Makalah ini membahas tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Jayapura di Koya Kosso. Membahas pengertian TPA, gambaran umum TPA Koya Kosso, dan tahapan pengoperasian di TPA tersebut."
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Makalah pengelolaan limbah padat dan cair
1. TUGAS MAKALAH
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DAN CAIR
“Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Jayapura di Koya Kosso”
Di susun oleh :
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2016
2. Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga,kami dapat menyusun makalah yang berjudul ”Tempat Pembuangan Akhir kota
Jayapura di Koya Kosso, Distrik Abepura, Kota Jayapura”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Pengelolaan
limbah padat dan cair yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini. Sehingga, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah pengelolaan limbah padat dan cair. Dengan demikian penulis berharap agar
makalah ini dapat menambah pengetahuan baik bagi kelompok kami maupun bagi para pembaca
dalam memahami konsep
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan bagi para pembaca.
Jayapura, Juni 2016
Penulis
3. Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………….
Daftar Isi……………………………………………………………………………..
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian sampah
2.2 Sumber-sumber sampah
2.3 Jenis-jenis sampah
2.4 Komposisi sampah
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas sampah
2.6 Penerapan prinsip 3-R, 4-R, atau 5-R
2.7 Metode pembuangan sampah
Bab III Pembahasan
3.1 Pengertian Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
3.2 Gambaran umum TPA dan IPLT Koya Kosso
3.3 Tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi sebagian besar orang sampah adalah masalah yang tidak menarik untuk di
bicarakan karena ada hal lain yang lebih menarik dan lebih penting, sudah bertahun-tahun
lamanya bahkan sejak dulu kala sampah dianggap bukanlah sebagai masalah bagi
mereka. Jika sampah sudah di buang maka masalah sudah selesai. Tapi benarkah jika
sampah sudah dibuang maka masalah selesai? Mereka lupa bahwa tempat dimana
sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang pada
tempatnya akan menimbulkan banyak masalah.
Sampah yang dibuang secara sembarangan di jalan akan membuat kota menjadi
kotor, sampah yang dibuang di sungai akan mencemari sungai dan menimbulkan banjir,
bahkan sampah yang dibuang di tempat pembuangan akhir pun bisa menjadi masalah.
Melihat kondisi tempat pembuangan akhir yang ada, sudah seberapa tinggi gundukkan
sampah yang ada, bagaimana dengan penempatan tempat pembuangan akhir tersebut
apakah telah sesuai dengan pengaturan penataan ruang yang ada di Kota Jayapura ini,
belum lagi tentang pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan apakah telah dikelola
dengan baik sesuai mekanisme yang disarankan atau tidak jelas kita tidak tahu. Maka
perlu dicermati setiap detail dari permasalah sampah tersebut diatas karena tanpa kita
ketahui dan sadari penempatan pembuangan akhir yang tidak sesuai dengan penataan
ruang akan menjadi masalah yang mengancam.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan pengertian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ?
b. Bagaimana gambaran umum dari TPA Kota Jayapura di Kampung Koya Kosso ?
c. Bagaimana tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
5. b. Untuk mengetahui gambaran umum dari TPA Kota Jayapura di Kampung Koya
Kosso.
c. Untuk mengetahui tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso.
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah
Menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 2008 pengertian Sampah adalah sisa
kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
2.2 Sumber-Sumber Sampah
Sumber-sumber sampah dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga
yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak
atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-
pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun
atau taman.
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat
hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas,
plastik, botol, daun, dan sebagainya.
c. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik,
karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat anorganik, dan mudah
terbakar (rubbish).
d. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari : kertas-
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil
kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan sebagainya.
e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)
7. Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari
pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya :
sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan
sebagainya.
f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa
sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
g. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis
usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa
pembakaran (arang), dan sebagainya.
h. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran-kotoran
ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).
2.3 Jenis Sampah
Jenis-jenis sampah juga dapat dibedakan menjadi beberapa, yakni ;
a. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
Sampah anorganik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk.
Misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.
Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk.
Misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
b. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar
Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas
dan sebagainya.
Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas, besi/logam
bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
c. Sampah berdasarkan karakteristiknya - Abu (Ashes)
8. Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di rumah, di
kantor maupun industri.
Sampah Jalanan (Street Sweeping), berasal dari pembersihan jalan dan trotoar,
terdiri dari kertas-kertas, kotoran dan daun-daunan.
Bangkai Binatang (Dead Animal), yaitu bangkai binatang yang mati karena
bencana alam, penyakit atau kecelakaan.
Sampah pemukiman (Household refuse), yaitu sampah campuran yang berasal dari
daerah perumahan.
Bangkai Kendaraan (Abandoned vehicles), yang termasuk jenis sampah ini adalah
bangkai mobil, truk, kereta api, satelit, kapal laut dan alat transportasi lainny
Sampah industri Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri pengolahan
hasil bumi, tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya.
Sampah hasil penghancuran gedung/bangunan (Demolotion waste), yaitu sampah
yang berasal dari perombakan gedung/bangunan.
Sampah dari daerah pembangunan, yaitu sampah yang berasal dari sisa
pembangunan gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung. Sampah dari daerah
ini mengandung tanah batu-batuan, potongan kayu, alat perekat, kertas dan lain-
lain.
Sampah Padat Pada Air Buangan (Sewage Solid), sampah yang terdiri dari benda
yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat
pengolahan air buangan.
Sampah Khusus, yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam
pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radioaktif dan zat yang toksis.
(Mukono, 2006)
2.4 Komposisi Sampah
Umumnya , bagian terbesar dari sampah kota adalah bahan organic (sampah basah)
yang mudah busuk atau mudah diuraikan (biodegradable). Bahan ini biasanya berjumlah
sekitar 60-70% dari total volume sampah. Sementara sisanya sampah berupa sampah
anorganik.
9. Sampah mempunyai masa lapuk yang berbeda-beda.Masa lapuk adalah waktu yang
dibutuhkan suatu benda untuk hancur.Berikut jenis benda beserta masa lapuknya.
Kertas : 2,5 tahun
Kulit jeruk : 6 bulan
Kain : 6 bulan sampai 1 tahun
Permen karet : 5 tahun
Filter rokok : 10-12 tahun
Kayu dicat : 10-20 tahun
Kulit sepatu : 25-40 tahun
Nilon : 30-40 tahun
Alumunium : 80-100 tahun
Plastik : 50-80 tahun
Logam : Lebih dari 100 tahun
Kaca : 1.000.000 tahun
Karet : Tidak bisa diperkirakan
Ban : Tidak akan hancur
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Sampah
Menurut Slamet (2004) sampah baik kualitas maupun kuantitasnya sangat
dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang
penting antara lain :
a. Jumlah Penduduk
Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk semakin banyak
pula sampahnya. Pengelolaan sampah pun berpacu dengan laju pertambahan
penduduk.
b. Keadaan sosial ekonomi
10. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah
perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak
dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia,
peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan.
Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan
pembaharuan bangunan-bangunan, transportasi pun bertambah, dan produk pertanian,
industri dan lain-lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan
jenis sampah.
c. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena
pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk
manufaktur yang semakin beragam pula.
d. Tingkat pendidikan
Menurut Hermawan (2005) Untuk meningkatkan mutu lingkungan, pendidikan
mempunyai peranan penting karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui
dan sadar akan bahaya limbah rumah tangga terhadap lingkungan, terutama bahaya
pencemaran terhadap kesehatan manusia dan dengan pendidikan dapat ditanamkan
berpikir kritis, kreatif dan rasional. Semakin tinggi tingkat pendidikan selayaknya
semakin tinggi kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
2.6 Penerapan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R
Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan
menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan
sampah dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle
(mendaur ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah Replace (mengganti) mulai dari
sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan Replant
(menanam kembali). Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam
11. rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan
dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah.
