SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
TUGAS OSEANOGRAFI
Resume Jurnal Survival of High Latitude Fringing Corals in Extreme
Temperatures: Red Sea Oceanography
Budiarto Heru Sayogo
1606841036
Magister Ilmu Kelautan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
2016
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1. Abstrak........................................................................................................4
2. Pendahuluan...............................................................................................4
BAB II METODE...................................................................................................7
Metode Pengambilan Data...........................................................................7
Keanekaragaman jenis.................................................................................5
Manfaat, nilai penting, dan fungsi dugong .................................................6
BAB III HASIL, PEMBAHASAN dan KESIMPULAN.....................................
Biologi dan ekologi .......................................................................................6
Peran dan manfaat cetacean .......................................................................7
Keanekaragaman jenis.................................................................................9
DAFTAR PERTANYAAN.....................................................................................12
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Dugong dugon.............................................................5
Gambar 2. Pemanfaatan lumba-lumba sebagai hiburan..............8
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Jenis, sebaran dan kelimpahan cetacean
yang ditemukan di Indonesia
( Sumber : Priyono, 2001 ) ...............................................9
4
BAB I
PENDAHULUAN
Abstrak
Studi multi – tahunan ini dimulai untuk membangun pengetahuan
komprehensif untuk terumbu karang tepi di Teluk Suez, selain itu juga untuk
menyelidiki hubungan antara kemampuan bertahan hidup terumbu karang dengan
kondisi lingkungan ekstrim yang terdapat di wilayah tersebut. Teluk Suez adalah
cabang sempit Laut Merah bagian utara yang segala bentuk data lingkungan dan
ilmiah sangat kurang. Pemantauan data oseanografi dan meteorologi memberikan
bukti baik variabilitas musiman dan variabilitas tahunan di wilayah ini, dan dapat
mengungkapkan korelasi antara kesehatan terumbu karang dan kondisi iklim yang
berlaku. Suhu air laut yang diamati melebihi batas ambang pemutihan karang
untuk waktu yang lama, menunjukkan bahwa spesies karang di lokasi ini mungkin
telah mengembangkan mekanisme untuk mengatasi suhu ekstrim tersebut.
Penelitian lebih lanjut dari spesies ini dan mekanisme yang mereka mampu
berkembang sangat dianjurkan.
Kata kunci: Laut Merah, Teluk Suez, Terumbu karang tepi, Suhu air laut,
Pemutihan karang
Pendahuluan
Zaki Reef adalah terumbu karang tepi kecil yang terletak di Laut Merah
bagian utara, dekat Ain Sokhna (29°55'N dan 32°22'E). karang membentang
sekitar 1 km paralel ke pantai dan setengah kilometer lepas pantai, mulai sekitar
50 m dari pantai (Gambar. 1). Terletak di Teluk dangkal Suez (50-80 m ), Zaki
Reef terletak berdekatan dengan sebuah gurun yang sangat gersang di mana curah
hujan minim, tingkat penguapan yang tinggi, dan masukan air tawar yang hampir
tidak ada. Pertukaran angin yang tetap dan suhu udara yang ekstrim
mengakibatkan salinitas tinggi (43-45 PSU) dan fluktuasi suhu harian dan
musiman yang tinggi, suhu tinggi air laut dan salinitas mengurangi kelarutan
oksigen, yang dapat menyebabkan banyak spesies dan organisme yang tinggal di
terumbu karang menjadi stress, sehingga organisme yang hidup harus mampu
mentolerir lingkungan ekstrim tersebut.
Terumbu karang Laut Merah disebut sebagai yang paling beragam di
dunia (Loya, 1972). Namun, dari perkiraan 335 spesies karang yang ditemukan di
Laut Merah, hanya 35-40 spesies telah diidentifikasi di Teluk Suez (Mustafa,
5
2000). Dari spesies-spesies tersebut, hanya enam yang mendominasi sekitar 94%
dari Zaki Reef (Moustafa et al., 2008a)
Pada tahun 2004, peneliti melakukan karakterisasi dasar terumbu karang
tepi yang baru ditemukan ini (Zaki Reef) yang terletak di wilayah paling utara
Laut Merah. Survei tahunan kemudian berusaha untuk utamanya memonitor
kesehatan dan kelangsungan hidup terumbu. Setelah peneliti menyadari
kemampuan komunitas terumbu untuk terus berkembang meskipun tekanan dari
sejumlah tekanan antropogenik dan buatan manusia, peneliti berusaha untuk
menyelidiki salinitas dan suhu
.
Gambar 1. Lokasi Zaki Reef
6
Selain itu, peneliti menemukan bahwa data jangka panjang air laut dan
suhu udara yang tidak ada untuk daerah Teluk Suez. Oleh karena itu, sasaran dari
studi multi-tahun ini adalah untuk membangun basis pengetahuan untuk terumbu
karang tepi di Teluk Suez dan memberikan informasi dasar untuk pengelolaan
terumbu saat ini dan masa depan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Menetapkan rentang jangka panjang suhu air laut dan kecenderungannya
dan menyelidiki dampaknya terhadap ekosistem terumbu karang,
2. Menentukan sifat siklik suhu air laut yang telah diukur dan bagaimana
kaitannya dengan suhu udara yang diukur,
3. Membandingkan suhu yang telah diukur peneliti per waktu dengan
klimatologi dari suhu permukaan laut yang diamati dengan memanfaatkan
satelit pemutihan karang (yaitu, NOAA Coral Reef Watch Satellite
Bleaching sistem Alert) yang ada, dan
4. Berdasarkan data ini, meneliti bagaimana dan mengapa Zaki Reef mampu
