Unsur kebudayaan Mesir Kuno dalam novel Throne of Fire terdiri dari bahasa Hieroglif, sistem kepercayaan dan religi yang menitikberatkan pada dewa-dewa Mesir Kuno seperti Ra, Isis, Horus, dan lainnya, serta pengaruh warisan darah keturunan para Firaun yang mempengaruhi para tokoh novel dalam menggunakan kekuatan sihir.
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
KTI "Analisis Unsur Kebudayaan Mesir Kuno dalam Novel The Kane Chronicles: Throne of Fire karya Rick Riordan " oleh Aulia Asri
1. i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul Analisis Unsur Kebudayaan Mesir Kuno dalam Novel The
Kane Chronicles:Throne of Fire Karya Rick Riordan telah disetujui sistematika
penulisannya pada tanggal 9 November 2019.
Mengetahui : Banjarmasin, 15 Agustus 2019
Kepala SMAN 1 Banjarmasin Guru Pengampu,
Dra. Hartini, M.M Fuji Hidjriyati, M.Pd
Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I
NIP.19601111 198703 2 005 NIP. 19710922 199702 2 003
2. ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Aulia Asri
NIS : 12352
Kelas : XII IPA 1
Judul Penulisan : Analisis Unsur Kebudayaan Mesir Kuno dalam Novel The
Kane Chronicles: Throne of Fire Karya Rick Riordan
Dengan ini menerangkan bahwa karya tulis ini benar-benar karya saya, bukan terjemahan,
saduran, atau jiplakan. Jika terbukti karya tulis ini hasil terjemahan, saduran, atau
jiplakan, maka saya bersedia dikenakan sanksi.
Demikian surat pernyataan saya buat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Banjarmasin, 9 November 2019
Yang Membuat Pernyataan
Aulia Asri
NIS.12532
3. iii
ABSTRAK
Asri, Aulia. 2019. Analisis Unsur Kebudayaan Mesir Kuno dalam Novel The Kane
Chronicles: Throne of Fire Karya Rick Riordan. Karya Tulis Ilmiah. SMA Negeri 1
Banjarmasin Guru Pengampu: Fuji Hidjriyati, M.Pd.
Kata Kunci: Novel, budaya.
Karya tulis ilmiah dengan judul Analisis Unsur Kebudayaan dalam Novel The Kane
Chronicles: Throne of Fire karya Rick Riordan ini menitikberatkan pada salah satu unsur
ekstrinsik karya sastra yaitu unsur kebudayaan. Alasan dipilihnya unsur kebudayaan karena
di dalam novel terdapat banyak informasi mengenai kebudayaan Mesir Kuno yang dapat
dikupas secara mendalam.
Tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu mengidentifikasi unsur kebudayaan Mesir
Kuno dan pengaruh unsur kebudayaan terhadap para tokoh dalam novel The Kane
Chronicles: Throne of Fire karya Rick Riordan.
Metode yang digunakan dalam melakukan analisis novel ini adalah metode kualitatif
dengan langkah-langkah mencari data, menganalis data, menyajikan data, dan
menverifikasi data.
Hasil yang didapatkan dari analisis novel ini adalah novel Throne of Fire berisi unsur
kebudayaan berupa : bahasa, metode pengetahuan, sistem masyarakat atau organisasi sosial,
metode peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan
kesenian serta pengaruh unsur kebudayaan terhadap para tokoh.
Unsur kebudayaan terdapat di seluruh cerita karena para tokoh dilahirkan dan
ditakdirkan memiliki keturunan garis darah dari para Fir’aun serta dilatih untuk mendapat
kemampuan seperti para penyihir dari zaman Mesir Kuno secara turun temurun. Para tokoh
juga akan mendapatkan pengaruh dari terungkapnya identitas diri mereka yang memiliki
darah para Fir’aun. Mereka harus menjalani perubahan kebudayaan yang berbeda dengan
zaman sekarang.
Novel The Kane Chronicles: Throne of Fire karya Rick Riordan bercerita mengenai
dua kakak beradik penyihir Kane yang harus mencari cara untuk mencegah dewa
kekacauan Apophis untuk bangkit dari penjaranya di Du’at dengan cara membangkitkan
kembali musuh bebuyutannya, dewa matahari Ra. Satu-satunya cara yang bisa mereka
lakukan adalah dengan mencari potongan-potongan dari kitab Ra di seluruh Nome di dunia.
Tetapi para penyihir senior di seluruh Nome mencekal mereka ditambah sang ketuanya
sendiri termakan hasutan penyihir lain bernama Vlad Menshikov.
Mereka harus membangkitkan Ra bagaimanapun caranya karena dalam kurun waktu
lima hari, penjara Apophis akan hancur karena kekuatan Ra saat mengarungi Duat tidak ada
lagi untuk menangkalnya. Selain itu, Nome kedua satu serta sekolah sihir mereka terancam
akan dimusnahkan oleh para penyihir senior yang membenci mereka akibat mereka
menggunakan jalan dewa yang sudah ditentang ribuan tahun oleh para penyihir di Nome.
4. iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyusun karya tulis
yang berjudul Analisis Unsur Kebudayaan Mesir Kuno dalam Novel The Kane
Chronicles:Throne of Fire karya Rick Riordan.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang dimaksudkan untuk melatih kemampuan penulis sebagai pelajar dalam
menulis karya tulis ilmiah.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Selan itu, penulis juga dalam
penyusunan tidak bekerja sendiri melainkan atas dukungan, bantuan, serta masukan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan tangan terbuka menerima kritikan, saran
atau tanggapan mengenai karya tulis ilmiah ini.
Atas terselesaikannya karya tulis ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu, baik secara langsung maupun tidak, khususnya
kepada :
1. Kepala SMA Negeri 1 Banjarmasin, Dra. Hartini, M.M
2. Fuji Hidjriyati, M.Pd. selaku Guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing
penulis dalam pembuatan karya tulis ini.
3. Kedua orang tua tercinta
4. Teman sebangku penulis, Nur Dea Fitriana yang telah setia menemani setiap
waktu penulis sampai karya tulis selesai digarap.
5. Teman-teman SMA Negeri 1 Banjarmasin yang telah memberi masukan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
5. v
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Banjarmasin, 21 Februari 2019
Penulis
6. vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................................... 3
BAB II TEORI LANDASAN .................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Budaya................................................................................................... 4
2.2. Pengertian Kebudayaan........................................................................................... 4
2.3. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli............................................................ 4
2.4. Unsur-Unsur Kebudayaan....................................................................................... 5
2.5. Pengertian Novel..................................................................................................... 9
2.6. Pengertian Analisis.................................................................................................. 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................................ 10
3.1. Metode Penelitian.................................................................................................. 10
3.2. Objek Penelitian.................................................................................................... 10
3.3. Tempat Penelitian.................................................................................................. 10
7. vii
3.4. Waktu Penelitian................................................................................................... 10
3.5 Teknik Analisis Data............................................................................................. 11
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................... 12
4.1. Analisis Novel Secara Umum ............................................................................. 12
4.1.1 Tahap Penyituasian ..................................................................................... 12
4.1.2 Tahap Pengenalan....................................................................................... 12
4.1.3 Tahap Konflik ............................................................................................ 22
4.1.4. Tahap Klimaks ........................................................................................... 23
4.1.5 Tahap Penyelesaian Klimaks .......................................................................24
4.2. Analisis Novel Secara Khusus ............................................................................ 25
4.2.1 Analisis Unsur Kebudayaan Mesir Kuno...................................................... 25
4.2.2 Analisis Pengaruh Unsur Kebudayaan terhadap Para Tokoh ..........................94
BAB V PENUTUP................................................................................................................... 98
5.1 Kesimpulan............................................................................................................ 98
5.2. Saran ................................................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 100
BIODATA PENULIS.................................................................................................................... 2
LAMPIRAN................................................................................................................................... 3
8. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Novel adalah karya sastra yang berupa cerita berdurasi panjang dengan disertai
berbagai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Novel sendiri terdiri dari berbagai macam
genre dan sub-genre yang berbeda seperti fantasi, horror, sejarah, komedi, drama,
romance, fiksi ilmiah, misteri dan lain sebagainya. Novel yang dibuat oleh penulis
seringkali digunakan oleh pembaca sebagai hiburan atau sekedar melepas kepenatan.
Tetapi selain untuk menjadi bahan bacaan di kala senggang, penulis juga
memasukkan berbagai unsur ke dalam novel yang dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan atau menjadi penunjang isi dan alur dari novel tersebut.
Dalam karya tulis ini, penulis akan membahas sebuah novel dengan genre
fantasi yang memiliki unsur tambahan di dalamnya untuk menunjang alur novel.
Unsur yang ditambahkan ke dalam novel tersebut adalah unsur kebudayaan.
Setiap bangsa di dunia pasti memiliki kebudayaan masing-masing. Kebudayaan
lahir dari hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Dapat dikatakan kebudayaan adalah
keseluruhan yang kompleks dari suatu masyarakat.
Tanpa kebudayaan, sebuah masyarakat tidak akan memiliki jati diri mereka
masing-masing. Kebudayaan mencerminkan setiap kegiatan dan perbuatan dari suatu
manusia atau masyarakat. Kebudayaan mencakup berbagai hal baik berupa benda
maupun perbuatan. Mempelajari sebuah kebudayaan berarti mempelajari suatu
bangsa. Bangsa-bangsa yang besar dari masa lampau dapat dicontoh kepribadiannya
dari kebudayaan mereka. Apa yang mereka tinggalkan di masa sekarang adalah hasil
nyata dari adanya sebuah kebudayaan yang menunjang kehidupan bermasyarakat
sebuah peradaban besar yang pernah ada.
9. 2
Terpilihnya novel Throne of Fire karya Rick Riordan oleh penulis dikarenakan
novel ini banyak membahas sebuah kebudayaan dari peradaban lama yang terkenal
akan kehebatan masyarakat dan kemasyhuran bangsanya yaitu Mesir. Setiap tokoh di
dalam novel ini terikat secara langsung maupun tidak kepada kebudayaan itu hingga
apapun yang mereka lakukan atau ciptakan adalah cerminan dari kebudayaan mereka.
Berdasarkan uraian yang dijelaskan tersebut, penulis menyusun sebuah
penelitian yang berjudul Analisis Unsur Kebudayaan Mesir Kuno dalam Novel The
Kane Chronicles: Throne of Fire karya Rick Riordan.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1.2.1 Apa saja unsur kebudayaan?
1.2.2 Apa saja unsur kebudayaan Mesir Kuno yang terdapat dalam novel The
Kane Chronicles: Throne of Fire karya Rick Riordan?
1.2.3 Bagaimana pengaruh unsur kebudayaan Mesir Kuno terhadap para
tokoh dalam novel The Kane Chronicles: Throne of Fire karya Rick
Riordan?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.3.1 Mendeskripiskan apa saja unsur kebudayaan
1.3.2 Mendeskripiskan unsur kebudayaan Mesir Kuno yang terdapat dalam
novel The Kane Chronicles: Throne of Fire karya Rick Riordan
10. 3
1.3.3 Mendeskripsikan pengaruh unsur kebudayaan Mesir Kuno
terhadadap para tokoh dalam novel The Kane Chronicles: Throne of
Fire karya Rick Riordan
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu:
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang
dirumuskan. Selain itu dengan selesainya penelitian ini diharapkan dapat
menjadi motivasi bagi peneliti untuk semakin aktif menyumbangkan hasil
karya ilmiahnya terutama penelitian sastra.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pembelajaran kepada
siswa mengenai dalam hal kebudayaan dan analisis secara sosial mengenai
suatu masyarakat atau peradaban.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini bagi pembaca diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai sebuah unsur kebudayaan dari suatu peradaban.
Dengan begitu, pembaca dapat menyebarkan informasi ini kepada seluruh
siswa di sekolah.
11. 4
BAB II
TEORI LANDASAN
2.1. Pengertian Budaya
Budaya merupakan segala upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan
mengubah alam. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi (Idianto. 2013:135).
2.2. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
2.3. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli
2.3.1 E.B Taylor
Suatu keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,seni,
kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang
dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.3.2 Kluckhon dan Kelly
Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang tersurat maupun
tersirat, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang
potensial untuk perilaku manusia.
2.3.3 Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi
Semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
12. 5
2.3.4 Koentjaraningrat
Keseluruhan sistem gagasan tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2.4. Unsur-Unsur Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, dengan mengacu pada pendapat Kluckhohn,
menggolongkan unsur-unsur pokok yang ada pada tiap kebudayaan dunia sebagai berikut.
2.4.1 Bahasa
Menurut ilmu antropologi, bahasa adalah suatu sistem perlambangan manusia
yang dilakukan secara lisan maupun tulisan. Bahasa yang ada di dunia dapat
diklasifikasikan berdasarkan rumpun, sub rumpun, keluarga, maupun sub keluarga.
(http://pertiwiup.blogspot.com/2017/10/unsur-unsur-budaya-universal-beserta.html.
Diunduh pada hari Kamis, 19 September 2019. Pukul 11:47:13 WITA ).
2.4.2 Metode Pengetahuan
Sistem pengetahuan berfungsi untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia
terhadap suatu ilmu. Sistem pengetahuan sendiri memiliki arti suatu unsur
kebudayaan yang mengatur hal yang dapat membantu manusia untuk lebih
berkembang dengan apa yang ada.(http://pertiwiup.blogspot.com/2017/10/unsur-
unsur-budaya-universal-beserta.html Diunduh pada hari Kamis, 19 September 2019.
Pukul 11:46:10 WITA).
Metode pengetahuan dibedakan menjadi enam yaitu:
13. 6
2.4.1.1 Pengetahuan tentang Kondisi Alam
Mencakup pengetahuan mengenai astronomi, musim, dan juga gejala
alam. Pengetahuan tentang alam diperoleh melalui kegiatan sehari-hari misalkan
berlayar, berburu, dan bertani.
2.4.1.2 Pengetahuan tentang Tumbuhan
Mencakup pengetahuan dasar seperti bercocok tanaman. Hampir di
setiap tempat semua masyarakatnya mempunyai pemgetahuan dasar mengenai
tumbuhan. Misalnya tumbuhan apa yang dapat dimakan oleh manusia,
tumbuhan untuk binatang ternak, tumbuhan untuk obat alami, dan sebagainya.
