SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatNya
jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini (irigasi I).
Adapun laporan tugas ini tersusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari sketsa
lapangan yang telah disusun berdasarkan dat yang diperolah dari sketsa lapangan yang telah
diukur luas dan bentuk daerahnya.
Dengan selesainya tugas ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga tugas (saluran irigasi I) ini dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang telah disediakan.
2. Kepada asisten yang telah membimbing kami demi kelancaran terselesainya tugas ini.
Namun penuls menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya
penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa yang tak luput dari kehilafan dan kesalahan,
untuk itu penulis mohon maaf dari segala kekurangan yang ada pada laporan ini.
Semiga Allah SWT, membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis
sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
WASSALAM
(PENULIS)
TEORI DASAR
Menurut kesempurnaan pengairan dari daerah irigasi dapat dibedakan atas 3 (tiga)
bagian yaitu :
- Daerah-daerah irigasi sederhana
- Daerah-daerah irigasi teknis
- Daerah-daerah irigasi semi teknis
 Daerah irigasi sedrehana
Daerah irigasi sederhana jika penyaluran airnya kesawah-swah tidk dapat diatur dengan
seksama dengan banyaknya aliran yang tidak dapat diukur. Berarti tidak ada bangunan tetap
untuk mengatur dan mengukur penyediaan air.
 Daerah irigasi teknis
Jika penyaluran airnya dapat diukur dan banyaknya air dapt diatur, karena itu pembagian
dapat diatur. Oleh karena itu pembagian air dapat dilakukan secara seksama. Secara umum
daerah irigasi teknis diisyratkan semua petak-petak sawah dan ladang dengan derah irigasi harus
dapat dialiri darisatu bangunan induk menurut kebutuhannya dengan cara pembagian air yang
mudah diperiksa, dapat diatur serta banyaknya aliran dapat diukur. Air yang dibutuhkan
tanaman harus mudah dibuang kesaluran pembuang sampah.
Kriteria perencanaan suatu daerah irigasi yang disusun ini adalah criteria perencanaan
suatu daerah irigasi dengan segala khususnya dapat diperinci.
Sebagaimana biasanya pada tiap criteria, maka terlebuh dahulu perlu dijelaskan tiap satu
macam konstruksi yang menyangkut masalah irigasi dengan ketentuan fisik dari konstruksi
tersebut.
PERENCANAAN PETAK-PETAK
Untuk merencanakan petak-petak yang merupakan dasar untuk menmukan ukuran-ukran
berbagai jenis pekerjaan yang diperlukan.
Sebagai langkah pertama kita membuat petak-petak, suatu daerah irigasi perlu
menempuh langkah-langkah sbb :
a) Diatas petak ketinggian kita membuat garis yang menghubungkan daerah-daerah yang
sama tingginya garis-garis itu dikenal sebagai “transis”. Dari transis kita dapat
gamabrkan tentang keadaan daerah tersebut sehingga perencanaan dapat dikerjakan
dengan baik dan ekonomis.
b) Setelah transis selesai maka diatas peta tersebut kita mendesain saluran-saluran serta
bangunan-bangunan yang diperlukan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perencanaan petak-petak ;
1. Petak Kuarter
 Petak kuarter mendapat air dari box tersiaer melalu saluran kuarter
 Panjang saluran kuarter 500 M
 Jarak antara saluran kuarter dan saluran pembuang harus lebih kecil
 Luas areal petak kuarter 8 -15 Ha
2. Petak Tersier
 Petak tersiaer hanya dapat dialiri dari suatu bangunan sadap disaluran sekunder
 Harus sedapat mungkin keliatran bebasan dari jarak sawah
 Luas petak tersier 50 – 150 Ha
 Batas petak tersier misalnya ditentukan menurut :
 Jalan raya / jalan desa
 Saluran induk / saluran sekunder /saluran muka
 Batas kabuparten / kecamatan / desa
3.Petak Sekunder
- Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier.
BENTUK DESIGN
Terdiri dari :
1. Desain ideal yaitu petak yang direncanakan sedemikian rupa dan usahakan
petaknya sama besar dan bentuk yang teratur dimana petak-petak tersebut
menerima langsung air dari saluran pembuang. Diaman petani juga mengangkut
hasil pertanian karena tiap petak dikelilingi oleh jalan petani.
2. Desain sederhana yaitu desainyang biasanya dilakukan dimana air tersebut dapat
mengalir melalui saluran yang dibuat petani. Juga saluran tersier dapat
ditempatkan pada punggung medan dan airnya dapat mengalir ketempat yang
lebih rendah. Luas daerah sukar dibahas sehingga sukar untuk mengukur muka
air masing-masing petak. Biasanya pada desain ini terdapat penggunaan air yang
boros pada daerah hulu, sedang pada daerah hilir kekurangan air.