bertahan hidup dengan kondisi yang ekstrim dan variabel yang ditemukan
di dekat batas utara terumbu subtropis.
7
BAB II
METODE
Metode Pengambilan Data
Dalam waktu udara dan suhu air Situ Data series dikumpulkan dari lokasi
penelitian, terutama untuk tujuan menyeluruh membangun database multi-tahun
konsisten untuk wilayah ini. Kami menggunakan time series dan analisis statistik
untuk menganalisis data yang dikumpulkan suhu dan dibandingkan temuan kami
untuk penelitian lain untuk mencapai kesimpulan.
1. Cetacean
Biologi dan ekologi
Cetacean merupakan kelompok mamalia yang hidup di laut dan anggota
dari kelompok ini terdiri dari “whale, dolphin dan porpoiseí” yang di Indonesia
lebih dikenal dengan nama ikan paus, ikan lumba-lumba, sedangkan porpoise
merupakan ikan paus yang berukuran kecil dengan berat hanya sekitar 100 kg.
Penggunaan nama ikan paus kurang tepat oleh karena paus dan lumba-lumba
tidak termasuk golongan ikan, tetapi masuk dalam golongan mamalia. Paus
dibedakan menjadi dua yaitu paus berukuran besar dan paus berukuran kecil. Paus
yang mempunyai ukuran besar ada 13 jenis. Disamping itu paus juga dibedakan
menjadi paus yang bergigi dan paus yang mempunyai baleen atau semacam alat
saring makanan yang ada di mulut. Porpoise merupakan paus kecil yang hanya
dijumpai di perairan Eropa dan Atlantik utara. Paus ini besarnya tidak lebih dari 2
meter dengan berat antara 50-100 kg, kadang masuk ke sungai-sungai besar. Paus
yang termasuk dalam grup yang berukuran besar adalah yang mempunyai ukuran
berat antara 6,5 – 200 ton dengan panjang antara 10-35 meter. Sedangkan paus
dan dolpin yang berukuran kurang dari 10 meter dengan berat dibawah 5 ton
dikelompokkan kedalam paus berukuran kecil.
Paus biru merupakan mamalia laut yang terbesar di dunia dengan ukuran
panjang dapat mencapai 31 meter dan berat 150 ton. Bandingkan dengan gajah
Afrika yang merupakan mamalia terbesar di darat hanya mempunyai ukuran
antara 3-4 ton atau sapi hanya 500 kg. Satu paus biru setara 300 ekor sapi.
Populasi paus biru terancam oleh karena perburuan besar-besaran yang dilakukan
oleh Inggris, Norwegia dan Jepang. Populasi paus biru kini tinggal sekitar 2.000
ekor, yang sebelumnya diperkirakan mencapai 200.000 ekor. Paus yang tidak
bergigi menyaring air laut dengan baleennya, sedangkan paus begigi makanan
utamanya berbagai jenis ikan, kril dan cumi. Ikan kesukaan paus adalah ikan teri,
ikan sarden dan ikan makarel. Paus hidup di sekitar kutub utara dan kutub selatan
8
untuk mencari makan dan kemudian akan bermigrasi ke arah ekuator untuk
melahirkan anaknya.
Umur paus biru dapat mencapai 120 tahun, paus sperm 77 tahun, paus
minke 50 tahun dan dolpin dapat hidup sampai umur 20-50 tahun. Paus biru
mencapai umur dewasa sekitar 25 tahun. Masa kehamilan paus biru mencapai 11
bulan dan melahirkan anaknya tidak setiap tahun tetapi hanya 2-3 tahun sekali.
Lamanya waktu kehamilan dan lamanya jarak antar kelahiran menyebabkan paus
biru sangat rentan terhadap kepunahan. Paus akan menghabiskan waktunya untuk
bermigrasi dari satu tempat ketempat yang lainnya. Sebagai contoh paus akan
bermigrasi dari kutub selatan menuju laut banda melalui laut Sewu dan selat-selat
di Nusa Tenggara Barat seperti Wetar dan Sape, akhirnya memasuki laut Banda.
Di laut Banda paus-paus ini akan berkumpul dan tinggal selama 3-4 bulan dan
selanjutnya kembali ke kutub selatan. Apa yang dilakukan paus-paus ini selama di
laut Banda masih menjadi pertanyaan sampai sekarang. Kemungkinan mereka
melakukan ritual perkawinan namun tidak untuk melahirkan karena selama di laut
Banda tidak pernah dijumpai rombongan paus yang membawa bayinya.
Lumba-lumba mempunyai kebiasaan hidup berbeda-beda tergantung
jenisnya. Salah satu jenis lumba-lumba yang sering dimanfaatkan oleh manusia
adalah Tursiops aduncus. Jenis ini merupakan lumba-lumba yang hidup didaerah
pantai, daerah dekat terumbu karang dan lamun, biasanya hidup di antara
kedalaman 50-100 meter. Lumba-lumba ini mencapai umur dewasa pada umur
10-15 tahun dan dapat mencapai umur 40 tahun. Siklus reproduksi antara 3-5
tahun dengan jumlah anakan satu ekor per kelahiran. Makanan lumba-lumba ini
sejumlah binatang bentik, ikan-ikan karang dan cumi-cumi.
Peran dan manfaat cetacean
Peran cetacean secara ekologis merupakan karnivora paling atas dalam
rantai makanan karena mereka memakan cumi dan ikan. Namun bagi paus baleen
peran dalam rantai makanan memiliki keunikan tersendiri oleh karena beberapa
paus yang tidak bergigi ini tidak memakan ikan, dia hanya memakan krill dan
plankton saja. Jadi bukan merupakan top karnivora.
Manfaat paus bagi kehidupan manusia adalah sebagai bahan makanan dan
hal ini telah dilakukan sejak lama terutama bagi negara-negara yang berbatasan
dengan kutub utara maupun kutub selatan. Negara Jepang, Norwegia, Inggris dan
Kanada merupakan negara yang banyak memanfaatkan produk dari paus. Di
jepang telah dimanfaatkan sejak jaman Meji. Seluruh bagian paus dapat
dimanfaatkan tanpa sisa dan darinya dapat dihasilkan sekitar 35 produk olahan
mulai yang berasal dari minyaknya, kulit, tulang, baleen, gigi, hati semuanya
bermanfaat. Oleh karena itu paus dikenal sebagai hewan dengan “zero waste” atau
tanpa limbah dan penghasil protein paling efisien.
9
Lumba-lumba di beberapa daerah di Indonesia ditangkap dan dagingnya
dimakan namun sebagian besar nelayan Indonesia tidak menangkap lumba-lumba
bahkan ada yang menganggap tabu untuk membunuh lumba-lumba. Lumba-
lumba diyakini sebagai teman nelayan dan sering menolong bagi nelayan yang