2.4.1.3 Pengetahuan tentang Binatang
Mencakup pengetahuan dan informasi mengenai binatang dan hewan
yang dapat ditemukan di suatu masyarakat. Baik binatang ternak maupun
binatang buas dan lain sebagainya.
2.4.1.4 Pengetahuan tentang Tubuh Manusia
Mencakup mengenai informasi mengenai karakteristik dan fungsi dari
tubuh manusia yang diketahui oleh suatu masyarakat.
2.4.1.5 Pengetahuan tentang Sifat
Mencakup mengenai cara bertingkah laku, adat istiadat, norma yang
berlaku, norma, hukum, dan peraturan.
2.4.1.6 Pengetahuan tentang Ruang dan Waktu
Mencakup pengetahuan mengenai ruang dan waktu dan untuk sistem
penanggalan.
14. 7
2.4.3 Sistem Sosial Kemasyarakatan/ Organisasi Sosial
Masyarakat ialah suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di
suatu wilayah dan membentuk sebuah sistem, baik semi terbuka maupun semi
tertutup, dimana interaksi yang terjadi di dalamnya adalah antara individu-individu
yang ada di kelompok tersebut. (https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-
masyarakat.html. Diunduh pada hari Kamis, 19 September 2019. Pukul 11:44:02
WITA).
Sistem kemasyarakatan meliputi kekerabatan, perkumpulan, sistem
kenegaraan, dan sistem kesatuan hidup.
2.4.4 Metode Teknologi
Teknologi menurut Wikipedia Indonesia adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia. (https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi. Diunduh pada hari Kamis,
19 September 2019. Pukul 11:40:23 WITA).
Menurut Koentjaraningrat, ada delapan macam sistem dan unsur teknologi.
1) Alat produksi
2) Wadah untuk menyimpan barang
3) Senjata
4) Rumah atau Tempat Tinggal
5) Makanan dan Minuman
6) Pakaian
7) Transportasi
15. 8
2.4.5 Sistem Ekonomi
Pokok bahasan dalam unsur perekonomian adalah tentang bagaimana suatu
kelompok masyarakat menggunakan sistem perekonomian untuk digunakan sebagai
mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka.(https://kitchenuhmaykoosib.com/unsur-kebudayaan/.Diunduh pada hari
Kamis,19 September 2019. Pukul 11:23:20 WITA).
2.4.6 Sistem Religi
Menurut Emile Durkheim yang berpendapat bahwa religi sebagai keterkaitan
orang pada sesuatu yang dipandang sakral yang berfungsi sebagai simbol masyarakat
dan saling ketergantungan orang-orang dalam masyarakat yang bersangkutan.
(https://bapigif.blogspot.com/2019/05/pengertian-dan-konsep-sistem-religi.html.
Diunduh pada hari Kamis,19 September 2019. Pukul 11:26:15 WITA).
2.4.7 Sistem Kesenian
Menurut Koentjaraningrat, kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide,
norma-norma, gagasan, nilai-nilai, serta peraturan dimana kompleks aktivitas dan
tindakan tersebut berpola dari manusia itu sendiri dan pada umumnya berwujud
berbagai benda-benda hasil cipta
manusia.(http://woocara.blogspot.com/2015/11/pengertian-kesenian-dan-menurut-
para-ahli.html#ixzz5zvz5Podp. Diunduh pada hari Kamis,19 September 2019. Pukul
11:36:15 WITA).
Kesenian sendiri meliputi beberapa jenis, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari,
dan seni drama.
16. 9
2.5. Pengertian Novel
Menurut KBBI Indonesia, novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dan
menonjolkan watak (karakter) dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari bab dan sub-bab
tertentu sesuai dengan kisah ceritanya. Penulis novel disebut novelis.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Novel. Diunduh pada hari Kamis,19 September 2019. Pukul
11:51:56 WITA).
2.6. Pengertian Analisis
Analisa berasal dari kata Yunani Kuno “analusis” yang berarti melepaskan. Analusis
terbentuk dari dua suku kata yaitu “ana” yang berarti kembali dan “luein” yang berarti
melepas. Sehingga pengertian analisa yaitu suatu usaha dalam mengamati secara detail pada
suatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau
menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut.
Menurut Robert J. Schreiter (1991) mengatakan analisa merupakan membaca teks,
dengan menempatkan tanda-tanda dalam interaksi yang dinamis dan pesan yang
disampaikan. (https://pengertiandefinisi.com/pengertian-analisa-menurut-ahli/. Diunduh
pada hari Kamis,19 September 2019. Pukul 11:57:34 WITA).
2.7. Pengertian Ekstrinsik
Ekstrisik berarti berasal dari luar (tentang nilai mata uang, sifat manusia, atau nilai
suatu peristiwa); bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sesuatu; tidak
termasuk intinya. (https://kbbi.web.id/ekstrinsik. Diunduh pada hari Kamis,19 September
2019. Pukul 12:07:25 WITA).
17. 10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan hanya menjelaskan
fakta- fakta secara adanya, tanpa adanya perlakuan apa pun. Data yang dimaksud berupa
fakta yang bersifat kualitatif.
3.2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang dilakukan adalah novel kedua dari trilogi The Kane
Chronicles yaitu Throne of Fire karya Rick Riordan. Penerbit PT Mizan Publika. Tahun
terbit 2012. Cetakan ketiga, Oktober 2012. Tebal buku 480 halaman.
3.3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Banjarmasin. Jalan Mulawarman 25
Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Banjarmasin, Provinsi
Kalimantan Selatan. 70117. Telepon 0511-3353567
Sebelah utara berbatasan dengan Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin, sebelah
timur berbatasan dengan SMK Negeri 1 Banjarmasin, sebelah barat berbatasan dengan
Gedung Pramuka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Lapangan Tenis Mulawarman
Banjarmasin.
3.4. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 56 hari. Mulai dari hari Kamis, 15 Agustus 2019
sampai hari Rabu, 9 November 2019.
18. 11
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1. Mencari Data
Penulis menghimpun atau mengumpulkan data dari referensi buku-buku dan
website di Internet yang berkaitan dengan bahan penelitian. Selanjutnya penulis,
membuat daftar data yang akan dianalisis lebih lanjut.
3.5.2. Menggali Data
Penulis menggali data dari objek penelitian. Hasil-hasil yang diperoleh
akan dianalisi secara tepat.
Merevisi Data
Penulis merevisi data secara benar agar hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis. Selain itu, revisi juga perlu dilakukan agar
tidak terjadi kesalahan dalam penelitian maupun penelitian.
19. 12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Analisis Novel Secara Umum
4.1.1 Tahap Penyituasian
Tahap penyituasian adalah tahapan dalam novel yang mengondisikan pembaca
untuk mengenal apa dan bagaimana pengarang memberikan gambaran awal kepada
pembaca. Situasi awal ini diperlukan agar pembaca lebih mudah untuk membaca dan
mulai tertarik melanjutkan tahapan cerita berikutnya.
Kutipan:
Pekerjaan itu seharunya sederhana: Menyelinap masuk ke dalam Museum
Brooklyn, meminjam artefak Mesir tertentu, dan meninggalkan tempat ini tanpa
tertangkap.
Bukan, ini bukan perampokan. Kami pasti akan mengembalikan artefak itu.
Namun, kurasa kami memang terlihat mencurigakan: empat anak berpakaian ninja
tersebut atap museum. Oh, dan seekor babun, yang juga berpakaian ninja. Jelas-jelas
mencurigakan (halaman 2)
Kutipan tersebut menunjukan tahapan awal kepada pembaca yang akan
menjadi rujukan awal untuk kejadian yang akan terjadinya berikutnya. Penulis
menjelaskan mengenai keadaan para tokoh yang sedang berusaha untuk menyelinap ke
dalam sebuah museum untuk mengambil artefak Mesir tertentu dengan keadaan tubuh
yang mencurigakan berupa pakaian berbalut ninja bersama seekor babun yang
berkeadaan sama.
4.1.2 Tahap Pengenalan
Tahap pengenalan yaitu tahap dalam novel yang mengenalkan keadaan fisik
atau keadaan batin beserta karakter tokohnya.
Berikut merupakan pengenalan para tokoh dominan dalam novel The Kane
Chronicles: Throne of Fire karya Rick Riordan.
20. 13
4.1.2.1 Tokoh Sadie Kane
Kutipan :
Dia memakai pakaian yang sama sepertiku dengan tambahan combat
boots. Rambut pirangnya bersemburat merah−sangat cocok untuk misi
penyelinapan. Dengan mata biru dan warna kulit yang terang, dia sama
sekali tidak mirip denganku, sesuatu yang bukan masalah menurut kami.
Selalu menyenangkan rasanya punya pilihan untuk menyangkal bahwa
gadis sinting di sebelahku ini adalah saudara perempuanku. (halaman 3).
Dari kutipan tersebut diketahui kalau tokoh Sadie Kane sangat berbeda dari
saudara laki-lakinya tetapi mereka tidak mempermasalahkan hal itu dan
merupakan gadis yang sinting dalam sudut pandang saudara laki-lakinya.
4.1.2.2 Tokoh Carter Kane
Kutipan :
Aku mengenali rambut keriting patung itu, garis-garis wajahnya, pedang
yang menempel di tangannya. Jaz bahkan menuliskan nama patung itu
dengan huruf hieroglif di dadanya: CARTER.
Kau akan memerlukan ini dalam waktu dekat, kata Jaz kepadaku.
Sepanjang pengetahuanku, Jaz bukan peramal. Dia tak bisa melihat masa
depan. Jadi apa yang dimaksud olehnya? Bagaimana aku bisa tahu kapan
aku harus menggunakan patung ini? Sambil memandangi Carter mini
tersebut, aku punya perasaan buruk bahwa nyawa kakakku secara harfiah
diletakkan di tanganku. (Halaman 32)
Kutipan tersebut menjelaskan kalau Carter adalah kakak laki-laki Sadie
Kane. Dari patung yang dibuat oleh Jaz diketahui kalau Carter memiliki
rambut keriting dengan garis wajah dan digambarkan suka membawa
pedang.
4.1.2.3 Tokoh Jaz
Kutipan :
Jaz adalah seorang pemandu sorak dari Nashvillle. Namanya adalah
kependekan dari Jasmine, tapi jangan pernah memanggilnya dengan nama
itu kecuali kau ingin diubah menjadi semak-semak. Dia cantik, tipe
pemandu sorak yang cantik dan berambut pirang−bukan benar-benar
21. 14
tipeku−tetapi kita pasti menyukainya karena dia baik pada semua orang
dan selalu siap membantu. Dia juga punya bakat sihir penyembuh. Jadi,
dia adalah orang yang sangat tepat untuk diajak pergi kalau-kalau ada
masalah, yang selalu menimpaku dan Sadie pada sekitar sembilan puluh
sembilan persen kesempatan. (halaman 8)
Di kutipan tersebut, dijelaskan bahwa Jaz dulu adalah pemandu sorak di
Nashville yang memiliki nama asli Jasmine dan tidak suka dipanggil
dengan nama aslinya. Menurut Carter, ia cantik dengan rambut pirang dan
baik pada semua orang. Dia juga memiliki bakat di sihir penyembuh.
4.1.2.4 Tokoh Walt Stone
Kutipan :
Walt berusia empat belas tahun, sama denganku, tetapi dia cukup tinggi
untuk menjadi pemain depan tim olahraga universitas. Dia punya potongan
tubuh yang pas untuk itu−ramping dan berotot−dan kaki cowok itu besar
sekali. Kulitnya secoklat biji kopi, sedikit lebih gelap daripada kulitku, dan
rambutnya cepak sehingga terlihat seperti bayangan di kulit kepalanya.
Meskipun udara dingin, dia mengenakan kaus tanpa lengan berwarna
hitam dan celana pendek untuk olahraga−bukan pakaian standar
penyihir−tetapi tak ada yang mempertanyakan Walt. Dia adalah murid
kami yang pertama datang, jauh-jauh dari Seattle, dan cowok itu adalah
seorang sau−pembuat jimat−alamiah. Dia mengenakan serenceng kalung
rantai emas berjimat sihir yang dia buat sendiri. (halaman 8)
Dalam kutipan tersebut, Walt merupakan seorang remaja empat belas tahun
yang memiliki tubuh tinggi hingga hampir disamakan dengan pemain
basket universitas, berkulit gelap, dan atletis. Walt juga adalah murid
pertama yang didapat Sadie dan Carter yang jauh-jauh datang dari Seattle.
Selain itu, Walt memiliki bakat membuat jimat alami.
4.1.2.5 Tokoh Bast
Kutipan :
Sahabat lamaku, Bast, menjulang tersebutku. Dengan senyum tipis dan
mata kuningnya yang berkilat-kilat, dia bisa jadi sedang khawatir atau
justru merasa geli. Sulit untuk memprediksikan segala sesuatu yang
berkaitan dengan sang Dewi Kucing. Rambut hitamnya diikat ke belakang
22. 15
membentuk ekor kuda. Dia mengenakan baju terusan ketat ala pesenam
yang berpola kulit macan tutul, seolah-olah dia hendak jungkir balik ke
belakang. Sejauh pengetahuanku, itu memang mungkin saja dilakukannya.
Seperti tadi kubilang, sulit memprediksikan segala sesuatu yang berkaitan
dengan sang Dewi Kucing.(halaman 32)
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diketahui kalau Bast adalah seorang
Dewi Kucing Mesir yang merupakan sahabat lama tokoh. Bast menurut
tokoh sangat sulit diprediksi karena ia akan berkelakuan seperti kucing dan
manusia. Juga, Bast digambarkan sebagai seorang wanita dengan mata
kuning berkilat dan rambut hitam dikuncir ke belakang seperti ekor kuda.
4.1.2.6 Tokoh Vlad Menshikov
Kutipan :
Namun, mata pria berpakaian putih itu terlihat seolah telah disiram
dengan air keras, kemudian dicakar kucing berkali-kali. Kelopak matanya
berupa kumpulan jaringan luka yang tidak menutup dengan benar. Alisnya
terbakar habis dan dihiasi goresan yang dalam. Kulit tersebut tulang
pipinya berupa lapisan bilur merah, dan matanya sendiri terdiri dari
kombinasi warna merah darah dan putih susu yang begitu mengerikan
sampai-sampai aku tidak percaya dia bisa melihat.