3. Desain yang biasa yaitu berupa penyempurnaan dari desain sederhana dengan
cara membagi petak tersier menjadi petak kuarter yang luasnya antara 8 – 15 Ha.
Dimana tiap petak kuarter tersebut mempunyai saluran kuarter sendiri.
BANGUNAN IRIGASI
1. Bangunan utama
Adalah sebuah bangunan yang dibuat sebagai sarana untuk pembagian air irigasi.
2. Bangunan waduk
Adalah dari segi irigasi maka waduk berfungsi untuk menyimpan air hujan yang
berlebihan untuk kemudian digunakan pada waktu yang diperlukan. Tujuan utamanya
yaitu mengatur debit aliran sungai.
3. Bendung
Adalah bangunan yang melintang pada sungai berfungsi untuk menaikkan muka air
sungai agar dapat dialirkan ketempat yang memerlukan.
4. Saluran pembawa
Adalah saluran yang berfungsi membawa air dari bangunan utama ke tempat yang
memerlukan. Dalam jaringan irigasi dibedakan beberapa macam saluran pembawa sesuai
dengan fungsinya :
- Saluran primer adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama sampai
kebangunan bagi
- Saluran sekunder adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama primer ke
bangunan bagi sadap
- Saluran tersier adalah sdaluran yang berfungsi mengaliri satu petak tersier dan
mengambil air dari saluran sekunder
- Saluran kuarter yaitu saluran yang membawa air langsung ke petak-petak sawah
BANGUNAN BAGI
Bangunan bagi adalh bangunan yang terletak pada saluran primer yang mengambil dan
membagi air ke saluran sekunder yang kemudian membagi kesaluran tersier dan saluran
sekunder lainnya.
BANGUNAN BAGI SADAP
Bangunan bagi sadap adalah apabila suatu lokasi yang diperlukan adanya bangunan bagi
dan sadap yang memerlukan kombinasi dari bangunan bagi da.n sadap.
SISTEM DRAINASE PADA JARINGAN IRIGASI
Untuk tumbuh dengan baik tanaman memerlukan air dalam jumlah tertentu dan dalam
waktu tertentu pula. Tetapi apabila didalan lahan terdapat air yang dibutuhkan atau air yang
tidak dibutuhkan maka air tersebut harus cepat dibuang untuk diperlukan saluran atau system
drainase yang baik.
Drainase yang baik pada sisten irigasi adalah saluran yang sedapat mungkin
menggunakan saluran alam yang telah ada dsan tidak perlu lagi dibuat saluran baru.
RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN
DALAM PERENCANAAN
1. PRINSIP PERHITUNGAN ATAU DIMENSI
Besarnya debit dalam bidang irigasi biasanya berdasarkan atas kebutuhan air dari
suatu jenis tanaman yang menentukan pada masa pertumbuhannya seluas bidang tanah
yang ditanam jenis tanaman tertentu.
a. Menghitung kapasitas saluran atau debit
Rumus:
C.NFR.A
Q =
e
Dimana :
C = Koefisien pengurangan
NFR = Kebutuhan air normal
A = Luas wilayah yang dialiri (Ha) :
- Saluran induk = 0,9.0,9.0,8 = 0,648
- Saluran sekunder = 0,9.0,8 = 0,729
- Saluran tersier = 0,8 = 0,80
Q = Debit perencanaan (Ltr/dtk)
b. Menghitung kecepatan air dalam saluran
Rumus :
V = o,42.(Q) 0,182
Dimana :
Q = Debit pengaliran (Ltr/dtk)
V = Kecepatan air
c. Menghitung luas penampang
Rumus :
Q
F =
V
Dimana :
Q = Debit pengaliran (Ltr/dtk)
V = Kecepatan air (m/dtk)
F = Luas penampang (m2
)
d. Menghitung tinggi air di dalam saluran
Rumus :
h = 0,775.(Q)0,284
Dimana :
h = Tinggi air dalam saluran (m)
Q = Debit pengaliran (Ltr/dtk)
e. Menghitung indeks kemiringan saluran
Rumus :
n = 3,96.(Q)0,25
– m
Dimana :
n = Indeks kemiringan saluran
Q = Debit saluran (Ltr/dtk)
f. Menghitung lebar dasar saluran
Rumus :
b = n . h
Dimana :
b = Lebar dasar saluran (m)
n = Indeks kemiringan saluran
h = Tinggi air dalam saluran (m)
g. Menghitung luas keliling basah saluran
Rumus :
O = b + 2.h 1+m2
Dimana :
O = Keliling basah saluran (m)
b = Lebar dasar saluran (m)
h = Tinggi air dalam saluran (m)
m = 1
h. Menghitung jari-jari hidrolis
Rumus :
F
R =
O
Dimana :
R = Jari-jari hidrolis (m)
F = Luas penampang (m2
)
O = Keliling basah saluran (m)
i. Menghitung woking
Rumus :
w = 0,30 + 0,25 .h
Dimana :
w = Tinggi jagaan air (m)
h = Tinggi air dalam saluran (m)
h. Menghitung kemiringan saluran
Rumus :
V 2
I = K.R2/3
Dimana :
K = Factor kekasaran dinding saluran
R = Jari-jari hidrolis
V = Kecepatan air disaluran
 PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PRIMER
Dik : A = 1352,408 ha
C = 1
NFR = 1,45 ltr /dtk
E = 0,648 %
1. Menghitung Debit (Q)
C.NFR.A 1 . 1,45 .1352,408
Q = =
e 0,648
= 3026,222 ltr/dtk
= 3,026222 m³
/dtk
2. Menghitung Kecepatan Aliran (V)
V = 0,42 . (Q)0,182
= 0,42 . (3,026222)0,182
= 0,514 m/dtk
3. Menghitung Tinggi Air (h)
h = 0,775 . (Q)0,284
= 0,775 . (3,026222)0,284
= 1,061 m
4. Menghitung Indeks Kemiringan Saluran (n)