tersesat. Jenis Tursiops truncatus sering dilatih untuk melakukan pertunjukkan di
tempat hiburan oceanorium. Bahkan pada akhir-akhir ini jenis lumba-lumba
dilatih untuk menyembuhkan orang yang terkena stroke dan anak autis. Orang
percaya sonar elektromagnetik yang dipancarkan dari moncong lumba-lumba
dapat merangsang kesembuhan dari syaraf-syaraf yang terganggu akibat stroke.
Lumba-lumba di Amerika bahkan dilatih untuk menangkal terorisme.
Gambar 2. Pemanfaatan lumba-lumba sebagai hiburan.
Ambergis merupakan bahan buangan dari paus jenis sperm whale.
Buangan ini berupa bahan padat yang sengaja dimuntahkan oleh paus yang
diperkirakan merupakan bahan-bahan sisa makanan yang tidak tercerna yang telah
10
mengalami berbagai proses didalam sistem pencernaan. Sampai saat ini belum
diketahui mekanisme apa yang menyebabkan paus memuntahkan kembali bahan
sisa makanan ini. Ambergis biasanya berwarna kuning terdampar dipantai dalam
bentuk gumpalan-gumpalan, namun ada yang berwarna hitam kalau sengaja
dikeluarkan dari perut paus. Ambergis yang berwarna kuning berbau harum dan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan parfum. Informasi terakhir harga 1 kg ambergis
dapat mencapai US $1000.
Keanekaragaman jenis
Cetacean merupakan kelompok ordo Cetacea yang termasuk dalam kelas
Mamalia. Kelompok cetacean di dunia berjumlah 83 jenis ( Komatsu dan Misaki,
2004 ). Ordo cetacea dibagi menjadi dua sub ordo dan 10 suku. Di perairan
Indonesia kekayaan jenis cetacean ini sebanyak 31 jenis. Sub ordo cetacea yaitu
Mysticeti ( Paus dengan baleen ) dan Odontoceti ( Paus bergigi ). Mysticeti
mempunyai tiga suku yaitu Balaenidae, Balaenopteridae, Eschrichtiidae. Anggota
dari suku balaenopteridae antara lain paus biru ( Balaenoptera musculus ), paus
punggung bengkok ( Megaptera noveangliae ), paus sei ( Balaenoptera borealis )
dan paus minke. Sedangkan ordo Odontoceti mempunyai 7 suku.
Tabel 1. Daftar Jenis, Sebaran dan Kelimpahan cetacean yang ditemukan di
Indonesia. (Sumber : Priyono, 2001)
No Suku Jenis Nama Umum KELIMPAHAN SEBARAN
NILAI
EKONOMIS
1 BALAENOPTERIDAE
1 Balaenoptera acustorostrata
2 Balaenoptera bonaerensis
3 Balaenoptera borealis Paus Sei
4 Balaenoptera edini
5 Balaenoptera musculus Paus Biru 2
6 Megaptera novaeangliae
Paus punggung
bongkok
2
2 DELPHINIDAE
7 Delphinus capensis
8 Delphinus delphis
Lumba-lumba
biasa
9 Feresa attenuata
10 Globicephala macrorhynchus
Paus hitam
bersisik pendek
11 Grampus griseus
Lumba-lumba
abu-abu
12 Lagenodelphis hosei
13 Peponocephala electra
Paus temu
kebon
11
14 Pseudorca crassdens
Paus pemangsa
palsu
15 Orcaella brevirostris
Lumba-lumba
mahakam
4 4
16 Orcaella heinsohni
17 Orcinus orca Paus pembunuh
18 Souse chinensis
Lumba-lumba
putih
19 Stenella attenuate
Lumba-lumba
totol
20 Stenella coeruleoalba
Lumba-lumba
strip putih
21 Stenella longirostris
Lumba-lumba
paruh payang
22 Steno bradanensis
Lumba-lumba
bergigi kasar
23 Tursiops aduncus
Lumba-lumba
hidung botol
3 1 1
24 Tursiops truncatus
Lumba-lumba
hidung botol
3 1 1
3 KOGIIDAE
25 Kogia breviceps
Paus lodan kecil
jauba
26 Kogia sima Paus lodan kecil
4 PHOCOENIDAE
27 Neophocaena phocaenoides
Lumba-lumba
sirip panjang
5 PHYSTEREIDAE
28 Physeter macrocephalus Paus sperm
6 ZIPHIIDAE
29 Mesoplodon densitoris
30 Mesoplodon ginkgodens
31 Ziphius cavirostris
Paus paruh
angsa
Keterangan:
KELIMPAHAN ( Abundance )
1. Sangat Melimpah ( Very abundance ): jenis ini selalu dapat ditemukan
dalam kondisi dominan.
2. Melimpah ( abundance ): jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam
jumlah banyak
3. Umum dijumpai ( Common ): jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu
dalam jumlah yang banyak
12
4. Tidak umum dijumpai ( Uncommon ): jenis ini kadang dijumpai kadang
tidak
5. Jarang ( Rare ): jenis ini jarang dijumpai
6. Data kurang
SEBARAN ( Distribution )
1. Sangat luas ( Widespread ): menyebar di seluruh perairan di Indonesia
2. Luas : menyebar lebih dari 75 % dari perairan Indonesia
3. Terbatas : menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik : sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui ( tidak ada data )
NILAI EKONOMIS ( Economic Value )
1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis
13
DAFTAR PERTANYAAN
Saudari Creani :
1. Kenapa Paus tidak dimanfaatkan sebagai sumber daya yang besar?
Paus dianggap tabu oleh nelayan jika memburunya dalam keadaan besar
besaran, walaupun ada beberapa suku di Indonesia yang memanfaatkan
Paus sebagai bahan makanannya. Namun jika ingin memanfaatkannya
pertimbangkan juga Paus sebagai fungsi ekologis yakni sebagai anggota
dalam rantai makanan di ekosistem lautan, sehingga apabila diburu dalam
jumlah yang besar akan mengganggu stabilitas ekosistem di lautan
Saudara M. Askin Putra Fanella
1. Status paus sudah dalam keadaan bagaimana ?
Status konservasi paus dengan ukuran terbesar Paus Biru saat ini dalam
keadaan Terancam ( Endangered ) dikarenakan perburuan yang dilakukan
oleh Inggris, Norwegia dan Jepang selain itu perubahan iklim yang
diakibatkan oleh pemanasan Global juga membuat suhu lautan tidak lagi
ideal sehingga mengganggu pola migrasi mereka.
2. Kenapa harus di konservasi?
Cetacean merupakan salah satu Konsumen dalam rantai makanan, ada
yang bersifat Konsumen III atau top predator ada juga merupakan
Konsumen I atau pemangsa tumbuhan sehingga apabila salah satu
tingkatan tropik hilang maka akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem
yang terjadi di Lautan.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang VanamePengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
Pengamatan Chemoreseptor Pada Udang Vaname
 
