Pasien laki-laki berusia 6 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala dan mimisan setelah mengalami kecelakaan. Pemeriksaan menemukan fraktur basis cranii dan vulnus di kepala. Pasien dirawat selama 3 hari dan kondisinya membaik.
Tiga dokumen tersebut membahas komplikasi jantung yang dapat terjadi pasca stroke akut, mekanisme patofisiologis, dan jenis-jenis gangguan jantung yang dapat terjadi. Patofisiologi gangguan jantung pasca stroke meliputi gangguan otoregulasi otak, aktivasi sistem simpatis dan HPA axis, inflamasi sistemik, dan disfungsi endotelial. Jenis gangguan jantung yang dapat terjadi antara lain aritmia, gangguan dind
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pasien pria berusia 39 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan mual
2. Hasil pemeriksaan menunjukkan ST elevasi dan hipertensi
3. Diagnosa keperawatan adalah nyeri akut karena cedera fisiologis
Dokumen tersebut membahas tentang kegawatdaruratan pada trauma thorax. Secara ringkas, dibahas mengenai anatomi dada, definisi trauma thorax, etiologi penyebabnya, gejala dan komplikasi, serta penatalaksanaan awal pasien trauma thorax yang meliputi stabilisasi jalan napas, sirkulasi, dan penanganan kondisi yang membahayakan jiwa seperti tekanan pneumothoraks.
Pasien laki-laki usia 64 tahun dirawat dengan diagnosis stroke iskemik akibat trombosis dan hipertensi. Terapi yang diberikan meliputi infus cairan, obat antiplatelet, antihipertensi, dan suplemen neuroprotektif.
Journal & Literature Review Asfiksia_Forensikratnaamelia07
Teks tersebut membahas mengenai asfiksia sebagai salah satu mekanisme kematian yang cepat. Secara singkat dibahas mengenai beberapa jenis asfiksia mekanis seperti sufokasi, strangulasi, dan asfiksia kimiawi beserta tanda-tanda yang ditemukan pada otopsi."
Pasien laki-laki berusia 6 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala dan mimisan setelah mengalami kecelakaan. Pemeriksaan menemukan fraktur basis cranii dan vulnus di kepala. Pasien dirawat selama 3 hari dan kondisinya membaik.
Tiga dokumen tersebut membahas komplikasi jantung yang dapat terjadi pasca stroke akut, mekanisme patofisiologis, dan jenis-jenis gangguan jantung yang dapat terjadi. Patofisiologi gangguan jantung pasca stroke meliputi gangguan otoregulasi otak, aktivasi sistem simpatis dan HPA axis, inflamasi sistemik, dan disfungsi endotelial. Jenis gangguan jantung yang dapat terjadi antara lain aritmia, gangguan dind
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pasien pria berusia 39 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan mual
2. Hasil pemeriksaan menunjukkan ST elevasi dan hipertensi
3. Diagnosa keperawatan adalah nyeri akut karena cedera fisiologis
Dokumen tersebut membahas tentang kegawatdaruratan pada trauma thorax. Secara ringkas, dibahas mengenai anatomi dada, definisi trauma thorax, etiologi penyebabnya, gejala dan komplikasi, serta penatalaksanaan awal pasien trauma thorax yang meliputi stabilisasi jalan napas, sirkulasi, dan penanganan kondisi yang membahayakan jiwa seperti tekanan pneumothoraks.
Pasien laki-laki usia 64 tahun dirawat dengan diagnosis stroke iskemik akibat trombosis dan hipertensi. Terapi yang diberikan meliputi infus cairan, obat antiplatelet, antihipertensi, dan suplemen neuroprotektif.
Journal & Literature Review Asfiksia_Forensikratnaamelia07
Teks tersebut membahas mengenai asfiksia sebagai salah satu mekanisme kematian yang cepat. Secara singkat dibahas mengenai beberapa jenis asfiksia mekanis seperti sufokasi, strangulasi, dan asfiksia kimiawi beserta tanda-tanda yang ditemukan pada otopsi."