m + n = 3,96 .(Q)0,25
n = 3,96 .(3,026222)0,25
- 1
= 5,223 - 1
= 4,223
5. Menghitung Lebar Dasar Saluran (b)
b = n . h
= 4,223 . 1,061
= 4,482 m ~ 4,5 m  (Dibulatkan)
6. Menghitung Luas Penampang Saluran (F)
Q 3,026222
F = =
V 0,514
= 5,888 m2
7. Kontrol (h) akibat pembulatan (b)
F = ( b + m . h ) h
5,891 = ( 4,5 + 1 . h) h
5,891 = 4,5 h + h2
h2
+ 4,5 h – 5,891 = 0
8. Menghitung Rumus ABC Untuk Mendapatkan Nilai Tinggi Air Dalam Saluran (h)
- b ± b2
– 4.a.c
h1.2 =
2 . a
- 4,5 ± 4,52
– 4.1(-5,888)
=
2 . 1
- 4,5 ± 43,802
=
2
h1 = 1,059 m (memenuhi)
h2 = -5,559 m (tidak memenuhi)
9. Menghitung Keliling Bawah saluran (p)
p = b + 2.h ( 1 + m2
)0,5
= 4,5 + 2 . 1,061 (1+12
)0,5
= 7,501 m
10. Menghitung Jari-jari Hidrolis (R)
F
R =
P
5,888
=
7,501
= 0,785 m
11. Menghitung Kemiringan Saluran ( I)
V
I =
K.R2/3
0,514
=
40.0,7852/3
= 2,280.10-4
12. Menghitung Tinggi saluran (w)
w = 0,25 h + 0,3048
= 0,25 . 1,061 + 0,3048
= 0,5701 m
w = 0,5701
m
h = 1,061 m
b = 4,5 m
Kesimpulan :
1. Q = 3,026222 m3
/dtk
2. V = 0,514 m/dtk
3. h = 1,061 m
4. n = 4,223
5. b = 4,5 m
6. F = 5,888 m2
7. h1 = 1,059 m
8. h2 = -5,559 m
9. p = 7,501 m
10. R = 0,785 m
11. I = 2,280.10-4
12. w = 0,5701 m
 PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN LANGKEMME 1
Dik : A = 110,561 ha
C = 1
NFR = 1,45 ltr /dtk
E = 0,729 %
1. Menghitung Debit (Q)
C.NFR.A 1 . 1,45 .110,561
Q = =
e 0,729
= 219,,909 ltr/dtk
= 0,219909 m³
/dtk
2. Menghitung Kecepatan Aliran (V)
V = 0,42 . (Q)0,182
= 0,42 . (0,219909)0,182
= 0,319 m/dtk
3. Menghitung Tinggi Air (h)
h = 0,775 . (Q)0,284
= 0,775 . (0,219909)0,284
= 1,504 m
4. Menghitung Indeks Kemiringan Saluran (n)
m + n = 3,96 .(Q)0,25
n = 3,96 .(0,219909)0,25
- 1
= 2,712 - 1
= 1,712
5. Menghitung Lebar Dasar Saluran (b)
b = n . h
= 1,712 . 0,504
= 0,863 m ~ 0,9 m  (Dibulatkan)
6. Menghitung Luas Penampang Saluran (F)
Q 0,219909
F = =
V 0,319
= 0,689 m2
7. Kontrol (h) akibat pembulatan (b)
F = ( b + m . h ) h
0,689 = ( 0,9 + 1 . h) h
0,689 = 0,9 h + h2
h2
+ 0,9 h – 0,689 = 0
8. Menghitung Rumus ABC Untuk Mendapatkan Nilai Tinggi Air Dalam Saluran (h)
- b ± b2
– 4.a.c
h1.2 =
2 . a
- 0,9 ± 0,92
– 4.1(-0,689)
=
2 . 1
- 0,9 ± 3,566
=
2
h1 = 0,494 m (memenuhi)
h2 = -1,394 m (tidak memenuhi)
9. Menghitung Keliling Bawah saluran (p)
p = b + 2.h ( 1 + m2
)0,5
= 0,9 + 2 . 0,504 (1+12
)0,5
= 2,325 m
10. Menghitung Jari-jari Hidrolis (R)
F
R =
P
0,689
=
2,325
= 0,296 m
11. Menghitung Kemiringan Saluran ( I)
V
I =
K.R2/3
0,319
=
40.0,2962/3
= 3,224.10-4
12. Menghitung Tinggi saluran (w)
w = 0,25 h + 0,3048
= 0,25 . 0,504 + 0,3048
= 0,4308 m
m = 1
m = 1
w = 0,4308 m
h = 0,504 m
b = 0,9 m
Kesimpulan :
1. Q = 0,219909 m3
/dtk
2. V = 0,319 m/dtk
3. h = 0,504 m
4. n = 1,712
5. b = 0,9 m
6. F = 0,689 m2
7. h1 = 0,494 m
8. h2 = -1,394 m
9. p = 2,325 m
10. R = 0,296 m
11. I = 3,224.10-4
12. w = 0,4308 m
 PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN TERSIER BLS KANAN
Dik : A = 69,018 ha
C = 1
NFR = 1,45 ltr /dtk
E = 0,80 %
1. Menghitung Debit (Q)
C.NFR.A 1 . 1,45 .69,018
Q = =
e 0,,80
= 125,095 ltr/dtk
= 0,125095 m³
/dtk
2. Menghitung Kecepatan Aliran (V)
V = 0,42 . (Q)0,182
= 0,42 . (0,125095)0,182
= 0,288 m/dtk
3. Menghitung Tinggi Air (h)
h = 0,775 . (Q)0,284
= 0,775 . (0,125095)0,284
= 0,429 m
4. Menghitung Indeks Kemiringan Saluran (n)
m + n = 3,96 .(Q)0,25
n = 3,96 .( 0,125095)0,25
- 1
= 2,355 - 1
= 1,355
5. Menghitung Lebar Dasar Saluran (b)
b = n . h
= 1,355 . 0,429
= 0,581 m ~ 0,6, m  (Dibulatkan)
6. Menghitung Luas Penampang Saluran (F)
Q 0,125095
F = =
V 0,288
= 0,434 m2
7. Kontrol (h) akibat pembulatan (b)
F = ( b + m . h ) h
0,434 = ( 0,6 + 1 . h) h
0,434 = 0,6 h + h2
h2
+ 0,6 h – 0,434 = 0
8. Menghitung Rumus ABC Untuk Mendapatkan Nilai Tinggi Air Dalam Saluran (h)
- b ± b2
– 4.a.c
h1.2 =
2 . a
- 0,6 ± 0,62
– 4.1(-0,434)
=
2 . 1
- 0,6 ± 2,096
=
2
h1 = 0,424 m (memenuhi)
h2 = -1,024 m (tidak memenuhi)
9. Menghitung Keliling Bawah saluran (p)
p = b + 2.h ( 1 + m2
)0,5
= 0,6 + 2 . 0,429 (1+12
)0,5
= 1,813 m
10. Menghitung Jari-jari Hidrolis (R)
F
R =
P
0,434
=
1,813
= 0,239 m
11. Menghitung Kemiringan Saluran ( I)
V
I =
K.R2/3
0,288
=
35.0,0,2392/3
= 4,565.10-4
12. Menghitung Tinggi saluran (w)
w = 0,25 h + 0,3048
= 0,25 . 0,429 + 0,3048
= 0,4121 m
w = 0,4121 m
h = 0,429 m
b = 0,6 m
Kesimpulan :
1. Q = 0,125095 m3
/dtk
2. V = 0,288 m/dtk
3. h = 0,429 m
4. n = 1,355
5. b = 0,6 m
6. F = 0,434 m2
7. h1 = 0,424 m
8. h2 = -1,024 m
9. p = 1,813 m
10. R = 0,239 m
11. I = 4,565.10-4
12. w = 0,4121 m

