SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
POWERPOINT INI DISUSUN OLEH:
Adriansyah Fathurrahman
210211010048
Mata Kuliah: Dasar-dasar rekayasa Transportasi
Nama dosen: Enci Ir. Sisca Pandey, MT
PENGERTIAN PIEV
• Apa itu PIEV: Volition atau reaction Sering disebut sebagai PIEV Proses ini tidak
termasuk waktu untuk kendaraan bergerak sesuai yang diinginkan (misal:
kendaraan berhenti atau pindah lajur) Perception (tanggapan memahami) Proses
mengenali suatu rangsangan yang diterima melalui mata, telinga maupun indera
yang lain yang memerlukan penelaahan di otak.
DEFINISI JARAK PANDANG
• JARAK PANDANG
Adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi,
sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan,
maka pengemudi dapat melakukan sesuatu halangan yang membahayakanm maka
pengemudi dapat melakukan suatu tindakan untuk menghindari bahaya tersebut agar
selamat dari bahaya
• JARAK PANDANG
Dapat dimanfaatkan pula dalam perencanaan penempatan rambu lalu lintas dan
marka jalan, baik secara geometrik maupun kondisi lingkungan yang kurang
memenuhi persyaratan.
Jarak Pandang terdiri dari :
Jarak Pandang Henti (Jh)
Jarak Pandang Mendahului (Jd)
MANFAAT JARAK PANDANG
• Menghindarkan terjadinya tabrakan
• Memberi kemungkinan untuk mendahuluin kendaraan lain yang bergerak dengan
kecepatan yang lebih rendah dengan menggunakan jalur di sebelahnya
• Menambah efisiensi jalan, sehingga volume pelayanan dapat dicapai semaksimal
mungkin
• Sebagai pedoman bagi pengatur lalu lintas dalam menempatkan rambu-rambu
lalulintas yang diperlukan dalam setiap segmen jalan
Jarak Pandang Henti (Jh0
• Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di depan
• Jalan harus direncanakan sehingga dapat memberikan jarak pandang yang paling
besar atau paling sedikit sama dengan jarak pandang henti minimum tersebut
• Jh diukur berdasar asumsi : tinggi mata penngemudi 105cm dan tinggi halangan
15cm yang diukur berdasarkan permukaan jalan.
Terdiri atas dua elemen jarak, yaitu:
• Jarak tanggap (Jht)
Adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak pengemudi melihat suatu halangan
yang menyebabkan harus berhenti sampai pengemudi menginjak rem.
• Jarak pengereman (Jhr)
Adalah jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan kendaraan sejak pengemudi
menginjak rem sampai kendaraan tersebut berhenti
JARAK PANDANG HENTI
• Jh = Jht + Jhr
Jht = VR / 3,6 x T
Jhr = (VR / 3,6)^2 / 2 . g . fP
keterangan:
VR = kecepatan rencana (km/jam)
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
g = Percepatan gravitasi (9,8m/s^2)
fP = Koefisien gesek memnajang antar ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspal,
ditetapkan 0,28-0,45 (menurut AASHTO) fP akan mengecil jika kecepatan VR
semakin tinggi dan sebaliknya,
TEORI PIEV
• PERCEPTION
Proses mengenali rangsangan yang diterima melalui mata, telinga, maupun indera lain
yang memerlukan penalaahan di otak, waktu yang dibutuhkan dalam proses ini
disebut waktu tanggapan (perception time)
• Intellection or Identification
Proses pemikiran yang diterima otak. Proses ini disebut dengan proses pengenalan
(Intellection Process). Bagi pengemudi yang berpengalaman proses ini akan cepat
• Emotion or Decision
Keputusan untuk merespon yang tepat terhadap suatu rangsangan emosi mempengaruhi
proses pengambilan keputusan, setelah melalui perception dan intellection. Emosi
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin
• Volition or Reaction
Reaksi untuk mengambil suatu tindakan dengan berbagai tindakan pertimbangan yang
diambil. Seperti: menginjak pedal rem dan membanting setir. Waktu ntuk merespon
hal ini disebut (Volition time).
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PIEV
• Karakteristik fisik pengemudi
1. Visual acuity
2. Auditory acuity
• Faktor psikologis
1. Tata guna lahan, cuaca, rute perjalanan, karakteristik arus lalu-lintas, pejalan kaki,
dan hambatan samping
• Kondisi lingkungan
• Maksud tujuan Perjalanan
• Kecepatan kendaraan
CONTOH PROSES PIEV
• Pengemudi yang menuju rambu stop
• Pengemudi melihat rambu
• Pengemudi mengenali rambu tersebut
• Pengemudi memutuskan untuk berhenti
• Pengemudi meletakan kaki nya di pedal rem
Waktu total untuk melakukan proses tersebut adalah, sebagai berikut:
PIEV TIME= PERCEPTION – REACTION
Jarak yang dibutuhkan untuk proses PIEV
dp = 0,278 v * t, dengan v adalah kecepatan dan t adalah waktu yang ditempuh (PIEV
TIME)
• Range = 0,3 – 2 = AASHTO = 2,5 detik
KOEFISIEN GESEK PANJANG
• Untuk menilai nilai fP yang digunakan untuk menghitung Jh rancang, sangat
kompleks.
• Faktor utama yang berpengaruh dalam pergesekan adalah:
1. Kondisi jalan
2. Kualitas ban kendaraan
3. Kecepatan
4. Kekasaran permukaan
Kondisi jalan berpengaruh karena bergantung dengan cuaca sekitar, jika kondisi cuacu
hujan-berangin maka kondisi jalan tersebut akan licin dan dapat berpengaruh dalam
keselamatan berkendara
Kondisi ban, ban yang berpola diasumsi untuk menentukan fP
Kecepatan yang lebih tinggi akan mengurangi kontrak ban dan kekasaran permukaan
Semakin kasar permukaan jalan, maka semakin besar nilai fP
• Untuk kenyamanan kendaraan. f<0,5
JARAK PANDANG MENDAHULUI (Jd)
• Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain
didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke jalur semula
• Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105cm dan
tinggi halangan adalah 105cm
Asumsi yang diambil dalam pengambilan Jd:
1. Kendaraan yang didahului kecepatannya tetap
2. Kecepatan kend yang mendahului lebih besar daripada kecepatan kend yang
didahului
3. Perlu waktu pengambilan keputusan mendahului bila ruang untuk mendahului
telah tercapai
4. Apabila start terlambat pada saat menyiap, harus kembali ke jalur dan kecep rata-
rata saat mendahului 15 km/jam lebih besar daripada kendaraan yang didahului
5. Pada saat kembali ke jalur semula perlu jarak dengan kendaraan yang arahnya
berlawanan
JARAK PANDANG MENDAHULUI (Jd)
• Jd = d1 + d2 + d3 + d4
d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m)
d2 = jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur semula
(m)
d3 = jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang datang dari arah
berlawanan setelah proses mendahului selesai (m)
d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan (m)

