Dokumen tersebut merupakan materi pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SMA/MA kelas X semester 1. Materi tersebut membahas tentang teks laporan hasil observasi dan menjelaskan pengertian, ciri, struktur, dan penyusunannya.
Isi makalah memahami kaidah kebahasaan dari teks "Utopia Rakyat Bonjeur"
1. Slide BDR Bahasa Indonesia 10 - Intan Pariwara @AminYusuf.pptx
1. Bahasa Indonesia
SMA/MA
Kelas X Semester 1
Penulis: Uti Darmawati
Y. Budi Artati
Editor: Apriyanto Dwi Santoso
Ika Yuliana Putri
2. DISKLAIMER
• Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi powerpoint ini mengacu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint ini disajikan secara
ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya
sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan powerpoint ini Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
3. Bab I Mengobservasi Kekayaan Laut Indonesia
Bab II Pemaparan Objek untuk Memperluas Pengetahuan
Bab III Kritikan dan Nasihat dalam Balutan Humor Menghibur
Bab IV Menelusuri Nilai-Nilai dalam Karya Sastra
Bab V Bersepakat Melalui Negosiasi
4. BAB 1
Mengobservasi Kekayaan Laut Indonesia
A. Pengertian, Ciri-Ciri, dan
Informasi dalam Teks
Laporan Hasil Observasi
B. Interpretasi Teks
Laporan Hasil Observasi
C. Struktur dan Kaidah
Kebahasaan Teks Laporan
Hasil Observasi
D. Penyusunan
Teks Laporan
Hasil Observasi
5. A. Pengertian, Ciri-Ciri, dan Informasi dalam
Teks Laporan Hasil Observasi
Pengertian dan Ciri-ciri Teks
Laporan Hasil Observasi Informasi dalam Teks Laporan
Hasil Observasi
6. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi dan Ciri-Cirinya
Teks laporan hasil observasi (report) berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan
pada hasil kegiatan observasi. Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengumpulan data atau
informasi melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat di lapangan atau lokasi
pengamatan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang tingkah laku, keadaan,
kondisi, atau situasi dari objek yang diteliti.
Ciri-ciri teks laporan hasil observasi sebagai berikut.
a. Bersifat objektif, global, dan universal.
b. Objek yang akan dibicarakan atau dibahas adalah objek tunggal.
c. Ditulis secara lengkap dan sempurna.
d. Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan pengamatan yang telah
dilakukan.
e. Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang sudah terbukti
kebenarannya.
f. Tidak mengandung prasangka, dugaan, atau pemihakan yang
menyimpang atau tidak tepat.
g. Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas
yang terdapat di dalamnya.
7. Informasi yang terdapat
dalam teks laporan hasil
observasi
Informasi yang terdapat dalam teks laporan
hasil observasi merupakan fakta yang
ditemui pada objek yang diamati. Fakta
adalah peristiwa yang benar-benar terjadi.
Fakta menunjukkan kebenaran informasi.
Fakta merupakan pernyataan yang tidak
terbantahkan kebenarannya. Pernyataan
tersebut berupa kalimat yang ditulis
berdasarkan kenyataan, peristiwa, atau
keadaan yang benar-benar terjadi secara
objektif. Objektif berarti dapat ditangkap
oleh indra dan mengandung kepastian.
8. B. Interpretasi Teks Laporan Hasil Observasi
Ringkasan Teks Laporan Hasil Observasi
Simpulan Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi
10. Simpulan teks hasil laporan
observasi
Interpretasi terhadap teks
laporan hasi observasi dapat
dilakukan dengan
menyimpulkan teks laporan
hasil observarsi. Simpulan
adalah rumusan akhir tentang
sesuatu, dalam hal ini adalah
teks. Simpulan disusun
berdasarkan pemahaman atau
penalaran kita terhadap
keseluruhan isi teks tersebut.
11. C. Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks
Laporan Hasil Observasi
Struktur Teks
Laporan Hasil
Observasi
Kaidah Kebahasaan
Teks Laporan Hasil
Observasi
12. • Definisi umum merupakan pembukaan yang berisi pengertian mengenai
sesuatu yang dibahas di dalam teks.
Definisi umum
• Definisi bagian merupakan bagian yang berisi ide pokok dari setiap
paragraf (penjelasan rinci).
Definisi Bagian
• Definisi manfaat merupakan bagian yang menjelaskan manfaat dari
sesuatu yang dilaporkan, biasanya untuk benda mati. Sementara itu,
untuk mendefinisikan benda hidup, definisi yang digunakan adalah
definisi perilaku.
Definisi manfaat
atau perilaku
• Penutup atau simpulan merupakan bagian rincian akhir teks laporan
hasil observasi. Penutup dapat berisi simpulan berupa tanggapan atau
interpretasi penulis tentang objek yang dibahas. Penutup atau simpulan
bersifat opsional. Artinya, boleh ada, boleh tidak.
Penutup atau
simpulan
Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
13. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1.
• Kata, frasa, verba, dan nomina
2.
• Kalimat definisi dan deskripsi
3.
• Kalimat simpleks dan kalimat kompleks
14. D. Penyusunan Teks Laporan Hasil Observasi
Gagasan Pokok dan
Gagasan Penjelas dalam
Menyusun Teks Laporan
Hasil Observasi
Menyusun Teks Laporan
Hasil Observasi dengan
Memperhatikan Isi dan
Kaidah Kebahasaan
15. Sebuah tulisan atau teks terdiri atas gagasan pokok dan
gagasan-gagasan penjelas. Sebelum menyusun teks laporan
hasil observasi, Anda diharuskan menentukan gagasan pokok
dan gagasan penjelas teks laporan hasil observasi yang akan
Anda susun. Mengembangkan teks dimulai dengan
menuliskan gagasan-gagasan pokok terlebih dahulu. Setiap
gagasan pokok dikembangkan menjadi satu paragraf.