More Related Content

Similar to Teori Irigasi.doc

8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasiAndrew Hutabarat
 
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppttugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
tugas persentatied Irigasi(Gata).pptNikSambut
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdfKevinKharisma
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaaninfosanitasi
 
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaJoy Irman
 
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdfdishubpga
 
Drainase - Proses desain drainase perkotaan
Drainase - Proses desain drainase perkotaanDrainase - Proses desain drainase perkotaan
Drainase - Proses desain drainase perkotaannoussevarenna
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfAswar Amiruddin
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp0187280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01FransTobing4
 
Standar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spamStandar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spamDaniKadarusman
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedMaman Suryaman
 
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfPerhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfWawanWalcott
 
Drainase jalan raya 12
Drainase jalan raya 12Drainase jalan raya 12
Drainase jalan raya 12Yadi Adwan
 
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxbagus223923
 
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptxT2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptxAchmadAbidin2
 
Modul TKP M3KB4 - Drainase Perkotaan dan Jalan Raya
Modul TKP M3KB4 - Drainase Perkotaan dan Jalan RayaModul TKP M3KB4 - Drainase Perkotaan dan Jalan Raya
Modul TKP M3KB4 - Drainase Perkotaan dan Jalan RayaPPGHybrid1
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasiRizal Fahmi
 