Pasien laki-laki berusia 24 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda hematothoraks di paru-paru kanan. Diagnosis hematothoraks kanan ditunjang dengan hasil rontgen dada dan pemeriksaan darah. Pasien ditatalaksana dengan pemasangan selang thoracostomy, antibiotik, dan oksigen.
Dokumen tersebut membahas diagnosis dan penatalaksanaan awal pada trauma thorax dan abdomen. Dibahas mengenai konsep penanganan trauma, gejala utama dari cedera dada dan abdomen, serta tindakan yang harus segera dilakukan untuk mencegah kematian."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Takayasu arteritis adalah vasculitis kronis yang menyebabkan stenosis atau aneurisma pada aorta dan cabang-cabang utamanya.
2. Gejala awal sering sistemik seperti fatigue dan demam, namun kemudian terjadi gangguan fungsi organ karena penyempitan atau oklusi pembuluh darah.
3. Diagnosa didasarkan pada temuan klinis dan pemeriksaan imaging seperti CT angiografi. Pengobatan utama
cardiovascular diseases- Bahasa indonesia
ALI : Acute Limb Ischemia
DVT: Deep Vein Thrombosis
Aortic Disection
Aortic Aneurysma
kuliah bimbingan penyakit vaskular sistemik
Bab II meninjau konsep dasar medis dan keperawatan hipertensi. Pada bagian medis dijelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan hipertensi. Bagian keperawatan membahas pengkajian kesehatan pasien hipertensi yang meliputi gejala dan tanda pada aktivitas dan sirkulasi.
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiWarnet Raha
Bab II meninjau konsep dasar hipertensi dari sudut pandang medis dan keperawatan. Pada bagian medis dijelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan hipertensi. Bagian keperawatan membahas pengkajian keperawatan pada aktivitas dan sirkulasi pasien hipertensi yang meliputi gejala, tanda, dan pemeriksaan fisik terkait.
Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan sulit bicara dan badan kaku. Pemeriksaan menunjukkan gejala stroke dan CT scan menunjukkan adanya infark di beberapa bagian otak serta hidrosefalus ringan. Pasien mendapat perawatan antistroke dan observasi untuk perkembangan hidrosefalusnya.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Pasien laki-laki berusia 24 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda hematothoraks di paru-paru kanan. Diagnosis hematothoraks kanan ditunjang dengan hasil rontgen dada dan pemeriksaan darah. Pasien ditatalaksana dengan pemasangan selang thoracostomy, antibiotik, dan oksigen.
Dokumen tersebut membahas diagnosis dan penatalaksanaan awal pada trauma thorax dan abdomen. Dibahas mengenai konsep penanganan trauma, gejala utama dari cedera dada dan abdomen, serta tindakan yang harus segera dilakukan untuk mencegah kematian."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Takayasu arteritis adalah vasculitis kronis yang menyebabkan stenosis atau aneurisma pada aorta dan cabang-cabang utamanya.
2. Gejala awal sering sistemik seperti fatigue dan demam, namun kemudian terjadi gangguan fungsi organ karena penyempitan atau oklusi pembuluh darah.
3. Diagnosa didasarkan pada temuan klinis dan pemeriksaan imaging seperti CT angiografi. Pengobatan utama
cardiovascular diseases- Bahasa indonesia
ALI : Acute Limb Ischemia
DVT: Deep Vein Thrombosis
Aortic Disection
Aortic Aneurysma
kuliah bimbingan penyakit vaskular sistemik
Bab II meninjau konsep dasar medis dan keperawatan hipertensi. Pada bagian medis dijelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan hipertensi. Bagian keperawatan membahas pengkajian kesehatan pasien hipertensi yang meliputi gejala dan tanda pada aktivitas dan sirkulasi.
Makalah askep pada pasien dengan penyakit hipertensiWarnet Raha
Bab II meninjau konsep dasar hipertensi dari sudut pandang medis dan keperawatan. Pada bagian medis dijelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan hipertensi. Bagian keperawatan membahas pengkajian keperawatan pada aktivitas dan sirkulasi pasien hipertensi yang meliputi gejala, tanda, dan pemeriksaan fisik terkait.