Gagasan Pokok dan Gagasan Penjelas dalam Menyusun
Teks Laporan Hasil Observasi
16. Langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
a.
• Menentukan topik masalah yang akan diamati atau diteliti.
b.
• Merencanakan cara menyelesaikan masalah.
c.
• Melakukan pengamatan sesuai dengan masalah yang ditentukan.
d.
• Meneliti ulang hasil pengamatan.
e.
• Membuat kerangka laporan hasil observasi.
f.
• Menyusun laporan hasil observasi.
g.
• Membenahi laporan.
17. A. Definisi, Ciri, dan Jenis Teks Eksposisi
B. Identifikasi Teks Eksposisi
C. Pengembangan Isi Teks Eksposisi
D. Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi
E. Penyusunan Teks Eksposisi
19. Eksposisi merupakan paparan yang bertujuan memberi tahu
atau menerangkan sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, eksposisi berarti uraian atau paparan yang
bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan dalam karangan.
Menurut Gorys Keraf, eksposisi atau pemaparan adalah
salah satu jenis teks atau keterampilan bahasa secara efektif
yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu
pokok pikiran.
20. a. Penjelasan pokok persoalan secara
objektif, tidak ada unsur subjektif dan
emosional.
b. Gaya penulisan informatif.
c. Teks memuat fakta.
23. Teks eksposisi berisi paparan yang disampaikan kepada pembaca
atau pendengar. Salah satu cara menyampaikan paparan kepada
pendengar adalah dengan berpidato.
Dalam naskah pidato terdapat paparan yang berupa argumentasi
dan rekomendasi. Argumentasi berisi pendapat yang dikemukakan
dalam pidato, sedangkan rekomendasi merupakan kesimpulan
yang disampaikan dalam pidato tersebut.
24. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
fakta adalah suatu keadaan atau peristiwa
yang berisi kenyataan dan benar-benar
terjadi, sedangkan opini adalah pendapat
yang dikemukakan.
25. Melengkapi Tesis dengan Argumen
Menyampaikan Kembali Isi Teks Eksposisi
dengan Gaya Bahasa yang Berbeda
Tesis adalah bagian pembuka
teks eksposisi. Tesis berisi
pernyataan pendapat.
Pendapat dalam tesis
merupakan gagasan pokok
dari suatu teks eksposisi.
Gagasan pokok tersebut
dapat dikembangkan dengan
beberapa argumen penjelas.
Cara menyampaikan kembali
isi teks dengan membuat
gagasan penjelas dari setiap
kalimat utama yang terdapat
pada teks eksposisi. Tetap
perhatikan isi dari teks
eksposisi tersebut. Isi teks
eksposisi baru yang
dikembangkan harus sesuai
dengan isi teks asli.
26. D. Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi
Struktur Teks
Eksposisi
Kebahasaan Teks
Eksposisi
30. Menentukan topik
Menentukan tujuan penulisan
Membuat kerangka teks
Mengembangkan gagasan pokok dan gagasan penjelas
Menuliskan teks eksposisi secara padu
31. Penyuntingan adalah kegiatan proses, cara, perbuatan
menyunting.
Kegiatan menyunting dapat dilakukan dengan membaca,
mencermati, menambah, atau mengurangi isi teks.
Kegiatan menyunting juga dapat dilakukan dengan
memperbaiki kesalahan kebahasaan dan unsur-unsur
yang kurang tepat dalam teks.
32. Bab III
Anekdot,
Kritikan dan Nasihat dalam Balutan Humor Menghibur
A. Definisi, Ciri, dan Jenis Anekdot
B. Mengevalusai Makna Tersirat dalam Teks Anekdot
C. Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Teks Anekdot
D. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
E. Menyusun Teks Anekdot Berdasarkan Struktur dan Kebahasaan
34. Anekdot
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
anekdot adalah cerita singkat yang
menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai
orang penting atau terkenal dan
berdasarkan kejadian yang
sebenarnya.
39. Mengidentifikasi
Makna Tersirat
Anekdot
02
01
03
Membaca teks anekdot dengan saksama.
Menyimpulkan
makna tersirat
berupa pesan,
kritik, ataupun
nasihat dari
cerita.
Menganalisis pesan, kritik,
ataupun nasihat dengan menilai
tindakan ataupun dialog yang
disampaikan tokoh.
40. Langkah-Langkah Menentukan Makna Tersirat Anekdot.
a. Membaca secara keseluruhan teks anekdot.
b. Memahami unsur-unsur dalam teks anekdot.
c. Menangkap aspek lucu, konyol, dan jengkel dalam teks anekdot.
d. Menangkap makna tersirat berupa kalimat sindiran atau amanat
dari anekdot tersebut.
44. Menceritakan Teks Anekdot dengan Pola Berbeda
Menyusun Teks Anekdot
Menceritakan Anekdot secara Lisan
45. 1. Membaca isi anekdot
dengan saksama.
2. Memahami jalannya
cerita.
3. Mencatat unsur-unsur
pokok anekdot.
4. Menceritakan kembali
dengan pola (dialog ke
narasi atau narasi ke dialog)
berbeda dengan tetap
memperhatikan unsur-
unsurnya.