Similar to Teori Irigasi.doc (20)

8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
8 kuliah pa bab viii. penyaluran air irigasi
 
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppttugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
tugas persentatied Irigasi(Gata).ppt
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
 
Irigasi 2.pptx
Irigasi 2.pptxIrigasi 2.pptx
Irigasi 2.pptx
 
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
 
Drainase - Proses desain drainase perkotaan
Drainase - Proses desain drainase perkotaanDrainase - Proses desain drainase perkotaan
Drainase - Proses desain drainase perkotaan
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp0187280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
87280501 perencanaan-sistem-drainase-130227011440-phpapp01
 
Standar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spamStandar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spam
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis ded
 
233 1084-1-pb
233 1084-1-pb233 1084-1-pb
233 1084-1-pb
 
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfPerhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
 
Drainase jalan raya 12
Drainase jalan raya 12Drainase jalan raya 12
Drainase jalan raya 12
 
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptxKP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
KP_01_Perencanaan_jaringan_irigasi.pptx
 
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptxT2_JARINGAN IRIGASI.pptx
T2_JARINGAN IRIGASI.pptx
 
Modul TKP M3KB4 - Drainase Perkotaan dan Jalan Raya
Modul TKP M3KB4 - Drainase Perkotaan dan Jalan RayaModul TKP M3KB4 - Drainase Perkotaan dan Jalan Raya
Modul TKP M3KB4 - Drainase Perkotaan dan Jalan Raya
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasi
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 

