Dokumen tersebut membahas tentang fisiologi mekanisme kerja jantung dan sirkulasi cairan tubuh (darah), mencakup aktivitas listrik pada pengatur irama, berkas Hiss, dan jaringan Purkinje pada jantung; hubungan antara luas penampang pembuluh darah dengan kecepatan aliran darah; mekanisme pengendalian saraf pada jantung dan pembuluh darah; serta macam-macam penyakit pada jantung.
3. Sub Topik
04
Menganalisis aktivitas
kelistrikan pada pengatur
irama, berkas Hiss, dan
jaringan Purkinje pada
jantung
Menjelaskan hubungan
antara luas penampang
pembuluh darah dengan
kecepatan aliran darah
Menganalisis
mekanisme
pengendalian saraf
pada jantung dan
pembuluh darah
Macam-macam penyakit
pada jantung
Bagian fungsi Organ jantung
5. a. Lamina Parietalis
Lapisan perikardium sebelah luar yang
disebut sebagai parietal layer adalah
selaput perikardium yang melekat
pada tulang rusuk, rongga dada dan
organ paru-paru.
a. Lamina Viseralis
Lapisan perikardium sebelah dalam
yang melekat pada jantung pada
lapisan epikardium. Bagian inilah yang
disebut lapisan Epikardium Jantung.
Selaput Pembungkus Jantung (Perikardium)
6. a. Lapisan Epikardium (Visceral Pericardium)
Lapisan epikardium adalah lapisan
dinding terluar jantung yang tersusun
atas jaringan ikat dan lemak.
a. Lapisan Miokardium (Visceral Miocardium)
Miokardium adalah lapisan dinding
jantung kedua dibawah epikardium.
a. Lapisan Endokardium (Visceral
Endocardium)
Lapisan dinding jantung paling dalam
yang bertemu dengan ruang jantung dan
Lapisan Penyusun Dinding Jantung
7. a. Serambi Jantung/Atrium
Atrium jantung berfungsi menampung
darah yang masuk ke jantung melalui
pembuluh darah vena pulmonalis
untuk atrium kiri dan pembuluh darah
vena cava untuk atrium kanan.
a. Bilik Jantung/Ventrikel
Ventrikel jantung berfungsi
menampung darah yang berasal dari
ruang atrium dan kemudian
memompanya keluar melalui
pembuluh darah aorta untuk ventrikel
kiri dan pembuluh darah arteri
Ruang Jantung
8. a. Sekat Antriorum/septum atriorum
Sekat jantung yang memisahkan ruang atrium kanan dengan ruang atrium kiri yang
berfungsi memisahkan darah bersih dan darah kotor di dalam jantung
a. Sekat Interventrikularis/septum interventricularis
Sekat jantung yang memisahkan ruang ventrikel kanan dengan ruang ventrikel kiri
yang berfungsi juga memisahkan darah bersih dan darah kotor di dalam jantung
a. Sekat Atrioventrikularis/septum atrioventricularis
Sekat jantung yang memisahkan ruang atrium kanan dan kiri dengan ruang ventrikel
kanan dan kiri. Di sekat ini terdapat dua katup mitral di kiri dan katup trikuspidalis
di kanan.
Sekat Jantung
9. a. Katup Atrioventrikularis (Katup A. V)
Berfungsi untuk mencegah aliran balik darah dari ventrikel kembali ke atrium selama
fase sistole, terbagi menjadi 2 yaitu:
-Katup Bikuspidalis/Katup Mitralis/Mitral Valve/Bicuspid Valve, merupakan katup
jantung yang memiliki dua daun yang membatasi ruang atrium kiri dnegan ventrikel
kiri
- Katup Trikuspidalis/Tricuspid Valve, merupakan katup yang memiliki tiga daun katup
yang membatasi ruang atrium kanadengan ruang ventrikel kiri
b. Katup Semilunaris (Katup 5L)
Berfungsi untuk mencegah aliran balik darah yang sudah keluar dari jantung kembali
ke ruang ventrikel selama fase diastole, terbagi menjadi 2 yaitu:
- Katup Aorta/Aortic Valve
- Katup Pulmonalis/Pulmonary Valve
Katup Jantung
10. a. Arteri Koronaria/Pembuluh Nadi Koroner
(Coronary Artery)
-Arteri Koronaria Kanan/Right Coronary Artery
(RCA) keluar dari sinus aorta kana dan berjalan
sepanjang dinding jantung di celah antara atrium
kanan dan kiri kemudian menuju bagian apkes
(bawah) jantung
-Arteri Koronaria Utama Kiri/ left Main Coronary
Artery (LMCA) keluar dari sinus aorta kiri, dan
kemudian bercabang menjadi 2: Artery
Descenden/Left Arterior Dscending (LAD) dan
Artery Sirkumfleksa/Left Circumflex (LCX) Artery