Laporan kasus ini membahas pasien wanita berusia 56 tahun dengan keluhan sulit bicara dan badan kaku. Pemeriksaan menunjukkan gejala stroke dan CT scan menunjukkan adanya infark di beberapa bagian otak serta hidrosefalus ringan. Pasien mendapat perawatan antistroke dan observasi untuk perkembangan hidrosefalusnya.
Similar to Referat_PMCTA_ALEXANDER FERNANDO.pptx (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. APLIKASI POSTMORTEM COMPUTED TOMOGRAPHY CORONARY
ANGIOGRAPHY (PMCTA) DALAM MENDETEKSI SEBAB KEMATIAN
PADA KEMATIAN MENDADAK AKIBAT JANTUNG
JOURNAL READING
DM Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Periode 16 Agustus – 29 Agustus 2021
Alexander Fernando 190070201011054
Pembimbing: dr. Muhammad Fahrul, Sp.F
2. • DEFINISI: Kematian yang terjadi pada
24 jam sejak gejala-gejala timbul,
namun pada kasus-kasus forensik,
sebagian besar kematian terjadi dalam
KEMATIAN MENDADAK/ SUDDEN DEATH
Penyebab Sudden Death
Saukko, P. and Knight, B., 2015. Knight's forensic pathology. CRC press.
3. • Cara kematian:
• Kematian wajar/ sebab yang alamiah
(natural death): Proses ketuaan atau
alamiah karena penyakit
• Kematian Tidak wajar/ Sebab yang
tidak alamiah (unnatural death):
misalnya akibat pembunuhan, bunuh
diri, kecelakaan, dan tidak bisa
ditentukan
• Tidak puas/ kecewa
• Disidik untuk menemukan siapa
pelaku dan memberikan sanksi
yang setimpal
• Setiap kematian mendadak ANGGAP
SEBAGAI MATI TIDAK WAJAR
OTOPSI menentukan Wajar/ tidak
wajarnya kematian
KEMATIAN MENDADAK/ SUDDEN DEATH
Kematian Wajar Kematian Tidak Wajar
Saukko, P. and Knight, B., 2015. Knight's forensic pathology. CRC press.
4. Autopsy
PROS of Autopsy CONS of Autopsy
Dapat menentukan cara, sebab,
dan mekanisme kematian
Sulitnya mendapatkan
persetujuan dari keluarga
• Kepercayaan atau kebudayaan
keluarga
• Alasan kemanusiaan
• Concern keluarga terhadap
keutuhan jenazah
• Memperlambat proses
pemakaman jenazah
Menjelaskan kondisi herediter
penyebab kematian yang
mungkin bermanfaat untuk
anggota keluarga lainnya
Membantu menemukan penyakit
baru
Membantu proses hukum
Pada berberapa kasus, autopsy
belum tentu dapat menjelaskan
penyebab kematian
Membantu dalam memperjelas
statistika/ epidemiologi
mortalitas
Risiko menularkan pathogen pada
petugas otopsi
5. • OTOPSI VIRTUAL mulai menjadi
alternatif dari otopsi konvensional
• Postmortem Computed tomography
(PMCT) merupakan salah satu cara
non-invasif dalam otopsi virtual
• PMCT mulai menjadi pemeriksaan
yang umum dalam kedokteran
forensik.
• post-mortem computed tomography
dikombinasikan dengan angiografi
koroner (PMCTA) digunakan di
Inggris, menunjukkan sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi pada
pemeriksaan kasus kematian
mendadak.
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa,
S. and Ohta, N., 2018. Usefulness of coronary postmortem computed tomography angiography to detect
lesions in the coronary artery and myocardium in cases of sudden death. Legal Medicine, 30, pp.46-51.
6. beberapa bentuk utama
PMCTA yaitu:
1.teknik angiografi infus seluruh
tubuh yang dilaporkan dari
Swiss;
1.resusitasi kardiopulmoner
untuk membangun sirkulasi di
Jepang, dan
1.pendekatan organ tunggal,
seperti angiografi koroner yang
ditargetkan, digunakan di
Inggris.
Oxford:
menggunakan media kontras
positif dan berusaha menghindari
udara di dalam pembuluh.