Teori Irigasi.doc

  • 1. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatNya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini (irigasi I). Adapun laporan tugas ini tersusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari sketsa lapangan yang telah disusun berdasarkan dat yang diperolah dari sketsa lapangan yang telah diukur luas dan bentuk daerahnya. Dengan selesainya tugas ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga tugas (saluran irigasi I) ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah disediakan. 2. Kepada asisten yang telah membimbing kami demi kelancaran terselesainya tugas ini. Namun penuls menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa yang tak luput dari kehilafan dan kesalahan, untuk itu penulis mohon maaf dari segala kekurangan yang ada pada laporan ini. Semiga Allah SWT, membalas budi baik semua pihak yang telah membantu penulis sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. WASSALAM (PENULIS) TEORI DASAR
  • 2. Menurut kesempurnaan pengairan dari daerah irigasi dapat dibedakan atas 3 (tiga) bagian yaitu : - Daerah-daerah irigasi sederhana - Daerah-daerah irigasi teknis - Daerah-daerah irigasi semi teknis  Daerah irigasi sedrehana Daerah irigasi sederhana jika penyaluran airnya kesawah-swah tidk dapat diatur dengan seksama dengan banyaknya aliran yang tidak dapat diukur. Berarti tidak ada bangunan tetap untuk mengatur dan mengukur penyediaan air.  Daerah irigasi teknis Jika penyaluran airnya dapat diukur dan banyaknya air dapt diatur, karena itu pembagian dapat diatur. Oleh karena itu pembagian air dapat dilakukan secara seksama. Secara umum daerah irigasi teknis diisyratkan semua petak-petak sawah dan ladang dengan derah irigasi harus dapat dialiri darisatu bangunan induk menurut kebutuhannya dengan cara pembagian air yang mudah diperiksa, dapat diatur serta banyaknya aliran dapat diukur. Air yang dibutuhkan tanaman harus mudah dibuang kesaluran pembuang sampah. Kriteria perencanaan suatu daerah irigasi yang disusun ini adalah criteria perencanaan suatu daerah irigasi dengan segala khususnya dapat diperinci. Sebagaimana biasanya pada tiap criteria, maka terlebuh dahulu perlu dijelaskan tiap satu macam konstruksi yang menyangkut masalah irigasi dengan ketentuan fisik dari konstruksi tersebut. PERENCANAAN PETAK-PETAK Untuk merencanakan petak-petak yang merupakan dasar untuk menmukan ukuran-ukran berbagai jenis pekerjaan yang diperlukan. Sebagai langkah pertama kita membuat petak-petak, suatu daerah irigasi perlu menempuh langkah-langkah sbb : a) Diatas petak ketinggian kita membuat garis yang menghubungkan daerah-daerah yang sama tingginya garis-garis itu dikenal sebagai “transis”. Dari transis kita dapat
  • 3. gamabrkan tentang keadaan daerah tersebut sehingga perencanaan dapat dikerjakan dengan baik dan ekonomis. b) Setelah transis selesai maka diatas peta tersebut kita mendesain saluran-saluran serta bangunan-bangunan yang diperlukan Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perencanaan petak-petak ; 1. Petak Kuarter  Petak kuarter mendapat air dari box tersiaer melalu saluran kuarter  Panjang saluran kuarter 500 M  Jarak antara saluran kuarter dan saluran pembuang harus lebih kecil  Luas areal petak kuarter 8 -15 Ha 2. Petak Tersier  Petak tersiaer hanya dapat dialiri dari suatu bangunan sadap disaluran sekunder  Harus sedapat mungkin keliatran bebasan dari jarak sawah  Luas petak tersier 50 – 150 Ha  Batas petak tersier misalnya ditentukan menurut :  Jalan raya / jalan desa  Saluran induk / saluran sekunder /saluran muka  Batas kabuparten / kecamatan / desa 3.Petak Sekunder - Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier. BENTUK DESIGN Terdiri dari : 1. Desain ideal yaitu petak yang direncanakan sedemikian rupa dan usahakan petaknya sama besar dan bentuk yang teratur dimana petak-petak tersebut menerima langsung air dari saluran pembuang. Diaman petani juga mengangkut hasil pertanian karena tiap petak dikelilingi oleh jalan petani. 2. Desain sederhana yaitu desainyang biasanya dilakukan dimana air tersebut dapat mengalir melalui saluran yang dibuat petani. Juga saluran tersier dapat ditempatkan pada punggung medan dan airnya dapat mengalir ketempat yang