Dia menarik napas, mengeluarkan bunyi ngik-ngik sedemikian parah,
sampai membuat dadaku ikut sakit. Berkilauan di bajunya sebuah kalung
perak dengan jimat berbentuk ular. (halaman 43)
Kutipan tersebut memaparkan bahwa Vlad Menshikov diketahui memiliki
mata yang sangat rusak dengan berbagai luka terbuka mengerikan hingga
tokoh lain tidak percaya ia bisa melihat. Selain itu saat bernafas, ia
mengeluarkan bunyi ngik-ngik parah yang membuat tokoh lain seolah-olah
merasakan rasa sakitnya. Vlad Menshikov juga memakai jimat perak
berbentuk ular di bajunya.
23. 16
4.1.2.7 Tokoh Michael Desjardins
Kutipan :
Aku tak pernah melihat si Tuan Menyenangkan itu sejak penyerangan kami
ke Piramida Merah, dan aku terkejut melihat betapa cepatnya dia menua.
Dia baru saja menjadi Ketua Lector beberapa bulan silam, tetapi rambut
hitam licin dan janggut bercabangnya sekarang sudah dihiasi warna abu-
abu. Dia bersandar dengan letih pada tongkatnya, seolah-olah mantel kulit
macan tutul Ketua Lector yang tersampir di bahunya seberat timbal.
(halaman 41)
Kutipan tersebut menceritakan bahwa Michael Desjardins adalah seorang
Ketua Lector, tetapi menurut paparan ia terlihat menua dengan cepat.
Rambutnya yang hitam licin dan janggut bercabangnya sudah berwarna
abu-abu. Michael Desjardins sendiri terlihat letih.
4.1.2.7 Tokoh Paman Amos
Kutipan :
Dia terlihat sudah benar-benar pulih dan berpenampilan semodis
biasanya. Dia mengenakan kacamata berbingkai kawat, topi pendek, dan
kemeja wol dari Itali berwarna hitam yang membuatnya tidak terlihat
terlalu pendek dan gempal. Rambut panjangnya dikepang ketat dan dihiasi
batu-batu hitam yang gemerlapan−batu obsidian, barangkali. Dia bisa
dikira sebagai musisi jaz (yang memang pekerjaannya) atau pimpian mafia
Afrika Amerika (yang bukan pekerjaannya). (halaman 46)
Kutipan tersebut menjelaskan kalau Paman Amos merupakan orang yang
modis. Ia mengenakan topi pendek, kacamata hitam, dan kemeja wol Itali
yang membuatnya terlihat tidak terlalu pendek atau gempal. Berkat
penampilannya ia bisa dikira seorang musisi Jazz atau malah pimpinan
mafia Afrika Amerika.
24. 17
4.1.2.7 Tokoh Anubis
Kutipan :
Sungguh ajaib jantungku tidak terlompat keluar. Aku berbalik dan
mendapati diriku berhadapan muka dengan Anubis. Dia sedang berada
dalam wujud manusianya sebagai seorang remaja pria yang berambut
gelap berombak dan mata cokelat hangat. Dia mengenakan kaos band
Death Weather dan jins hitam yang sangat cocok untuknya. (halaman 110)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Anubis bukan seorang manusia. Ia
mengambil wujud manusia berupa remaja laki-laki berambut gelap
berombak dan mata cokelat. Dia diketahui memakai kaus band Death
Weather dan jins hitam.
4.1.2.8 Tokoh Bes
Kutipan :
Tingginya separuh tinggiku, tubuhnya lebih gempal ketimbang pamanku
Amos, dan lebih jelek dari semua orang di planet ini. Raut wajahnya jelas-
jelas seperti manusia purba. Di bawah alis lebatnya yang hanya sebelah,
salah satu matanya lebih besar daripada yang lain. Janggutnya terlihat
seperti sering dipakai untuk menggosok panci berminyak. Kulitnya dihiasi
bilur-bilur merah, dan rambutnya terlihat seperti sarang burung yang
habis dibakar lalu diinjak-injak.
Ketika melihatku, dia mengerutkan kening dengan marah, yang sama sekali
tidak memperbaiki penampilannya. (halaman 127)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Bes merupakan orang yang
sangat jelek. Raut wajahnya seperti manusia purba dengan penampilan
acak-acakan. Tubuhnya lebih gempal dari paman Amos dan wajahnya yang
tidak simetris.
25. 18
4.1.2.9 Tokoh Set
Kutipan :
Ketika badai mereda, sesosok pria yang mengenakan setelan sutra
berwarna merah berdiri di depan kami. Kulitnya sewarna minuman Kool-
Aid rasa ceri, rambut di kepalanya terpangkas licin, janggutnya berwarna
hitam, dan mata hitamnya yang berkilauan dihiasi celak. Dia terlihat
seperti iblis Mesir yang siap menghabiskan malam di kota. (halaman 176)
Kutipan tersebut menceritakan bahwa tokoh Set merupakan seorang pria,
seorang Dewa Kejahatan Mesir yang memiliki warna kulit sewarna ceri dan
bersetelan merah. Rambutnya dipangkas licin, berjanggut hitam, dan mata
dihiasi celak.
4.1.2.10 Tokoh Ra
Kutipan :
Sosok yang menduduki singgasana tersebut tidak terlalu mengesankan. Ra
adalah pria tua keriput dengan tubuh membungkuk dalam bentuk tanda
tanya, kulit kepalanya yang gundul dihiasi bintik-bintik coklat sementara
wajahnya begitu kendur dan penuh kerutan sehingga terlihat seperti
topeng. Hanya dua matanya yang bercelak yang memberi tanda bahwa dia
masih hidup, karena kedua mata itu penuh sakit dan keletihan. Dia
mengenakan kilt dan hiasan leher, yang sama sekali tidak mendekati
kepantasan Anubis mengenakannya. (halaman 203)
Kutipan tersebut mengatakan bahwa Ra yang merupakan Dewa Matahari
Mesir terlihat seperti pria yang sangat tua dengan tubuh bungkuk, kepala
gundul yang dihiasi bintik-bintik coklat dan wajah yang begitu keriput. Dia
terlihat sangat letih dan kesakitan.
4.1.2.11 Tokoh Isis
Kutipan :
Sesosok perempuan muncul, dan berlutut di depan singgasana. Aku
mengenalinya, tentu saja. Rambutnya panjang hitam serta dipotong ala
26. 19
Cleopatra dan dia mengenakan gaun sutra tipis berwarna putih yang
menyempurnakan sosok anggunnya. Sayap pelanginya yang terang,
berpendar-pendar seperti aurora. (halaman 204)
Kutipan tersebut mendeskripsikan tokoh Isis sebagai seorang wanita yang
dikenali tokoh Sadie. Dia adalah Dewi Sihir yang berambut panjang hitam
bergaya ala Cleopatra. Dia memakai gaun sutra tipis putih yang anggun. Isis
juga memiliki sayap pelangi yang berpendar seperti warna aurora.
4.1.2.12 Tokoh Zia Rashid
Kutipan :
Di dalam sarkofagus itu, Zia Rashid mengambang dalam balutan jubah
putih. Kedua lengannya menyilang di dada. Di tangannya dia
menggenggam sebuah kait gembala dan cambuk, lambang firaun. Tongkat
dan tongkat sihirnya mengapung di sebelahnya. Rambut hitam pendeknya
melayang di sekitar wajahnya, yang sama cantiknya dengan yang kuingat.
Jika kalian pernah melihat patung terkenal Ratu Nefertiti, Zia
mengingatkanku kepadanya dengan alis yang terangkat, tulang pipi tinggi,
hidung yang anggun, dan bibir merah yang sempurna. (halaman 243)
Berdasarkan kutipan tersebut, Zia seperti tertidur dalam sarkofagus dengan
kedua lengan menyilang di dada menggenggam kait gembala dan cambuk,
sebuah lambang firaun. Tongkat, tongkat sihirnya, dan rambutnya
melayang. Menurut Carter, ia sama cantiknya dengan Ratu Nefertiti.
4.1.2.13 Tokoh Ptah
Kutipan :
Dari koridor menuju luar di seberang ruangan itu. Dia mengenakan jubah
kumal, sejenis serban, dan sandal. Dia memegang sepucuk senapan di
sampingnya. Dia menyeringai ke arah kami, dan saat dia mendekat, aku
melihat kedua matanya putih kosong. Kulitnya dihiasi warna kebiruan
samar, seolah-olah dia tengah tercekik dan benar-benar menikmati
pengalaman itu.
“Maaf aku tidak menjawab lebih cepat,” kata petani itu, “aku Ptah. Dan
bukan, Sadie, aku bukan Dewa Ludah.” (halaman 297)
27. 20
Berdasarkan kutipan tersebut, dijelaskan bahwa Ptah sedang merasuki
petani tua yang memiliki warna kebiruan samar seolah-olah tercekik dan
matanya putih kosong. Dia juga memasang senapan dengan jubah kumal,
sejenis serban, dan bersandal. Sadie menyebutnya sebagai Dewa Ludah
karena namanya berirama dan mirip seperti meludah.
4.1.2.14 Tokoh Horus
Kutipan :
Dia menjelma dalam wujud manusia, seorang pemuda berotot dengan kulit
perunggu dan kepala tercukur plontos. Perhiasan berkilauan pada pakaian
perangnya yang terbuat dari kulit dan khopesh tergantung di samping
tubuhnya. Kedua matanya berkilauan−satu emas, satu perak. (halaman
311)
Kutipan tersebut menceritakan Horus sebagai seorang Dewa Perang sedang
dalam wujud manusianya. Ia berwujud pemuda berotot dengan kulit
sewarna perunggu dan kepala plontos. Ia memakai pakaian perang dari kulit
dan pedang khopesh tergantung di samping tubuhnya. Matanya berkilauan,
yang satu emas dan satunya perak.
4.1.2.15 Tokoh Khnum
Kutipan :
Dia mengenakan kilt seperti Carter, hanya saja kilt raksasa ini terdiri dari
kain yang cukup untuk membuat sepuluh layar kapal. Ia bertubuh seperti
manusia dan berotot, dipenuhi bulu manusia−jenis bulu badan menjijikan
yang membuatku ingin mendirikan yayasan pencabutan bulu gratis untuk
pria-pria yang terlalu banyak bulunya. Dia berkepala domba jantan:
moncongnya putih dengan cincin kuningan di hidungnya sementara
tanduknya yang melingkar digantungi lusinan lonceng perunggu. Kedua
matanya terpisah jauh, dengan selaput pelangi berwarna merah dan celah
vertikal sebagai manik matanya. Kurasa semua itu terdengar menakutkan,
tetapi manusia domba itu tidak memancarkan kesan jahat bagiku. Malah
dia terlihat sangat familier, entah mengapa. Dia tampak lebih sendu
daripada mengancam, seolah-olah dia telah berdiri di pulau karang
28. 21
kecilnya di bagian tengah sungai itu begitu lama, sampai-sampai dia lupa
mengapa dia berada di sana. (halaman 350)
Kutipan tersebut menceritakan Khnum sebagai dewa berkepala domba
jantan tetapi bertubuh manusia berotot yang dipenuhi bulu. Bagi Sadie, ia
tidak terlihat menakutkan dan malah terlihat sangat familiar. Khnum terlihat
sendu seolah-olah dia sudah terjebak begitu lama.
4.1.2.16 Tokoh Tawaret
Kutipan :
“Apa?” Dia memaksakan diri untuk keluar dari kondisi tidak sadarnya.
“Benar. Maaf. Eh, apakah anda ini dewi? Tawaret, atau semacam itu?”
Wanita kuda nil itu menampakkan kedua gigi raksasanya dalam ekspresi
yang kuharap merupakan seulas senyum. “Wah, baik sekali kau
mengenaliku! Ya, sayang. Aku ini Tawaret. Kalian bilang kalian mencari
seseorang? Sanak saudara? Apakah kalian ini dewa?” (halaman 365)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Tawaret merupakan seorang dewi
yang berwujud sebagai kuda nil. Ia tersenyum pada Carter dan Sadie dan
senang saat mereka bisa mengenalinya sebagai Tawaret.
4.1.2.17 Tokoh Osiris
Kutipan :
Dia meletakkan tangan tersebut bahu kami dan mengamati kami, kedua
matanya berbinar-binar. Aku nyaris percaya dia masih manusia biasa,
tetapi jika mengamati lebih cermat, aku bisa melihat lapisan lain pada
penampilannya, seperti gambar berlapis yang kabur: lelaki berkulit biru
dalam jubah putih dan mahkota firaun. Di seputar lehernya terdapat jimat
djed, simbol Osiris. (halaman 390)
Berdasarkan kutipan tersebut, diketahui bahwa Osiris mengambil alih tubuh
ayah Sadie dan Carter. Ia masih memiliki tubuh ayah mereka tetapi semakin
dilihat ia semakin terlihat seperti Osiris yang asli dengan tubuh biru dibalut
jubah putih dengan mahkota firaun. Di lehernya terdapat jimat djed.
29. 22
4.1.2.18 Tokoh Khonsu
Kutipan :
Dewa Bulan mengangkat satu alis. “Ya ampun, kondisi Ra buruk, ya? Tapi,
ya, Carter. Kau benar sekali. Aku adalah Dewa Bulan, tapi aku juga punya
sedikit pengaruh pada waktu. Aku bisa memperpanjang atau
memperpendek hidup manusia. Bahkan para dewa bisa dipengaruhi
kekuatanku. Begini, bulan itu berubah-ubah. Cahayanya bertambah dan
berkurang. Kau perlu−berapa, tiga jam tambahan? Aku bisa membuatkan
itu untukmu dari cahaya bulan, jika kau dan adik perempuanmu mau
bertaruh untuk itu. Aku bisa membuat agar gerbang Pintu Kedelapan
belum tertutup.” (halaman 397)
Kutipan tersebut menjelaskan Khonsu adalah seorang Dewa Bulan. Tetapi
selain berkuasa pada bulan, ia juga bisa mengubah waktu. Dia menawarkan
bantuan kepada Carter dan Sadie beberapa jam tambahan supaya gerbang
Pintu Kedelapan belum tertutup asalkan mereka mau bertaruh.
4.1.2.19 Tokoh Apophis
Kutipan :
Matanya yang rusak telah sembuh. Wajahnya yang melepuh menjadi halus,
muda, dan tampan. Setelah putihnya memperbaiki diri, kemudian kainnya
berubah warna menjadi merah tua. Riak menjalari kulitnya, dan kusadari
dengan ngeri bahwa sisik ular mulai tumbuh di kepalanya.(halaman 419)
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa Apophis mengambil
alih tubuh Menshikov dan semua cacatnya sembuh seketika. Ia menjadi
muda kembali tetapi sisik ular mulai tumbuh di kepalanya.