Ikan Intertidal
Ikan IntertidalIkan Intertidal
Ikan Intertidal
 
Ikan Terbang
Ikan TerbangIkan Terbang
Ikan Terbang
 
Ikan layaran
Ikan layaranIkan layaran
Ikan layaran
 
Proposal kepiting
Proposal kepiting Proposal kepiting
Proposal kepiting
 
Penyu
PenyuPenyu
Penyu
 
Biologi populasi Rajungan
Biologi populasi RajunganBiologi populasi Rajungan
Biologi populasi Rajungan
 
5. sumber daya laut
5. sumber daya laut5. sumber daya laut
5. sumber daya laut
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 
Ikan Laut Dalam
Ikan Laut DalamIkan Laut Dalam
Ikan Laut Dalam
 
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
Analisis Perbedaan Jantan dan Betina Pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ber...
 
Konsenvasi penyu
Konsenvasi penyuKonsenvasi penyu
Konsenvasi penyu
 
Sebaran dan Jenis Jenis Lobster dan Kepiting di Perairan Indonesia
Sebaran dan Jenis Jenis Lobster dan Kepiting di Perairan IndonesiaSebaran dan Jenis Jenis Lobster dan Kepiting di Perairan Indonesia
Sebaran dan Jenis Jenis Lobster dan Kepiting di Perairan Indonesia
 
Taktik Paus Pembunuh Berburu
Taktik Paus Pembunuh BerburuTaktik Paus Pembunuh Berburu
Taktik Paus Pembunuh Berburu
 
Kepiting Bakau
Kepiting BakauKepiting Bakau
Kepiting Bakau
 
laporan alat tangkap bagan tancap
laporan alat tangkap bagan tancaplaporan alat tangkap bagan tancap
laporan alat tangkap bagan tancap
 
Kekayaan Laut
Kekayaan LautKekayaan Laut
Kekayaan Laut
 
Status pengelolaan penyu di indonesia
Status pengelolaan penyu di indonesiaStatus pengelolaan penyu di indonesia
Status pengelolaan penyu di indonesia
 
Pikp modul03-subsistem kelautan marines-
Pikp modul03-subsistem kelautan  marines-Pikp modul03-subsistem kelautan  marines-
Pikp modul03-subsistem kelautan marines-
 
Aplikom
AplikomAplikom
Aplikom
 

Similar to BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA.doc

Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaGeografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaSyifa Sahaliya
 
