SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
a “Status Anak Luar Nikah ditinjau dari
Hak Keperdataan Pasca Putusan MK
No. 46/PUU-VIII/2010”
DR.ENDANG PRASETYAWATI. SH.MHUM.
PERKAWINAN :
ialah ikatan lahir bathin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Pasal 28B ayat (1) UUD NRI 1945
“Setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan
yang sah”
Ketentuan sahnya perkawinan
 Sahnya suatu perkawinan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 yang telah dirubah dengan Undang-undang No. 16 tahun
2016 tentang Perkawinan,
 diatur di dalam Pasal 2 yaitu:
 ayat (1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu
 ayat (2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tersebut menetapkan dua garis
hukum yang harus dipatuhi dalam melakukan suatu perkawinan.
 Ayat (1) mengatur dengan tegas dan jelas tentang keabsahan suatu
perkawinan, yaitu bahwa satu-satunya syarat sahnya suatu perkawinan ialah
apabila perkawinan tersebut dilakukan menurut hukum masing-masing agama
dan kepercayaan dari mereka yang akan melangsungkan perkawinan.
 Kedua, Pencatatan Perkawinan.
PERLU DIGARIS BAWAHI
status kawin tidak tercatat tidak memiliki kekuatan
hukum yang mengikat karena tidak memiliki akta
otentik sebagai bukti keabsahan perkawinan.
Sebagaimana diatur dalam UU No.1 Tahun 1974, PP
No.9 Tahun 1975, Permenag No.20 Tahun 2019
tentang Pencatatan Pernikahan dan Inpres No.1 Tahun
1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
REALITAS
Pencatatan perkawinan dipandang tidak
lebih dari sekedar tindakan administratif
yang tidak ada pengaruhnya terhadap
keabsahan suatu perkawinan.
TUJUAN PERKAWINAN
REGENERASI/
LAHIRNYA ANAK
KEDUDUKAN ANAK
ANAK SAH
ANAK TIDAK SAH/ ANAK
LUAR KAWIN 
PUTUSAN Nomor 46/PUU-VIII/2010
 Menimbang bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka Pasal 43 ayat (1)
UU 1/1974 yang menyatakan, “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya
mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya” harus
dibaca, “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan
perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki
sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai
hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya”;
Menurut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-
VIII/2010,.
 status hukum pencatatan perkawinan bukanlah
merupakan faktor yang menentukan sahnya
perkawinan, karenanya pencatatan perkawinan
tersebut hanya merupakan kewajiban administratif
yang diwajibkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
SAMAR
Anak yang dilahirkan di luar perkawinan = anak
luar kawin/nikah
Hubungan perdata = hak keperdataan
ANAK LUAR KAWIN MENURUT KUH PERDATA
 ANAK LUAR KAWIN TANPA PENGAKUAN
 ANAK LUAR KAWIN DENGAN PENGAKUAN
(SEBELUM PERKAWINAN)
 ANAK LUAR KAWIN DENGAN PENGAKUAN
(SESUDAH PERKAWINAN)
ANAK LUAR KAWIN:
ANAK AKIBAT KAWIN SIRRI
ANAK AKIBAT KAWIN ADAT
ANAK AKIBAT ZINA
ANAK AKIBAT PERKOSAAN
ANAK SUMBANG
HAK KEPERDATAAN:
HAK KEBENDAAN
HAK PRIBADI
HAK DALAM HUKUM KELUARGA
HAK KEPERDATAAN DALAM HUKUM KELUARGA
HAK KEPERDATAAN SANGAT LUAS :  materiil dan immateriil
1. Hak atas nama/marga
2. Hak atas nafkah
3. Hak atas pemeliharaan/asuh
4. Hak atas perlindungan hukum
5. Hak atas kasih sayang
6. Hak atas harta perkawinan
7. Hak waris
PASAL 3 KUH PERDATA
TIADA SUATU HUKUMANPUN
MENGAKIBATKAN KEMATIAN
PERDATA, ATAU KEHILANGAN
SEGALA HAK KEWARGANEGARAAN
Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil
Kemendagri,
 Kamis, 7 Oktober 2021
 Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri,
Zudan Arif Fakrulloh menyatakan "Saya beri tahu
semua penduduk wajib terdata di dalam kartu
keluarga.
 Bagi yang nikah sirri bisa dimasukkan dalam satu
Kartu Keluarga (KK),"
Kolom Status Perkawinan.
Pada Format Kartu Keluarga sebelumnya, terdiri dari:
1. Belum kawin
2. Kawin
3. Cerai hidup
4. Cerai mati
Pada format baru :
1. Belum kawin
2. Kawin (Tercatat dan Belum
Tercatat)
3. Cerai hidup
4. Cerai mati
 'kawin tercatat’ yaitu perkawinan yang pasangan kawinnya
sudah memiliki buku nikah
 'kawin belum tercatat' yaitu perkawinan yang pasangan
kawinnya belum memiliki buku nikah.
Kawin belum tercatat
terminologi baru dalam
khasanah hukum administrasi
kependudukan di Indonesia
KESIMPULAN
KEDUDUKAN ANAK LUAR
KAWIN = KEDUDUKAN
ANAK SAH
KEGUNDAHAN
BAGAIMANA
PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP HAK-HAK ISTERI
SAH DAN ANAK SAH
Terimaksih….
Semoga
Sukses

