabilitas
(keuangan).
GWPP wajib melaporkan pelaksanaan
tugas dan wewenang kepada Presiden
melalui Mendagri.
Evaluasi terhadap GWPP
dilaksanakan Kemendagri
dengan melibatkan KL dan
LPNK terkait.
Objek yang dievaluasi adalah
aspek perencanaan, pelaksanaan
dan pelaporan kegiatan GWPP.
Laporan pelaksanaan tugas dan wewenang
merupakan input dalam penilaian indeks
kinerja GWPP
LAPORAN GWPP PALING SEDIKIT MEMUAT:
➢ pelaksanaan tugas dan wewenang yang
dilaksanakan disetiap unit kerja
➢ realisasi anggaran; dan
➢ permasalahan dan isu
strategis pelaksanaan tugas
dan wewenang GWPP
➢ FORMAT LAPORANPELAKSANAANTUGASDAN WEWENANG GWPP
MENGACUPADA KEPMENDAGRI NO. 12 TAHUN 2021 YANG
DISAMPAIKANKEPADA MENTERI UP. DITJENADWIL
➢ LAPORAN GWPPMERUPAKANLAPORAN46 JENISTUGASDAN
WEWENANGGWPP
➢ MUATANSUBSTANSI PELAPORANUNTUK 8 TUGASDAN WEWENANG
YANGDIDANAI MELALUI DEKONSENTRASI GWPP BERPEDOMANPADA
KEPMENDAGRI
➢ MUATANSUBSTANSI TUGAS DANWEWENANGYANG
BELUM DIBIAYAI APBNMENGACU PADA LAMPIRAN
PERMENDAGRI 12 TAHUN2021 ;
➢ PENYUSUNAN LAPORANGWPP DIKOORDINASIKAN
OLEH SEKRETARIS GUBERNUR (SATKER SETDA);
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to CM _ peran strageis GWPP.pdf

Orientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinOrientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinhoyin rizmu
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fdFrans Dione
 
Info bimtek terbaru tahun 2019
Info bimtek terbaru tahun 2019Info bimtek terbaru tahun 2019
Info bimtek terbaru tahun 2019Info Jadwal Bimtek
 
PENGAWASAN, ASPIRASI DAN ADVOKASI DPRD.pptx
PENGAWASAN, ASPIRASI DAN ADVOKASI DPRD.pptxPENGAWASAN, ASPIRASI DAN ADVOKASI DPRD.pptx
PENGAWASAN, ASPIRASI DAN ADVOKASI DPRD.pptxAlmiraNgastiti1
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)syukriyabdullah
 
Kelembagaan+peran masy dlm pr
Kelembagaan+peran masy dlm prKelembagaan+peran masy dlm pr
Kelembagaan+peran masy dlm prSigit Pramulia
 
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019Mikhail Rasyid
 
PAPARAN_JAKWAS_DAN_PENG_APIP_27_NOV_2018_(1).pdf
PAPARAN_JAKWAS_DAN_PENG_APIP_27_NOV_2018_(1).pdfPAPARAN_JAKWAS_DAN_PENG_APIP_27_NOV_2018_(1).pdf
PAPARAN_JAKWAS_DAN_PENG_APIP_27_NOV_2018_(1).pdfssuserf8788c
 
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Sigit Pramulia
 
Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013davidfirdha
 
Pergub tata naskah dinas no. 194 tahun 2012
Pergub tata naskah dinas no. 194 tahun 2012Pergub tata naskah dinas no. 194 tahun 2012
Pergub tata naskah dinas no. 194 tahun 2012agungization
 
Keputusan Gubernur Prov. DKI Jakarta no.2053 Tahun 2016
Keputusan Gubernur Prov. DKI Jakarta  no.2053 Tahun 2016Keputusan Gubernur Prov. DKI Jakarta  no.2053 Tahun 2016
Keputusan Gubernur Prov. DKI Jakarta no.2053 Tahun 2016Dedi Alfaridi
 
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptxG_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptxzulfadly11
 
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.pptSINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.pptpadlah1984
 
1. Teknik Menyusun RPT.pptx
1. Teknik Menyusun RPT.pptx1. Teknik Menyusun RPT.pptx
1. Teknik Menyusun RPT.pptxangelinspektorat
 
