AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
220120002_AZIZAH AULIA AMMAR_TEORI SOSIAL.pptx
1. TEORI BELAJAR MENURUT PANDANGAN SOSIAL
DAN LANDASAN FILOSOFISNYA
NAMA : AZIZAH AULIA AMMAR
NIM : 220120002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
MATEMATIKA
DOSEN PEMBIMBING :
Nurhasanah, S.Pd, M.Pd.
2. PENGERTIAN TEORI BELAJAR SOSIAL
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning
adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-
teori belajar lainnya. Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar
perilaku yang tradisional (behaviorisme). Teori ini dikembangkan oleh Albert
Bandura (1969). Prinsip belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan
belajar dalam situasi alami. Adapun pengertian dari teori pembelajaran sosial
(social learning theory) atau pembelajaran observasional (observational learning)
yaitu:
a. Pembelajaran observasional merupakan pembelajaran yang dilakukan ketika
seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain (John W.
Santrock:2008).
b. Pembelajaran observasional merupakan proses di mana informasi diperoleh
dengan memerhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan (B.R. Hergenhahn
dan Matthew Holson:2008).
3. Dalam percobaan boneka Bobo, Bandura
mengilustrasikan bagaimana pembelajaran sosial dapat
terjadi bahkan dengan menyaksikan seorang model yang
tidak diperkuat atau dihukum. Dalam eksperimen tersebut,
anak-anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya. Eksperimen tersebut juga menunjukkan
perbedaan pembelajaran dan kinerja.
4. Adapun konsep utama dari teori belajar Albert Bandura, yaitu:
a. Pemodelan
Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial Albert
Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui
pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. (Arends,
1997:67).
Seseorang belajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati
tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan itu kemudian
dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman baru dengan
pengalaman sebelumnya atau mengulang-mengulang kembali. Dengan jalan
ini memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk mengekspresikan
tingkah laku yang dipelajari.
Berdasarkan pola perilaku tersebut, selanjutnya Bandura
mengklasifikasi empat fase belajar dari pemodelan, yaitu:
1. Fase Atensi (Perhatian)
2. Fase Retensional (Mengingat)
3. Fase Reproduksi
4. Fase Motivasional
5. b. Belajar Vicarious
Sebagian besar belajar observasional termotivasi oleh harapan
bahwa meniru model dengan baik akan menuju pada pada
reinforcement. Akan tetapi, akan ada orang yang belajar dengan
melihat orang diberi reinforcement atau dihukum waktu terlibat
dalam perilaku-perilaku tertentu. Inilah yang disebut belajar
“vicarious”.
c. Perilaku Diatur-Sendiri (Self-Regulated Behavior)
Bandura mengatakan bahwa perilaku manusia sebagian besar
merupakan perilaku yang diatur oleh dirinya sendiri (self-regulated
behavior). Manusia belajar suatu standar performa (performance
standards), yang menjadi dasar evaluasi diri. Apabila tindakan
seseorang bisa sesuai atau bahkan melebihi standar performa, maka ia
akan dinilai positif, tetapi sebaliknya, bila dia tidak mampu
berperilaku sesuai standar, dengan kata lain performanya di bawah
standar, maka ia akan dinilai negatif.
6. JENIS – JENIS PEMODELAN
a. Peniruan Langsung
b. Peniruan Tak Langsung
c. Peniruan Gabungan
d. Peniruan Sesaat/Seketika
e. Peniruan Berkelanjutan
7. CIRI – CIRI TEORI PEMODELAN BANDURA
1. Unsur pembelajaran utama ialah perhatian dan peniruan.
2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan,
nilai dan lain-lain.
3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang
didemonstrasikan guru sebagai model.
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan
dan penguatan yang positif.
5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan,
dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri
dengan penguatan yang positif.
8. APLIKASI TEORI BELAJAR SOSIAL
TERHADAP PEMBELAJARAN
Pembelajaran Matematika
Dalam mengajarkan tentang penjumlahan dan pengurangan
garis bilangan bulat, guru bisa memberikan materi dengan
menggunakan media pola lantai yang diperagakan oleh gurunya. Di
sini guru memperagakan cara untuk menjumlahkan atau
mengurangi bilangan dengan jelas kepada siswa. Selain itu, guru
juga dapat mengajak siswa untuk melakukan hal yang sama yang di
contohkan oleh gurunya. Dalam hal ini guru dapat mengajak siswa
belajar sambil bermain.
9. IMPLEMENTASI TEORI ALBERT BANDURA
DALAM PEMBELAJARAN
Penerapan dalam proses pembelajaran di dalam kelas,
antara lain:
1. Penyampaian guru hendaklah cakap dan menarik agar dapat
menjadi model bagi siswa.
2. Demonstrasi yang dilakukan oleh guru hendaknya jelas serta
menarik agar siswa dapat meniru dengan cepat.
3. Hasil pekerjaan guru, lukisan, hendaknya bermutu.
4. Guru boleh menggunakan teman sejawat yang terbaik sebagai
model.
10. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEORI
BELAJAR SOSIAL
a. Kelemahan
Teori pembelajaran sosial Bandura sangat sesuai jika
diklasifikasikan dalam teori behaviorisme. Ini karena, teknik
pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah
laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan
pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk
tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling),
sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan
teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif,
termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.
11. b. Kelebihan
Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori
belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan
dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif
orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia
bukan semata-mata refleks atas stimulus (S-R bond), melainkan
juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara
lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada
perlunya conditioning (pembiasan merespon) dan imitation
(peniruan). Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari
perkembangan anak-anak. Penelitian ini berfokus pada proses
yang menjelaskan perkembangan anak-anak, faktor sosial dan
kognitif.