  • 4. lebih rendah. Luas daerah sukar dibahas sehingga sukar untuk mengukur muka air masing-masing petak. Biasanya pada desain ini terdapat penggunaan air yang boros pada daerah hulu, sedang pada daerah hilir kekurangan air. 3. Desain yang biasa yaitu berupa penyempurnaan dari desain sederhana dengan cara membagi petak tersier menjadi petak kuarter yang luasnya antara 8 – 15 Ha. Dimana tiap petak kuarter tersebut mempunyai saluran kuarter sendiri. BANGUNAN IRIGASI 1. Bangunan utama Adalah sebuah bangunan yang dibuat sebagai sarana untuk pembagian air irigasi. 2. Bangunan waduk Adalah dari segi irigasi maka waduk berfungsi untuk menyimpan air hujan yang berlebihan untuk kemudian digunakan pada waktu yang diperlukan. Tujuan utamanya yaitu mengatur debit aliran sungai. 3. Bendung Adalah bangunan yang melintang pada sungai berfungsi untuk menaikkan muka air sungai agar dapat dialirkan ketempat yang memerlukan. 4. Saluran pembawa Adalah saluran yang berfungsi membawa air dari bangunan utama ke tempat yang memerlukan. Dalam jaringan irigasi dibedakan beberapa macam saluran pembawa sesuai dengan fungsinya : - Saluran primer adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama sampai kebangunan bagi - Saluran sekunder adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama primer ke bangunan bagi sadap - Saluran tersier adalah sdaluran yang berfungsi mengaliri satu petak tersier dan mengambil air dari saluran sekunder - Saluran kuarter yaitu saluran yang membawa air langsung ke petak-petak sawah BANGUNAN BAGI
  • 5. Bangunan bagi adalh bangunan yang terletak pada saluran primer yang mengambil dan membagi air ke saluran sekunder yang kemudian membagi kesaluran tersier dan saluran sekunder lainnya. BANGUNAN BAGI SADAP Bangunan bagi sadap adalah apabila suatu lokasi yang diperlukan adanya bangunan bagi dan sadap yang memerlukan kombinasi dari bangunan bagi da.n sadap. SISTEM DRAINASE PADA JARINGAN IRIGASI Untuk tumbuh dengan baik tanaman memerlukan air dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu pula. Tetapi apabila didalan lahan terdapat air yang dibutuhkan atau air yang tidak dibutuhkan maka air tersebut harus cepat dibuang untuk diperlukan saluran atau system drainase yang baik. Drainase yang baik pada sisten irigasi adalah saluran yang sedapat mungkin menggunakan saluran alam yang telah ada dsan tidak perlu lagi dibuat saluran baru. RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN DALAM PERENCANAAN 1. PRINSIP PERHITUNGAN ATAU DIMENSI Besarnya debit dalam bidang irigasi biasanya berdasarkan atas kebutuhan air dari suatu jenis tanaman yang menentukan pada masa pertumbuhannya seluas bidang tanah yang ditanam jenis tanaman tertentu. a. Menghitung kapasitas saluran atau debit Rumus: C.NFR.A Q =
  • 6. e Dimana : C = Koefisien pengurangan NFR = Kebutuhan air normal A = Luas wilayah yang dialiri (Ha) : - Saluran induk = 0,9.0,9.0,8 = 0,648 - Saluran sekunder = 0,9.0,8 = 0,729 - Saluran tersier = 0,8 = 0,80 Q = Debit perencanaan (Ltr/dtk) b. Menghitung kecepatan air dalam saluran Rumus : V = o,42.(Q) 0,182 Dimana : Q = Debit pengaliran (Ltr/dtk) V = Kecepatan air c. Menghitung luas penampang Rumus : Q F = V Dimana : Q = Debit pengaliran (Ltr/dtk) V = Kecepatan air (m/dtk) F = Luas penampang (m2 ) d. Menghitung tinggi air di dalam saluran Rumus : h = 0,775.(Q)0,284 Dimana :
  • 7. h = Tinggi air dalam saluran (m) Q = Debit pengaliran (Ltr/dtk) e. Menghitung indeks kemiringan saluran Rumus : n = 3,96.(Q)0,25 – m Dimana : n = Indeks kemiringan saluran Q = Debit saluran (Ltr/dtk) f. Menghitung lebar dasar saluran Rumus : b = n . h Dimana : b = Lebar dasar saluran (m) n = Indeks kemiringan saluran h = Tinggi air dalam saluran (m) g. Menghitung luas keliling basah saluran Rumus : O = b + 2.h 1+m2 Dimana : O = Keliling basah saluran (m) b = Lebar dasar saluran (m) h = Tinggi air dalam saluran (m) m = 1 h. Menghitung jari-jari hidrolis Rumus : F R =
  • 8. O Dimana : R = Jari-jari hidrolis (m) F = Luas penampang (m2 ) O = Keliling basah saluran (m) i. Menghitung woking Rumus : w = 0,30 + 0,25 .h Dimana : w = Tinggi jagaan air (m) h = Tinggi air dalam saluran (m) h. Menghitung kemiringan saluran Rumus : V 2 I = K.R2/3 Dimana : K = Factor kekasaran dinding saluran R = Jari-jari hidrolis V = Kecepatan air disaluran
  • 9.  PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PRIMER Dik : A = 1352,408 ha C = 1 NFR = 1,45 ltr /dtk E = 0,648 % 1. Menghitung Debit (Q) C.NFR.A 1 . 1,45 .1352,408 Q = = e 0,648 = 3026,222 ltr/dtk = 3,026222 m³ /dtk 2. Menghitung Kecepatan Aliran (V) V = 0,42 . (Q)0,182 = 0,42 . (3,026222)0,182 = 0,514 m/dtk 3. Menghitung Tinggi Air (h) h = 0,775 . (Q)0,284 = 0,775 . (3,026222)0,284 = 1,061 m 4. Menghitung Indeks Kemiringan Saluran (n) m + n = 3,96 .(Q)0,25 n = 3,96 .(3,026222)0,25 - 1 = 5,223 - 1 = 4,223