4.1.3 Tahap Konflik
Tahap konflik adalah tahapan di dalam novel yang mempertemukan tokoh
protagonis, antagonis serta tritagonis. Kemunculan para tokoh ini menimbulkan
pertentangan awal di antara para tokoh yang dihadirkan penulis.
30. 23
Kutipan:
“Dan aku akan membereskan Keluarga Kane pada waktunya, tetapi Apophis
adalah ancaman terbesar kita. Kita harus mengerahkan ular itu. Jika ada
kemungkinan keluarga Kane bisa membantu kita memulihkan ketenangan−“
“Tapi Ketua Lector,” Vladimir menyela. Nada suaranya mengandung
itensitas baru−suatu desakan yang nyaris magis. “Keluarga Kane adalah bagian dari
persoalan kita. Mereka telah mengacaukan keseimbangan Ma’at dengan
membangkitkan dewa-dewa. Mereka mengajarkan sihir terlarang. Sekarang mereka
hendak membangkitkan Ra, yang sudah tidak berkuasa sejak permulaan Mesir.
Mereka akan menjerumuskan seluruh dunia ke dalam huru-hara. Ini hanya akan
menguntungkan pihak kekacauan.”
Desjardins mengedipkan mata beberapa kali, seolah bingung. “Barangkali
kau benar. Aku...aku harus memikirkan hal ini.”
Vladimir membungkukkan badan. “Baiklah, Tuanku. Saya akan
mengumpulkan pasukan kita dan menunggu perintah anda untuk menghancurkan
rumah Brooklyn.”
“Menghancurkan...” Desjardins mengerutkan kening. “Ya, kau akan
menunggu perintahku. Aku akan memilih waktu penyerangannya, Vladimir.”
(halaman 45)
Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Ba Sadie melalui mimpinya, para
Dewan Kehidupan tidak merestui kegiatan mereka untuk membangkitkan Ra. Selain
itu, Vladimir akan ditugaskan langsung untuk membasmi dan menyerang tempat
mereka tinggal di waktu yang sudah ditetapkan. Secara langsung, mereka akan segera
diburon habis-habisan dan dunia akan terancam kiamat karena Apophis akan bangkit.
4.1.4. Tahap Klimaks
Tahap klimaks adalah tahapan saat terjadinya pertentangan antara para tokoh
yang menimbulkan konflik atau masalah di antara para tokoh. Tahap ini
memunculkan ketegangan antar tokoh.
Kutipan:
“Bagus sekali,” Katanya, “bagus sekali, Sadie Kane!”
Dia berdiri, dan segenap energi sihir di gua itu seperti melesat menuju
tubuhnya−kabut keemasan, cahaya merah, hieroglif-hieroglif menyala−semuanya
31. 24
masuk ke tubuh Menshikov seolah-olah dia sekarang memiliki daya gravitasi lubang
hitam.
Matanya yang rusak telah sembuh. Wajahnya yang melepuh menjadi halus,
muda, dan tampan. Setelan putihnya memperbaiki diri, kemudian kainnya berubah
warna menjadi merah tua. Riak menjalari kulitnya, dan kusadari dengan ngeri bahwa
sisik ular mulai tumbuh di kulitnya.
Tersebut Kapal Matahari, Ra bergumam, “Oh tidak. Perlu zebra.”
Seluruh tepian sungai berubah menjadi pasir merah.
Menshikov mengulurkan tangannya ke arah adikku. “Berikan kumbangnya
padaku, Sadie. Aku akan mengampunimu. Kau dan saudaramu akan hidup. Walt akan
hidup.” (halaman 419)
Kutipan tersebut menjelaskan tahap klimaks berupa Apophis berhasil keluar
dari penjara abadinya di Du’at tepat saat ekuinoks. Ia mengambil alih sepenuhnya
tubuh milik Vlad Menshikov dan bergerak secara bebas. Ia akan menghacurkan aspek
terakhir dari perjalanan malam Ra dan yang menjadi penyegelnya selama beribu-ribu
tahun dari menghacurkan dunia seisinya, Khepri sang Dewa kumbang. Personifikasi
Ra saat matahari terbit.
4.1.5 Tahap Penyelesaian Klimaks
Tahap penyelesaian klimaks atau konflik yang terjadi di antara para tokoh.
Tahap ini memberi penjelasan kepada pembaca, akhir dari konflik cerita dalam novel.
Tahap penyelesaian klimaks tergantung apa yang dikehendaki oleh penulis novel.
Kutipan:
“Lihatlah!” dia berkata pada kerumuan dewa. “Carter dan Sadie Kane, yang
telah membangkitkan dewa kita! Jangan lagi ada keraguan: Apophis, musuh kita,
telah bangkit. Kita harus bersatu di belakang Ra.”
Ra mengigau dalam tidurnya, “Ikan, kue, walet,” kemudian dia kembali
mendengkur.
Horus berdeham.“Aku mengikrarkan kesetiaanku! Aku berharap kalian semua
melakukan hal yang sama. Aku akan melindungi kapal Ra saat kami melintasi Du’at
malam ini. Masing-masing dari kalian akan bergiliran melakukan tugas ini sampai
Dewa Matahari... pulih seutuhnya.”
32. 25
Dia terdengar benar-benar tidak yakin hal ini akan terjadi.
“Kita akan mencari cara untuk mengalahkan Apophis!” ujarnya, “sekarang,
mari kita rayakan kembalinya Ra! Kuterima Carter Kane sebagai saudara.”(halaman
447)
Berdasarkan kutipan tersebut, diketahui bahwa para dewa-dewi mulai bersatu
setelah Ra berhasil dibangkitkan kembali oleh Kane bersaudara. Mereka akan mencari
cara untuk mengalahkan Apophis dan bergantian seperti dulu lagi untuk menjaga Ra
saat terjadi perjalanan malam melalui Du’at.
4.2. Analisis Novel Secara Khusus
4.2.1 Analisis Unsur Kebudayaan Mesir Kuno
Analisis unsur kebudayaan adalah penyelidikan mengenai 7 unsur kebudaayan
oleh Koentjaraningat yaitu: bahasa, metode pengetahuan, sistem
masyarakat/organisasi sosial, teknologi, sistem ekonomi, sistem religi, dan kesenian.
4.2.1.1 Analisis Unsur Bahasa
Analisis unsur bahasa ialah analisis mengenai cara komunikasi
seseorang atau suatu masyarakat yang berbentuk kalimat lisan maupun tulisan
di dalam novel Throne of Fire karya Rick Riordan.
Kutipan 1:
Sadie menyipitkan mata memandang prasasti hieroglif yang ada. Sejak
dia memiliki tubuh perantara bagi roh Isis, sang Dewi Sihir, Sadie
memiliki kemampuan khusus untuk membaca hieroglif.
“KNM”, dia membaca. “ Itu dibaca Khnum, kurasa. Berima dengan
Ka-boom?” (halaman 12)
Kutipan tersebut menyatakan bahwa kalimat KNM dalam bahasa Mesir
kuno dibaca sebagai Khnum dan berima bersama bunyi Ka-boom.
33. 26
Kutipan 2:
Aku tak pernah mahir menggunakan mantra hieroglif, tetapi aku
menudingkan pedangku ke arah monster itu dan berkata: “Ha-tep.”
Sebuah hieroglif berwarna hijau−simbol untuk Tenanglah−menyala di
udara, persis di ujung mata pedangku.
(halaman 22-23)
Dalam kutipan tersebut diketahui bahwa Carter memanggil sebuah
mantra berwujud hieroglif yang dibaca ha-tep. Ha-tep sendiri
bermakna tenanglah.
Kutipan 3:
Di rumah Brooklyn, kami tidur dengan segala macam jimat sihir untuk
menangkal mimpi-mimpi buruk, roh-roh yang mengganggu, dan
dorongan yang terkadang menghampiri jiwa kami untuk berkeliaran.
Aku bahkan punya bantal sihir untuk memastikan jiwaku−atau ba, jika
kalian ingin tahu bahasa Mesirnya−tetap tertambat ke tubuhku.
(halaman 39)
Dari kutipan 3 diketahui bahwa jiwa dalam bahasa Mesir disebut
sebagai ba, seperti yang disampaikan Sadie.
Kutipan 4:
Sebuah hieroglif menyala pada baju perang shabti yang terbuat dari
tanah liat:
34. 27
Sepertinya tak ada sesuatu yang terjadi pada kesatria itu, tetapi ketika ia
berbalik untuk menyerang, Alyssa hanya mematung di tempatnya. Aku
sudah hendak meneriaki Alyssa agar menghindar, tetapi serangan shabti
itu semuanya meleset. Belatinya menghantam lantai, dan si kesatria
terhuyung. Ia menyerang lagi, mengayunkan senjatanya setengah lusin
kali, tetapi belatinya tak pernah sekalipun menyentuh Alyssa. Akhirnya
si kesatria berbalik sambil kebingungan dan terhuyung-huyung ke sudut
ruangan tempat ia menghantamkan kepala ke dinding dan gemetar
hingga berhenti.
Alyssa meringis ke arahku. “Sa-per,” jelasnya, “ hieroglif untuk
Luputlah”. (halaman 80).
Dalam kutipan tersebut diketahui bahwa Alyssa memanggil sebuah kata
dalam hieroglif yang dibaca Sa-per, yang berarti luputlah.
Kutipan 5:
Akhirnya, Amos mengucapkan sebuah kata perintah: “A’max”
Terbakarlah.
Sebuah hieroglif kecil berwarna merah menyala di sekujur kulit scarab
itu.
Kulit kumbang itu terbakar dan berubah menjadi gundukan kecil abu.
(halaman 87).
Pada kutipan tersebut, Paman Amos menyebut sebuah kata dari hieroglif
yang dibaca A’max yang berarti terbakarlah.
Kutipan 6:
Kubayangkan apa yang kuinginkan, dan kata berkekuatan yang tepat
langsung muncul di benakku: Lindungi. N’dah. Kulepaskan sihir itu.
Sebuah hieroglif emas terbakar di hadapanku:
35. 28
(halaman 125)
Dari kutipan tersebut, Sadie memanggil sebuah kata mantra lagi dengan
hieroglif yang dibaca sebagai N’dah yang berarti lindungi.
Kutipan 7:
Dia meletakkan seuntai kalung emas ke tangan Sadie. Pada kalung
tersebut terdapat sebuah simbol Mesir.
“Itu lubang keranjang basket di atas kepala Ra,” ujarku.
Walt dan Sadie sama-sama mengerutkan kening ke arahku, dan kusadari
barangkali aku membuat momen ini tidak magis lagi untuk mereka.
“Maksudku itu simbol yang mengelilingi mahkota surya Ra,” ujarku,
“lingkaran tanpa akhir, simbol keabadian, kan?”
Sadie menelan ludah seolah-olah ramuan magis masih menggelegak di
dalam perutnya. “ Keabadian?”
Walt menghujamkan tatapan yang jelas-jelas berarti Kumohon
berhentilah membantu.
“Ya,” katanya, “emm, ini disebut shen. Aku hanya berfikir kau tahu
sedang mencari Ra. Dan hal-hal baik, hal-hal penting, seharusnya
abadi. Jadi, mungkin itu akan membawa keberuntungan buatmu. Aku
berniat memberikannya pagi ini, tapi... aku kehilangan nyali.” (halaman
150).
Dalam kutipan tersebut, Walt memberikan sebuah kalung berlambang
yang disebut sebagai Shen. Seperti yang Carter katakan, Shen adalah
simbol atau lambang dari keabadian atau bisa disebut lingkaran tanpa
akhir.
36. 29
Kutipan 8:
Meskipun begitu, ada jenis penjagaan lain−penjagaan sihir.
Kukeluarkan sehelai kain linen hitam dan sepasang shabti lilin kasar
dari dalam tasku. Kubungkus shabti itu dengan kain dan kuucapkan kata
perintahnya: “I’mun”
Hieroglif untuk sembunyikan itu berpijar sebentar di kain. (halaman
160)
Dalam kutipan tersebut, Carter memanggil mantra lain dengan hieroglif
yang dibaca I’mun yang berarti sembunyikan.
Kutipan 9:
Kemudian Sadie menyentuhkan tongkatnya ke bagian tengah stela dan
mengucapkan kata perintah pertama yang kami pelajari: “W’peh.”
Terbukalah. Sebuah hieroglif keemasan menyala pada batu itu.
(halaman 163).
Kutipan tersebut menyatakan bahwa Sadie memanggil mantra pertama
mereka dalam wujud hieroglif yang dibaca sebagai w’peh. Kata ini
bermakna terbukalah.
Kutipan 10:
Dia menudingkan tongkatnya ke arah botol malakit Set dan meneriakkan
kata perintah favoritnya: “Ha-di!”
37. 30
Aku sempat takut mantranya tidak bekerja. Sadie belum mencoba
mantra penghancur sejak dia memisahkan diri dari Isis. Namun, persis
sebelum monster itu mencapaiku, botol hijau tadi pecah berkeping-
keping. (halaman 176).
Kutipan tersebut menjelaskan Sadie memanggil mantra yang berarti
hancurlah, yang dibaca dengan kata ha-di.
Kutipan 11:
Dia mengucapkan sebuah kata dalam bahasa Mesir kuno: “Heqat−kata
perintah yang selalu kugunakan untuk memanggil tongkatku.
Senapannya berubah menjadi tongkat kayu ek sepanjang dua meter
dengan ukiran kepala elang. (halaman 184)
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa he-qat adalah sebuah kata yang
digunakan untuk memanggil tongkat.
Kutipan 12:
“Ren-mu,” ujarku, “bagian lain dari jiwamu?”
Bayangan hijau yang berpendar-pendar itu mengangguk. “Orang Mesir
percaya ada lima bagian yang berbeda dari jiwa. Ba adalah
kepribadian, Ren adalah−“
“Namamu,” aku ingat, “tapi bagaimana mungkin itu adalah namamu.”
(halaman 200).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Ren adalah nama lain dalam bahasa
Mesir untuk jiwa. Terutama bagian lain dari jiwa yang berupa nama.
