Kelompok kerajinan Latama memiliki beberapa permasalahan seperti banyaknya sampah plastik, kurangnya inovasi produk, dan rendahnya kualitas SDM. Untuk mengatasi permasalahan ini, kelompok ini membuat produk kerajinan dari sampah plastik, meningkatkan kreativitas dan memperhatikan kebutuhan konsumen, serta melakukan pelatihan SDM.
3. Banyaknya sampah plastik
disekitar kita
01
Kurangnya Inovasi Produk
02
Rendahnya kualitas SDM
03
Permasalahan
yang dihadapi
masalah yang berkaitan dengan
kerajinan baik dalam negeri maupun
mancanegara
Perang harga/Persaingan
harga
04
4. Sampah merupakan salah satu permasalahan serius yang harus
mendapatkan perhatian khusus. Sampah sebagian besar berasal
dari aktivitas manusia, baik sampah yang dapat diuraikan
maupun tidak dapat diuraikan. Permasalahannya adalah manusia
tidak mau bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya
sendiri sehingga yang dilakukannya justru berakibat fatal bagi
lingkungan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
menyebut total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta
ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta
ton, disumbang oleh sampah plastik.
Banyaknya Sampah Plastik Disekitar KIta
WWW.KOMPASIANA.COM
5. Minimnya kreativitas
Kurang Memperhatikan Kebutuhan Konsumen
Minimnya Modal Usaha
Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Target Pasar
Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan
inovasi produk
1.
2.
3.
4.
Kurangnya Inovasi Produk
6. Minimnya kreativitas di Indonesia
1.
Kreativitas Indonesia termasuk di jajaran paling
rendah dibandingkan negara lain di dunia. Global
Creativity Index (GCI) 2015 menempatkan Indonesia
pada peringkat 115 dari 139 negara. Survei yang
dilakukan Martin Prosperity Institute ini menilai
indeks kreativitas suatu negara berdasarkan tiga
indikator, yaitu teknologi, talent dan toleransi.
17/8/2016, 12.08 WIB
gambar: https://databoks.katadata.co.id/
Kurangnya Inovasi Produk
7. 2. Kurang memperhatikan kebutuhan konsumen
Dilansir dari cermati.com, Kesuksesan suatu usaha kerajinan
tergantung pada jumlah konsumen. Dengan konsumen yang
banyak, maka angka penjualan akan terdongkrak secara otomatis,
keuntungan menjadi maksimal, dan usaha dapat melakukan
ekspansi. Sementara kalau konsumennya sedikit, usaha kerajinan
tidak akan berkembang dengan maksimal, bahkan muncul
kemungkinan mengalami kehancuran.
Maka dari itu, entrepreneur perlu memperhatikan kebutuhan
konsumennya. Baik itu dengan cara menciptakan produk yang
beragam, meningkatkan kualitas, dan meningkatkan pelayanan.
Kurangnya Inovasi Produk
8. 3. Minimnya Modal Usaha
beberapa peneliti termasuk di Indonesia (Ariawati, 2005;
Hafsah, 2004, Okpara, 2011; Rosid, 1998; Sulistio dan Mansur,
2010) menyimpulkan bahwa salah satu masalah utama bagi
usaha kerajinan adalah terbatasnya jumlah modal (under
capitalized). Kallon (1990) menyimpulkan dalam penelitiannya
bahwa 65.6
persen pengrajin menggunakan modal sendiri dalam
menjalankan usaha.
Kurangnya Inovasi Produk
9. 4. Tidak Sesuai dengan Kebutuhan Target Pasar
menurut runsystem.id (12/3/22), Kesalahan lain yang tidak
disadari entrepreneur dalam inovasi ini adalah target pasar.
Entrepreneur berpikir bahwa inovasi apa pun bisa tersampaikan
dengan baik kepada target pasar. Dalam kenyataannya, itu
belum tentu sesuai.
Ada target pasar yang memang lebih menyukai produk tertentu
saja. Ada target pasar yang menyukai inovasi tersebut. Jadi,
entrepreneur seharusnya lebih selektif dalam memilih target
pasar sebelum menyusun inovasi produk.
Kurangnya Inovasi Produk
10. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B.
Pandjaitan, mengatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) masih terbilang
rendah. Hal ini pula menyebabkan tingkat inovasi di Indonesia relatif tertinggal
dari negara lain.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan dalam bidang
ekonomi adalah SDM. Rendahnya kualitas SDM dapat berdampak pada
rendahnya tingkat produktivitas dan tingkat partisipasi dalam dunia kerja dan
dalam proses produksi.
SDM yang rendah ini juga diakibatkan oleh kurangnya sarana dan fasilitas yang
disediakan oleh pemerintah sendiri.
Rendahnya Kualitas SDM
11. Perang harga terjadi ketika ada jenis produk yang sedang banyak dicari
konsumen, sehingga menyebabkan banyak orang berusaha menjualnya.
contoh perang harga: Perang Harga Produk Impor dengan Produk Lokal
Para pelaku UMKM meminta agar pemerintah meningkatkan dan
mengutamakan proteksi produk lokal, karena kian hari teknologi di Indonesia
semakin meningkat. Para calon konsumen pun bisa dengan mudah
mendapatkan produk impor dengan murah melalui marketplace, bahkan bisa
didapat dengan promo gratis ongkir.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha
Pribumi Indonesia (Hippi) Suryani Sidiq Motiq menegaskan bahwa harus ada
proteksi dari pemerintah pusat atau daerah terhadap produk lokal yang
diproduksi oleh pengusaha dalam negeri agar tidak tergerus oleh gempuran
produk impor. 9 Desember 2019, 21:33 WIB
Perang Harga
12. Solusi
01
membuat kerajinan yang
memiliki nilai jual yang
berbahan dasar sampah
plastik
02
Mencoba
meningkatkan
kreativitas dalam diri
03
Lebih memperhatikan
kebutuhan konsumen
04
Menambah modal usaha,
bisa dengan meminjam
bank tanpa
bunga/koperasi
13. Solusi
05
Memperhatikan target
pasar/ memilih target
pasar dengan tepat.
06
Melakukan pelatihan
SDM
07
Memberikan lapangan
pekerjaan dengan upah
yang sesuai.
08
Menentukan harga
dengan baik dan
meningkatkan kualitas
barang agar tetap dapat
bersaing dengan produk
lain.