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdfdianaekowati1
 
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfYandryAbun1
 
Urtu Dinas Perhubungan - Revisi - Dishub - Agustus.docx
Urtu Dinas Perhubungan - Revisi - Dishub - Agustus.docxUrtu Dinas Perhubungan - Revisi - Dishub - Agustus.docx
Urtu Dinas Perhubungan - Revisi - Dishub - Agustus.docxArisRismanto
 
Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah-BPKP.pdf
Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah-BPKP.pdfGambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah-BPKP.pdf
Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah-BPKP.pdfMahmudahLubis1
 

Similar to CM _ peran strageis GWPP.pdf (20)

Orientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasinOrientasi dewan banyuasin
Orientasi dewan banyuasin
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
 
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd
 
Info bimtek terbaru tahun 2019
Info bimtek terbaru tahun 2019Info bimtek terbaru tahun 2019
Info bimtek terbaru tahun 2019
 
PENGAWASAN, ASPIRASI DAN ADVOKASI DPRD.pptx
PENGAWASAN, ASPIRASI DAN ADVOKASI DPRD.pptxPENGAWASAN, ASPIRASI DAN ADVOKASI DPRD.pptx
PENGAWASAN, ASPIRASI DAN ADVOKASI DPRD.pptx
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
 
Kelembagaan+peran masy dlm pr
Kelembagaan+peran masy dlm prKelembagaan+peran masy dlm pr
Kelembagaan+peran masy dlm pr
 
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
 
PAPARAN_JAKWAS_DAN_PENG_APIP_27_NOV_2018_(1).pdf
PAPARAN_JAKWAS_DAN_PENG_APIP_27_NOV_2018_(1).pdfPAPARAN_JAKWAS_DAN_PENG_APIP_27_NOV_2018_(1).pdf
PAPARAN_JAKWAS_DAN_PENG_APIP_27_NOV_2018_(1).pdf
 
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
 
Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013
 
Pergub tata naskah dinas no. 194 tahun 2012
Pergub tata naskah dinas no. 194 tahun 2012Pergub tata naskah dinas no. 194 tahun 2012
Pergub tata naskah dinas no. 194 tahun 2012
 
Keputusan Gubernur Prov. DKI Jakarta no.2053 Tahun 2016
Keputusan Gubernur Prov. DKI Jakarta  no.2053 Tahun 2016Keputusan Gubernur Prov. DKI Jakarta  no.2053 Tahun 2016
Keputusan Gubernur Prov. DKI Jakarta no.2053 Tahun 2016
 
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptxG_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
G_SINERGITAS LITBANG PUSAT DAN DAERAH.pptx
 
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.pptSINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt
 
1. Teknik Menyusun RPT.pptx
1. Teknik Menyusun RPT.pptx1. Teknik Menyusun RPT.pptx
1. Teknik Menyusun RPT.pptx
 
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
 
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
 
Urtu Dinas Perhubungan - Revisi - Dishub - Agustus.docx
Urtu Dinas Perhubungan - Revisi - Dishub - Agustus.docxUrtu Dinas Perhubungan - Revisi - Dishub - Agustus.docx
Urtu Dinas Perhubungan - Revisi - Dishub - Agustus.docx
 
Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah-BPKP.pdf
Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah-BPKP.pdfGambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah-BPKP.pdf
Gambaran Umum Pengelolaan Keuangan Daerah-BPKP.pdf
 

Recently uploaded

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxhartonohajar
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxZainul Ulum
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 

Recently uploaded (13)