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfMukarobinspdMukarobi
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karangrantikaput
 
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docxTUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docxnelvameyriani1
 
Sipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusSipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusIga Wardani
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananIke Wulanduri
 
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdfmamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdfNurfadilah92926
 
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIyohananda eka putri
 
Hubungan Suhu dan pelagis besar
Hubungan Suhu dan pelagis besarHubungan Suhu dan pelagis besar
Hubungan Suhu dan pelagis besarRachmatHidayat82
 
Materi Kuliah PIPK minggu ke 1 dan 2.pdf
Materi Kuliah PIPK minggu ke 1 dan 2.pdfMateri Kuliah PIPK minggu ke 1 dan 2.pdf
Materi Kuliah PIPK minggu ke 1 dan 2.pdffirdiyp
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptxKEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptxZiazahbia
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)Amos Pangkatana
 
Eksplorasi periopthalmus sp
Eksplorasi periopthalmus spEksplorasi periopthalmus sp
Eksplorasi periopthalmus spperie92
 
makalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananmakalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananuniversitas samawa
 
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdf
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdfOrasi Ilmiah_DOkumen.pdf
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdfYanto67
 

Similar to BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA.doc (20)

Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan DuniaGeografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
Geografi - Flora dan Fauna di Indonesia dan Dunia
 
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
 
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
 
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docxTUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
TUGAS REVIEW ESDAL 4 habibulah.docx
 
Sipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicusSipunculus norvegicus
Sipunculus norvegicus
 
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil PerikananLaporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
Laporan Praktik Lapang Hasil-hasil Perikanan
 
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdfmamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
mamalia-air-2012-pertemuan-2-mamalia-air1.pdf
 
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
 
MAteri SIG
MAteri SIGMAteri SIG
MAteri SIG
 
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAIPENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
PENGARUH PENCEMARAN AIR LAUT TERHADAP KAUM NELAYAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR PANTAI
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Hubungan Suhu dan pelagis besar
Hubungan Suhu dan pelagis besarHubungan Suhu dan pelagis besar
Hubungan Suhu dan pelagis besar
 
makalah biologi laut
makalah biologi lautmakalah biologi laut
makalah biologi laut
 
Materi Kuliah PIPK minggu ke 1 dan 2.pdf
Materi Kuliah PIPK minggu ke 1 dan 2.pdfMateri Kuliah PIPK minggu ke 1 dan 2.pdf
Materi Kuliah PIPK minggu ke 1 dan 2.pdf
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptxKEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
 
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)INVENTARISASI  JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
INVENTARISASI JENIS-JENIS BINTANG LAUT (ASTEROIDEA)
 
Eksplorasi periopthalmus sp
Eksplorasi periopthalmus spEksplorasi periopthalmus sp
Eksplorasi periopthalmus sp
 
makalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikananmakalah biologi laut dan perikanan
makalah biologi laut dan perikanan
 
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdf
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdfOrasi Ilmiah_DOkumen.pdf
Orasi Ilmiah_DOkumen.pdf
 

