SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN INFORMASI TEKNOLOGI
MENGANALISA DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS CIPELANG
Dosen Pembimbing :
Gery Sugiran, ST
Disusun oleh kelompok 16 :
Ajij (32722001D18006)
Angela Dwinawati P (32722001D18012)
Shinta Hamidah (32722001D18102)
Siti Dhini Fathonah (32722001D18104)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan
kekuatan untuk dapat menyelesaikan “Makalah Informasi Teknologi Kesehatan” ini.
Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas
kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing sehingga “Makalah Informasi
Teknologi Kesehatan” ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi
penyampaian yang menjadikan “Makalah Informasi Teknologi Kesehatan” ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Sukabumi, 14 September 2019
Kelompok 16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah...………………………………………………… 4
1.3 Tujuan...…………………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Grafik analisa data…….....…………………………………………. 5
2.2 Infeksi saluran nafas atas…………………..……………………….. 6
2.3 Gangguan jaringan lunak (NOS)/ Sarkoma….................................... 9
2.4 Gangguan fungsi lambung…………………..……………….......… 11
2.5 Pemfigus………………………………………..………….….…… 13
2.6 Miasis……………………………………………………………… 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………... 17
3.2 Saran………………………………………………………………. 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggerakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes,
2011).
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya terpadu, merata dan dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang
dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan
(Depkes, 2009).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Dalam UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 3 disebutkan bahwa Pembangunan
Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan
mempunyai peranan penting dalam meningkatkan mutu daya saing sumber daya
manusia Indonesia.
Puskesmas merupkan unit pelaksana teknis (UPT) kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya (kecamatan).
Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemeberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata
pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat. Dan fungsi puskesmas inilah maka puskesmas memiliki
peranan penting untuk tercapainya Indonesia sehat.
Puskesmas Cipelang merupakan sarana pelayanan jasa di bidang kesehatan
yang di bentuk pemerintah untuk melayani masyarakat di wilayah Kelurahan
Gunung Puyuh, Sriwidari dan sekitarnya dan untuk memperluas jangkauan
pelayanan kesehatannya dibantu oleh satu puskesmas pembantu di masing-masing
kelurahan.
A. Visi dan Misi Dinas Kesehatan
1. Visi
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mempunyai Visi “Masyarakat Kota
Sukabumi yang Sehat dan Mandiri melalui Pemerintahan Rahmatan
Lil’alamin”
2. Misi
Dinas Kesehatan Sukabumi dalam mewujudkan visinya mempunyai misi :
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan profesional, terpadu,
menyeluruh, bermitra dan berkesinambungan.
 Mengendalikan penyakit meluran dan penyakit tidak menular secara
komperhensif berbasis masyarakat.
 Mengembangkan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat.
 Meningkatkan peran serta masyrakat dalam mewujudkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat serta Pengemabangan Lingkungan Sehat.
 Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan, Teknologi dan Sumber
Daya Manusia Berkualitas.
B. Visi dan Misi Puskesmas Cipelang
1. Visi
Visi Puskesmas Cipelang yaitu “Terwujudnya Pelayanan Prima”
Visi ini sejalan dengan visi Kota Sukabumi dimana pada prinsipnya
puskesmas dalan pelayanannya mengedepankan profesionalisme sehingga
diharapkan meningkatnya kepuasaan pengguna jasa puskesmas.
2. Misi
Dalam mewujudkan visinya, Puskesmas Cipelang membuat misi sebagai
berikut :
 Mewujudkan pelayanan kesehatan terpadu yang merata, bermutu, dan
terjangkau untuk masyarakat.
 Mengembangkan kemampuan dan kesadaran individu, keluarga, dan
masyarakat tentang kesehatan.
 Mengembangkan SDM dalam bidang kesehatan.
 Mengembangkan manajemen kesehatan dan Sistem Informasi
Kesehatan.
 Mewujudkan strategi bersama seluruh lintas sektor terkait.
C. Kondisi Geografis dan Wilayah Administrasi
Puskesmas Cipelang terletak diwilayah Kecamatan Gunung Puyuh
tepatnya di Jl. KH. Ahmad Sanusi No. 21 Kelurahan Gunung Puyuh Kota
Sukabumi dengan wilayah kerja meliputi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Gunung
Puyuh dan Kelurahan Sriwidari. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas
Cipelang adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara bebatasan dengan Kelurahan Karamat Keacamatan Gunung
Puyuh.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Karang Tengah Kecamatan
Gunung Puyuh.
 Sebelah Selatan bebatasan dengan Kelurahan Benteng Kecamatan
Warudoyong.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Gunung Parang dan
Kelurahan Selabatu Kematan Cikole.
Lokasi puskesmas cipelang yang yang strategis yaitu terletak di jalan
raya utama Kota Sukabumi serta dapat dengan mudah dilalui oleh kendaraan
umum maupun pribadi memudahkan masyarakat diwilayah kerja maupun
diluar wilayah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Mengingat lokasi
Puskesmas Cipelang yang juga berdekatan dengan perbatasan wilayah
Kabupaten Sukabumi maka banyak pula kunjungan pasien dari luar kota.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana grafik analisa data?
2. Apa itu infeksi saluran nafas atas akut?
3. Apa itu gangguan jaringan lunak (NOS)?
4. Apa itu ganguan fungsi lambung?
5. Apa itu pemfigus?
6. Apa itu miasis?
1.3 Tujuan
1. Penyajian grafik analisa data.
2. Mengetahui apa itu infeksi saluran nafas atas.
3. Mengetahui apa itu gangguan jaringan lunak (NOS).
4. Mengetahui apa itu ganguan fungsi lambung.
5. Mengetahui apa itu pemphigus.
6. Mengetahui apa itu miasis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Grafik Analisa Data
A. Data Kunjungan Pasien
Tanggal Kunjungan Pasien
8/07/2019 65
8/21/2019 85
8/22/2019 107
8/26/2019 57
8/30/2019 79
Rata-rata 79
Keterangan : rata-rata kunjungan pasien selama 5 hari adalah 79 orang.
Kunjungan Pasien
0
50
100
150
07/08/2019 21/08/2019 22/08/2019 26/08/2019 30/08/2019 Rata-rata
Kunjungan Pasien
B. Data Penyakit Teratas
NO. DIAGNOSIS 07/08/2019 21/08/2019 22/08/2019 26/08/2019 30/08/2019 TOTAL
1
INFEKSEI
SALURAN
NAPAS ATAS 25 36 40 20 27 148
2
GANGGUAN
JARINGAN
LUNAK
LAINNYA (NOS) 16 15 19 17 19 86
3
GANGGUAN
FUNGSI
LAMBUNG 8 12 21 5 14 60
4 PEMFIGUS 8 11 13 8 12 52
5 MIASIS 5 9 3 1 2 20
6 Dll 32ss 29 31 29 32 153
Keterangan :
Yang dimaksud dan lain-lain adalah banyaknya penyakit yang di
derita pasien selama 5 hari, setelah dikurangi 5 penyakit teratas.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
07/08/2019 21/08/2019 22/08/2019 26/08/2019 30/08/2019 TOTAL
GRAFIK ANALISA DATA 5 PENYAKIT TERATAS DI PUSKESMAS CIPELANG KEC.
GUNUNG PUYUH SELAMA 5 HARI
INFEKSEI SALURAN NAPAS ATAS GANGGUAN JARINGAN LUNAK LAINNYA (NOS)
GANGGUAN FUNGSI LAMBUNG PEMFIGUS
MIASIS
Keterangan :
2.2 Infeksi Saluran Nafas AtasDefinisi
A. Definisi
Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA adalah infeksi akut yang
menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian saluran
pernapasan atas yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring.
Bagian sistem pernapasan tersebut akan mengarahkan udara yang kita hirup
dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana respirasi
berlangsung.
B. Tanda-tanda dan Gejala
Ada beberapa gejala yang kebanyakan tidak di sadari telah
terjangkit infeksi saluran pernapasan. Gejala umum dari penyakit ISPA
adalah:
 Hidung tersumbat dan pilek. Bila Anda mulai merasakan gejala
tersebut, segera minum obat dan istirahat di rumah. Bila semakin para,
silakan cek dan periksa ke dokter.
 Batuk kering tanpa dahak yang dihasilkan dari paru-paru
 Demam ringan merupakan salah satu ciri-ciri tubuh yang sedang
melawan virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
 Sakit tenggorokan
 Sakit kepala ringan
 Bernapas cepat atau kesulitan bernapas
 Warna kebiruan pada kulit akibat kurangnya oksigen
 Gejala sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan kadang-
kadang rasa sakit dan demam
C. Penyebab
Penyakit ISPA adalah kondisi yang umumnya disebabkan oleh
serangan langsung ke saluran pernapasan bagian atas melalui mata, mulut dan
hidung. Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri.
Virus utama penyebab ISPA adalah rhinovirus dan coronavirus. Virus lain
yang juga menjadi penyebab ISPA adalah virus parainfluenza, respiratory
syncytial virus, dan adenovirus. Jika Anda terkena infeksi virus tersebut, bisa
berisiko mengalami pilek serta pneumonia. Risiko pneumonia lebih tinggi
terjadi pada bayi dan anak-anak. Virus penyebab ISPA dapat hidup selama
berjam-jam pada objek seperti mainan atau tas tangan.
Penularan virus penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan orang
yang terinfeksi atau melalui barang-barang kepunyaan mereka dapat menjadi
penyebab utama penyebaran virus.
Jika menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh benda yang
terkontaminasi, Anda cenderung akan terkena virus penyebab ISPA . Selain
itu, virus penyebab ISPA sering menyebar dari orang ke orang melalui bersin
atau batuk.
D. Faktor-faktor risiko
ISPA adalah kondisi yang banyak memiliki faktor risiko. Beberapa hal
yang bisa meningkatkan risiko terkena infeksi saluran pernapasan atas adalah:
 Bayi dari usia 6 bulan atau anak di bawah 1 tahun
 Anak-anak yang lahir prematur atau yang memiliki riwayat, seperti
jantung bawaan atau penyakit paru-paru
 Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
 Bayi yang berada dalam tempat ramai
 Orang-orang di usia pertengahan
 Orang dewasa dengan asma, gagal jantung kongestif, atau penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK).
 Orang dengan sistem imun yang lemah, termasuk orang-orang dengan
transplantasi organ tertentu, leukemia, atau HIV/AIDS.
 Anda dikelilingi dengan orang-orang sakit yang bersin atau batuk tanpa
menutup hidung dan mulutnya.
2.3 Gangguan jaringan lunak (NOS)
A. Definisi
Sarkoma jaringan lunak adalah tumor ganas (kanker) yang menunjang dan
menghubungkan struktur di sekeliling tubuh. Yang termasuk dalam
jaringan ini, antara lain adalah lemak, otot, pembuluh darah, saraf, tendon,
dan lapisan pada tulang sendi.
Sarkoma jaringan lunak dapat menyerang bagian tubuh mana pun. Meski
demikian, umumnya menyerang area perut, lengan, dan tungkai. Sarkoma
ini juga dapat menyerang semua usia, mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa. Namun, kasus ini lebih banyak terjadi pada lansia, dan risiko
mengalami sarkoma jaringan lunak akan meningkat seiring pertambahan
usia.
B. Penyebab Sarkoma Jaringan Lunak
Kanker terjadi akibat perubahan atau mutasi DNA di dalam sel
sehingga berkembang di luar kendali. Sel-sel abnormal ini kemudian
membentuk tumor yang dapat menyerang jaringan sekitarnya, dan
menyebar ke bagian tubuh lain. Namun, penyebab mutasi DNA tidak dapat
diketahui secara pasti.
Mutasi bisa terjadi pada berbagai jenis sel dalam tubuh. Jenis kanker yang
tumbuh bergantung pada jenis sel yang mengalami mutasi tersebut.
Beberapa jenis sarkoma jaringan lunak menurut jenis sel yang mengalami
mutasi genetik, antara lain:
 Rhabdomyosarcoma, yang terjadi pada jaringan ikat dan otot.
 Osteosarcoma, yang dapat terjadi pada pembuluh getah
bening (lymphanhioarcoma) dan atau pembuluh darah
(hemangiosarcoma).
 Angiosarcoma (terjadi pada pembuluh getah bening atau sel darah)
 Fibrosarcoma, yang terjadi pada jaringan ikat fibrosa. Sarkoma jenis
ini biasanya dimulai pada lengan, tungkai, atau batang tubuh.
 Liposarcoma, yang terjadi pada jaringan lemak. Liposarcoma
umumnya muncul dari paha, belakang lutut, atau di perut.
 Leiomyosarcoma, yang terjadi pada jaringan otot.
 Gastrointestinal stromal tumor, yang terjadi pada saluran pencernaan.
Selain dari jenis sel yang dapat mengalami mutasi genetik, terdapat
sarkoma yang terjadi karena virus, yaitu Kaposi’s sarcoma. Kanker yang
jarang terjadi ini disebabkan virus herpes manusia tipe 8 dan menyerang
orang dengan sistem imunitas yang lemah.
Di samping itu, beberapa faktor juga dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena sarkoma jaringan lunak, antara lain:
 Kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua, seperti pada penyakit
retinoblastoma herediter, neurofibromatosis, tuberous sclerosis,
familial adenomatous polyposis, sindrom Li-Fraumeni, dan sindrom
Gardner.
 Terkena paparan zat kimia, seperti arsenik, dioksin, dan herbisida
 Terkena paparan radiasi yang dapat diperoleh dari pengobatan kanker
yang menggunakan terapi radiasi.
 Terkena paparan radiasi, misalnya dari pengobatan kanker yang
menggunakan radioterapi.
 Lansia lebih berisiko mengalami sarkoma jaringan lunak.
 Menderita penyakit Paget, yaitu suatu jenis gangguan pada tulang
C. Gejala Sarkoma Jaringan Lunak
Pada tahap awal, sarkoma jaringan lunak tidak menimbulkan gejala
apa pun dan sulit ditemukan, karena tumor ini dapat tumbuh di bagian
tubuh mana pun. Gejala baru dapat terlihat saat tumor membesar. Gejala
tersebut ditunjukkan dengan benjolan atau pembengkakan, dan rasa nyeri
jika tumor menekan saraf atau otot. Kondisi ini menimbulkan rasa tidak
nyaman atau kesulitan bernapas.
Tingkat keparahan sarkoma jaringan lunak dapat terbagi menjadi:
 Stadium 1A - Ukuran sel kanker sebesar 5 cm atau lebih kecil dan
masih terlihat seperti sel yang normal. Selain itu, belum ada
penyebaran, baik ke kelenjar getah bening terdekat maupun organ yang
jauh.
 Stadium 1B - Ukuran sel kanker sebesar 5 cm atau bisa lebih besar
dari 15 cm, dan belum tampak seperti sel abnormal. Di samping itu,
sel kanker belum menyebar, baik ke kelenjar getah bening atau organ
yang jauh.
 Stadium 2 - Ukuran sel kanker sebesar 5 cm atau lebih kecil, namun
sudah terlihat seperti sel abnormal dengan pertumbuhan yang cepat.
Belum ada penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh
letaknya.
 Stadium 3A - Ukuran sel kanker lebih besar dari 5 cm, namun kurang
dari 10 cm. Sel kanker jelas menunjukkan tanda sebagai sel abnormal
dengan pertumbuhan yang cepat. Kendati demikian, belum ada
penyebaran ke kelenjar getah bening terdekat maupun organ lain yang
jauh.
 Stadium 3B – Ukuran sel kanker dapat lebih dari 10 cm, namun
kurang dari 15 cm. Sel tersebut sudah terlihat seperti sel abnormal
dengan perkembangan yang cepat, meski belum ada penyebaran ke
kelenjar getah bening terdekat atau organ yang jauh.
 Stadium 4 - ukuran kanker bisa sebesar apa pun dan kanker sudah
menyebar ke jaringan getah bening terdekat atau sudah meluas hingga
ke organ yang jauh, seperti paru-paru.
2.4 Gangguan fungsi lambung
Adapun jenis penyakit/gangguan yang biasanya kerap terjangkit serta
menggangu lambung yakni dibawah ini.
1. Gastritis
Yang pertama adalah gejala maag yang merupakan jenis gangguan fungsi
lambung yang sangat umum ditemui.