Injeksi manual ke arteri karotid
Leicester:
sengaja menggunakan media
udara dan media kontras
Menggunakan CT-power contrast
injector
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa, S. and Ohta, N., 2018.
Usefulness of coronary postmortem computed tomography angiography to detect lesions in the coronary artery and myocardium in
cases of sudden death. Legal Medicine, 30, pp.46-51.
7.
8. Kasus
• Seorang pria berusia 53 tahun tiba-tiba pingsan di
tempat kerja dan dibawa ke rumah sakit, di mana
ia mengalami respiratory dan cardiac arrest.
• Adrenalin dan obat penyelamat lainnya telah
digunakan.
• Pasien tidak merespont terhadap RJP dan
kematian diumumkan segera setelahnya.
• Pemeriksaan forensik dilakukan dua minggu
setelah kematian. Hal ini sendiri dikarenakan
otopsi forensik dari kematian yang diduga karena
sakit tidak dipaksakan oleh regulasi hukum di
China. Otopsi ini sendiri harus diperbolehkan oleh
keluarga pasien yang dapat menyebabkan selang
waktu yang sangat lama antara otopsi dan
kematian.
• Korban memiliki tinggi 175 cm dan memiliki
bentuk tubuh yang normal. Izin PMCT, PMCTA dan
otopsi kemudian diberikan oleh keluarga korban.
Wan, L., Shao, Y., Zou, D., Huang, P., Li, Z., Wang, M. and Chen, Y., 2017.
Diagnosis of coronary artery disease using targeted post-mortem computed
tomography coronary angiography: a case report. Forensic sciences
research, 2(2), pp.107-111.
9. Otopsi dilakukan dua hari setelah kematian. :
• ukuran tubuh 172 cm dan berat 55 kg.
• Pemeriksaan eksternal: hanya ditemukan lecet kecil di ekstremitas.
• Tes skrining obat memberikan hasil negatif.
• Makroskopik: Fibrosis miokard parsial ditemukan, terutama di
bagian dinding posterior ventrikel kiri
• Mikroskopik:
• Aterosklerosis koroner ditemukan dengan stenosis pada LAD,
RCA dan LCX.
• Pemeriksaan histopatologi menunjukkan perubahan iskemik
miokard akut termasuk enhanced eosinophilic staining dan
fraktur kardiomiosit yang cukup besar, dissolution of
cardiomyocytes dan myocardial scarring
• Temuan lain: Edema paru dan kongesti darah pada beberapa organ
terlihat (menunjukkan edema paru kardiogenik, yang umum terjadi
pada kasus kematian jantung mendadak)
• penyebab kematian dari pasien ini adalah iskemia miokard akut dan
dekompensasi jantung akibat penyakit jantung koroner.
Wan, L., Shao, Y., Zou, D., Huang, P., Li, Z., Wang, M. and Chen, Y., 2017. Diagnosis of coronary artery disease using
targeted post-mortem computed tomography coronary angiography: a case report. Forensic sciences research, 2(2),
pp.107-111.
10. Pada PMCT dan PMCTA,
• left anterior descending coronary artery (LAD) menunjukkan kalsifikasi yang
parah dengan derajat stenosis sebesar 75% -100% di segmen tengah; Namun,
segmen distal tidak dapat divisualisasikan dengan jelas (Gambar kiri).
• Pemeriksaan histologis memastikan stenosis terjadi di segmen tengah LAD
(Gambar Kanan)
Wan, L., Shao, Y., Zou, D., Huang, P., Li, Z., Wang, M. and Chen, Y., 2017. Diagnosis of coronary artery disease using
targeted post-mortem computed tomography coronary angiography: a case report. Forensic sciences research, 2(2),
pp.107-111.
11. Pada PMCT dan PMCTA,
• LCX dan RCA menunjukkan kalsifikasi difus, aterosklerosis, dengan area terlokalisasi dari RCA
yang menunjukkan derajat stenosis sebesar 50% (Gambar Kiri).
