Dokumen tersebut membahas tentang Time-Concious Urban Desain (t-cud) atau desain perkotaan yang sadar akan waktu. t-cud mempertimbangkan aspek budaya, sosial, ekologi, dan pengalaman masyarakat dalam pengembangan kota secara bertahap seiring perubahan zaman. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai pendekatan dan contoh penerapan t-cud di beberapa kota seperti Siena, Chapel Allerton,
Teknologi pengolahan singkong menjadi kerupuk petulo
T-CUD Kota
1. [Andik Irawan_ nim : 11_322107_PTK_07426]
Notices of time – conscious urban design : Practices and Project
[Pemberitahuan Waktu akan kesadaran desain Kota terkait : Praktik dan Proyek kegiatan]
Abstrak
Sadar perkotaan menjadi sub-unit dalam pengembangan Regional dengan berbagai
contoh kegiatan-kegiatan praktis dan prinsip akan waktu kesadaran desain
pengembangan kota. Dalam setengah abad terahir terdapat contoh yang
menunjukan akan waktu kesadaran dalam desain kota, dalam pengembangan kota
secara sensitif mempertimbangkan budaya, fisik, sosial, ekologi atau pengalaman
penduduk yang secara fisis berkembang dari waktu ke waktu melalui perubahan
penggunaan, ekonomi, jaringan sosial, berdasarkan keadaan pola hidup dan
kebiasaan rutin penduduk. Banyak contoh time – conscious urban design (t-cud)
tanpa membombardir dengan fully move (perubahan penuh) atau bahakan tanpa
perubahan dan sebagai icon budaya dan keunikan kota. Siena sebagai contoh kota
tua dengan keunikan yang dijadika icon semata. Alexander sebagai desainer
penerapan prinsip mencoba merubah t-cud dengan memperhitungkan budaya yang
ada dan mentransformasi dengan pola perubahan bertahap. Beberapa kerangan
pemikiran dibangun dari pakar desain kota seperti Lord Rogers dengan kunci
penerapan desain kota yang sustainable. Terdapat beberapa cara t-cud dalam
perubahan kota, diantaranya Lucien Kroll dengan penerapan konseptual multi-
actorial di wilayah Kagali, identifikasi karakteristik sejarah; budaya; lingkungan;
nilai arsitektur dan pelestarian, atau terahir merubah kota tanpa pertimbangan.
Banyak ide bermunculan dan masterplan dari Leon dan pakar desain lain, dan
berbagai kota dengan pakar desain dalam perubahan kota seperti Chapel Allerton
UK, The Pphoenix UK, Mexicali, dan Kimihurura Kagali.
Keyword : Sub-Unit, Regional, ekologi, t-cud, membombardir, icon, Sustainable.
Pendahuluan
Time – conscious urban design (t-cud) merupakan pemberitahuan kesadaran dalam
pengembangan atau pembangunan kota dengan desain yang efektif dan tetap
mempertimbangan budaya, fisik, sosial, ekologi, pengalaman yang berakar pada
suatu tempat dengan mencoba memberikan perubahan dari waktu ke waktu.
2. [Andik Irawan_ nim : 11_322107_PTK_07426]
Perubahan didasarkan pada penggunaan, keadaan ekonomi, pengalaman
pengembangan masyarakat tertentu, jaringan sosial yang berdasarkan keunikan
tempat tinggal dan kebiasaan rutin serta pola hidup penduduk. Bentuk tatanan
dalam t-cud adalah bahwa perubahan esensi yang ada mepertimbangkan dan
melaksanakan perbaikan secara bertahap dan melahirkan perubahan yang
prespektif, harmonis dan selaras. Dalam pola prinsip t-cud tidak harus dengan
merusak atau tanpa mempertimbangkan budaya asal sehingga keunikan dalam
desain kota menjadi icon dalam esensi perubahan. Banyak contoh kota dengan
perubahan atau tanpa merusak desain yang ada dan hanya memberi sentuhan agar
keunikan kota dijadikan sejarah budaya, Siena merupakan kota tua yang unik
dengan mencoba prinsip t-cud tanpa merusak budaya yang ada sehingga tetap
terjaga antara kesadaran perubahan kota dan budaya yang ada. Alexander yang
merupakan salah satu perancang perkotaan dengan mempertimbangan berbagai
pokok bahasan, selain itu terdapat pula masterplan dari desainer arsitek lain seperti
Lucien Kroll dan Leon dalam pengembangan desain kota. Serta terdapat beberapa
contoh kota dengan t-cud serta keunikan budaya dan nilai artsitektur seperti Chapel
Allerton UK, The Pphoenix UK, Mexicali, dan Kimihura Kagali.