a. Reduce
Prinsip Reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan minimalisasi
barang atau material yang digunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
b. Reuse
Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih barang-barang yang
bisa dipakai kembali. Dan juga menghindari pemakaian barang-barang yang hanya
sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia
menjadi sampah.
c. Recycle
Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang sudah
tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun
saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
d. Replace
Prinsip replace dilakukan dengan cara lebih memperhatikan barang yang
digunakan sehari-hari. Dan juga mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Prinsip ini mengedepankan penggunaan
bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti mengganti kantong plastik dengan
keranjang saat berbelanja, atau hindari penggunaan styrofoam karena banyak
mengandung zat kimia berbahaya.
e. Replant
Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan sekitar
baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain. Penanaman
kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah
12. 2.7 Metoda Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah mengenal beberapa metoda dalam pelaksanaannya yaitu:
a. Open Dumping
Open dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana
dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa
pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemda yang
menerapkan cara ini karena alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll). Cara
ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya potensi pencemaran lingkungan
yang dapat ditimbulkannya.
b. Sanitary Landfill
Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara interansional dimana
penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan yang timbul dapat
diminimalkan. Namun demikian diperlukan penyediaan prasarana dan sarana yang
cukup mahal bagi penerapan metode ini sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk
kota besar dan metropolitan.
c. Control Landfill
Metoda ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara periodik
sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi
gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan perataan
dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan
permukaan TPA.
Di Indonesia, metode control landfill dianjurkan untuk diterapkan di kota sedang
dan kecil. Untuk dapat melaksanakan metoda ini diperlukan penyediaan beberapa
fasilitas diantaranya:
1) Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan
2) Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan
13. 3) Pos pengendalian operasional
4) Fasilitas pengendalian gas metan
5) Alat berat
BAB III
PEMBAHASAN.
3.1 Pengertian Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul disumber, pengumpulan,
pemindahan/ pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana
sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan
sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar
keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. Selama ini masih banyak persepsi keliru
tentang TPA yang lebih sering dianggap hanya merupakan tempat pembuangan sampah.
Hal ini menyebabkan banyak Pemerintah Daerah masih merasa sayang untuk
mengalokasikan pendanaan bagi penyediaan fasilitas di TPA yang dirasakan kurang
prioritas dibanding dengan pembangunan sektor lainnya. Di TPA, sampah masih
mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu panjang. Beberapa jenis
sampah dapat terurai secara cepat, sementara yang lain lebih lambat bahkan ada beberapa
jenis sampah yang tidak berubah sampai puluhan tahun; misalnya plastik. Hal ini
memberikan gambaran bahwa setelah TPA selesai digunakan pun masih ada proses yang
berlangsung dan menghasilkan beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan.
Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap TPA yang telah ditutup.
3.2 Gambaran umum Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Jayapura di Koya Kosso
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Kota Jayapura berlokasi di Kampung Koya Kosso, Distrik Abepura, Kota Jayapura seluas
14. 20 Ha. Di TPA Koya Kosso menggunakan proses controlled landfill, yang mana
Pemerintah Kota Jayapura menyiapkan 4 landfill ( 1 landfill = 100m x 130m) di TPA
Koya Kosso.
Jarak TPA dan IPLT Kota Jayapura dari pusat Kota Jayapura adalah 20 kilometer.
Jarak TPA dan IPLT dari bandara sentani 36 kilometer. Jarak dengan rumah penduduk
terdekat, yaitu ± 300 meter dan jarak dengan kantor Kampung Koya Kosso, yaitu ± 3 km.