More Related Content

What's hot

Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Standard Geometrik Jalan Tol
Standard Geometrik Jalan TolStandard Geometrik Jalan Tol
Standard Geometrik Jalan Tolfaisal_fafa
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptIwan Sutriono
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalanindra aprian
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanAli Asnan
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseReski Aprilia
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarYosua Freddyta'tama
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanDeri
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyalabay31
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Bayu Janasuputra
 
Manajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasManajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasikhsan93
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017NUR SETIAJI
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANMira Pemayun
 
Modul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaan
Modul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaanModul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaan
Modul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaanRobby Tanjung
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatanAdunk Putra
 

What's hot (20)

Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Standard Geometrik Jalan Tol
Standard Geometrik Jalan TolStandard Geometrik Jalan Tol
Standard Geometrik Jalan Tol
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
 
Sistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan JalanSistem Jaringan Jalan
Sistem Jaringan Jalan
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 
Sistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan DrainaseSistem Penerapan Drainase
Sistem Penerapan Drainase
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalan
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
 
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
 
Manajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasManajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintas
 
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017Manual desain-perkerasan-jalan-2017
Manual desain-perkerasan-jalan-2017
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Modul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaan
Modul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaanModul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaan
Modul bahan presentasi simpang tak bersinyal perkotaan
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 

Recently uploaded

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Recently uploaded (8)