Penyakit ini bisa menjadi kronis maupun akut. Penyebab gastritis
bermacam-macam mulai dari makan, alkohol, obat, maupun infeksi
bakteri.
2. Dispepsia
Selanjutnya yakni penyakit yang disebut dengan Dispepsia yang
merupakan suatu keadaan yang memnggambarkan sebuah tanda adanya
ketidaknyamanan pada bagian perut.
Kemudian Gejala dispepsia biasanya sering ditandai dengan mudah
kenyang, sakit hulu hati, perut tidak nyaman, mual, kembung, hingga perut
terasa perih.
Pada umumnya gejala Dispepsia karenakan oleh beragam gejala pada
saluran pencernaan.
3. GERD (Gastroesophageal reflux disease)
Apa yang dimaksud dengan GERD /refluks atau sering dikenal juga
dengan sebuah penyakit asam lambung.
Pada dasarnya penyakit GERD ialah sebua keadaan di mana
berlangsungnya asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan
hingga dapat terjadi adanya suatu infeksi pada esofagus.
Adapun gejala yang sering ditimbulkan misalnya seperti nyeri dada,
sendawa, mual, rasa asam atau pahit di mulut, batuk kering.
4. Gastroenteritis
Apa yang dimaksud dengan Gastroenteritis / flu perut? yakni suatu infeksi
yang terjadi pada lambung dan juga usus yang disebabkan oleh bakteri dan
virus.
Pada umumnya sering kali pada penyakit ini ditandai oleh adanya sebuah
gejala kram perut, mual, muntah, diare, dan demam.
2.5 Pemfigus
A. Definisi
Pemfigus atau pemfigus vulgaris adalah gangguan kulit serius yang
ditandai dengan lepuhan di kulit, bagian dalam mulut, hidung,
tenggorokan, dan kelamin. Lepuhan tersebut mudah pecah dan
meninggalkan bekas luka yang rentan terinfeksi.
Pemfigus merupakan peyakit yang jarang terjadi, tetapi dapat
menyebabkan kematian bila tidak ditangani. Pemfigus lebih sering dialami
oleh orang berusia 50-60 tahun, walaupun sebenarnya dapat terjadi pada
usia berapa pun. Perlu diingat penyakit kulit ini tidak menular.
B. Penyebab Pemfigus
Pada penderita pemfigus, sistem kekebalan tubuh menghasilkan
antibodi yang berbalik menyerang sel sehat di kulit dan lapisan tubuh
lainnya. Kondisi ini dinamakan autoimun. Normalnya, antibodi berfungsi
untuk menyerang organisme berbahaya, seperti virus atau bakteri.
Belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, namun diduga pemfigus
dipicu oleh penggunaan obat-obatan, seperti:
 Rifampicin.
 Antibiotik, misalnya sefalosporin.
 Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
 Obat darah tinggi golongan ACE inhibitor, misalnya captopril.
Faktor lain yang diduga dapat memicu pemfigus adalah:
 Stres.
 Paparan sinar UV.
 Luka bakar.
 Infeksi.
 Usia.
 Menderita penyakit autoimun lain, terutama myasthenia gravis
dan thymoma.
C. Gejala Pemfigus
Gejala pemfigus adalah lepuhan pada kulit yang rentan pecah,
sehingga meninggalkan luka berkerak. Lepuhan dapat menimbulkan nyeri,
namun tidak terasa gatal. Bisa juga sebaliknya, terasa gatal, tetapi tidak
menimbulkan nyeri. Lepuhan dapat timbul di area berikut ini:
 Bahu.
 Dada.
 Punggung.
 Bagian dalam mata, hidung, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan
kelamin.
Lepuhan dapat muncul dalam ukuran kecil, kemudian membesar
secara bertahap. Seiring waktu, lepuhan akan bertambah banyak hingga
menyelimuti wajah, kulit kepala, dan seluruh tubuh.
Adanya lepuhan di dalam mulut dapat meyebabkan rasa perih saat makan,
minum, atau menggosok gigi. Suara penderita juga dapat menjadi serak
akibat lepuhan di tenggorokan.
2.6 Miasis
A. Definisi
Miasis adalah peristiwa infeksi oleh larva lalat (belatung) yang memakan
jaringan hidup maupun mati dari inang yang ditumpanginya. Belatung ini
juga dapat memakan cairan tubuh inangnya atau makanan yang telah
dimakan inangnya di dalam usus hospes. Infeksi ini bersifat kontaminasi
dan pathogen terhadap tubuh inangnya.
B. Menurut sifat larva sebagai parasite, miasis dibagi menjadi :
1. Miasis spesifik (obligat)
Pada miasis ini larva hanya dapat hidup pada jaringan tubuh manusia
dan binatang. Telur diletakkan pada kulit utuh, luka, jaringan sakit,
atau rambut hospes. Contoh : larva callitroga macellaria, chrysomyia
bezziana.
2. Measis semi spesifik (fakulatif)
Pada miasis ini larva lalat selain bisa hidup pada bagian busuk dan
sayuran busuk, dapat hidup juga pada jaringan tubuh manusia,
misalnya: larva wohlfahrtia magnifica.
3. Miasis aksidental
Pada miasis ini telur tidak diletakkan pada jaringan tubuh hospes tetapi
pada makanan atau minuman, yang secara kebetulan tertelan lalu di
usus tumbuh menjadi larva. Contoh : larva musca domestica, piophila
casei.
C. Secara klinis miasis dibagi menjadi :
1. Miasis kulit/subkutis
Larva yang diletakkan pada kulit utuh atau luka mampu membuat
terowongan yang berkelok-kelok sehingga terbentuk ulkus yang
sangan luas. Contoh : larva chrysomyia bezziana.
2. Miasis nasofaring
Biasanya terjadi pada anak bayi, khususnya mereka yang
mengeluarkan secret dari hidungnya yang tidur tanpa kelambu. Larva
mampu menembus kulit dan menembus ulkus. Contoh : larva
chrysomyia bezziana, hypoderma lineatum.
3. Miasis intestinal
Sebagian besar terjadi secara kebetulan karena menelan makanan yang
terkontaminasi telur atau larva lalat. Telur menetas menjadi larva
dilambung dan menyebabkan rasa mual-muntah, diare, spame
abdomen. Larva juga dapat menimbulkan luka pada dinding usus.
Contoh : larva musca domestica, piophlia casei.
4. Miais urogenital
Beberapa spesies pernah ditemukan dalam vagina dan urin. Miasis ini
dapat menyebabkan piuria, urethritis, dan sistitis. Contoh : larva musca
domesticadan, larva chrysomyia bezziana.
5. Miasis mata (oftalmomiasis)
Larva dapat mengembala di jaringan dan bagian lain dari mata.
Contoh: larva chrysomyia bezziana.
D. Gejala
Gejala klinis miasis sangan bervariasi dan tidak spesifik tergantung pada
bagian tubuh yang diinfestasi larva, yaitu ; demam, inflamasi, pruritis,
pusing, vertigo, pembengkakkan dan hipereosinofilia. Kondisi tersebut
dapat diperparah dengan adanya infeksi sekunder oleh bakteri. Penanganan
miasis pada hewan cukup praktis dibandingkan dengan manusia yang
umumnya dilakukan dengan pembedahan (operasi) pada bagian tubuh
yang terserang (Ardhana, 2005)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien di Puskesmas Cipelang
Kec. Gunung Puyuh selama 5 hari rata-ratanya 79 orang.
Dari data yang telah penulis analisa menjelaskan bahwa diagnosa yang
paling banyak ditemui selama 5 hari adalah :
1. Infeksi saluran nafas atas
2. Gangguan jaringan lunak (NOS)
3. Gangguan fungsi lambung
4. Pemfigus
5. Miasis
6. dll.
Mengapa ISPA menjadi penyakit teratas?
Berdasarkan data WHO (World Health Organization), angka kejadian
ISPA yang berlanjut menjadi Pneonomia (radang paru-paru) sering terjadi pada
anak-anak terutama jika mengaalami gizi kurang dan di kombinasi dengan
keadaan yang kurang sehat.
Dinas kesehatan provinsi jawa barat menyatakan, jumlah penderita
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) meningkat ini terjadi selama musim
kemarau. Guna mencegah peningkatan kasus dan penyebaran penyakit ISPA,
Dinkes Jabar telah melakuakan sejumlah upaya. Salah satunya, penyuluhan
kesehatan lingkunagan yang melibatkan kader posyandu dan puskesmas yang
ada di setiap kabupaten/kota.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah dengan pedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahsan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Blog :
https://hellosehat.com/penyakit/infeksi-saluran-pernapasan-atas-ispa/
https://www.alodokter.com/sarkoma-jaringan-lunak
https://contohsoal.co.id/fungsi-lambung/
https://www.alodokter.com/pemfigus
https://www.academia.edu/9852161/miasis
Diakses tanggal 17 September 2019