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 

CM _ peran strageis GWPP.pdf

  • 1. overview PERAN STRATEGIS GUBERNUR sebagai WAKIL PEMERINTAH PUSAT CHAIRUL MAHSUL RAKOR PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TUGAS WEWENANG GWPP MATARAM, 24 AGUSTUS 2022
  • 2. DASAR HUKUM GWPP : 1. UU NO. 32 TAHUN 2014 TENTANG PEMDA 2. PP NO. 33 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT 3. PP NO. 19 TAHUN 2022 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN 4. PERMENDAGRI NOMOR 12 TAHUN 2021 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PP. 33 TAHUN 2018 5. PERATURAN TEKNIS KEMENTERIAN/LPNK 6. PERATURAN/KEPUTUSAN GUBERNUR DALAM PELAKSANAAN GWPP
  • 5. ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DESENTRALISASI DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUAN penyerahan wewenang Pusatkepada daerah otonom untukmengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri, pelimpahan wewenang Pusat kepada gubernur sebagaiwakil pemerintahataukepada instansi vertikal di wilayah tertentu, penugasan dari Pusat kepada Provinsi/Kab/Kota atau desa, dari Pemprovkepada Kab/Kota atau desa, dari Pemkab/Kota kepada desa untuk melaksanakan tugastertentu.
  • 6. URUSAN PEMERINTAHAN BERSIFAT KONKUREN (URUSAN BERSAMA SEMUA JENJANG PEMERINTAHAN)
  • 7. URUSAN PEMERINTAHAN - ABSOLUT - KONKUREN - PEMERINTAHAN UMUM ABSOLUT (sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat ) KONKUREN (dibagi antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kab/Kota) PEMERINTAHAN UMUM (menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan) (a)Dilaksanakan sendiri (b)Melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di Daerah atau GWPP berdasarkan asas DEKONSENTRASI (a)Dilaksanakan sendiri oleh Pemerintah Pusat; (b)Melimpahkan wewenang Gubernur sebagai WPP atau kepada instansi Vertikal yang ada di daerah dengan asas DEKONSENTRASI; atau (c)Menugasi Daerah berdasarkan asas TUGAS PEMBANTUAN. Dilaksanakan oleh gubernur dan bupati/wali kota di wilayah kerja masing-masing Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat melaksanakan binwas terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kab/Kota, Tugas Pembantuan oleh Kab/Kota Pendanaan GWPP dibebankan pada APBN BAGAIMANA DENGAN GWPP MENURUT UU 23 TAHUN 2014 ?
  • 9. GWPP 01 06 05 04 03 02 Memperpendek rentang kendali pemerintahan dari pusat ke daerah Kab/Kota GWPP perpanjangan tangan presiden, bertindak selaku wakil pemerintah pusat di provinsi dalam melakukan binwas urusan pemerintahan Kab/Kota memastikan Perencanaan pembangunan, produk hukum, dan penganggaran di Kab/Kota tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi → sinergitas pusat dan daerah fasilitator bagi Kab/Kota dalam berkoordinasi/ konsultasi terkait kebijakan/program dengan K/LPNK memastikan alokasi APBN ke Kab/Kota dan instansi vertikal tepat, efektif, efisien dan akuntabel GWPP bertanggungjawab ke Presiden melalui Mendagri
  • 10. 1.Presiden → penanggung jawab akhir penyelenggaraan pemerintahan, melimpahkan kewenangan kepada Gubernur (acting Wapres di daerah); 2.GWPP bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Pusat melakukan binwas Daerah Kab/Kota → melaksanakan otonomi sesuai NSPK ditetapkan Pemerintah Pusat; PERAN STRATEGIS GWPP :
  • 11. 3. GWPP ditunjuk dalam binwas kab/kota, karena alasan : - Kondisi geografis yang luas; - Rentang kendali pemerintahan (span of control) yang Panjang; - Menjamin efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan urusan pemerintahan kewenangan daerah Kabupaten/Kota 4. Membangun sinergi, kolaborasi dan sebagai penghubung (bridging) Pemerintah pusat dengan pemda Kab/Kota, sehingga terjamin penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih baik dalam perencanaan, penyelenggaraan dan pengendalian pembangunan; PERAN STRATEGIS GWPP :