46. 01
02
03
04
05
Mengamati
lingkungan
sekitar.
Menentukan tema
anekdot yang ingin
dibuat.
Menentukan
sesuatu yang
ingin dikritik.
Membubuhi unsur
humor terhadap
masalah atau peristiwa
yang ingin dikritik.
Membuat narasi anekdot dari
awal sampai akhir dengan
memasukkan humor tersebut di
dalamnya.
48. Bab IV
Menelusuri Nilai-Nilai dalam Karya Sastra
A. Definisi, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Hikayat
B. Nilai-Nilai dan Isi yang Terkandung dalam Hikayat
E. Penyusunan Hikayat ke dalam Bentuk Cerpen
D. Perbandingan Nilai-Nilai dan Kebahasaan Hikayat dan Cerpen
C. Pengungkapan Kembali Isi Hikayat
49. A. Definisi, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Hikayat
Definisi hikayat
Ciri-ciri atau
karakteristik hikayat
Jenis-jenis hikayat
50. Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang
mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum
bangsawan, orang-orang ternama, orang suci di sekitar
istana dengan segala kesaktian, keanehan, dan mukjizat
tokoh utamanya.
Hikayat kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat
hidup yang di dalamnya terdapat peristiwa atau kejadian
yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban.
Hikayat berfungsi sebagai media hiburan, pembangkit
semangat, atau untuk meramaikan pesta.
51. Bersifat tradisional
Bersifat komunal
Istana sentris
Menggunakan
bahasa klise
Bersifat statis
Anonim
Menceritakan kesaktian
seorang tokoh
Menceritakan kisah
universal manusia
Terdapat kemustahilan
di dalam ceritanya
Bersifat didaktis
52. .
Jenis hikayat berdasarkan
fase historis sebagai
berikut.
Jenis hikayat berdasarkan
isi sebagai berikut.
a. Jenis rekaan
Contoh: Hikayat Malim Dewa
b. Jenis sejarah
Contoh: Hikayat Hang Tuah,
Hikayat Pattani, dan Hikayat Raja-
Raja Pasai
c. Jenis biografi
Contoh: Hikayat Abdullah dan
Hikayat Sultan Ibrahim bin Adam
a. Hikayat berunsur Hindu
Contoh: Hikayat Pandawa Lima
dan Hikayat Sri Rama
b. Hikayat berunsur Hindu–Islam
Contoh: Hikayat Jaya Lengkara,
Hikayat Si Miskin, dan Hikayat
Inderaputera
c. Hikayat berunsur Islam
Contoh: Hikayat 1001 Malam dan
Hikayat Qamar al-Zaman
53. B. Nilai-Nilai dan Isi yang Terkandung dalam Hikayat
Nilai-nilai yang
terkandung dalam
hikayat
Isi yang
terkandung dalam
hikayat
55. Isi hikayat dapat diketahui dari unsur
pembangun hikayat. Unsur pembangun
hikayat terdiri atas unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik.
UNSUR INTRINSIK
UNSUR EKSTRINSIK
Tema
1
Amanat
Alur/plot
Latar/setting
Tokoh dan penokohan
Sudut pandang
6
5
3
4
2
RELIGI
(AGAMA)
ADAT
ISTIADAT
SILSILAH/
GARIS
KETURUNAN
LATAR
BELAKANG
SOSIAL
BUDAYA
57. Ringkasan hikayat dapat
disusun dengan menentukan
unsur intrinsik dan ekstrinsik
untuk menentukan pokok-
pokok isi hikayat.
Sinopsis atau ringkasan hikayat dapat
disusun dengan langkah-langkah berikut.
a. Membaca keseluruhan hikayat dengan
saksama.
b. Mencatat gagasan utama dengan
menggarisbawahi gagasan-gagasan penting.
c. Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-
gagasan utama yang telah dicatat pada
langkah kedua. Gunakan kalimat padat,
efektif, dan menarik untuk merangkai jalan
cerita menjadi sebuah karangan singkat yang
menggambarkan karangan asli.
d. Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis
isi atau dicari garis besarnya.
e. Sinopsis hikayat tidak boleh menyimpang
dari jalan cerita dan isi keseluruhan
hikayat.
58. Membaca hikayat dengan
saksama.
Memahami unsur intrinsik
dalam hikayat tersebut.
Mengembangkan urutan
peristiwa dengan bahasa
sendiri yang lebih sederhana.
Mencatat peristiwa-
peristiwa yang terjadi
sesuai dengan urutan
waktu.
1
2
3
4
Langkah-
langkah
menyampaikan
isi
hikayat
59. D. Perbandingan Nilai-Nilai dan Kebahasaan Hikayat dan Cerpen
Perbedaan Nilai-Nilai
dan Kebahasaan dalam
Hikayat dan Cerpen
Karakteristik
Kebahasaan dalam
Hikayat
60. Penggunaan Kata-Kata Arkais
Penggunaan Majas
a. Majas Perbandingan
b. Majas Sindiran
c. Majas Penegasan
d. Majas Pertentangan
Gaya bahasa dalam hikayat biasanya
menggunakan ungkapan arkais
(berhubungan dengan masa lalu,
berciri kuno, tua) seperti syahdan,
hatta, alkisah, dan sebermula.
61. Unsur Pembangun Hikayat Cerpen
Unsur
Intrinsik
Tema Tema-tema hampir sama. Tema lebih bervariasi dan banyak
pilihan.