More Related Content

Similar to Pembahsan analisa data puskesmas

Kel. 13 upt puskesmas sukabumi (1)
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi (1)Kel. 13 upt puskesmas sukabumi (1)
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi (1)wulanda732
 
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumiKel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumiwulanda732
 
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumiKel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumianigayatri9
 
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumiKel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumiChintyaap12
 
data penyakit dan kunjungan PKM Sukbumi
data penyakit dan kunjungan PKM Sukbumi data penyakit dan kunjungan PKM Sukbumi
data penyakit dan kunjungan PKM Sukbumi raishakhaila
 
makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros Sonia Aleadinata
 
analisa data puskesmas baros sukabumi
analisa data puskesmas baros sukabumianalisa data puskesmas baros sukabumi
analisa data puskesmas baros sukabumiMelaniPutrikhoirunis
 
makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros Sonia Aleadinata
 
makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas barosmakalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas barosermapurwati1
 
Puskesmas kelompok.docx
Puskesmas kelompok.docxPuskesmas kelompok.docx
Puskesmas kelompok.docxAldiM4
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8enengnuraeni3
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8enengnuraeni3
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8enengnuraeni3
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8irfanifandi12345
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8megarahmah15
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8widiawati24
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8widiawati24
 
Makalah Manajemen IT (Analisa Data Paien Puskesmas Cibereum Hilir Kota Sukabumi
Makalah Manajemen IT (Analisa Data Paien Puskesmas Cibereum Hilir Kota SukabumiMakalah Manajemen IT (Analisa Data Paien Puskesmas Cibereum Hilir Kota Sukabumi
Makalah Manajemen IT (Analisa Data Paien Puskesmas Cibereum Hilir Kota Sukabumifriliaputri2B
 