  • 12. 5. GWPP melakukan binwas penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota dan tugas pembantuan oleh daerah kab/kota; 6. GWPP memperkuat hubungan antar-tingkatan pemerintahan (kabupaten/kota – Provinsi - Pusat); 7. HUBUNGAN ANTARA GWPP DENGAN BUPATI/WALI KOTA BERSIFAT BERTINGKAT (HIRARKIS); PERAN STRATEGIS GWPP :
  • 13. 8. Mencermai kedudukan, tugas, fungsi dan wewenang GWPP, maka dipastikan jika dijalankan secara semestinya dan efektif maka rajutan harmonisasi dan sinkronisasi pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara maksimal 9.IDEALNYA, GGWPP DITETAPKAN SECARA EKSPLISIT KEDUDUKANNYA DENGAN SEBUTAN MENTERI DALAM REGULASI YANG KUAT; 10.Mengambil contoh Malaysia, meskipun berbentuk negara federal dan sistem pemerintahannya parlementer, Kepala Daerah Provinsi (Negara Bagian) terpilih disebut Menteri Besar PERAN STRATEGIS GWPP :
  • 15. GUBERNUR KEPALA DAERAH SBG WAKIL PEMERINTAH PUSAT PRESIDEN RAKYAT TUGAS & WEWENANG: ▪ BINWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN KEWENANGAN KAB/KOTA ▪ BINWAS TP TUGAS & WEWENANG: ▪ PENYELENGGARA URUSAN OTONOMI DAERAH ▪ MELAKSANAKAN TP K/LPNK PERANGKAT DAERAH PERANGKAT GUBERNUR KEDUDUKAN
  • 16. PRESIDEN GWPP Presiden melimpahkan 46 tugas dan wewenang kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat, meliputi: 1. Binwas Penyelenggaraan Urusan Pemkab/Kota; 2. Binwas Penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Kab/Kota; 3. Tugas dan wewenang lainnya yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan Tugas dan wewenang GWPP bersifat Atributif, melekat pada jabatan Gubernur. Pelimpahan Kewenangan memberikan konsekuensi pendanaan melalui APBN melalui mekanisme DEKONSENTRASI. Dalam melaksanakan binwas penyelenggaraan urusan pemerintahan kab/kota dan Tugas Pembantuan oleh kab/kota, Presiden dibantu oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
  • 17. PRESIDEN MENTERI TEKNIS MENDAGRI GWPP BUPATI/ WALIKOTA 1. Menyusun NSPK; 2. Melaksanakan binwas; 3. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangannya. 1. Binwas teknis; 2. Dekon delegatif; 3. Tugas pembantuan. 1. Binwas teknis; 2. Dekon delegatif; 3. Binwas umum; 4. Dekon atributif GWPP; 5. Tugas pembantuan. TUGAS PEMBANTUAN TUGAS PEMBANTUAN BINWAS UMUM BINWAS TEKNIS GWPP
  • 18. BINWAS URUSAN PEMERINTAHAN DAN TUGAS PEMBANTUAN KAB/KOTA BERKOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL TUGAS DAN WEWENANG GWPP MELAKSANAKAN 46 TUGAS DAN WEWENANG YANG DILIMPAHKAN PRESIDEN
  • 19. 1. Daerah provinsi selain berstatus sebagai daerah juga merupakan wilayah administratif yang menjadi wilayah kerja GWPP dan wilayah kerja dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum 2. Binwas terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Kab/Kota 3. Pemerintah pusat dalam melaksanakan urusan absolut dapat melimpahkan kepada instansi vertikal di daerah atau kepada GWPP dengan asas dekonsentrasi 4. Memberi persetujuan atas pembentukan instansi vertikal untuk melaksanakan urusan konkuren di daerah kecuali urusan absolute dan triumvirat 5. Bertanggung jawab melaksanakan urusan pemerintahan umum kepada Presiden melalui Mendagri dan pertanggungjawaban Bupati/Walikota kepada Mendagri melalui GWPP. TUGAS DAN WEWENANG GWPP 6. Bupati/Walikota menyampaikan LPPD Kab/kota kepada Menteri melalui GWPP yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 tahun. 7. LPPD digunakan sebagai bahan evaluasi dan pembinaan penyelenggaraan Pemda oleh pemerintah Pusat. 8. GWPP memberi sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada Bupati/Walikota yang tidak menyampaikan LPPD 9. Menerima laporan DPRD kab/kota atas penjelasan hak interpelasi DPRD Kab/Kota 10.Memberikan teguran dan sanksi tertulis kepada Bupati/Walikota atas laporan DPRD terkait interpelasi