Latar Latar tempat sangat menonjol yaitu
istana dan lingkungannya.
Latar lebih bervariasi, baik tempat,
waktu, maupun suasana.
Tokoh dan
penokohan
Tokoh terbatas raja-raja, ratu,
permaisuri, atau rakyat jelata yang
digambarkan hidup di lingkungan
istana atau kerajaan. Penokohan
dalam hikayat bersifat mutlak.
Tokoh yang diciptakan tidak terbatas.
Penokohan dalam teks cerpen lebih
realistis.
Alur Alur yang digunakan biasanya alur
maju.
Alur maju, mundur, dan campuran
sangat mungkin digunakan.
Sudut
pandang
Sudut pandang yang digunakan
adalah sudut pandang orang ketiga
serbatahu.
Sudut pandang yang biasa digunakan
yaitu sudut pandang orang ketiga,
sudut pandang orang pertama, dan
campuran.
Gaya
bahasa
Gaya bahasa yang digunakan
bersifat statis.
Gaya bahasa lebih dinamis dan
mengikuti perkembangan zaman.
Amanat Amanat ditulis secara eksplisit. Amanat tidak selalu ditulis secara
eksplisit, bahkan cenderung implisit.
Unsur
Ekstrinsik
Biografi
pengarang
Nama pengarang biasanya tidak
disebutkan (anonim).
Nama pengarang ditampilkan atau
disebutkan.
Niai-nilai Nilai agama dan pendidikan paling
menonjol.
Nilai lebih beragam, misalnya sosial,
budaya, agama, dan pendidikan.
62. E. Penyusunan Hikayat ke dalam Bentuk Cerpen
Langkah-langkah
Penyusunan Hikayat
dalam Bentuk
Cerpen
Penyampaian
Hikayat dalam
Bentuk Crepen
a. Meringkas atau membuat sinopsis sebuah
penggalan hikayat.
b. Mendaftar konflik-konflik antartokoh dalam
penggalan hikayat tersebut.
c. Memilih konflik yang menarik
(mengesankan) berdasarkan data konflik yang
sudah dirumuskan.
d. Mengembangkan pilihan konflik tersebut
menjadi cerita pendek.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam
menyampaikan hikayat dalam bentuk cerpen.
a. Keruntutan cerita
b. Suara, lafal, dan intonasi
c. Gestur dan mimik
Penyampaian
Hikayat dalam
Bentuk Cerpen
63. BAB 5
Bersepakat Melalui Negosiasi
A. Pengajuan,
Penawaran, dan
Penutup dalam Teks
Negosiasi
B. Penjelasan Pengajuan,
Penawaran, Persetujuan,
dan Penutup dalam Teks
Negosiasi
C. Isi, Struktur, dan Ciri
Kebahasaan Teks
Negosiasi
D. Penyusunan Teks
Negosiasi dengan
Memperhatikan Isi,
Struktur, dan
Kebahasaan
64. A. Pengajuan, Penawaran, dan
Penutup dalam Teks Negosiasi
Pengertian teks
negosiasi Ciri-ciri teks
negosiasi
Penyampaian pengajuan dan
penawaran dalam teks
negosiasi
65. Pengertian Teks Negosiasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negosiasi berarti proses tawar-menawar dengan jalan
berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi)
dan pihak (kelompok atau organisasi) lainnya.
Scara Umum Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat
berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan
Situasi
Negosiasi dapat dibedakan menurut:
Negosiasi Formal
Negosiasi Informal
Untung-Rugi Negosiasi Kolaborasi
Negosiasi Dominasi
Negosiasi
Akomodasi
Negosiasi Menghindari
Konflik
Negosiasi yang hanya dapat diselesaikan dengan
cara yang formal atau ada hitam di atas putih.
Negosiasi yang dilakukan tanpa mengenal waktu,
tempat, dan orang dengan tujuan untuk
mendapatkan kesepakatan.
Kesepakatan yang diperoleh berkat semua pihak
dapat berkolaborasi (Negosiasi win-win)
Negosiasi yang hasil kesepakatannya tidak seimbang
atau hanya berpihak kepada satu pihak saja, pihak
lainnya hanya mendapatkan kerugian
Negosiasi yang bisa memberikan lawan keuntungan
yang lebih banyak dan pihak yang melakukan
negosiasi keuntungannya lebih sedikit bahkan
mengalami kerugian.(Negosiasi Lose-win)
Negosiasi dengan Tujuan tidak melanjutkan konflik
atau tidak membuat konflik baru.
66. Ciri-Ciri Teks Negosiasi
Adanya partisipan yang memiliki
kepentingan masing-masing.
Adanya perbedaan kepentingan
dari kedua pihak.
Adanya pengajuan dan
penawaran.
Adanya kesepakatan sebagai
hasil negosiasi.