Kel 6 analisa data puskesmas cibereum hilir(1)
Kel 6 analisa data  puskesmas cibereum hilir(1)Kel 6 analisa data  puskesmas cibereum hilir(1)
Kel 6 analisa data puskesmas cibereum hilir(1)vinakarlinakusaman
 
Kel 6 analisa data puskesmas cibereum hilir
Kel 6 analisa data  puskesmas cibereum hilirKel 6 analisa data  puskesmas cibereum hilir
Kel 6 analisa data puskesmas cibereum hilirrikiy123
 

Similar to Pembahsan analisa data puskesmas (20)

Kel. 13 upt puskesmas sukabumi (1)
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi (1)Kel. 13 upt puskesmas sukabumi (1)
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi (1)
 
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumiKel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
 
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumiKel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
 
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumiKel. 13 upt puskesmas sukabumi
Kel. 13 upt puskesmas sukabumi
 
data penyakit dan kunjungan PKM Sukbumi
data penyakit dan kunjungan PKM Sukbumi data penyakit dan kunjungan PKM Sukbumi
data penyakit dan kunjungan PKM Sukbumi
 
makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros
 
analisa data puskesmas baros sukabumi
analisa data puskesmas baros sukabumianalisa data puskesmas baros sukabumi
analisa data puskesmas baros sukabumi
 
makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros
 
makalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas barosmakalah analisis di puskesmas baros
makalah analisis di puskesmas baros
 
Puskesmas kelompok.docx
Puskesmas kelompok.docxPuskesmas kelompok.docx
Puskesmas kelompok.docx
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
 
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
Data penyakit dan puskesmas kelompok 8
 
Makalah Manajemen IT (Analisa Data Paien Puskesmas Cibereum Hilir Kota Sukabumi
Makalah Manajemen IT (Analisa Data Paien Puskesmas Cibereum Hilir Kota SukabumiMakalah Manajemen IT (Analisa Data Paien Puskesmas Cibereum Hilir Kota Sukabumi
Makalah Manajemen IT (Analisa Data Paien Puskesmas Cibereum Hilir Kota Sukabumi
 
Kel 6 analisa data puskesmas cibereum hilir(1)
Kel 6 analisa data  puskesmas cibereum hilir(1)Kel 6 analisa data  puskesmas cibereum hilir(1)
Kel 6 analisa data puskesmas cibereum hilir(1)
 
Kel 6 analisa data puskesmas cibereum hilir
Kel 6 analisa data  puskesmas cibereum hilirKel 6 analisa data  puskesmas cibereum hilir
Kel 6 analisa data puskesmas cibereum hilir
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

