1. Eksplorasi Periopthalmus sp. (Mudskipper)
Periothalamus sp. atau yang biasa disebut ikan glodok adalah jenis ikan
yang bisa merangkak naik ke darat atau bertengger pada akar-akar pohon bakau.
Karena kemampuan inilah ikan glodok disebut juga ikan tembakul. Ikan ini hidup di
zona pasang surut di lumpur pantai yang ada pohon-pohon bakaunya. Klasifikasi dari
ikan glodok adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Gobiidae
Subfamili
: Oxudercinae
Genus
: Periothalamus
Spesies
: Periothalamus sp.
Gambar 1. Ikan Glodok
Sumber : waabmicronesia.wordpress.com dan www.mudskipper.it
2. Morfologi dan bentuk muka ikan ini sangatlah khas. Kedua matanya menonjol
di atas kepala seperti mata kodok, wajah yang dempak, dan sirip-sirip punggung yang
terkembang menawan. Badannya bulat panjang seperti torpedo, sementara sirip
ekornya membulat. Panjang tubuh bervariasi mulai dari beberapa sentimeter hingga
mendekati 30 cm. Keahlian yang dimiliki ikan yang satu ini, selain dapat bertahan
hidup lama di daratan (90% waktunya dihabiskan di darat), ikan gelodok dapat
memanjat akar-akar pohon bakau, melompat jauh, dan „berjalan‟ di atas lumpur.
Sebenarnya kaki yang dimiliki ikan glodok ini adalah sirip dadanya yang telah
mengalami adaptasi, sehingga menjadi kuat, dan bisa digunakan untuk berjalan di
lumpur mangrove. Pangkal sirip dadanya berotot kuat, sehingga sirip ini dapat
ditekuk dan berfungsi seperti lengan untuk merayap, merangkak dan melompat.
Daya bertahan di daratan ini didukung pula oleh kemampuannya bernafas
melalui kulit tubuhnya dan lapisan selaput lendir di mulut dan kerongkongannya, yang
hanya bisa terlaksana dalam keadaan lembab. Oleh sebab itu glodok setiap beberapa
saat perlu mencelupkan diri ke air untuk membasahi tubuhnya. Ikan
gelodok Periophthalmus koelreuterisetiap kalinya bisa bertahan sampai 7-8 menit di
darat, sebelum masuk lagi ke air. Di samping itu, gelodok juga menyimpan sejumlah
air di rongga insangnya yang membesar, yang memungkinkan insang untuk selalu
terendam dan berfungsi selagi ikan itu berjalan-jalan di daratan. Yang menarik
ketika berenang, kedua mata ikan glodok ini tetap muncul di permukaan mirip
periskop kapal selam dan kedua matanya mampu bergerak secara independent, jadi
yang satu bisa melihat ke kiri dan yang lainnya bisa melihat ke kanan pada saat
bersamaan. Selain itu, juga karena berada di luar rongga kepala, mata yang mereka
miliki mampu melihat ke segala arah alias dapat berputar 360 derajat.
Gambar 3. Anatomi Ikan Glodok
Sumber : taxo4254.wikispaces.com
Hidup di wilayah pasang surut, gelodok biasa menggali lubang di lumpur yang
lunak untuk sarangnya. Lubang ini bisa sangat dalam dan bercabang-cabang, berisi air
dan sedikit udara di ruang-ruang tertentu. Ketika air pasang naik, gelodok umumnya
bersembunyi dilubang-lubang ini untuk menghindari ikan-ikan pemangsa yang
berdatangan. Bila air surut ikan glodok banyak terlihat keluar dari air, merangkak
atau melompat lompat di atas lumpur dan jika air pasang ia masuk ke hutan bakau,
3. baru turun kembali ke lumpur-lumpur pantai bila air telah surut atau ia bersembunyi
pada lubang-lubang sarangnya. Ikan gelodok hanya dijumpai di pantai-pantai beriklim
tropis dan subtropis di wilayah Indo-Pasifik sampai ke pantai Atlantik Benua Afrika.