67. Cara Penyampaian Pengajuan dan Penawaran
Keterampilan
Berbicara
Berbicara Efektif
Prasyarat Organis
Prasyarat Bahasa
• Faktor Internal
• Faktor Eksternal
• Mengawali pembicaraan
• Langsung ke isi pembicaraan
• Negosiator memberikan kesempatan lawan
bicara untuk menyampaikan gagasannya
• Pengaturan Napas
• Pengaturan Suara
• Pengaturan Tubuh
• Dinamika Bicara
• Ritme Suara
• Diksi
Keterampilan
Berbicara
Berbicara Efektif
Prasyarat Organis
Prasyarat Bahasa
• Faktor Internal
• Faktor Eksternal
• Mengawali pembicaraan
• Langsung ke isi pembicaraan
• Negosiator memberikan kesempatan lawan
bicara untuk menyampaikan gagasannya
• Pengaturan Napas
• Pengaturan Suara
• Pengaturan Tubuh
• Dinamika Bicara
• Ritme Suara
• Diksi
Keterampilan
Berbicara
Berbicara Efektif
Prasyarat Organis
Prasyarat Bahasa
• Faktor Internal
• Faktor Eksternal
• Mengawali pembicaraan
• Langsung ke isi pembicaraan
• Negosiator memberikan kesempatan lawan
bicara untuk menyampaikan gagasannya
• Pengaturan Napas
• Pengaturan Suara
• Pengaturan Tubuh
• Dinamika Bicara
• Ritme Suara
• Diksi
68. B. Penjelasan Pengajuan, Penawaran, Persetujuan, dan
Penutup dalam Teks Negoisasi
Trik pengajuan,
penawaran, dan
persetujuan dalam
teks negosiasi
Aspek-aspek yang
harus diperhatikan
oleh negosiator
Cara
menyampaikan
pendapat dan
komentar saat
bernegosiasi
Cara bersikap
santun dalam
negosiasi
Faktor penentu
keberhasilan
negosiasi
Cara
menyampaikan
pujian dalam
negosiasi
Pola penyajian
teks negosiasi
69. Trik Pengajuan, Penawaran, dan Persetujuan dalam Negosiasi
Seorang negosiator ulung mempunyai trik atau siasat dalam melakukan
negosiasi. Agar negosiasi dapat berjalan sesuai rencana, negosiator
dapat melakukan tindakan sebagai berikut.
a. Membuat suasana menjadi santai.
b. Melakukan kontak mata dengan lawan negosiasi.
c. Berbicara dengan santun.
d. Menggunakan kalimat penghubung secara jelas untuk beralih topik.
e. Mengambil kesimpulan secara tepat.
71. •Pendapat dan komentar disampaikan secara padat dan tersusun dengan
baik.
1.
•Pendapat dan komentar terarah pada sasaran yang diinginkan.
2.
•Pendapat dan komentar menggunakan kata-kata yang tepat dan sederhana.
3.
•Pendapat dan komentar menggunakan kalimat komunikatif dan mudah
dipahami.
4.
•Pendapat dan komentar menggunakan alasan logis dan objektif.
5.
•Pendapat dan komentar menggunakan bahasa santun agar tidak
menyinggung perasaan orang lain.
6.
•Pendapat dan komentar disertai bukti atau fakta.
7.
•Menghindari tuturan yang mengandung ejekan, baik langsung maupun tidak
langsung.
8.
Langkah Menyampaikan Pendapat dan Komentar
72. Kesantunan dalam Berorganisasi
Sopan santun merupakan perilaku penting dalam negosiasi. Sopan santun sangat diperlukan dalam
memenangi negosiasi. Berikut beberapa perilaku santun dalam bernegosiasi.
a. Sabar
b. Tidak Memperlihatkan Rasa Jemu
c. Tidak Bicara Terus-menerus
d. Tidak Membicarakan Diri Sendiri
e. Tidak Membicarakan Keburukan Lawan Negosiasi
f. Tidak Menggunakan Bahasa Daerah
g. Fokus terhadap Topik Penting
h. Tidak Merasa Diri Paling Benar
73. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang senang dipuji. Seorang
negosiator dapat melakukan pujian kepada lawan negosiasinya. Dalam
memuji lawan negosiasi, negosiator menggunakan kata yang sopan.
Kata yang sopan tersebut disertai dengan alasan memuji lawan
negosiasi. Akan tetapi, terlalu sering memuji juga tidak baik dalam
suatu negosiasi.
Langkah Menyampaikan Pujian dalam Negosiasi
75. •Negosiasi lisan adalah jenis negosiasi yang dilakukan dalam
ragam lisan. Negosiator berperan penting dalam melakukan
negosiasi secara lisan.
Negosiasi
Lisan
•Negosiasi tulis merupakan bentuk negosiasi dalam ragam
bahasa tulis. Ragam bahasa tulis digunakan untuk
melengkapi negosiasi lisan secara formal. Negosiasi tulis
berguna untuk mencapai persetujuan dengan jalan
menggunakan ragam tulis, baik proposal maupun surat.
Negosiasi Tulis
Pola Penyajian Teks Negosiasi
76. C. Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks
Negosiasi
Struktur teks
negosiasi
Kaidah
kebahasaan
teks negosiasi
Unsur teks
negosiasi
berupa surat
penawaran
Pasangan
tuturan
dalam
negosiasi
77. •Orientasi merupakan pembuka dalam teks negosiasi. Orientasi
dapat berupa salam perkenalan dan sapaan.
Orientasi
•Negosiator menyampaikan maksud atau tujuan bernegosiasi.
Pengajuan
•Proses ini merupakan proses tawar-menawar pihak satu
dengan pihak lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang
saling menguntungkan.
Penawaran
•Proses ini merupakan proses terjadinya kesepakatan atas hasil
penawaran kedua pihak atau negosiator.
Persetujuan
•Proses ini merupakan proses mengakhiri sebuah percakapan
antara kedua pihak untuk menyelesaikan suatu proses interaksi
dalam negosiasi.