  • 20. 11.Menerima usul pemberhentian Bupati/Walikota yang disampaikan DPRD Kab/Kota. 12.Mengusulkan pejabat Bupati/Walikota kepada Mendagri. 13.Membantu presiden dalam hal binwas terhadap urusan yang menjadi kewenangan kab/kota dan TP oleh kabupaten/kota 14.Membatalkan PERKADA kab/kota dan peraturan bupati/walikota 15.Memberikan penghargaan dan sanksi kepada Bupati/Walikota terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah 16.Menyelesaikan perselisihan antar kabupaten/kota 17.Memberikan persetujuan terhadap ranperda kab/kota tentang pembentukan SKPD 18.Menyelaraskan perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota dan antara provinsi dan kab/kota 19. Mengoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara provinsidan kab/kota dan antar kab/kota 20. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat atas usulan DAK kab/kota 21. Melantik Bupati dan Walikota 22. Memberi persetujuan atas pembentukan instansi vertikal di wilayah provinsi 23. Melantik kepala instansi vertikal dari kementerian dan lembaga pemerintahan non kementerian yang ditugaskan di wilayahnya
  • 21. 24.Menyampaikan usul pemberhentian anggota DPRD Provinsi dan memberhentikan anggota DPRD Kab/Kota atas usul DPRD. 25.Menerima dan menetapkan PAW anggota DPRD kab/kota yang diusulkan oleh DPRD 26.Pembinaan terhadap perangkat daerah kab/kota 27.Menunjuk penjabat Sekda Provinsi apabila Sekda Provinsi berhalangan melaksanakan tugas 28.Menyetujui usul penjabat Sekda Kab/Kota yang diajukan oleh Bupati/Walikota 29.Mengajukan Perda Kab/Kota kepada Menteri untuk mendapat persetujuan 30.Membatalkan keputusan Bupati/Walikota tentang pengangkatan camat yang tidak sesuai persyaratan menjadi camat 31.Melantik kepala perangkat daerah kab/kota yang ditolak bupati/walikota 32. Memberikan nomor registrasi terhadap Raperda yang diajukan Bupati/Walikota 33. Menyampaikan laporan perda kab/kota yang telah mendapat nomor registrasi secara berkala kepada menteri 34. Melakukan evaluasi terhadap Raperda Kab/Kota tentang pajak dan retribusi daerah dan tata ruang daerah sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota. 35. Membatalkan perda kab/kota yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi 36. Memberikan sanksi kepada bupati/walikota yang masih melaksanakan perda yang bermasalah
  • 22. 37. Memberi sanksi kepada bupati/walikota yang tidak menyebarluaskan perda dan perkada. 38. Melaksanakan koordinasi teknis pembangunan antar kab/kota 39. Menerima Raperda tentang RPJPD dan RPJMD yang telah disetujui bersama oleh Bupati/Walikota 40. Melakukan pengendalian terhadap defisit APBD dan batas maksimal defisit APBD, maksimal jumlah kumulatif pinjaman daerah yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan 41. Memberi sanksi administrasi berupa teguran tertulis bagi kepala daerah yang tidak mengumumkan informasi tentang pelayanan publik 42. Melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah kab/kota 43. Mengoordinasikan pembangunan kawasan perbatasan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. 44. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kerjasama yang dilakukan daerah kab/kota 45. Melakukan pengawasan umum dan pengawasan teknis terhadap penyelenggaraan pemerintahan kab/kota 46. Memfasilitasi kab/kota yang telah dibina namun tidak menunjukkan perbaikan kinerja.
  • 24. GUBERNUR SEBAGAIWAKIL PEMERINTAH PUSAT (GUBERNUR NTB) SEKRETARIS GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (SEKRETARIS DAERAH PROV.NTB) PERANGKAT GUBERNUR SEKRETARIAT BIRO PEM/OD UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN UNIT KERJA BIDANG HUKUM DAN ORGANISASI UNIT KERJA BIDANG KEUANGAN UNIT KERJA BIDANG PERENCANAAN UNIT KERJA BIDANG PENGAWASAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT GWPP
