2. Latar Belakang
Keterbatasan dana menyebabkan sebagian pesantren beroperasi
alakadarnya tanpa adanya peningkatan dalam hal layanan Pendidikan, atau
pengadaan sarana prasarana yang kurang memadai, yang pada akhirnya
berdampak buruk pada mutu lulusan pesantren.
Pesantren sebagai sebuah organisasi harus survive dalam menghadapi
kondisi lingkungannya. jika mampu beradaptasi dengan lingkungan, maka
organisasi tersebut akan bertahan, tapi jika tidak, lambat laun hanya tinggal
nama saja.
3. Lanjutan Latar Belakang
Permasalahan kurangnya dana seringkali menjadi
alasan klasik yang menghambat cita-cita sebuah
organisasi. Untuk itu perlunya sebuah langkah preventif
dalam menggalakan dana yaitu dengan mendirikan unit
usaha untuk kemandirian yang tujuannya
mendatangkan profit demi menciptakan kemandirian
lembaga.
4. RUMUSAN MASALAH
Mengapa Pondok
Pesantren harus mandiri?
Apa saja bentuk
pengembangan
kewirausahaan pondok
pesantren?
Bagaimana manajemen
unit usaha pondok
pesantren?
Bagaimana Strategi
pengembangan ekonomi
pondok pesantren?
01
03
02
04
6. Ada tiga alasan pentingnya memandirikan lembaga pendidikan pondok pesantren:
1. Pesantren sudah teruji sebagai pusat pendidikan yang bisa bertahan bertahun-
tahun, dan pesantren juga memiliki SDM yang melimpah yang berpotensi menjadi
SDM yang unggul
2. Pesantren dan masyarakat sekitarnya memiliki sumber daya ekonomi yang bila
dikelola dengan baik bisa menjadi potensi ekonomi yang berkelanjutan.
3. Pesantren harus dimandirikan adalah karena lembaga ini juga memiliki jejaring
antar pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Jaringan itu terbentuk baik dari
relasi guru-murid (alumni), maupun dari sanad keilmuan.
7. Perbaikan ekonomi pesantren sangat penting karena sebagai
penunjang meningkatnya layanan pendidikan dan
peningkatan sarana prasarana Pesantren.
9. Pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-1 Himpunan Ekonomi Bisnis
Pesantren (Hebitren) Indonesia yang digelar secara virtual pada Selasa, 27
Oktober 2020. strategi pengembangan ekonomi dan bisnis pesantren yang
menjadi bagian dari pengembagan ekonomi syariah di Indonesia, yang potensinya
sangat besar. Program-program tersebut dirancang dalam enam prioritas utama:
1. Memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian pesantren, masyarakat,
dan nasional.
2. Program pengembangan ekonomi syariah didesain khusus untuk menjadi arus
pertumbuhan baru dengan mendukung penguatan ekonomi syariah melalui
pemberdayaan ekonomi pesantren.
10. 3. Dibangun ekosistem pesantren dengan program yang bersifat
dari hulu ke hilir (end to end process). Ekosistem ekonomi dan
bisnis pesantren yang dirancang dimulai dari tahap-tahap input
produksi, manajemen, hingga ke pemasaran.
4. Disiapkan peta jalan kemandirian ekonomi pesantren dalam
mengelola beberapa hal. Mulai dari replikasi model usaha, virtual
market, central excellent, dan pembentukan holding bisnis.
5. Program prioritas akan menyentuh peningkatan akses pesantren
mulai dari sisi pasar keuangan, wirausahawan, jejaring, teknologi,
hingga digitalisasi. Dan, keenam, penguatan infrastruktur dan kerja
sama kelembagaan antarpesantren dan mitra bisnis.
12. pemasaran organisasi. Keempat
informasi tersebut adalah (1) Internal
record sistem, sistem ini meliputi
keseluruhan informasi mengenai
jumlah konsumen, biaya pemasaran,
calon konsumen potensial, segmen
pasar dan lain sebagainya; (2)
Marketing intelligence sistem, meliputi
serangkaian sumber dan prosedur yang
menyediakan informasi tentang
perkembangan yang terjadi di
masyarakat yang berkaitan dengan
kebutuhan masyarakat inteligen
pemasaran dengan memperbaiki
kualitas dengan motivasi pimpinan; (3)
Marketing research system, terdiri dari
desain sistematis pengumpulan,
analisis, dan pelaporan data, penemuan
masalah spesifik; dan (4) Analytical
marketing system, terdiri dari dua
perangkat pemasaran dan permasalahan
pemasaran
● Dalam tahap ini yang dilakukan adalah
pemasaran. Fungsi pemasaran dalam lembaga
pendidikan adalah untuk membentuk citra
baik dan menarik minat sejumlah calon siswa.
13. ● Dalam tahap Pelaksanaan yang dilakukan adalah pemasaran.
● Kotler & Andreasen memberikan empat sistem untuk informasi pemasaran
organisasi. Keempat informasi tersebut adalah (1) Internal record sistem,
sistem ini meliputi keseluruhan informasi mengenai jumlah konsumen, biaya
pemasaran, calon konsumen potensial, segmen pasar dan lain sebagainya; (2)
Marketing intelligence sistem, meliputi serangkaian sumber dan prosedur
yang menyediakan informasi tentang perkembangan yang terjadi di
masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat inteligen pemasaran
dengan memperbaiki kualitas dengan motivasi pimpinan; (3) Marketing
research system, terdiri dari desain sistematis pengumpulan, analisis, dan
pelaporan data, penemuan masalah spesifik; dan (4) Analytical marketing
system, terdiri dari dua perangkat pemasaran dan permasalahan pemasaran
15. ● Bentuk usaha yang dapat dilaksanakan adalah: koperasi pondok pesantren.
● Selain itu juga dengan menciptakan sumber-sumber ekonomi lainnya
dengan melihat letak geografis pesantren. Beberapa usaha perekonomian
pesantren misalnya peternakan, perkebunan, dan usaha air minum. Sumber
ekonomi ini dapat bekerja sama dengan mitra usaha lain atau dapat berdiri
sendiri yang berawal dari modal nilai kemandirian.