Pembuluh Darah Jantung
11. b. Vena Koronaris/ Pembuluh Balik Koroner (Coronary Vein)
- Sinus Koronarius (Coronary Sinus), bertugas menerima dan menampung darah dari
vena kardiak sedang dan vena kardiak kecil
- Vena kardiak besar (Great Cardiac Vein)/Vena Cardis Parva mrupakan cabang
pertama dari sinus koronarius yang membawa darah ke arah sinus
- Vena Kardiak Sedang (Middle Cardiac Vein)/ Vena Cordis Parva merupakan cabang
kedua dari sinus koronarius yang membawa darah kotor dari small cardiac vein dan
arterior cardiac vein menuju sinus
- Vena Kardiak Kecil (small cardiac vein)/ vena cordis parva merupakan vena
koronaria paling kecil yang bersambung dengan vena kardiak sedang
- Vena kardiak anterior (anterior cardiac vein)
Pembuluh Darah Jantung
13. Aktivitas Kelistrikan Pengatur Irama
Jantung adalah salah satu organ yang dapat
memproduksi muatan listrik, dimana hal ini telah
ditunjukkan oleh Von Kolliker (1855) dengan
menggunakan preparate yang diketahui dengan
rheoscopic frog, yakni apabila saraf dari otot
gastrocnemius kodok dilihat pada permukaan jantung
yang sedang berdenyut maka otot akan ikut
berkontraksi sesuai dengan irama denyut jantung.
Aktivitas listrik pada jantung dapat diawali dengan
jalur konduksi yang berkontraksi ruang jantung atas
atau antrium dan ruang jantung bawah atau
ventrikel untuk berkontraksi. Sinyal listrik jantung
diawali dari bagian puncak jantung yang disebut
dengan nodus sinoatrial/SA Node.
14. Hasil rekaman yang telah terbentuk
disebut elektrokardiogram yang melacak aliran
listrik menuju jantung. Hasil EKG memiliki tiga
gelombang dapat dikenali. Gelombang pertama
adalah gelombang P, yakni gelombang kecil
yang melambangkan depolarisasi atrium
sebelum atrium berkontraksi. Gelombang besar
QRS diperoleh dari aliran listrik selama
repolarisasi ventrikel. Gelombang ini memiliki
bentuk gelombang yang cukup kompleks.
Gelombang ini juga memulai kontraksi dari
ventrikel. Gelombang T dihasilkan selama
repolarisasi ventrikel. Penting bahwa
repolarisasi atrium seringkali tersembunyi dari
gelombang QRS kompleks yang direkam dalam
waktu yang sama.
15. Berkas Hiss & Jaringan Purkinje Pada Jantung
Berkas His merupakan suatu berkas berupa
serabut tebal yang menjulur kebawah di
sebelah kanan septum interventrikularis
kemudian bercabang lagi ke kiri dan ke
kanan. Berkas His kiri terdapat berkas
anterior kiri, posterior dan septal. Dan
Purkinje merupakan jaringan yang menyebar
ke seluruh permukaan dalam kedua
ventrikel jantung.
16. Berkas His kiri terdapat berkas anterior kiri,
posterior dan septal. Sedangkan berkas His
kanan menyebarkan impuls listrik ke
ventrikel kanan, sedangkan berkas His kiri
menyebarkan impuls ke septum inter-
ventrikel dan ventrikel kiri dengan kecepatan
konduksi 2 meter/detik. Berkas-berkas
tersebut bercabang menjadi cabang-cabang
kecil yang dinamakan dengan serabut
purkinje yang tersebar pada septum
interventrikel sampai pada muskulus
papilaris yang menghasilkan impuls 20-
40X/menit dengan kecepatan konduksi 4
meter /detik.
17. Urutan normal perangsangan jantung yakni
pertama, impuls yang dihasilkan oleh nodus SA
(Sinoatrialis) secara otomatis. Impuls ini akan
diteruskan ke interarteria dan internodal.
Kemudian dilanjutkan ke nodus AV
(Atrioventrkularis) impuls diteruskan ke berkas
HIS cabang kiri dan cabang kanan serta ke serat
purkinje. Setelah semua bagian jantung
memperoleh impuls, maka jantung akan
berkontraksi. Impuls listrik akan menyebar yang
diawali dengan endocardium ke miokardium
dan terakhir pada epicardium yang kemudian
otot jantung akan bergerak dan memompa
darah keluar dari ruang ventrikel ke pembuluh
darah arteri.
19. Kecepatan Darah
Darah mengalir di dalam aorta darah
mengalir sekitar 30 cm/detik sedangkan di
dalam kapiler sekitar 0,026 cm/detik.
