Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang Yoji Akao, seorang spesialis perencanaan Jepang yang mengembangkan metode Quality Function Deployment (QFD) pada tahun 1966; (2) QFD adalah metode untuk mentransformasikan permintaan pelanggan menjadi desain kualitas produk untuk memenuhi kepuasan pelanggan; (3) Dokumen tersebut juga menjelaskan tentang komponen dan contoh House of Quality (HO
3. Yoji Akao yang lahir pada tahun 1928 adalah spesialis
perencanaan Jepang yang diakui sebagai pengembang
HoshinKanri (metodologi perencanaan strategis). Beliau
menerima gelar Ph.D. pada tahun 1964 dari Institut Teknologi
Tokyo. ia mengembangkan Quality Function Deployment (QFD)
, Quality Function Deployment (QFD) pertama kali
dikembangkan di negara Jepang pada tahun 1966.
SHORT BIOGRAPHY
5. QFD
QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu metode untuk
mentransformasikan permintaan dari user menjadi sebuah design quality untuk
menyebarkan function forming quality dan menyebarkan metode-metode untuk
mencapai design quality ke dalam sistem, bagian komponen, dan elemen-elemen
spesifik dalam proses manufaktur.
QFD adalah sebuah proses intensif tenaga kerja. Pada dasarnya QFD
menginvestasikan waktu dalam perencanaan untuk mendapatkan keuntungan
dengan siklus pengembangan keseluruhan yang lebih pendek berdasarkan pada apa
yang diinginkan oleh customer. QFD juga akan meminimalisir kebutuhan untuk
melakukan redesign.
6. QFD juga sangat berguna untuk mentransformasikan Voice Of Customer (VOC) ke
dalam karakterisik teknis untuk sebuah produk atau layanan.
Metode standar untuk perbaikan proses yang sering menggunakan teknik QFD
adalah metode TQM (Total Quality Management).
Berbagai metode standar tersebut dapat diterapkan bersama-sama dengan baik
karena semuanya memiliki tujuan akhir yang sama, yakni memenuhi kepuasan
pelanggan (customer satisfaction).
7. History Of QFD
Metode QFD pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1996 oleh Dr. Yoji Akao,Teknik
tersebut dikembangkan dari praktek dan pengalaman di berbagai industri di Jepang. Pertama
kali dikembangkan pada tahun 1972 oleh perusahaan Mitsubishi di Kobe Shipyard. Kemudian
diadopsi oleh Toyota pada tahun 1978, dan pada tahun-tahun berikutnya juga dikembangkan
oleh perusahaan lainnya.
Fokus utama dari QFD ini yaitu melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk
sedini mungkin.
Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan puas dengan suatu produk
meskipun suatu produk yang dihasilkan sudah sempurna.
Karena sebaik apapun suatu produk, belum tentu dibutuhkan oleh konsumen.
8. Tujuan QFD
ā¢ Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan agar produk yang dihasilkannya dapat
memenuhi tingkat kualitas yang baik sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
ā¢ Melakukan pengembangan kebutuhan produk dan menjamin bahwa keinginan dari
pelanggan mendapatkan perhatian yang baik.
ā¢ Sebagai alat bantu dalam melakukan analisa kompetitor atau persaingan usaha baik
dari segi teknis maupun dari sudut pandang konsumen sehingga diperoleh strategi
pemasaran yang tepat.
ā¢ Menetapkan prioritas atau tujuan jangka pendek dan jangka panjang suatu perusahaan.
ā¢ Membuat suatu proses komunikasi yang formal atau resmi.
ā¢ Memumculkan ide dan perbaikan produk secara terus menerus (continuous
improvement), sehingga desain sasaran produk sesuai dengan keinginan konsumen.
9. Manfaat Metode QFD
a) Time-efficient, yaitu mengurangi waktu pengembangan produk. Dengan penerapan
QFD maka program pengembangan produk akan memfokuskan pada kebutuhan dan
harapan pelanggan
b) Time-oriented. QFD menggunakan pendekatan yang berorientasi pada kelompok.
Semua keputusan didasarkan pada consensus dan keterlibatan semua orang dalam
diskusi dan pengambilan keputusan dengan teknik brainstorming.
c) Documentation-oriented. QFD menggunakan data dan dokumentasi yang berisi
semua proses dan seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan. Data dan dokumentasi
ini digunakan sebagai informasi mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan yang
selalu diperbaiki dari waktu ke waktu.
11. HOUSE OF QUALITY (HOQ)
House of quality adalah suatu framework yang
digunakan pada proses QFD yang digunakan
untuk menerjemahkan kebutuhan atau
permintaan pelanggan, berdasarkan riset pasar
dan benchmarking data, dalam jumlah yang
sesuai target yang harus dipenuhi oleh desain
produk baru.
Metode HoQ ini didesain untuk membantu
perusahaan agar dapat fokus pada
karakteristik dari sebuah produk atau layanan
yang ada dengan memperhatikan segmentasi
pasar dan kebutuhan pengembangan
teknologi.
14. Kelemahan QFD
ā¢ Memerlukan input dan analisa data subyektif dalam jumlah yang besar.
ā¢ Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk input manual dari proses angket
ataupun survei yang dilakukan.