  • 25. GUBERNUR PRESIDEN MENDAGRI PERANGKAT GUBERNUR PERANGKAT DAERAH Biro Pemerintahan Biro Hukum dan Organisasi BPKAD BAPPEDA INSPEKTORAT SEKRETARIS GUBERNUR UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN UNIT KERJA BIDANG HUKUM ORGANISASI UNIT KERJA BIDANG KEUANGAN UNIT KERJA BIDANNG PERENCANAAN UNIT KERJA BIDANG PENGAWASAN Perangkat Daerah Yang Memiliki Tusi bersesuaian melaksanakan tusi sebagai perangkat gubernur SEKRETARIAT Melaporkan pelaksanaan tugas dan wewenang KEMENTERIAN DALAMNEGERI DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN MEKANISME PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT GUBERNUR
  • 26. Monitoring dan evaluasi kerjasama yang dilaksanakan daerah kab/kota TUGAS DAN WEWENANG GWPP DAN PEMBINA TUGAS DAN WEWENANG Evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ELPPD) daerah kab/kota; Memberi rekomendasi atas usulan DAK kab/kota Pengawasan Perda kab/kota; Koordinasi binwas penyelenggaraan tugas pembantuan Kab/Kota Koordinasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan antar daerah provinsi dan daerah kab/kota dan antar daerah kab/kota (Pembinaan Penerapan SPM); Monev dan supervisi penyelenggaraan pemerintahan kab/kota (Pengawasan Capaian SPM); Evaluasi kinerja pelayanan publik kab/kota terkait penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan. DitjenBina ADWIL DITJEN OTDA DITJEN BINA BANGDA DITJEN OTDA DITJEN BINA ADWIL DITJEN BINA BANGDA ITJEN DITJEN BINA ADWIL PELAKSANA PEMBINA BIRO PEMERINTAHAN/ BIRO KERJASAMA BIRO PEMERINTAHAN BAPPEDA BIROHUKUM BAPPEDA BIRO PEMERINTAHAN INSPEKTORAT DPMPTSP
  • 27. TUGAS mendukung pelayanan administrasi, keuangan, perencanaan, dan umum. FUNGSI: a. pengoordinasian penyusunan rencana,program dan anggaran perangkat gubernur; b. pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat gubernur; c. pelayanan administrasikeuangan dan pengelolaan tata usaha; d. pengelolaan data dan informasi; e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas perangkat gubernur; f. koordinasi pelaksanaan tugas dan pertanggungjawabanserta pelaporan kegiatan; g. penyusunan laporan kinerja dan keuangan;dan h. pelaksanaan fungsi lain dari Gubernur. 1. Sekretaris daerah provinsi karena jabatannya ditetapkan sebagai sekretaris gubernur; 2. Asisten yang melaksanakan fungsi di bidang pemerintahan melaksanakan tugas sehari-hari mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan wewenang unit kerja perangkat gubernur. SEKRETARIAT
  • 28. Unit kerja bidang pemerintahan dipimpin dan dikoordinasikan oleh Biro yang melaksanakan fungsi di bidang pemerintahan Unit kerja bidang pemerintahan memiliki anggota dari organisasi perangkat provinsi daerah yang mempunyai tugas dan fungsi bersesuaian. TUGAS: membantu melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di bidang pemerintahan 01 02 03 UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN
  • 29. FUNGSI: 1. Penyiapan rekomendasi persetujuan pembentukan instansi vertikal di provinsi, kecuali untuk urusan pemerintahan absolut dan pembentukan instansi vertikal oleh kementerian/LPNK yang secara tegas disebutkan dalam UUD 1945; 2. penyiapan dan koordinasi kegiatan pelantikan kepala instansi vertikal yang ditugaskan di provinsi, kecuali untuk kepala instansi vertikal urusan pemerintahan absolut dan kepala instansi vertikal yang secara tegas disebutkan dalam UUD1945; 3. penyiapan pelaksanaan pelantikan bupati/walikota; 04
  • 30. 4. penyiapan dan fasilitasi koordinasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara provinsi dan kab/kota dan antar kab/kota; 5. penyiapan fasilitasi penyelesaian perselisihan antar kab/kota. 6. Fasilitasi penerimaan pertanggungjawaban bupati/walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum untuk diteruskan kepada Mendagri; 7. penyiapan rekomendasi pemberhentian bupati/walikota kepada Mendagri atas laporan DPRD kab/kota; 8. penyiapan rekomendasi penjabat bupati/wali kota kepada Mendagri apabila bupati/walikota diberhentikan sementara dan tidak ada wakil bupati/wali kota; 9. penyiapan rekomendasi pemberhentian anggota DPRD provinsi kepada Mendagri dan pemberhentian anggota DPRD kab/kota atas usul pimpinan DPRD kab/kota; 10. penyiapan penyampaian nama anggota DPRD provinsi yang diberhentikan dan nama calon PAW kepada Menteri, serta rekomendasi pengangkatan PAW anggota DPRD kab/kota;