More Related Content

Similar to SEMINAR STATUS ANAK LUAR NIKAH.pptx

Uu 1974 nomor 1 perkawinan
Uu 1974 nomor 1 perkawinanUu 1974 nomor 1 perkawinan
Uu 1974 nomor 1 perkawinan
Mystic333
 

Similar to SEMINAR STATUS ANAK LUAR NIKAH.pptx (20)

HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptx
HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptxHUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptx
HUKUM_PERDATA presentatiox (Keluarga 23).pptx
 
Uu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanUu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinan
 
Uu 1974 nomor 1 perkawinan
Uu 1974 nomor 1 perkawinanUu 1974 nomor 1 perkawinan
Uu 1974 nomor 1 perkawinan
 
Uu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanUu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinan
 
1974 uu 1-tahun-1974-perkawinan
1974 uu 1-tahun-1974-perkawinan1974 uu 1-tahun-1974-perkawinan
1974 uu 1-tahun-1974-perkawinan
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
HUKUM KELUARGA
HUKUM KELUARGAHUKUM KELUARGA
HUKUM KELUARGA
 
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945
Pendidikan Kewarganegaraan : Kedudukan penduduk dan wni menurut uud 1945
 
Hukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fixHukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fix
 
S.k. 5
S.k. 5S.k. 5
S.k. 5
 
S.k. 5
S.k. 5S.k. 5
S.k. 5
 
S.k. 5
S.k. 5S.k. 5
S.k. 5
 
Penegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status KewarganegaraanPenegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status Kewarganegaraan
 
Akibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatatAkibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatat
 
Kewarganegaraa1
Kewarganegaraa1Kewarganegaraa1
Kewarganegaraa1
 
Penegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status KewarganegaraanPenegasan Status Kewarganegaraan
Penegasan Status Kewarganegaraan
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Hubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga NegaraHubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga Negara
 
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdf
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdfUU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdf
UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.pdf
 
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling KeluargaKeluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
 

Recently uploaded

UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
Sumardi Arahbani
 

Recently uploaded (10)

interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 

SEMINAR STATUS ANAK LUAR NIKAH.pptx

  • 1. a “Status Anak Luar Nikah ditinjau dari Hak Keperdataan Pasca Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010” DR.ENDANG PRASETYAWATI. SH.MHUM.
  • 2. PERKAWINAN : ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • 3. Pasal 28B ayat (1) UUD NRI 1945 “Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah”
  • 4. Ketentuan sahnya perkawinan  Sahnya suatu perkawinan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah dirubah dengan Undang-undang No. 16 tahun 2016 tentang Perkawinan,  diatur di dalam Pasal 2 yaitu:  ayat (1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu  ayat (2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 5.  Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tersebut menetapkan dua garis hukum yang harus dipatuhi dalam melakukan suatu perkawinan.  Ayat (1) mengatur dengan tegas dan jelas tentang keabsahan suatu perkawinan, yaitu bahwa satu-satunya syarat sahnya suatu perkawinan ialah apabila perkawinan tersebut dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan dari mereka yang akan melangsungkan perkawinan.  Kedua, Pencatatan Perkawinan.
  • 6. PERLU DIGARIS BAWAHI status kawin tidak tercatat tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat karena tidak memiliki akta otentik sebagai bukti keabsahan perkawinan. Sebagaimana diatur dalam UU No.1 Tahun 1974, PP No.9 Tahun 1975, Permenag No.20 Tahun 2019 tentang Pencatatan Pernikahan dan Inpres No.1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.
  • 7. REALITAS Pencatatan perkawinan dipandang tidak lebih dari sekedar tindakan administratif yang tidak ada pengaruhnya terhadap keabsahan suatu perkawinan.
  • 9. KEDUDUKAN ANAK ANAK SAH ANAK TIDAK SAH/ ANAK LUAR KAWIN 
  • 10. PUTUSAN Nomor 46/PUU-VIII/2010  Menimbang bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka Pasal 43 ayat (1) UU 1/1974 yang menyatakan, “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya” harus dibaca, “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya”;
  • 11. Menurut Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU- VIII/2010,.  status hukum pencatatan perkawinan bukanlah merupakan faktor yang menentukan sahnya perkawinan, karenanya pencatatan perkawinan tersebut hanya merupakan kewajiban administratif yang diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
  • 12. SAMAR Anak yang dilahirkan di luar perkawinan = anak luar kawin/nikah Hubungan perdata = hak keperdataan
  • 13. ANAK LUAR KAWIN MENURUT KUH PERDATA  ANAK LUAR KAWIN TANPA PENGAKUAN  ANAK LUAR KAWIN DENGAN PENGAKUAN (SEBELUM PERKAWINAN)  ANAK LUAR KAWIN DENGAN PENGAKUAN (SESUDAH PERKAWINAN)
  • 14. ANAK LUAR KAWIN: ANAK AKIBAT KAWIN SIRRI ANAK AKIBAT KAWIN ADAT ANAK AKIBAT ZINA ANAK AKIBAT PERKOSAAN ANAK SUMBANG
  • 15. HAK KEPERDATAAN: HAK KEBENDAAN HAK PRIBADI HAK DALAM HUKUM KELUARGA
  • 16. HAK KEPERDATAAN DALAM HUKUM KELUARGA HAK KEPERDATAAN SANGAT LUAS :  materiil dan immateriil 1. Hak atas nama/marga 2. Hak atas nafkah 3. Hak atas pemeliharaan/asuh 4. Hak atas perlindungan hukum 5. Hak atas kasih sayang 6. Hak atas harta perkawinan 7. Hak waris
  • 17. PASAL 3 KUH PERDATA TIADA SUATU HUKUMANPUN MENGAKIBATKAN KEMATIAN PERDATA, ATAU KEHILANGAN SEGALA HAK KEWARGANEGARAAN
  • 18. Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri,  Kamis, 7 Oktober 2021  Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh menyatakan "Saya beri tahu semua penduduk wajib terdata di dalam kartu keluarga.  Bagi yang nikah sirri bisa dimasukkan dalam satu Kartu Keluarga (KK),"
  • 19. Kolom Status Perkawinan. Pada Format Kartu Keluarga sebelumnya, terdiri dari: 1. Belum kawin 2. Kawin 3. Cerai hidup 4. Cerai mati
  • 20. Pada format baru : 1. Belum kawin 2. Kawin (Tercatat dan Belum Tercatat) 3. Cerai hidup 4. Cerai mati
  • 21.  'kawin tercatat’ yaitu perkawinan yang pasangan kawinnya sudah memiliki buku nikah  'kawin belum tercatat' yaitu perkawinan yang pasangan kawinnya belum memiliki buku nikah.
  • 22. Kawin belum tercatat terminologi baru dalam khasanah hukum administrasi kependudukan di Indonesia
  • 23. KESIMPULAN KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN = KEDUDUKAN ANAK SAH