ā¢ Memerlukan keahlian spesifik beragam, seperti misalnya pada bagian input
memerlukan ahli analis pasar, pada bagian kualitas membutuhkan ahli untuk
menerjemahkan karakteristik ke dalam spesifikasi teknis.
ā¢ Karena metode QFD ini hanya sebuah alat, maka tidak ada kejelasan mengenai
kerangka pemecahan masalah.
ā¢ Tidak memiliki deskripsi kerja (job description) yang tepat untuk orang-orang
yang terlibat di dalamnya.
ā¢ Kesulitan dalam pengisian matriks.
1. Perencanaan Produk
Untuk metode pada QFD, ini adalah Tahapan yang sangat kritis,karena Pada tahap ini akan dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu membutuhkan waktu dan ketrampilan untuk mendengarkan. Pada proses ini voice of customer akan di gunakan untuk mendesain produk yang sesuai dengan kebutuhan customer, Pada tahap ini juga akan di gunakan sebuah matriks perencanaan yang di sebut dengan house of quality.
2. Tahap perencanaan komponen
Selanjutnya, setelah kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut diketahui oleh perusahaan. Perusahaan akan melakukan perbandingan antara kebutuhan teknik (technical requirements) dengan karakteristik komponen sehingga terciptalah desain produk yang akan diluncurkan
3. Tahap Perencanaan Proses (Process Planning)
Ketika desain produk sudah tercipta, maka yang dibutuhkan perusahaan adalah menentukan prosedur atau tahapan dan berbagai parameter kedalam karakteristik proses produksi supaya memenuhi persyaratan teknis.
4. Tahap Perencanaan Pengendalian Proses (Process Planning Control)
Jika perencanaan proses produksi sudah ditetapkan, perusahaan perlu melakukan monitoring selama proses produksi berlangsung.Perusahaan akan Menyusun langkah-langkah pengendalian kualitas yang akan dilakukan.
A. Customer Needs and Benefits
Bagian pertama dari HoQ adalah Customer Needs and Benefits, atau sering disebut sebagai suara pelanggan (Voice of Customer) dimana perusahaan mendapatkan umpan balik mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan
Bagian ini akan menghasilkan data atau informasi yang terstruktur mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan berdasarkan hasil riset pasar. Data tersebut kemudian diungkapkan dalam bahasa pelanggan dan bersifat kualitatif.
B. Planning Matrix
Bagian kedua dari HOQ adalah planning matrix. Bagian ini merupakan tempat penentuan sasaran/tujuan produk, didasarkan pada hasil interpretasi tim terhadap data riset pasar.
Riset pasar merupakan tahapan penting dalam perencanaan sebuah produk. Data riset pasar diperoleh dari gabungan antara prioritas-prioritas bisnis perusahaan dengan prioritas-prioritas kebutuhan pelanggan. Setelah menentukan setiap item prioritas apa yang paling penting bagi pelanggan, perusahaan harus menentukan setiap aspek dari item yang dibutuhkan. Perusahaan dapat menggunakan data yang diketahui dari riset pasar tersebut untuk mengetahui posisi relatif produk terhadap produk pesaing.
C. Technical Response
Bagian ketiga dari HOQ adalah technical response, sering juga disebut Substitute Quality Characteristic (SQCs). Pada bagian ini terjadi proses penerjemahan dari kebutuhan pelanggan (voice of customer) ke dalam bahasa pengembang (voice of developer).
Proses technical response ini akan mencari jawaban dari pertanyaan how (bagaimana) kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Karyawan melakukan brainstorming, yaitu dengan mencari cara-cara yang perlu dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
D. Relationship Matrix
Bagian keempat dari HoQ adalah pengisian bagian matrik hubungan (relationships matrix)
Fungsi utama dari relationship matrix adalah untuk membangun hubungan antara pelanggan dan ukuran kinerja yang dirancang untuk meningkatkan produk. Pada bagian ini akan dicari hubungan sebab akibat (impact) yang ditimbulkan oleh masing-masing karakteristik teknis terhadap kebutuhan pelanggan dari produk tertentu.
Tahapan ini dilakukan untuk menentukan aspek apa yang perlu diperbaiki untuk melampaui kompetitor. Dengan gambaran pelanggan, perusahaan dapat mulai merumuskan strategi untuk meningkatkan produk mereka.
E. Technical Correlations
Bagian kelima dari HoQ adalah technical correlations, matriks yang terletak paling atas dan bentuknya menyerupai atap. Tahapan ini dilakukan untuk membantu tim dalam menentukan desain yang mengalami bottleneck, dan menentukan kunci komunikasi diantara para perencana.
Selain itu, matriks ini juga menggambarkan hubungan dan ketergantungan antar karakteristik teknik yang satu dengan karakteristik teknik yang lainnya. Antar elemen karakterisik teknik tersebut, mungkin saling mempengaruhi, baik positif (saling mendukung) ataupun negatif (saling bertentangan).
F. Technical Matrix
Bagian terakhir ini adalah technical matrix dimana perusahaan mengumpulkan tiga jenis data, yaitu sebagai berikut:\
ā¢ Technical response priorities, yaitu tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis
ā¢ Competitive technical benchmarks, yaitu technical benchmarking yang menguraikan informasi mengenai keunggulan technical response dari competitor
ā¢ Technical targets, yaitu target kinerja karakteristik teknis dari produk yang dikembangkan.