2. PENDAHULUAN
• Kimia Analitik adalah satu cabang ilmu kimia
yang mempelajari analisis cuplikan material
untuk mengetahui komposisi, struktur, dan
fungsi kimiawinya.
• Kimia Analitik dibagi dalam 2 bagian :
• 1. Kimia Analitik Kualitatif
• 2 Kimia Analitik Kuantitatif
3. • Kimia Analitik Kualitatif adalah suatu
analisis yang hanya dibatasi untuk
mengidentifikasi keberadaan satu atau lebih
unsur atau senyawa kimia baik organic maupun
anorganik
• Kimia Analitik Kuantitatif adalah suatu
pengujian (analisis) untuk menentukan
seberapa banyak jumlah suatu unsur atau
senyawa dalam cuplikan
4. Zat yang ditetapkan disebut analit (konstituen yang
diinginkan).
Jumlah banyaknya suatu zat tertentu dalam sampel,
disebut kadar/konsentrasi, misalnya molar, persen
berat, gram per liter, ppm
5. ANALISIS KUALITATIF
Menggunakan dua macam uji :
1 Reaksi kering yaitu uji yang dilakukan tanpa
melarutkan sampel.
Contoh : uji nyala, uji manik boraks, uji
manik natrium kabonat dan uji manik
fosfat
2. Reaksi basah yaitu uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan
6. ANALISIS KUANTITATIF
Berdasarkan informasi yang diberikan analisis dapat
diklasifikasikan :
1) Proximat analysis : semua unsur dalam sampel
ditentukan tanpa memperhatikan unsur yang
sebenarnya ada dalam sampel.
2) Partial analysis : menentukan unsur-unsur yang dipilih
dalam sampel
3) Trace constituent analysis : penentuan unsur spesifik
yang jumlahnya sangat kecil
4) Complete analysis : penentuan semua unsur yang ada
dalam sampel
7. Berdasarkan banyaknya sampel :
1) Analisis makro ,analisis dengan jumlah
lebih dari 0,1 g
2) Analisis semimikro, analisis dengan
jumlah antara 10-2 g – 10-1 g
3) Analisis submikro, analisis dengan
jumlah antara 10-4 g – 10-3 g
4) Analisis ultra mikro, analisis dengan
jumlah dibawah 10-4 g
8. Berdasarkan proporsi konstituen yang akan
ditetapkan :
1. Analisis konstituen utama (major), kadar
konstituen lebih besar dari 1 %
2. Analisis konstituen kecil (mikro), kadar
konstituen antar 0,01 –1 %
3. Analisis konstituen runutan ( trace)
Kadar konstituen kurang dari 0,01 %
9. Tahapan Pekerjaan Analisis
1. Pemilihan Metode
Merupakan tahapan yang sangat penting
dalam pemecahan masalah analisis.
Pemilihan metode harus mempertimbangkan
sensitivitas, akurasi, presisi serta biaya yang
dibutuhkan.
10. 2. Sampling
Syarat melakukan sampling yaitu sampel yang
diambil harus benar-benar mewakili
(representative) parameter yang akan diukur.
11. 3. Perlakuan awal sampel
jumlah sampel yang diambil harus selalu
diukur berat atau volumenya.
Sampel harus dibuat dalam bentuk homogen.
Suatu sampel padat membutuhkan
penghancuran dan pencampuran agar
homegen.
Sampel padat juga membutuhkan preparasi
tambahan seperti pengeringan, pembakaran
atau pelarutan.
12. 4. Pemisahan
dilakukan untuk mengurangi gangguan dari
pengotor lain terhadap suatu analit yang
terdapat di dalam sampel.
harus mempertimbangan aspek kuantitatif
atau jumlah analit yang akan dianalisis.
13. 5. Pengukuran Akhir
Metode yang sering dipakai pada analisis ini
adalah
1. Gravimetri
2. Volumetri
3. Spektrofotometri
4. Radiokimia
5. Spektrofotometri massa
6. Kromatografi
7. Termal
14. 6. Validasi Metode
Fungsi dari validasi metode adalah untuk
menentukan suatu hasil analisis menjadi
bermakna atau tidak
7. Penilaian hasil (the assessment of result)
Untuk menilai suatu hasil analisis diperlukan
metode statistika agar dapat menarik
kesimpulan.