Penutup
Struktur Teks Negosiasi
78. Kepala Surat
Tempat dan Tanggal Surat
Nomor Surat
Hal/Perihal
Lampiran
Alamat Surat
Salam Pembuka
Isi Surat
Salam Penutup
Nama Pengirim dan Tanda Tangan
Unsur-Unsur dalam Teks Negosiasi Berupa Surat Penawaran
79. 1. Mengucapkan
salam
Membalas
salam
2. Bertanya
Menjawab
atau tidak
menjawab
3. Meminta
tolong
Memenuhi
atau menolak
permintaan
4. Meminta
Menerima
atau menolak
permintaan
5. Menawarkan
Menerima
atau menolak
tawaran
6. Mengusulkan
Menerima
atau menolak
usulan
Pasangan Tuturan dalam Teks Negosiasi
80. Menggunakan Kalimat Persuasif
Menggunakan Kalimat Deklaratif
Menggunakan Bahasa yang Santun
Menggunakan Pronomina
Menggunakan Kalimat Langsung
Menggunakan Kalimat yang Menyatakan Kesepakatan
atau Penolakan
Menggunakan Kalimat Perbandingan atau Kontras
Ciri-Ciri Kebahasaan Teks Negosiasi
81. D. Penyusunan Teks Negosiasi
Penyusunan teks
negosiasi dalam
bentuk dialog
Penyusunan teks
negosiasi secara
tertulis
82. Langkah Menyusun Teks Negosiasi dalam Bentuk Dialog
Menentukan
topik
permasalahan.
Menentukan partisipan
yang berbeda
kepentingan.
Mengembangkan
topik menjadi
kerangka teks
negosiasi sesuai
dengan struktur
teks negosiasi.
Mengembangkan
kerangka teks
negosiasi menjadi
teks negosiasi
berbentuk dialog.
83. Langkah Menyusun Teks Negosiasi secara Tertulis
Mencari topik
penawaran atau
pemesanan.
Mengembangkan
kerangka teks
sesuai kerangka
surat resmi.
Mengembangkan
kerangka menjadi
surat penawaran
atau pemesanan.
85. • Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif
guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan
pembelajaran.
• Materi powerpoint ini mengacu Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam powerpoint ini
disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-poin besar
saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkannya sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan powerpoint ini Bapak/Ibu Guru
dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan
interaktif.
86. Bab II Pemaparan Objek untuk Memperluas Pengetahuan
Bab III Kritikan dan Nasihat dalam Balutan Humor Menghibur
Bab IV Menelusuri Nilai-Nilai dalam Karya Sastra
Bab V Bersepakat Melalui Negosiasi
Bab I Mengemukakan Argumentasi dalam Debat
Bab III Menikmati Puisi
Bab II Meneladan Karakter Unggul dalam Tokoh Biografi
Bab IV Literasi, Jendela Ilmu dalam Buku
87. A. Definisi, Bentuk, dan Jenis Debat
B. Esensi Debat
C. Konstruksi Debat
D. Analisis Isi Debat
E. Praktik Debat
89. Definisi Debat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, debat diartikan sebagai pembahasan
dan pertukaran pendapat mengenai suatu masalah atau isu dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
93. Unsur-Unsur Debat
tim afirmasi
(tim positif)
tim oposisi
(tim negatif)
tim netral
penonton (juri)
yang dipanggil
penulis (notulis)
moderator mosi
94. Tata Cara Debat
Proses pelaksanaan
debat
a. Pembukaan oleh moderator
b. Penyampaian pernyataan tiap-tiap tim terhadap mosi
c. Pelaksanaan inti debat
d. Simpulan
e. Penutup
Skema jalannya debat
95. Simpulan Isi Debat
Pendapat dan Argumen
Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral
terhadap Mosi
Mosi Berdasarkan Isu/Permasalahan
yang sedang Berkembang
96. Mosi Berdasarkan Isu/Permasalahan yang sedang Berkembang
Topik yang diperdebatkan disebut dengan mosi
(motion).
Mosi biasanya dalam bentuk pernyataan dan
biasanya diambil dari kejadian-kejadian terkini.
Tim afirmasi harus menyetujui dan membangun
argumen yang memperkuat mosi.
Tim oposisi harus menolak dan memberikan
argumen atas penolakannya.
97. Pendapat dan Argumen Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral
terhadap Mosi
Skema pembicaraan dalam
debat dibagi sebagai berikut.
Skema Mempertahankan Posisi
Skema Dialektis
98. Simpulan Isi Debat
Langkah-langkah
membuat simpulan
debat
a. Memusatkan perhatian.
b. Menyiapkan alat tulis (buku, pensil, dan bolpoin).
c. Mendengarkan/membaca bacaan dengan teliti dan
cermat.
d. Mencatat secara cepat isi bacaan.
e. Menentukan tema/inti bacaan.
f. Menceritakan kembali isi bacaan secara padu dan utuh.
Cara menarik
kesimpulan dengan
penalaran induktif
a. Generalisasi
b. Hubungan Sebab-Akibat
c. Hubungan Akibat-Sebab
d. Hubungan Sebab-Akibat Berantai
e. Pola Analogi
101. Ragam Bahasa Debat
Ciri-ciri ragam bahasa ilmiah sebagai berikut.
a.Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
b.Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi
naskah.
c.Singkat, berisi analisis, dan pembuktian menyajikan konsep secara
lengkap.
d.Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/kata, ejaan, bentuk
kata, kalimat, paragraf, dan wacana.
e.Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik,
pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, dan hasil
analisis sampai dengan kesimpulan serta saran.
f.Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu
tertentu.
g.Dapat diukur kebenarannya secara terbuka oleh umum (objektif).
h.Menghindari bentuk persona dan ungkapan subjektif.