  • 10. 5. Menghitung Lebar Dasar Saluran (b) b = n . h = 4,223 . 1,061 = 4,482 m ~ 4,5 m  (Dibulatkan) 6. Menghitung Luas Penampang Saluran (F) Q 3,026222 F = = V 0,514 = 5,888 m2 7. Kontrol (h) akibat pembulatan (b) F = ( b + m . h ) h 5,891 = ( 4,5 + 1 . h) h 5,891 = 4,5 h + h2 h2 + 4,5 h – 5,891 = 0 8. Menghitung Rumus ABC Untuk Mendapatkan Nilai Tinggi Air Dalam Saluran (h) - b ± b2 – 4.a.c h1.2 = 2 . a - 4,5 ± 4,52 – 4.1(-5,888) = 2 . 1 - 4,5 ± 43,802 = 2
  • 11. h1 = 1,059 m (memenuhi) h2 = -5,559 m (tidak memenuhi) 9. Menghitung Keliling Bawah saluran (p) p = b + 2.h ( 1 + m2 )0,5 = 4,5 + 2 . 1,061 (1+12 )0,5 = 7,501 m 10. Menghitung Jari-jari Hidrolis (R) F R = P 5,888 = 7,501 = 0,785 m 11. Menghitung Kemiringan Saluran ( I) V I = K.R2/3 0,514 = 40.0,7852/3 = 2,280.10-4 12. Menghitung Tinggi saluran (w) w = 0,25 h + 0,3048 = 0,25 . 1,061 + 0,3048 = 0,5701 m
  • 12. w = 0,5701 m h = 1,061 m b = 4,5 m Kesimpulan : 1. Q = 3,026222 m3 /dtk 2. V = 0,514 m/dtk 3. h = 1,061 m 4. n = 4,223 5. b = 4,5 m 6. F = 5,888 m2 7. h1 = 1,059 m 8. h2 = -5,559 m 9. p = 7,501 m 10. R = 0,785 m 11. I = 2,280.10-4 12. w = 0,5701 m
  • 13.  PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN LANGKEMME 1 Dik : A = 110,561 ha C = 1 NFR = 1,45 ltr /dtk E = 0,729 % 1. Menghitung Debit (Q) C.NFR.A 1 . 1,45 .110,561 Q = = e 0,729 = 219,,909 ltr/dtk = 0,219909 m³ /dtk 2. Menghitung Kecepatan Aliran (V) V = 0,42 . (Q)0,182 = 0,42 . (0,219909)0,182 = 0,319 m/dtk 3. Menghitung Tinggi Air (h) h = 0,775 . (Q)0,284 = 0,775 . (0,219909)0,284 = 1,504 m 4. Menghitung Indeks Kemiringan Saluran (n) m + n = 3,96 .(Q)0,25 n = 3,96 .(0,219909)0,25 - 1 = 2,712 - 1 = 1,712
  • 14. 5. Menghitung Lebar Dasar Saluran (b) b = n . h = 1,712 . 0,504 = 0,863 m ~ 0,9 m  (Dibulatkan) 6. Menghitung Luas Penampang Saluran (F) Q 0,219909 F = = V 0,319 = 0,689 m2 7. Kontrol (h) akibat pembulatan (b) F = ( b + m . h ) h 0,689 = ( 0,9 + 1 . h) h 0,689 = 0,9 h + h2 h2 + 0,9 h – 0,689 = 0 8. Menghitung Rumus ABC Untuk Mendapatkan Nilai Tinggi Air Dalam Saluran (h) - b ± b2 – 4.a.c h1.2 = 2 . a - 0,9 ± 0,92 – 4.1(-0,689) = 2 . 1 - 0,9 ± 3,566 = 2
  • 15. h1 = 0,494 m (memenuhi) h2 = -1,394 m (tidak memenuhi) 9. Menghitung Keliling Bawah saluran (p) p = b + 2.h ( 1 + m2 )0,5 = 0,9 + 2 . 0,504 (1+12 )0,5 = 2,325 m 10. Menghitung Jari-jari Hidrolis (R) F R = P 0,689 = 2,325 = 0,296 m 11. Menghitung Kemiringan Saluran ( I) V I = K.R2/3 0,319 = 40.0,2962/3 = 3,224.10-4 12. Menghitung Tinggi saluran (w) w = 0,25 h + 0,3048 = 0,25 . 0,504 + 0,3048 = 0,4308 m
  • 16. m = 1 m = 1 w = 0,4308 m h = 0,504 m b = 0,9 m Kesimpulan : 1. Q = 0,219909 m3 /dtk 2. V = 0,319 m/dtk 3. h = 0,504 m 4. n = 1,712 5. b = 0,9 m 6. F = 0,689 m2 7. h1 = 0,494 m 8. h2 = -1,394 m 9. p = 2,325 m 10. R = 0,296 m 11. I = 3,224.10-4 12. w = 0,4308 m
  • 17.  PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN TERSIER BLS KANAN Dik : A = 69,018 ha C = 1 NFR = 1,45 ltr /dtk E = 0,80 % 1. Menghitung Debit (Q) C.NFR.A 1 . 1,45 .69,018 Q = = e 0,,80 = 125,095 ltr/dtk = 0,125095 m³ /dtk 2. Menghitung Kecepatan Aliran (V) V = 0,42 . (Q)0,182 = 0,42 . (0,125095)0,182 = 0,288 m/dtk 3. Menghitung Tinggi Air (h) h = 0,775 . (Q)0,284 = 0,775 . (0,125095)0,284 = 0,429 m 4. Menghitung Indeks Kemiringan Saluran (n) m + n = 3,96 .(Q)0,25 n = 3,96 .( 0,125095)0,25 - 1 = 2,355 - 1 = 1,355
  • 18. 5. Menghitung Lebar Dasar Saluran (b) b = n . h = 1,355 . 0,429 = 0,581 m ~ 0,6, m  (Dibulatkan) 6. Menghitung Luas Penampang Saluran (F) Q 0,125095 F = = V 0,288 = 0,434 m2 7. Kontrol (h) akibat pembulatan (b) F = ( b + m . h ) h 0,434 = ( 0,6 + 1 . h) h 0,434 = 0,6 h + h2 h2 + 0,6 h – 0,434 = 0 8. Menghitung Rumus ABC Untuk Mendapatkan Nilai Tinggi Air Dalam Saluran (h) - b ± b2 – 4.a.c h1.2 = 2 . a - 0,6 ± 0,62 – 4.1(-0,434) = 2 . 1 - 0,6 ± 2,096 = 2
  • 19. h1 = 0,424 m (memenuhi) h2 = -1,024 m (tidak memenuhi) 9. Menghitung Keliling Bawah saluran (p) p = b + 2.h ( 1 + m2 )0,5 = 0,6 + 2 . 0,429 (1+12 )0,5 = 1,813 m 10. Menghitung Jari-jari Hidrolis (R) F R = P 0,434 = 1,813 = 0,239 m 11. Menghitung Kemiringan Saluran ( I) V I = K.R2/3 0,288 = 35.0,0,2392/3 = 4,565.10-4 12. Menghitung Tinggi saluran (w) w = 0,25 h + 0,3048 = 0,25 . 0,429 + 0,3048 = 0,4121 m
  • 20. w = 0,4121 m h = 0,429 m b = 0,6 m Kesimpulan : 1. Q = 0,125095 m3 /dtk 2. V = 0,288 m/dtk 3. h = 0,429 m 4. n = 1,355 5. b = 0,6 m 6. F = 0,434 m2 7. h1 = 0,424 m 8. h2 = -1,024 m 9. p = 1,813 m 10. R = 0,239 m 11. I = 4,565.10-4 12. w = 0,4121 m