3.3 Tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso
a. Pengangkutan sampah dan lumpur tinja
Pengangkutan merupakan proses operasi yang dimulai dari titik pengempulan
terakhir dari suatu sistem langsung, atau dari tempat pemindahan dan atau
penampungan sementara sampai ke TPA. Alat angkut yang umum dipergunakan adalah
truk.
b. Pengolahan sampah
Secara garis besar sistem operasi pengolahan akhir sampah di TPA Kota
Jayapura adalah sebagai berikut :
1. Screnening dan pemilahan
Pemilahan (sorting) adalah suatu upaya untuk memilahatau memisahkan
sampah berdasarkan unsur-unsur tertentu yang akan diolah pada tahapan
selanjutnya.Tujuan dari pemilahan sebagai berikut ;
Memisahkan material daur ulang.
Memastikan bahwa sampah dapat masuk ke pengolahan lanjutan seperti
pemenfaatan kembali bahan-bahan ,melakukan daur ulang bahan (recyle}
dan melakukan pemulihan energy dari sampah
Memisahkan sampah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3)
Mengurangi sampah yang masuk ke dalam pembuangan akhir.
Di TPA koyo kosso ada beberapa pemilahan , yaitu
Tahap 1 Pembongkaran sampah
Pada tahap ini, sampah yang telah diangkut kendaraan pengangkut sampah
kemudian di timbang , lalu sampah di bongkar.
15. Tahap 2 Bag opener
Pada tahap ini sampah-sampah di lewatkan ke dalam mesin pembuka
kantong-kantong pembungkusnya, sehingga tidak ada lagi sampah dalam
kemasan. Kemudian sampah-sampah di alihkan dengan coveyor belt,
masuk menuju unit screening.
Tahap 3 Penyaringan / screening
Pada tahap ini , terjadi pemisahan antara sampah organic, dan sampah
anorganik, untuk sampah organic akan masuk ke dalam unit pengumpul
sampah organic, sedangkan sampah anorganik akan masuk kedalam unit
sorting . Sampah-sampah organic akan dibawa ke unit composting untuk
dilakukan pengomposan .
Tahap 4 Pemilahan
Pada tahap ini sampah anorganik dari proses penyaringan kemudian
dialirkan pada sebuah belt conveyor, dengan para pekerja pemilah di
sampng kiri dan kanan. Para pekera di samping kiri memilah sampah
residu, B3 sedangkan para pekerja di sebelah kanan mengambil sampah
anorganik potensi daur ulang ( recycled material) .Sampah hasil
pemilahan di masukan kedalam tempat samoah dan dikumpulkan di
penyimpanan sementara sampah.
c. Penimbunan sampah
Metode operasional yang di lakukan dalam proses penimbunan sampah yang di
lakukan di TPA Koya Kosso adalah menggunakan metode controlled landfill. Metode
ini dilakukan dengan menimbun sampah dengan lapisan tanah di lakukan setelah TPA
penuh lalu di padatkan atau setelah mencapai periode tertentu. Satu landfill memiliki
ukuran luas 100 m X 130 m dan maksimum tinggi landfill 20 meter yang berbentuk
pyramid. Setelah satu landfill yang berbentuk pyramid mencapai 20 meter akan di tutup
dengan tanah , dengan penutupan terakhirnya tebal tanah 1 meter setelah itu dilakukan
penghijauan diatas nya. Jangka wakt pengoperasian satu landfill di perkirakan untuk 5
tahun.
16. Dalam controlled landfill yang harus di perhatikan adalah : lapisan dasar lahan,
tanah penutup, kebutuhan tanah penutup, sistem ventilasi dan sumur pantau.
d. Pengolahan Lindi
Lindi adalah rembesan air yang tercemar setelah melintasi tumpukan sampah ,
dimana aliran partikel-partikel kontaminan keluar dari tumpukan sampah . Karakteristik
lindi sangat tergantung dari jenis sampah yang terdapat di TPA.
Kandungan pada lindi tidak berbeda dengan air buangan domestic. Namun,
kandungan zat organic pada lindi sangat tinggi konsentrasinya.
e. Operasional IPLT ( Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)
Lumpur tinja merupakan hasil proses penguraian tinja manusia ke dalam tanki
septic .