Kutipan 13:
Di bawah lambang itu, kukenali sederetan hieroglif fonetik:
38. 31
“Z−I−A,” ejaku, “Zia ada di dalam. (halaman 242).
Berdasarkan kutipan tersebut, hieroglif tersebut menyusun sebuah nama
dengan masing-masing lambang mengartikan setiap huruf dari nama Zia.
Kutipan 14:
Ku salurkan emosi tersebut dan menunjuk ke arah batu itu. “Ha-di!”
(halaman 269)
Dalam kutipan tersebut, Sadie memanggil kata dengan hieroglif yang
dibaca sebagai ha-di dan berarti hancurlah.
Kutipan 15:
“Itu lambang was,” kata Walt, “artinya kekuasaan. Banyak dewa yang
memiliki tongkat seperti itu, tapi aku tak pernah menyadari bahwa
bentuknya terlihat seperti−“ (halaman 281).
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa lambang itu disebut was yang
berarti kekuasaan. Seperti kata Walt, banyak dari para dewa yang
memiliki lambang itu.
39. 32
Kutipan 16:
Kubayangkan bahwa di Duat, keduanya satu dan sama. Kuucapkan kata
perintah untuk menyatulah:
“Hi-nehm.”
Simbol itu menyala samar tersebut miniatur tumpukan puing kami.
(halaman 291).
Kutipan diatas menyebutkan bahwa Sadie memanggil kata hieroglif yang
dibaca hi-nehm dan berarti menyatulah.
Kutipan 17:
Aku tidak mengenalinya, tetapi simbol itu mengingatkanku pada lampu
lalu lintas dengan sesosok gambar orang sederhana berdiri di
sebelahnya.
“Menhed,” ucap Desjardins, “palet juru tulis.” (halaman 316).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa hieroglif tersebut adalah menhed
atau berarti palet juru tulis.
Kutipan 18:
“Paman dan semua temanmu akan binasa,” kata Bes, “dari ceritamu,
Menshikov telah mengumpulkan pasukan yang bengis. Uraei−ular
api−mereka itu adalah kabar yang sangat buruk. Bahkan jika Bast
kembali tepat waktu untuk membantu−“ (halaman 328).
Dalam kutipan tersebut, dijelaskan bahwa Uraei memiliki arti atau
sebutan untuk ular api.
40. 33
Kutipan 19:
Meskipun tidak ada matahari, jarum jam menimpakan bayangan yang
jelas pada hieroglif nomor lima:
“Waktu kalian semakin sempit,” katanya. (halaman 368).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa hieroglif tersebut dibaca sebagai
angka lima.
Kutipan 20:
Apophis dan Desjardins masih bertarung tersebut Kapal Matahari.
Desjardins meneriakkan, “Heh-sieh!” dan sebuah hieroglif menyala di
antara mereka:
Apophis terbang menjauh dari kapal seolah-olah dia tersangkut kereta
yang bergerak. Dia melayang persis tersebut kami dan mendarat di tanah
yang berjarak sekitar dua belas meter.
“Mantra yang bagus,” gumam Sadie dalam keadaan linglung. “Hieroglif
untuk berbaliklah.” (halaman 424).
Kutipan tersebut menunjukkan sebuah hieroglif yang dibaca heh-sieh dan
bermakna berbaliklah.
41. 34
4.2.1.2 Analisis Unsur Metode Pengetahuan
Analisis unsur metode pengetahuan ialah analisis mengenai cara
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut sebagai bagian dari
pengetahuan di dalam novel Throne of Fire karya Rick Riordan.
Kutipan 1:
Kami berhasil melewati ruangan pertama, melintas di bawah sebuah
mural zodiak bergaya Mesir yang berukuran besar di langit-langit. Bisa
kudengar perayaan berlangsung di ruang dansa utama di koridor
sebelah kanan kami. Suara musik dan tawa menggema di seluruh
bangunan itu. (halaman 11)
Kutipan tersebut menyatakan Mesir memiliki astrologi zodiak mereka
sendiri.
Kutipan 2 :
“Apa itu seekor griffin?” Tanya Jaz.
Aku mengangguk. “Versi Mesirnya, ya.”
Hewan itu memiliki tubuh singa dan kepala elang, tetapi sayap-
sayapnya tidak seperti sebagian besar gambar griffin yang biasa kau
lihat. Sebagai ganti sayap burung, sayap monster itu terentang di
sepanjang bagian atas punggungnya−panjang, horizontal, dan dipenuhi
bulu kaku yang berdiri tegak seperti sikat baja jika monster tersebut bisa
terbang dengan benda itu, kurasa pasti gerakannya seperti sayap kupu-
kupu. Hiasan itu dulu dicat. Bisa kulihat bintik-bintik warna merah dan
emas pada bulu makhluk itu, tetapi bahkan tanpa warna, si Griffin
tampak mengerikan, terlihat sangat hidup. Matanya yang seperti manik-
manik seolah mengikutiku.
“Griffin adalah penjaga,” ujarku, mengingat sesuatu yang pernah
disampaikan Ayah kepadaku, “mereka menjaga harta karun dan benda-
benda berharga lain.” (halaman 11).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa Griffin adalah hewan dengan
tubuh singa dan kepala elang. Sayapnya panjang serta dipenuhi bulu
kaku seperti sikat baja. Griffin dipercayai sebagai penjaga harta karun
dan benda berharga.
42. 35
Kutipan 3:
“Sepertinya aku ingat sebuah lukisan,” kata Amos, “di dalam makam
Thutmose III. Lukisan itu menampilkan ular bersayap dan berkepala
tiga seperti yang kau gambarkan. Tapi apa artinya...” Dia
menggelengkan kepala. “Ular bisa baik atau jahat dalam legenda
Mesir. Hewan itu bisa merupakan musuh Ra, atau pelindungnya.”
(halaman 87).
Dalam kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa ular dipercayai sebagai
simbol baik atau jahat.
Kutipan 4:
“Semua orang cebol.” Bes mengayunkan kedua tangannya melebar,
yang membuatku agak cemas karena dia melepas kedua tangannya dari
kemudi. “Orang Mesir itu pintar. Mereka menghormati orang-orang
yang terlahir tidak biasa. Orang cebol dianggap sangat magis. Jadi, ya,
aku adalah dewa orang-orang cebol.” (halaman 130).
Kutipan tersebut menunjukkan dari paparan Bes kalau orang-orang
Mesir menghargai dan menghormati orang-orang yang terlahir berbeda.
Bahkan orang cebol dianggap sebagai suatu hal yang magis.
Kutipan 5:
“Ini sungai,” katanya, “tempat yang bagus untuk bertarung melawan
dewa-dewa, jika aku boleh berkata begitu. Segala kekuatan alam yang
mengalir di bawah kaki ini membuat kami kesulitan untuk tetap bertahan
di dunia manusia.” (halaman 131).
Dalam kutipan tersebut disebutkan bahwa orang Mesir percaya kalau
sungai melemahkan kekuatan dari para dewa.
Kutipan 6:
Bast pernah mengatakan kepadaku bahwa Duat itu seperti lautan sihir
di bawah permukaan dunia manusia. Jika itu benar, maka tempat
ini−jembatan tersebut air yang mengalir−adalah laksana akur jet. Sihir
mengalir lebih kuat di sini. Bisa menenggelamkan mereka yang tidak
waspada. Bahkan dewa pun mungkin bisa terbawa arus. (halaman 133).
43. 36
Dalam kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa Duat adalah lautan sihir
di bawah dunia manusia.
Kutipan 7:
Konon, dia bisa menakuti hampir segala sesuatu−arwah, iblis, bahkan
dewa-dewa lain−yang menyebabkan rakyat jelata di Mesir
mencintainya. (halaman 144).
Kutipan tersebut memaparkan orang Mesir mencintai Dewa Bes karena
dia dapat menakuti hampir segala jenis makhluk.
Kutipan 8:
Namun, ada yang salah dengan ular ini. Sebagai ganti ekor, ular ini
memiliki kepala di kedua ujung tubuhnya. Awalnya kukira kami
mendapat keberuntungan, dan Menshikov telah memanggil monster
yang mengidap cacat genetis langka sejak lahir. Namun, tidak lama
kemudian munculah empat kaki naga pada tubuh ular itu. Tubuhnya
membesar sampai seukuran kedai mium, melengkung seperti huruf U,
dengan sisik merah dan hijau serta kepala ular derik di kedua sisi.
Makhluk itu mengingatkanku pada hewan berkepala dua dalam cerita
Doctor Dolittle. Kau tahu ‘kan−si Pushmi-Pullyu? Hanya saja Doctor
Dolittle tidak akan pernah mau bicara dengan makhluk yang ini, dan
kalau pun bicara, makhluk ini barangkali hanya akan berkata Halo, aku
akan memakanmu.
Kedua kepalanya menoleh ke arah kami dan mendesis.
“Aku benar-benar sudah terlalu banyak bertemu ular selama seminggu
ini,” gumamku.
Menshikov tersenyum. “Ah, tapi ular adalah keahlianku, Carter Kane!”
Dia menyentuh sebuah liontin perak yang tergantung di dasinya−jimat
yang berbentuk seperti ular. “Dan hewan yang ini adalah favoritku:
Tjesu Heru. Dua mulut kelaparan yang perlu diberi makan. Dua anak
yang menyusahkan. Sempurna!” (halaman 175).
Dalama kutipan tersebut, diketahui bahwa ular Tjesu Heru memiliki dua
kepala ular derik dengan kaki naga kecil bersisik merah dan hijau.
Kutipan 9:
Di salah satu sudut berdirilah sebuah air mancur yang dihiasi patung
Dewi Singa Sekhmet, pelindung para tabib, seukuran manusia. Aku
44. 37
pernah mendengar bahwa air yang melalui tangan Sekhmet bisa
menyembuhkan flu seketika, dan memenuhi sebagian besar kebutuhan
harian vitamin serta zat besi kita, aku tak pernah punya keberanian
untuk meminumnya. (halaman 199).
Kutipan tersebut menunjukkan air yang mengalir dari tangan sang dewi
dipercayai dapat menyembuhkan flu dan memenuhi kebutuhan harian
vitamin.
Kutipan 10:
“Pikirkan tentang Isis,” Jaz mengulangi, “dan Sadie...alasan itu
memang ada. Kau mengajarkan itu kepada kami. Kita memilih untuk
mempercayai Ma’at. Kita menciptakan keteraturan dari kekacauan,
menciptakan keindahan dan makna dari kekacauan yang buruk. Itulah
inti Mesir. Itu sebabnya nama Mesir, ren Mesir, bertahan selama ribuan
tahun. Jangan putus asa. Kalau kau putus asa, kekacauan akan menang.
(halaman 202).
Dalam kutipan tersebut, Mesir memiliki inti yaitu menciptakan
keteraturan dari kekacauaan.
Kutipan 11:
Tiba-tiba saja aku berada di sebuah kapal kerajaan, mengapung
menyusuri Sungai Nil. Matahari bersinar terik tersebut kepala. Ilalang
rawa yang hijau subur dan pohon-pohon palem berjajar di kedua tepian
sungai. Di baliknya, padang pasir membentang hingga
cakrawala−bebukitan merah gundul terlihat begitu kering dan
menakutkan, sehingga terlihat seperti berada di planet Mars. (halaman
202).
Kutipan tersebut menjelaskan keadaan di sekitar Sungai Nil. Ilalang
rawa hijau dan pohon palem berjajar di tepian sungai. Di balik, bukit
pasir membentang berwarna merah yang kering.
Kutipan 12:
“Kita berada dimana tepatnya?” aku bertanya, “dan mengapa kau
adalah raja disini?”
45. 38
“Alexandria, Mesir,” jawab Bes, “maaf soal kedatangan yang tidak
mulus. Ini tempat yang sulit untuk berteleportasi. Kau tahu, ini ibu kota
lama Cleopatra, tempat kerajaan Mesir jatuh. Jadi, sihir cenderung
kacau di sini. Satu-satunya portal yang berfungsi adalah di kota lama,
yang terdapat di lepas pantai, sembilan meter di bawah air.” (halaman
210-211).
Kutipan tersebut menjelaskan kalau Alexandria adalah ibu kota lama
dari Cleopatra dan merupakan ibukota terakhir tempat dimana Kerajaan
Mesir jatuh.
Kutipan 13:
“Kamar Penthouse Suite, Hotel Four Seasons Alexandria.” Dia
terdengar agak malu. “Orang-orang di Mesir masih mengingat dewa-
dewa lama, bahkan meski mereka tidak mau mengakuinya. Aku dulu
populer. Jadi, biasanya aku meminta bantuan ketika perlu. Maaf aku
tidak punya waktu lebih banyak. Kalau punya, aku bisa mendapatkan
vila pribadi untuk kita.” (halaman 211).
Dalam kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa orang-orang Mesir masih
mengingat dewa-dewa lama mereka walaupun mereka tidak mau
mengakuinya.
Kutipan 14:
Tak pernah terpikir olehku sebelumnya, tetapi ren sama saja dengan
nama rahasia. Itu lebih dari sekedar kata khusus. Nama rahasia adalah
pikiran-pikiran terkelam kita, saat-saat paling memalukan bagi kita,
impian-impian terhebat kita, ketakutan-ketakutan terbesar kita,
semuanya terbungkus menjadi satu. Ren adalah keseluruhan
pengalaman kita, bahkan pengalaman-pengalaman yang tak pernah
ingin kita bagi. Nama rahasia kita adalah jati diri kita. (halaman 211).
Dalam kutipan tersebut, dijelaskan bahwa ren kita adalah jati diri kita,
nama rahasia kita yang hanya kita miliki dan tak bisa kita bagi
sembarangan pada orang lain. Bangsa Mesir percaya kalau ren adalah
hal-hal paling krusial dan paling rahasia yang kita miliki.
46. 39
Kutipan 15:
“Bahariya...” Carter menatap ke arah Bes. “Aku tahu nama itu. Kenapa
aku tahu nama itu?”
Bes menarik-narik janggutnya. Dia murung dan pendiam sejak aku
menceritakan percakapan kami dengan Set. Nama Bahariya sepertinya
paling mengganggunya.
“Itu sebuah oasis,” jelasnya, “jauh di padang pasir. Mumi-mumi yang
dikuburkan di sana tidak diketahui orang hingga tahun 1996. Kemudian
seekor keledai dungu terperosok ke sebuah lubang di tanah dan
membuat bagian atas sebuah kuburan terbuka.”
