3. Kemiskinan merupakan faktor dominan yang
menyebabkan banyaknya anak jalanan, gelandangan,
dan pengemis. Kemiskinan dapat memaksa
seseorang menjadi gelandangan karena tidak
memiliki tempat tinggal yang layak, serta menjadikan
mengemis sebagai pekerjaan.
Pasal 34 UUD 1945 (setelah amandemen keempat),
ayat 2: “Negara mengembangkan system jaminan
social bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan”.
Ayat ini mengamanahkan kepada para
pengambil kebijakan terkait dalam hal ini Dinas
Sosial Makassar untuk merumuskan kebijakan
yang dapat memberdayakan kaum lemah dan
terpinggirkan ini, bukan justru sebaliknya
mematikan perekonomian mereka.
Permasalahan sosial memang tidak bisa dihindari
keberadaanya dalam kehidupan masyarakat, terutama
yang berada di daerah perkotaan yakni masalah anak
jalanan, gelandangan, pengemis. Permasalahan sosial
ini merupakan akumulasi dari berbagai permasalahan
yang terjadi.
2
1 3
4
4. Tingkat pendidikan gelandangan dan pengemis yang relatif rendah menyebabkan kendala bagi
mereka memperoleh pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan
keluarga bagi yang sudah berkeluarga.
Padahal dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 2 mengatakan bahwa “setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”(setelah amandemen
keempat). Dalam redaksi ayat tersebut menggunakan kata “wajib” sebagai bentuk
penekanan. Kewajiban pertama dilimpahkan kepada warga kemudian selanjutnya disusul
dengan penekanan kedua bahwa pemerintah wajib membiayai atau memfasilaitasinya.
Fenomena anak jalanan ,gelandangan dan pengemis .diindonesia merupakan persoalan
sosial yang kompleks. Hidup menjdi anak jalanan,gelandangan dan pengemis buka
merupakan pilihan yang menyenangkan,karena mereka berada dalam kondisi yang tidak
memilki masa depan yang jelas,dimana keberadaan mereka sering kali menjadi masalah
bagi pihak keluarga, masyarakat dan negara.
Pendidikan merupakan hal penting yang akan menjadi modal setiap orang dalam berbagai urusan terutama
dalam mencari pekerjaan. Setiap lapangan pekerjaan pasti mempunyai standar pendidikan atau sering kita
sebut dengan minimal lulusan. Para gelandangan dan pengemis rata-rata tidak memiliki pendidikan yang
cukup, bahkan tidak sedikit juga yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah.
5
6
7
8
Menu
5. •Bagaimana pembinaan
anak jalanan, gelandangan
dan pengemis di kelurahan
parangtambung kecamatan
tamalate kota Makassar ?
1
•Apa saja alternatif
pemecahan permasalahan
anak jalanan ,gelandangan
dan pengemis di kelurahan
parangtambung kecamatan
tamalate kota Makassar?
2
• Untuk mengetahui pembinaan
anak jalanan gelandangan dan
pengemis di kelurahan
parangtambung kecamatan
tamalate kota Makassar
1
• Untuk mengetahui alternatif
pemecahan permasalahan anak
jalanan,gelandangan dan
pengemis di kelurahan
parangtambung kecamatan
tamalate kota Makassar
2
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
Menu
6. anak jalanan adalah anak yang memanfaatkan jalanan dalam pandangan yang luas di tulis,meliiputi
tidak punya tempat tinggal, tinggal di tanah kosong,dan lain sebagainya menjadi tempat tinggal
sementara dan atau sumber kehidupn dan tidak di lindungi,di awasi atau di atur oleh orang dewasa
yang bertanggung jawab.
Pembinaan
Anak Jalanan
Gelandangan dan
Pengemis
Kata pembinaan diambil dari kamus besar Bahasa indonesia sendiri yaitu Usaha, tindakan dan
kegiatan yang di lakukan secara berdaya guna dn berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih
baik, meningkat, dan mendapatkan manfaat yang positif. Pada dasarnya pembinaan juga di artikan
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dn memiliki manfaat yang
positif. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan miftah bahwa pembinaan adalah suatu
tindakan, proses hasil atau pernyataan yang menjadi lebih baik.
Gelandangan adalah seseorang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma kehidupan
yang layak dalam masyarakat, tidak mempunyai mata pencaharian dan tidak mempunyai tempat
tinggal tetap. Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta
di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharap belas kasihan orang lain.
Tinjauan Pustaka
7. Kerangka B
erpikir
Menu
Pembinaan Anak Jalanan, Gelanda
ngan, dan Pengemis
Pembinaan Anak Jalanan,
Gelandangan, dan Pengemi
s.
Alternatif Pemecahan Perm
asalahan Anak Jalanan, Gel
andangan, dan Pengemis.
Masalah Anak Jalanan, Gel
andangan, dan Pengemis d
apat teratasi
8. Metode Penelitian
Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu
Penelitian
• Jenis penelitian ini adalah
penelitian langsung dilapangan
• Metode Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian
kualitatif.
Menu
• Kelurahan Parangtambung
• Selama 2 Bulan
9. Sumber Data
Primer
•Berupa hasil dari obsevasi, wawancara.
Sekunder
•Berupa hasil dari dokumentasi, seperti
berkas atau arsip-arsip
Informan kunci
(key informan)
Pegawai Dinas Sosial
Informan
utama
Anak Jalanan,
Gelandangan dan
Pengemis
Informan
tambahan
Masyarakat Setempat
Informan Penelitian
10. Instrumen Penelitian
Lembar Observasi
Pedoman wawancara
Alat dan Bahan
Teknik Pengumpulan Data
interview (wawancara)
observasi (pengamatan)
dokumentasi
Teknik Analisis Data
1
•Reduksi Data (Data Reduction)
2
•Penyajian Data
3
•Kesimpulan
Menu
This template was inserted from Power-user, the productivity add-in for PowerPoint, Excel and Word.
Get thousands of templates, icons, maps, diagrams and charts with Power-user. Visit https://www.powerusersoftwares.com/!
This template was inserted from Power-user, the productivity add-in for PowerPoint, Excel and Word.
Get thousands of templates, icons, maps, diagrams and charts with Power-user. Visit https://www.powerusersoftwares.com/!
This template was inserted from Power-user, the productivity add-in for PowerPoint, Excel and Word.
Get thousands of templates, icons, maps, diagrams and charts with Power-user. Visit https://www.powerusersoftwares.com/!