Proses pengolahan utama yang terjadi dalam tanki septik adalah sebagi berikut;
a. Penyisihan padatan teruspensi,
b. Pencernaan lumpur dan scum,
c. Stabilisasi cairan , dan
d. Pertumbuhan mikroorganisme.
Sementara itu tahapan pengolahan lumpur tinja meliputi hal-hal sebagi berikut ;
1. Pengangkutan dengan truk tinja
2. Pra pengolahan
3. Pengolahan lumpur tinja di IPLT, dan
4. Pengeringan lumpur.
Proses pengolahan lumpur tinja di IPLT Kota Jayapura merupakan proses
biologis, yaitu dengan memanfaatkan bakteri atau mikroorganisme untuk menguraikan
17. bahan organic dalam limbah tinja tersebut .Berikut merupakan fungsi dan operasional
unit-unit pengolahan lumpur tinja Kota Jayapura :
a. Bak penampung / pengumpul
Bak pengumpul di IPLT Kota Jayapura terdiri dari satu buah bak berbentuk
persegi. Dalam bak penampung ini setelah lumpur tinja dari mobil
tinjadimasukkan, lalu diencerkan dengan penambahan air dari saluran pengencer
yang diambil dari sumur.
b. Kolam anaerobic
Kolam ini beroperasi tanpa ada oksigen terlarut karena beban organik masih
sangat tinggi, sehingga bakteri membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikan
limbah organik. Kolam ini dibuat dengan kedalaman yang tinggi dengan harapan
kondisi anaerob benar-benar terajadi.
c. Kolam fakultatif
Kolam fakultatif di IPLT Kota Jayapura terdiri dari satu unit kolam yang
berbentuk siku. Pada kolam ini tidak terdapat ganggang, alga maupun tanaman
lain. Kondisi lumpur dikolam ini sama dengan kondisi dikolam anaerob, hal ini
disebabkan terlarut banyak pengenceran yang dilakukan sehingga kondisi kolam
cenderung bersifat aerob.
d. Kolam maturasi
Kolam maturasi di IPLT Kota Jayapura terdiri dari satu buah unit berfungsi
menampung beban organik yang berasal dari kolam fakultatif.
e. Bak pengering lumpur
Bak pengiring lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang
dihasilkan dari kolam anaerob, kolam fakultatif dan kolam maturasi. Lamanya
waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur antara 1-2 minggu,
tergantung pada ketebalan lumpur yang tertampung dan cuaca.
18. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul disumber, pengumpulan,
pemindahan/ pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat
dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang
benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.
b. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Kota Jayapura berlokasi di Kampung Koya Kosso, Distrik Abepura, Kota Jayapura.
c. Tahap pengoperasian di TPA Koya Kosso meliputi beberapa tahap, yaitu :
1. Pengangkutan sampah dan lumpur tinja
2. Pengolahan sampah
3. Penimbunan sampah
4. Pengolahan lindi
5. Operasional IPLT.
20. DAFTAR PUSTAKA
Arie Dj Djoekardi dan Bambang Setyabudi. 1998. Kebijaksanaan dan strategi nasional
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua
(1994/1995-2019/2020). Dasa Karya Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Backer, C., dan D. Herson. 1994 Bioremediation. Amerika Serikat: McGraw-Hill.Inc. Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Jakarta. 2011. “Status Lingkungan Hidup Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 2011”. http://bplhd.jakarta.go.id
Ismansyah, Bangun. 2010. “Tempat Pembuangan Akhir”.
http://www.scribd.com/doc/17391029/KRITERIA-TEKNIS-TPA-SAMPAH. 10 Februari
2012 pk. 10.02.
http://iusyusephukum.blogspot.co.id/2013/05/makalah-tempat-pembuangan-akhir-pasir.html
Moersidik, Setyo Sarwanto. 2007. “Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Lingkungan”. Handout. PSIL UI.