“Benar!” Carter tersenyum cerah ke arahku, di matanya terdapat sorot
yang mengatakan Wah, pelajaran sejarah memang keren! Jadi, aku pun
tahu dia sudah merasa lebih baik. “Tempat itu disebut Lembah Mumi
Emas.” (halaman 217).
Kutipan tersebut menjelaskan sebuah tempat di Mesir bernama Bahariya
yang berupa sebuah oasis tetapi disana juga merupakan sebuah lembah
yang digunakan untuk kuburan para mumi.
Kutipan 16:
Kami menghabiskan waktu sehari penuh untuk menyusuri sepanjang
lembah Sungai Nil ke arah selatan. Perjalanannya panas dan
membosankan. Di bagian belakang truk, aku bahkan tak bisa bicara
dengan Bes tanpa ada pasir yang menyerbu masuk ke mulutku, jadi aku
punya terlalu banyak waktu untuk berpikir. (halaman 226).
Kutipan tersebut menjelaskan kalau sepanjang lembah Sungai Nil panas
dan sangat berpasir.
Kutipan 17:
“Merah adalah warna kejahatan,” ujarku, “gurun pasir. Kekacauan.
Kehancuran.” (halaman 234)
Kutipan tersebut memaparkan bahwa warna merah dipercayai sebagai
warna kejahatan sedangkan gurun pasir berarti kekacauan dan
kehancuran.
47. 40
Kutipan 18:
Sekarang aku bisa menegaskan bahwa unta sihir itu meludah, buang air,
meneteskan air liur, menggigit, makan, dan yang paling menjijikan,
berbau, seperti unta biasa. Kalaupun ada yang berbeda, sifat menjijikan
mereka-lah yang menjadi semakin parah secara magis. (halaman 256).
Dalam kutipan tersebut, dijelaskan unta adalah hewan yang sedikit
menjijikan berdasarkan penuturan Sadie. Mereka berbau dan suka
melakukan hal-hal yang dilihat seperti menjijikan.
Kutipan 19:
Terima kasih telah bertanya. Padang pasir itu panas.
Dan satu hal lagi: Mengapa padang pasir harus begitu luas? Mengapa
padang pasir tidak bisa hanya seluas beberapa ratus meter saja,
sekadar cukup untuk memberi bayangan tentang pasir, kekeringan, dan
kesengsaraan, kemudian berubah menjadi bentangan darat yang
sepantasnya, seperti padang rumput dengan sungai, atau jalan layang
dengan toko-toko. (halaman 257).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa bentangan alam Mesir yang berupa
padang pasir benar-benar begitu luas dan panas hingga seperti membawa
kesengsaraan bagi yang melewatinya.
Kutipan 20:
Aku menatap ke bawah, ke sisi seberang bukit pasir. Di bawah kami, di
tengah padang pasir, sebuah lembah berkabut penuh padang-padang
hijau dan pepohonan palem membentang, kira-kira seukuran London
tengah. Burung-burung bertebangan tersebut kepala. Danau-danau kecil
berkilauan terkena cahaya matahari sore. Asap membumbung dari
dapur beberapa tempat tinggal yang terlihat disana-sini. Setelah begitu
lama berada di padang pasir, mataku sakit melihat semua warna itu,
seperti ketika kita keluar dari dalam bioskop yang gelap dan memasuki
siang yang terang benderang. (halaman 261).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa oasis tersebut memiliki luas seluas
London tengah dengan pepohonan palem membentang dan memiliki
beberapa rumah di sekitarnya.
48. 41
Kutipan 21:
“Bast?” ujarku, “apa yang kau lakukan di dalam makhluk itu−apa sih
sebenarnya?”
Kucing itu berdiri tersebut kaki belakangnya dan membentangkan
cakar-cakar depannya seolah mengatakan: Voila! “Seekor mau Mesir
tentu saja. Tutul-tutul macan yang cantik, bulu berwarna kebiruan−“
(halaman 262).
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Mau Mesir adalah sejenis kucing
dengan tutul seperti macan dan warna bulu yang kebiruan.
Kutipan 22:
Hantu itu tampak tersinggung. “Romawi, tentu saja. Karena pada
awalnya mengikuti adat-istiadat Mesir terkutuk itulah kami semua
berada di sini! Sudah cukup buruk aku ditempatkan di oasis terlantar
ini−seolah-olah Roma perlu sepasukan orang untuk menjaga
perkebunan kurma! Kemudian aku mendapat nasib sial jatuh sakit.
Kubilang kepada istriku di ranjang kematianku: ‘Lobelia, pemakaman
Romawi gaya lama. Tidak usah menggunakan omong kosong lokal’.
Tapi tidak! Dia tidak pernah mendengarkan. Harus memumikanku,
sehingga ba-ku terperangkap disini selamanya. Dasar perempuan! Dia
barangkali pindah ke Roma lagi dan mati secara layak.” (halaman 274).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Bangsa Mesir memiliki adat
memumikan seseorang yang sudah meninggal.
Kutipan 23:
“Kalian tidak boleh setengah-setengah dalam ritual Mesir,” gerutunya,
“akhirnya tubuh kami dijadikan mumi dan jiwa abadi kami tertambat
pada mumi kami dan tak ada yang menindaklanjuti! Tidak ada yang
membuat sesaji untuk memberi makan ba kami. Tahukah kalian betapa
laparnya aku?” (halaman 274).
Setelah tubuh dimumikan, biasanya orang Mesir Kuno akan membuat
sesaji untuk memberi makan ba mereka.
Kutipan 24:
“Maaf,” ujarku, “tapi pisau ini digunakan untuk Upacara Pembukaan
Mulut, untuk membebaskan jiwa. Aku memerlukannya nanti untuk
49. 42
membangunkan Ra. Itu sebabnya Anubis memberikannya kepadaku.”
(halaman 283).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa Upacara Pembukaan Mulut
adalah ritual untuk membebaskan jiwa seseorang.
Kutipan 25:
Di tanganku terdapat kait dan cambuk.
“Ini bukan milikku,” jelasku, “kedua benda ini terkubur bersama Zia.”
“Benda-benda ini bisa menjadi milikmu,” kata Horus, “keduanya
adalah simbol Fir’aun−seperti tongkat dan tongkat sihir, hanya saja
seratus kali lebih kuat. Bahkan tanpa latihan, kau bisa menyalurkan
kekuatannya. Bayangkan apa yang bisa kita lakukan bersama-sama.”
(halaman 311)
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa kait dan cambuk adalah
lambang dari Fir’aun.
Kutipan 26:
Bes mengangkat sebelah alisnya. “Mungkin bagi manusia seperti kalian.
Para dewa tidak pernah lupa.”
“Ini sangat mudah,” kata Sadie, “kita harus bergerak seperti huruf S
tersebut papan. Tim pertama yang membawa seluruh kepingnya ke titik
akhir, menang.” (halaman 325).
Permainan Senet dimainkan dengan cara menggerakkan keping seperti
huruf S tersebut papan. Tim yang membawa keping ke titik akhir lebih
dulu dianggap sebagai pemenang.
Kutipan 27:
Kuangkat kait itu, dan kekuatan pun mengaliriku−kekuatan seorang
raja. Kait itu adalah alat penggembala. Seorang raja memimpin
rakyatnya seperti penggembala memandu hewan gembalaannya.
Kukerahkan tekadku, dan kedua dewa itu pun berlutut. (halaman 339).
50. 43
Kait dalam lambang Fir’aun dipersonifikasikan sebagai alat
penggembala dan raja memimpin rakyatnya seperti memandu hewan
gembala.
Kutipan 28:
Meskipun tidak ada matahari, jarum jam menimpakan bayangan yang
jelas pada hieroglif nomor lima:
“Waktu kalian semakin sempit,” katanya. (halaman 368).
Kutipan tersebut menyatakan bahwa orang Mesir menggunakan jam
matahari untuk menghitung waktu.
Kutipan 29:
Wajahnya benar-benar wajah manusia, tetapi selaput pelanginya
berwarna perak. Kepalanya dicukur habis, hanya ada kucir kuda hitam
mengilat di satu sisi kepalanya, seperti yang biasa dimiliki pemuda
Mesir kuno. (halaman 395).
Para pemuda Mesir kuno biasa memiliki gaya rambut berupa kepala
dicukur habis tetapi hanya satu berkucir kuda hitam di salah satu sisi
kepala.
Kutipan 30:
Aku dapat memahami alasannya. Gambar atau patung mengandung
kekuatan. Di tangan yang keliru, patung dapat memperkuat atau bahkan
memanggil makhluk yang direpresentasikannya, dan patung Apophis
terlalu berbahaya untuk dibuat mainan. (halaman 425).
51. 44
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa gambar atau patung mengandung
kekuatan. Mereka bisa memperkuat atau memanggil sesuatu yang
direpresentasikan.
4.2.1.3 Analisis Unsur Sistem Masyarakat/Organisasi Sosial
Analisis unsur sistem masyarakat/organisasi sosial ialah analisis
mengenai sebuah organisasi kekerabatan masyarakat maupun organisasi sosial
dalam di dalam novel Throne of Fire karya Rick Riordan.
Kutipan 1:
Aku melayang ke ujung ruangan, persis tersebut panggung yang berisi
singgasana Fir’aun. Itu adalah tempat duduk kehormatan, yang kosong
sejak jatuhnya kerajaan Mesir, tetapi pada anak tangga di bawahnya
duduklah ketua Lector, pemimpin Nome Pertama, ketua Dewan
Kehidupan, dan penyihir yang paling tidak kusukai: Michel Desjardins.
(halaman 41).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Mesir Kuno menganut sistem
pemerintahan berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh raja yang bergelar
Fir’aun. Setelah kerajaan Mesir jatuh, dibentuk Dewan Kehidupan yang
terdiri dari beberapa nome dan diketuai oleh Ketua Lector.
Kutipan 2:
Amos tampak terguncang, tetapi dia bersikeras agar kami menunda
pembahasan masalah itu sampai kami mengumpulkan seluruh Nome
Kedua Puluh Satu (sebutan cabang Dewan kehidupan kami). Dia
berjanji akan menemuiku di beranda dua puluh menit lagi. (halaman
47).
Dalam kutipan tersebut, disebutkan mereka tergabung dalam bagian
Dewan Kehidupan di bagian Nome Kedua Puluh Satu.
52. 45
Kutipan 3:
Kesamaan kami sama: darah para Fir’aun. Kami semua memiliki garis
keturunan kerajaan Mesir, yang memberi kami kemampuan alamiah
untuk melakukan sihir dan menampung kekuatan para dewa. (halaman
50).
Pada kutipan tersebut diberitahu bahwa mereka diurut melalui garis
kelahiran ayah berdasarkan pada garis darah para Fir’aun yang sebagian
besar adalah laki-laki.
Kutipan 4:
Sosoknya berubah kembali menjadi wanita tua berbaju hitam, wajah
lelehnya yang mengerikan menyeringai jahat, “Ya, sayang.
Bagaimanapun juga, dalam keluargamu mengalir darah Fir’aun−tubuh
perantara yang sempurna untuk dewa-dewa. Tapi jangan membuatku
memaksakan diri. Jantung nenekmu sudah tidak seperti dulu lagi.”
(halaman 102).
Mereka dikenali melalui garis keturunan Fir’aun atau garis keturunan
ayah.
Kutipan 5:
“Nak, Dewan Kehidupan punya cabang di seluruh penjuru dunia.
London adalah Nome Kesembilan. Dengan segala peristiwa di
Waterloo, Nona Sadie baru saja mengirim sinyal api besar yang
memberitahu para pengikut Desjardins: Aku di Sini! Kalian boleh
bertaruh mereka sedang memburu kalian sekarang. Mereka pasti
menjaga museum kalau-kalau kau lari ke sana. Untungnya, aku tahu
tempat lain untuk membuka portal.” (halaman 146).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Nome tersebar di seluruh dunia
dengan London sebagain bagian dari Nome Kesembilan.
Kutipan 6:
Akhirnya Walt berkata, “Ini ada hubungannya dengan darah para
Fir’aun. Kalian−maksudku keluarga Kane−menggabungkan dua garis
silsilah kerajaan yang kuat, Narmer dan Ramesses yang Agung,
bukan?” (halaman 259).
53. 46
Kutipan tersebut menyatakan bahwa keluarga mereka mengambil silsilah
garis ayah melalui darah dua Fir’aun.
Kutipan 7:
“Dan dia ini kakek moyangmu?” aku bertanya.
Walt melingkarkan tali kekang unta ke seputar pergelangan tangannya,
“Aku adalah seorang keturunan Akhenaton. Ya. Kami memiliki bakat
sihir seperti sebagian besar garis keturunan kerajaan, tapi... kami punya
masalah juga. Dewa-dewa tidak senang dengan Akhenaton, seperti yang
bisa kau bayangkan. Anak lelakinya Tutankhamen−“
“Raja Tut?” tanyaku, “kau berkerabat dengan Raja Tut?”
“Sayangnya ya,” jawab Walt, “Tutankhamen adalah orang pertama
yang menderita kutukan itu. Dia meninggal dunia pada usia sembilan
belas tahun. Dan dia termasuk yang beruntung.” (halaman 261).
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa ada kutukan, kutukan tersebut
mengalir melalui jalur garis darah ayah.
Kutipan 8:
“Penduduk lokal,” Claude si Gila menegaskan, “para bangsawan Mesir
dari zaman sebelum Romawi mengambil alih kekuasaan. Yang kalian
cari seharusnya berada di suatu tempat dalam area ini.” (halaman 279).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa bangsa Mesir memiliki sistem
bangsawan.
4.2.1.4 Analisis Unsur Teknologi
Analisis unsur teknologi ialah analisis mengenai teknologi yang tercipta
untuk penggunaan sehari-hari di masyarakat di dalam novel Throne of Fire
karya Rick Riordan.
Kutipan 1:
Semua artefak itu terlihat seperti kenang-kenangan keluarga: sebatang
tongkat sihir persis seperti punya Sadie, gambar sepopards yang pernah
54. 47
menyerang kami, sebuah halaman dari Kitab Orang Mati yang
menampilkan iblis-iblis yang pernah kami temui secara langsung.
Kemudian ada pula shabti, patung-patung sihir kecil yang seharusnya
bisa hidup ketika dipanggil. Beberapa bulan lalu, aku jatuh cinta pada
seorang gadis bernama Zia Rashid, yang ternyata adalah shabti.