Isi
Pada setengah abad terahir, pendekatan dalam pembangunan kota
mempertimbangkan cara-cara dengan prinsip Time-Concious Urban Desain (t-cud)
akan kesadaran desain kota yang timbul dari perubahan waktu tertentu, keadaan
manusia dan lingkungan yang berlaku setiap hari. Kedaan ini dimaksud sebagai
budaya daerah, fisik, sosial, ekologi, atau pengalaman secara bertahap dari waktu
ke waktu melalui perubahan penggunaan, kebutuhan hidup, ekonomi, atau
konsekuensi dari pengalaman masyarakat tertentu. Perubahan desain yang ada tetap
mempertimbangkan esensi yang ada dari tempat dan keunikan kota, dengan
memelihara, memperbaiki secara bertahap dan sampai melahirkan perubahan
prespektif secara harmonis, selaras dengan penampilan baru.
Descartes dengan pola yang bertentangan dengan wilayah yang ada
membuat perubahan signifikan dijadikan ide pokok dalam pengembangan kota,
3. [Andik Irawan_ nim : 11_322107_PTK_07426]
namun beberapa lingkungan masyarakat tidak mendukung aspirasi rasionalis ini.
Contoh kota tua yang berada di Siena dengan keunikan penampilan sintesis dengan
pendasaran sosial, politik, budaya dan ekonomi merupakan t-cud dengan prinsip
ekologi dan pertimbangan budaya. Alexander (2002) menjelaskan dalam penerpan
kesadaran desain tetap mempertimbangkan budaya kota, fisik, sosial dan perubahan
secara bertahap dalam tatanan yang kompleks dalam mengubah aspak situasi.
Sehingga upaya pendekatan ini mampu mendorong perubahan kota secara bertahap
dalam desain arsitektur kota dalam solusi kesadaran desain kota yang baru.
Perubahan kota secara bertahap dengan campuran akomodasi perumahan, hotel,
dan restoran serta berbagai jenis tatanan dengan pertimbangan desain yang baik
membuat masyarakat kota memiliki kesadaran perubahan dengan berjalan
mengevaluasi sudut kota. Regenerasi desain berkembang secara bertahap dengan
struktur transformasi serta masterplan dalam perubahan kota dan penataan ruang
publik serta pertimbangan lingkungan sekitar. Pembangunan yang membutuhkan
waktu bertahun – tahun demi terciptanya perubahan kota dan kemajuan desain kota.
Seperti yang dikemukakan Lord Rogers dalam laporan membangun kota yang
berkelanjutan menjadi pokok bahasan dalam kesadaran desain perkotaan, dan
dengan pemahaman desain secara proses dan produk. Selain itu t-cud juga
menyatukan beberapa fungsi dalam pelestarian warisan arsitektur, pelestarian
bangunan tua biasa dan penambahan multi-actoral perubahan dengan tujuan
bagaimana t-cud dapat berjalan dan berkembang. Kemudian dilakukan dengan
beberapa pendekatan antara lain. Pendekatan pertama adalah dengan membuat ide
kreatif dalam pembangunan kota dengan konseptual prespektif dalam
pengembangan kota secara bertahap tanpa mempertimbangan budaya, sosial,
ekologi dan warisan kuno. Cara ini dikembangan dalam beberapa dekade oleh
Lucien Kroll. Pendekatan keedua adalah mengidentifikasi secara konkrit akan
sejarah daerah atau wilayah serta warisan arsitektur budaya dengan melestarikan
dan dikembangan dalam otoritas kota dalam perubahan dari waktu ke waktu
dengan pertimbangan situasi dan isu-isu kota. Dalam pelestarian bukan berarti
tidak membangun kota, namun tetap membuat desain tata ruang kota dengan
pertimbangan aspek sejarah. Pendekatan ketiga adalah dengan cara merubah atau
4. [Andik Irawan_ nim : 11_322107_PTK_07426]
menggabungakn desain baru dengan keadaan yang ada, dengan sedikit
pertimbangan. Dimana desainer memiliki komitmen pribadi dalam sosial mengenai
produk desain dengan tujuan yang baik.
Beberapa kebijakan dilakukan dalam pengembangan tata ruang kota akan
kesadaran waktu desain yang dibuat untuk memastikan bahwa perkembangan masa
depan yang dilaksanakan di inggris dalam penerapan t-cud. Regenerasi perkotaan
perlu dilaksanakan demi munculnya perkembangan kota yang baru dalam revolusi
tata ruang dan kemajuan kota. Berbagai ide yang diluncurkan Poundbury dalam
konsep t-cud dengan prinsip desain evolusi yang bertahap dan berkembang dari
waktu ke waktu. Perkambangan kota dengan model walk-approach (pendekatan
jalan kaki) sehingga pengetahuan akan kunikan menjadi icon dalam pengembangan
kota dan konsep t-cud.