• Pemeriksaan histologis yang memastikan stenosis 50% di RCA (Gambar Kanan)
• Temuan lain PMCTA: opasitas ground-glass pada paru dan sejumlah kecil cairan di trakea
subglotis dan bronkus utama menunjukkan edema paru kardiogenik, yang umum terjadi pada
kasus kematian jantung mendadak
Wan, L., Shao, Y., Zou, D., Huang, P., Li, Z., Wang, M. and Chen, Y., 2017. Diagnosis of coronary artery disease using
targeted post-mortem computed tomography coronary angiography: a case report. Forensic sciences research, 2(2),
pp.107-111.
12. Ringkasan Penemuan Bermakna
pada 8 kasus menggunakan
Coronary PMCTA
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa, S. and Ohta, N., 2018.
Usefulness of coronary postmortem computed tomography angiography to detect lesions in the coronary artery and myocardium in
cases of sudden death. Legal Medicine, 30, pp.46-51.
13. Kasus 6
• Seorang anak laki-laki berumur 14 tahun
pingsan saat jogging pada latihan bola bisbol.
• Pasien tersebut kemudian segera dibawa ke
rumah sakit, tetapi tidak merespon terhadap
RJP. Pasien ini tidak memiliki riwayat penyakit
dan
• hasil pemeriksaan fisik sebelumnya tidak
menunjukkan adanya temuan abnormal,
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa, S. and Ohta, N., 2018.
Usefulness of coronary postmortem computed tomography angiography to detect lesions in the coronary artery and myocardium in
cases of sudden death. Legal Medicine, 30, pp.46-51.
14. • PMCTA: asal arteri koroner kiri yang anomalous dari
right aortic sinus (Gambar 1C). Arteri koroner kiri
berjalan meninggalkan sinus aorta kanan dengan acute
angle takeoff, sedangkan arteri koroner kanan
menunjukkan gradual turn ke arah kanan.
• Otopsi kemudian dilakukan satu hari setelah kematian:
• Pemeriksaan menunjukan tinggi tubuh berukuran
172 cm dan berat 76,3 kg.
• Hasil pemeriksaan eksternal dan internal hanya
menunjukkan jejak perawatan medis sebelumnya
yang terkait dengan RJP. Tes
• skrining obat menunjukan hasil negatif.
• Pemeriksaan makroskopik jantung menunjukan asal
arteri coroner kiri yang anomalous dari right aortic
sinus
• Diagnosis AAOCA
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa,
S. and Ohta, N., 2018. Usefulness of coronary postmortem computed tomography angiography to detect
lesions in the coronary artery and myocardium in cases of sudden death. Legal Medicine, 30, pp.46-51.
15. Anomalous Aortic Origin of the Coronary Artery (AAOCA)
Keadaan/ penyakit jantung kongenital yang berakitan dengan kedua arteri koroner berasal dari
sisi sinus aorta yang sama. Sering berkaitan dengan terjadinya suddent death pada anak.
• AAOCA memiliki berberapa subtipe yaitu:
interarterial, pra-pulmonik, retroaortik, atau
subpulmonic
• Di antara subtipe ini, potensi kematian jantung
mendadak sebagian besar dikaitkan dengan jalur
interarterial antara aorta dan arteri pulmonalis.
• Namun, mekanisme yang menyebabkan kematian
mendadak jenis ini masih harus diteliti
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa, S. and Ohta,
N., 2018. Usefulness of coronary postmortem computed tomography angiography to detect lesions in the coronary artery
and myocardium in cases of sudden death. Legal Medicine, 30, pp.46-51.
16. Kasus 7
• Seorang laki-laki berumur 20
tahun ditemukan tewas di tempat
tidurnya pada pagi hari.
• Laki-laki tersebut memiliki riwayat
epilepsi
• Dia telah berhenti minum obat
untuk epilepsi beberapa bulan
sebelumnya, karena dia sudah
tidak mengalami kejang lagi.
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa,
S. and Ohta, N., 2018. Usefulness of coronary postmortem computed tomography angiography to detect
lesions in the coronary artery and myocardium in cases of sudden death. Legal Medicine, 30, pp.46-51.
17. PMCTA:
• hipertrofi ventrikel kiri
dengan hipertrofi septum
asimetris, terutama di
bagian atas septum
• Septum ventrikel
hipertrofik tampak
mempersempit daerah
subaorta, menghalangi
saluran keluar dari ventrikel
kiri.