(halaman 10).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa shabti sering digunakan sebagai
jimat oleh masyarakat. Berbentuk seperti patung berbagai wujud.
Kutipan 2:
Aku berdiri di sebelah Sadie dengan bahu saling menempel dan
melakukan satu trik sihir yang masih kumiliki. Aku meraih ke dalam
Duat dan mengambil pedangku dari udara kosong−sebuah khopesh
Mesir dengan mata pisau yang sangat tajam dan berbentuk kait.
(halaman 17).
Kutipan tersebut memaparkan bahwa khopesh merupakan senjata
tradisional Mesir kuno dengan mata pisau sangat tajam serta berbentuk
kait.
Kutipan 3:
Setelah dia pergi, aku mandi dan menimbang-nimbang apa yang akakn
kukenakan. Biasanya aku mengajar sihir simpati pada hari Senin, yang
mengharuskanku mengenakan pakaian penyihir yang terbuat dari kain
linen. Namun, hari ulang tahunku sudah seharusnya merupakan hari
liburku. (halaman 47).
Pakaian penyihir Mesir menggunakan sebuah kain yang dinamakan
sebagai linen.
Kutipan 4:
Kedua lenganku berwarna perunggu dan berotot, dilingkari gelang-
gelang emas dan batu lapis lazuli. Aku mengenakan baju zirah kulit
untuk berperang, sebatang tombak di satu tangan dan khopesh di tangan
yang lain. Aku merasa kuat dan berkuasa seperti...ya seperti dewa.
(halaman 70).
55. 48
Kutipan tersebut menyatakan bahwa orang Mesir menggunakan baju
zirah kulit untuk berperang, tombak dan khopesh untuk senjata mereka.
Kutipan 5:
Kapal itu tersentak maju aku mencengkram terali pada langkan
pengemudi kapal. Saat menengok ke belakang, bisa kulihat itu adalah
kapal layar seorang Fir’aun, dengan panjang sekitar delapan belas
meter dan berbentuk seperti kano raksasa. Di bagian tengahnya, sebuah
tenda usang mengisi mimbar kosong tempat singgasan mungkin dulu
pernah ada. Pada sebuah tiang, terdapat sehelai layar segi empat yang
dulu penuh hiasan, tetapi sekarang memudar dan menggantung dalam
keadaan compang-camping. Di sisi kiri dan kanan, deretan dayung
rusak menjuntai tanpa guna. (halaman 71).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa kapal Fir’aun berbentuk seperti
kano raksasa dengan tenda di bagian tengah yang biasanya berisi
singgasana. Layarnya berbentuk segi empat. Pada sisi kiri dan kanan
kapal terdapat deretan dayung.
Kutipan 6:
Namun, tidak seperti Horus, Ra mengenakan lingkaran matahari
sebagai mahkota dan memegang tongkat gembala−tongkat bengkok
yang tampak seperti kait−serta cambuk perang, duduk dengan
tongkat−dua simbol Fir’aun. Dia mengenakan jubah, alih-alih pakaian
perang, duduk dengan tenang dan penuh keagungan tersebut
singgasananya, seolah-olah senang menyaksikan yang lain bertempur.
Sosok dewa itu terlihat aneh dalam warna merah, berkilauan dengan
warna kekacauan. (halaman 90-91).
Kutipan tersebut menyatakan bahwa Fir’aun membawa tongkat gembala
dan memakai jubah. Ia sangat berwibawa dipandang oleh orang lain
hanya dengan melihat dia duduk di singgasananya.
Kutipan 7:
Dia mengulurkan tangannya. Sejenis belati aneh muncul dalam
genggamannya. Belati itu berbentuk seperti pisau cukur Sweeney Todd:
panjang, melengkung, dan amat sangat tajam di satu sisi, terbuat dari
logam hitam.
56. 49
“Ambilah ini,” kata Anubis, “ini akan membantu.”
“Apakah kau sudah lihat ukuran babun itu? Apa kau harus mencukur
rambutnya?”
“Ini bukan untuk melawan Babi atau Nekhbet,” katanya, “tapi kau akan
membutuhkannya sebentar lagi untuk sesuatu yang lebih penting. Ini
pisau netjeri, terbuat dari besi meteor. Ini digunakan untuk sebuah
acara yang pernah kuceritakan kepadamu−upacara pembukaan mulut.”
(halaman 113).
Dalam kutipan tersebut, dijelaskan bahwa pisau netjeri terbuat dari
batuan meteor dengan bentuk panjang, melengkung, dan sangat tajam
pada salah satu sisinya. Pisau ini dipakai dalam upacara pembukaan
mulut.
Kutipan 8:
Kukeluarkan sebalok lilin dari tasku−tidak ada waktu untuk membuat
shabti. Dua jimat tyet, tanda suci Isis−ah, itu mungkin berguna.
Kemudian aku menemukan sebuah botol kaca bersumbat yang sudah
lama kulupakan. Di dalamnya ada semacam lumpur keruh: percobaan
pertamaku membuat ramuan. Benda itu sudah berada di tasku lama
sekali karena ku tak pernah cukup putus asa untuk mencobanya.
(halaman 124).
Dalam kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa shabti dibuat dari bahan
dasar lilin.
Kutipan 9:
“Itu adalah netjeri,” aku berkata, “belati ular. Para pendeta
menggunakan itu untuk−“
“Upacara pembukaan mulut,” sambung Sadie, “tapi bagaimana hal itu
akan membantu?”
“Tidak tahu,” aku mengakui. “Bes?”
“Ritual kematian. Aku mencoba menghindarinya.” (halaman 145).
Dalam kutipan tersebut, diketahui pisau netjeri atau belati ular adalah
belati yang digunakan pendeta dalam ritual kematian yang disebut
upacara pembukaan mulut.
57. 50
Kutipan 10:
Sadie memutar bola matanya. “Lihatlah nisan itu, otak udang. Ada garis
tepi di sekelilingnya, seperti kosen jendela atau−“
“Pintu,” sambungku, “itu pintu palsu. Banyak makam yang memiliki
pinggiran seperti itu. Itu seperti gerbang simbolik untuk ba si orang
mati, supaya bisa pulang pergi ke Duat.” (halaman 163).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa nisan pada orang mati memiliki
garis tepi atau pintu. Pintu tersebut adalah gerbang simbolik bagi jiwa ke
alam akhirat.
Kutipan 11:
“Aku tahu! Jadi, bantu aku mendapatkan gulungan keparat itu dan mari
kita keluar dari sini!” Dia meletakkan hewan lilinnya tersebut
meja−seekor anjing, kukira−dan mulai menuliskan hieroglif di
punggung anjing itu dengan gerip1.” (halaman 170).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa gerip merupakan sebuah anak batu
tulis, semacam alat yang digunakan untuk menulis.
Kutipan 12:
Aku belum pernah melihat Anubis mengenakan pakaian tradisional
Mesir sebelumnya: telanjang dada dengan hiasan leher berwarna emas
dan merah delima di sekitar lehernya, sehelai kilt sederhana berwarna
hitam melilit pinggangnya. (halaman 197).
Kutipan tersebut memaparkan pakaian laki-laki tradisional Mesir
biasanya telanjang dada dengan hiasan leher emas dan merah delima
serta kilt yang melilit pinggang.
Kutipan 13:
Layarnya yang putih dan masih baru dihiasi gambar piringan matahari,
yang berkilauan dalam warna merah dan emas. Orb-orb cahaya aneka
warna melesat ke sana ke mari di sekitar geladak, menggerakkan
dayung dan menarik tali. Bagaimana mereka melakukan hal tersebut
1 Gerip: anak batu tulis.Semacam alatyangdigunakan untuk menulis
58. 51
tanpa tangan, aku tidak tahu, tetapi ini bukan pertama kalinya aku
melihat awak sihir semacam itu.
Lambung kapal itu dihiasi logam-logam berharga−desain tembaga,
perak, dan emas menampilkan perjalanan kapal tersebut melintasi Duat,
dan hieroglif yang memanggil kekuatan matahari.
Di bagian tengah kapal, sebuah kanopi berwarna biru dan emas
menaungi singgasana sang Dewa Matahari, yang tidak diragukan lagi
merupakan kursi paling mengesankan dan paling tidak nyaman yang
pernah kulihat. (halaman 203).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa kapal Fir’aun tersebut memiliki
layar putih. Lambung kapal dihiasi logam berharga. Di bagian tengah
kapal, terdapat kanopi untuk menaungi sebuah singgasana.
Kutipan 14:
Sesosok perempuan muncul, dan berlutut di depan singgasana. Aku
mengenalinya, tentu saja. Rambutnya panjang hitam serta dipotong ala
Cleopatra dan dia mengenakan gaun sutra tipis berwarna putih yang
menyempurnakan sosok anggunnya. Sayap pelanginya yang terang,
berpendar-pendar seperti aurora. (halaman 204).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Isis memakai salah satu pakaian
tradisional Mesir berupa gaun sutra tipis berwarna putih.
Kutipan 15:
Si Dewi Kucing muncul di sisinya. Bast mengenakan baju perang Mesir
yang terbuat dari kulit dan besi, dan dia tampak lebih muda, walau
barangkali itu hanya karena dia belum menjalani waktu berabad-abad
di dalam lubuk penjara, bertempur melawan Apophis. (halaman 206).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa pakaian perang Mesir terbuat dari
kulit dan besi.
Kutipan 16:
Aku menoleh dan melihat makam itu.
Makam itu berbentuk lubang segi empat kira-kira seukuran lemari yang
bisa dimasuki manusia dewasa, dan dikitari oleh balok-balok batu. Ada
tangga yang mengarah turun menuju sebuah pintu batu tertutup yang
59. 52
diukiri hieroglif. Hieroglif terbesar disana adalah lambang Dewan
Kehidupan. (halaman 241).
Dari kutipan tersebut, diketahui makam tersebut memiliki lubang segi
empat seukuran lemari yang bisa dilalui manusia dewasa serta dikitari
balok-balok batu. Terdapat tangga yang mengarah ke sebuah pintu batu
tertutup.
Kutipan 17:
Bentuknya seperti sosok manusia berukuran besar yang berkaki bundar,
berbahu lebar, dan berwajah raksasa yang sedang tersenyum, seperti
peti-peti Mesir lain yang pernah kulihat; tetapi semua itu seluruhnya
terbuat dari cairan yang bersinar-sinar. (halaman 234).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa sarkofagus merupakan peti mati
untuk mayat. Peti mati biasanya berbentuk sosok manusia berukuran
besar berkaki bundar, berbahu lebar, dan berwajah raksasa yang sedang
tersenyum.
Kutipan 18:
Aku tadi tidak terlalu memperhatikan cambuknya, tetapi sepertinya
benda itu diciptakan untuk menimbulkan rasa sakit yang teramat
sangat−sebuah pegangan kayu dengan rantai bermata tiga, masing-
masing dilengkapi dengan bintang logam tajam tersebutnya−seperti
kombinasi antara cambuk dan alat pengempuk daging. (halaman 305).
Kutipan tersebut menjelaskan cambuk dijadikan senjata dengan
pegangan kayu berantai yang memiliki mata tiga.
Kutipan 19:
60. 53
“Menhed,” ucap Desjardins, “Palet juru tulis.”
Kutatap simbol yang berkelap-kelip samar itu, dan aku bisa melihat
kemiripannya dengan peralatan tulis yang ada dalam tas
perlengkapanku. Bentuk empat persegi itu adalah paletnya, dengan
ceruk untuk tinta hitam dan merah. Sosok lidi di sebelahnya adalah
sebatang alat tulis, yang dikaitkan dengan seutas tali. (halaman 316).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Menhed sebutan untuk peralatan
tulis. Terdiri dari palet ceruk untuk tinta, dan sebatang alat tulis.
Kutipan 20:
Di bagian dasar tangga, sebuah kapal tertambat, tetapi bukan kapal
Amos. Itu adalah kapal layar Dewa Matahari, persis seperti yang
kusaksikan di dalam penglihatanku−kapal yang dulu megah dengan
ruang geladak dan tempat untuk dua puluh pendayung−tetapi sekarang
kapal itu nyaris tidak bisa mengapung. Layarnya comapng-camping,
dayung-dayungnya rusak, tali temalinya dipenuhi sarang laba-laba.
(halaman 337).
Kutipan di atas menyatakan bahwa kapal matahari Ra merupakan
patokan dasar dari kapal Fir’aun. Kapal tersebut megah dengan ruang
geladak dan tempat dua puluh pendayung.
Kutipan 21:
Dia tidak menyampaikan itu pada kalian, tetapi begitu kami memasuki
Duat, penampilan kami berubah, dan kami mendapati diri kami
mengenakan pakaian Mesir Kuno.
Pakaian itu tampak bagus di tubuhku. Gaun sutra putihku berkilauan.
Kedua tanganku dihiasi gelang dan cincin emas. Memang, hiasan leher
yang penuh permata itu agak berat, seperti sejenis celemek timah yang
dipakai saat hendak menjalani rontgen di dokter gigi, sementara
rambutku dikepang dan diberi cukup banyak hair-spray yang bisa
membuat kaku sesosok dewa besar. Namun, selain itu, aku yakin aku
tampak cukup menarik.
Di lain pihak, Carter mengenakan rok pria−sehelai kain linen
sederhana, dengan kait dan cambuk menggantung pada benda semacam
sabuk multifungsi di sekitar pinggangnya. Dadanya telanjang, hanya
digantung hiasan leher sepertiku. Kedua matanya dihiasi celak, dan dia
tidak mengenakan sepatu.
61. 54
Bagi orang Mesir Kuno, aku yakin dia tampak agung dan garang,
contoh kejantanan yang baik. [Lihat, aku berhasil mengatakan itu tanpa
tertawa.] Dan kurasa Carter buka cowok yang berpenampilan paling
jelek dalam keadaan telanjang dada, tetapi bukan berarti aku ingin
bertualang ke dunia bawah tanah bersama kakak lelaki yang tidak
mengenakan apa-apa selain perhiasan dan handuk pantai. (halaman
341-342).
Dalam kutipan tersebut, diketahui Sadie dan Carter memakai pakaian
tradisional Mesir Kuno. Wanita memakai gaun sutra putih dan kedua
tangan dihiasi gelang serta cincin emas. Laki-laki memakai rok pria dari
sehelai kain linen sederhana. Laki-laki bertelanjang dada dan hanya
dihiasi gantungan leher. Kedua mata dicelak dan bertelanjang kaki.