Pembahsan analisa data puskesmas

  • 1. MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN INFORMASI TEKNOLOGI MENGANALISA DATA KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS CIPELANG Dosen Pembimbing : Gery Sugiran, ST Disusun oleh kelompok 16 : Ajij (32722001D18006) Angela Dwinawati P (32722001D18012) Shinta Hamidah (32722001D18102) Siti Dhini Fathonah (32722001D18104) PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI TAHUN AKADEMIK 2018/2019
  • 2. KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan “Makalah Informasi Teknologi Kesehatan” ini. Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing sehingga “Makalah Informasi Teknologi Kesehatan” ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang menjadikan “Makalah Informasi Teknologi Kesehatan” ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Sukabumi, 14 September 2019 Kelompok 16
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...……………………………………………………. 1 1.2 Rumusan Masalah...………………………………………………… 4 1.3 Tujuan...…………………………………………………………….. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Grafik analisa data…….....…………………………………………. 5 2.2 Infeksi saluran nafas atas…………………..……………………….. 6 2.3 Gangguan jaringan lunak (NOS)/ Sarkoma….................................... 9 2.4 Gangguan fungsi lambung…………………..……………….......… 11 2.5 Pemfigus………………………………………..………….….…… 13 2.6 Miasis……………………………………………………………… 14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………………………………………………………... 17 3.2 Saran………………………………………………………………. 17
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggerakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes, 2011). Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya terpadu, merata dan dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009). Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 3 disebutkan bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan mutu daya saing sumber daya manusia Indonesia. Puskesmas merupkan unit pelaksana teknis (UPT) kabupaten/kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya (kecamatan). Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemeberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dan fungsi puskesmas inilah maka puskesmas memiliki peranan penting untuk tercapainya Indonesia sehat.
  • 5. Puskesmas Cipelang merupakan sarana pelayanan jasa di bidang kesehatan yang di bentuk pemerintah untuk melayani masyarakat di wilayah Kelurahan Gunung Puyuh, Sriwidari dan sekitarnya dan untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatannya dibantu oleh satu puskesmas pembantu di masing-masing kelurahan. A. Visi dan Misi Dinas Kesehatan 1. Visi Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mempunyai Visi “Masyarakat Kota Sukabumi yang Sehat dan Mandiri melalui Pemerintahan Rahmatan Lil’alamin” 2. Misi Dinas Kesehatan Sukabumi dalam mewujudkan visinya mempunyai misi :  Menyelenggarakan pelayanan kesehatan profesional, terpadu, menyeluruh, bermitra dan berkesinambungan.  Mengendalikan penyakit meluran dan penyakit tidak menular secara komperhensif berbasis masyarakat.  Mengembangkan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat.  Meningkatkan peran serta masyrakat dalam mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Pengemabangan Lingkungan Sehat.  Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan, Teknologi dan Sumber Daya Manusia Berkualitas. B. Visi dan Misi Puskesmas Cipelang 1. Visi Visi Puskesmas Cipelang yaitu “Terwujudnya Pelayanan Prima” Visi ini sejalan dengan visi Kota Sukabumi dimana pada prinsipnya puskesmas dalan pelayanannya mengedepankan profesionalisme sehingga diharapkan meningkatnya kepuasaan pengguna jasa puskesmas. 2. Misi Dalam mewujudkan visinya, Puskesmas Cipelang membuat misi sebagai berikut :
  • 6.  Mewujudkan pelayanan kesehatan terpadu yang merata, bermutu, dan terjangkau untuk masyarakat.  Mengembangkan kemampuan dan kesadaran individu, keluarga, dan masyarakat tentang kesehatan.  Mengembangkan SDM dalam bidang kesehatan.  Mengembangkan manajemen kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan.  Mewujudkan strategi bersama seluruh lintas sektor terkait. C. Kondisi Geografis dan Wilayah Administrasi Puskesmas Cipelang terletak diwilayah Kecamatan Gunung Puyuh tepatnya di Jl. KH. Ahmad Sanusi No. 21 Kelurahan Gunung Puyuh Kota Sukabumi dengan wilayah kerja meliputi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Gunung Puyuh dan Kelurahan Sriwidari. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Cipelang adalah sebagai berikut :  Sebelah Utara bebatasan dengan Kelurahan Karamat Keacamatan Gunung Puyuh.  Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh.  Sebelah Selatan bebatasan dengan Kelurahan Benteng Kecamatan Warudoyong.  Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Gunung Parang dan Kelurahan Selabatu Kematan Cikole. Lokasi puskesmas cipelang yang yang strategis yaitu terletak di jalan raya utama Kota Sukabumi serta dapat dengan mudah dilalui oleh kendaraan umum maupun pribadi memudahkan masyarakat diwilayah kerja maupun diluar wilayah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Mengingat lokasi Puskesmas Cipelang yang juga berdekatan dengan perbatasan wilayah Kabupaten Sukabumi maka banyak pula kunjungan pasien dari luar kota.
  • 7. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana grafik analisa data? 2. Apa itu infeksi saluran nafas atas akut? 3. Apa itu gangguan jaringan lunak (NOS)? 4. Apa itu ganguan fungsi lambung? 5. Apa itu pemfigus? 6. Apa itu miasis? 1.3 Tujuan 1. Penyajian grafik analisa data. 2. Mengetahui apa itu infeksi saluran nafas atas. 3. Mengetahui apa itu gangguan jaringan lunak (NOS). 4. Mengetahui apa itu ganguan fungsi lambung. 5. Mengetahui apa itu pemphigus. 6. Mengetahui apa itu miasis.
  • 8. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Grafik Analisa Data A. Data Kunjungan Pasien Tanggal Kunjungan Pasien 8/07/2019 65 8/21/2019 85 8/22/2019 107 8/26/2019 57 8/30/2019 79 Rata-rata 79 Keterangan : rata-rata kunjungan pasien selama 5 hari adalah 79 orang. Kunjungan Pasien 0 50 100 150 07/08/2019 21/08/2019 22/08/2019 26/08/2019 30/08/2019 Rata-rata Kunjungan Pasien
  • 9. B. Data Penyakit Teratas NO. DIAGNOSIS 07/08/2019 21/08/2019 22/08/2019 26/08/2019 30/08/2019 TOTAL 1 INFEKSEI SALURAN NAPAS ATAS 25 36 40 20 27 148 2 GANGGUAN JARINGAN LUNAK LAINNYA (NOS) 16 15 19 17 19 86 3 GANGGUAN FUNGSI LAMBUNG 8 12 21 5 14 60 4 PEMFIGUS 8 11 13 8 12 52 5 MIASIS 5 9 3 1 2 20 6 Dll 32ss 29 31 29 32 153 Keterangan : Yang dimaksud dan lain-lain adalah banyaknya penyakit yang di derita pasien selama 5 hari, setelah dikurangi 5 penyakit teratas. 0 20 40 60 80 100 120 140 160 07/08/2019 21/08/2019 22/08/2019 26/08/2019 30/08/2019 TOTAL GRAFIK ANALISA DATA 5 PENYAKIT TERATAS DI PUSKESMAS CIPELANG KEC. GUNUNG PUYUH SELAMA 5 HARI INFEKSEI SALURAN NAPAS ATAS GANGGUAN JARINGAN LUNAK LAINNYA (NOS) GANGGUAN FUNGSI LAMBUNG PEMFIGUS MIASIS