Otopsi dilakukan dua hari setelah kematian. :
• ukuran tubuh 172 cm dan berat 55 kg.
• Pemeriksaan eksternal: jejak pengobatan medis sebelumnya, termasuk
suntikan dan cardiac massage.
• Pemeriksaan internal menunjukkan temuan khas yang terkait dengan
kematian mendadak,
• Tes skrining obat memberikan hasil negatif.
• Makroskopik: Pemeriksaan makroskopik jantung menunjukkan
hipertrofi ventrikel kiri dengan hipertrofi asimetris dari septum
interventrikel
• Mikroslopik: menunjukkan pola bundel miokard yang tidak teratur
karena hilangnya susunan paralel normalnya disertai dengan fibrosis
interstisial tingkat tinggi di septum ventrikel dan dinding posterior
ventrikel kiri
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa, S. and Ohta, N., 2018. Usefulness of coronary
postmortem computed tomography angiography to detect lesions in the coronary artery and myocardium in cases of sudden death. Legal Medicine, 30,
18. Hypertrophic Cardiomypathy (HOCM)
Kardiomiopati hipertrofi adalah
penyakit otot jantung yang ditandai
dengan penebalan yang tak normal.
Kondisi ini bisa berbahaya karena
dapat menghambat jantung
memompa darah yang diperlukan
tubuh. Banyak kasus kardiomiopati
hipertrofik terjadi karena faktor
genetik.
Takei, H., Sano, R., Takahashi, Y., Takahashi, K., Kominato, Y., Tokue, H., Shimada, T., Awata, S., Hirasawa,
S. and Ohta, N., 2018. Usefulness of coronary postmortem computed tomography angiography to detect
lesions in the coronary artery and myocardium in cases of sudden death. Legal Medicine, 30, pp.46-51.
19. Kasus 8
• Seorang anak perempuan berumur 9 tahun
pingsan setelah buang air di pagi hari.
• Ia segera dibawa ke rumah sakit, tetapi dia tidak
merespon terhadap RJP.
• Dia menderita batuk, rinorea dan demam
selama satu minggu. Seorang dokter l telah
mendiagnosis infeksi saluran pernapasan atas
dan meresepkan obat.
20. PMCTA:
• hipervaskuleritas pembuluh
darah kecil di ventrikel kiri
Otopsi dilakukan dua hari setelah kematian. :
• ukuran tubuh 130 cm dan berat 28,5 kg.
• Pemeriksaan eksternal: jejak pengobatan medis sebelumnya.
• Pemeriksaan internal menunjukkan temuan khas yang
terkait dengan kematian mendadak,
• Tes skrining obat memberikan hasil negatif.
• Mikroslopik: menunjukkan infiltrasi limfosit yang parah dan
nekrosis miokard melalui kedua ventrikel
21. Miokarditis adalah peradangan
yang terjadi pada miokardium
atau otot jantung. Peradangan
ini umumnya disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus.
Miokarditis pun dapat menjadi
salah satu penyebab kematian
mendadak.
Miokarditis
22. • Untuk coronary PMCTA, dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menyelesaikan
kanulasi selektif arteri koroner dan pemberian agen kontras, fiksasi jantung diikuti
dengan paparan sinar-X dan evaluasi gambar dari seluruh pembuluh darah jantung.
• Penyelidikan jurnal ini menunjukkan bahwa coronary PMCTA berguna untuk
menunjukan penyebab kematian mendadak seperti:
• Menunjukan stenosis pada penyakit arterisklerosis
• menunjukkan asal dan jalannya arteri koroner di AAOCA,
• menunjukkan hipertrofi septum dan obstruksi intrakavitari di HOCM.
• Menunjukan adanya pengingkatan hipervaskularitas pada miokarditis
• Pendekatan targeted PMCTA dalam penelitian ini menunjukkan bahwa temuan
radiologis berkorelasi baik dengan hasil otopsi dan temuan histopatologis.
• PMCTA merupakan teknik yang menjanjikan yang dapat membantu meningkatkan
kualitas pemeriksaan patologi kardiovaskuler di bidang forensik.
DISKUSI