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA.doc

  • 1. 1 TUGAS OSEANOGRAFI Resume Jurnal Survival of High Latitude Fringing Corals in Extreme Temperatures: Red Sea Oceanography Budiarto Heru Sayogo 1606841036 Magister Ilmu Kelautan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia 2016
  • 2. i DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4 1. Abstrak........................................................................................................4 2. Pendahuluan...............................................................................................4 BAB II METODE...................................................................................................7 Metode Pengambilan Data...........................................................................7 Keanekaragaman jenis.................................................................................5 Manfaat, nilai penting, dan fungsi dugong .................................................6 BAB III HASIL, PEMBAHASAN dan KESIMPULAN..................................... Biologi dan ekologi .......................................................................................6 Peran dan manfaat cetacean .......................................................................7 Keanekaragaman jenis.................................................................................9 DAFTAR PERTANYAAN.....................................................................................12
  • 3. ii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Dugong dugon.............................................................5 Gambar 2. Pemanfaatan lumba-lumba sebagai hiburan..............8
  • 4. iii DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar Jenis, sebaran dan kelimpahan cetacean yang ditemukan di Indonesia ( Sumber : Priyono, 2001 ) ...............................................9
  • 5. 4 BAB I PENDAHULUAN Abstrak Studi multi – tahunan ini dimulai untuk membangun pengetahuan komprehensif untuk terumbu karang tepi di Teluk Suez, selain itu juga untuk menyelidiki hubungan antara kemampuan bertahan hidup terumbu karang dengan kondisi lingkungan ekstrim yang terdapat di wilayah tersebut. Teluk Suez adalah cabang sempit Laut Merah bagian utara yang segala bentuk data lingkungan dan ilmiah sangat kurang. Pemantauan data oseanografi dan meteorologi memberikan bukti baik variabilitas musiman dan variabilitas tahunan di wilayah ini, dan dapat mengungkapkan korelasi antara kesehatan terumbu karang dan kondisi iklim yang berlaku. Suhu air laut yang diamati melebihi batas ambang pemutihan karang untuk waktu yang lama, menunjukkan bahwa spesies karang di lokasi ini mungkin telah mengembangkan mekanisme untuk mengatasi suhu ekstrim tersebut. Penelitian lebih lanjut dari spesies ini dan mekanisme yang mereka mampu berkembang sangat dianjurkan. Kata kunci: Laut Merah, Teluk Suez, Terumbu karang tepi, Suhu air laut, Pemutihan karang Pendahuluan Zaki Reef adalah terumbu karang tepi kecil yang terletak di Laut Merah bagian utara, dekat Ain Sokhna (29°55'N dan 32°22'E). karang membentang sekitar 1 km paralel ke pantai dan setengah kilometer lepas pantai, mulai sekitar 50 m dari pantai (Gambar. 1). Terletak di Teluk dangkal Suez (50-80 m ), Zaki Reef terletak berdekatan dengan sebuah gurun yang sangat gersang di mana curah hujan minim, tingkat penguapan yang tinggi, dan masukan air tawar yang hampir tidak ada. Pertukaran angin yang tetap dan suhu udara yang ekstrim mengakibatkan salinitas tinggi (43-45 PSU) dan fluktuasi suhu harian dan musiman yang tinggi, suhu tinggi air laut dan salinitas mengurangi kelarutan oksigen, yang dapat menyebabkan banyak spesies dan organisme yang tinggal di terumbu karang menjadi stress, sehingga organisme yang hidup harus mampu mentolerir lingkungan ekstrim tersebut. Terumbu karang Laut Merah disebut sebagai yang paling beragam di dunia (Loya, 1972). Namun, dari perkiraan 335 spesies karang yang ditemukan di Laut Merah, hanya 35-40 spesies telah diidentifikasi di Teluk Suez (Mustafa,
  • 6. 5 2000). Dari spesies-spesies tersebut, hanya enam yang mendominasi sekitar 94% dari Zaki Reef (Moustafa et al., 2008a) Pada tahun 2004, peneliti melakukan karakterisasi dasar terumbu karang tepi yang baru ditemukan ini (Zaki Reef) yang terletak di wilayah paling utara Laut Merah. Survei tahunan kemudian berusaha untuk utamanya memonitor kesehatan dan kelangsungan hidup terumbu. Setelah peneliti menyadari kemampuan komunitas terumbu untuk terus berkembang meskipun tekanan dari sejumlah tekanan antropogenik dan buatan manusia, peneliti berusaha untuk menyelidiki salinitas dan suhu . Gambar 1. Lokasi Zaki Reef
  • 7. 6 Selain itu, peneliti menemukan bahwa data jangka panjang air laut dan suhu udara yang tidak ada untuk daerah Teluk Suez. Oleh karena itu, sasaran dari studi multi-tahun ini adalah untuk membangun basis pengetahuan untuk terumbu karang tepi di Teluk Suez dan memberikan informasi dasar untuk pengelolaan terumbu saat ini dan masa depan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Menetapkan rentang jangka panjang suhu air laut dan kecenderungannya dan menyelidiki dampaknya terhadap ekosistem terumbu karang, 2. Menentukan sifat siklik suhu air laut yang telah diukur dan bagaimana kaitannya dengan suhu udara yang diukur, 3. Membandingkan suhu yang telah diukur peneliti per waktu dengan klimatologi dari suhu permukaan laut yang diamati dengan memanfaatkan satelit pemutihan karang (yaitu, NOAA Coral Reef Watch Satellite Bleaching sistem Alert) yang ada, dan 4. Berdasarkan data ini, meneliti bagaimana dan mengapa Zaki Reef mampu bertahan hidup dengan kondisi yang ekstrim dan variabel yang ditemukan di dekat batas utara terumbu subtropis.