102. Kebahasaan Debat
Kebahasaan dalam debat
menggunakan penyambung antarkalimat.
Contoh konjungsi antarkalimat adalah jadi dan oleh karena itu.
Konjungsi jadi dan oleh karena itu sering digunakan dalam teks debat.
Konjungsi jadi menyatakan ’kesimpulan’. Konjungsi oleh karena itu
menyatakan ’akibat’.
104. Susunan Mosi
Langkah-langkah merumuskan mosi debat sebagai
berikut.
a. Pilihlah mosi debat yang seimbang.
b. Pilihlah mosi yang menarik.
c. Fokuslah pada suatu peristiwa atau kondisi.
d. Berilah solusi untuk mosi yang Anda ajukan.
e. Pilihlah mosi debat yang layak.
105. Prinsip Debat
a. Pertanyaan atau tantangan hendaknya dikemukakan secara profesional.
Tindakan yang kiranya menghina, merendahkan, atau komentar yang
menyerang pribadi tidak dapat diterima.
b. Analisis kritis, sintetis, keterampilan retorika (berbicara), dan inteligensi
(kemampuan untuk merasakan dan memahami) merupakan kunci sukses debat.
c. Fokus pada posisi pihak lawan atau argumen.
d. Batasi argumen maksimal tiga poin.
e. Gunakan logika dalam menyusun dan menyampaikan argumen.
f. Ketahui kesalahan umum dalam berpikir seperti kesalahan logis dan gunakan
secara efektifdalam menyangkal argumen lawan.
g. Sajikan konten (substansi) dengan akurat. Gunakan selalu data atau fakta
yang berhubungan dan mendukung pandangan Anda.
h. Pastikan kesahihan semua bukti eksternal yang disajikan dalam argumen.
i. Kesimpulan dalam debat merupakan posisi kesimpulan final.
106. Sistem Penilaian Debat
Debat dapat dinilai berdasarkan unsur-unsur berikut.
a. Isi
b. Tata Perilaku dan Cara Penyampaian
c. Struktur (Metode)
107. Pengertian dan Jenis-Jenis Teks Biografi
Aspek yang Dapat Diteladan dari Teks Biografi
Pengungkapan Kembali Keteladanan Tokoh dalam Teks
Biografi
Analisis Aspek Makna dan Kebahasaan dalam Teks Biografi
Cerita Kembali Isi Teks Biografi
108.
109. Biografi Berdasarkan Sisi Penulis
Biografi Berdasarkan Izin Penulisan
Biografi Berdasarkan Isi
Biografi Berdasarkan Persoalan yang Dibahas
Biografi Berdasarkan Penerbit
115. BAB III Menikmati Puisi
A. Pengertian, Jenis, dan Struktur Puisi
B. Identifikasi Komponen Penting dalam Puisi
C. Demonstrasi Puisi
D. Analisis Unsur Kebahasaan Puisi
E. Demonstrasi Kemampuan Menulis Puisi
116. Pengertian Puisi
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang disajikan dalam bahasa indah,
menggambarkan perasaan penyairnya, dan mengandung makna.
Menurut Herman J. Waluyo, puisi adalah karya sastra dengan bahasa
yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu
dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi adalah ragam sastra yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan
bait.
117. Jenis-Jenis Puisi
Puisi
Puisi Lama
Puisi Baru
Puisi lama adalah puisi
yang masih terikat oleh
berbagai aturan.
Jenis puisi lama, misalnya
pantun, syair, mantra,
gurindam, seloka, bidal,
karmina, dan talibun.
Puisi baru, misalnya
balada, kuatren, hymne,
epigram, romansa, elegi,
satire, distikon, kuatren,
kuintet, dan terzina.
Puisi baru adalah puisi
yang sudah tidak terikat
oleh aturan-aturan baku
puisi lama.
118. Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru
Nomor Perbedaan Puisi Lama Puisi Baru
1. Irama Tetap, yaitu dua patah kata
dalam sekali ucap.
Dinamis, mengikuti pikiran
dan perasaan penulis.
2. Bentuk Terikat oleh aturan. Bebas, tidak terikat oleh
aturan.
3. Penulis Tidak dikenal atau tidak
diketahui nama penulis.
Dikenal atau diketahui
nama penulis.
4. Persebaran Secara lisan. Secara lisan dan tulisan.
5. Isi Isi berupa nasihat. Isi berupa curahan hati
penulis.
121. Demonstrasi Puisi
Pembacaan Puisi dengan
Memperhatikan Vokal, Ekspresi,
dan Intonasi
Musikalisasi Puisi dengan
Memperhatikan Keselarasan Isi
Puisi, Lagu, dan Musik
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan
ketika membaca puisi sebagai berikut.
a.Pahami isinya dan bacakan sesuai tema
puisi tersebut.
b. Lafalkan tiap kata dengan jelas.
c.Berikan penekanan pada kata-kata
tertentu (intonasi).
d. Apabila membawa teks puisi, usahakan
pandangan mata ke depan.
e. Jangan terlihat gemetar dan gugup.
f. Apabila diperlukan, gunakan gaya, tetapi
jangan berlebihan.
g.Jangan tergesa-gesa ketika membaca puisi.
h.Bacalah puisi dengan penuh perasaan.
Langkah-langkah musikalisasi puisi
sebagai berikut.
a.Tentukan puisi yang akan
dimusikalisasi.
b.Apresiasikan puisi yang telah
ditentukan.
c.Perhatikan isi puisi dengan suasana
yang dibangun.
d.Tentukan alat musik untuk
mengiringi puisi.
e. Tentukan notasi nada yang akan
digunakan.