Ikan glodok biasanya ditemukan di muara-muara sungai yang banyak pohon
bakaunya. di pantai pulau-pulau karang yang ada bakaunya, glodok juga dapat di
temukan. Toleransinya sangat besar terhadap perubahan salinitas, suhu, pH dan DO.
Sirip dada ekornya digunakan sebagai alat gerak di darat. Ikan ini kadang-kadang
bergerombol bertengger pada akar-akar tunjang pohon bakau Rhizophora atau
berada di antara akar-akar tunjang pohon bakau Sonneratia. Ikan ini termasuk ikan
yang paling tahan terhadap kerusakan lingkungan hidup dan dapat tetap hidup dalam
kondisi yang “memprihatinkan” sekalipun.
Di Indonesia, ikan glodok ditemukan oleh Harden Berg pada tahun 1935 di
Sumatera dan Kalimantan dari jenis Periophtalmus sp dan sekarang telah tersebar
luas di sepanjang Pantai Utara Jawa, Segara Anakan Cilacap dan Nusakambangan,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku. Mereka dapat di temukan di
Taman Wisata Alam Angke Kapuk hingga ke Hutan Lindung Angke Kapuk dan hidup
diantara tumpukan sampah dan bahan pencemar lain yang menumpuk di muara
Jakarta.
Potensi ikan ini selain sebagai filter feeder, juga banyak dikonsumsi terutama
di negara Jepang. Karena ikan ini mengandung 7,91 % protein, 0,46 % lemak, 3,82 %
abu dan 72,80 % air. Sedangkan bila sudah dipanggang ikan glodok ini mempunyai
kandungan 24,31 % protein, 0,85 % lemak, 5,17 % abu dan 43,73 % air. Hal ini
dibuktikan oleh BBPMP pada tahun 1990. Selain menjadi santapan, ikan ini juga
digunakan sebagai obat tradisional, terutama sebagai peningkat tenaga lelaki dan
juga untuk kesehatan terutama janin ibu hamil. Nilai ekonomi dari ikan ini di
Indonesia belum optimal. Namun didaerah seperti Karawang dan Cilacap ikan ini
sudah diperjual belikan dengan harga Rp. 3.000/kg dengan pemanfaatan sebagai ikan
kering dan ikan asap.
Hingga saat ini belum ditemukan referensi mengenai budidaya ikan Gelodok
karena ikan ini termasuk ikan yang endemis sehingga tidak dapat ditemui di
sembarang tempat dan hidup di habitat yang khas yaitu daerah intertidal berlumpur
(daerah muara sungai yang masih terpengaruh oleh pasang surut air laut). Daerah
dengan kriteria tersebut salah satunya adalah ekosistem mangrove. Ekosistem
mangrove memiliki kriteria yang sangat cocok sebagai habitat ikan gelodok, sehingga
ikan ini sangat melimpah di mangrove. Ikan gelodok banyak ditemui di daerah
mangrove karena spesies ini memiliki adaptasi khusus yaitu adaptasi respiratorik dan
adaptasi morfologis yang sangat mendukung untuk dapat bertahan hidup di
lingkungan yang khas dan sangat labil karena terpengaruh pasang surut air laut.
DAFTAR ACUAN
4. Anggitsari
Parendra.
2012.
Ikan
Glodok.
http://unik.kompasiana.com/
2012/04/03/gelodok-si-ikan-unik-yang-lebih-suka-daratan-447016.html.
Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 15.13 WIB
Anonim. 2012. Ikan Glodok. http://indoindifish.blogspot.com/2012/03/ikan-glodokperiophthalmus-sp.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 15.13
WIB
Budidayanto,
Dwi.
2010.
Ikan
Mudskiper.
http://dwibudiyanto.blogspot.com/
2010/08/mengenal-ikan-glodok-mudskipper-dan.html. Diakses pada tanggal 19
Oktober 2013 pada pukul 15.13 WIB
Polgar,
Gianca.
2010.
Ikan
Glodok.
http://www.wetwebmedia.com/
ca/volume_7/volume_7_1/mudskippers.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013
pada pukul 15.13 WIB
Site, Adi. 2012. Ikan Glodok. http://kucingbatu.blogspot.com/2012/02/ikan-glodokadalah-ikan-yang-aneh-bisa.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul
15.13 WIB