  • 8. 7 BAB II METODE Metode Pengambilan Data Dalam waktu udara dan suhu air Situ Data series dikumpulkan dari lokasi penelitian, terutama untuk tujuan menyeluruh membangun database multi-tahun konsisten untuk wilayah ini. Kami menggunakan time series dan analisis statistik untuk menganalisis data yang dikumpulkan suhu dan dibandingkan temuan kami untuk penelitian lain untuk mencapai kesimpulan. 1. Cetacean Biologi dan ekologi Cetacean merupakan kelompok mamalia yang hidup di laut dan anggota dari kelompok ini terdiri dari “whale, dolphin dan porpoiseí” yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama ikan paus, ikan lumba-lumba, sedangkan porpoise merupakan ikan paus yang berukuran kecil dengan berat hanya sekitar 100 kg. Penggunaan nama ikan paus kurang tepat oleh karena paus dan lumba-lumba tidak termasuk golongan ikan, tetapi masuk dalam golongan mamalia. Paus dibedakan menjadi dua yaitu paus berukuran besar dan paus berukuran kecil. Paus yang mempunyai ukuran besar ada 13 jenis. Disamping itu paus juga dibedakan menjadi paus yang bergigi dan paus yang mempunyai baleen atau semacam alat saring makanan yang ada di mulut. Porpoise merupakan paus kecil yang hanya dijumpai di perairan Eropa dan Atlantik utara. Paus ini besarnya tidak lebih dari 2 meter dengan berat antara 50-100 kg, kadang masuk ke sungai-sungai besar. Paus yang termasuk dalam grup yang berukuran besar adalah yang mempunyai ukuran berat antara 6,5 – 200 ton dengan panjang antara 10-35 meter. Sedangkan paus dan dolpin yang berukuran kurang dari 10 meter dengan berat dibawah 5 ton dikelompokkan kedalam paus berukuran kecil. Paus biru merupakan mamalia laut yang terbesar di dunia dengan ukuran panjang dapat mencapai 31 meter dan berat 150 ton. Bandingkan dengan gajah Afrika yang merupakan mamalia terbesar di darat hanya mempunyai ukuran antara 3-4 ton atau sapi hanya 500 kg. Satu paus biru setara 300 ekor sapi. Populasi paus biru terancam oleh karena perburuan besar-besaran yang dilakukan oleh Inggris, Norwegia dan Jepang. Populasi paus biru kini tinggal sekitar 2.000 ekor, yang sebelumnya diperkirakan mencapai 200.000 ekor. Paus yang tidak bergigi menyaring air laut dengan baleennya, sedangkan paus begigi makanan utamanya berbagai jenis ikan, kril dan cumi. Ikan kesukaan paus adalah ikan teri, ikan sarden dan ikan makarel. Paus hidup di sekitar kutub utara dan kutub selatan
  • 9. 8 untuk mencari makan dan kemudian akan bermigrasi ke arah ekuator untuk melahirkan anaknya. Umur paus biru dapat mencapai 120 tahun, paus sperm 77 tahun, paus minke 50 tahun dan dolpin dapat hidup sampai umur 20-50 tahun. Paus biru mencapai umur dewasa sekitar 25 tahun. Masa kehamilan paus biru mencapai 11 bulan dan melahirkan anaknya tidak setiap tahun tetapi hanya 2-3 tahun sekali. Lamanya waktu kehamilan dan lamanya jarak antar kelahiran menyebabkan paus biru sangat rentan terhadap kepunahan. Paus akan menghabiskan waktunya untuk bermigrasi dari satu tempat ketempat yang lainnya. Sebagai contoh paus akan bermigrasi dari kutub selatan menuju laut banda melalui laut Sewu dan selat-selat di Nusa Tenggara Barat seperti Wetar dan Sape, akhirnya memasuki laut Banda. Di laut Banda paus-paus ini akan berkumpul dan tinggal selama 3-4 bulan dan selanjutnya kembali ke kutub selatan. Apa yang dilakukan paus-paus ini selama di laut Banda masih menjadi pertanyaan sampai sekarang. Kemungkinan mereka melakukan ritual perkawinan namun tidak untuk melahirkan karena selama di laut Banda tidak pernah dijumpai rombongan paus yang membawa bayinya. Lumba-lumba mempunyai kebiasaan hidup berbeda-beda tergantung jenisnya. Salah satu jenis lumba-lumba yang sering dimanfaatkan oleh manusia adalah Tursiops aduncus. Jenis ini merupakan lumba-lumba yang hidup didaerah pantai, daerah dekat terumbu karang dan lamun, biasanya hidup di antara kedalaman 50-100 meter. Lumba-lumba ini mencapai umur dewasa pada umur 10-15 tahun dan dapat mencapai umur 40 tahun. Siklus reproduksi antara 3-5 tahun dengan jumlah anakan satu ekor per kelahiran. Makanan lumba-lumba ini sejumlah binatang bentik, ikan-ikan karang dan cumi-cumi. Peran dan manfaat cetacean Peran cetacean secara ekologis merupakan karnivora paling atas dalam rantai makanan karena mereka memakan cumi dan ikan. Namun bagi paus baleen peran dalam rantai makanan memiliki keunikan tersendiri oleh karena beberapa paus yang tidak bergigi ini tidak memakan ikan, dia hanya memakan krill dan plankton saja. Jadi bukan merupakan top karnivora. Manfaat paus bagi kehidupan manusia adalah sebagai bahan makanan dan hal ini telah dilakukan sejak lama terutama bagi negara-negara yang berbatasan dengan kutub utara maupun kutub selatan. Negara Jepang, Norwegia, Inggris dan Kanada merupakan negara yang banyak memanfaatkan produk dari paus. Di jepang telah dimanfaatkan sejak jaman Meji. Seluruh bagian paus dapat dimanfaatkan tanpa sisa dan darinya dapat dihasilkan sekitar 35 produk olahan mulai yang berasal dari minyaknya, kulit, tulang, baleen, gigi, hati semuanya bermanfaat. Oleh karena itu paus dikenal sebagai hewan dengan “zero waste” atau tanpa limbah dan penghasil protein paling efisien.