Berdasarkan hukum kontinuitas, awalnya
terlihat bahwa darah harus mengalir lebih
cepat melalui kapiler dibandingkan dengan
melalui arteri karena diameter kapiler jauh
lebih kecil. Namun, total luas penampang
keseluruhan pipa yang mengalirkan cairan
itulah yang akan menentukan kecepatan
aliran darah.
20. Otot yang berkontraksi akan
memeras vena, di mana kelepak-
kelepak jaringan bertindak sebagai
katup satu arah yang menjaga agar
darah mengalir hanya menuju
jantung. Jika kita duduk atau berdiri
terlalu lama, kurangnya aktivitas
otot akan menyebabkan kaki kita
bengkak karena cairan darah yang
sudah turun itu tidak bisa kembali
ke jantung.
Gambar: Aliran darah dalam vena
(Sumber : Campbell, 2004)
Aliran Darah dalam Vena
21. Kecepatan aliran darah berbanding
terbalik dengan luas penampang
keseluruhan pembuluh darah. Oleh karena
itu, kecepatan semakin menurun seiring
meningkatnya jumlah pembuluh darah arteri
sampai di kapiler. Kecepatan semakin
meningkat pada vena dalam perjalanan
membawa darah kembali ke jantung. Aliran
darah yang tercepat di aorta dan paling
lambat dalam kapiler, situasi yang ideal
menyediakan sirkulasi darah yang cepat dan
waktu yang cukup untuk pertukaran bahan
antara darah di kapiler dan sel-sel jaringan.
Hubungan Antara Luas Penampang Pembuluh
Darah dan Kecepatan Aliran Darah
23. Gerakan jantung yang disebut denyut jantung diatur oleh susunan saraf
tak sadar atau disebut dengan saraf otonom. Adapun peran dari saraf
otonom, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik adalah sebagai berikut:
1) Simpatik (epinephrine) berperan untuk meningkatkan frekuensi
denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung. Sehingga
rangsangan saraf simpatik akan mengakibatkan meningkatnya
kekuatan dan frekuensi denyut jantung.
2) Parasimpatik (norepinephrine) berperan sebaliknya, yaitu
rangsangan saraf parasimpatik akan menurunkan kekuatan dan
frekuensi denyut jantung.
24.
25. Pada pertengahan tahun 1600-an, para ilmuwan menemukan bahwa
darah bergerak dengan pemompaan melalui jantung dan mengalir ke
satu arah dari pembuluh arteri ke vena. Namun, para ilmuwan belum
dapat menjelaskan bagaimana darah mengalir dari pembuluh arteri
ke vena. Berdasarkan penemuan terbaru pada masa itu, yaitu
mikroskop, para ilmuwan menemukan kapiler, yaitu pembuluh
darah yang menghubungkan arteri dan vena (Biggs dkk, 2007).
26. 1. Arteri
Melalui arteri darah yang keluar dari jantung dipompa kemudian
menuju kapiler dan menuju ke vena. Arteri (pembuluh nadi)
merupakan pembuluh darah yang membawa darah keluar jantung.
Arteri mempunyai dinding yang elastis dan tebal yang terbuat dari
jaringan ikat dan jaringan otot polos (Biggs dkk, 2007).
27. 2. Vena
Vena atau pembuluh balik merupakan pembuluh darah yang mengantar
darah balik ke jantung. Vena memiliki katup satu arah yang menjaga darah
bergerak menuju jantung. Apabila darah mengalir mundur, maka tekanan
darah terhadap katup akan menyebabkan katup menutup. Selain itu, aliran
darah di pembuluh darah juga dibantu oleh otot rangka. Ketika otot rangka
berkontraksi, maka akan menekan pembuluh darah dan membantu darah
bergerak menuju jantung (Biggs dkk, 2007).
28. 3. Pembuluh Kapiler
Dinding pembuluh kapiler hanya setebal satu sel. Nutrisi dan
oksigen berdifusi ke dalam sel-sel tubuh dari kapiler. Zat buangan
dan oksigen berdifusi dari sel-sel tubuh ke dalam kapiler (Biggs
dkk, 2007).
30. 1. Penyakit jantung koroner
pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke jantung mengeras dan mengalami
penyempitan. Kondisi ini dipicu oleh penumpukan kolesterol dan pembekuan darah di dalam
arteri.Gejala yang muncul dari penyakit ini antara lain nyeri dada, sesak napas, keringat
dingin, dada berdebar, dan mual. Nyeri dada akibat PJK bisa dirasakan menjalar hingga ke
leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan. Jika dibiarkan tanpa penanganan,
kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi berupa serangan jantung.