Kutipan 22:
Sekelompok dewa yang telah berkumpul menoleh ke arah kami. Istana
itu tampak lebih megah dibanding terakhir kali kami berada di sana.
Tiang-tiangnya lebih tinggi, dihiasi lukisan yang lebih rumit. Lantai
pualam yang licin berputar-putar dengan desain-desain konstelasi,
seolah-olah kami tengah melangkah melintasi galaksi. Langit-langit
menyala seperti panel neon raksasa. (halaman 445).
Kutipan tersebut menunjukkan contohh salah satu sebuah istana bergaya
Mesir Kuno dengan tiang-tiang tinggi dihiasi lukisan. Lantai pualam
licin.
4.2.1.5 Analisis Unsur Sistem Ekonomi
Analisis unsur sistem ekonomi ialah analisis mengenai cara masyarakat
memenuhi kebutuhan ekonomi mereka atau pekerjaan mereka di dalam novel
Throne of Fire karya Rick Riordan.
Kutipan 1:
Dia adalah murid kami yang pertama datang, jauh-jauh dari Seattle,
dan cowok itu adalah seorang sau−pembuat jimat−alamiah. (halaman
8).
62. 55
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa sau atau pembuat jimat alami
ada pada zaman Mesir Kuno.
Kutipan 2:
“Tapi bukankah dia adalah Fir’aunmu?” Aku bertanya, “tidakkah kau
ingin dia dibangkitkan?”
Dia menurunkan tatapannya. Kusadari betapa tololnya komentarku. Ra
adalah raja dan majikan Bast. Dahulu kala, Ra telah memilih Bast
menjadi kesatrianya. Namun, Ra jugalah yang mengirim Bast ke penjara
untuk menyibukkan musuh bebuyutannya, Apophis, untuk selama-
lamanya, sehingga Ra bisa pensiun dengan tenang. Sangat egois,
menurutku. (halaman 34).
Kutipan tersebut menyebutkan bahwa Fir’aun adalah sebutan untuk
Raja. Selain itu, dari cerita Bast dengan Ra, diketahui bahwa kesatria
merupakan salah satu pekerjaan yang terdapat pada zaman Mesir Kuno.
Sistem majikan dan budak atau pembantu juga ada zaman Mesir Kuno.
Kutipan 3:
Sadie mengeluarkan tongkatnya dan menyusui tepian stela itu. “Pria ini,
Ipi, adalah seorang juru tulis, yang merupakan kata lain untuk penyihir.
Dia mungkin saja salah satu dari kita.” (halaman 163).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa juru tulis adalah salah satu dari
mata pencaharian pada zaman Mesir Kuno.
Kutipan 4:
“Pihak yang salah?” tanya Menshikov, “nak, kau sama sekali tidak
memahami kekuatan apa yang tengah bekerja. Lima ribu tahun silan,
para pendeta Mesir meramalkan bagaimana dunia akan berakhir. Ra
akan menjadi tua dan letih, lalu Apophis akan melahapnya dan
menjerumuskan dunia ke dalam kegelapan. Kekacauan akan berkuasa
selamanya. Sekarang waktunya telah tiba! Kau tidak bisa
menghentikannya. Kau hanya bisa memilih apakah akan dihancurkan,
atau tunduk pada kekuatan kekacauan dan selamat.” (halaman 173).
63. 56
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa pendeta juga merupakan salah
satu pekerjaan yang ada pada zaman Mesir Kuno.
Kutipan 5:
Di salah satu sudut berdirilah sebuah air mancur yang dihiasi patung
Dewi Singa Sekhmet, pelindung para tabib, seukuran manusia. (halaman
199).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa tabib merupakan salah satu
pekerjaan pada Mesir Kuno.
Kutipan 6:
“Aku ini penyihir tempur,” jawabku, “aku tidak tahu cara membelah
sungai.”
Bes tampak tersinggung. “Oh, ayolah. Itu keahlian standar. Dulu di
zaman Khufu aku kenal penyihir yang membelah sungai dan mengambil
kalung seorang gadis. Lalu ada pula si Orang Israel itu, Miki.”
(halaman 238).
Kutipan tersebut memaparkan bahwa penyihir merupakan hal yang
lumrah dan salah satu pekerjaan pada masa Mesir Kuno.
Kutipan 7:
“Ayolah, Nak!” teriaknya, “semua penggembala dulu tahu mantra untuk
menghadapi iblis air!” (halaman 239).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa penggembala adalah salah satu
mata pencaharian orang Mesir Kuno.
Kutipan 8:
Ketika aku bertanya tentang mayat-mayat itu, Claude si Gila hanya
mencemooh. “Rakyat jelata. Para peniru. Tidak punya uang untuk
membayar seniman dan ritual pemakaman. Jadi, mereka mencoba
melakukannya semampu mereka.” (halaman 278).
64. 57
Dalam kutipan tersebut diketahui bahwa terdapat profesi seniman dan
hanya rakyat jelata yang terbilang miskin.
Kutipan 9:
Aku hampir melakukan kesalahan lagi. Tadinya, aku yakin tulisan
Mesirnya berbunyi Sang Pembuat Gegabah. Namun, itu tidak masuk
akal, kecuali Khnum memiliki kekuatan sihir yang tidak ingin kuketahui.
Untungnya, aku teringat sesuatu di Museum Brooklyn. Khnum
digambarkan sebagai seorang pembuat gerabah yang membentuk
manusia dari tanah liat. (halaman 354-355).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa dari cerita mengenai Khnum,
diketahui bahwa pembuat gerabah menjadi salah satu mata pencaharian
pada zaman Mesir Kuno.
4.2.1.6 Analisis Unsur Sistem Religi
Analisis unsur sistem religi ialah analisis mengenai kepercayaan dan
agama beserta ritual keagamaan di suatu masyarakat dalam novel Throne of
Fire karya Rick Riordan.
Kutipan 1:
Malam ini dia menutupi rambutnya dengan bandana hitam. Di
pundaknya terselempang tas penyihirnya, yang dihiasi lambang Dewi
Singa, Sekhmet. (halaman 8).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa masyarakat Mesir Kuno
memeluk agama berbentuk politeisme2. Sekhmet dikenal sebagai Dewi
Singa.
Kutipan 2:
Sekarang aku tak bisa melihat karya seni Mesir tanpa merasakan suatu
ikatan batin dengan benda-benda itu. Aku menggigil ketika kami
melewati patung Horus−Dewa berkepala elang yang menghuni tubuhku
2 Politesime:Kepercayaan yang menyembah banyak Tuhan atau dewa;Adanya suatu hierarki dewa
65. 58
Natal silam. Kami berjalan melewati sebuah sarkofagus, dan aku ingat
bagaimana Set, si Dewa yang Jahat, mengurung ayah kami dalam
sebuah peti mati emas di British Museum. Dimana-mana ada gambar
Osiris, Dewa Orang Mati yang memiliki kulit berwarna biru, dan aku
teringat bagaimana Ayah telah mengorbankan diri untuk menjadi tubuh
perantara Osiris yang baru. (halaman 10).
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa Horus merupakan Dewa berkepala
elang. Set adalah dewa yang jahat sedangkan Osiris adalah Dewa Orang
Mati dengan kulit berwarna biru.
Kutipan 3:
Jaz menjetikkan jari. “Bukan, aku ingat ini! Khnum menciptakan
tersebut jentera3 pembuat tembikar. Aku bertaruh itulah yang
dilakukannya di sini−membentuk manusia dari tanah liat.” (halaman
13).
Kutipan tersebut memaparkan bahwa Khnum merupakan dewa yang
membentuk manusia dari tanah liat.
Kutipan 4:
“Khnum adalah salah satu aspek dari Dewa Matahari,” jelasku, “Ra
memiliki tiga kepribadian yang berbeda. Dia adalah Khepri, Dewa
Scarab di pagi hari, Ra di siang hari, dan Khnum, dewa berkepala
domba jantan, saat matahari terbenam, ketika dia masuk ke dunia
bawah tanah.” (halaman 13).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa Dewa Ra, Dewa Matahari
memiliki tiga aspek berbeda di tiga waktu. Dia sebagai Khepri, Dewa
Scarab di pagi hari, Ra di siang hari, Dewa Khnum yang memiliki kepala
domba jantan saat matahari terbenam.
Kutipan 5:
“Ya...” Walt meraba koleksi jimatnya sendiri. “Tapi scarab adalah
lambang kelahiran kembali Ra, bukan? Dan patung ini menggambarkan
Khnum tengah menciptakan kehidupan baru. Mungkin kita tidak
3 Jentera: alas berbentuk lingkaran yangmempunyai sumbu dan bisa diputar.
66. 59
memerlukan seluruh patung. Mungkin petunjuknya adalah−“ (halaman
14).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa scarab adalah lambang
kelahiran kembali dari Ra.
Kutipan 6:
Griffin itu berhenti menggelepar. Kepakan sayapnya melambat. Hiruk-
pikuk dan jeritan masih memenuhi ruang dansa, tetapi aku berusaha
tetap tenang saat mendekati monster tersebut.
“Kau mengenaliku, bukan?” Kuulurkan tanganku, dan sebuah simbol
lain menyala tepat tersebut telapak tanganku−simbol yang selalu
kupanggil, Mata Horus.
“Kau adalah hewan suci Horus, kan? Itu sebabnya kau mematuhiku.”
(halaman 23).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa Griffin adalah hewan suci
Horus dan hieroglif yang merupakan mata Horus.
Kutipan 7:
“Griffin adalah pelayan Horus,” jelasku, “mereka menarik kereta
perang Horus dalam pertempuran. Kurasa makhluk ini mengenali
hubunganku dengan Horus.” (halaman 24).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa Griffin adalah pelayan dari
dewa Horus. Mereka menarik kereta perangnya dalam pertempuran.
Kutipan 8:
“Tidak, kau tidak baik-baik saja,” kata Walt. “Carter dia mengeluarkan
roh itu dari dalam diriku, tetapi tindakan itu nyaris menewaskannya.
Roh itu semacam roh penyakit−“
“Sesosok Bau,” ujarku. “Roh jahat. Ketujuh roh ini disebut−“
67. 60
“Panah Sekhmet,” sambung Jaz, membenarkan ketakutanku. “Mereka
adalah roh wabah penyakit, yang terlahir dari sang dewi. Aku bisa
menghentikan mereka.” (halaman 24).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Bau adalah roh wabah penyakit
yang terlahir dari Dewi Sekhmet.
Kutipan 9:
Aku bimbang. Jaz tak pernah mencoba mantra sehebat itu. Dia sudah
lemah karena menyembuhkan Walt. Namun, dia memang dilatih untuk
mengatasi kondisi ini. Mungkin tampaknya aneh para penyembuh
mempelajari jalan Sekhmet, tetapi mengingat Sekhmet adalah Dewi
Kehancuran, wabah, dan kelaparan, memang masuk akal bila para
penyembuh juga belajar cara untuk mengatasi semua atribut
Sekhmet−termasuk Bau. (halaman 25).
Kutipan tersebut memaparkan bahwa Sekhmet adalah Dewi Kehancuran,
Wabah, dan Kelaparan.
Kutipan 10:
Sahabat lamaku, Bast, menjulang tersebutku. Dengan senyum tipis dan
mata kuningnya berkilat-kilat, dia bisa jadi sedang khawatir atau justru
merasa geli. Sulit untuk memprediksikan segala sesuatu yang berkaitan
dengan sang Dewi kucing. (halaman 32).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Bast merupakan seorang Dewi
kucing Mesir Kuno.
Kutipan 11:
“Tapi bukankah dia adalah Fir’aunmu?” Aku bertanya, “tidakkah kau
ingin ia dibangkitkan?”
Dia menurunkan tatapannya. Kusadari betapa tololnya komentarku. Ra
adalah raja dan majikan Bast. Dahulu kala, Ra telah memilih Bast
menjadi kesatriannya. Namun, Ra jugalah yang mengirim Bast ke
penjara untuk menyibukkan musuh bebuyutannya, Apophis, untuk
selama-selamanya, sehingga Ra bisa pensiun dengan tenang. Sangat
egois, menurutku. (halaman 34).
Dalam kutipan tersebut, diketahui bahwa Bast adalah kesatria Ra yang
dikirim Ra untuk melawan Apophis selama-lamanya.
68. 61
Kutipan 12:
Gambar terakhirnya adalah lukisan Anubis. Barangkali kalian pernah
melihatnya: sosok berkepala jakal4, Dewa Pemakaman, kematian, dan
sebagainya. Dia ada dimana-mana dalam kesenian Mesir−memimpin
jiwa-jiwa yang telah mati memasuki Aula Penghakiman, berlutut di
dekat timbangan kosmis, menimbang sebuah hati dan
membandingkannya dengan berat bulu kebenaran. (halaman 38).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Anubis adalah seorang dewa
berkepala jakal yang merupakan dewa kematian. Ia sering digambarkan
memimpin jiwa-jiwa yang telah mati memasuki Aula Penghakiman,
berlutut di dekat timbangan kosmis dan menimbang hati dengan bulu
kebenaran.
Kutipan 13:
Jika kalian belum pernah mencoba petualangan ba, aku tidak akan
merekomendasikannya−kecuali tentu saja kalian ingin berubah menjadi
hantu ayam dan mengarungi arus Duat tanpa terkontrol.
Ba biasanya tidak kasat mata bagi orang lain, dan itu bagus, karena ba
berbentuk seekor burung raksasa dengan kepala kita sebagai pengganti
kepala burung. (halaman 40).
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa roh manusia atau ba dalam
kepercayaan Mesir Kuno berbentuk seekor burung dengan kepala
manusia.
Kutipan 14:
“Maksudmu Dewa Matahari,” kata Felix, “manta raja para dewa.”
Carter mengganguk. “Kalian semua tahu ceritanya. Ribuan tahun silam,
Ra menjadi pikun dan mengundurkan diri ke langit, meninggalkan Osiris
yang mengambil alih tampuk kekuasaan. Kemudian Osiris digulingkan
oleh Set. Kemudian Horus mengalahkan Set dan menjadi Fir’aun.
Kemudian−“
Aku berdeham. “Versi singkatnya saja.”
4 Jakal:Semacam serigala atau anjinggurun.