Hadis ini menjelaskan bahwa kekuatan seseorang tidak diukur dari kekuatan fisik atau kemampuan lainnya, tetapi kekuatan sejati adalah kemampuan seseorang untuk menahan amarahnya ketika marah. Hadis ini juga menjelaskan bahwa orang yang kuat bukanlah orang yang pandai berolahraga atau kemampuan lain, tetapi orang yang kuat adalah yang bisa mengendalikan emosinya.
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
ppt tugas
1. TAFSIR HADIS TARBAWI PAI 2023
ETIKA
BELAJAR
ANGGORO ARIJ SALSABILA 2203016204
ASSALAMUALIKUM WR WB
يم ِحَّرال ِنْحَمَّرال ِهَّللا ِم ْسِب
ٍدَحَّمُم اَنِدَّيـ َس ىٰلَع ِّل َص َّمُهـٰـّللَا
2. ARTINYA :
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu
dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah MahAPenerima
tobat, Maha Penyayang.
Wahai orang-orang yang beriman! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
ْنَا ْمُكُدَحَا ُّبِحُيَا ۗا ًضَبْع ْمُك ُضَّبْع ْبَتْغَي اَلَو اْو ُس َّسَجَت اَلَّو ٌمْثِا ِّن َّظال َضَبْع َّنِا ِّۖن َّظال َنِّم اًرْيِثَك اْوُبِنَتْجا واُنَمٰا َنْيِذَّلا اُّيَهٰٓيَا
ْمُكٰنْلَعَوَج ىْنٰثُاَّو ٍرَكَذ ْنِّم ْمُكٰنْقَلَخ اَّنِا ُساَّنال اُّيَهٰٓيَا ١٢ – ٌمْيِحَّر ٌباَّوَت َهّٰللا َّنِۗا َهّٰللا واَّتُقاَو ُۗهْوُمُتْهِرَكَف اًتْيَم ِهْيِخَا ْحَمَل َلُكْأَّي
١٣ - ٌرْيِبَخ ٌمْيِلَع َهّٰللا َّنِۗا ْمُكى ْتٰقَا ِهّٰللا َدْنِع ْمُكَرَمْكَا َّنِا ۚ اْوُفَراَعَتِل َل ِٕىۤاَبَقَّو اًبْوُع ُش
Surah Al-Hujurat/49: 12-13
Kata KuncI
َهّٰللا واَّتُقا (bertakwalah) ِّۖن َّظال (prasangka) ا ًضَبْع (kesalahan) اْو ُس َجَّسَت (menciptakan) ْمُكَرَمْكَا (mulia)
3. Allah memerintahkan kepada hamba-hambnya berperasangka dan berbuat baik tidak mencari
kesalahan dan tidak menggunjing orang lain karena perbuatan itu adalah perbuatan dosa.
Allah Swt. menyamakan orang yang suka bergunjing seperti orang yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati. maka bertaqwalah , sesungguhnya Allah Maha Penerima
Tobat, lagi Maha Penyayang.(12)
Kemudian manusia diciptakan sudah di tentukan berkelompok-kelompok sehingga dapat
mengenal dan mengaskan kembali bawasanya bertaqwa yang dimana orang yang paling
mulia di sisi Aallah adalah orang yang paling bertaqwa. Kemudian Allah juga lebih mengerti
semuanya. Maha Mengetahui dan maha mengenal mana yang baik untumu dan mana yang
buruk bagimu. (13)
4. Allah memerintahkan untuk husnodzon dan berbuat baik tidak mencari kesalahan dan
menggunjing orang lain. Allah Swt. menyamakan orang yang suka bergunjing seperti
orang yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Kemudian Allah
memerintahkan menjadi orang yang bertakwa. Apabila melakukan salah dan perbuatan
dosa karena telah melanggar larangan Allah Swt, untuk segera bertobat dan bertakwa
kepada Allah Swt, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, lagi Maha Penyayang.(12).
Manusia diciptakan sudah di tentukan berkelompok-kelompok sehingga dapat mengenal
dan ayat 13 ini mengaskan kembali bawasanya bertaqwa yang dimana orang yang paling
mulia di sisi Aallah adalah orang yang paling bertaqwa. Kemudian Allah juga lebih
mengerti maha mengenal maha mengetahui semuanya.
5. HADIS SHOHIH BUKHORI NO 5694
HADIS SHOHIH BUKHORI NO 5694
ِهْيَلَع هَّللا ىَّل َص ِهَّللا وَل َرُس َّنَأ هْنَع هَّللا ي ِضَر َةَرْيَرُه يِب
َأ ْنَع
ِذيَّلا ُدِدي َّشال اَمَّن
ِإ ِةَعَر ُّصالِب ُدِديَّـالشـ َسْيَل ــاَلَق َمَّل َوَس
البخاري (رواه ب َضَغْلا َدْن ِع ُه َسْفَن ُكِل ْم)َي
DARI ABU HURAIROH RODIALLAHUANHU BAHWA ROSULLAH SHALLAHU ‘ALAIAHI
WASAALLAM BERSABDA: “TIDAK LAH ORANG YANG KUAT ORANG YANG PANDAI
BERGULAT, TAPI ORANG YANG KUAT ADALAH ORANG YANG DAPAT MENAHAN
NAFSUNYA KETIKA MARAH”
KATA KUNCI
(KUAT) ُديِد َّشال (PANDAI) ِ ِةَعَر ُّصالِب (BERGULAT) (NAFSU) ه َسَنْف (MARAH)ب َضَغ
"
6. SYARAH HADIS
Orang yang kuat tidak di ukur secara fisik atau kemampuanya, akan tetapi orang yang kuat
adalah orang yang kuat menahan amarahnya dalam menanggapi dalam suatu hal.
(Kuat) يُدِد َّشال (pandai) ِِةَعَر ُّصالِب (Bergulat) (Nafsu) ه َسَنْف (Marah)ب َضَغ
7. KONTEKSTUALISASI SYARAH HADIS
KONTEKSTUALISASI SYARAH HADIS
KONTEKSTUALISASI SYARAH HADIS
Orang apabila mempunya kekutan secara fisik ataupun kemampuan
lainya akan tetapi tidak kuat dalam menahan amarah dalam
menghadapi sesuatuyu itu bukan dikatakan kuat yang sebenarnya,
akan tetapi orang yang kuat sebenarnya adalah orang yang mampu
menahan amarahnya, mengontrol emosinya.