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

POWERPOINT DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI.pptx

  • 1. POWERPOINT INI DISUSUN OLEH: Adriansyah Fathurrahman 210211010048 Mata Kuliah: Dasar-dasar rekayasa Transportasi Nama dosen: Enci Ir. Sisca Pandey, MT
  • 2. PENGERTIAN PIEV • Apa itu PIEV: Volition atau reaction Sering disebut sebagai PIEV Proses ini tidak termasuk waktu untuk kendaraan bergerak sesuai yang diinginkan (misal: kendaraan berhenti atau pindah lajur) Perception (tanggapan memahami) Proses mengenali suatu rangsangan yang diterima melalui mata, telinga maupun indera yang lain yang memerlukan penelaahan di otak.
  • 3. DEFINISI JARAK PANDANG • JARAK PANDANG Adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi, sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan, maka pengemudi dapat melakukan sesuatu halangan yang membahayakanm maka pengemudi dapat melakukan suatu tindakan untuk menghindari bahaya tersebut agar selamat dari bahaya • JARAK PANDANG Dapat dimanfaatkan pula dalam perencanaan penempatan rambu lalu lintas dan marka jalan, baik secara geometrik maupun kondisi lingkungan yang kurang memenuhi persyaratan. Jarak Pandang terdiri dari : Jarak Pandang Henti (Jh) Jarak Pandang Mendahului (Jd)
  • 4. MANFAAT JARAK PANDANG • Menghindarkan terjadinya tabrakan • Memberi kemungkinan untuk mendahuluin kendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan yang lebih rendah dengan menggunakan jalur di sebelahnya • Menambah efisiensi jalan, sehingga volume pelayanan dapat dicapai semaksimal mungkin • Sebagai pedoman bagi pengatur lalu lintas dalam menempatkan rambu-rambu lalulintas yang diperlukan dalam setiap segmen jalan
  • 5. Jarak Pandang Henti (Jh0 • Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di depan • Jalan harus direncanakan sehingga dapat memberikan jarak pandang yang paling besar atau paling sedikit sama dengan jarak pandang henti minimum tersebut • Jh diukur berdasar asumsi : tinggi mata penngemudi 105cm dan tinggi halangan 15cm yang diukur berdasarkan permukaan jalan. Terdiri atas dua elemen jarak, yaitu: • Jarak tanggap (Jht) Adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan harus berhenti sampai pengemudi menginjak rem. • Jarak pengereman (Jhr) Adalah jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai kendaraan tersebut berhenti
  • 6. JARAK PANDANG HENTI • Jh = Jht + Jhr Jht = VR / 3,6 x T Jhr = (VR / 3,6)^2 / 2 . g . fP keterangan: VR = kecepatan rencana (km/jam) T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik g = Percepatan gravitasi (9,8m/s^2) fP = Koefisien gesek memnajang antar ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,28-0,45 (menurut AASHTO) fP akan mengecil jika kecepatan VR semakin tinggi dan sebaliknya,
  • 7. TEORI PIEV • PERCEPTION Proses mengenali rangsangan yang diterima melalui mata, telinga, maupun indera lain yang memerlukan penalaahan di otak, waktu yang dibutuhkan dalam proses ini disebut waktu tanggapan (perception time) • Intellection or Identification Proses pemikiran yang diterima otak. Proses ini disebut dengan proses pengenalan (Intellection Process). Bagi pengemudi yang berpengalaman proses ini akan cepat • Emotion or Decision Keputusan untuk merespon yang tepat terhadap suatu rangsangan emosi mempengaruhi proses pengambilan keputusan, setelah melalui perception dan intellection. Emosi dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin • Volition or Reaction Reaksi untuk mengambil suatu tindakan dengan berbagai tindakan pertimbangan yang diambil. Seperti: menginjak pedal rem dan membanting setir. Waktu ntuk merespon hal ini disebut (Volition time).
  • 8. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PIEV • Karakteristik fisik pengemudi 1. Visual acuity 2. Auditory acuity • Faktor psikologis 1. Tata guna lahan, cuaca, rute perjalanan, karakteristik arus lalu-lintas, pejalan kaki, dan hambatan samping • Kondisi lingkungan • Maksud tujuan Perjalanan • Kecepatan kendaraan
  • 9. CONTOH PROSES PIEV • Pengemudi yang menuju rambu stop • Pengemudi melihat rambu • Pengemudi mengenali rambu tersebut • Pengemudi memutuskan untuk berhenti • Pengemudi meletakan kaki nya di pedal rem Waktu total untuk melakukan proses tersebut adalah, sebagai berikut: PIEV TIME= PERCEPTION – REACTION Jarak yang dibutuhkan untuk proses PIEV dp = 0,278 v * t, dengan v adalah kecepatan dan t adalah waktu yang ditempuh (PIEV TIME) • Range = 0,3 – 2 = AASHTO = 2,5 detik
  • 10. KOEFISIEN GESEK PANJANG • Untuk menilai nilai fP yang digunakan untuk menghitung Jh rancang, sangat kompleks. • Faktor utama yang berpengaruh dalam pergesekan adalah: 1. Kondisi jalan 2. Kualitas ban kendaraan 3. Kecepatan 4. Kekasaran permukaan Kondisi jalan berpengaruh karena bergantung dengan cuaca sekitar, jika kondisi cuacu hujan-berangin maka kondisi jalan tersebut akan licin dan dapat berpengaruh dalam keselamatan berkendara Kondisi ban, ban yang berpola diasumsi untuk menentukan fP Kecepatan yang lebih tinggi akan mengurangi kontrak ban dan kekasaran permukaan Semakin kasar permukaan jalan, maka semakin besar nilai fP • Untuk kenyamanan kendaraan. f<0,5
  • 11. JARAK PANDANG MENDAHULUI (Jd) • Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain didepannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke jalur semula • Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105cm dan tinggi halangan adalah 105cm Asumsi yang diambil dalam pengambilan Jd: 1. Kendaraan yang didahului kecepatannya tetap 2. Kecepatan kend yang mendahului lebih besar daripada kecepatan kend yang didahului 3. Perlu waktu pengambilan keputusan mendahului bila ruang untuk mendahului telah tercapai 4. Apabila start terlambat pada saat menyiap, harus kembali ke jalur dan kecep rata- rata saat mendahului 15 km/jam lebih besar daripada kendaraan yang didahului 5. Pada saat kembali ke jalur semula perlu jarak dengan kendaraan yang arahnya berlawanan
  • 12. JARAK PANDANG MENDAHULUI (Jd) • Jd = d1 + d2 + d3 + d4 d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m) d2 = jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur semula (m) d3 = jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang datang dari arah berlawanan setelah proses mendahului selesai (m) d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan (m)