Sebuah masterplan dengan filosofi desain dan pendekatan desain kota di
Tornagrain dengan rencana peluncuran perumahan dengan penghuni ribuan orang
dengan konteks bangunan rumah, toko, sekolah, restoran dengan penggabungan
elemen perkantoran komersial yang telah di rancang oleh Andres Duany.
Pendekatan desain ini mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial setempat
dalam pengembangan rumah tentang t-cud.
Contoh lain :
Chapel Allerton, North Leeds, UK
sebuah komunitas perumahan mapan, berkembang dengan keragaman jenis gaya
perumahan, dari substansial perumahan kota, dengan perumahan rakyat yang unik.
Pembangunan perumahan dengan memperhitungkan tata ruang kota dan
lingkungan sekitar serta menciptakan karakter kota. Di dalam Chapel Allerton ini
sebagian besar perkembangan kota tidak merubah total perkembangan kota namun
dengan penambahan proses sosial tambahan bertahan, sehingga kota memiliki nilai
tersendiri. Peningkatan dari tahun ke tahun membuat Chapel Allerton menjadi
berkembang dari bar, restoran dan budaya, dan perubahan secara dinamis menajdi
bagian ini dalam perkembangan t-cud dari waktu ke waktu.
5. [Andik Irawan_ nim : 11_322107_PTK_07426]
The Phoenix Project, Coventry, Inggris
Chapel Allerton adalah contoh bentuk desain responsif dan berkesinambungan
evolusi sosial intervensi dan menambah penampilan dengan tata ruang kota dan
terus tumbuh perlahan seiring waktu. Berbeda dengan The Phoenix dengan
masterplan desain perkotaan dari desainer Mac Cormac dkk dengan menunjukan t-
cud perkotaan untuk membawa kembali perkotaan menjadi terkenal dengan
visibilitas tinggi. Penampilan dari kota tua dengan bentuk bukti arkeologi dan
warisan kuno membawa kemakmuran priodik dan menjadi icon perencanaan
perkotaan moderenis. Upaya pengembangan The Phoenix dengan membuka
pertumbuhan jalan baru dalam perkotaan serta regenerasi ekonomi dan aktivitas
sosial memberikan The Phoenix memiliki masa depan dengan pendapat rasa
hormat berbeda.
Mexicali
Terletak di sebelah selatan California dengan Meksiko, pembangunan t-cud
dimulai dengan membangun perumahan – perumahan kecil dengan pembangunan
beberapa kelompok orang dalam pengembangan kota. Sehingga sedekat mungkin
pembangunan ini memberikan konstribusi orang-orang menempati perumahan
pemukiman dalam proses perencanaan dan pengembangan. Pengembangan kota ini
berbasis perilaku penduduk akan perkembangan kota dan beberapa aspek diri
melalui aksi bersama-sama berkomunikasi dan mengembangkan lingkungan
tempat tinggal. Desainer Alexander memberikan esensi bagaimana perpaduan
tentang pendekatan pemikiran ekspreif dapat diterapkan dalam konteks arsitektur.
Namun bebrapa tahun kemudian pasca pembangunan Mexicali terdapat beberpa
hubungan yang tidak kohesif antar keluarga dari sebelumnya, sehingga perlu
adaptasi dalam pemeliharaan komunitas lingkungan. sehingga terlihat bahwa
hubungan erat mampu memberikan perubahan signifikan dalam pengembangan
kota.
Kimihurura
Dalam pendekatan Kroll untuk pengembangan kota baru di Kimihurura di wilayah
perkotaan Kagali. Perkembangan kota ini sedikit berbeda dengan kota lain,
perkembangan dimulai dengan menunggu ide dari pejalan kaki dengan konteks
6. [Andik Irawan_ nim : 11_322107_PTK_07426]
mengkoreksi kembali kota dan mewujudkan ide baru dalam pengembangan kota.
Pendekatan perlahan dengan konsep bejalan kaki disepanjang perjalanan akan
memberikan point tersendiri dalam pengembangan desain kota dengan secara
bertahap. Dengan cara ini keselarasan pengembangan kota muncul secara perlahan
dan memiliki pengaturan yang mudah dalam pengembangan secara bertahap dan
tahapan ini akan memberikan kompleksitas dalam pengembangan kota.
Kesimpulan
Time – Conscious Urban Desain, merupakan pendekatan dalam pemberitahuan
akan kesadaran waktu dalam pengembangan kota dengan sentuhan arsitektur kota
serta mempertimbangkan berbagai aspek terkait budaya, ekonomi, sosial, ekologi,
sejarah dan berbagai macam pertimbangan dalam pengembangan kota. Berbagai
contoh dalam pengembangan kota dengan model pendekatan dan metode
pengembangan dilakukan agar kepanikan masyarakat pengguna dalam kesadaran
diri yang terintegrasi satu sama lain akan pengembangan kota dapat muncul.