  • 10. 9 Lumba-lumba di beberapa daerah di Indonesia ditangkap dan dagingnya dimakan namun sebagian besar nelayan Indonesia tidak menangkap lumba-lumba bahkan ada yang menganggap tabu untuk membunuh lumba-lumba. Lumba- lumba diyakini sebagai teman nelayan dan sering menolong bagi nelayan yang tersesat. Jenis Tursiops truncatus sering dilatih untuk melakukan pertunjukkan di tempat hiburan oceanorium. Bahkan pada akhir-akhir ini jenis lumba-lumba dilatih untuk menyembuhkan orang yang terkena stroke dan anak autis. Orang percaya sonar elektromagnetik yang dipancarkan dari moncong lumba-lumba dapat merangsang kesembuhan dari syaraf-syaraf yang terganggu akibat stroke. Lumba-lumba di Amerika bahkan dilatih untuk menangkal terorisme. Gambar 2. Pemanfaatan lumba-lumba sebagai hiburan. Ambergis merupakan bahan buangan dari paus jenis sperm whale. Buangan ini berupa bahan padat yang sengaja dimuntahkan oleh paus yang diperkirakan merupakan bahan-bahan sisa makanan yang tidak tercerna yang telah
  • 11. 10 mengalami berbagai proses didalam sistem pencernaan. Sampai saat ini belum diketahui mekanisme apa yang menyebabkan paus memuntahkan kembali bahan sisa makanan ini. Ambergis biasanya berwarna kuning terdampar dipantai dalam bentuk gumpalan-gumpalan, namun ada yang berwarna hitam kalau sengaja dikeluarkan dari perut paus. Ambergis yang berwarna kuning berbau harum dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan parfum. Informasi terakhir harga 1 kg ambergis dapat mencapai US $1000. Keanekaragaman jenis Cetacean merupakan kelompok ordo Cetacea yang termasuk dalam kelas Mamalia. Kelompok cetacean di dunia berjumlah 83 jenis ( Komatsu dan Misaki, 2004 ). Ordo cetacea dibagi menjadi dua sub ordo dan 10 suku. Di perairan Indonesia kekayaan jenis cetacean ini sebanyak 31 jenis. Sub ordo cetacea yaitu Mysticeti ( Paus dengan baleen ) dan Odontoceti ( Paus bergigi ). Mysticeti mempunyai tiga suku yaitu Balaenidae, Balaenopteridae, Eschrichtiidae. Anggota dari suku balaenopteridae antara lain paus biru ( Balaenoptera musculus ), paus punggung bengkok ( Megaptera noveangliae ), paus sei ( Balaenoptera borealis ) dan paus minke. Sedangkan ordo Odontoceti mempunyai 7 suku. Tabel 1. Daftar Jenis, Sebaran dan Kelimpahan cetacean yang ditemukan di Indonesia. (Sumber : Priyono, 2001) No Suku Jenis Nama Umum KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS 1 BALAENOPTERIDAE 1 Balaenoptera acustorostrata 2 Balaenoptera bonaerensis 3 Balaenoptera borealis Paus Sei 4 Balaenoptera edini 5 Balaenoptera musculus Paus Biru 2 6 Megaptera novaeangliae Paus punggung bongkok 2 2 DELPHINIDAE 7 Delphinus capensis 8 Delphinus delphis Lumba-lumba biasa 9 Feresa attenuata 10 Globicephala macrorhynchus Paus hitam bersisik pendek 11 Grampus griseus Lumba-lumba abu-abu 12 Lagenodelphis hosei 13 Peponocephala electra Paus temu kebon
  • 12. 11 14 Pseudorca crassdens Paus pemangsa palsu 15 Orcaella brevirostris Lumba-lumba mahakam 4 4 16 Orcaella heinsohni 17 Orcinus orca Paus pembunuh 18 Souse chinensis Lumba-lumba putih 19 Stenella attenuate Lumba-lumba totol 20 Stenella coeruleoalba Lumba-lumba strip putih 21 Stenella longirostris Lumba-lumba paruh payang 22 Steno bradanensis Lumba-lumba bergigi kasar 23 Tursiops aduncus Lumba-lumba hidung botol 3 1 1 24 Tursiops truncatus Lumba-lumba hidung botol 3 1 1 3 KOGIIDAE 25 Kogia breviceps Paus lodan kecil jauba 26 Kogia sima Paus lodan kecil 4 PHOCOENIDAE 27 Neophocaena phocaenoides Lumba-lumba sirip panjang 5 PHYSTEREIDAE 28 Physeter macrocephalus Paus sperm 6 ZIPHIIDAE 29 Mesoplodon densitoris 30 Mesoplodon ginkgodens 31 Ziphius cavirostris Paus paruh angsa Keterangan: KELIMPAHAN ( Abundance ) 1. Sangat Melimpah ( Very abundance ): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan. 2. Melimpah ( abundance ): jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai ( Common ): jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
  • 13. 12 4. Tidak umum dijumpai ( Uncommon ): jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang ( Rare ): jenis ini jarang dijumpai 6. Data kurang SEBARAN ( Distribution ) 1. Sangat luas ( Widespread ): menyebar di seluruh perairan di Indonesia 2. Luas : menyebar lebih dari 75 % dari perairan Indonesia 3. Terbatas : menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik : sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui ( tidak ada data ) NILAI EKONOMIS ( Economic Value ) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
  • 14. 13 DAFTAR PERTANYAAN Saudari Creani : 1. Kenapa Paus tidak dimanfaatkan sebagai sumber daya yang besar? Paus dianggap tabu oleh nelayan jika memburunya dalam keadaan besar besaran, walaupun ada beberapa suku di Indonesia yang memanfaatkan Paus sebagai bahan makanannya. Namun jika ingin memanfaatkannya pertimbangkan juga Paus sebagai fungsi ekologis yakni sebagai anggota dalam rantai makanan di ekosistem lautan, sehingga apabila diburu dalam jumlah yang besar akan mengganggu stabilitas ekosistem di lautan Saudara M. Askin Putra Fanella 1. Status paus sudah dalam keadaan bagaimana ? Status konservasi paus dengan ukuran terbesar Paus Biru saat ini dalam keadaan Terancam ( Endangered ) dikarenakan perburuan yang dilakukan oleh Inggris, Norwegia dan Jepang selain itu perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan Global juga membuat suhu lautan tidak lagi ideal sehingga mengganggu pola migrasi mereka. 2. Kenapa harus di konservasi? Cetacean merupakan salah satu Konsumen dalam rantai makanan, ada yang bersifat Konsumen III atau top predator ada juga merupakan Konsumen I atau pemangsa tumbuhan sehingga apabila salah satu tingkatan tropik hilang maka akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem yang terjadi di Lautan.