  • 10. Keterangan : 2.2 Infeksi Saluran Nafas AtasDefinisi A. Definisi Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA adalah infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian saluran pernapasan atas yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring. Bagian sistem pernapasan tersebut akan mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana respirasi berlangsung. B. Tanda-tanda dan Gejala Ada beberapa gejala yang kebanyakan tidak di sadari telah terjangkit infeksi saluran pernapasan. Gejala umum dari penyakit ISPA adalah:  Hidung tersumbat dan pilek. Bila Anda mulai merasakan gejala tersebut, segera minum obat dan istirahat di rumah. Bila semakin para, silakan cek dan periksa ke dokter.  Batuk kering tanpa dahak yang dihasilkan dari paru-paru  Demam ringan merupakan salah satu ciri-ciri tubuh yang sedang melawan virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.  Sakit tenggorokan  Sakit kepala ringan  Bernapas cepat atau kesulitan bernapas  Warna kebiruan pada kulit akibat kurangnya oksigen  Gejala sinusitis seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan kadang- kadang rasa sakit dan demam C. Penyebab Penyakit ISPA adalah kondisi yang umumnya disebabkan oleh serangan langsung ke saluran pernapasan bagian atas melalui mata, mulut dan hidung. Penyebab ISPA adalah virus atau bakteri.
  • 11. Virus utama penyebab ISPA adalah rhinovirus dan coronavirus. Virus lain yang juga menjadi penyebab ISPA adalah virus parainfluenza, respiratory syncytial virus, dan adenovirus. Jika Anda terkena infeksi virus tersebut, bisa berisiko mengalami pilek serta pneumonia. Risiko pneumonia lebih tinggi terjadi pada bayi dan anak-anak. Virus penyebab ISPA dapat hidup selama berjam-jam pada objek seperti mainan atau tas tangan. Penularan virus penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan orang yang terinfeksi atau melalui barang-barang kepunyaan mereka dapat menjadi penyebab utama penyebaran virus. Jika menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh benda yang terkontaminasi, Anda cenderung akan terkena virus penyebab ISPA . Selain itu, virus penyebab ISPA sering menyebar dari orang ke orang melalui bersin atau batuk. D. Faktor-faktor risiko ISPA adalah kondisi yang banyak memiliki faktor risiko. Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terkena infeksi saluran pernapasan atas adalah:  Bayi dari usia 6 bulan atau anak di bawah 1 tahun  Anak-anak yang lahir prematur atau yang memiliki riwayat, seperti jantung bawaan atau penyakit paru-paru  Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah  Bayi yang berada dalam tempat ramai  Orang-orang di usia pertengahan  Orang dewasa dengan asma, gagal jantung kongestif, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).  Orang dengan sistem imun yang lemah, termasuk orang-orang dengan transplantasi organ tertentu, leukemia, atau HIV/AIDS.  Anda dikelilingi dengan orang-orang sakit yang bersin atau batuk tanpa menutup hidung dan mulutnya.
  • 12. 2.3 Gangguan jaringan lunak (NOS) A. Definisi Sarkoma jaringan lunak adalah tumor ganas (kanker) yang menunjang dan menghubungkan struktur di sekeliling tubuh. Yang termasuk dalam jaringan ini, antara lain adalah lemak, otot, pembuluh darah, saraf, tendon, dan lapisan pada tulang sendi. Sarkoma jaringan lunak dapat menyerang bagian tubuh mana pun. Meski demikian, umumnya menyerang area perut, lengan, dan tungkai. Sarkoma ini juga dapat menyerang semua usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, kasus ini lebih banyak terjadi pada lansia, dan risiko mengalami sarkoma jaringan lunak akan meningkat seiring pertambahan usia. B. Penyebab Sarkoma Jaringan Lunak Kanker terjadi akibat perubahan atau mutasi DNA di dalam sel sehingga berkembang di luar kendali. Sel-sel abnormal ini kemudian membentuk tumor yang dapat menyerang jaringan sekitarnya, dan menyebar ke bagian tubuh lain. Namun, penyebab mutasi DNA tidak dapat diketahui secara pasti. Mutasi bisa terjadi pada berbagai jenis sel dalam tubuh. Jenis kanker yang tumbuh bergantung pada jenis sel yang mengalami mutasi tersebut. Beberapa jenis sarkoma jaringan lunak menurut jenis sel yang mengalami mutasi genetik, antara lain:  Rhabdomyosarcoma, yang terjadi pada jaringan ikat dan otot.  Osteosarcoma, yang dapat terjadi pada pembuluh getah bening (lymphanhioarcoma) dan atau pembuluh darah (hemangiosarcoma).  Angiosarcoma (terjadi pada pembuluh getah bening atau sel darah)  Fibrosarcoma, yang terjadi pada jaringan ikat fibrosa. Sarkoma jenis ini biasanya dimulai pada lengan, tungkai, atau batang tubuh.
  • 13.  Liposarcoma, yang terjadi pada jaringan lemak. Liposarcoma umumnya muncul dari paha, belakang lutut, atau di perut.  Leiomyosarcoma, yang terjadi pada jaringan otot.  Gastrointestinal stromal tumor, yang terjadi pada saluran pencernaan. Selain dari jenis sel yang dapat mengalami mutasi genetik, terdapat sarkoma yang terjadi karena virus, yaitu Kaposi’s sarcoma. Kanker yang jarang terjadi ini disebabkan virus herpes manusia tipe 8 dan menyerang orang dengan sistem imunitas yang lemah. Di samping itu, beberapa faktor juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sarkoma jaringan lunak, antara lain:  Kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua, seperti pada penyakit retinoblastoma herediter, neurofibromatosis, tuberous sclerosis, familial adenomatous polyposis, sindrom Li-Fraumeni, dan sindrom Gardner.  Terkena paparan zat kimia, seperti arsenik, dioksin, dan herbisida  Terkena paparan radiasi yang dapat diperoleh dari pengobatan kanker yang menggunakan terapi radiasi.  Terkena paparan radiasi, misalnya dari pengobatan kanker yang menggunakan radioterapi.  Lansia lebih berisiko mengalami sarkoma jaringan lunak.  Menderita penyakit Paget, yaitu suatu jenis gangguan pada tulang C. Gejala Sarkoma Jaringan Lunak Pada tahap awal, sarkoma jaringan lunak tidak menimbulkan gejala apa pun dan sulit ditemukan, karena tumor ini dapat tumbuh di bagian tubuh mana pun. Gejala baru dapat terlihat saat tumor membesar. Gejala tersebut ditunjukkan dengan benjolan atau pembengkakan, dan rasa nyeri jika tumor menekan saraf atau otot. Kondisi ini menimbulkan rasa tidak nyaman atau kesulitan bernapas. Tingkat keparahan sarkoma jaringan lunak dapat terbagi menjadi:
  • 14.  Stadium 1A - Ukuran sel kanker sebesar 5 cm atau lebih kecil dan masih terlihat seperti sel yang normal. Selain itu, belum ada penyebaran, baik ke kelenjar getah bening terdekat maupun organ yang jauh.  Stadium 1B - Ukuran sel kanker sebesar 5 cm atau bisa lebih besar dari 15 cm, dan belum tampak seperti sel abnormal. Di samping itu, sel kanker belum menyebar, baik ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh.  Stadium 2 - Ukuran sel kanker sebesar 5 cm atau lebih kecil, namun sudah terlihat seperti sel abnormal dengan pertumbuhan yang cepat. Belum ada penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ yang jauh letaknya.  Stadium 3A - Ukuran sel kanker lebih besar dari 5 cm, namun kurang dari 10 cm. Sel kanker jelas menunjukkan tanda sebagai sel abnormal dengan pertumbuhan yang cepat. Kendati demikian, belum ada penyebaran ke kelenjar getah bening terdekat maupun organ lain yang jauh.  Stadium 3B – Ukuran sel kanker dapat lebih dari 10 cm, namun kurang dari 15 cm. Sel tersebut sudah terlihat seperti sel abnormal dengan perkembangan yang cepat, meski belum ada penyebaran ke kelenjar getah bening terdekat atau organ yang jauh.  Stadium 4 - ukuran kanker bisa sebesar apa pun dan kanker sudah menyebar ke jaringan getah bening terdekat atau sudah meluas hingga ke organ yang jauh, seperti paru-paru. 2.4 Gangguan fungsi lambung Adapun jenis penyakit/gangguan yang biasanya kerap terjangkit serta menggangu lambung yakni dibawah ini. 1. Gastritis Yang pertama adalah gejala maag yang merupakan jenis gangguan fungsi lambung yang sangat umum ditemui.