122. Analisis Unsur Kebahasaan Puisi
Protagonis
Antagonis
Tritagonis
Analisis diksi dalam puisi meliputi makna kias,
lambang (simbol), dan persamaan bunyi atau
rima.
Penjelasan imaji dalam puisi meliputi imaji
visual (penglihatan), imaji auditif
(pendengaran), dan imaji taktil (perabaan).
Identifikasi kata konkret dalam puisi.
Penjelasan rima atau irama dalam puisi.
123. Demonstrasi Kemampuan Menulis Puisi
Penulisan puisi untuk
mengungkapkan perasaan
Penulisan Puisi dengan
menggunakan ide dari berita
yang didengar atau dibaca
Menulis Puisi
124. Langkah-Langkah Menulis Puisi
1. Menentukan tema puisi.
2.Menuliskan ide yang ada di dalam hati sejelas
mungkin sesuai dengan tema yang dipilih.
3.Mengembangkan pilihan kata yang sudah dipilih ke
dalam larik-larik beraturan.
4.Menyusun larik-larik puisi menjadi bait dengan
memperhatikan rima atau persamaan bunyi.
5.Memberi judul puisi yang telah dibuat.
125. A. Pemahaman Buku Fiksi dan Nonfiksi
B. Butir-Butir Penting Buku Fiksi dan Nonfiksi
C. Informasi dalam Buku Fiksi dan Nonfiksi
D. Ringkasan Buku Fiksi dan Nonfiksi
E. Menyajikan Tanggapan Buku Ilmiah dalam Bentuk Resensi
127. Fiksi
Nonfiksi
Buku fiksi adalah buku yang berisi rekaan. Isi dalam buku fiksi
berupa imajinasi penulis. Salah satu jenis buku fiksi adalah
novel.
Buku nonfiksi adalah buku yang berisi kenyataan ataupun ilmu
pengetahuan. Isi buku nonfiksi beraneka macam, seperti
kesehatan, ilmu pasti, dan alam semesta.
128. Nonfiksi
Fiksi
a. Berisi informasi atau ilmu
pengetahuan.
b. Berdasarkan penelitian atau
pengamatan.
c. Ditulis dengan bahasa yang
lugas.
a.Menggunakan bahasa konotatif
dan figuratif.
b. Berdasarkan imajinasi
pengarang.
c.Berdasarkan imajinasi, rekaan,
atau khayalan.
129. Jenis Buku Fiksi dan Nonfiksi
Nonfiksi Fiksi
biografi novel
pengayaan roman
motivasi kumpulan puisi
kumpulan cerpen
drama
135. Membaca buku
nonfiksi dengan
saksama.
Mencatat pokok-pokok
isi dalam buku nonfiksi
yang dibaca.
Mendata informasi
penting dalam buku
nonfiksi yang dibaca
berdasarkan pokok isi
buku yang ditemukan.
Menemukan Informasi dalam Buku Nonfiksi
137. Membaca
keseluruhan cerita
fiksi dengan saksama.
Mencatat bagian-
bagian penting dalam
pengisahan cerita
fiksi.
Menyusun bagian-
bagian penting dalam
cerita fiksi menjadi
sebuah paragraf
sinopsis.
Menyusun Sinopsis Buku Fiksi
138. Langkah-Langkah Menyusun Ikhtisar Buku Nonfiksi
Membaca bacaan dengan cermat dan teliti.
Menentukan ide pokok atau gagasan pokok setiap
paragraf.
Menyusun ide-ide pokok tersebut menjadi inti sari
bacaan.
Menyelaraskan dan memperbaiki kalimat-kalimat supaya
menjadi paragraf padu dan layak sebagai ikhtisar
bacaan.
140. Resensi
Resensi berasal dari bahasa Latin
revidere atau recensere yang berarti melihat
kembali, menimbang, atau menilai. Menulis
resensi berarti memberi penilaian pada karya
atau buku berdasarkan catatan tertentu.
Tujuan penulisan resensi adalah memberikan
penilaian, mengungkap kembali isi buku,
membahas, dan mengkritik buku.
141. • Menggambarkan isi resensi. Judul resensi ditulis secara singkat dan jelas.
Judul resensi juga harus menarik supaya menimbulkan minat pembaca.
Judul
• Data buku yang biasa ditemukan dalam sebuah resensi mencakup judul
buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan, tebal buku, ISBN, dan
harga buku.
Data Buku
• Pendahuluan memaparkan perihal umum yang berkaitan dengan buku
atau pengarang.
Pendahuluan
• Tubuh resensi berisi sinopsis, kelebihan, dan kekurangan buku.
Tubuh Resensi
• Penutup resensi biasanya berisi simpulan. Simpulan memuat kelayakan
buku dan kualitas buku yang diresensi. Simpulan sebaiknya disertai
dengan alasan-alasan yang logis.
Penutup
142. Langkah-Langkah Menyusun Resensi
Membaca keseluruhan isi buku
Mencatat pokok-pokok isi buku
Mencari latar belakang penulis atau informasi sesuai isi buku
Membuat judul resensi yang menarik
Menuliskan identitas buku yang diresensi
Membuat pendahuluan yang menarik sebelum masuk isi
Menulis sinopsis dan penilaian isi buku
Menyimpulkan kelayakan buku pada bagian penutup
Menyunting resensi yang sudah dibuat