  • 31. 11. penyiapan rekomendasi peresmian ketua, wakil ketua dan keanggotaan DPRD kab/kota; 12. penyiapan rekomendasi penunjukan penjabat sekda provinsi untuk persetujuan Mendagri dan persetujuan penjabat sekda kabupaten/kota yang ditunjuk bupati/wali kota; 13. penyiapan rekomendasi pengangkatan dan/atau pelantikan kepala OPD kab/kota yang ditolak diangkat dan/atau dilantik oleh bupati/walikota; 14. penyiapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kerjasama antar kab/kota; dan 15. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan ELPPD kab/kota dengan melibatkan perangkat daerah dan instansi vertikal terkait untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kab/kota.
  • 32. Unit kerja bidang Hukum dan organisasi dipimpin dan dikoordinasikan oleh Biro yang melaksanakan fungsi di bidang hukum Unit kerja bidang pemerintahan memiliki anggota dari organisasi perangkat provinsi daerah yang mempunyai tugas dan fungsi bersesuaian. TUGAS: membantu melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di bidang hukum dan organisasi 01 02 03 UNIT KERJA BIDANG HUKUM DAN ORGANISASI
  • 33. FUNGSI: 1. Penyiapan rekomendasi pembatalan peraturan bupati/walikota; 2. penyiapan rekomendasi persetujuan terhadap ranperda kab/kota tentang pembentukan dan susunan OPD kab/kota; 3. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan terhadap perda kab/kota; 4. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap raperda kab/kota tentang pajak dan retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan; 5. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan pembinaan dan pengendalian penataan OPD kab/kota. 04
  • 34. 6. Penyiapan rekomendasi perda kab/kota tentang pembentukan kecamatan kepada Mendagri untuk mendapat persetujuan; 7. Penyiapan rekomendasi pembatalan keputusan bupati/walikota tentang pengangkatan camat yang tidak sesuai ketentuan; 8. Penyiapan pemberian nomor register terhadap raperda kab/kota yang diajukan oleh bupati/walikota; 9. penyiapan dan fasilitasi penyampaian laporan perda kabupaten/kota yang telah mendapat nomor register secara berkala kepada Mendagri; dan 10. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Kab/kota.
  • 35. Unit kerja bidang keuangan dipimpin dan dikoordinasikan oleh BPKAD Beranggotakan dari organisasi perangkat provinsi daerah yang mempunyai tugas dan fungsi bersesuaian. TUGAS: membantu melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di bidang keuangan 01 02 03 UNIT KERJA BIDANG KEUANGAN
  • 36. FUNGSI: 1. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap Raperda APBD kab/kota, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; 2. penyiapan pelaksanaan pemberdayaan dan fasilitasi kab/kota; 3. Penyiapan pelaksanaan fasilitasi khusus kepada penyelenggaraan Pemerintah Daerah kab/kota yang telah dibina namun tidak menunjukkan perbaikan kinerja; dan 4. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan pengendalian defisit APBD kab/kota dengan berdasarkan batas maksimal defisit APBD dan batas maksimal jumlah kumulatif pinjaman Daerah. 04
  • 37. Unit kerja bidang Perencanaan dipimpin dan dikoordinasikan oleh Bappeda Beranggotakan dari organisasi perangkat provinsi daerah yang mempunyai tugas dan fungsi bersesuaian. TUGAS: membantu melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di bidang perencanaan 01 02 03 UNIT KERJA BIDANG PERENCANAAN