1. Serangan jantung
Kondisi darurat yang terjadi saat pasokan darah ke jantung terhambat secara total, sehingga
sel-sel otot jantung mengalami kerusakan. Serangan jantung biasanya disebabkan oleh
penyakit jantung koroner. serangan jantung bisa menyebabkan kerusakan permanen pada
organ tersebut. Bila kerusakan makin meluas, penderita serangan jantung dapat mengalami
henti jantung mendadak
31. 3. Aritmia
Gangguan pada irama jantung. Irama jantung pada penderita aritmia bisa terlalu cepat, terlalu
lambat, atau tidak beraturan. Aritmia terjadi ketika rangsangan listrik yang mengatur detak jantung
terganggu, sehingga jantung tidak bekerja dengan baik. Gangguan tersebut bisa disebabkan oleh
penyakit jantung koroner, serangan jantung, kardiomiopati, dan gangguan elektrolit, seperti
kelebihan kalium dalam darah (hiperkalemia) atau kekurangan kalium (hipokalemia).
4. Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan gangguan pada otot jantung. Kondisi ini menyebabkan kelainan pada
bentuk dan kekuatan otot jantung (misalnya otot jantung menjadi lebih besar dan kaku), sehingga
tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.Penyakit ini bisa disebabkan oleh
kelainan genetik atau faktor keturunan, sehingga penderitanya terlahir dengan kondisi ini. Selain
karena kelainan genetik, kardiomiopati juga bisa terjadi akibat penyakit jantung koroner, gagal
jantung, hipertensi, atau penuaan.
32. 5. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi jantung yang terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Bila berlangsung dalam jangka panjang, gagal jantung dapat memicu komplikasi serius yakni henti
jantung, edema paru, gagal hati, dan gagal ginjal. Gagal jantung adalah penyakit jantung yang
berkembang perlahan-lahan secara bertahap. Kondisi ini biasanya diawali oleh adanya penyakit
penyerta lain, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, diabetes, dan penyakit
jantung bawaan.
6. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bentuk jantung yang terjadi sejak lahir. Kelainan ini
bisa terjadi pada dinding jantung, katup jantung, pembuluh darah di dekat jantung, atau kombinasi
semua kelainan tersebut (tetralogy of Fallot).
7. Penyakit Katup Jantung
Penyakit katup jantung terjadi ketika katup jantung tidak bisa membuka atau menutup dengan
sempurna, sehingga terjadi bendungan atau hambatan pada aliran darah. Akibatnya, aliran darah
ke seluruh tubuh akan terganggu.
33. 8. Endokarditis
Endokarditis adalah infeksi pada jaringan ikat yang melapisi dinding dan katup jantung. Infeksi ini
terjadi ketika kuman dari bagian tubuh lain, seperti mulut dan kulit, masuk ke dinding jantung
melalui aliran darah. Bakteri atau jamur yang menyebabkan endokarditis bisa masuk melalui luka
pada tubuh atau luka di mulut, pemasangan kateter, pemakaian jarum yang tidak steril untuk tato
atau tindik, dan penggunaan NAPZA suntikan.
9. Tumor Jantung
Tumor jantung adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada dinding jantung. Tumor dapat bersifat
kanker (ganas) atau non-kanker (jinak). Tumor ini dapat tumbuh di dinding otot jantung atau lapisan
pelindung jantung (perikardium). Jika ukurannya semakin besar, otot ini bisa mendesak dinding
jantung dan menyebabkan jantung sulit memompa darah. Sering kali tumor jantung tidak
menunjukan gejala. Meski begitu, sebagian penderita tumor jantung bisa menunjukkan gejala
ringan hingga berat.
34. Daftar Pustaka
● Biggs, A., L. Daniel, R. M. Feather, E. Ortleb, P. Rillero, S. L. Snyder, dan D. Zike. 2008.
Science: Level Green. New York: The McGraw-Hill Companies.
● Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2004). Biologi. Jilid 3. Edisi Kelima. Alih
Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
● Dharma, S. 2010. Sistematika Interpretasi EKG : Pedoman Praktis. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
● Guntur. 2019. Sistem Kardiovaskuler. Ponorogo :Uwais Inspirasi Indonesia.
● Kuntoadi, G. B. 2019. Anatomi Fisiologi. Medan: Pantera Publishing.
● Purnamasari, R., dan D. R. Santi. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel.
● Sa'adah, S. (2018). Sistem Peredaran Darah Manusia. UIN Sunan Gunung Jati. Bandung.
● Sudirman, M. S., M. Fairus, Ambarwati, Sadiman, H.A. Nur, W. Efrizal, dan D.A. Palupi.
2021. Buku Ajar Anatomi Fisiologi Jilid 2. Solok : Insan Cendekia Mandiri.
35. Daftar Pustaka
● T.Bolon. C. M., D. Siregar, L. Kartika. A. Supinganto, S. S. Manurung, Y. F.
Sitanggang, N. Siagian, S. Siregar, R. Manurung. F. Ritonga, R. Dewi, R.M.
Sihombing, M. Herlina, Noradina. 2020. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Medan : Yayasan Kita Menulis.