  • 15. Penyakit ini bisa menjadi kronis maupun akut. Penyebab gastritis bermacam-macam mulai dari makan, alkohol, obat, maupun infeksi bakteri. 2. Dispepsia Selanjutnya yakni penyakit yang disebut dengan Dispepsia yang merupakan suatu keadaan yang memnggambarkan sebuah tanda adanya ketidaknyamanan pada bagian perut. Kemudian Gejala dispepsia biasanya sering ditandai dengan mudah kenyang, sakit hulu hati, perut tidak nyaman, mual, kembung, hingga perut terasa perih. Pada umumnya gejala Dispepsia karenakan oleh beragam gejala pada saluran pencernaan. 3. GERD (Gastroesophageal reflux disease) Apa yang dimaksud dengan GERD /refluks atau sering dikenal juga dengan sebuah penyakit asam lambung. Pada dasarnya penyakit GERD ialah sebua keadaan di mana berlangsungnya asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan hingga dapat terjadi adanya suatu infeksi pada esofagus. Adapun gejala yang sering ditimbulkan misalnya seperti nyeri dada, sendawa, mual, rasa asam atau pahit di mulut, batuk kering. 4. Gastroenteritis Apa yang dimaksud dengan Gastroenteritis / flu perut? yakni suatu infeksi yang terjadi pada lambung dan juga usus yang disebabkan oleh bakteri dan virus. Pada umumnya sering kali pada penyakit ini ditandai oleh adanya sebuah gejala kram perut, mual, muntah, diare, dan demam.
  • 16. 2.5 Pemfigus A. Definisi Pemfigus atau pemfigus vulgaris adalah gangguan kulit serius yang ditandai dengan lepuhan di kulit, bagian dalam mulut, hidung, tenggorokan, dan kelamin. Lepuhan tersebut mudah pecah dan meninggalkan bekas luka yang rentan terinfeksi. Pemfigus merupakan peyakit yang jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani. Pemfigus lebih sering dialami oleh orang berusia 50-60 tahun, walaupun sebenarnya dapat terjadi pada usia berapa pun. Perlu diingat penyakit kulit ini tidak menular. B. Penyebab Pemfigus Pada penderita pemfigus, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang berbalik menyerang sel sehat di kulit dan lapisan tubuh lainnya. Kondisi ini dinamakan autoimun. Normalnya, antibodi berfungsi untuk menyerang organisme berbahaya, seperti virus atau bakteri. Belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, namun diduga pemfigus dipicu oleh penggunaan obat-obatan, seperti:  Rifampicin.  Antibiotik, misalnya sefalosporin.  Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).  Obat darah tinggi golongan ACE inhibitor, misalnya captopril. Faktor lain yang diduga dapat memicu pemfigus adalah:  Stres.  Paparan sinar UV.  Luka bakar.  Infeksi.  Usia.  Menderita penyakit autoimun lain, terutama myasthenia gravis dan thymoma.
  • 17. C. Gejala Pemfigus Gejala pemfigus adalah lepuhan pada kulit yang rentan pecah, sehingga meninggalkan luka berkerak. Lepuhan dapat menimbulkan nyeri, namun tidak terasa gatal. Bisa juga sebaliknya, terasa gatal, tetapi tidak menimbulkan nyeri. Lepuhan dapat timbul di area berikut ini:  Bahu.  Dada.  Punggung.  Bagian dalam mata, hidung, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kelamin. Lepuhan dapat muncul dalam ukuran kecil, kemudian membesar secara bertahap. Seiring waktu, lepuhan akan bertambah banyak hingga menyelimuti wajah, kulit kepala, dan seluruh tubuh. Adanya lepuhan di dalam mulut dapat meyebabkan rasa perih saat makan, minum, atau menggosok gigi. Suara penderita juga dapat menjadi serak akibat lepuhan di tenggorokan. 2.6 Miasis A. Definisi Miasis adalah peristiwa infeksi oleh larva lalat (belatung) yang memakan jaringan hidup maupun mati dari inang yang ditumpanginya. Belatung ini juga dapat memakan cairan tubuh inangnya atau makanan yang telah dimakan inangnya di dalam usus hospes. Infeksi ini bersifat kontaminasi dan pathogen terhadap tubuh inangnya. B. Menurut sifat larva sebagai parasite, miasis dibagi menjadi : 1. Miasis spesifik (obligat) Pada miasis ini larva hanya dapat hidup pada jaringan tubuh manusia dan binatang. Telur diletakkan pada kulit utuh, luka, jaringan sakit, atau rambut hospes. Contoh : larva callitroga macellaria, chrysomyia bezziana.
  • 18. 2. Measis semi spesifik (fakulatif) Pada miasis ini larva lalat selain bisa hidup pada bagian busuk dan sayuran busuk, dapat hidup juga pada jaringan tubuh manusia, misalnya: larva wohlfahrtia magnifica. 3. Miasis aksidental Pada miasis ini telur tidak diletakkan pada jaringan tubuh hospes tetapi pada makanan atau minuman, yang secara kebetulan tertelan lalu di usus tumbuh menjadi larva. Contoh : larva musca domestica, piophila casei. C. Secara klinis miasis dibagi menjadi : 1. Miasis kulit/subkutis Larva yang diletakkan pada kulit utuh atau luka mampu membuat terowongan yang berkelok-kelok sehingga terbentuk ulkus yang sangan luas. Contoh : larva chrysomyia bezziana. 2. Miasis nasofaring Biasanya terjadi pada anak bayi, khususnya mereka yang mengeluarkan secret dari hidungnya yang tidur tanpa kelambu. Larva mampu menembus kulit dan menembus ulkus. Contoh : larva chrysomyia bezziana, hypoderma lineatum. 3. Miasis intestinal Sebagian besar terjadi secara kebetulan karena menelan makanan yang terkontaminasi telur atau larva lalat. Telur menetas menjadi larva dilambung dan menyebabkan rasa mual-muntah, diare, spame abdomen. Larva juga dapat menimbulkan luka pada dinding usus. Contoh : larva musca domestica, piophlia casei. 4. Miais urogenital Beberapa spesies pernah ditemukan dalam vagina dan urin. Miasis ini dapat menyebabkan piuria, urethritis, dan sistitis. Contoh : larva musca domesticadan, larva chrysomyia bezziana. 5. Miasis mata (oftalmomiasis) Larva dapat mengembala di jaringan dan bagian lain dari mata. Contoh: larva chrysomyia bezziana.
  • 19. D. Gejala Gejala klinis miasis sangan bervariasi dan tidak spesifik tergantung pada bagian tubuh yang diinfestasi larva, yaitu ; demam, inflamasi, pruritis, pusing, vertigo, pembengkakkan dan hipereosinofilia. Kondisi tersebut dapat diperparah dengan adanya infeksi sekunder oleh bakteri. Penanganan miasis pada hewan cukup praktis dibandingkan dengan manusia yang umumnya dilakukan dengan pembedahan (operasi) pada bagian tubuh yang terserang (Ardhana, 2005)
  • 20. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jadi, dapat disimpulkan bahwa kunjungan pasien di Puskesmas Cipelang Kec. Gunung Puyuh selama 5 hari rata-ratanya 79 orang. Dari data yang telah penulis analisa menjelaskan bahwa diagnosa yang paling banyak ditemui selama 5 hari adalah : 1. Infeksi saluran nafas atas 2. Gangguan jaringan lunak (NOS) 3. Gangguan fungsi lambung 4. Pemfigus 5. Miasis 6. dll. Mengapa ISPA menjadi penyakit teratas? Berdasarkan data WHO (World Health Organization), angka kejadian ISPA yang berlanjut menjadi Pneonomia (radang paru-paru) sering terjadi pada anak-anak terutama jika mengaalami gizi kurang dan di kombinasi dengan keadaan yang kurang sehat. Dinas kesehatan provinsi jawa barat menyatakan, jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) meningkat ini terjadi selama musim kemarau. Guna mencegah peningkatan kasus dan penyebaran penyakit ISPA, Dinkes Jabar telah melakuakan sejumlah upaya. Salah satunya, penyuluhan kesehatan lingkunagan yang melibatkan kader posyandu dan puskesmas yang ada di setiap kabupaten/kota. 3.2 Saran Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah dengan pedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahsan makalah ini.