  • 38. FUNGSI: 1. penyiapan dan koordinasi penyelarasan renbang antar kab/kota dan antara provinsi dan kab/kota; 2. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap ranperda RPJPD dan RPJMD kab/kota; 3. penyiapan pemberian rekomendasi atas usulan DAK kab/kota; 4. penyiapan dan koordinasi binwas penyelenggaraan tugas pembantuan di Kab/Kota; 5. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap ranperda tata ruang kab/kota; 6. penyiapan dan koordinasi pelaksanaan pembangunan kawasan perbatasan berdasar pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat; dan 7. penyiapan dan koordinasi teknis pembangunan antara Provinsi dan kab/kota dan antar kab/kota 04
  • 39. Unit kerja bidang Pengawasan dipimpin dan dikoordinasikan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Beranggotakan dari organisasi perangkat provinsi daerah yang mempunyai tugas dan fungsi bersesuaian. TUGAS: membantu melaksanakan tugas dan wewenang GWPP di bidang pengawasan 01 02 03 UNIT KERJA BIDANG PENGAWASAN
  • 40. FUNGSI: 1. Penyiapan pemberian penghargaan atau sanksi kepada bupati/walikota terkait penyelenggaraan pemda; 2. penyiapan dan fasilitasi pelaksanaan monev dan supervisi penyelenggaraan pemerintahan kab/kota (pengawasan capaian SPM); 3. penyiapan pemberian sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada bupati/walikota yang tidak menyampaikan LPPD; 4. penyiapan pemberian teguran dan sanksi tertulis kepada bupati/walikota atas laporan DPRD terkait tidak diterimanya penjelasan KDH terhadap penggunaan hak interpelasi; 5. penyiapan pemberian sanksi kepada penyelenggara pemerintahan kab/kota yang masih memberlakukan perda yang telah dibatalkan; 04
  • 41. 6. penyiapan pemberian sanksi kepada bupati/walikota yang tidak menyebarluaskan perda dan perkada yang telah diundangkan; 7. penyiapan pemberian sanksi administratif berupa teguran tertulis kepada bupati/walikota yang tidak mengumumkan informasi pelayanan publik; 8. penyiapan pemberian sanksi administratif kepada bupati/walikota yang tidak memberikan pelayanan perizinan; 9. penyiapan pemberian sanksi administratif kepada bupati/walikota yang tidak melaksanakan program strategis nasional; dan 10. penyiapan pemberian sanksi administratif kepada bupati/walikota yang tidak mengumumkan informasi pembangunan daerah dan informasi keuangan daerah.
  • 43. dibebankan pada APBN dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara pendanaan GWPP baru dialokasikan untuk membiayai 8 (Delapan) dari 46 tugas dan wewenang GWPP yang dianggap prioritas; Pelimpahan kewenangan dan pendanaan merupakan satu paket yang harus dilaksanakan oleh Gubernur dibantu oleh perangkat gubernur. Pendanaan GWPP merupakan bentuk konsekuensi dari pelimpahan tugas dan kewenangan presiden kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat;
  • 45. Laporan disusun berdasarkan format dan instrumen yang telah ditetapkan oleh Menteri. Laporan GWPP disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir, Laporan GWPP meliputi aspek manajerial (kinerja) serta aspek akuntabilitas (keuangan). GWPP wajib melaporkan pelaksanaan tugas dan wewenang kepada Presiden melalui Mendagri. Evaluasi terhadap GWPP dilaksanakan Kemendagri dengan melibatkan KL dan LPNK terkait. Objek yang dievaluasi adalah aspek perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan GWPP.
  • 46. Laporan pelaksanaan tugas dan wewenang merupakan input dalam penilaian indeks kinerja GWPP LAPORAN GWPP PALING SEDIKIT MEMUAT: ➢ pelaksanaan tugas dan wewenang yang dilaksanakan disetiap unit kerja ➢ realisasi anggaran; dan ➢ permasalahan dan isu strategis pelaksanaan tugas dan wewenang GWPP
  • 47. ➢ FORMAT LAPORANPELAKSANAANTUGASDAN WEWENANG GWPP MENGACUPADA KEPMENDAGRI NO. 12 TAHUN 2021 YANG DISAMPAIKANKEPADA MENTERI UP. DITJENADWIL ➢ LAPORAN GWPPMERUPAKANLAPORAN46 JENISTUGASDAN WEWENANGGWPP ➢ MUATANSUBSTANSI PELAPORANUNTUK 8 TUGASDAN WEWENANG YANGDIDANAI MELALUI DEKONSENTRASI GWPP BERPEDOMANPADA KEPMENDAGRI ➢ MUATANSUBSTANSI TUGAS DANWEWENANGYANG BELUM DIBIAYAI APBNMENGACU PADA LAMPIRAN PERMENDAGRI 12 TAHUN2021 ; ➢ PENYUSUNAN LAPORANGWPP DIKOORDINASIKAN OLEH SEKRETARIS GUBERNUR (SATKER SETDA);